Teks tersebut membahas metode dan media promosi kesehatan. Metode promosi kesehatan untuk individu meliputi bimbingan dan wawancara, sedangkan untuk kelompok besar menggunakan ceramah dan seminar, dan untuk kelompok kecil menggunakan diskusi kelompok dan brainstorming. Teks ini juga membedah unsur-unsur penting dalam pelaksanaan metode tersebut.
1. METODE DAN MEDIA PENDIDIKAN/PROMOSI KESEHATAN
A. METODE PROMOSI KESEHATAN
Pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan
harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, maka masyarakat, kelompok atau individu
dapat memperoleh penegtahuantentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut
pada akhirnya diharapkan dapat berpengaruh terhadap prilaku. Dengan kata lain dengan
adanya promosi kesehatan tersebut diharapkan dapat membawa akibat terhadap
perubahan prilaku kesehatan dari sasaran.
Promosi/pendidikan kesehatan juga sebagai suatu proses di mana proses tersebut
mempunyai masukan (input) dan keluaran (output). Didalam suatu proses pendidikan
kesehatan yang menuju tercapainya tujuan promosi, yakni perubahan prilaku,
dipengaruhi oleh banyak factor. Factor yang mempengaruhi suatu proses pendidikan
disamping factor masuknya sendiri juga factor metode, factor materi atau pesannya,
pendidik atau petugas yang melakukanya, dan alat-alat bantu atau media yang digunakan
untuk menyampaikan pesan. Agar dicapai suatu hasil yang optimal, maka factor-faktor
tersebut harus bekerja sama secara harmonis. Hal ini berarti bahwa untuk
masukan( sasaran pendidikan) tertentu harus menggunakan cara tertentu pula. Materi juga
harus disesuaikan dengan sasaran. Demikian juga alat bantu pendidikan disesuaikan.
Untuk sasaran kelompok, maka metodenya harus berbeda dengan sasaran massa dan
sasaran individual. Untuk sasaran massa pun harus berbeda dengan sasaran individual
dan sebagainya. Dibawah ini akan diuraikan beberapa metode promosi atau pendidikan
individual, kelompok dan massa ( public ).
2. 1. Metode individual (perorangan)
Dalam pendidikan kesehatan, metode yang bersifat individual ini digunakan untuk
membina prilaku baru, atau membina seseorang yang telah mulai tertarik pda suatu
perubahan prilaku atau inovasi. Misalnya, seorang ibu yang baru saja menjadi akseptor
atau seorang ibu hamil yang sedang tertarik terhadap imunisasi tetanis texoid ( TT) karena
baru saja memperoleh/ mendengarkan penyuluhan kesehatan. Pendekatan yang
digunakan agar ibu tersebut menjadi aseptopr lestari atau ibu hami; segera minta
imunisasi, iya harus didekati secara perorangan. Perorangan disini tidak hanya berarti
harus hanya kepada ibu-ibu yang bersangkutan, tetapi mungkin juga kepada suami atau
keluarga dari ibu tersebut.
Dasar digunakanya pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai
masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku
baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta membantunya maka
perlu menggunakan metode ( cara ) ini.
Bentuk pendekatan ini, Antara lain :
a. Bimbingan dan penyuluhan ( guidance and sounceling )
Dengan cara ini kontak antar klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah
yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaianya. Akhirnya
klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dn penuh pengertian akan
menerima prilaku tersebut ( mengubah prilaku ).
b. Interview ( wawancara)
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara antar petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi
mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum
menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah prilaku yang sudah atau akan
diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila belum
maka perlu penyuluhan yang mendalam lagi.
3. 2. Metode kelompok
Dalam memilih metode kelompok, harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta
tingkat pendidikan formal dari sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan lain
dengan kelompok kecil. Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya
sasaran pendidikan.
1. Kelompok Besar
Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih
dari 15 0rang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antar lain ceramah
dan seminar.
a. Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metoe ceramah :
Persiapan :
1. Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi
apa yang akan diceramahkan. Untuk itu penceramah harus
mempersiapkan diri.
2. Mempelajari materi dengan sistematik yang baik. Lebih baik lagi kalau
disusun dalam diagram atau skema.
3. Mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran, misalnya makalah
singkat,slide,transparan, sound sitem, dan sebagainya.
Pelaksanaan :
Kunci dri keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah dapat
menguasai sasaran ceramah! Untuk dapat menguasai sasaran (dalam arti
psikologi), penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-ragu
dan gelisah
2. Suara hendaknya cukup keras dan jelas
3. Pandangan harus tertuju keseluruh peserta ceramah.
4. Berdiri didepan ( dipertengahan ), seyogyanya tidak duduk
4. 5. Menggunakan alat-alat bantu lihat (AVA) semaksimal mungkin.
b. Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan
menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (persentase) dari seorang
ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topic yang dianggap penting dan
dianggap hangat di masyarakat.
2. Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok
kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil ini antar lain :
a. Diskusi kelompok
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas
berpartisipasi dalam diskusi, maka informasi duduk para peserta diatur
sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau saling
memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat.
Pimpinan diskusi juga diantara peserta sehingga tidak menimbulkan kesan
ada yang lebih tinggi. Dengan kata lain mereka harus merasa dalam taraf yang
sama sehingga tiap anggota kelompok mempunyai kebebasan/keterbukaan
untuk mengeluarkan pendapat.
Untuk memulai diskusi, pempinan diskusi harus memberikan pancingan-
pancingan yang dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atau kasus sehubungan
dengan topic yang dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup maka pimpinan
kelompok harus mengarahkan dan mengatur sedemikian rupa sehingga semua
orang dapat kesempatan berbicara, sehingga tidak menimbulkan dominasi dari
salah seorang peserta.
b. Curah pendapat ( Brain Strorming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sama
dengan metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaan pemimpin
kelompok memancing dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta
memberikan jawaban atau tanggapan ( curah pendapat). Tanggapan itu atau
jawaban-jawaban tersebu