SlideShare a Scribd company logo
Kristal 
Doni Saldiro|1 Januari 2009 - 11:20 WIB|Komponen Dasar|Komentar (27) 
Kristal lazimnya digunakan untuk rangkaian osilator yang 
menuntut stabilitas frekuensi yang tinggi dalam jangka waktu yang panjang. Alasan 
utamanya adalah karena perubahan nilai frekuensi kristal seiring dengan waktu, atau disebut 
juga dengan istilah faktor penuaan frekuensi (frequency aging), jauh lebih kecil dari pada 
osilator-osilator lain. Faktor penuaan frekuensi untuk kristal berkisar pada angka 
±5ppm/tahun, jauh lebih baik dari pada faktor penuaan frekuensi osilator RC ataupun osilator 
LC yang biasanya berada diatas ±1%/tahun. 
Simbol KristalKristal juga mempunyai stabilitas suhu yang sangat bagus. 
Lazimnya, nilai koefisien suhu kristal berada dikisaran ±50ppm direntangan suhu operasi 
normal dari -20°C sampai dengan +70°C. Bandingkan dengan koefisien suhu kapasitor yang 
bisa mencapai beberapa persen. Untuk aplikasi yang menuntut stabilitas suhu yang lebih 
tinggi, kristal dapat dioperasikan didalam sebuah oven kecil yang dijaga agar suhunya selalu 
konstan. 
Tatanan Fisik 
Material yang mempunyai bentuk struktur kristalin, seperti quartz, mempunyai satu sifat unik 
yaitu mampu menghasilkan tegangan listrik ketika diberi tekanan mekanikal dan juga 
sebaliknya, berubah bentuk mekanikalnya ketika diberi tegangan listrik. Sifat ini dikenal 
dengan nama efek piezo-electric. 
Sifat inilah yang dimanfaatkan untuk menghasilkan resonansi listrik-mekanik, sehingga 
kristal akan bergetar pada frekuensi alami tertentu jika diberi tegangan listrik bolak-balik. 
Frekuensi alami ini ditentukan oleh potongan dan dimensi keping kristal, yang ditetapkan 
pada saat pembuatan. 
Karena potongan dan dimensi keping kristal dapat dikontrol secara presisi pada saat proses 
produksi, maka kristal mempunyai frekuensi getar alami yang sangat akurat. Akurasi kristal 
umumnya berada pada kisaran ±30ppm, dengan akurasi yang lebih tinggi juga tersedia 
walaupun harganya tentu lebih mahal. 
Potongan keping kristal mengacu kepada orientasi sudut pemotongan keping kristal terhadap 
garis struktur kristalin, dan juga bentuk keping kristal tersebut. Ada banyak standar potongan 
keping kristal, yang masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Sebagai
contoh, potongan AT yang populer mempunyai frekuensi fundamental maksimum yang tidak 
terlalu tinggi dan koefisien suhu yang cukup baik (berbentuk kurva fungsi kubik). Contoh 
lain adalah potongan BT, yang mempunyai frekuensi fundamental maksimum yang lebih 
tinggi tetapi koefisien suhunya lebih buruk (berbentuk kurva parabolik). 
Kristal dapat dioperasikan pada frekuensi fundamental atau salah satu dari frekuensi-frekuensi 
harmonik ganjil (odd harmonics) yang biasa disebut dengan istilah overtones. 
Frekuensi fundamental maksimum sebuah kristal ditentukan oleh potongan dan dimensi 
keping kristal. Semakin tinggi frekuensi fundamental sebuah kristal, semakin tipis keping 
kristal tersebut, sehingga keping kristal menjadi rapuh dan mudah patah. Jadi untuk mencapai 
spesifikasi frekuensi getar yang lebih tinggi, kristal harus beroperasi menggunakan salah satu 
overtone yang ada. 
Walaupun quartz adalah material yang paling sering digunakan untuk membuat kristal, 
material lain seperti lithium-niobate, lithium-tantalate, bismuth-germanium oxide dan 
alumimium-phosphate juga dapat dipakai untuk membuat kristal. Material lain yang juga 
dapat digunakan adalah sejenis keramik yang terbuat dari padatan timbal, zirconium dan 
titanium dan material polimer seperti polyvinyl chloride dan difluorpolyethylene. 
Rangkaian Ekuivalen 
Rangkaian Ekuivalen KristalDari sudut pandang bidang 
elektronika, tata kerja kristal dapat diilustrasikan melalui rangkaian ekuivalen yang terdiri 
dari dua buah kapasitor, satu buah induktor dan satu buah resistor. 
Induktor L1 (motional inductance) adalah padanan dari massa keping kristal yang bergetar, 
kapasitor C1 (motional capacitance) adalah padanan dari kekakuan keping kristal melawan 
getaran dan resistor R1 adalah padanan dari energi yang hilang diserap oleh kristal karena 
bentuknya mengalami perubahan ketika bergetar. Kapasitor C0 (shunt capacitor) adalah 
kapasitansi yang terbentuk diantara dua elektroda yang mengapit potongan kristal. 
Frekuensi getar alami kristal diberikan oleh persamaan berikut: 
Umumnya, nilai induktansi L1 adalah sangat tinggi sementara nilai 
kapasitansi C1 sangat rendah. Sebagai contoh, sebuah kristal yang mempunyai frekuensi getar 
10MHz mempunyai nilai L1 = 0.05H, C1 = 0.0051pF, R1 = 5Ω dan C0 = 6pF. 
Rasio antara nilai induktansi L1 dan kapasitansi C1 yang sangat besar, jauh melampaui nilai 
rasio yang lazim didapat jika menggunakan komponen biasa, sehingga nilai faktor kualitas 
(Q) dari kristal menjadi jauh lebih tinggi daripada rangkaian LC biasa. 
Faktor kualitas sebuah kristal diberikan oleh persamaan berikut: 
Nilai faktor kualitas kristal umumnya bekisar diantara 104 sampai
dengan 106, bandingkan dengan nilai faktor-kualitas rangkaian LC biasa yang hanya berkisar 
diangka ratusan. 
Kristal dapat diterapkan pada rangkaian resonansi-seri ataupun resonansi-paralel. Pada 
rangkaian resonansi-seri, kristal bersifat seolah-olah terdiri dari sebuah kapasitor dan sebuah 
induktor yang dirangkai secara seri. Impedansi kristal akan mencapai nilai terendah, yaitu 
sama dengan nilai tahanan R1, pada frekuensi getar alami. 
Pada rangkaian resonansi-paralel, kristal bersifat seperti terdiri dari sebuah kapasitor dan 
sebuah induktor yang dirangkai secara paralel. Impedansi kristal akan mencapai nilai 
tertinggi pada frekuensi getar alami. Perlu dicatat bahwa frekuensi getar alami sebuah kristal 
yang sama jika beroperasi secara resonansi-paralel adalah sedikit lebih tinggi daripada ketika 
dioperasikan secara resonansi-seri. Fenomena ini dikenal dengan istilah pulling, yang 
besarannya tergantung kepada rasio dari C1 dengan C0 dan CL. 
Besarnya perubahan frekuensi yang disebabkan oleh faktor pulling ini diberikan oleh 
persamaan berikut: 
Kristal biasanya dibentuk sedemikian rupa sehingga lebih optimal jika 
dioperasikan pada salah satu mode tertentu, baik itu secara resonansi-seri ataupun resonansi-paralel. 
Aplikasi Kristal 
Osilator ColpittsKristal dapat digunakan 
sebagai pengganti jajaran resonansi LC untuk hampir semua jenis rangkaian osilator, baik 
secara resonansi-seri maupun resonansi-paralel. Sebagai contoh adalah rangkaian osilator 
Colpitts yang menggunakan jajaran kristal dan kapasitor secara resonansi-seri.
Osilator PierceSatu contoh lain adalah rangkaian osilator Pierce 
yang menggunakan jajaran kristal dan kapasitor secara resonansi-paralel pada jalur umpan-balik. 
Osilator Pierce ini sangat populer dan kerap digunakan karena mempunyai 
karakteristik stabilitas yang lebih superior dibandingkan dengan rangkaian osilator lainnya. 
Osilator CMOSRangkaian osilator populer lain menggunakan sebuah 
CMOS inverter yang menerapkan kristal pada jalur umpan-balik dari kaki output ke kaki 
input. Osilator ini mempunyai prinsip kerja yang serupa dengan osilator Pierce. 
Rangkaian osilator klasik ini diterapkan secara luas sebagai sumber frekuensi denyut (clock 
frequency) pada rangkaian digital dan juga menjadi dasar cara kerja rangkaian osilator 
terpadu yang biasa digunakan oleh mikrokontroler. 
Kedua kapasitor yang terhubung dari kaki-kaki kristal ke ground adalah kapasitor beban 
(load capacitance) yang perlu untuk berfungsinya rangkaian osilator ini. Nilai total kapasitor 
beban akan mempengaruhi frekuensi getar sebuah kristal. Efek ini juga disebut pulling, 
dimana perubahan nilai kapasitor beban (atau mode resonansi, seperti disebutkan diatas) 
dalam rangkaian osilator kristal akan merubah frekuensi getar kristal tersebut. 
Pulling dapat digunakan untuk mengatur frekuensi getar kristal, walaupun hanya dalam 
rentangan yang terbatas. Biasanya, lembaran data kristal mencantumkan nilai nominal 
kapasitor beban yang tepat untuk mendapatkan spesifikasi frekuensi getar yang tertera. 
Resistor R2 berfungsi untuk membatasi tingkat pasokan daya (drive level) kepada kristal. 
Tingkat pasokan daya yang terlalu rendah akan menyebabkan kristal gagal berosilasi dan 
sebaliknya, jika terlalu tinggi akan mempengaruhi stabilitas frekuensi kristal atau malah dapat 
menyebabkan keping kristal menjadi retak. 
Kristal jenis HC49 memerlukan tingkat pasokan daya dikisaran 1mW, sedangkan kristal 
HC49S atau HC49SM memerlukan sekitar 100μW. Semakin besar dimensi kepingan kristal,
akan semakin tinggi pasokan daya yang dibutuhkan. Tingkat pasokan daya juga dipengaruhi 
oleh frekuensi getar, dimana frekuensi getar yang lebih tinggi akan memerlukan pasokan 
daya yang lebih besar. 
Kemasan Kristal 
Kemasan KristalKristal tersedia dalam berbagai bentuk 
kemasan. Kemasan yang populer adalah HC49 dan HC49S. HC49S mempunyai bentuk tapak 
yang sama dengan HC49, tetapi kemasannya lebih pendek. HC49S juga tersedia untuk 
aplikasi SMD (HC49SM), dengan kaki yang ditekuk rata dibawah dasar yang terbuat dari 
plastik. Kemasan SMD bentuk lain juga banyak tersedia dipasaran. 
Perlu diingat bahwa kristal dengan kemasan yang berbeda akan mempunyai karakteristik 
yang berbeda pula. Hal ini disebabkan karena dimensi dan bentuk keping kristal tergantung 
kepada besarnya kemasan. Sebagai contoh, kemasan HC49 biasanya berisikan keping kristal 
yang berbentuk piringan, sedangkan kemasan HC49S, karena lebih pendek, berisikan keping 
kristal berbentuk persegi panjang.
Gambar osiloscope
Gambar osiloscope
Gambar osiloscope

More Related Content

Similar to Gambar osiloscope

Elektronikla dcasar
Elektronikla dcasarElektronikla dcasar
Elektronikla dcasar
amronzamzami
 
Komponen pasif elektronika
Komponen pasif elektronikaKomponen pasif elektronika
Komponen pasif elektronika
Aris Saputro
 
Osilator....................................................
Osilator....................................................Osilator....................................................
Osilator....................................................
WahyuNi777138
 

Similar to Gambar osiloscope (20)

Osilator
OsilatorOsilator
Osilator
 
Osilator
OsilatorOsilator
Osilator
 
Elektronikla dcasar
Elektronikla dcasarElektronikla dcasar
Elektronikla dcasar
 
Makalah resistor
Makalah resistorMakalah resistor
Makalah resistor
 
Osilator pierce
Osilator pierceOsilator pierce
Osilator pierce
 
Job 6 osilator colpitts dan hartley
Job 6 osilator colpitts dan hartleyJob 6 osilator colpitts dan hartley
Job 6 osilator colpitts dan hartley
 
Komponen pasif elektronika
Komponen pasif elektronikaKomponen pasif elektronika
Komponen pasif elektronika
 
PPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptx
PPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptxPPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptx
PPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptx
 
15 mekanisme penguatan
15 mekanisme penguatan15 mekanisme penguatan
15 mekanisme penguatan
 
Osilator....................................................
Osilator....................................................Osilator....................................................
Osilator....................................................
 
ppt mat.pptx
ppt mat.pptxppt mat.pptx
ppt mat.pptx
 
Modul 1 resistor
Modul 1 resistorModul 1 resistor
Modul 1 resistor
 
fdokumen.com_las-listrik-smaw.ppt
fdokumen.com_las-listrik-smaw.pptfdokumen.com_las-listrik-smaw.ppt
fdokumen.com_las-listrik-smaw.ppt
 
Resistor
ResistorResistor
Resistor
 
makalah induktok murni
makalah induktok murnimakalah induktok murni
makalah induktok murni
 
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
 
Resistor
ResistorResistor
Resistor
 
Revisi karakteristik transistor muhammad f_ridwan_tma
Revisi karakteristik transistor muhammad f_ridwan_tmaRevisi karakteristik transistor muhammad f_ridwan_tma
Revisi karakteristik transistor muhammad f_ridwan_tma
 
Tugas kristalografi dan difraksi
Tugas kristalografi dan difraksiTugas kristalografi dan difraksi
Tugas kristalografi dan difraksi
 
Ringkasan zat padat
Ringkasan zat padatRingkasan zat padat
Ringkasan zat padat
 

Recently uploaded

Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 

Recently uploaded (20)

BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
 
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdfALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
 
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
 
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 

Gambar osiloscope

  • 1. Kristal Doni Saldiro|1 Januari 2009 - 11:20 WIB|Komponen Dasar|Komentar (27) Kristal lazimnya digunakan untuk rangkaian osilator yang menuntut stabilitas frekuensi yang tinggi dalam jangka waktu yang panjang. Alasan utamanya adalah karena perubahan nilai frekuensi kristal seiring dengan waktu, atau disebut juga dengan istilah faktor penuaan frekuensi (frequency aging), jauh lebih kecil dari pada osilator-osilator lain. Faktor penuaan frekuensi untuk kristal berkisar pada angka ±5ppm/tahun, jauh lebih baik dari pada faktor penuaan frekuensi osilator RC ataupun osilator LC yang biasanya berada diatas ±1%/tahun. Simbol KristalKristal juga mempunyai stabilitas suhu yang sangat bagus. Lazimnya, nilai koefisien suhu kristal berada dikisaran ±50ppm direntangan suhu operasi normal dari -20°C sampai dengan +70°C. Bandingkan dengan koefisien suhu kapasitor yang bisa mencapai beberapa persen. Untuk aplikasi yang menuntut stabilitas suhu yang lebih tinggi, kristal dapat dioperasikan didalam sebuah oven kecil yang dijaga agar suhunya selalu konstan. Tatanan Fisik Material yang mempunyai bentuk struktur kristalin, seperti quartz, mempunyai satu sifat unik yaitu mampu menghasilkan tegangan listrik ketika diberi tekanan mekanikal dan juga sebaliknya, berubah bentuk mekanikalnya ketika diberi tegangan listrik. Sifat ini dikenal dengan nama efek piezo-electric. Sifat inilah yang dimanfaatkan untuk menghasilkan resonansi listrik-mekanik, sehingga kristal akan bergetar pada frekuensi alami tertentu jika diberi tegangan listrik bolak-balik. Frekuensi alami ini ditentukan oleh potongan dan dimensi keping kristal, yang ditetapkan pada saat pembuatan. Karena potongan dan dimensi keping kristal dapat dikontrol secara presisi pada saat proses produksi, maka kristal mempunyai frekuensi getar alami yang sangat akurat. Akurasi kristal umumnya berada pada kisaran ±30ppm, dengan akurasi yang lebih tinggi juga tersedia walaupun harganya tentu lebih mahal. Potongan keping kristal mengacu kepada orientasi sudut pemotongan keping kristal terhadap garis struktur kristalin, dan juga bentuk keping kristal tersebut. Ada banyak standar potongan keping kristal, yang masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Sebagai
  • 2. contoh, potongan AT yang populer mempunyai frekuensi fundamental maksimum yang tidak terlalu tinggi dan koefisien suhu yang cukup baik (berbentuk kurva fungsi kubik). Contoh lain adalah potongan BT, yang mempunyai frekuensi fundamental maksimum yang lebih tinggi tetapi koefisien suhunya lebih buruk (berbentuk kurva parabolik). Kristal dapat dioperasikan pada frekuensi fundamental atau salah satu dari frekuensi-frekuensi harmonik ganjil (odd harmonics) yang biasa disebut dengan istilah overtones. Frekuensi fundamental maksimum sebuah kristal ditentukan oleh potongan dan dimensi keping kristal. Semakin tinggi frekuensi fundamental sebuah kristal, semakin tipis keping kristal tersebut, sehingga keping kristal menjadi rapuh dan mudah patah. Jadi untuk mencapai spesifikasi frekuensi getar yang lebih tinggi, kristal harus beroperasi menggunakan salah satu overtone yang ada. Walaupun quartz adalah material yang paling sering digunakan untuk membuat kristal, material lain seperti lithium-niobate, lithium-tantalate, bismuth-germanium oxide dan alumimium-phosphate juga dapat dipakai untuk membuat kristal. Material lain yang juga dapat digunakan adalah sejenis keramik yang terbuat dari padatan timbal, zirconium dan titanium dan material polimer seperti polyvinyl chloride dan difluorpolyethylene. Rangkaian Ekuivalen Rangkaian Ekuivalen KristalDari sudut pandang bidang elektronika, tata kerja kristal dapat diilustrasikan melalui rangkaian ekuivalen yang terdiri dari dua buah kapasitor, satu buah induktor dan satu buah resistor. Induktor L1 (motional inductance) adalah padanan dari massa keping kristal yang bergetar, kapasitor C1 (motional capacitance) adalah padanan dari kekakuan keping kristal melawan getaran dan resistor R1 adalah padanan dari energi yang hilang diserap oleh kristal karena bentuknya mengalami perubahan ketika bergetar. Kapasitor C0 (shunt capacitor) adalah kapasitansi yang terbentuk diantara dua elektroda yang mengapit potongan kristal. Frekuensi getar alami kristal diberikan oleh persamaan berikut: Umumnya, nilai induktansi L1 adalah sangat tinggi sementara nilai kapasitansi C1 sangat rendah. Sebagai contoh, sebuah kristal yang mempunyai frekuensi getar 10MHz mempunyai nilai L1 = 0.05H, C1 = 0.0051pF, R1 = 5Ω dan C0 = 6pF. Rasio antara nilai induktansi L1 dan kapasitansi C1 yang sangat besar, jauh melampaui nilai rasio yang lazim didapat jika menggunakan komponen biasa, sehingga nilai faktor kualitas (Q) dari kristal menjadi jauh lebih tinggi daripada rangkaian LC biasa. Faktor kualitas sebuah kristal diberikan oleh persamaan berikut: Nilai faktor kualitas kristal umumnya bekisar diantara 104 sampai
  • 3. dengan 106, bandingkan dengan nilai faktor-kualitas rangkaian LC biasa yang hanya berkisar diangka ratusan. Kristal dapat diterapkan pada rangkaian resonansi-seri ataupun resonansi-paralel. Pada rangkaian resonansi-seri, kristal bersifat seolah-olah terdiri dari sebuah kapasitor dan sebuah induktor yang dirangkai secara seri. Impedansi kristal akan mencapai nilai terendah, yaitu sama dengan nilai tahanan R1, pada frekuensi getar alami. Pada rangkaian resonansi-paralel, kristal bersifat seperti terdiri dari sebuah kapasitor dan sebuah induktor yang dirangkai secara paralel. Impedansi kristal akan mencapai nilai tertinggi pada frekuensi getar alami. Perlu dicatat bahwa frekuensi getar alami sebuah kristal yang sama jika beroperasi secara resonansi-paralel adalah sedikit lebih tinggi daripada ketika dioperasikan secara resonansi-seri. Fenomena ini dikenal dengan istilah pulling, yang besarannya tergantung kepada rasio dari C1 dengan C0 dan CL. Besarnya perubahan frekuensi yang disebabkan oleh faktor pulling ini diberikan oleh persamaan berikut: Kristal biasanya dibentuk sedemikian rupa sehingga lebih optimal jika dioperasikan pada salah satu mode tertentu, baik itu secara resonansi-seri ataupun resonansi-paralel. Aplikasi Kristal Osilator ColpittsKristal dapat digunakan sebagai pengganti jajaran resonansi LC untuk hampir semua jenis rangkaian osilator, baik secara resonansi-seri maupun resonansi-paralel. Sebagai contoh adalah rangkaian osilator Colpitts yang menggunakan jajaran kristal dan kapasitor secara resonansi-seri.
  • 4. Osilator PierceSatu contoh lain adalah rangkaian osilator Pierce yang menggunakan jajaran kristal dan kapasitor secara resonansi-paralel pada jalur umpan-balik. Osilator Pierce ini sangat populer dan kerap digunakan karena mempunyai karakteristik stabilitas yang lebih superior dibandingkan dengan rangkaian osilator lainnya. Osilator CMOSRangkaian osilator populer lain menggunakan sebuah CMOS inverter yang menerapkan kristal pada jalur umpan-balik dari kaki output ke kaki input. Osilator ini mempunyai prinsip kerja yang serupa dengan osilator Pierce. Rangkaian osilator klasik ini diterapkan secara luas sebagai sumber frekuensi denyut (clock frequency) pada rangkaian digital dan juga menjadi dasar cara kerja rangkaian osilator terpadu yang biasa digunakan oleh mikrokontroler. Kedua kapasitor yang terhubung dari kaki-kaki kristal ke ground adalah kapasitor beban (load capacitance) yang perlu untuk berfungsinya rangkaian osilator ini. Nilai total kapasitor beban akan mempengaruhi frekuensi getar sebuah kristal. Efek ini juga disebut pulling, dimana perubahan nilai kapasitor beban (atau mode resonansi, seperti disebutkan diatas) dalam rangkaian osilator kristal akan merubah frekuensi getar kristal tersebut. Pulling dapat digunakan untuk mengatur frekuensi getar kristal, walaupun hanya dalam rentangan yang terbatas. Biasanya, lembaran data kristal mencantumkan nilai nominal kapasitor beban yang tepat untuk mendapatkan spesifikasi frekuensi getar yang tertera. Resistor R2 berfungsi untuk membatasi tingkat pasokan daya (drive level) kepada kristal. Tingkat pasokan daya yang terlalu rendah akan menyebabkan kristal gagal berosilasi dan sebaliknya, jika terlalu tinggi akan mempengaruhi stabilitas frekuensi kristal atau malah dapat menyebabkan keping kristal menjadi retak. Kristal jenis HC49 memerlukan tingkat pasokan daya dikisaran 1mW, sedangkan kristal HC49S atau HC49SM memerlukan sekitar 100μW. Semakin besar dimensi kepingan kristal,
  • 5. akan semakin tinggi pasokan daya yang dibutuhkan. Tingkat pasokan daya juga dipengaruhi oleh frekuensi getar, dimana frekuensi getar yang lebih tinggi akan memerlukan pasokan daya yang lebih besar. Kemasan Kristal Kemasan KristalKristal tersedia dalam berbagai bentuk kemasan. Kemasan yang populer adalah HC49 dan HC49S. HC49S mempunyai bentuk tapak yang sama dengan HC49, tetapi kemasannya lebih pendek. HC49S juga tersedia untuk aplikasi SMD (HC49SM), dengan kaki yang ditekuk rata dibawah dasar yang terbuat dari plastik. Kemasan SMD bentuk lain juga banyak tersedia dipasaran. Perlu diingat bahwa kristal dengan kemasan yang berbeda akan mempunyai karakteristik yang berbeda pula. Hal ini disebabkan karena dimensi dan bentuk keping kristal tergantung kepada besarnya kemasan. Sebagai contoh, kemasan HC49 biasanya berisikan keping kristal yang berbentuk piringan, sedangkan kemasan HC49S, karena lebih pendek, berisikan keping kristal berbentuk persegi panjang.