SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
percobaan geiger muller counter
1. Definisi Detektor
Radiasi merupakan suatu cara perambatan energi dari sumber energi ke lingkungannya tanpa
membutuhkan medium atau bahan penghantar tertentu. Radiasi nuklir memiliki dua sifat
yang khas :
• tidak dapat dirasakan secara langsung dan
• dapat menembus berbagai jenis bahan.
oleh karena itu untuk menentukan ada atau tidak adanya radiasi nuklir diperlukan suatu alat,
yaitu pengukur radiasi, yang digunakan utuk mengukur kuantitas, energi, atau dosis radiasi.
Panca indera manusia secara langsung tidak dapat digunakan untuk menangkap atau melihat
ada tidaknya zarah radiasi nuklir, karena manusia memang tidak mempunyai sensor biologis
untuk zarah radiasi nuklir. Walaupun demikian, dengan bantuan peralatan instrumentasi
nuklir maka manusia dapat mendeteksi dan mengukur radiasi nuklir. Jadi manusia
sepenuhnya tergantung pada peralatan instrumentasi nuklir untuk mengetahui dan
memanfaatkan zarah radiasi nuklir tersebut.
Detektor merupakan suatu bahan yang peka terhadap radiasi, yang bila dikenai radiasi akan
menghasilkan tanggapan mengikuti mekanisme yang telah dibahas sebelumnya. Perlu
diperhatikan bahwa suatu bahan yang sensitif terhadap suatu jenis radiasi belum tentu sensitif
terhadap jenis radiasi yang lain. Sebagai contoh, detektor radiasi gamma belum tentu dapat
mendeteksi radiasi neutron.
2. Tipe Detektor Radiasi.
Detektor radiasi bekerja dengan cara mengukur perubahan yang disebabkan oleh penyerapan
energi radiasi oleh medium penyerap. Sebenarnya terdapat banyak mekanisme yang terjadi di
dalam detektor tetapi yang sering digunakan adalah proses ionisasi dan proses sintilasi.
Apabila dilihat dari segi jenis radiasi yang akan dideteksi dan diukur, diketahui ada beberapa
jenis detektor, seperti detektor untuk radiasi alpha, detektor untuk radiasi beta, detektor untuk
radiasi gamma, detektor untuk radiasi sinar-X, dan detektor untuk radiasi neutron. Kalau
dilihat dari segi pengaruh interaksi radiasinya, dikenal beberapa macam detektor, yaitu
detektor ionisasi, detektor proporsional, detektor Geiger muller, detektor sintilasi, dan
detektor semikonduktor atau detektor zat padat.
Walaupun jenis peralatan untuk mendeteksi zarah radiasi nuklir banyak macamnya, akan
tetapi prinsip kerja peralatan tersebut pada umumnya didasarkan pada interaksi zarah radiasi
terhadap detektor (sensor) yang sedemikian rupa sehingga tanggap (respon) dari alat akan
sebanding dengan efek radiasi atau sebanding dengan sifat radiasi yang diukur.
Jadi detektor radiasi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
a) Detektor Isian Gas
b) Detektor Sintilasi
c) Detektor Semikonduktor
3. Detektor Geiger Muller.
Pencacah Geiger, atau disebut juga Pencacah Geiger-Müller adalah sebuah alat pengukur
radiasi ionisasi. Pencacah Geiger bisa digunakan untuk mendeteksi radiasi alpha dan beta.
Sensornya adalah sebuah tabung Geiger-Müller, sebuah tabung yang diisi oleh gas yang akan
bersifat konduktor ketika partikel atau foton radiasi menyebabkan gas (umumnya Argon)
menjadi konduktif. Alat tersebut akan membesarkan sinyal dan menampilkan pada
indikatornya yang bisa berupa jarum penunjuk, lampu atau bunyi klik dimana satu bunyi
menandakan satu partikel. Pada kondisi tertentu, pencacah Geiger dapat digunakan untuk
mendeteksi radiasi gamma, walaupun tingkat reliabilitasnya kurang. Pencacah geiger tidak
bisa digunakan untuk mendeteksi neutron.
Bagian – bagian Detektor Geiger Muller :
• Katoda yaitu dinding tabung logam yang merupakan elektroda negatif. Jika tabung terbuat
dari gelas maka dinding tabung harus dilapisi logam tipis.
• Anoda yaitu kawat tipis atau wolfram yang terbentang di tengah – tengah tabung. Anoda
sebagai elektroda positif.
• Isi tabung yaitu gas bertekanan rendah, biasanya gas beratom tunggal dicampur gas
poliatom (gas yang banyak digunakan Ar dan He).
♦Prinsip kerja Detektor Geiger Muller :
Detektor Geiger Muller meupakan salah satu detektor yang berisi gas. Selain Geiger muller
masih ada detektor lain yang merupakan detektor isiann gas yaitu detektor ionisasi dann
detektor proporsional. Ketiga macam detektor tersebut secara garis besar prinsip kerjanya
sama, yaitu sama-sama menggunakan medium gas. Perbedaannya hanya terletak pada
tegangan yang diberikan pada masing-masing detektor tersebut.
Apabila ke dalam labung masuk zarah radiasi maka radiasi akan mengionisasi gas isian.
Banyaknya pasangan eleklron-ion yang lerjadi pada deleklor Geiger-Muller tidak sebanding
dengan tenaga zarah radiasi yang datang. Hasil ionisasi ini disebul elektron primer. Karena
antara anode dan katode diberikan beda tegangan maka akan timbul medan listrik di antara
kedua eleklrode tersebut. Ion positif akan bergerak kearah dinding tabung (katoda) dengan
kecepatan yang relative lebih lambat bila dibandingkan dengan elektron-elektron yang
bergerak kea rah anoda (+) dengan cepat. Kecepatan geraknya tergantung pada besarnya
tegangan V. sedangkan besarnya tenaga yang diperlukan untuk membentukelektron dan ion
tergantung pada macam gas yang digunakan. Dengan tenaga yang relatif tinggi maka elektron
akan mampu mengionisasi atom-atom sekitarnya. sehingga menimbulkan pasangan elektron-
ion sekunder. Pasangan elektron-ion sekunder inipun masih dapat menimbulkan pasangan
elektron-ion tersier dan seterusnya. sehingga akan terjadi lucutan yang terus-menerus
(avalence).
Kalau tegangan V dinaikkan lebih tinggi lagi maka peristiwa pelucutan elektron sekunder
atau avalanche makin besar dan elektron sekunder yang terbentuk makin banyak. Akibatnya,
anoda diselubungi serta dilindungi oleh muatan negative elektron, sehingga peristiwa ionisasi
akan terhenti. Karena gerak ion positif ke dinding tabung (katoda) lambat, maka ion-ion ini
dapat membentuk semacam lapisan pelindung positif pada permukaan dinding tabung.
Keadaan yang demikian tersebut dinamakan efek muatan ruang atau space charge effect.
Tegangan yang menimbulkan efek muatan ruang adalah tegangan maksimum yang
membatasi berkumpulnya elektron-elektron pada anoda. Dalam keadaan seperti ini detektor
tidak peka lagi terhadap datangnya zarah radiasi. Oleh karena itu efek muata ruang harus
dihindari dengan menambah tegangan V. penambahan tegangan V dimaksudkan supaya
terjadi pelepasan muatan pada anoda sehingga detektor dapat bekerja normal kembali.
Pelepasan muatan dapat terjadi karena elektron mendapat tambahan tenaga kinetic akibat
penambahan tegangan V.
Apabila tegangan dinaikkan terus menerus, pelucutan alektron yang terjadi semakin banyak.
Pada suatu tegangan tertentu peristiwa avalanche elektron sekunder tidak bergantung lagi
oleh jenis radiasi maupun energi (tenaga) radiasi yang datang. Maka dari itu pulsa yang
dihasilkan mempunyai tinggi yang sama. Sehingga detektor Geiger muller tidak bisa
digunakan untuk mengitung energi dari zarah radiasi yang datang.
Kalau tegangan V tersebut dinaikkan lebih tinggi lagi dari tegangan kerja Geiger Muller,
maka detektor tersebut akan rusak, karena sususan molekul gas atau campuran gas tidak pada
perbandingan semula atau terjadi peristiwa pelucutan terus menerusbyang disebut continous
discharge. Hubungan antara besar tegangan yang dipakai dan banyaknya ion yang dapat
dikumpulkan dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Pembagian daerah tegangan kerja tersebut berdasarkan jumlah ion yang terbentuk akibat
kenaikan tegangan yang diberikan kepada detektor isian gas. Adapun pembagian tegangan
tersebut dimulai dari tegangan terendah adalah sebagai berikut:
I. = daerah rekombinasi
II. = daerah ionisasi
III. = daerah proporsional
IV. = daerah proporsioanl terbatas
V. = daerah Geiger Muller
Kurva yang atas adalah ionisasi Alpha, sedangkan kurva bawah adalah ionisasi oleh Beta.
Kedua kurva menunjukkan bahwa pada daerah tegangan kerja tersebut, detektor ionisasi dan
detektor proporsional masih dapat membedakan jenis radiasi dan energi radiasi yang datang.
Dengan demikian, detektor ionisasi dan detektor proporsional dapat digunaknan pada analisis
spectrum energi. Sedangkan detektor Geiger Muller tidak dapat membedakan jenis radiasi
dan energi radiasi.
Tampak dari gambar tersebut bahwa daerah kerja detektor Geiger Muller terletak pada daerah
V. pada tegangan kerja Geiger Muller elektron primer dapat dipercepat membentuk elektron
sekunder dari ionisasi gas dalam tabung Geiger Muller. Dalam hal ini peristiwa ionisasi tidak
tergantung pada jenis radiasi dan besarnya energi radiasi. Tabung Geiger Muller
memanfaatkan ionisasi sekunder sehingga zarah radiasi yang masuk ke detektor Geiger
Muller akan menghasilkan pulsa yang tinggi pulsanya sama. Atas dasar hal ini, detektor
Geiger Muller tidak dapat digunakan untuk melihat spectrum energi, tetapi hanya dapat
digunakan untuk melihat jumlah cacah radiasi saja. Maka detektor Geiger Muller sering
disebut dengan detektor Gross Beta gamma karena tidak bisa membedakan jenis radiasi yang
datang.
Besarnya sudut datang dari sumber radiasi tidak mempengaruhi banyaknya cacah yang
terukur karena prinsip dari detektor Geiger Muller adalah mencacah zarah radiasi selama
radiasi tersebut masih bisa diukur. Berbeda dengan detektor lain misalnya detektor sintilasi
dimana besarnya sudut datang dari sumber radiasi akan mempengaruhi banyaknya pulsa yang
dihasilkan.
Kelebihan Detektor Geiger Muller :
• Konstruksi simple dan Sederhana
• Biaya murah
• Operasional mudah
Kekurangan Detektor Geiger Muller :
• Tidak dapat digunakan untuk spektroskopi karena semua tinggi pulsa sama.
• Efisiensi detektor lebih buruk jika dibandingkan dengan detektor jenis lain.
• Resolusi detektor lebih rendah.
• Waktu mati besar, terbatas untuk laju cacah yang rendah.
CAHYA RAMADHANTY
X-4

More Related Content

What's hot

Termodinamika (4) h termokopel
Termodinamika (4) h termokopelTermodinamika (4) h termokopel
Termodinamika (4) h termokopeljayamartha
 
Pengertian sensor dan tranduser
Pengertian sensor dan tranduserPengertian sensor dan tranduser
Pengertian sensor dan tranduserIlham Dn
 
Termodinamika (4) c pengukuran_temperatur
Termodinamika (4) c pengukuran_temperaturTermodinamika (4) c pengukuran_temperatur
Termodinamika (4) c pengukuran_temperaturjayamartha
 
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanyaBab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanyaAgus Subowo
 
TEKNOLOGI SENSOR TRANSDUCER
TEKNOLOGI SENSOR TRANSDUCERTEKNOLOGI SENSOR TRANSDUCER
TEKNOLOGI SENSOR TRANSDUCERmalika femiyanti
 
Macam2 alat ukur_penggunaanya
Macam2 alat ukur_penggunaanyaMacam2 alat ukur_penggunaanya
Macam2 alat ukur_penggunaanyasayidah mafisah
 
1 laporan praktikum alat pengukur
1 laporan praktikum alat pengukur1 laporan praktikum alat pengukur
1 laporan praktikum alat pengukurDhea Intan Patya
 
Massa Atom, Jumlah Partikel dan Mol
Massa Atom, Jumlah Partikel dan MolMassa Atom, Jumlah Partikel dan Mol
Massa Atom, Jumlah Partikel dan Molninisbanuwati96
 
14708251128_Nilia Fithriyyati_Sensor Suhu
14708251128_Nilia Fithriyyati_Sensor Suhu14708251128_Nilia Fithriyyati_Sensor Suhu
14708251128_Nilia Fithriyyati_Sensor SuhuIPA 2014
 
Pengukuran Besaran Listrik
Pengukuran Besaran ListrikPengukuran Besaran Listrik
Pengukuran Besaran Listrikjajakustija
 
Pengukuran Beban Listrik
Pengukuran Beban Listrik Pengukuran Beban Listrik
Pengukuran Beban Listrik jajakustija
 
Enis alat ukur listrik
Enis alat ukur listrikEnis alat ukur listrik
Enis alat ukur listrikAde Imanudin
 

What's hot (20)

Materi Transduser
Materi TransduserMateri Transduser
Materi Transduser
 
Termodinamika (4) h termokopel
Termodinamika (4) h termokopelTermodinamika (4) h termokopel
Termodinamika (4) h termokopel
 
Materi Aktuator
Materi AktuatorMateri Aktuator
Materi Aktuator
 
Sensor thermal
Sensor thermalSensor thermal
Sensor thermal
 
Pengertian sensor dan tranduser
Pengertian sensor dan tranduserPengertian sensor dan tranduser
Pengertian sensor dan tranduser
 
Termodinamika (4) c pengukuran_temperatur
Termodinamika (4) c pengukuran_temperaturTermodinamika (4) c pengukuran_temperatur
Termodinamika (4) c pengukuran_temperatur
 
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanyaBab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
 
Ppt media kelomok 9
Ppt media kelomok 9Ppt media kelomok 9
Ppt media kelomok 9
 
Alat ukur
Alat ukurAlat ukur
Alat ukur
 
TEKNOLOGI SENSOR TRANSDUCER
TEKNOLOGI SENSOR TRANSDUCERTEKNOLOGI SENSOR TRANSDUCER
TEKNOLOGI SENSOR TRANSDUCER
 
Macam2 alat ukur_penggunaanya
Macam2 alat ukur_penggunaanyaMacam2 alat ukur_penggunaanya
Macam2 alat ukur_penggunaanya
 
H027274272
H027274272H027274272
H027274272
 
1 laporan praktikum alat pengukur
1 laporan praktikum alat pengukur1 laporan praktikum alat pengukur
1 laporan praktikum alat pengukur
 
Sensor Suhu PTC & NTC
Sensor Suhu PTC & NTCSensor Suhu PTC & NTC
Sensor Suhu PTC & NTC
 
Massa Atom, Jumlah Partikel dan Mol
Massa Atom, Jumlah Partikel dan MolMassa Atom, Jumlah Partikel dan Mol
Massa Atom, Jumlah Partikel dan Mol
 
14708251128_Nilia Fithriyyati_Sensor Suhu
14708251128_Nilia Fithriyyati_Sensor Suhu14708251128_Nilia Fithriyyati_Sensor Suhu
14708251128_Nilia Fithriyyati_Sensor Suhu
 
Pengukuran Besaran Listrik
Pengukuran Besaran ListrikPengukuran Besaran Listrik
Pengukuran Besaran Listrik
 
Pengukuran Beban Listrik
Pengukuran Beban Listrik Pengukuran Beban Listrik
Pengukuran Beban Listrik
 
Pengujian transformator
Pengujian transformatorPengujian transformator
Pengujian transformator
 
Enis alat ukur listrik
Enis alat ukur listrikEnis alat ukur listrik
Enis alat ukur listrik
 

Viewers also liked

Innledning universell utforming
Innledning universell utformingInnledning universell utforming
Innledning universell utformingaudmaha
 
Basic Catalogue 01/2014
Basic Catalogue 01/2014Basic Catalogue 01/2014
Basic Catalogue 01/2014ColomboDesign
 
#passet - musikappar
#passet - musikappar#passet - musikappar
#passet - musikapparUlrika Jonson
 
Podglądaj, popisz (się), podziękuj - #Techklub Kraków
Podglądaj, popisz (się), podziękuj - #Techklub KrakówPodglądaj, popisz (się), podziękuj - #Techklub Kraków
Podglądaj, popisz (się), podziękuj - #Techklub KrakówMichal Serwinski
 
Accounts Certificate.PDF
Accounts Certificate.PDFAccounts Certificate.PDF
Accounts Certificate.PDFSipho Nkosi
 
Doc44 procimagens erdas
Doc44 procimagens erdasDoc44 procimagens erdas
Doc44 procimagens erdasOnaldo Nunes
 
Pokazniki pributkovosti yikh_ekonomichna_sutnist
Pokazniki pributkovosti yikh_ekonomichna_sutnistPokazniki pributkovosti yikh_ekonomichna_sutnist
Pokazniki pributkovosti yikh_ekonomichna_sutnistLysenkoJ
 

Viewers also liked (9)

posters
postersposters
posters
 
Innledning universell utforming
Innledning universell utformingInnledning universell utforming
Innledning universell utforming
 
Basic Catalogue 01/2014
Basic Catalogue 01/2014Basic Catalogue 01/2014
Basic Catalogue 01/2014
 
#passet - musikappar
#passet - musikappar#passet - musikappar
#passet - musikappar
 
Podglądaj, popisz (się), podziękuj - #Techklub Kraków
Podglądaj, popisz (się), podziękuj - #Techklub KrakówPodglądaj, popisz (się), podziękuj - #Techklub Kraków
Podglądaj, popisz (się), podziękuj - #Techklub Kraków
 
Accounts Certificate.PDF
Accounts Certificate.PDFAccounts Certificate.PDF
Accounts Certificate.PDF
 
Doc44 procimagens erdas
Doc44 procimagens erdasDoc44 procimagens erdas
Doc44 procimagens erdas
 
Pokazniki pributkovosti yikh_ekonomichna_sutnist
Pokazniki pributkovosti yikh_ekonomichna_sutnistPokazniki pributkovosti yikh_ekonomichna_sutnist
Pokazniki pributkovosti yikh_ekonomichna_sutnist
 
Actividad de analisis 2
Actividad de analisis 2Actividad de analisis 2
Actividad de analisis 2
 

Similar to DETEKSI RADIASI

Laporan efisiensi detektor, dead time, spektroskopi gamma, dan hukum kuadrat ...
Laporan efisiensi detektor, dead time, spektroskopi gamma, dan hukum kuadrat ...Laporan efisiensi detektor, dead time, spektroskopi gamma, dan hukum kuadrat ...
Laporan efisiensi detektor, dead time, spektroskopi gamma, dan hukum kuadrat ...adimputra
 
deteksi-radioaktif deteksi radioaktif deteksi
deteksi-radioaktif deteksi radioaktif deteksideteksi-radioaktif deteksi radioaktif deteksi
deteksi-radioaktif deteksi radioaktif deteksibatan5455
 
Ppt geiger muller klompok 1
Ppt geiger muller klompok 1Ppt geiger muller klompok 1
Ppt geiger muller klompok 1Ernhy Hijoe
 
Fisika Inti
Fisika Inti Fisika Inti
Fisika Inti FKIP UHO
 
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1Ernhy Hijoe
 
sensor cahaya tarwin 13708259014
sensor cahaya tarwin 13708259014sensor cahaya tarwin 13708259014
sensor cahaya tarwin 13708259014kemenag
 
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1Annis Kenny
 
Deteksi Radioaktif (Geiger Muller)
Deteksi Radioaktif (Geiger Muller)Deteksi Radioaktif (Geiger Muller)
Deteksi Radioaktif (Geiger Muller)Aris Widodo
 
Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan SpektrometerLaporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan SpektrometerLatifatul Hidayah
 
P 6 deteksi dan pengukuran radiasi inti
P 6 deteksi dan pengukuran radiasi intiP 6 deteksi dan pengukuran radiasi inti
P 6 deteksi dan pengukuran radiasi intiyusbarina
 
Termodinamika - 04 c
Termodinamika - 04 cTermodinamika - 04 c
Termodinamika - 04 cjayamartha
 
Analisis spektrometri
Analisis spektrometriAnalisis spektrometri
Analisis spektrometriNozha Diszha
 
Eksperimen v serapan sinar radioaktif
Eksperimen v   serapan sinar radioaktifEksperimen v   serapan sinar radioaktif
Eksperimen v serapan sinar radioaktifAkbar Muhammad
 
Gelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetikGelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetikDestina Destina
 

Similar to DETEKSI RADIASI (20)

Laporan efisiensi detektor, dead time, spektroskopi gamma, dan hukum kuadrat ...
Laporan efisiensi detektor, dead time, spektroskopi gamma, dan hukum kuadrat ...Laporan efisiensi detektor, dead time, spektroskopi gamma, dan hukum kuadrat ...
Laporan efisiensi detektor, dead time, spektroskopi gamma, dan hukum kuadrat ...
 
deteksi-radioaktif deteksi radioaktif deteksi
deteksi-radioaktif deteksi radioaktif deteksideteksi-radioaktif deteksi radioaktif deteksi
deteksi-radioaktif deteksi radioaktif deteksi
 
Ppt geiger muller klompok 1
Ppt geiger muller klompok 1Ppt geiger muller klompok 1
Ppt geiger muller klompok 1
 
PERCOBAAN GEIGER MULLER
PERCOBAAN GEIGER MULLERPERCOBAAN GEIGER MULLER
PERCOBAAN GEIGER MULLER
 
Fisika Inti
Fisika Inti Fisika Inti
Fisika Inti
 
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
 
LAPORAN GALVANOMETER
LAPORAN GALVANOMETERLAPORAN GALVANOMETER
LAPORAN GALVANOMETER
 
Aas 1
Aas 1Aas 1
Aas 1
 
Laporan spektronic
Laporan spektronicLaporan spektronic
Laporan spektronic
 
sensor cahaya tarwin 13708259014
sensor cahaya tarwin 13708259014sensor cahaya tarwin 13708259014
sensor cahaya tarwin 13708259014
 
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
 
sensor tranduser
 sensor tranduser sensor tranduser
sensor tranduser
 
Deteksi Radioaktif (Geiger Muller)
Deteksi Radioaktif (Geiger Muller)Deteksi Radioaktif (Geiger Muller)
Deteksi Radioaktif (Geiger Muller)
 
Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan SpektrometerLaporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
 
Laporan Praktikum Rutherford
Laporan Praktikum Rutherford Laporan Praktikum Rutherford
Laporan Praktikum Rutherford
 
P 6 deteksi dan pengukuran radiasi inti
P 6 deteksi dan pengukuran radiasi intiP 6 deteksi dan pengukuran radiasi inti
P 6 deteksi dan pengukuran radiasi inti
 
Termodinamika - 04 c
Termodinamika - 04 cTermodinamika - 04 c
Termodinamika - 04 c
 
Analisis spektrometri
Analisis spektrometriAnalisis spektrometri
Analisis spektrometri
 
Eksperimen v serapan sinar radioaktif
Eksperimen v   serapan sinar radioaktifEksperimen v   serapan sinar radioaktif
Eksperimen v serapan sinar radioaktif
 
Gelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetikGelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik
 

DETEKSI RADIASI

  • 1. percobaan geiger muller counter 1. Definisi Detektor Radiasi merupakan suatu cara perambatan energi dari sumber energi ke lingkungannya tanpa membutuhkan medium atau bahan penghantar tertentu. Radiasi nuklir memiliki dua sifat yang khas : • tidak dapat dirasakan secara langsung dan • dapat menembus berbagai jenis bahan. oleh karena itu untuk menentukan ada atau tidak adanya radiasi nuklir diperlukan suatu alat, yaitu pengukur radiasi, yang digunakan utuk mengukur kuantitas, energi, atau dosis radiasi. Panca indera manusia secara langsung tidak dapat digunakan untuk menangkap atau melihat ada tidaknya zarah radiasi nuklir, karena manusia memang tidak mempunyai sensor biologis untuk zarah radiasi nuklir. Walaupun demikian, dengan bantuan peralatan instrumentasi nuklir maka manusia dapat mendeteksi dan mengukur radiasi nuklir. Jadi manusia sepenuhnya tergantung pada peralatan instrumentasi nuklir untuk mengetahui dan memanfaatkan zarah radiasi nuklir tersebut. Detektor merupakan suatu bahan yang peka terhadap radiasi, yang bila dikenai radiasi akan menghasilkan tanggapan mengikuti mekanisme yang telah dibahas sebelumnya. Perlu diperhatikan bahwa suatu bahan yang sensitif terhadap suatu jenis radiasi belum tentu sensitif terhadap jenis radiasi yang lain. Sebagai contoh, detektor radiasi gamma belum tentu dapat mendeteksi radiasi neutron. 2. Tipe Detektor Radiasi. Detektor radiasi bekerja dengan cara mengukur perubahan yang disebabkan oleh penyerapan energi radiasi oleh medium penyerap. Sebenarnya terdapat banyak mekanisme yang terjadi di dalam detektor tetapi yang sering digunakan adalah proses ionisasi dan proses sintilasi. Apabila dilihat dari segi jenis radiasi yang akan dideteksi dan diukur, diketahui ada beberapa jenis detektor, seperti detektor untuk radiasi alpha, detektor untuk radiasi beta, detektor untuk radiasi gamma, detektor untuk radiasi sinar-X, dan detektor untuk radiasi neutron. Kalau dilihat dari segi pengaruh interaksi radiasinya, dikenal beberapa macam detektor, yaitu detektor ionisasi, detektor proporsional, detektor Geiger muller, detektor sintilasi, dan detektor semikonduktor atau detektor zat padat. Walaupun jenis peralatan untuk mendeteksi zarah radiasi nuklir banyak macamnya, akan tetapi prinsip kerja peralatan tersebut pada umumnya didasarkan pada interaksi zarah radiasi terhadap detektor (sensor) yang sedemikian rupa sehingga tanggap (respon) dari alat akan sebanding dengan efek radiasi atau sebanding dengan sifat radiasi yang diukur. Jadi detektor radiasi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu : a) Detektor Isian Gas b) Detektor Sintilasi c) Detektor Semikonduktor 3. Detektor Geiger Muller. Pencacah Geiger, atau disebut juga Pencacah Geiger-Müller adalah sebuah alat pengukur radiasi ionisasi. Pencacah Geiger bisa digunakan untuk mendeteksi radiasi alpha dan beta. Sensornya adalah sebuah tabung Geiger-Müller, sebuah tabung yang diisi oleh gas yang akan bersifat konduktor ketika partikel atau foton radiasi menyebabkan gas (umumnya Argon) menjadi konduktif. Alat tersebut akan membesarkan sinyal dan menampilkan pada indikatornya yang bisa berupa jarum penunjuk, lampu atau bunyi klik dimana satu bunyi menandakan satu partikel. Pada kondisi tertentu, pencacah Geiger dapat digunakan untuk mendeteksi radiasi gamma, walaupun tingkat reliabilitasnya kurang. Pencacah geiger tidak
  • 2. bisa digunakan untuk mendeteksi neutron. Bagian – bagian Detektor Geiger Muller : • Katoda yaitu dinding tabung logam yang merupakan elektroda negatif. Jika tabung terbuat dari gelas maka dinding tabung harus dilapisi logam tipis. • Anoda yaitu kawat tipis atau wolfram yang terbentang di tengah – tengah tabung. Anoda sebagai elektroda positif. • Isi tabung yaitu gas bertekanan rendah, biasanya gas beratom tunggal dicampur gas poliatom (gas yang banyak digunakan Ar dan He). ♦Prinsip kerja Detektor Geiger Muller : Detektor Geiger Muller meupakan salah satu detektor yang berisi gas. Selain Geiger muller masih ada detektor lain yang merupakan detektor isiann gas yaitu detektor ionisasi dann detektor proporsional. Ketiga macam detektor tersebut secara garis besar prinsip kerjanya sama, yaitu sama-sama menggunakan medium gas. Perbedaannya hanya terletak pada tegangan yang diberikan pada masing-masing detektor tersebut. Apabila ke dalam labung masuk zarah radiasi maka radiasi akan mengionisasi gas isian. Banyaknya pasangan eleklron-ion yang lerjadi pada deleklor Geiger-Muller tidak sebanding dengan tenaga zarah radiasi yang datang. Hasil ionisasi ini disebul elektron primer. Karena antara anode dan katode diberikan beda tegangan maka akan timbul medan listrik di antara kedua eleklrode tersebut. Ion positif akan bergerak kearah dinding tabung (katoda) dengan kecepatan yang relative lebih lambat bila dibandingkan dengan elektron-elektron yang bergerak kea rah anoda (+) dengan cepat. Kecepatan geraknya tergantung pada besarnya tegangan V. sedangkan besarnya tenaga yang diperlukan untuk membentukelektron dan ion tergantung pada macam gas yang digunakan. Dengan tenaga yang relatif tinggi maka elektron akan mampu mengionisasi atom-atom sekitarnya. sehingga menimbulkan pasangan elektron- ion sekunder. Pasangan elektron-ion sekunder inipun masih dapat menimbulkan pasangan elektron-ion tersier dan seterusnya. sehingga akan terjadi lucutan yang terus-menerus (avalence). Kalau tegangan V dinaikkan lebih tinggi lagi maka peristiwa pelucutan elektron sekunder atau avalanche makin besar dan elektron sekunder yang terbentuk makin banyak. Akibatnya, anoda diselubungi serta dilindungi oleh muatan negative elektron, sehingga peristiwa ionisasi akan terhenti. Karena gerak ion positif ke dinding tabung (katoda) lambat, maka ion-ion ini dapat membentuk semacam lapisan pelindung positif pada permukaan dinding tabung. Keadaan yang demikian tersebut dinamakan efek muatan ruang atau space charge effect. Tegangan yang menimbulkan efek muatan ruang adalah tegangan maksimum yang membatasi berkumpulnya elektron-elektron pada anoda. Dalam keadaan seperti ini detektor tidak peka lagi terhadap datangnya zarah radiasi. Oleh karena itu efek muata ruang harus dihindari dengan menambah tegangan V. penambahan tegangan V dimaksudkan supaya terjadi pelepasan muatan pada anoda sehingga detektor dapat bekerja normal kembali. Pelepasan muatan dapat terjadi karena elektron mendapat tambahan tenaga kinetic akibat penambahan tegangan V. Apabila tegangan dinaikkan terus menerus, pelucutan alektron yang terjadi semakin banyak. Pada suatu tegangan tertentu peristiwa avalanche elektron sekunder tidak bergantung lagi oleh jenis radiasi maupun energi (tenaga) radiasi yang datang. Maka dari itu pulsa yang dihasilkan mempunyai tinggi yang sama. Sehingga detektor Geiger muller tidak bisa digunakan untuk mengitung energi dari zarah radiasi yang datang. Kalau tegangan V tersebut dinaikkan lebih tinggi lagi dari tegangan kerja Geiger Muller, maka detektor tersebut akan rusak, karena sususan molekul gas atau campuran gas tidak pada perbandingan semula atau terjadi peristiwa pelucutan terus menerusbyang disebut continous
  • 3. discharge. Hubungan antara besar tegangan yang dipakai dan banyaknya ion yang dapat dikumpulkan dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Pembagian daerah tegangan kerja tersebut berdasarkan jumlah ion yang terbentuk akibat kenaikan tegangan yang diberikan kepada detektor isian gas. Adapun pembagian tegangan tersebut dimulai dari tegangan terendah adalah sebagai berikut: I. = daerah rekombinasi II. = daerah ionisasi III. = daerah proporsional IV. = daerah proporsioanl terbatas V. = daerah Geiger Muller Kurva yang atas adalah ionisasi Alpha, sedangkan kurva bawah adalah ionisasi oleh Beta. Kedua kurva menunjukkan bahwa pada daerah tegangan kerja tersebut, detektor ionisasi dan detektor proporsional masih dapat membedakan jenis radiasi dan energi radiasi yang datang. Dengan demikian, detektor ionisasi dan detektor proporsional dapat digunaknan pada analisis spectrum energi. Sedangkan detektor Geiger Muller tidak dapat membedakan jenis radiasi dan energi radiasi. Tampak dari gambar tersebut bahwa daerah kerja detektor Geiger Muller terletak pada daerah V. pada tegangan kerja Geiger Muller elektron primer dapat dipercepat membentuk elektron sekunder dari ionisasi gas dalam tabung Geiger Muller. Dalam hal ini peristiwa ionisasi tidak tergantung pada jenis radiasi dan besarnya energi radiasi. Tabung Geiger Muller memanfaatkan ionisasi sekunder sehingga zarah radiasi yang masuk ke detektor Geiger Muller akan menghasilkan pulsa yang tinggi pulsanya sama. Atas dasar hal ini, detektor Geiger Muller tidak dapat digunakan untuk melihat spectrum energi, tetapi hanya dapat digunakan untuk melihat jumlah cacah radiasi saja. Maka detektor Geiger Muller sering disebut dengan detektor Gross Beta gamma karena tidak bisa membedakan jenis radiasi yang datang. Besarnya sudut datang dari sumber radiasi tidak mempengaruhi banyaknya cacah yang terukur karena prinsip dari detektor Geiger Muller adalah mencacah zarah radiasi selama radiasi tersebut masih bisa diukur. Berbeda dengan detektor lain misalnya detektor sintilasi dimana besarnya sudut datang dari sumber radiasi akan mempengaruhi banyaknya pulsa yang dihasilkan. Kelebihan Detektor Geiger Muller : • Konstruksi simple dan Sederhana • Biaya murah • Operasional mudah Kekurangan Detektor Geiger Muller : • Tidak dapat digunakan untuk spektroskopi karena semua tinggi pulsa sama. • Efisiensi detektor lebih buruk jika dibandingkan dengan detektor jenis lain. • Resolusi detektor lebih rendah. • Waktu mati besar, terbatas untuk laju cacah yang rendah. CAHYA RAMADHANTY X-4