SlideShare a Scribd company logo
JURNAL PRAKTIKUM FISIKA MODERN- Spektrometer
Abstrak- judul dari percobaan ini yakni deteksi
radioaktif (geiger muller). Tujuan dari percobaan ini yakni
mengenali berbagai tipe partikel neutron,proton,
elektron,foton, meson dan anti partikel. Mengetahui cara
kerja geiger muller, dan mengetahui jenis-jenis radiasi.
Percobaan ini dilakukan dengan persipan alat dan bahan
diantaranya alat geiger muller, penggaris , sumber radiasi
Am-241, Co-60, Sr-90 , penutup plastik, aluminium, seng
dengan 3 jenis yakni radiasi latar belakang, efek jarak
terhadap radiasi, effek shielding terhadap radiasi.untuk
percobaan pertama geiger muller digunakan untuk
mengukur radiasi diruang pengukuran, perobaan kedua
dengan variasi jarak (1-5 cm) diukur besar radiasi yang
dihasilkan , pada percobaan ketiga diukur radiasi apabila
ada variasi penutup(1-4 lapis). Dan dihasilkan dari
percobaan tersebut yakni Kesimpulan dari percobaan
deteksi radioaktif (geiger muller ) yakni tipe partikel
neutron(netral), proton (+) keduanya penyusun inti,
elektron (-) sering beremisi khusunya radiasi beta, foton
(partikel bernergi namun tak bermassa) meson (partikel
subatomik berperan gaya ikat inti). cara kerja geiger muller
menggunakan prinsip ionisasi gas dalam tabung geiger oleh
sinar radiasi, jenis radiasi ada α (Am-241), β (Co-60, Sr-90,
Am-241) dan γ (Am-241,Co-60)
Kata kunci – radiasi, geiger muller, radiasi sinar
α,β,γ
I. PENDAHULUAN
Radiasi partikel merupakan hal yang umum pada
dunia sains, baik radiasi sinar α,β dan γ. Banyak sekali
digunakan dalam berbagai bidang diantaranya rekayasa
genetika pada dunia pertanian agar mendapatkan bibit
unggul.namun hal yang terpenting yakni pada perlakuan
sinar radiasi partikel tadi. Misal cara deteksi radioaktif
sehingga dapat diterapkan teknologi yang digunakan
untuk mengatasi manfaat maupun kekurangan dari
adanya sinar radioaktif tersebut. Salah satunya dengan
penggunaan alat Geiger muller untuk mendeteksi sinar
radiasi tersebut.
Pada dasarnya atom tersusun atas electron,
neutron maupun proton.pada keadaan dialam missal pada
unsur Radon ternyata bias meluruh menjadi unsur lain .
hal ini dikarenakan tujuan dari peluruhan tersebut yakni
untuk menuju pada kondisi stabil. Proses tersebut bias
juga bias dianggap sebagai proses ionisasi partikel karena
terjadi emisi partikel.
Pada dasarnya sinar radiasi partiker memiliki
karakteristik tersendiri diantaranya radiasi sinar alfa
meiliki karakterisitik bermuatan positif, massa lebih besar
dan energi ionisasi rendah dan tidak bisa menembus kulit.
Radiasi sinar beta bersifat bermuatan negative, massa
lebih kecil dari partakel alfa , bisa menembus
kulit namun tidak untuk aluminium dan energi ionisai
lebih besar daripada sinar alfa. Dan terakhir yakni sinar
gamma bersifat tak bermuatan karena berupa gelombang
elektromagnetik, tidak bermassa serta energi ionisasi
paling besar bisa menembua kulit, aluminimu, beton.
Pada proses ini terjadi pula proses defek massa
yakni proses penyusutan massa inti atom karena adanya
energy ikat inti yang didasari oleh adanya gaya ikat inti .
ketika tidak ada gaya ikat inti maka proton-proton dan
neutron-neutron akan tolak menolak. Maka ketika
terdapat gaya ikat inti maka akan terjadi pengekerutan
atau penyusutan sehinga terdapat selih massa penyusun
nucleon dengan massa inti atom yang disebut defek
massa tadi. Dan ternyata bahwa tak hanya proton,electron
maupun neutron penyusun inti atom, terdapat partikel
yang disebut meson yakni subatomic yang memiliki besar
2/3 ukuran proton, berjari-jari 10-15
m, massa hidup 10-8
s.
dan menurut professor hideki Yukawa bahwa meson
merupakan subatomic yang bertanggung jawab atas gaya
ikat inti antara proton-proton maupun neutron-neutron.
Pada percobaan deteksi radioaktif (Geiger muller ) ini
akan didapat jumlah partikel yang terdeteksi oleh alat
Geiger muller dari sinar α,β dan γ yang nantinya
digunakan untuk mengetahui intensitas sinar radiasi
tersebut, serta mengetahui bahan yang meiliki keuatan
untuk ditembus sinar radiasi, dan daya tembus dari sinar
radiasi tersebut.
II. METODE
Jenis praktikum deteksi radioaktif (Geiger muller ) ini
yakni kauntitatif . hal ini dikarenakan output data yang
dihasilkan berupa jumlah partikel yang ditangkap oleh
alat Geiger muller . yang diukur dalam percobaan ini
yakni intensitas radiasi dari sinar radiasi alfa,beta dan
gamma namun intensitas ini dinyatak dengan daya
tembus sinar radiasi tersebut yang dapat diketahui dari
data jumlah partikel yang didapat pada tiap waktunya.
Untuk percobaan ini dilakukan denganm cara yakni
disiapkan alat dan bahan diantaranya alat Geiger muller,
sumber radiasi (Co-60, Am-241, Sr-90).penggaris, plat
plastik,aluminium, seng sebanyak 4 buah. Dan penopang.
Lalu alat dirangkai seperti gambar berikut.
Deteksi Radioaktif (Geiger Muller)
Aris Widodo, Muhammad Taufiqi, M. zainuri
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: aris.prof@yahoo.co.id
JURNAL PRAKTIKUM FISIKA MODERN- Spektrometer
. Gambar 1. Rangkaian alat
Dan percobaan ini terbagi menjadi 3 macam
yakni percobaan pertama radiasi latar belakang, kedua
pengaruh jarak terhadap intensitas radiasi , ketiga yakni
pengaruh efek shielding terhadap intensitas radiasi. Untuk
percobaan yang pertama, yakni radiasi latar belakang
dilakukan dengan cara alat Geiger muller di nyalakan lalu
lalu tabung penangkap radiasi di arahkan kearah bebas ,
di upayakan pengamat yang berada di depan detector
tidak bergerak dan barang-barang bersifat radiasi di
jauhkan, di catat jumlah partikel yang tertangkap ,
percobaan di lakukan 5 kali pengulangan.
Dan untuk percobaan kedua dilakukan dengan
cara alat Geiger muller di rangkai lalu di tempat sumber
radiasi missal Co-60 di penjepit, lalu di arahkan tabung
penangkap radiasi ke sumber radiasi, di atur jarak
keduanya yakni 1,2,3,4,5 cm , lalu di ukur besarnya
jumlah partikel yang tertangkap oleh alat, percobaan
untuk sumber radiasi Am-241, Sr-90.
Dan untuk percobaan ketiga, dilakukan dengan
cara alat Geiger muller dirangkai, lalu sumber radiasi C0-
60 di jepit dan dihadapkan dengan tabung detector, di atur
jarak keduanya 2 cm, lalu di depat tabung detektor di
variasi jumlah plat penutup yakni 1,2,3,4 dengan variasi
bahan plastik ,seng dan aluminium. Lalu dicatat jumlah
partikel yang tertangkap oleh alat pada setiap variasi
jumlah penutup dan variasi bahan penutup. Percobaan
diulangi untuk sumber radiasi Am-241, Sr-90.
Untuk validasi data , percobaan 1 diulang 5 kali,
percobaan kedua divariasi jarak, percobaan ketiga
divariasi jumlah penutup dan variasi penutup.
Untuk pengolahan data dilakukan dengan cara
untuk percobaan pertama di hitung nilai radiasi
pengukuran rata-rata dengan teknik ralat mutlak maka
akan di hasilkan N=…..± ∆ count/10s. untuk percobaan
kedua dan ketiga dengan membuat plot. Pada percobaan
kedua di plot pada sumbu y = N partikel, x =variasi jarak
lalu di regresi kuadrat sehingga di hasilkan fungsi
kuadratik pada setiap data yang dihasilkan. Untuk
percobaan tiga membuat 2 jenis plot yakni di pertama
berdasarkan jenis bahan penutup dengan sumbu y= N
partake, x = lapis penutup, untuk grafik kedua yakni daya
tembus sinar radiasi yakni perbandingan daya tembus
untuk jenis bahan penutpu yang sama dengan model plot
sama pada jenis grafik pertama.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari percobaan di atas dihasilkan data watu
sebagai berikut.
Tabel 1. Data percobaan radiasi latar belakang
waktu (t)
Pengulangan
ke
N partikel
(count/10s)
10 1 3
10 2 5
10 3 3
10 4 2
10 5 4
Tabel 2. Data percobaan efek jarak
jarak (cm)
jumlah partikel (count/10s)
Co-60 Sr-90 Am-241
1 35 3316 132
2 12 1822 30
3 4 1052 26
4 4 659 10
5 3 440 8
Tabel 3. Efek shielding sumber radiasi Co-60
Co-60
jumlah lapis penutup
N partikel (count/10s)
Plastik Aluminium seng
0 16 15 11
1 14 13 10
2 14 11 9
3 11 8 8
4 11 8 7
JURNAL PRAKTIKUM FISIKA MODERN- Spektrometer
Tabel 4. Efek shielding sumber radiasi Sr-90
Tabel 3. Efek shielding sumber radiasi Am-241
Am-241
jumlah lapis penutup
N partikel (count/10s)
Plastik Aluminium seng
0 30 32 28
1 28 19 11
2 24 19 6
3 22 16 3
4 22 12 3
Pada percobaan 1 dengan metode ralat maka di
hasilkan jumlah N partikel yang tertangkap yakni sebesar
N= 3,4 ± 0,5 count/10s. Adanya ralat tersebut
menunjukkan bahwa akurasi pengukuran dipengaruhi
oleh faktor –faktor perubah besar radiasi. Hal ini
dikarenakan pada saat praktikum terdapat benda yang
memancarkan radiasi yang terdeteksi diantaranya lampu,
handphone. Jenis radiasi lampu yakni gelombang UV dan
jenis radiasi HP yakni gelombang micro, sehingga
gelombang itu akan masuk ke detektor geiger muller dan
mengionisai gas di dalmnya sehingga akan terdeteksi
radiasi pada ruangan tersebut.
Untuk percobaan yang kedua yakni efek jarak
dihasilkan berbagai plot grafik sesuai variasi sumber
radiasi yakni dihasilkan sebagai berikut.
Gambar 2. Grafik sumber radiasi Co-60 pengaruh jarak
Gambar 3. Grafik sumber radiasi Sr-60 pengaruh jarak
Gambar 4. Grafik sumber radiasi Am-241 pengaruh jarak
Dari ketiga grafik tersebut secara garis besar
menghasilkan suatu kejadian yang sama yakni semakin
besar jarak antara detektor dengan sumber radiasi maka
jumlah partikel yang tertangkap semakin kecil hal ini bisa
di analogikan sebagai lampu senter, ketika di senterkan
dengan tembok yang dekat maka tingkat fokusnya tinggi
lingkaran cahanya kecil , tetapi ketika dijauhkan maka
lingkaran cahanya semakin besar artinya sumber radiasi
ketika jaraknya dekat maka radiasi yang di pancarkan
akan fokus di alirkan ke tabung, namu ketika di jauhkan
maka banyak sinar radiasi yang tak tertangkap sehingga
nilainya semakin kecil. Serta dari ketiga sumber radiasi
penurunan nilai radiasi tertangkap tidak membentuk
fungsi kuadrat x berpangkat -2 seperti pada umumnya
nilai penurunan radiasi hal ini di karenakan nilai
penurunannya tidak stabil sehingga dapat di analisa
bahwa terdapat faktor yang menyebabkan ketidak stabilan
tersebut di antaranya hadapan radiant dengan tabung
detektor tidak sehadapan secara lurus sehingga banyak
yang tidak tertangkap secara maksimal sehinnga
penurunan kadang terlonjak sangat besar kadang sangat
kecil. Sehingga hal tersebut yang mempengaruhi.
Untuk percobaan ketiga dihasilkan plot grafik
pengaruh efek shielding sebagai berikut.
Sr-90
jumlah lapis penutup
N partikel (count/10s)
Plastik Aluminium seng
0 1954 1974 1969
1 891 682 38
2 331 146 5
3 79 24 4
4 7 4 4
JURNAL PRAKTIKUM FISIKA MODERN- Spektrometer
Gambar 5. Grafik efek shielding pada Co-60
Gambar 6. Grafik efek shielding pada Sr-60
Gambar 7. Grafik efek shielding pada Am-241
dari ketiga grafik tersebut dapat di ketahui
bahwa bahan penutup yang mudah ditembus yakni plastik
namun yang sulit ditembus yakni seng, hal ini
dikarenakan bahwa plastik hanya bisa menghentikan
radiasi partikel yang bermassa besar sehingga ketika
partikel radiasi tidak berkarakteristik tersebut maka
dengan mudah melewati bidang tersebut, namun pada
seng yang merupakan material logam maka bila radiasi
berupa pancaran elektron maka akan mudah di halangi
oleh seng sehingga seng sangat sulit ditembus.
Gambar 8. daya tembus sumber radiasi dengan penutup plastik
Gambar 9. daya tembus sumber radiasi dengan penutup Aluminium
JURNAL PRAKTIKUM FISIKA MODERN- Spektrometer
gambar 10. daya tembus sumber radiasi dengan penutup seng
Dari penutup plastik daya tembus terkuat pada
sumber radiasi Sr-90 dan yang terlemah yakni Co-60,
pada penutup aluminium daya tembus terkuat pada
sumber radiasi Sr-90 dan yang terlemah pada sumber
radiasi Co-60, namun pada penutup seng daya tembus
tertinggi justru Co-60 dan yang terlemah justru Am-241,
hal ini dikarenakan dari analisa data bahwa jumlah
partikel yang banyak di ionisasi oleh Sr-90 lebih banyak
sehingga dapat disimpulkan bahwa daya tembusnya lebih
besar dan secara karakteristik bahwa Sr-90 merupakan
jenis radiasi β namun perwaktunya emisinya sangat
banyak partikel yang dilontarkan sehingga bnyak yang
lolos baik pada plastik maupun seng, namun disisi lain
Co-60 lontaran emisi partikel perwaktunya sangat kecil
sehingga karena input emisi sebelum menembus penutup
kecil maka yang lolos di tembus maka kecil juga, namun
pada seng hal itu berbalik maka dapt disimpulkan karena
seng bersifat tidak meloloskan elektron maka dengan
kecepetan penembakan tiap waktunya semakin besar
maka banyak yang tidak lolos karena dianalogikan seng
merupakan filter untuk perwaktunya hanya bisa
meloloskan partikel sekian sehingga walaupun tinggi
maka yang diloloskan kecil maka hasilinya berbalik
demikian.
IV. KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan deteksi radioaktif
(geiger muller ) yakni tipe partikel neutron(netral), proton
(+) keduanya penyusun inti, elektron (-) sering beremisi
khusunya radiasi beta, foton (partikel bernergi namun tak
bermassa) meson (partikel subatomik berperan gaya ikat
inti). cara kerja geiger muller menggunakan prinsip
ionisasi gas dalam tabung geiger oleh sinar radiasi, jenis
radiasi ada α (Am-241), β (Co-60, Sr-90, Am-241) dan γ
(Am-241,Co-60)
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten
laboratorium Fisika Modern untuk percobaan deteksi
radioaktfif (geiger muller) muhammad taufiqi yang telah
bersedia membantu baik pada saat sebelum,sedang dan
setelah dilaksanakannya percobaan. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada rekan satu kelompok
atas kerja samanya dalam melaksanakan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Halliday,Fundamental of physics.Jefferon city:John
willey,Inc,2011.
[2] Serway, Modern Physics.USA:Brooks cole,2005.
[3] Tipler,physics for scientist and engineer with modern physics
,.new York:Freeman company,2008.

More Related Content

What's hot

Fisika inti diktat
Fisika inti diktatFisika inti diktat
Fisika inti diktat
Kevin Maulana
 
Laporan praktikum lanjutan fisika inti spektroskopi sinar gamma
Laporan praktikum lanjutan  fisika inti spektroskopi sinar gammaLaporan praktikum lanjutan  fisika inti spektroskopi sinar gamma
Laporan praktikum lanjutan fisika inti spektroskopi sinar gamma
Mukhsinah PuDasya
 
Laporan efisiensi detektor, dead time, spektroskopi gamma, dan hukum kuadrat ...
Laporan efisiensi detektor, dead time, spektroskopi gamma, dan hukum kuadrat ...Laporan efisiensi detektor, dead time, spektroskopi gamma, dan hukum kuadrat ...
Laporan efisiensi detektor, dead time, spektroskopi gamma, dan hukum kuadrat ...
adimputra
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
FKIP UHO
 
PELURUHAN RADIOAKTIF BERANTAI
PELURUHAN RADIOAKTIF BERANTAIPELURUHAN RADIOAKTIF BERANTAI
PELURUHAN RADIOAKTIF BERANTAI
Eni Dahlia
 
Fisika Zat Padat
Fisika Zat PadatFisika Zat Padat
Fisika Zat Padat
Biqom Helda Zia
 
Pp inti atom dan radioaktivitas
Pp inti atom dan radioaktivitasPp inti atom dan radioaktivitas
Pp inti atom dan radioaktivitasSri Wulan Hidayati
 
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
Ryzkha Gso
 
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmLaporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmNurul Hanifah
 
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
Annisa Icha
 
Peluruhan alfa
Peluruhan alfaPeluruhan alfa
Peluruhan alfa
Samms H-Kym
 
Hamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherfordHamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherford
Nurochmah Nurdin
 
Osilasi teredam
Osilasi teredamOsilasi teredam
Osilasi teredam
Aris Widodo
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantumHana Dango
 
Partikel Elementer
Partikel ElementerPartikel Elementer
Partikel Elementer
Ryani Andryani
 
Feromagnetik
FeromagnetikFeromagnetik
Feromagnetik
Putri Mawardani
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
Lailatul Maghfiroh
 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
Khotim U
 
Reaksi Inti dan Teknologi Nuklir ppt
Reaksi Inti dan Teknologi Nuklir pptReaksi Inti dan Teknologi Nuklir ppt
Reaksi Inti dan Teknologi Nuklir ppt
Ilham Adiyaksa
 
Bahan bahan listrik-bahan_magnetik
Bahan bahan listrik-bahan_magnetikBahan bahan listrik-bahan_magnetik
Bahan bahan listrik-bahan_magnetik
dicky julistian
 

What's hot (20)

Fisika inti diktat
Fisika inti diktatFisika inti diktat
Fisika inti diktat
 
Laporan praktikum lanjutan fisika inti spektroskopi sinar gamma
Laporan praktikum lanjutan  fisika inti spektroskopi sinar gammaLaporan praktikum lanjutan  fisika inti spektroskopi sinar gamma
Laporan praktikum lanjutan fisika inti spektroskopi sinar gamma
 
Laporan efisiensi detektor, dead time, spektroskopi gamma, dan hukum kuadrat ...
Laporan efisiensi detektor, dead time, spektroskopi gamma, dan hukum kuadrat ...Laporan efisiensi detektor, dead time, spektroskopi gamma, dan hukum kuadrat ...
Laporan efisiensi detektor, dead time, spektroskopi gamma, dan hukum kuadrat ...
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
PELURUHAN RADIOAKTIF BERANTAI
PELURUHAN RADIOAKTIF BERANTAIPELURUHAN RADIOAKTIF BERANTAI
PELURUHAN RADIOAKTIF BERANTAI
 
Fisika Zat Padat
Fisika Zat PadatFisika Zat Padat
Fisika Zat Padat
 
Pp inti atom dan radioaktivitas
Pp inti atom dan radioaktivitasPp inti atom dan radioaktivitas
Pp inti atom dan radioaktivitas
 
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
 
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmLaporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
 
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
 
Peluruhan alfa
Peluruhan alfaPeluruhan alfa
Peluruhan alfa
 
Hamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherfordHamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherford
 
Osilasi teredam
Osilasi teredamOsilasi teredam
Osilasi teredam
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
Partikel Elementer
Partikel ElementerPartikel Elementer
Partikel Elementer
 
Feromagnetik
FeromagnetikFeromagnetik
Feromagnetik
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
 
Reaksi Inti dan Teknologi Nuklir ppt
Reaksi Inti dan Teknologi Nuklir pptReaksi Inti dan Teknologi Nuklir ppt
Reaksi Inti dan Teknologi Nuklir ppt
 
Bahan bahan listrik-bahan_magnetik
Bahan bahan listrik-bahan_magnetikBahan bahan listrik-bahan_magnetik
Bahan bahan listrik-bahan_magnetik
 

Similar to Deteksi Radioaktif (Geiger Muller)

Laporan cincin newton optik
Laporan cincin newton optik Laporan cincin newton optik
Laporan cincin newton optik
Reny Isro'is Wulandari
 
Eksperimen v serapan sinar radioaktif
Eksperimen v   serapan sinar radioaktifEksperimen v   serapan sinar radioaktif
Eksperimen v serapan sinar radioaktif
Akbar Muhammad
 
Ppt geiger muller klompok 1
Ppt geiger muller klompok 1Ppt geiger muller klompok 1
Ppt geiger muller klompok 1Ernhy Hijoe
 
n ,mnkj,Percobaan geiger muller
n ,mnkj,Percobaan geiger mullern ,mnkj,Percobaan geiger muller
n ,mnkj,Percobaan geiger mullerchyrmdhnty
 
Kisi difraksi
Kisi difraksiKisi difraksi
Kisi difraksi
Aris Widodo
 
Identifikasi spektrometri
Identifikasi spektrometriIdentifikasi spektrometri
Identifikasi spektrometri
Aris Widodo
 
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
Ernhy Hijoe
 
analisis spektroskopi percobaan 1
analisis spektroskopi percobaan 1analisis spektroskopi percobaan 1
analisis spektroskopi percobaan 1
mila_indriani
 
Unsur radioaktif
Unsur radioaktifUnsur radioaktif
Unsur radioaktifVIRGAYANI
 
Laporan percobaan 3 spektrometri
Laporan percobaan 3 spektrometriLaporan percobaan 3 spektrometri
Laporan percobaan 3 spektrometri
niluh srimaharani
 
081211332010 efek fotolistrik
081211332010 efek fotolistrik081211332010 efek fotolistrik
081211332010 efek fotolistrikFakhrun Nisa
 
ppt kurmer kelas x BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
ppt kurmer kelas x BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptxppt kurmer kelas x BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
ppt kurmer kelas x BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
VanLithJulianti
 
Radiasi Benda Hitam,Dicky.pptx
Radiasi Benda Hitam,Dicky.pptxRadiasi Benda Hitam,Dicky.pptx
Radiasi Benda Hitam,Dicky.pptx
DickyRamadhansyah1
 
gelombang-elektromagnetik-x21 (1).ppt
gelombang-elektromagnetik-x21 (1).pptgelombang-elektromagnetik-x21 (1).ppt
gelombang-elektromagnetik-x21 (1).ppt
uptsdn104laba
 
BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptxBAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
FennyAndriani4
 
Radioaktif dan-radioisotop
Radioaktif dan-radioisotopRadioaktif dan-radioisotop
Radioaktif dan-radioisotop
Tri Wijayanto
 
2.difraksi sinar x
2.difraksi sinar x2.difraksi sinar x
2.difraksi sinar x
Irfan Rifa'i
 
Radioaktivitas
RadioaktivitasRadioaktivitas
Radioaktivitas
kemenag
 
Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan SpektrometerLaporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan SpektrometerLatifatul Hidayah
 
Difraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-XDifraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-Xnail fisika
 

Similar to Deteksi Radioaktif (Geiger Muller) (20)

Laporan cincin newton optik
Laporan cincin newton optik Laporan cincin newton optik
Laporan cincin newton optik
 
Eksperimen v serapan sinar radioaktif
Eksperimen v   serapan sinar radioaktifEksperimen v   serapan sinar radioaktif
Eksperimen v serapan sinar radioaktif
 
Ppt geiger muller klompok 1
Ppt geiger muller klompok 1Ppt geiger muller klompok 1
Ppt geiger muller klompok 1
 
n ,mnkj,Percobaan geiger muller
n ,mnkj,Percobaan geiger mullern ,mnkj,Percobaan geiger muller
n ,mnkj,Percobaan geiger muller
 
Kisi difraksi
Kisi difraksiKisi difraksi
Kisi difraksi
 
Identifikasi spektrometri
Identifikasi spektrometriIdentifikasi spektrometri
Identifikasi spektrometri
 
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
 
analisis spektroskopi percobaan 1
analisis spektroskopi percobaan 1analisis spektroskopi percobaan 1
analisis spektroskopi percobaan 1
 
Unsur radioaktif
Unsur radioaktifUnsur radioaktif
Unsur radioaktif
 
Laporan percobaan 3 spektrometri
Laporan percobaan 3 spektrometriLaporan percobaan 3 spektrometri
Laporan percobaan 3 spektrometri
 
081211332010 efek fotolistrik
081211332010 efek fotolistrik081211332010 efek fotolistrik
081211332010 efek fotolistrik
 
ppt kurmer kelas x BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
ppt kurmer kelas x BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptxppt kurmer kelas x BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
ppt kurmer kelas x BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
 
Radiasi Benda Hitam,Dicky.pptx
Radiasi Benda Hitam,Dicky.pptxRadiasi Benda Hitam,Dicky.pptx
Radiasi Benda Hitam,Dicky.pptx
 
gelombang-elektromagnetik-x21 (1).ppt
gelombang-elektromagnetik-x21 (1).pptgelombang-elektromagnetik-x21 (1).ppt
gelombang-elektromagnetik-x21 (1).ppt
 
BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptxBAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
 
Radioaktif dan-radioisotop
Radioaktif dan-radioisotopRadioaktif dan-radioisotop
Radioaktif dan-radioisotop
 
2.difraksi sinar x
2.difraksi sinar x2.difraksi sinar x
2.difraksi sinar x
 
Radioaktivitas
RadioaktivitasRadioaktivitas
Radioaktivitas
 
Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan SpektrometerLaporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
 
Difraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-XDifraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-X
 

More from Aris Widodo

Transistor
TransistorTransistor
Transistor
Aris Widodo
 
Karakteristik dioda
Karakteristik diodaKarakteristik dioda
Karakteristik dioda
Aris Widodo
 
Presentasi Elektronika Dasar 2
Presentasi Elektronika Dasar 2Presentasi Elektronika Dasar 2
Presentasi Elektronika Dasar 2
Aris Widodo
 
Polarimeter
PolarimeterPolarimeter
Polarimeter
Aris Widodo
 
Tetes milikan
Tetes milikanTetes milikan
Tetes milikan
Aris Widodo
 
Spektrometer
SpektrometerSpektrometer
Spektrometer
Aris Widodo
 
Photovoltaic
PhotovoltaicPhotovoltaic
Photovoltaic
Aris Widodo
 
Pengukuran Kapasitans dengan Metode Jembatan
Pengukuran Kapasitans dengan Metode Jembatan Pengukuran Kapasitans dengan Metode Jembatan
Pengukuran Kapasitans dengan Metode Jembatan
Aris Widodo
 
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Aris Widodo
 
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
Aris Widodo
 
Penggunaan Alat Ukur (VOM)
Penggunaan Alat Ukur (VOM)Penggunaan Alat Ukur (VOM)
Penggunaan Alat Ukur (VOM)
Aris Widodo
 
Rangkaian Dasar Seri Paralel
Rangkaian Dasar Seri ParalelRangkaian Dasar Seri Paralel
Rangkaian Dasar Seri Paralel
Aris Widodo
 
PPT spektrometer
PPT spektrometerPPT spektrometer
PPT spektrometer
Aris Widodo
 
PPT elektronika dasar 1
PPT elektronika dasar 1PPT elektronika dasar 1
PPT elektronika dasar 1
Aris Widodo
 

More from Aris Widodo (14)

Transistor
TransistorTransistor
Transistor
 
Karakteristik dioda
Karakteristik diodaKarakteristik dioda
Karakteristik dioda
 
Presentasi Elektronika Dasar 2
Presentasi Elektronika Dasar 2Presentasi Elektronika Dasar 2
Presentasi Elektronika Dasar 2
 
Polarimeter
PolarimeterPolarimeter
Polarimeter
 
Tetes milikan
Tetes milikanTetes milikan
Tetes milikan
 
Spektrometer
SpektrometerSpektrometer
Spektrometer
 
Photovoltaic
PhotovoltaicPhotovoltaic
Photovoltaic
 
Pengukuran Kapasitans dengan Metode Jembatan
Pengukuran Kapasitans dengan Metode Jembatan Pengukuran Kapasitans dengan Metode Jembatan
Pengukuran Kapasitans dengan Metode Jembatan
 
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
 
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
 
Penggunaan Alat Ukur (VOM)
Penggunaan Alat Ukur (VOM)Penggunaan Alat Ukur (VOM)
Penggunaan Alat Ukur (VOM)
 
Rangkaian Dasar Seri Paralel
Rangkaian Dasar Seri ParalelRangkaian Dasar Seri Paralel
Rangkaian Dasar Seri Paralel
 
PPT spektrometer
PPT spektrometerPPT spektrometer
PPT spektrometer
 
PPT elektronika dasar 1
PPT elektronika dasar 1PPT elektronika dasar 1
PPT elektronika dasar 1
 

Deteksi Radioaktif (Geiger Muller)

  • 1. JURNAL PRAKTIKUM FISIKA MODERN- Spektrometer Abstrak- judul dari percobaan ini yakni deteksi radioaktif (geiger muller). Tujuan dari percobaan ini yakni mengenali berbagai tipe partikel neutron,proton, elektron,foton, meson dan anti partikel. Mengetahui cara kerja geiger muller, dan mengetahui jenis-jenis radiasi. Percobaan ini dilakukan dengan persipan alat dan bahan diantaranya alat geiger muller, penggaris , sumber radiasi Am-241, Co-60, Sr-90 , penutup plastik, aluminium, seng dengan 3 jenis yakni radiasi latar belakang, efek jarak terhadap radiasi, effek shielding terhadap radiasi.untuk percobaan pertama geiger muller digunakan untuk mengukur radiasi diruang pengukuran, perobaan kedua dengan variasi jarak (1-5 cm) diukur besar radiasi yang dihasilkan , pada percobaan ketiga diukur radiasi apabila ada variasi penutup(1-4 lapis). Dan dihasilkan dari percobaan tersebut yakni Kesimpulan dari percobaan deteksi radioaktif (geiger muller ) yakni tipe partikel neutron(netral), proton (+) keduanya penyusun inti, elektron (-) sering beremisi khusunya radiasi beta, foton (partikel bernergi namun tak bermassa) meson (partikel subatomik berperan gaya ikat inti). cara kerja geiger muller menggunakan prinsip ionisasi gas dalam tabung geiger oleh sinar radiasi, jenis radiasi ada α (Am-241), β (Co-60, Sr-90, Am-241) dan γ (Am-241,Co-60) Kata kunci – radiasi, geiger muller, radiasi sinar α,β,γ I. PENDAHULUAN Radiasi partikel merupakan hal yang umum pada dunia sains, baik radiasi sinar α,β dan γ. Banyak sekali digunakan dalam berbagai bidang diantaranya rekayasa genetika pada dunia pertanian agar mendapatkan bibit unggul.namun hal yang terpenting yakni pada perlakuan sinar radiasi partikel tadi. Misal cara deteksi radioaktif sehingga dapat diterapkan teknologi yang digunakan untuk mengatasi manfaat maupun kekurangan dari adanya sinar radioaktif tersebut. Salah satunya dengan penggunaan alat Geiger muller untuk mendeteksi sinar radiasi tersebut. Pada dasarnya atom tersusun atas electron, neutron maupun proton.pada keadaan dialam missal pada unsur Radon ternyata bias meluruh menjadi unsur lain . hal ini dikarenakan tujuan dari peluruhan tersebut yakni untuk menuju pada kondisi stabil. Proses tersebut bias juga bias dianggap sebagai proses ionisasi partikel karena terjadi emisi partikel. Pada dasarnya sinar radiasi partiker memiliki karakteristik tersendiri diantaranya radiasi sinar alfa meiliki karakterisitik bermuatan positif, massa lebih besar dan energi ionisasi rendah dan tidak bisa menembus kulit. Radiasi sinar beta bersifat bermuatan negative, massa lebih kecil dari partakel alfa , bisa menembus kulit namun tidak untuk aluminium dan energi ionisai lebih besar daripada sinar alfa. Dan terakhir yakni sinar gamma bersifat tak bermuatan karena berupa gelombang elektromagnetik, tidak bermassa serta energi ionisasi paling besar bisa menembua kulit, aluminimu, beton. Pada proses ini terjadi pula proses defek massa yakni proses penyusutan massa inti atom karena adanya energy ikat inti yang didasari oleh adanya gaya ikat inti . ketika tidak ada gaya ikat inti maka proton-proton dan neutron-neutron akan tolak menolak. Maka ketika terdapat gaya ikat inti maka akan terjadi pengekerutan atau penyusutan sehinga terdapat selih massa penyusun nucleon dengan massa inti atom yang disebut defek massa tadi. Dan ternyata bahwa tak hanya proton,electron maupun neutron penyusun inti atom, terdapat partikel yang disebut meson yakni subatomic yang memiliki besar 2/3 ukuran proton, berjari-jari 10-15 m, massa hidup 10-8 s. dan menurut professor hideki Yukawa bahwa meson merupakan subatomic yang bertanggung jawab atas gaya ikat inti antara proton-proton maupun neutron-neutron. Pada percobaan deteksi radioaktif (Geiger muller ) ini akan didapat jumlah partikel yang terdeteksi oleh alat Geiger muller dari sinar α,β dan γ yang nantinya digunakan untuk mengetahui intensitas sinar radiasi tersebut, serta mengetahui bahan yang meiliki keuatan untuk ditembus sinar radiasi, dan daya tembus dari sinar radiasi tersebut. II. METODE Jenis praktikum deteksi radioaktif (Geiger muller ) ini yakni kauntitatif . hal ini dikarenakan output data yang dihasilkan berupa jumlah partikel yang ditangkap oleh alat Geiger muller . yang diukur dalam percobaan ini yakni intensitas radiasi dari sinar radiasi alfa,beta dan gamma namun intensitas ini dinyatak dengan daya tembus sinar radiasi tersebut yang dapat diketahui dari data jumlah partikel yang didapat pada tiap waktunya. Untuk percobaan ini dilakukan denganm cara yakni disiapkan alat dan bahan diantaranya alat Geiger muller, sumber radiasi (Co-60, Am-241, Sr-90).penggaris, plat plastik,aluminium, seng sebanyak 4 buah. Dan penopang. Lalu alat dirangkai seperti gambar berikut. Deteksi Radioaktif (Geiger Muller) Aris Widodo, Muhammad Taufiqi, M. zainuri Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: aris.prof@yahoo.co.id
  • 2. JURNAL PRAKTIKUM FISIKA MODERN- Spektrometer . Gambar 1. Rangkaian alat Dan percobaan ini terbagi menjadi 3 macam yakni percobaan pertama radiasi latar belakang, kedua pengaruh jarak terhadap intensitas radiasi , ketiga yakni pengaruh efek shielding terhadap intensitas radiasi. Untuk percobaan yang pertama, yakni radiasi latar belakang dilakukan dengan cara alat Geiger muller di nyalakan lalu lalu tabung penangkap radiasi di arahkan kearah bebas , di upayakan pengamat yang berada di depan detector tidak bergerak dan barang-barang bersifat radiasi di jauhkan, di catat jumlah partikel yang tertangkap , percobaan di lakukan 5 kali pengulangan. Dan untuk percobaan kedua dilakukan dengan cara alat Geiger muller di rangkai lalu di tempat sumber radiasi missal Co-60 di penjepit, lalu di arahkan tabung penangkap radiasi ke sumber radiasi, di atur jarak keduanya yakni 1,2,3,4,5 cm , lalu di ukur besarnya jumlah partikel yang tertangkap oleh alat, percobaan untuk sumber radiasi Am-241, Sr-90. Dan untuk percobaan ketiga, dilakukan dengan cara alat Geiger muller dirangkai, lalu sumber radiasi C0- 60 di jepit dan dihadapkan dengan tabung detector, di atur jarak keduanya 2 cm, lalu di depat tabung detektor di variasi jumlah plat penutup yakni 1,2,3,4 dengan variasi bahan plastik ,seng dan aluminium. Lalu dicatat jumlah partikel yang tertangkap oleh alat pada setiap variasi jumlah penutup dan variasi bahan penutup. Percobaan diulangi untuk sumber radiasi Am-241, Sr-90. Untuk validasi data , percobaan 1 diulang 5 kali, percobaan kedua divariasi jarak, percobaan ketiga divariasi jumlah penutup dan variasi penutup. Untuk pengolahan data dilakukan dengan cara untuk percobaan pertama di hitung nilai radiasi pengukuran rata-rata dengan teknik ralat mutlak maka akan di hasilkan N=…..± ∆ count/10s. untuk percobaan kedua dan ketiga dengan membuat plot. Pada percobaan kedua di plot pada sumbu y = N partikel, x =variasi jarak lalu di regresi kuadrat sehingga di hasilkan fungsi kuadratik pada setiap data yang dihasilkan. Untuk percobaan tiga membuat 2 jenis plot yakni di pertama berdasarkan jenis bahan penutup dengan sumbu y= N partake, x = lapis penutup, untuk grafik kedua yakni daya tembus sinar radiasi yakni perbandingan daya tembus untuk jenis bahan penutpu yang sama dengan model plot sama pada jenis grafik pertama. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari percobaan di atas dihasilkan data watu sebagai berikut. Tabel 1. Data percobaan radiasi latar belakang waktu (t) Pengulangan ke N partikel (count/10s) 10 1 3 10 2 5 10 3 3 10 4 2 10 5 4 Tabel 2. Data percobaan efek jarak jarak (cm) jumlah partikel (count/10s) Co-60 Sr-90 Am-241 1 35 3316 132 2 12 1822 30 3 4 1052 26 4 4 659 10 5 3 440 8 Tabel 3. Efek shielding sumber radiasi Co-60 Co-60 jumlah lapis penutup N partikel (count/10s) Plastik Aluminium seng 0 16 15 11 1 14 13 10 2 14 11 9 3 11 8 8 4 11 8 7
  • 3. JURNAL PRAKTIKUM FISIKA MODERN- Spektrometer Tabel 4. Efek shielding sumber radiasi Sr-90 Tabel 3. Efek shielding sumber radiasi Am-241 Am-241 jumlah lapis penutup N partikel (count/10s) Plastik Aluminium seng 0 30 32 28 1 28 19 11 2 24 19 6 3 22 16 3 4 22 12 3 Pada percobaan 1 dengan metode ralat maka di hasilkan jumlah N partikel yang tertangkap yakni sebesar N= 3,4 ± 0,5 count/10s. Adanya ralat tersebut menunjukkan bahwa akurasi pengukuran dipengaruhi oleh faktor –faktor perubah besar radiasi. Hal ini dikarenakan pada saat praktikum terdapat benda yang memancarkan radiasi yang terdeteksi diantaranya lampu, handphone. Jenis radiasi lampu yakni gelombang UV dan jenis radiasi HP yakni gelombang micro, sehingga gelombang itu akan masuk ke detektor geiger muller dan mengionisai gas di dalmnya sehingga akan terdeteksi radiasi pada ruangan tersebut. Untuk percobaan yang kedua yakni efek jarak dihasilkan berbagai plot grafik sesuai variasi sumber radiasi yakni dihasilkan sebagai berikut. Gambar 2. Grafik sumber radiasi Co-60 pengaruh jarak Gambar 3. Grafik sumber radiasi Sr-60 pengaruh jarak Gambar 4. Grafik sumber radiasi Am-241 pengaruh jarak Dari ketiga grafik tersebut secara garis besar menghasilkan suatu kejadian yang sama yakni semakin besar jarak antara detektor dengan sumber radiasi maka jumlah partikel yang tertangkap semakin kecil hal ini bisa di analogikan sebagai lampu senter, ketika di senterkan dengan tembok yang dekat maka tingkat fokusnya tinggi lingkaran cahanya kecil , tetapi ketika dijauhkan maka lingkaran cahanya semakin besar artinya sumber radiasi ketika jaraknya dekat maka radiasi yang di pancarkan akan fokus di alirkan ke tabung, namu ketika di jauhkan maka banyak sinar radiasi yang tak tertangkap sehingga nilainya semakin kecil. Serta dari ketiga sumber radiasi penurunan nilai radiasi tertangkap tidak membentuk fungsi kuadrat x berpangkat -2 seperti pada umumnya nilai penurunan radiasi hal ini di karenakan nilai penurunannya tidak stabil sehingga dapat di analisa bahwa terdapat faktor yang menyebabkan ketidak stabilan tersebut di antaranya hadapan radiant dengan tabung detektor tidak sehadapan secara lurus sehingga banyak yang tidak tertangkap secara maksimal sehinnga penurunan kadang terlonjak sangat besar kadang sangat kecil. Sehingga hal tersebut yang mempengaruhi. Untuk percobaan ketiga dihasilkan plot grafik pengaruh efek shielding sebagai berikut. Sr-90 jumlah lapis penutup N partikel (count/10s) Plastik Aluminium seng 0 1954 1974 1969 1 891 682 38 2 331 146 5 3 79 24 4 4 7 4 4
  • 4. JURNAL PRAKTIKUM FISIKA MODERN- Spektrometer Gambar 5. Grafik efek shielding pada Co-60 Gambar 6. Grafik efek shielding pada Sr-60 Gambar 7. Grafik efek shielding pada Am-241 dari ketiga grafik tersebut dapat di ketahui bahwa bahan penutup yang mudah ditembus yakni plastik namun yang sulit ditembus yakni seng, hal ini dikarenakan bahwa plastik hanya bisa menghentikan radiasi partikel yang bermassa besar sehingga ketika partikel radiasi tidak berkarakteristik tersebut maka dengan mudah melewati bidang tersebut, namun pada seng yang merupakan material logam maka bila radiasi berupa pancaran elektron maka akan mudah di halangi oleh seng sehingga seng sangat sulit ditembus. Gambar 8. daya tembus sumber radiasi dengan penutup plastik Gambar 9. daya tembus sumber radiasi dengan penutup Aluminium
  • 5. JURNAL PRAKTIKUM FISIKA MODERN- Spektrometer gambar 10. daya tembus sumber radiasi dengan penutup seng Dari penutup plastik daya tembus terkuat pada sumber radiasi Sr-90 dan yang terlemah yakni Co-60, pada penutup aluminium daya tembus terkuat pada sumber radiasi Sr-90 dan yang terlemah pada sumber radiasi Co-60, namun pada penutup seng daya tembus tertinggi justru Co-60 dan yang terlemah justru Am-241, hal ini dikarenakan dari analisa data bahwa jumlah partikel yang banyak di ionisasi oleh Sr-90 lebih banyak sehingga dapat disimpulkan bahwa daya tembusnya lebih besar dan secara karakteristik bahwa Sr-90 merupakan jenis radiasi β namun perwaktunya emisinya sangat banyak partikel yang dilontarkan sehingga bnyak yang lolos baik pada plastik maupun seng, namun disisi lain Co-60 lontaran emisi partikel perwaktunya sangat kecil sehingga karena input emisi sebelum menembus penutup kecil maka yang lolos di tembus maka kecil juga, namun pada seng hal itu berbalik maka dapt disimpulkan karena seng bersifat tidak meloloskan elektron maka dengan kecepetan penembakan tiap waktunya semakin besar maka banyak yang tidak lolos karena dianalogikan seng merupakan filter untuk perwaktunya hanya bisa meloloskan partikel sekian sehingga walaupun tinggi maka yang diloloskan kecil maka hasilinya berbalik demikian. IV. KESIMPULAN Kesimpulan dari percobaan deteksi radioaktif (geiger muller ) yakni tipe partikel neutron(netral), proton (+) keduanya penyusun inti, elektron (-) sering beremisi khusunya radiasi beta, foton (partikel bernergi namun tak bermassa) meson (partikel subatomik berperan gaya ikat inti). cara kerja geiger muller menggunakan prinsip ionisasi gas dalam tabung geiger oleh sinar radiasi, jenis radiasi ada α (Am-241), β (Co-60, Sr-90, Am-241) dan γ (Am-241,Co-60) UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten laboratorium Fisika Modern untuk percobaan deteksi radioaktfif (geiger muller) muhammad taufiqi yang telah bersedia membantu baik pada saat sebelum,sedang dan setelah dilaksanakannya percobaan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan satu kelompok atas kerja samanya dalam melaksanakan praktikum. DAFTAR PUSTAKA [1] Halliday,Fundamental of physics.Jefferon city:John willey,Inc,2011. [2] Serway, Modern Physics.USA:Brooks cole,2005. [3] Tipler,physics for scientist and engineer with modern physics ,.new York:Freeman company,2008.