SlideShare a Scribd company logo
Tutor Kimia Klinik I
Pemeriksaan Fosfat Darah
SMF Patologi Klinik RSU dr. Soetomo Surabaya, FK Universitas Airlangga
02 Juni 2014
Pendahuluan
FOSFAT
Sejarah &
Struktur kimia
Komposisi
Fosfat Tubuh
Fungsi Fosfat
Tubuh
Metabolisme
Fosfat Tubuh
Produksi
Fosfat Tubuh
6/4/2014 2
Sejarah & Struktur Kimia
6/4/2014 3
Hennig Brand
(1669)
Percobaan
Fosfat
6/4/2014 4
Struktur Kimia FOSFAT
6/4/2014 5
Divalent (HPO4
2-)
(HPO4
2- : H2PO4
-) = 4 : 1
Monovalen (H2PO4
-)
6/4/2014 6
Komposisi Fosfat Tubuh
85%
14%
1%
http://www.soilandhealth.org/01aglibrary/010143albpap/ph.balanced%20nutrition/ph.bal.nut.htm
6/4/2014 7http://www.austincc.edu/apreview/EmphasisItems/Electrolytefluidbalance.html
Fosfat Tubuh
• Dalam sel bentuk organik & inorganik terbanyak organik
6/4/2014 8
• Organik FOSFAT:
– 2/3 dari fosfat tubuh
– Terbanyak ditemukan dalam intrasel
– Terutama dalam Eritrosit
• Inorganik FOSFAT:
– 1/3 dari fosfat tubuh
– Terutama di ekstraseluler (serum)
– Dalam bentuk HPO4
2- & H2PO4
-
– Ikatan fosfat dalam serum:
• 15% dengan protein
• 35% Kalsium, Natrium dan Magnesium
• 55% bebas tidak berikatan
6/4/2014 9
Intrasel
Merupakan
penyusun
Adenosin
Triphosphate
Unsur pokok
dalam sistem
enzimatik,
Elemen
membran sel
(fosfolipid),
Terlibat dalam
metabolisme,
transkripsi
gen dan
pertumbuhan
sel.
Fungsi Fosfat Tubuh
6/4/2014 10
Ekstrasel
Menjaga
konsentrasi
fosfat intrasel
saat kritis
Menyediakan
kebutuhan fosfat
untuk proses
mineralisasi
tulang
Penyangga
(buffer).
6/4/2014 11
Metabolisme Fosfat Tubuh
6/4/2014 12
Produksi Fosfat Tubuh
• Kadar dalam darah dipengaruhi:
– Variasi diurnal
– Asupan makanan absorbsi usus
– Sekresi dari hormon (parathyroid, growth hormon)
– Regulasi oleh ginjal
KEGUNAAN PEMERIKSAAN FOSFAT
• SEBAGAI DIAGNOSIS DAN MONITORING
PENATALAKSANAAN DARI KELAINAN:
– TULANG
– PARATHYROID
– GINJAL
6/4/2014 13
Suasana asam
6/4/2014 14
Ion Phosphate
(serum/plasma)
Ammonium Molybdate
Phosphomolybdate complex :
• tidak berwarna (colorless)
 Ultraviolet (UV) 340 nm
METODE NON REDUKSI
(Daly & Ertinghausen 1972)
• 12(NH4)2MoO4 + H3PO4 + 21 HNO3 → (NH4)3PMo12O40 + 21 NH4NO3 + 12 H2O
6/4/2014 15
ASAM
Metode Direk
Drawer's method (C/in Chim Acta 39: 81-88, 1972).
6/4/2014 16
Suasana asam pH
Nitrit Acid
Triethanolamine Lauryl Sulfate.
Sodium Molybdate
Phosphomolybdate complex
• Kuning
 disinari dengan panjang gelombang 390 nm
Dissolved Protein,
Enhancement abs.
& Wetting Agent
Ion Phosphate
(serum/plasma)
Vanadate-Molybdate Method
CLINICAL CHEMISTRY, Vol. 19, No.4, (1973) 411-414
6/4/2014 17
Ammonium Metavanadate.
Ammonium Molybdate
• Kuning
 disinari dg panjang gelombang 420nm
Ammonium Metavanadate :
Nitric Acid
Sulfur Acid
Ion Phosphate
(serum/plasma)
METODE REDUKSI
6/4/2014 18
Suasana asam
Ammonium Molybdate
REDUKTOR
Senyawa Phosphomolybdate tereduksi:
• Berwarna Biru  diukur dg panjang
gelombang 600-700 nm
• Macam-macan reduktor:
– Ascorbic Acid
– Methyl-p- aminophenol sulfat
– Ferros Ammonium Sulfat
– Amino naphtolsulfonat acid
– N-phenyl-p-phenyldiamine (semidine) HCl
Ion Phosphate
(serum/plasma)
METODE ENZIMATIK
CLIN. CHEM. 20/3, 332-336 (1974)
6/4/2014 19
• nicotinamide adenine dinucleotide phosphate (NADPH) disinari
dengan panjang gelombang 340nm
Reagen
• Buffer:Triethanolamine (0.1 mol/liter, pH 7.2) and
ethylenediaminetetraacetic acid
• Magnesium chloride
• Adenosine 5’-monophosphate disodium salt, 0.1 mmol/liter.
• Nicotinamide adenine dinucleotide phosphate, disodium salt,
24 mmol/liter.
• Glycogen, 100 g/liter.
• Phosphorylase a, 100 U/ml (Boehringer
• Glucose-6-phosphate dehydrogenase, 1750 U/ml(grade 1;
Boehringer Mannheim Corp.).
• Working reagent. Mix together 7.5 ml
6/4/2014 20
• nicotinamide adenine dinucleotide phosphate
(NADPH)  disinari dengan panjang gelombang
340nm
6/4/2014 21
METODE ENDPOINT
• Penentuan kadar fosfat dengan membandingkan
absorben antara:
• R1 : blanko reagen
• R2 : reagen fosfat
6/4/2014 22
Lab GDC
• Sampel: Serum.
• Reagen: dengan alat flex reagent cartridge
PHOS.
• Metode: Reduksi.
• Teknik: Bikromatik endpoint (340nm - 383nm).
• Alat: Dimension.
6/4/2014 23
Flex reagent cartridge
PHOS
Terdiri dari:
-8 well
Komposisi reagent:
6/4/2014
wells Sediaan Komposisi Konsentrasi
1-6
7
8
Cair
Cair
Cair
PMAPS (P-Methylaminophenol)
Sodium bisulfit
Lithium Dodecyl Sulfate
Sodium Molybdate
H2SO4
0,64 mmol/L
8,55 mmol/L
6,15 mmol/L
1,10 mmol/L
24
Reagen
• Sebagai Reduktor dari phosphomolybdate
complex
PMAPS (P-
Methylaminophenol)
Sodium bisulfit
• Solubilaizing agent
• Eliminasi presipitasi protein
Lithium Dodecyl
Sulfate
• Membentuk komlpleks phosphomolybdate
• Sebagai pembentuk suasana asam pH. 1,6
Sodium Molybdate
H2SO4
6/4/2014 25
Penyimpanan Reagen
Flex reagent cartridge PHOS
• Penyimpanan pada suhu 2-80C
• Bila segel sumuran tertutup masa kadaluarsa
sesuai dengan tanggal kadaluarsa
• Bila segel sumuran terbuka maka (untuk
sumuran1-6 dalam 3 hari; sumuran 7-8
selama 30 hari
6/4/2014 26
6/4/2014 27
SERUM
•Darah vena
•Tabung SST
PLASMA
•Darah vena
•Tabung Lithium
Heparin
Sampel
clotting terjadi sebelum
sentrifugasi
•Pemisahan terhadap sel
darah merah dalam 60 menit
•Stabil dalam 8 jam dalam
suhu ruang, 2 hari dalam
suhu 2 - 8 derajat celcius.
•Untuk penggunaan
dalam waktu lama
diperlukan sampel yang
didinginkan dengan suhu-
200 C
Prosedur
6/4/2014 28
NaMoO4 + PO4 -3 ( Ion Phosphate serum) PHOSPHOMOLYBDATE
Suasana asam (pH: 1,6)
P-Methylaminophenol (PMAPS)
NaHSO3
Senyawa Phosphomolybdate tereduksi:
diukur dg panjang gelombang 340 nm & 383nm
PHOSPHOMOLYBDATE
INTEPRETASI HASIL
• Nilai rentang normal:
– Serum (mg/dL):
• Dewasa : 2,5 – 4,8 mg/dL
• Anak (1 tahun) : 4 – 7 mg/dL
6/4/2014 29
Quality Control
• Dilakukan tiap hari pemakaian.
• Dalam 2 level dengan konsentrasi fosfat yang telah
diketahui
• Nilai Analitic measurment range: 0 – 9.0 mg/dL
6/4/2014 30
Kalibrasi
• Dilakukan tiap 3 bulan
• Alat kalibrasi : CHEM II calibrator Cat no.DC 20
• Assay range: 0 – 9.0 mg/dL
6/4/2014 31
Keterbatasan
• Gangguan pada alat atau reagen apabila
ditemukannya level konsentrasi fosfat yang keluar
dari range pada 5 kali tes.
• Interference:
– Sampel Hemolisis (hemolisat 200mg/dL). meningkatkan
fosfat 27%
– Bilirubinemia (20 mg/dL). menurunkan fofat 21%
– Lipemia (Tg. 600 mg/dL) menurunkan fosfat 16%
– Manitol (500 mg/dL) menurunkan fosfat 10%
6/4/2014 32
HIPOFOSFATEMIA
6/4/2014 33
HIPERFOSFATEMIA
6/4/2014 34
6/4/2014 35
6/4/2014 36
Ca&fosfat metabolism
6/4/2014 37
Regulation:
• PTH lowers blood phosphate concentrations by
Increasing renal excretion .
• Vitamin D acts to increase phosphate in the blood due to:
– Increase phosphate absorption in the intestine
– Increase phosphate reabsorption in the kidney
Kadar fosfat anorganik dalam plasma terutama diatur oleh ginjal.
Parathormon mengurangi reabsorbsi dalam tubulus proksimal. Jadi,
hiperfosfaturia dan hipofosfatemia merupakan tanda-tanda biokimia yang
penting untuk hiperparatidoisme primer.
Clinical Application:
- Hypophosphatemia
- Hyperphosphatemia
6/4/2014 39
6/4/2014 40
6/4/2014 41
6/4/2014 42
Intrasel
Merupakan
penyusun
Adenosin
Triphosphate
Unsur pokok
dalam sistem
enzimatik,
adenine
dinucleotide
phosphate.
Elemen
membran sel
(fosfolipid),
asam nukleat.
Terlibat dalam
metabolisme,
transkripsi
gen dan
pertumbuhan
sel.
Fungsi Fosfat Tubuh
• a) Klasifikasi tulang dan gigi. Klasifikasi tulang dan gigi diawali dengan pengendapan fosfor pada matriks tulang.
Kekurangan fosfor menyebabkan peningkatan enzim fosfatase yang diperlukan untuk melepas fosfor dari jaringan
tubuh ke dalam darah agar diperoleh perbandingan kalsium terhadap fosfor yang sesuai untuk pertumbuhan tulang.
• b) Mengatur pengalihan energi. Melaui proses fosforilasi fosfor mengaktifkan berbagai enzim dan vitamin B dalam
pengalihan energi dan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Bila satu gugus fosfat ditambahkan pada ADP
(Adenin Difosfat) maka terbentuk ATP (Adenin Trifosfat) yang menyimpan energi dalam ikatannya. Bila energi
diperlukan, ATP diubah kembali menjadi ADP. Energi yang mengikat fosfat pada ADP dilepas untuk keperluan berbagai
reaksi di dalam tubuh.
• c) Absorpsi dan transportasi zat gizi. Dalam bentuk fosfat, fosfor berperan sebagai alat angkut untuk membawa zat-zat
gizi menyeberangi membran sel atau di dalam aliran darah. Proses ini dinamakan fosforilasi dan terjadi pada absorpsi
di dalam saluran cerna, pelepasan zat gizi dari aliran darah ke dalam cairan interseluler dan pengalihannya ke dalam
sel. Lemak yang tidak larut dalam air, diangkut di dalam darah dalam bentuk fosfolipida. Fosfolipida adalah ikatan
fosfat dengan molekul lemak, sehingga lemak menjadi lebih larut. Glikogen yang dilepas dari simpanan hati atau otot
berada di dalam darah terikat dengan fosfor.
• d) Bagian dari ikatan tubuh esensial. Vitamin dan enzim tertentu hanya dapat berfungsi bila terlebih dahulu
mengalami fosforilasi, contohnya enzim yang mengandung vitamin B1 tiamin pirofosfat (TPP). Fosfat merupakan
bagian esensial dari DNA dan RNA, bahan pembawa kode gen/ keturunan yang terdapat di dalam inti sel dan
sitoplasma semua sel hidup. DNA dan RNA dibutuhkan untuk reproduksi sel.Pengaturan keseimbangan asam-basa.
Fosfat memegang peranan penting sebagai buffer untuk mencegah perubahan tingkat keasaman cairan tubuh. Ini
terjadi karena kemampuan fosfor mengikat tambahan ion hidrogen.
• e) Pengaturan kesimbangan asam-basa. Fosfat memegang peranan penting sebagai buffer untuk mencegah perubahan
tingkat keasaman cairan tubuh. Ini terjadi karena kemampuan fosfor mengikat tambahan ion hydrogen.
6/4/2014 43
Status asam basa juga akan mempengaruhi
keseimbangan fosfor. Alkalosis, terutama alkalosis
pernafasan, dapat menyebabkan fosfatemia karena
perpindahan fosfor intraseluler. Mekanisme pasti
untuk perpindahan ini tidak sepenuhnya dipahami
tapi mungkin berhubungan dengan glikolisis seluler
karena alkalosis dengan peningkatan pembentukan
metabolik mengandung fosfor sedang. Asidosis
respiratori dapat menyebabkan perpindahan fosfor
keluar dari sel-sel dan memperberat hiperfosfatemia
6/4/2014 44
Kadar fosfat anorganik dalam plasma terutama diatur
oleh ginjal. Parathormon mengurangi reabsorbsi
dalam tubulus proksimal. Jadi, hiperfosfaturia dan
hipofosfatemia merupakan tanda-tanda biokimia
yang penting untuk hiperparatidoisme primer.
6/4/2014 45
6/4/2014 46
6/4/2014 47
Pemeriksaan FOSFAT
KUALITATIF
URINE
KUANTITATIF
URINE
SERUM/PLAS
MA
Metode
Fotometrik
NON-REDUKSI REDUKSI ENZIMATIK ENDPOINT
IONIZED
SELECTIVE
ELECTRODE
6/4/2014 48
6/4/2014 49
6/4/2014 50
• Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam
tubuh, yaitu 1% dari berat badan. Kurang lebih 85%
fosfor di dalam tubuh terdapat sebagai garam
kalsium fosfat, yaitu bagian dari kristal hidroksiapatit
di dalam tulang dan gigi yang tidak dapat larut.
Hidroksipatit memberi kekuatan dan kekakuan pada
tulang. Fosfor di dalam tulang berada dalam
perbandingan 1:2 dengan kalsium. Fosfor selebihnya
terdapat di dalam semua sel tubuh, separuhnya di
dalam otot dan di dalam cairan ekstraseluler.
6/4/2014 51
6/4/2014 52
6/4/2014 53
6/4/2014 54
6/4/2014 55
METOL (p-METHYL AMINOPHENOL SULPHATE ) hitam putih foto
• Sodium Bisulfite Solution
• We are leading Manufacturer and exporters of Sodium Bisulphite Solution. Our in house lab
and QC department is strong in equipment, knowledge and system to meet the international
standards.We produce superior range of Sodium Bi sulphite Solution using advanced
manufactured technology and using superior quality raw materials. Our quality complies with
domestic as well as international standards. We manufacture commercial grade of sodium bi
sulphite Solution.It is also known as SBS Solution.
Sr.NoCharacteristicsSpecifications
1Physical AppearanceYellowish and Reddish solution
2Assay as SO2% by mass22- 25%
3Assay as NaHSO3% by mass35- 40%
4PH of 10% Solution4 to 5.5
5Clearity of 10% SolutionClear
6Specific Gravity1.30-1.50
Application:
Textile Industry
• Leather Industry
• Food Industry
• Fermentation Industry
• Chemical Industry
• Pulp & Paper Industry
• Metal Finishing and Electropolishing Industry
• Photographic Industry
• Pharmaceutical Industry
6/4/2014 56
Lithium Chloride Solution (Molybdate)
• Specifications:
DescriptionColorless odorless clear solutionAssayMin 40 %Sp.
Gr1.261 at 250ºC
Alkalinity (as Lioh)Max 0.1 %Inhibitor (LI2MOO4)Min 0.015
%Calcium (Ca)Max 0. 006 %Magnesium (Mg)Max 0. 0004
%Sulphate (SO4)Max 0. 002 %Cromate (Cr)Max 0. 0001 %Cromate
(Cr)Max 0. 0001 %Sodium (Na)Max 0. 03 %Sammonia (NH4)Max 0.
0001 %
• Lithium Dodecyl Sulfate, HP
• Lithium Dodecyl Sulfate, High Purity. LDS Reagent is a highly
purified LDS powder >99% used primarily in Diagnostic and
Analytical applications. Lithium Dodecyl Sulfate Manufactured in
the USA.
6/4/2014 57
• Applications:
1) Used in the making of alkaloid, reagent, dye, molybdenum red pigment,
molybdenum, and the material of fire retardant.
2) Its catalyst can be used as inhibitor.
• Sodium Molybdate
AnhydrousHigh-Purity Subs-tancesSuper-Class SubstancesFirst-Class Subst-
ancesSecond-Class SubstancesThird-Class Subst-
ancesAnhydrous Sodium MolybdateMoNa2O499.899.5099.098.096.00-
Mo≥39.6039.5039.3039.0038.0045.00Water-
Insoluble Substances ≤0.010.050.10.1-0.1Cl≤0.0050.0050.020.02-
0.01SO4≤0.010.070.20.5-0.40PO4≤0.00050.0010.0050.005-
0.005Pb≤0.00050.0020.0020.002-0.002PH7.5-9.57.5-9.57.5-9.5---
SiO2≤0.010.01---0.01Fe≤0.0010.005---0.005As≤0.00050.001---
0.001NO3≤0.02-----NH4≤0.005-----
Sodium Molybdate DihydrateFine gradeFirst gradeNa2MoO4.2H2O≥99.50
99.0Mo≥
6/4/2014 58
6/4/2014 59
Ammonium MolybdateAmmonium Metavanadate.
IONIZED SELEKTIF ELEKTRODE
6/4/2014 60
Phosphate Redox Electrode System
CLIN. CHEM. 28/4, 655-658 (1982)
6/4/2014 61
6/4/2014 62
6/4/2014 63
• nicotinamide adenine dinucleotide phosphate
(NADPH) disinari dengan panjang gelombang
340nm
6/4/2014 64
• Hipofosfatemia tedapat pada 1-5% pasien di rumah sakit,
insidennya akan meningkat 20-40% pada pasien-pasien dengan
ketoasidosis, ppok, asthma, malignancy, terapi nutrisi parenteral
jangka panjang (TPN) inflammatory bowel disease, anoreksia
nervosa, alcoholism. Dan akan meningkat 60-80% lagi pada pasien
sepsis di ICU. Dan hipofosfatemia dikarenakan adanya peningkatan
ekskresi oleh ginjal serta penurunan absorbsi fosfat oleh usus
dikarenakan defisiensi vitamin D dan penggunaan antacid yang
berlebih. Meskipun kasus yang terjadi moderat dan jarang
menyebabkan masalah, hypofosfatemia yang berat < 1,0 mg/dL
atau 0,3 mmol/L membutuhkan perhatian dan pemberian terapi
penambahan fosfat. Terdapat 30% kematian pada pasien dengan
hipofosfatemia berat dan 15% kematian pada pasien dengan
normal fosfatemia dan hipofosfatemia ringan.
6/4/2014 65
• Hypophosphatemia can occur by one or more of three primary
mechanisms: (1) inadequate intestinal phosphate absorption,
(2) excessive renal phosphate excretion, or (3) rapid
redistribution of phosphate from the ECF into bone or soft
tissue (Table 346-1). Because phosphate is so abundant in
foods, inadequate intestinal absorption is almost never
observed now that aluminum hydroxide antacids, which bind
phosphate in the gut, are no longer commonly used. Fasting or
starvation, however, may result in depletion of body
phosphate and predispose to subsequent hypophosphatemia
during refeeding, especially if this is accomplished with IV
glucose alone.
6/4/2014 66
6/4/2014 67
6/4/2014 68
• Hyperfosfatemia
• Pasien yang beresiko terjadi hyperfosfatemia adalah mereka yang
mengalami akut atau kronik gagal ginjal. Peningkatan intake fosfat
dan peningkatan fosfat oleh pelepasan sel dapat menyebabkan
hiperfosfatemia. Dikarenakan belum terbentuknya PTH yang matur
dan metabolism vitamin D pada neonatus rentan terhadap
hiperfosfatemia karena peningkatan intake fosfat dari pemberian
susu sapi atau laxative. Peningkatan penghancuran dari sel dapat
berakibat hiperfosfatemia sebagaimana juga adanya infeksi yang
berat, latihan olahraga yang berat, gangguan neoplastik, atau
hemolisis intravaskuler. Pada immature limfoblas memiliki kadar
fosfat 4 kali lebih banyak dari pada limfosit matur, pasien dengan
limfoblastik leukemia sangat rentan terhadap hiperfosfatemia.
6/4/2014 69
6/4/2014 70
6/4/2014 71

More Related Content

What's hot

Soal dan Jawaban Bakteriologi
Soal dan Jawaban BakteriologiSoal dan Jawaban Bakteriologi
Soal dan Jawaban Bakteriologi
Maria Anastasia Mega Nissa Clara Persada
 
Sistem komplemen
Sistem komplemenSistem komplemen
Sistem komplemen
Abulkhair Abdullah
 
Analisa Gas Darah (Mata Kuliah Kimia Klinik II)
Analisa Gas Darah (Mata Kuliah Kimia Klinik II)Analisa Gas Darah (Mata Kuliah Kimia Klinik II)
Analisa Gas Darah (Mata Kuliah Kimia Klinik II)
dimar aji
 
Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2
pdspatologikliniksby
 
Ulkus peptikum
Ulkus peptikum Ulkus peptikum
Ulkus peptikum
Andika August
 
Isi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinIsi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urin
Mita Yurike
 
Ppt antibiotik
Ppt antibiotikPpt antibiotik
Ppt antibiotik
rula25
 
Teknik elisa sandwich
Teknik elisa sandwichTeknik elisa sandwich
Teknik elisa sandwich
SyahrulMusthofa
 
Materi i deteksi gizi buruk
Materi i deteksi gizi burukMateri i deteksi gizi buruk
Materi i deteksi gizi buruk
Joni Iswanto
 
Senyawa bioaktif
Senyawa bioaktifSenyawa bioaktif
Senyawa bioaktif
Klara Tri Meiyana
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Syscha Lumempouw
 
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
Riskymessyana99
 
Farmakologi(1)
Farmakologi(1)Farmakologi(1)
Farmakologi(1)
sandynurcaesar
 
Kasus gout
Kasus goutKasus gout
Kasus gout
'Rheyfan Caspian
 
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukJoni Iswanto
 
Panduan Pengelolaan Dislipidemia
Panduan Pengelolaan DislipidemiaPanduan Pengelolaan Dislipidemia
Panduan Pengelolaan Dislipidemia
Surya Amal
 
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
NajMah Usman
 
IDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUKIDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUK
Arini Utami
 

What's hot (20)

Soal dan Jawaban Bakteriologi
Soal dan Jawaban BakteriologiSoal dan Jawaban Bakteriologi
Soal dan Jawaban Bakteriologi
 
Sistem komplemen
Sistem komplemenSistem komplemen
Sistem komplemen
 
Analisa Gas Darah (Mata Kuliah Kimia Klinik II)
Analisa Gas Darah (Mata Kuliah Kimia Klinik II)Analisa Gas Darah (Mata Kuliah Kimia Klinik II)
Analisa Gas Darah (Mata Kuliah Kimia Klinik II)
 
Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2
 
Ulkus peptikum
Ulkus peptikum Ulkus peptikum
Ulkus peptikum
 
Isi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinIsi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urin
 
Ppt antibiotik
Ppt antibiotikPpt antibiotik
Ppt antibiotik
 
Teknik elisa sandwich
Teknik elisa sandwichTeknik elisa sandwich
Teknik elisa sandwich
 
Materi i deteksi gizi buruk
Materi i deteksi gizi burukMateri i deteksi gizi buruk
Materi i deteksi gizi buruk
 
Senyawa bioaktif
Senyawa bioaktifSenyawa bioaktif
Senyawa bioaktif
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
 
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
 
Th5
Th5Th5
Th5
 
Farmakologi(1)
Farmakologi(1)Farmakologi(1)
Farmakologi(1)
 
analisis protein
analisis protein analisis protein
analisis protein
 
Kasus gout
Kasus goutKasus gout
Kasus gout
 
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi buruk
 
Panduan Pengelolaan Dislipidemia
Panduan Pengelolaan DislipidemiaPanduan Pengelolaan Dislipidemia
Panduan Pengelolaan Dislipidemia
 
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
 
IDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUKIDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUK
 

Similar to Fosfat

Jurnal Kimia
Jurnal KimiaJurnal Kimia
Jurnal Kimia
Azmi14015
 
Uji Xantoprotein
Uji XantoproteinUji Xantoprotein
Uji Xantoprotein
Ernalia Rosita
 
Hyperphosphatemia in a 56 year-old man with hypochondrial pain
Hyperphosphatemia in a 56 year-old man with hypochondrial pain Hyperphosphatemia in a 56 year-old man with hypochondrial pain
Hyperphosphatemia in a 56 year-old man with hypochondrial pain Diana Arwati
 
Materi kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.ppt
Materi  kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.pptMateri  kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.ppt
Materi kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.ppt
SarniSarni9
 
Kimia klinik referat 2
Kimia klinik referat 2Kimia klinik referat 2
Kimia klinik referat 2
pdspatologikliniksby
 
Pencernaan Protein
Pencernaan ProteinPencernaan Protein
Pencernaan Protein
Noor Fitri Amalia
 
Percobaan 3.docx
Percobaan 3.docxPercobaan 3.docx
Percobaan 3.docx
HaInYoo
 
Kolikum ppt fix
Kolikum ppt fixKolikum ppt fix
Kolikum ppt fix
trisna_bagus
 
(37).en.id
(37).en.id(37).en.id
(37).en.id
Mustikaa aisyah
 
Uji Phenylhidrazine
Uji PhenylhidrazineUji Phenylhidrazine
Uji Phenylhidrazine
Ernalia Rosita
 
Toksikologi klinik.ppt
Toksikologi klinik.pptToksikologi klinik.ppt
Toksikologi klinik.ppt
Fadhol Romdhoni
 
Liya Putri Rahmaniya_I1504221016_PSGL.pptx
Liya Putri Rahmaniya_I1504221016_PSGL.pptxLiya Putri Rahmaniya_I1504221016_PSGL.pptx
Liya Putri Rahmaniya_I1504221016_PSGL.pptx
liyaputri3
 
PRESENTASI-LATIFAH HASIL RAPID 2009 utk seminar LPPM.ppt
PRESENTASI-LATIFAH HASIL RAPID 2009 utk seminar LPPM.pptPRESENTASI-LATIFAH HASIL RAPID 2009 utk seminar LPPM.ppt
PRESENTASI-LATIFAH HASIL RAPID 2009 utk seminar LPPM.ppt
BangJogan
 
Toksikologi klinik 2017
Toksikologi klinik 2017Toksikologi klinik 2017
Toksikologi klinik 2017
Fadhol Romdhoni
 
Pp seminar asam urat
Pp seminar asam uratPp seminar asam urat
Pp seminar asam urat
rianii bintang
 
Metabolisme asam nukleat
Metabolisme asam nukleatMetabolisme asam nukleat
Metabolisme asam nukleat
Riya Khusna
 
Isolasi piperin b3 fitokimia
Isolasi piperin b3 fitokimiaIsolasi piperin b3 fitokimia
Isolasi piperin b3 fitokimia
LusiaPrisilia
 
PPT hormon
PPT hormon PPT hormon
PPT hormon
ALLKuliah
 
TUGAS BIOLOGI MEDIK PAK YUNAN.ppt
TUGAS BIOLOGI MEDIK PAK YUNAN.pptTUGAS BIOLOGI MEDIK PAK YUNAN.ppt
TUGAS BIOLOGI MEDIK PAK YUNAN.ppt
KantorCamatTaliwang
 
1.FARMAKOKINETIK KLINIK_pendahuluan.pdf
1.FARMAKOKINETIK KLINIK_pendahuluan.pdf1.FARMAKOKINETIK KLINIK_pendahuluan.pdf
1.FARMAKOKINETIK KLINIK_pendahuluan.pdf
LindaIndriani6
 

Similar to Fosfat (20)

Jurnal Kimia
Jurnal KimiaJurnal Kimia
Jurnal Kimia
 
Uji Xantoprotein
Uji XantoproteinUji Xantoprotein
Uji Xantoprotein
 
Hyperphosphatemia in a 56 year-old man with hypochondrial pain
Hyperphosphatemia in a 56 year-old man with hypochondrial pain Hyperphosphatemia in a 56 year-old man with hypochondrial pain
Hyperphosphatemia in a 56 year-old man with hypochondrial pain
 
Materi kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.ppt
Materi  kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.pptMateri  kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.ppt
Materi kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.ppt
 
Kimia klinik referat 2
Kimia klinik referat 2Kimia klinik referat 2
Kimia klinik referat 2
 
Pencernaan Protein
Pencernaan ProteinPencernaan Protein
Pencernaan Protein
 
Percobaan 3.docx
Percobaan 3.docxPercobaan 3.docx
Percobaan 3.docx
 
Kolikum ppt fix
Kolikum ppt fixKolikum ppt fix
Kolikum ppt fix
 
(37).en.id
(37).en.id(37).en.id
(37).en.id
 
Uji Phenylhidrazine
Uji PhenylhidrazineUji Phenylhidrazine
Uji Phenylhidrazine
 
Toksikologi klinik.ppt
Toksikologi klinik.pptToksikologi klinik.ppt
Toksikologi klinik.ppt
 
Liya Putri Rahmaniya_I1504221016_PSGL.pptx
Liya Putri Rahmaniya_I1504221016_PSGL.pptxLiya Putri Rahmaniya_I1504221016_PSGL.pptx
Liya Putri Rahmaniya_I1504221016_PSGL.pptx
 
PRESENTASI-LATIFAH HASIL RAPID 2009 utk seminar LPPM.ppt
PRESENTASI-LATIFAH HASIL RAPID 2009 utk seminar LPPM.pptPRESENTASI-LATIFAH HASIL RAPID 2009 utk seminar LPPM.ppt
PRESENTASI-LATIFAH HASIL RAPID 2009 utk seminar LPPM.ppt
 
Toksikologi klinik 2017
Toksikologi klinik 2017Toksikologi klinik 2017
Toksikologi klinik 2017
 
Pp seminar asam urat
Pp seminar asam uratPp seminar asam urat
Pp seminar asam urat
 
Metabolisme asam nukleat
Metabolisme asam nukleatMetabolisme asam nukleat
Metabolisme asam nukleat
 
Isolasi piperin b3 fitokimia
Isolasi piperin b3 fitokimiaIsolasi piperin b3 fitokimia
Isolasi piperin b3 fitokimia
 
PPT hormon
PPT hormon PPT hormon
PPT hormon
 
TUGAS BIOLOGI MEDIK PAK YUNAN.ppt
TUGAS BIOLOGI MEDIK PAK YUNAN.pptTUGAS BIOLOGI MEDIK PAK YUNAN.ppt
TUGAS BIOLOGI MEDIK PAK YUNAN.ppt
 
1.FARMAKOKINETIK KLINIK_pendahuluan.pdf
1.FARMAKOKINETIK KLINIK_pendahuluan.pdf1.FARMAKOKINETIK KLINIK_pendahuluan.pdf
1.FARMAKOKINETIK KLINIK_pendahuluan.pdf
 

Recently uploaded

Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
haniekusuma
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
BayuEkaKurniawan1
 
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
hendityas
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
zalfazulfa174
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
Hamzi Hadi
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
pkmcinagara
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
ImanChimonxNurjaman
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
hosnuinayati1
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
PramitaHertasning
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
FredyMaringga1
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 

Recently uploaded (17)

Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
 
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 

Fosfat

  • 1. Tutor Kimia Klinik I Pemeriksaan Fosfat Darah SMF Patologi Klinik RSU dr. Soetomo Surabaya, FK Universitas Airlangga 02 Juni 2014
  • 2. Pendahuluan FOSFAT Sejarah & Struktur kimia Komposisi Fosfat Tubuh Fungsi Fosfat Tubuh Metabolisme Fosfat Tubuh Produksi Fosfat Tubuh 6/4/2014 2
  • 3. Sejarah & Struktur Kimia 6/4/2014 3 Hennig Brand (1669) Percobaan Fosfat
  • 5. Struktur Kimia FOSFAT 6/4/2014 5 Divalent (HPO4 2-) (HPO4 2- : H2PO4 -) = 4 : 1 Monovalen (H2PO4 -)
  • 6. 6/4/2014 6 Komposisi Fosfat Tubuh 85% 14% 1% http://www.soilandhealth.org/01aglibrary/010143albpap/ph.balanced%20nutrition/ph.bal.nut.htm
  • 8. Fosfat Tubuh • Dalam sel bentuk organik & inorganik terbanyak organik 6/4/2014 8 • Organik FOSFAT: – 2/3 dari fosfat tubuh – Terbanyak ditemukan dalam intrasel – Terutama dalam Eritrosit • Inorganik FOSFAT: – 1/3 dari fosfat tubuh – Terutama di ekstraseluler (serum) – Dalam bentuk HPO4 2- & H2PO4 - – Ikatan fosfat dalam serum: • 15% dengan protein • 35% Kalsium, Natrium dan Magnesium • 55% bebas tidak berikatan
  • 9. 6/4/2014 9 Intrasel Merupakan penyusun Adenosin Triphosphate Unsur pokok dalam sistem enzimatik, Elemen membran sel (fosfolipid), Terlibat dalam metabolisme, transkripsi gen dan pertumbuhan sel. Fungsi Fosfat Tubuh
  • 10. 6/4/2014 10 Ekstrasel Menjaga konsentrasi fosfat intrasel saat kritis Menyediakan kebutuhan fosfat untuk proses mineralisasi tulang Penyangga (buffer).
  • 12. 6/4/2014 12 Produksi Fosfat Tubuh • Kadar dalam darah dipengaruhi: – Variasi diurnal – Asupan makanan absorbsi usus – Sekresi dari hormon (parathyroid, growth hormon) – Regulasi oleh ginjal
  • 13. KEGUNAAN PEMERIKSAAN FOSFAT • SEBAGAI DIAGNOSIS DAN MONITORING PENATALAKSANAAN DARI KELAINAN: – TULANG – PARATHYROID – GINJAL 6/4/2014 13
  • 14. Suasana asam 6/4/2014 14 Ion Phosphate (serum/plasma) Ammonium Molybdate Phosphomolybdate complex : • tidak berwarna (colorless)  Ultraviolet (UV) 340 nm METODE NON REDUKSI (Daly & Ertinghausen 1972)
  • 15. • 12(NH4)2MoO4 + H3PO4 + 21 HNO3 → (NH4)3PMo12O40 + 21 NH4NO3 + 12 H2O 6/4/2014 15 ASAM
  • 16. Metode Direk Drawer's method (C/in Chim Acta 39: 81-88, 1972). 6/4/2014 16 Suasana asam pH Nitrit Acid Triethanolamine Lauryl Sulfate. Sodium Molybdate Phosphomolybdate complex • Kuning  disinari dengan panjang gelombang 390 nm Dissolved Protein, Enhancement abs. & Wetting Agent Ion Phosphate (serum/plasma)
  • 17. Vanadate-Molybdate Method CLINICAL CHEMISTRY, Vol. 19, No.4, (1973) 411-414 6/4/2014 17 Ammonium Metavanadate. Ammonium Molybdate • Kuning  disinari dg panjang gelombang 420nm Ammonium Metavanadate : Nitric Acid Sulfur Acid Ion Phosphate (serum/plasma)
  • 18. METODE REDUKSI 6/4/2014 18 Suasana asam Ammonium Molybdate REDUKTOR Senyawa Phosphomolybdate tereduksi: • Berwarna Biru  diukur dg panjang gelombang 600-700 nm • Macam-macan reduktor: – Ascorbic Acid – Methyl-p- aminophenol sulfat – Ferros Ammonium Sulfat – Amino naphtolsulfonat acid – N-phenyl-p-phenyldiamine (semidine) HCl Ion Phosphate (serum/plasma)
  • 19. METODE ENZIMATIK CLIN. CHEM. 20/3, 332-336 (1974) 6/4/2014 19 • nicotinamide adenine dinucleotide phosphate (NADPH) disinari dengan panjang gelombang 340nm
  • 20. Reagen • Buffer:Triethanolamine (0.1 mol/liter, pH 7.2) and ethylenediaminetetraacetic acid • Magnesium chloride • Adenosine 5’-monophosphate disodium salt, 0.1 mmol/liter. • Nicotinamide adenine dinucleotide phosphate, disodium salt, 24 mmol/liter. • Glycogen, 100 g/liter. • Phosphorylase a, 100 U/ml (Boehringer • Glucose-6-phosphate dehydrogenase, 1750 U/ml(grade 1; Boehringer Mannheim Corp.). • Working reagent. Mix together 7.5 ml 6/4/2014 20
  • 21. • nicotinamide adenine dinucleotide phosphate (NADPH)  disinari dengan panjang gelombang 340nm 6/4/2014 21
  • 22. METODE ENDPOINT • Penentuan kadar fosfat dengan membandingkan absorben antara: • R1 : blanko reagen • R2 : reagen fosfat 6/4/2014 22
  • 23. Lab GDC • Sampel: Serum. • Reagen: dengan alat flex reagent cartridge PHOS. • Metode: Reduksi. • Teknik: Bikromatik endpoint (340nm - 383nm). • Alat: Dimension. 6/4/2014 23
  • 24. Flex reagent cartridge PHOS Terdiri dari: -8 well Komposisi reagent: 6/4/2014 wells Sediaan Komposisi Konsentrasi 1-6 7 8 Cair Cair Cair PMAPS (P-Methylaminophenol) Sodium bisulfit Lithium Dodecyl Sulfate Sodium Molybdate H2SO4 0,64 mmol/L 8,55 mmol/L 6,15 mmol/L 1,10 mmol/L 24
  • 25. Reagen • Sebagai Reduktor dari phosphomolybdate complex PMAPS (P- Methylaminophenol) Sodium bisulfit • Solubilaizing agent • Eliminasi presipitasi protein Lithium Dodecyl Sulfate • Membentuk komlpleks phosphomolybdate • Sebagai pembentuk suasana asam pH. 1,6 Sodium Molybdate H2SO4 6/4/2014 25
  • 26. Penyimpanan Reagen Flex reagent cartridge PHOS • Penyimpanan pada suhu 2-80C • Bila segel sumuran tertutup masa kadaluarsa sesuai dengan tanggal kadaluarsa • Bila segel sumuran terbuka maka (untuk sumuran1-6 dalam 3 hari; sumuran 7-8 selama 30 hari 6/4/2014 26
  • 27. 6/4/2014 27 SERUM •Darah vena •Tabung SST PLASMA •Darah vena •Tabung Lithium Heparin Sampel clotting terjadi sebelum sentrifugasi •Pemisahan terhadap sel darah merah dalam 60 menit •Stabil dalam 8 jam dalam suhu ruang, 2 hari dalam suhu 2 - 8 derajat celcius. •Untuk penggunaan dalam waktu lama diperlukan sampel yang didinginkan dengan suhu- 200 C
  • 28. Prosedur 6/4/2014 28 NaMoO4 + PO4 -3 ( Ion Phosphate serum) PHOSPHOMOLYBDATE Suasana asam (pH: 1,6) P-Methylaminophenol (PMAPS) NaHSO3 Senyawa Phosphomolybdate tereduksi: diukur dg panjang gelombang 340 nm & 383nm PHOSPHOMOLYBDATE
  • 29. INTEPRETASI HASIL • Nilai rentang normal: – Serum (mg/dL): • Dewasa : 2,5 – 4,8 mg/dL • Anak (1 tahun) : 4 – 7 mg/dL 6/4/2014 29
  • 30. Quality Control • Dilakukan tiap hari pemakaian. • Dalam 2 level dengan konsentrasi fosfat yang telah diketahui • Nilai Analitic measurment range: 0 – 9.0 mg/dL 6/4/2014 30
  • 31. Kalibrasi • Dilakukan tiap 3 bulan • Alat kalibrasi : CHEM II calibrator Cat no.DC 20 • Assay range: 0 – 9.0 mg/dL 6/4/2014 31
  • 32. Keterbatasan • Gangguan pada alat atau reagen apabila ditemukannya level konsentrasi fosfat yang keluar dari range pada 5 kali tes. • Interference: – Sampel Hemolisis (hemolisat 200mg/dL). meningkatkan fosfat 27% – Bilirubinemia (20 mg/dL). menurunkan fofat 21% – Lipemia (Tg. 600 mg/dL) menurunkan fosfat 16% – Manitol (500 mg/dL) menurunkan fosfat 10% 6/4/2014 32
  • 38. Regulation: • PTH lowers blood phosphate concentrations by Increasing renal excretion . • Vitamin D acts to increase phosphate in the blood due to: – Increase phosphate absorption in the intestine – Increase phosphate reabsorption in the kidney Kadar fosfat anorganik dalam plasma terutama diatur oleh ginjal. Parathormon mengurangi reabsorbsi dalam tubulus proksimal. Jadi, hiperfosfaturia dan hipofosfatemia merupakan tanda-tanda biokimia yang penting untuk hiperparatidoisme primer. Clinical Application: - Hypophosphatemia - Hyperphosphatemia
  • 42. 6/4/2014 42 Intrasel Merupakan penyusun Adenosin Triphosphate Unsur pokok dalam sistem enzimatik, adenine dinucleotide phosphate. Elemen membran sel (fosfolipid), asam nukleat. Terlibat dalam metabolisme, transkripsi gen dan pertumbuhan sel. Fungsi Fosfat Tubuh
  • 43. • a) Klasifikasi tulang dan gigi. Klasifikasi tulang dan gigi diawali dengan pengendapan fosfor pada matriks tulang. Kekurangan fosfor menyebabkan peningkatan enzim fosfatase yang diperlukan untuk melepas fosfor dari jaringan tubuh ke dalam darah agar diperoleh perbandingan kalsium terhadap fosfor yang sesuai untuk pertumbuhan tulang. • b) Mengatur pengalihan energi. Melaui proses fosforilasi fosfor mengaktifkan berbagai enzim dan vitamin B dalam pengalihan energi dan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Bila satu gugus fosfat ditambahkan pada ADP (Adenin Difosfat) maka terbentuk ATP (Adenin Trifosfat) yang menyimpan energi dalam ikatannya. Bila energi diperlukan, ATP diubah kembali menjadi ADP. Energi yang mengikat fosfat pada ADP dilepas untuk keperluan berbagai reaksi di dalam tubuh. • c) Absorpsi dan transportasi zat gizi. Dalam bentuk fosfat, fosfor berperan sebagai alat angkut untuk membawa zat-zat gizi menyeberangi membran sel atau di dalam aliran darah. Proses ini dinamakan fosforilasi dan terjadi pada absorpsi di dalam saluran cerna, pelepasan zat gizi dari aliran darah ke dalam cairan interseluler dan pengalihannya ke dalam sel. Lemak yang tidak larut dalam air, diangkut di dalam darah dalam bentuk fosfolipida. Fosfolipida adalah ikatan fosfat dengan molekul lemak, sehingga lemak menjadi lebih larut. Glikogen yang dilepas dari simpanan hati atau otot berada di dalam darah terikat dengan fosfor. • d) Bagian dari ikatan tubuh esensial. Vitamin dan enzim tertentu hanya dapat berfungsi bila terlebih dahulu mengalami fosforilasi, contohnya enzim yang mengandung vitamin B1 tiamin pirofosfat (TPP). Fosfat merupakan bagian esensial dari DNA dan RNA, bahan pembawa kode gen/ keturunan yang terdapat di dalam inti sel dan sitoplasma semua sel hidup. DNA dan RNA dibutuhkan untuk reproduksi sel.Pengaturan keseimbangan asam-basa. Fosfat memegang peranan penting sebagai buffer untuk mencegah perubahan tingkat keasaman cairan tubuh. Ini terjadi karena kemampuan fosfor mengikat tambahan ion hidrogen. • e) Pengaturan kesimbangan asam-basa. Fosfat memegang peranan penting sebagai buffer untuk mencegah perubahan tingkat keasaman cairan tubuh. Ini terjadi karena kemampuan fosfor mengikat tambahan ion hydrogen. 6/4/2014 43
  • 44. Status asam basa juga akan mempengaruhi keseimbangan fosfor. Alkalosis, terutama alkalosis pernafasan, dapat menyebabkan fosfatemia karena perpindahan fosfor intraseluler. Mekanisme pasti untuk perpindahan ini tidak sepenuhnya dipahami tapi mungkin berhubungan dengan glikolisis seluler karena alkalosis dengan peningkatan pembentukan metabolik mengandung fosfor sedang. Asidosis respiratori dapat menyebabkan perpindahan fosfor keluar dari sel-sel dan memperberat hiperfosfatemia 6/4/2014 44
  • 45. Kadar fosfat anorganik dalam plasma terutama diatur oleh ginjal. Parathormon mengurangi reabsorbsi dalam tubulus proksimal. Jadi, hiperfosfaturia dan hipofosfatemia merupakan tanda-tanda biokimia yang penting untuk hiperparatidoisme primer. 6/4/2014 45
  • 51. • Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam tubuh, yaitu 1% dari berat badan. Kurang lebih 85% fosfor di dalam tubuh terdapat sebagai garam kalsium fosfat, yaitu bagian dari kristal hidroksiapatit di dalam tulang dan gigi yang tidak dapat larut. Hidroksipatit memberi kekuatan dan kekakuan pada tulang. Fosfor di dalam tulang berada dalam perbandingan 1:2 dengan kalsium. Fosfor selebihnya terdapat di dalam semua sel tubuh, separuhnya di dalam otot dan di dalam cairan ekstraseluler. 6/4/2014 51
  • 56. METOL (p-METHYL AMINOPHENOL SULPHATE ) hitam putih foto • Sodium Bisulfite Solution • We are leading Manufacturer and exporters of Sodium Bisulphite Solution. Our in house lab and QC department is strong in equipment, knowledge and system to meet the international standards.We produce superior range of Sodium Bi sulphite Solution using advanced manufactured technology and using superior quality raw materials. Our quality complies with domestic as well as international standards. We manufacture commercial grade of sodium bi sulphite Solution.It is also known as SBS Solution. Sr.NoCharacteristicsSpecifications 1Physical AppearanceYellowish and Reddish solution 2Assay as SO2% by mass22- 25% 3Assay as NaHSO3% by mass35- 40% 4PH of 10% Solution4 to 5.5 5Clearity of 10% SolutionClear 6Specific Gravity1.30-1.50 Application: Textile Industry • Leather Industry • Food Industry • Fermentation Industry • Chemical Industry • Pulp & Paper Industry • Metal Finishing and Electropolishing Industry • Photographic Industry • Pharmaceutical Industry 6/4/2014 56
  • 57. Lithium Chloride Solution (Molybdate) • Specifications: DescriptionColorless odorless clear solutionAssayMin 40 %Sp. Gr1.261 at 250ºC Alkalinity (as Lioh)Max 0.1 %Inhibitor (LI2MOO4)Min 0.015 %Calcium (Ca)Max 0. 006 %Magnesium (Mg)Max 0. 0004 %Sulphate (SO4)Max 0. 002 %Cromate (Cr)Max 0. 0001 %Cromate (Cr)Max 0. 0001 %Sodium (Na)Max 0. 03 %Sammonia (NH4)Max 0. 0001 % • Lithium Dodecyl Sulfate, HP • Lithium Dodecyl Sulfate, High Purity. LDS Reagent is a highly purified LDS powder >99% used primarily in Diagnostic and Analytical applications. Lithium Dodecyl Sulfate Manufactured in the USA. 6/4/2014 57
  • 58. • Applications: 1) Used in the making of alkaloid, reagent, dye, molybdenum red pigment, molybdenum, and the material of fire retardant. 2) Its catalyst can be used as inhibitor. • Sodium Molybdate AnhydrousHigh-Purity Subs-tancesSuper-Class SubstancesFirst-Class Subst- ancesSecond-Class SubstancesThird-Class Subst- ancesAnhydrous Sodium MolybdateMoNa2O499.899.5099.098.096.00- Mo≥39.6039.5039.3039.0038.0045.00Water- Insoluble Substances ≤0.010.050.10.1-0.1Cl≤0.0050.0050.020.02- 0.01SO4≤0.010.070.20.5-0.40PO4≤0.00050.0010.0050.005- 0.005Pb≤0.00050.0020.0020.002-0.002PH7.5-9.57.5-9.57.5-9.5--- SiO2≤0.010.01---0.01Fe≤0.0010.005---0.005As≤0.00050.001--- 0.001NO3≤0.02-----NH4≤0.005----- Sodium Molybdate DihydrateFine gradeFirst gradeNa2MoO4.2H2O≥99.50 99.0Mo≥ 6/4/2014 58
  • 61. Phosphate Redox Electrode System CLIN. CHEM. 28/4, 655-658 (1982) 6/4/2014 61
  • 64. • nicotinamide adenine dinucleotide phosphate (NADPH) disinari dengan panjang gelombang 340nm 6/4/2014 64
  • 65. • Hipofosfatemia tedapat pada 1-5% pasien di rumah sakit, insidennya akan meningkat 20-40% pada pasien-pasien dengan ketoasidosis, ppok, asthma, malignancy, terapi nutrisi parenteral jangka panjang (TPN) inflammatory bowel disease, anoreksia nervosa, alcoholism. Dan akan meningkat 60-80% lagi pada pasien sepsis di ICU. Dan hipofosfatemia dikarenakan adanya peningkatan ekskresi oleh ginjal serta penurunan absorbsi fosfat oleh usus dikarenakan defisiensi vitamin D dan penggunaan antacid yang berlebih. Meskipun kasus yang terjadi moderat dan jarang menyebabkan masalah, hypofosfatemia yang berat < 1,0 mg/dL atau 0,3 mmol/L membutuhkan perhatian dan pemberian terapi penambahan fosfat. Terdapat 30% kematian pada pasien dengan hipofosfatemia berat dan 15% kematian pada pasien dengan normal fosfatemia dan hipofosfatemia ringan. 6/4/2014 65
  • 66. • Hypophosphatemia can occur by one or more of three primary mechanisms: (1) inadequate intestinal phosphate absorption, (2) excessive renal phosphate excretion, or (3) rapid redistribution of phosphate from the ECF into bone or soft tissue (Table 346-1). Because phosphate is so abundant in foods, inadequate intestinal absorption is almost never observed now that aluminum hydroxide antacids, which bind phosphate in the gut, are no longer commonly used. Fasting or starvation, however, may result in depletion of body phosphate and predispose to subsequent hypophosphatemia during refeeding, especially if this is accomplished with IV glucose alone. 6/4/2014 66
  • 69. • Hyperfosfatemia • Pasien yang beresiko terjadi hyperfosfatemia adalah mereka yang mengalami akut atau kronik gagal ginjal. Peningkatan intake fosfat dan peningkatan fosfat oleh pelepasan sel dapat menyebabkan hiperfosfatemia. Dikarenakan belum terbentuknya PTH yang matur dan metabolism vitamin D pada neonatus rentan terhadap hiperfosfatemia karena peningkatan intake fosfat dari pemberian susu sapi atau laxative. Peningkatan penghancuran dari sel dapat berakibat hiperfosfatemia sebagaimana juga adanya infeksi yang berat, latihan olahraga yang berat, gangguan neoplastik, atau hemolisis intravaskuler. Pada immature limfoblas memiliki kadar fosfat 4 kali lebih banyak dari pada limfosit matur, pasien dengan limfoblastik leukemia sangat rentan terhadap hiperfosfatemia. 6/4/2014 69