SlideShare a Scribd company logo
Kelompok VI :
1. YERICH SEPTA SUGIHARTO (1305059)
2. RIKA SRI ANGGRAINI (1305061)
3. PRASTIKA PURNAMA SARI (1305063)
4. SOFIA NOFIANTI (1305065)
5. RESA GUSMAYANTI (1305067)
6. ARISKA PERMATA SARI (1305069)
Dosen Pembimbing:
Dr. Apt. Eka Fitrianda, M. Farm
Kelas: A
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER (PSPA) ANGKATAN 27
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI (STIFI) PERINTIS PADANG
2020/2021
1. Farmakologi Antiinflamasi
1. Definisi
2. Etiologi
3. Diagnosis
4. Patofisiologi
5. Farmakoterapi
2. 5 jurnal Fitoterapi penyakit
1. Nama daerah dan nama ilmiah
2. Klasifikasi botani
3. Hasil penelitian yang membuktikan khasiatnya
4. Mekanisme kerja jika sudah dipublikasi
5. Bentuk sediaan obat tradisional jika sudah ada
(TAMBAHKAN BENTUK SEDIAAN)
1. FARMAKOLOGI PENYAKIT
APAITU
ANTIINFLAMASI?
•Inflamasi adalah salah satu
respon terhadap cedera jaringan
atau infeksi. Inflamasi
merupakan proses alami untuk
mempertahankan homeostatis
tubuh akibat adanya agen atau
senyawa asing yang masuk
(Ikawati, 2011).
Suatu respon normal tubuh
terhadap luka jaringan yang
disebabkan oleh trauma
fisik, zat kimia yang
merusak, atau
mikroorganisme atau benda
asing yang masuk.
Respon pertahanan
tubuh tersebut
ditandai dengan
tanda-tanda inflamasi
meliputi merah,
bengkak, panas, nyeri,
dan gangguan fungsi
organ tubuh lainnya.
Proses inflamasi
merupakan suatu
mekanisme
pertahanan tubuh
terhadap benda asing
yang masuk seperti
alergen, virus, bakteri
dan protozoa
Proses inflamasi dimediatori oleh histamin,
prostaglandin, eicosanoid, leukotrien, sitokin, nitrit
oksida.
Menurut Roman (2009), proses terjadinya
inflamasi dimulai dengan kerusakan jaringan
akibat stimulus yang menyebabkan pecahnya sel
mast diikuti dengan pelepasan mediator inflamasi,
dilanjutkan dengan terjadinya vasodilatasi yang
kemudian menyebabkan migrasi sel leukosit.
1. Inflamasi akut terjadi dalam
waktu yang lebih singkat yang
melibatkan sistem vaskular
lokal, sistem imun dan
beberapa sel.
Tanda-tanda paling khas yang
menandakan adanya inflamasi
adalah kemerahan (rubor),
panas (kalor), nyeri (dolor),
bengkak (tumor) dan disertai
dengan perubahan fungsi lokal.
2. Inflamasi kronis
melibatkan sel darah
putih terutama pada sel
mononuklear pada
prosesnya (Nugroho,
2012).
Inflamasi
dibagi
atas dua:
infeksi
mikroorganisme
cedera
kecelakaan
luka sayatan/
pembedahan
gigitan hewan suhu radiasi radiasi
• Gejala yang paling mencolok dari peradangan akut adalah
tumor atau pembengkakan. Hal ini terjadi akibat adanya
peningkatan permeabilitas dinding kapiler serta pengiriman
cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan yang cedera.
Pada peradangan, dinding kapiler tersebut menjadi lebih
permeabel dan lebih mudah dilalui oleh leukosit dan protein
terutama albumin, nyang diikuti oleh molekul yang lebih besar
sehingga plasma jaringan mengandung lebih banyak protein
daripada biasanya yang kemudian meninggalkan kapiler dan
masuk ke dalam jaringan sehingga menyebabkan jaringan
menjadi bengkak Linnon, (2009).
Kemerahan
(rubor)
Pembengkakkan
(tumor)
Panas (kalor)
Nyeri (dolor)
Hilangnya
fungsi
Mekanisme kerja antiinflamasi :
menghambat enzim COX-1 dan COX2 sehingga tidak terjadi perubahan asam arakhidonat menjadi
prostaglandin mengakibatkan prostaglandin tidak terbentuk dan inflamasi dapat berkurang. Secara
normal COX-1 selalu ada didalam tubuh yang digunakan ketika membentuk prostaglandin. COX-1
dibutuhkan pada proses normal tubuh, seperti memberi efek perlindungan terhadap mukosa lambung.
Sedangkan enzim COX-2 terbentuk hanya ketika terjadi radang, melepaskan prostaglandin yang
menjadi mediator inflamasi.
Inflamasi merupakan indikator penting dari beberapa insiden
penyakit.
Di Indonesia, terapi obat untuk inflamasi seperti golongan
AINS(Anti Inflamasi Non Steroid) serta AIS(Anti Inflamasi Steroid)
telah diterapkan sejak dahulu hingga sekarang.
Namun memiliki efek samping yang tidak diinginkan yang
dapat menurunkan fungsi bologis tubuh seperti, hati, saluran
pencernaan, dan organ vital lainnya. Oleh sebab itu, sediaan herbal
merupakan pilihan alternatif dalam proses penanganan inflamasi
karena efek samping yang relatif lebih kecil serta ketersediaan
tumbuhan obat yang melimpah seperti sediaan herbal antiinflamasi
yang telah distandardisasi oleh BPOM diantaranya daun seledri, daun
daruju, dan mengkudu.
Tumbuhan lain yang mengandung senyawa aktif antiinflamasi
dan dibahas pada artikel ini yaitu kunyit, biji kesumba, daun buas-
buas, kencur, tapak liman, daun ubi jalar ungu, daun suji, kulit batang
jambu mete, daun mahkota dewa, kerehau, sambang getih, jintan
hitam, daun piladang, daun saliara, dan kunir (Khotimah & Muhtadi,
2016).
A. NSAID (Non Steroidal AntiInflamamatory Drugs)
Adalah pengobatan dasar untuk mengatasi
peradangan-peradangan di dalam dan sekitar
sendi seperti lumbago artralgia, osteoartritis,
artritis reumatoid dan gout artritis. Obat ini
merupakan suatu kelompok obat yang heterogen
secara kimia. Namun obat-obat ini memiliki
banyak persamaan dalam efek terapi ataupun
efek samping.
MK :obat ini menghambat siklooksigenase (COX)
yang menghambat prostaglandin.
Golongan obat NSAID :
1.) Golongan salisilat dan salisamid
MK : efek antipiretik dan antiinflamasi salisilat yang terjadi karena
penghambatan sintesis prostaglandin pusat pengatur panas, hipotalamus
dan perifer di daerah target. Salisilat juga mencegah sensitasi reseptor
rasa sakit terhadap rangsangan mekanis dan kimiawi.
2.) Para aminofenol
MK : obat-obat ini menghambat siklooksigenase, menghambat
prostaglandin tetapi tidak pada leukotrien.
3.) Asam Indolasetat
MK : menghambat siklooksigenase secara reversibel. Obat golongan ini :
indometasin
4.) Derivat oksikam
Contoh : Piroxicam
5.) Fenilbutazon
obat antiinflamasi nonsteroid yang bermanfaat untuk mengurangi peradangan
akibat rematik dan penyakit asam urat.
B. Obat AntiInflamasi Golongan Steroid (SAID)
Obat antinflamasi steroid bekerja dengan mekanisme
penghambatan sintesis prostaglandin dan leukotrien
dengan cara melepas lipokortin yang dapat menghambat
fosfolipase A2 pada sintesis asam arakhidonat. Steroid
pada dasarnya merupakan hormon atau senyawa
endogen yang secara alami dapat dihasilkan oleh tubuh
untuk menjaga sistem homeostasis. Ketika terjadi
kondisi stress atau cidera, tubuh akan mensekresi
hormon kortisol tetapi terdapat kondisi tertentu dimana
hormon ini tidak cukup untuk mengatasi rasa sakit yang
timbul sehingga diperlukan tambahan dari luar.
Obat golongan ini :
1. Prednisolon
2. Hidrokortison
3. Dexametason
4. Fluorometalones
2. KLASIFIKASI
BOTANI ?
3. HASIL PENELITIAN
YANG MEMBUKTIKAN
KHASIATNYA ?
4. MEKANISME
KERJA YANG SUDAH
DIPUBLIKASI ?
5. BENTUK SEDIAAN
OBAT
TRADISIONALNYA
JIKA SUDA ADA ?
1. NAMA DAERAH
DNA NAMA ILMIAH ?
2. FITOTERAPI PENYAKIT
5
JURNAL
ILMIAH
Efek Antiinflamasi Fraksi Daun Andong (Cordyline fruticosa L.) Pada
Tikus Putih Jantan (Rattus Norvegicus) Galur Spraque Dawley
EFEK ANTIINFLAMASI FRAKSI DAUN ANDONG
1. NAMA DAERAH DAN NAMA ILMIAH : Daun Andong (Cordyline
fruticosa L.)
2. KLASIFIKASI BOTANI:
Kingdom :Plantae
Sub kingdom :ViridiplantaeInfra
kingdom :StreptophytaSuper
divisi :Embryophyta
Divisi :Tracheophyta
Subdivisi :Spermatophyta
Kelas :Magnoliopsida
Superordo :Lilianae
Ordo :Asparagales
Famili :Asparagaceae
Genus :Cordyline Comm
Spesies :Cordyline fruticosa (L.) A Chev
Bagian tanaman andong (Cordyline fruticosa L.)
berkhasiat sebagai obat adalah bunga, akar, dan daun.
Akar tanaman andong berkhasiat untuk mengobati air
kemih berdarah, wasir berdarah, nyeri lambung, dan ulu
hati. Daun tanaman andong banyak sekali digunakan
sebagai obat sakit kepala, diare, disentri, TB paru, asma,
sakit kulit, inflamasi mata, sakit punggung, rematik, dan
encok. Tanaman andong (Cordyline fruticosa L.)
mengandung saponin, tannin, flavonoida, polifenol,
steroida, polisakarida, kalsium oksalat dan zat besi
(Dalimartha, 2006).
Fraksi n-heksan daun andong (Cordyline
fruticosa L) mempunyai efek antiinflamasi lebih kuat
dibandingkan dengan fraksi etil asetat dan fraksi metanol
air. Hal ini dikarenakan mengandung golongan senyawa
fenol, steroid, dan terpenoid yang diduga berperan dalam
aktivitas antiinflamasi pada tikus putih jantan (Rattus
norvegicus) galur Spraque Dawley. Fraksi etil asetat
mengandung senyawa golongan alkaloid dan flavonoid,
sedangkan fraksi etanol mengandung alkaloid, flavonoid,
saponin, tanin, dan glikosida (Sitanggang, 2011).
3. HASIL PENELITIAN YANG MEMBUKTIKAN KHASIATNYA:
Dari ketiga fraksi yang diuji dalam penelitian ini
didapatkan bahwa efektifitas fraksi n-heksan daun andong
(Cordyline fruticosa L.) dosis 200 mg/kgBB mempunyai efek
antiinflamasi lebih kuat dibandingkan dengan fraksi etil asetat
dan fraksi metanol air, dan memiliki efek antiinflamasi yang sama
dengan Meloxicam pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus)
galur Spraque Dawley. Hal ini ditandai dengan nilai volume
pembengkakan kaki tikus dan persen radang dari kelompok fraksi
n-hexan sama dengan Meloxicam, sedangkan efektifitas fraksi etil
asetat daun andong (Cordyline fruticosa L.) dosis 200 mg/kgBB
dilihat dari pembengkakan kaki tikus dan persen radang pada
semua waktu observasi menunjukkan hasil berbeda dengan
Meloxicam.
Berdasarkan hasil uji KLT menunjukkan bahwa fraksi n-
hexan daun andong (Cordyline fruticosa L.) mengandung senyawa
golongan fenol, steroid, dan terpenoid. Sedangkan fraksi etil
asetat mengandung senyawa golongan flavonoid, dan fraksi
metanol air mengandung senyawa golongan alkaloid.
4. MEKANISME KERJA YANG SUDAH DIPUBLIKASI (1):
Subyek penelitian adalah 30 ekor tikus putih jantan (Rattus norvegicus)
galur Spraque Dawley yang dibagi dalam 5 kelompok. Kelompok I adalah plasebo
yang diberi CMC 1% kelompok 2 diberi fraksi nheksan, kelompok 3 diberi fraksi etil
asetat, kelompok 4 diberi fraksi Metanol air masing-masing dengan dosis 200
mg/kgBB, dan kelompok 5 diberi Meloxicam sebagai kontrol positif. Parameter efek
antiinflamasi berupa volume edema kaki tikus dan penghitungan jumlah neutrofil
pada sediaan hapus darah tepi. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan
program SPSS versi 20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi n-heksan daun
andong mempunyai efek antiinflamasi lebih aktif atau kuat dibandingkan dengan
fraksi etil asetat dan metanol air daun andong (Cordyline fruticosa L), tidak berbeda
nyata dibandingkan Meloxicam pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur
Spraque Dawley, fraksi n-heksan daun andong (Cordyline fruticosa L) mengandung
golongan senyawa fenol dan steroid terpenoid yang diduga berperan dalam aktivitas
antiinflamasi, dan potensi antiinflamasi fraksi etil asetat dan metanol air daun
andong (Cordyline fruticosa L) lebih kecil dibandingkan dengan Meloxicam pada tikus
putih jantan (Rattus norvegicus) galur Spraque Dawley.
Uji aktivitas antiinflamasi dilakukan dengan cara tikus dipuasakan selama 18
jam dengan tetap di beri air minum. Pada hari pengujian, masing-masing hewan uji
di timbang. Setiap tikus diberikan bahan uji sesuai dengan kelompoknya. Kelompok
plasebo di beri CMC sebanyak 2 ml/200 gram BB tikus dan kelompok kontrol positif
di beri Meloxicam dengan dosis 0,135 mg.
4. MEKANISME KERJA YANG SUDAH DIPUBLIKASI (2):
Kaki kiri belakang setiap tikus yang akan di induksi di beri tanda
pada kaki kirinya, kemudian di ukur volume kaki terlebih dahulu dengan
cara memasukkan telapak kaki tikus ke dalam raksa hingga batas tanda.
Di catat angka pada monitor sebagai volume awal (Vo) yaitu volume kaki
sebelum di beri obat dan di induksi dengan larutan karagenin. 3 jam
setelah pemberian bahan uji, dilakukan penyuntikan pada masingmasing
telapak kaki tikus di suntik secara subplantar dengan 0,1 ml larutan
karagenin 1%. Kemudian dilakukan pengukuran dengan cara mencelupkan
kaki tikus ke dalam sel pletismometer yang berisi cairan air raksa sampai
larutan mencapai garis batas, di catat angka yang terbaca pada pipet
mikro. Perubahan volume cairan yang terjadi di catat sebagai volume
telapak kaki tikus (Vt) pada jam ke-0. Pengukuran dilakukan setiap 1 jam
selama 6 jam. Masing masing kelompok diberi perlakuan, yaitu:
 Kelompok pertama adalah kelompok hewan uji sebagai kontrol negatif (plasebo)
yang diberi CMC 1%.
 Kelompok kedua adalah kelompok hewan uji yang diberi perlakuan dengan fraksi
n-heksan Cordyline fruticosa L 200 mg/kgBB.
 Kelompok ketiga adalah kelompok hewan uji yang diberi perlakuan fraksi etil
asetat Cordyline fruticosa L 200 mg/kgBB.
 Kelompok keempat adalah kelompok hewan uji yang diberi perlakuan fraksi
metanol air Cordyline fruticosa L 200 mg/kgBB.
 Kelompok kelima adalah kelompok hewan uji yang menjadi kontrol positif dan
diberi obat Meloxicam dengan dosis 0,135 mg/kgBB.
5.BENTUK SEDIAAN OBAT TRADISIONAL JIKA
SUDAH ADA: -
1. NAMA DAERAH DAN NAMA ILMIAH :
Daun karas/ dari pohon Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk)
2. KLASIFIKASI BOTANI:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dikotiledoneae
Sub Kelas : Dialypetale
Ordo : Myrtales
Famili : Thymeleaceae
Genus : Aquilaria
Species : Aquilaria malaccensis Lamk
Tanaman kayu yang termasuk ke dalam family thy meleaceae (Homid et
al., 2015). Tanama ini digunakan secara tradisional oleh masyarakat di Asia
bagian Timur sebagai penghilang rasa sakit, obat mual, muntah, penghangat
perut dan meringankan penyakit asma (Lomens & Bunga praphatsua, 2003). Daun
karas (Aquilaria malaccensis) diketahui mengandung metabolit sekunder seperti
berikut alkaloid, flavonoid, terpenoid, steroid dan saponin.
3. HASIL PENELITIAN YANG MEMBUKTIKAN KHASIATNYA:
Senyawa metabolit sekunder golongan flavonoid
diketahui memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi
(Nijveldt et al., 2001).
Menurut penelitian sebelumnya ekstrak etanol
daun Aquilariasinensisya itu salah satu spesies
tanaman yang memiliki genus yang sama dengan
Aquilari amalaccensis diketahui memiliki aktivitas
antiinflamasi (Zhou et al., 2001).
Menurut Vakati, 2009 melaporkan ekstrak n-
heksana dari gubal Aquilariaagallocha yang berupa
minyak diketahui aktivitas antiinflamasi yang
diinduksi karagenan dengan dosis 100 mg/kg memiliki
persentase sebesar 62,11% dalam menurunkan edema
kaki tikus (Alam et al., 2015).
4. MEKANISME KERJA YANG SUDAH DIPUBLIKASI:
Pengujian inflamasi di mulai dengan di puasakan tikus selama 18 jam, tetapi
tetap di beri air minum. Tikus dikelompokkan ke dalam 5 kelompok secara acak
dengan menggunakan tabel angka acak, yaitu control negative (suspense Na CMC
1%). Kelompok control positif (Na diklofenak 4,5 mg/kgBB) dan kelompok ekstrak
terdiri dari tiga dosis, dosis I (ekstrak 45 mg/kgBB), dosis II (ekstrak 90 mg/kgBB)
dan dosis III (ekstrak 180 mg/kgBB).
Pengujian dilakukan dengan menimbang berat badan masing-masing hewan
uji dan diberi tanda panah kaki kirinya dengan menggunakan asam pikrat, kemudian
kaki kiri tikus dimasukkan ke dalam plestimometer yang berisi cairan merkuri (air
raksa) yang telah disiapkan sampai cairan naik pada garis batas atas, di catat angka
pada alat sebagai volume awal (Vo) yaitu volume kaki sebelum diberi obat dan
diinduksi dengan larutan karagenan. Masing-masing tikus di beri suspense
bahan oral sesuai dengan kelompoknya. 30 menit kemudian masing-masing telapak
kaki tikus disuntik secara intraplantar dengan 0,1 mL larutan karagenan 2% dan 30
menit setelah induksi dilakukan pengukuran dengan cara mencelupkan kaki kiri tikus
ke dalam cairan plestimometer yang berisi cairan merkuri sampai larutan mencapai
garis batas atas kaki kiritikus dan dicatat angka yang didapat. Perubahan volume
cairan dicatat sebagai volume kaki tikus (Vt).
Pengukuran dilakukan setiap 30 menit selama 360 menit. Setiap melakukan
pengukuran, volume cairan merkuri harus selalu sama, tanda batas pada kaki tikus
juga harus jelas, serta kaki tikus harus tercelup sampai batas yang dibuat
(Ganiswarna, 1995), (Juheini et al., 1995).
5.BENTUK SEDUAAN OBAT TRADISIONAL JIKA
SUDAH ADA: -
1. NAMA DAERAH DAN NAMA ILMIAH :
Daun Binahong (Anredera Cordifolia)
2. KLASIFIKASI BOTANI:
KINGDOM :Plantae
SUB KINGDOM :Viridiplantae
INFRA KINGDOM :Streptophyta
SUPER DIVISI :Embryophyta
DIVISI :Tracheophyta
SUB DIVISI :Spermatophytina
KELAS :Magnoliopsida
SUPER ORDO :Caryophyllanae
ORDO :Caryophyllales
FAMILI :Basellaceae
GENUS :Anredera Juss.
SPESIES :Anredera cordifolia (Ten.) Steenis
Binahong (Anredera Cordifolia)
merupakan jenis tanaman menjalar famili
Basellaceae yang secara empiris digunakan
oleh masyarakat luas untuk membantu proses
penyembuhan berbagai penyakit. Bagian
yang paling banyak digunakan dalam
pengobatan adalah daunnya.
Berdasarkan literatur dan
pengalaman yang berkembang di
masyarakat, daun binahong digunakan untuk
menyembuhkan luka bakar. Cara penggunaan
masih sangat sederhana yaitu daun binahong
ditumbuk sampai halus kemudian dibalurkan
pada bagian tubuh yang terkena luka bakar.
Penggunaan tanaman binahong ini hanya
berdasarkan pengalaman, belum ada dasar
bukti penelitian ilmiah (Puryanto, 2009).
3. HASIL PENELITIAN YANG MEMBUKTIKAN KHASIATNYA:
Tanaman binahong merupakan salah satu tumbuhan yang
digunakan oleh penduduk Vhavenda (provinsi Limpopo) untuk
pengobatan penyakit menular seksual (PMS) dan AIDS. Penelitian
yang telah dilakukan Tshikalange, (2007).
Penelitian Chuang, dkk., (2007) menemukan adanya
protein pada binahong yang dapat menghambat tripsin serta
menstimulasi NO.
Penelitian mengenai aktivitas antibakteri daun binahong
dan kandungan metabolit sekundernya pernah dilakukan, bahwa
dalam simplisia daun binahong terkandung senyawa alkaloid,
polifenol, saponin, dan total fenol yang cukup tinggi (Manoi,
2009).
Penelitian lain yang dilakukan Rachmawati, (2008)
mengungkap daun binahong mengandung saponin triterpenoid,
flavonoid dan minyak atsiri. Flavonoid merupakan senyawa yang
memiliki berbagai bioaktivitas, termasuk antiinflamasi (Buhler,
2003).
4. MEKANISME KERJA YANG SUDAH DIPUBLIKASI:
Penyiapan bahan simplisia meliputi
pengumpulan, pencucian dengan air mengalir dan
pengeringan.
Pembuatan ekstrak tumbuhan binahong
dilakukan dengan cara perendaman menggunakan
pelarut etanol. Hasil yang diperoleh dipekatkan
menggunakan rotavafor kemudian dikeringkan
menggunakan freeze dryer hingga diperoleh ekstrak
kental.
Menguji efek antiinflamasi dengan
menggunakan λ karagenan 1% sebagai induktor radang
dengan alat plantar test dimana tikus diletakkan
pemancar infra red dikaki tikus percobaan dan dilihat
lamanya tikus menarik serta menjilat kakinya.
Pengujian efek antiinflamasi EEDB peroral
dilakukan terhadap 5 kelompok perlakuan, setiap
perlakuan diulangi sebanyak 6 kali, yaitu kelompok I
diberi suspensi CMC (SCMC) 1%, kelompok II SND dosis
2,25 mg/kg bb sebagai pembanding, kelompok III, IV
dan V diberikan EEDB dengan dosis 100 mg/kg bb, 200
mg/kg bb dan 400 mg/kg bb.
Dari hasil penelitian persen inhibisi radang
yang paling besar ditunjukkan oleh SND 2,25 mg/kg
bb, kemudian diikuti oleh EEDB dosis 400 mg/kg bb,
200 mg/kg bb dan 100 mg/kg bb. EEDB menunjukkan
bahwa adanya peningkatan efek yang berbanding
lurus dengan dosis, semakin meningkat dosis EEDB,
maka inhibisi terhadap radang yang dihasilkan juga
lebih tinggi,
Menurut hasil analisis variansi (ANAVA)
menggunakan program SPSS versi 17 terhadap nilai
persen radang dari menit ke-30 sampai menit ke-360.
Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan persen radang yang signifikan antar
kelompok perlakuan di antara menit ke-30 sampai
menit ke-360 (nilai signifikan 1,000; P <0,05).
Dari hasil analisis luas area di bawah kurva
(Area Under Curve = AUC). Hasil analisis AUC dapat
digunakan untuk mengambil kesimpulan, yaitu untuk
melihat perlakuan mana yang memiliki efek paling
besar hingga paling kecil. Jadi AUC tidak dipandang
dari sudut biofarmasi, tetapi menggambarkan
kekuatan efek antiinflamasi dari masing-masing
perlakuan dapat diambil kesimpulan bahwa SND 2,25
mg/kg bb menunjukkan efek antiinflamasi yang paling
baik, diikuti oleh EEDB 400 mg/kg bb; EEDB 200
mg/kg bb dan EEDB 100 mg/kg bb. Nilai
AUC ini menggambarkan kekuatan efek
antiinflamasi semakin kecil AUC maka persen radang
juga semakin kecil maka efek antiinflamasi juga
semakin baik.
Hasil uji Duncan juga menunjukkan bahwa
SND memiliki efek antiinflamasi yang paling baik, lalu
diikuti dengan EEDB 400 mg/kg bb, EEDB 200 mg/kg
bb dan EEDB 100 mg/kg bb dengan nilai signifikansi
0,052 (P>0,05).
5.BENTUK SEDUAAN OBAT TRADISIONAL JIKA
SUDAH ADA: -
1. Nama daerah: Lada (Aceh), lada (Batak),
ladoketek (Minangkabau), lada (Lampung),
ladakecik (Bengkulu), pedes (Sunda), merica
(Jawa Tengah), sakang (Madura), mica (Bali),
marica (Makasar)
 Nama ilmiah: Piper nigrum L.
2. Klasifikasi botani tanaman lada
hitam adalah sebagai berikut (Badan
Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia, 2008):
 Kingdom : Plantae
 Divisi : Spermatophyta
 Sub divisi : Angiospermae
 Kelas : Dicotyledoneae
 Bangsa : Piperales
 Suku : Piperaceae
 Marga : Piper
 Spesies : Piper nigrum L.
3. Hasil penelitian yang membuktikan hasilnya:
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Arsito dan Setyo, (2016) tentang uji aktivitas
antiinflamasi isolat alkaloid lada (Piper nigrum L.) pada tikus galur wistar : studi in vivo dan in silico
menunjukkan isolat alkaloid dari lada memiliki efek antiinflamasi. Penelitian ini menggunakan desain
eksperimental, dengan tikus jantan galur wistar sebagai hewan uji. Sebanyak 25 ekor tikus, dibagi
dalam 5 kelompok. Kelompok 1 : tanpa perlakuan. Kelompok II: senyawa pembanding natrium
diklofenak dosis 13,5 mg/kgBB. Kelompok III, IV, V : isolat alkaloid lada dengan dosis 5;10 dan 15
mg/kg BB. Hasil pengukuran volume udem dihitung nilai Area Under Curve (AUC) dan % daya
antiinfalamasi kemudian data dianalisis untuk mengetahui perbedaan antar kelompok. Selain uji in vivo,
pada penlitian ini juga dilakukan uji in silico menggunakan metode molecular docking dengan auto dock
tools pada target reseptor enzim COX-2. Hasil penelitian antiinflamasi pada tikus pemberian isolat
alkaloid dari lada (Piper nigrum L.) dosis 15 mg/Kg BB tikus dapat menaikkan persen daya
antiinflamasi (50,59%) pada tikus wistar model edema kaki dengan induksi karagenin. Berdasarkan
hasil uji Tukey HSD dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa isolat alkaloid lada dosis 15
mg/Kg BB tidak berbeda signifikan dengan kontrol positif natrium diklofenak 13,5 mg/kg BB. Isolat
alkaloid lada dosis 15 mg/kgBB memiliki kemampuan menghambat inflamasi sebanding dengan
natrium diklofenak 13,5 mg/kgBB. Pada uji in silico, dari beberapa senyawa marker lada ( Piper nigrum
L.) yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai agen antiinflamasi, piperine dengan nilai binding
energi sebesar -8,0 kkal/mol bersifat lebih kuat jika dibandingkan dengan senyawa pembanding natrium
diklofenak (skor docking: -6,9 kkal/mol).
4. Mekanisme kerja jika sudah dipublikasi
Isolat alkaloid lada (Piper nigrum L.)
memiliki efek sebagai antiinflamasi dengan
menghambat enzim cyclooxygenase secara in
vivo lini dapat terlihat pada penurunan
volume udem kaki tikus pada kelompok
perlakuan III, IV dan V dan nilai p < 0,05 dari
kelompok perlakuan tersebut yang berbeda
signifikan dengan kontrol negatif.
5.BENTUK SEDUAAN OBAT TRADISIONAL JIKA
SUDAH ADA: -
1. NAMA DAERAH DAN NAMA ILMIAH :
Nama daerah: Kulit terong belanda
Nama ilmiah: Solanum betaceum, Cav
2. KLASIFIKASI BOTANI:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Agiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Subkelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum betaceaum Cav
3. HASIL PENELITIAN YANG MEMBUKTIKAN KHASIATNYA :
Pengujian dilakukan pada 25 ekor mencit yang dibagi
menjadi 5 kelompok yaitu kontrol negativ (suspensi CMC Na
0,5%), kontrol positif (suspensi natrium diklofenak dalam CMC Na
0,5% dosis 7 mg/kgBB) dan secara berturut-turut diberikan
suspensi ekstrak etanolik kulit terong belanda dalam CMC Na 0,5%
dosis 70 mg/kgBB; 140 mg/kgBB; 280 mg/kgBB secara peroral.
Parameter yang diamati adalah
ketebalan edema yang diukur menggunakan jangka sorong
pada interval waktu 30 menit selama 360 menit. Hasil selisih
ketebalan edema digunakan untuk menghitung Area Under Curve
(AUC) dan persentase daya antiinflamasi (% DAI). Data dianalisis
secara statistik dengan uji One Way Anova dan dilanjutkan Post
Hoc Test dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ekstrak etanolik kulit terong belanda
mengandung senyawa flavonoid dan memiliki daya antiinflamasi.
Semakin besar dosis ekstrak etanolik kulit terong belanda, maka
semakin besar daya antiinflamasinya.
4. Mekanisme kerja jika sudah dipublikasi
Ekstrak etanolik kulit terong belanda
diperoleh menggunakan metode remaserasi
dengan pelarut etanol 96%. Uji daya
antiinflamasi menggunakan metode
pembentukan edema dengan induksi
karagenin 1% secara intraplantar 30 menit
sebelum pemberian bahan uji.
5.BENTUK SEDUAAN OBAT TRADISIONAL JIKA
SUDAH ADA: -
Arsito, P.N dan Setyo, A.R.A. Uji Aktivitas Antiinflamasi Isolat
Alkaloid Lada (Piper nigrum L.) pada Tikus Galur Wistar:
Studi In Vivo dan In Silico. UMY.
Bastian Lumbanraja, Linnon. (2009). Identifikasi Fitokimia dan
Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Tempuyung
(Sonchus arvensis L) Terhadap Radang Pada Tikus. Fakultas
Farmasi : Universitas Sumatera Utara.
Bhatt, Bhawna and Agrawal, S.S. (2007). Pharmaceutical
Engineering-Mixing. Dehli Institute of Pharceutical Science
and Research Sector-3. Pushp Vihar. New Delhi.
Dirjen Binfar. (2010). Pedoman Pencampuran Obat Suntik dan
Penanganan Sediaan Sitostatiska. Departemen Kesehatan RI.
Jakarta.
Dinas Kesehatan RI (1995). Farmakope edisi III. Jakarta.
Fitriyani, A., Winarti, Lina., Muslichah, Siti., dan Nuri. (2011). Uji
Antiinflamasi Ekstrak Metanol Daun Sirih Merah (Piper
crocatum Ruiz & Pav) Pada Tikus Putih. Majalah Obat
Tradisional. 16 (1), 34-42.
Kee, J.L dan Hayes, L.R.1993.Farmakologi. Pendekatan proses
Keperawatan. EGC: Jakarta.
Khotimah, S. N. & Muhtadi, A. (2016). A Review Artikel:
Beberapa tumbuhan yang mengandung senyawa aktif
antiinflamasi. Farmaka Suplemen. 24 (2), 28-40.
Lachman, L, Lieberman, H.A, Kanig, J.L. (1989). Teori dan
Praktek Farmasi Industri. Universitas Indonesia. Jakarta.
Narande, J. Megawati., Wulur, Anne., dan Yudistira, Adithya.
(2013). Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Suji
(Dracaena angustifolia Roxb) Terhadap Edema Kaki Tikus
Putih Jantan Galur Wistar. Jurnal Ilmiah Farmasi. 2 (3). 14-
18.
Narulita, N.2017. “Uji Efektivitas Ekstrak Daun Binahong
(Anredera Cordifolia) dalam Menghambat Pertumbuhan
Bakteri Propionibacterium Acnes secara In Vitro” Skripsi.
Universitas Islam Negeri : Lampug.
Nurdianti, L. (2016). Formulasi Sediaan Pasta Gigi Herbal
Kombinasi Ekstrak Daun Sirih ( Piper Betle ) Dan Kulit Buah
Jeruk Lemon ( Citrus limon, 16.
Pratasik, M. C. M., Yamlean, P. V. Y., & Wiyono, W. I. (2019).
Formulasi Dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Krim Ekstrak
Etanol Daun Sesewanua ( Clerodendron squamatum Vahl .),
8(2), 257–263.
Robbins.2004.Buku Ajar Patologi Robbins.EGC: Jakarta
Septiani, S. (2018). Formulasi Sediaan Masker Gel Antioksidan
Dari Ekstrak Etanol Biji Melinjo (Gnetun gnemon Linn.).
Soediono, J. B., Zaini, M., Sholeha, D. N., & Jannah, N. (2019).
Uji Skrinning Fitokimia Dan Evaluasi Sifat Fisik Sediaan
Salep Ekstrak Etanol Daun Kemangi ( Ocimum Sanctum ( L
.)) Dengan Menggunakan Basis Salep Hidrokarbon Dan Basis
Salep Serap, 1(1), 5–7.
Tjay, T. H., & Rahardja, K. (2013). Obat-obat penting. Edisi VI.
Jakarta: PT. Gramedia. Hal. 516-623.
United States Pharmacopoeial Convention. (2004). The United
States Pharmacopeia (USP). Edisi Ke-28. Rockville: United
States Pharmacopoeial.
Yuziani. Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Binahong
(Anredera cordifolia) Secara Oral. Universitas Malikussaleh :
Aceh.

More Related Content

What's hot

Antibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannyaAntibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannya
ArwinAr
 
Obat antihipertensi
Obat antihipertensiObat antihipertensi
Obat antihipertensi
Denindra Tea
 
(3) obat obat kolinergik
(3) obat obat kolinergik(3) obat obat kolinergik
(3) obat obat kolinergik
N. Hikmah Alinda
 
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencitmakalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencitFaradina Kusumasdiyanti
 
Glikosida
GlikosidaGlikosida
Glikosida
Dokter Tekno
 
Diuretic pharmacology
Diuretic pharmacologyDiuretic pharmacology
Diuretic pharmacology
nisha althaf
 
Obat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaanObat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaan
Rizkythia_Andhara
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
'ekka' Siie Ceweggh Cancerr
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Novi Fachrunnisa
 
Kasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi IKasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi I
Oppy Utriyani
 
HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)
HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)
HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)
Jonathan London
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Trie Marcory
 
Komunikasi dalam farmasi
Komunikasi dalam farmasi Komunikasi dalam farmasi
Komunikasi dalam farmasi
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia
 
Laporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksiLaporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksi
AsthrEey' Schwarzenegger
 
Titrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetriTitrasi nitrimetri
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Filania Kanja
 
FARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMAFARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMA
Sapan Nada
 

What's hot (20)

Antibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannyaAntibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannya
 
Obat antihipertensi
Obat antihipertensiObat antihipertensi
Obat antihipertensi
 
(3) obat obat kolinergik
(3) obat obat kolinergik(3) obat obat kolinergik
(3) obat obat kolinergik
 
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencitmakalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
 
Glikosida
GlikosidaGlikosida
Glikosida
 
Diuretic pharmacology
Diuretic pharmacologyDiuretic pharmacology
Diuretic pharmacology
 
Obat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaanObat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaan
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
 
Kasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi IKasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi I
 
Antiinflamasi
AntiinflamasiAntiinflamasi
Antiinflamasi
 
HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)
HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)
HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi
 
Antihistamin
AntihistaminAntihistamin
Antihistamin
 
Komunikasi dalam farmasi
Komunikasi dalam farmasi Komunikasi dalam farmasi
Komunikasi dalam farmasi
 
Laporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksiLaporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksi
 
Titrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetriTitrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetri
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
 
FARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMAFARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMA
 
Tanin
TaninTanin
Tanin
 

Similar to Fitoterapi antiinflamasi

TA ANTIINFLAMASI.pptx
TA ANTIINFLAMASI.pptxTA ANTIINFLAMASI.pptx
TA ANTIINFLAMASI.pptx
fahiraalvida
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
cantik98
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
yusuaingki
 
Presentasidahsyat xamthone2
Presentasidahsyat xamthone2Presentasidahsyat xamthone2
Presentasidahsyat xamthone2
komisi pemilihan umum
 
Slide Antiinflamasi.pptx
Slide Antiinflamasi.pptxSlide Antiinflamasi.pptx
Slide Antiinflamasi.pptx
JesikaAja2
 
Praktikum farmakologi antiinflamasi
Praktikum farmakologi antiinflamasiPraktikum farmakologi antiinflamasi
Praktikum farmakologi antiinflamasi
Siska Hermawati
 
Acuan sediaan herbal volume kelima edisi pertama
Acuan sediaan herbal volume kelima edisi pertamaAcuan sediaan herbal volume kelima edisi pertama
Acuan sediaan herbal volume kelima edisi pertama
siswanto19
 
Presentasi Dahsyat XAMthone Plus
Presentasi Dahsyat XAMthone PlusPresentasi Dahsyat XAMthone Plus
Presentasi Dahsyat XAMthone Plus
XAMthone Plus
 
Presentasi Dahsyat XAMthone Plus
Presentasi Dahsyat XAMthone PlusPresentasi Dahsyat XAMthone Plus
Presentasi Dahsyat XAMthone Plus
muhamaderros
 
Flavonoid pada sarang semut
Flavonoid pada sarang semutFlavonoid pada sarang semut
Flavonoid pada sarang semut
noviana anjar
 
Indri farmakologi
Indri farmakologiIndri farmakologi
Indri farmakologi
Operator Warnet Vast Raha
 
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
irmalawai
 
Khasiat dari buah mengkudu
Khasiat dari buah mengkuduKhasiat dari buah mengkudu
Khasiat dari buah mengkudu
Helmon Chan
 
XAMthone Plus jus kulit manggis - 087861575969
XAMthone Plus jus kulit manggis - 087861575969XAMthone Plus jus kulit manggis - 087861575969
XAMthone Plus jus kulit manggis - 087861575969
yantuar
 
Apa itu propolis
Apa itu propolisApa itu propolis
Apa itu propolis
Achuy Muslih
 
Farmakologi herbal lkp
Farmakologi herbal lkpFarmakologi herbal lkp
Farmakologi herbal lkp
Perdudikes
 
Praktikum v
Praktikum vPraktikum v
Praktikum v
Dilla Novita
 
uji obat anti inflamasi secara in vivo
uji obat anti inflamasi secara in vivouji obat anti inflamasi secara in vivo
uji obat anti inflamasi secara in vivo
Widdya Anggraini
 
1. dasar-dasar-farmakologi
1. dasar-dasar-farmakologi1. dasar-dasar-farmakologi
1. dasar-dasar-farmakologi
meylidya1
 

Similar to Fitoterapi antiinflamasi (20)

TA ANTIINFLAMASI.pptx
TA ANTIINFLAMASI.pptxTA ANTIINFLAMASI.pptx
TA ANTIINFLAMASI.pptx
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Presentasidahsyat xamthone2
Presentasidahsyat xamthone2Presentasidahsyat xamthone2
Presentasidahsyat xamthone2
 
Slide Antiinflamasi.pptx
Slide Antiinflamasi.pptxSlide Antiinflamasi.pptx
Slide Antiinflamasi.pptx
 
Praktikum farmakologi antiinflamasi
Praktikum farmakologi antiinflamasiPraktikum farmakologi antiinflamasi
Praktikum farmakologi antiinflamasi
 
Acuan sediaan herbal volume kelima edisi pertama
Acuan sediaan herbal volume kelima edisi pertamaAcuan sediaan herbal volume kelima edisi pertama
Acuan sediaan herbal volume kelima edisi pertama
 
Presentasi Dahsyat XAMthone Plus
Presentasi Dahsyat XAMthone PlusPresentasi Dahsyat XAMthone Plus
Presentasi Dahsyat XAMthone Plus
 
Presentasi Dahsyat XAMthone Plus
Presentasi Dahsyat XAMthone PlusPresentasi Dahsyat XAMthone Plus
Presentasi Dahsyat XAMthone Plus
 
Flavonoid pada sarang semut
Flavonoid pada sarang semutFlavonoid pada sarang semut
Flavonoid pada sarang semut
 
Indri farmakologi
Indri farmakologiIndri farmakologi
Indri farmakologi
 
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
 
Antiinflamasi
AntiinflamasiAntiinflamasi
Antiinflamasi
 
Khasiat dari buah mengkudu
Khasiat dari buah mengkuduKhasiat dari buah mengkudu
Khasiat dari buah mengkudu
 
XAMthone Plus jus kulit manggis - 087861575969
XAMthone Plus jus kulit manggis - 087861575969XAMthone Plus jus kulit manggis - 087861575969
XAMthone Plus jus kulit manggis - 087861575969
 
Apa itu propolis
Apa itu propolisApa itu propolis
Apa itu propolis
 
Farmakologi herbal lkp
Farmakologi herbal lkpFarmakologi herbal lkp
Farmakologi herbal lkp
 
Praktikum v
Praktikum vPraktikum v
Praktikum v
 
uji obat anti inflamasi secara in vivo
uji obat anti inflamasi secara in vivouji obat anti inflamasi secara in vivo
uji obat anti inflamasi secara in vivo
 
1. dasar-dasar-farmakologi
1. dasar-dasar-farmakologi1. dasar-dasar-farmakologi
1. dasar-dasar-farmakologi
 

More from SofiaNofianti

PERBANDINGAN AKRILAMIDA KOPI BUBUK TRADISIONAL DAN KOPI BUBUK LUWAK DENGAN ME...
PERBANDINGAN AKRILAMIDA KOPI BUBUK TRADISIONAL DAN KOPI BUBUK LUWAK DENGAN ME...PERBANDINGAN AKRILAMIDA KOPI BUBUK TRADISIONAL DAN KOPI BUBUK LUWAK DENGAN ME...
PERBANDINGAN AKRILAMIDA KOPI BUBUK TRADISIONAL DAN KOPI BUBUK LUWAK DENGAN ME...
SofiaNofianti
 
Rheologi (SIFAT ALIRAN FLUIDA) MATERI UKAI 2020
Rheologi (SIFAT ALIRAN FLUIDA)  MATERI UKAI 2020Rheologi (SIFAT ALIRAN FLUIDA)  MATERI UKAI 2020
Rheologi (SIFAT ALIRAN FLUIDA) MATERI UKAI 2020
SofiaNofianti
 
flayer Kembang sepatu
flayer Kembang sepatu flayer Kembang sepatu
flayer Kembang sepatu
SofiaNofianti
 
flayer fitoterapi daun kembang sepatu sebagai obat demam malaria
flayer fitoterapi daun kembang sepatu sebagai obat demam malariaflayer fitoterapi daun kembang sepatu sebagai obat demam malaria
flayer fitoterapi daun kembang sepatu sebagai obat demam malaria
SofiaNofianti
 
flayer fitoterapi daun insulin Tithonia diversifolia
flayer fitoterapi daun insulin Tithonia diversifoliaflayer fitoterapi daun insulin Tithonia diversifolia
flayer fitoterapi daun insulin Tithonia diversifolia
SofiaNofianti
 
Upaya apoteker dalam (preventif) mencegah penyakit
Upaya apoteker dalam (preventif) mencegah penyakitUpaya apoteker dalam (preventif) mencegah penyakit
Upaya apoteker dalam (preventif) mencegah penyakit
SofiaNofianti
 
NEWSLETTER OBAT STROKE RINGAN
NEWSLETTER OBAT STROKE RINGANNEWSLETTER OBAT STROKE RINGAN
NEWSLETTER OBAT STROKE RINGAN
SofiaNofianti
 
BROSUR obat Clopidogrel 75 mg tablet
BROSUR obat Clopidogrel 75 mg tabletBROSUR obat Clopidogrel 75 mg tablet
BROSUR obat Clopidogrel 75 mg tablet
SofiaNofianti
 
MASALAH DAN SOLUSI COMPOUNDING AND DISPENSING SEDIAAN PADAT SEMIPADAT STERIL ...
MASALAH DAN SOLUSI COMPOUNDING AND DISPENSING SEDIAAN PADAT SEMIPADAT STERIL ...MASALAH DAN SOLUSI COMPOUNDING AND DISPENSING SEDIAAN PADAT SEMIPADAT STERIL ...
MASALAH DAN SOLUSI COMPOUNDING AND DISPENSING SEDIAAN PADAT SEMIPADAT STERIL ...
SofiaNofianti
 
RECIPE R/
RECIPE R/RECIPE R/
RECIPE R/
SofiaNofianti
 
UKAI Konstipasi Diare Gerd Mual muntah
UKAI Konstipasi Diare Gerd Mual muntahUKAI Konstipasi Diare Gerd Mual muntah
UKAI Konstipasi Diare Gerd Mual muntah
SofiaNofianti
 
ASHMA CASE STUDY
ASHMA CASE STUDYASHMA CASE STUDY
ASHMA CASE STUDY
SofiaNofianti
 
komunikasi dan konseling efek samping obat TB dan combine amoksisilin pulveres
komunikasi dan konseling efek samping obat TB dan combine amoksisilin pulveres komunikasi dan konseling efek samping obat TB dan combine amoksisilin pulveres
komunikasi dan konseling efek samping obat TB dan combine amoksisilin pulveres
SofiaNofianti
 
VISKOSITAS BROOKFIELD
VISKOSITAS BROOKFIELDVISKOSITAS BROOKFIELD
VISKOSITAS BROOKFIELD
SofiaNofianti
 
simulasi industri vsikometer brookfield
simulasi industri vsikometer brookfieldsimulasi industri vsikometer brookfield
simulasi industri vsikometer brookfield
SofiaNofianti
 
strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...
strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...
strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...
SofiaNofianti
 
100 dosis obat sofia nofianti
100 dosis obat sofia nofianti100 dosis obat sofia nofianti
100 dosis obat sofia nofianti
SofiaNofianti
 
PIO OBAT SOFIA
PIO OBAT SOFIAPIO OBAT SOFIA
PIO OBAT SOFIA
SofiaNofianti
 
PELAYANAN KEFARMASIAN epilepsi
PELAYANAN KEFARMASIAN epilepsiPELAYANAN KEFARMASIAN epilepsi
PELAYANAN KEFARMASIAN epilepsi
SofiaNofianti
 
C&d padat cair semipadat steril
C&d padat cair semipadat sterilC&d padat cair semipadat steril
C&d padat cair semipadat steril
SofiaNofianti
 

More from SofiaNofianti (20)

PERBANDINGAN AKRILAMIDA KOPI BUBUK TRADISIONAL DAN KOPI BUBUK LUWAK DENGAN ME...
PERBANDINGAN AKRILAMIDA KOPI BUBUK TRADISIONAL DAN KOPI BUBUK LUWAK DENGAN ME...PERBANDINGAN AKRILAMIDA KOPI BUBUK TRADISIONAL DAN KOPI BUBUK LUWAK DENGAN ME...
PERBANDINGAN AKRILAMIDA KOPI BUBUK TRADISIONAL DAN KOPI BUBUK LUWAK DENGAN ME...
 
Rheologi (SIFAT ALIRAN FLUIDA) MATERI UKAI 2020
Rheologi (SIFAT ALIRAN FLUIDA)  MATERI UKAI 2020Rheologi (SIFAT ALIRAN FLUIDA)  MATERI UKAI 2020
Rheologi (SIFAT ALIRAN FLUIDA) MATERI UKAI 2020
 
flayer Kembang sepatu
flayer Kembang sepatu flayer Kembang sepatu
flayer Kembang sepatu
 
flayer fitoterapi daun kembang sepatu sebagai obat demam malaria
flayer fitoterapi daun kembang sepatu sebagai obat demam malariaflayer fitoterapi daun kembang sepatu sebagai obat demam malaria
flayer fitoterapi daun kembang sepatu sebagai obat demam malaria
 
flayer fitoterapi daun insulin Tithonia diversifolia
flayer fitoterapi daun insulin Tithonia diversifoliaflayer fitoterapi daun insulin Tithonia diversifolia
flayer fitoterapi daun insulin Tithonia diversifolia
 
Upaya apoteker dalam (preventif) mencegah penyakit
Upaya apoteker dalam (preventif) mencegah penyakitUpaya apoteker dalam (preventif) mencegah penyakit
Upaya apoteker dalam (preventif) mencegah penyakit
 
NEWSLETTER OBAT STROKE RINGAN
NEWSLETTER OBAT STROKE RINGANNEWSLETTER OBAT STROKE RINGAN
NEWSLETTER OBAT STROKE RINGAN
 
BROSUR obat Clopidogrel 75 mg tablet
BROSUR obat Clopidogrel 75 mg tabletBROSUR obat Clopidogrel 75 mg tablet
BROSUR obat Clopidogrel 75 mg tablet
 
MASALAH DAN SOLUSI COMPOUNDING AND DISPENSING SEDIAAN PADAT SEMIPADAT STERIL ...
MASALAH DAN SOLUSI COMPOUNDING AND DISPENSING SEDIAAN PADAT SEMIPADAT STERIL ...MASALAH DAN SOLUSI COMPOUNDING AND DISPENSING SEDIAAN PADAT SEMIPADAT STERIL ...
MASALAH DAN SOLUSI COMPOUNDING AND DISPENSING SEDIAAN PADAT SEMIPADAT STERIL ...
 
RECIPE R/
RECIPE R/RECIPE R/
RECIPE R/
 
UKAI Konstipasi Diare Gerd Mual muntah
UKAI Konstipasi Diare Gerd Mual muntahUKAI Konstipasi Diare Gerd Mual muntah
UKAI Konstipasi Diare Gerd Mual muntah
 
ASHMA CASE STUDY
ASHMA CASE STUDYASHMA CASE STUDY
ASHMA CASE STUDY
 
komunikasi dan konseling efek samping obat TB dan combine amoksisilin pulveres
komunikasi dan konseling efek samping obat TB dan combine amoksisilin pulveres komunikasi dan konseling efek samping obat TB dan combine amoksisilin pulveres
komunikasi dan konseling efek samping obat TB dan combine amoksisilin pulveres
 
VISKOSITAS BROOKFIELD
VISKOSITAS BROOKFIELDVISKOSITAS BROOKFIELD
VISKOSITAS BROOKFIELD
 
simulasi industri vsikometer brookfield
simulasi industri vsikometer brookfieldsimulasi industri vsikometer brookfield
simulasi industri vsikometer brookfield
 
strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...
strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...
strategi apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konseling ob...
 
100 dosis obat sofia nofianti
100 dosis obat sofia nofianti100 dosis obat sofia nofianti
100 dosis obat sofia nofianti
 
PIO OBAT SOFIA
PIO OBAT SOFIAPIO OBAT SOFIA
PIO OBAT SOFIA
 
PELAYANAN KEFARMASIAN epilepsi
PELAYANAN KEFARMASIAN epilepsiPELAYANAN KEFARMASIAN epilepsi
PELAYANAN KEFARMASIAN epilepsi
 
C&d padat cair semipadat steril
C&d padat cair semipadat sterilC&d padat cair semipadat steril
C&d padat cair semipadat steril
 

Recently uploaded

Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
AsyeraPerangin1
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
cikgumeran1
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
EvaMirzaSyafitri
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 

Recently uploaded (20)

Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 

Fitoterapi antiinflamasi

  • 1. Kelompok VI : 1. YERICH SEPTA SUGIHARTO (1305059) 2. RIKA SRI ANGGRAINI (1305061) 3. PRASTIKA PURNAMA SARI (1305063) 4. SOFIA NOFIANTI (1305065) 5. RESA GUSMAYANTI (1305067) 6. ARISKA PERMATA SARI (1305069) Dosen Pembimbing: Dr. Apt. Eka Fitrianda, M. Farm Kelas: A PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER (PSPA) ANGKATAN 27 SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI (STIFI) PERINTIS PADANG 2020/2021
  • 2. 1. Farmakologi Antiinflamasi 1. Definisi 2. Etiologi 3. Diagnosis 4. Patofisiologi 5. Farmakoterapi 2. 5 jurnal Fitoterapi penyakit 1. Nama daerah dan nama ilmiah 2. Klasifikasi botani 3. Hasil penelitian yang membuktikan khasiatnya 4. Mekanisme kerja jika sudah dipublikasi 5. Bentuk sediaan obat tradisional jika sudah ada (TAMBAHKAN BENTUK SEDIAAN)
  • 4. APAITU ANTIINFLAMASI? •Inflamasi adalah salah satu respon terhadap cedera jaringan atau infeksi. Inflamasi merupakan proses alami untuk mempertahankan homeostatis tubuh akibat adanya agen atau senyawa asing yang masuk (Ikawati, 2011).
  • 5.
  • 6. Suatu respon normal tubuh terhadap luka jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak, atau mikroorganisme atau benda asing yang masuk. Respon pertahanan tubuh tersebut ditandai dengan tanda-tanda inflamasi meliputi merah, bengkak, panas, nyeri, dan gangguan fungsi organ tubuh lainnya. Proses inflamasi merupakan suatu mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing yang masuk seperti alergen, virus, bakteri dan protozoa
  • 7. Proses inflamasi dimediatori oleh histamin, prostaglandin, eicosanoid, leukotrien, sitokin, nitrit oksida. Menurut Roman (2009), proses terjadinya inflamasi dimulai dengan kerusakan jaringan akibat stimulus yang menyebabkan pecahnya sel mast diikuti dengan pelepasan mediator inflamasi, dilanjutkan dengan terjadinya vasodilatasi yang kemudian menyebabkan migrasi sel leukosit.
  • 8. 1. Inflamasi akut terjadi dalam waktu yang lebih singkat yang melibatkan sistem vaskular lokal, sistem imun dan beberapa sel. Tanda-tanda paling khas yang menandakan adanya inflamasi adalah kemerahan (rubor), panas (kalor), nyeri (dolor), bengkak (tumor) dan disertai dengan perubahan fungsi lokal. 2. Inflamasi kronis melibatkan sel darah putih terutama pada sel mononuklear pada prosesnya (Nugroho, 2012). Inflamasi dibagi atas dua:
  • 10. • Gejala yang paling mencolok dari peradangan akut adalah tumor atau pembengkakan. Hal ini terjadi akibat adanya peningkatan permeabilitas dinding kapiler serta pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan yang cedera. Pada peradangan, dinding kapiler tersebut menjadi lebih permeabel dan lebih mudah dilalui oleh leukosit dan protein terutama albumin, nyang diikuti oleh molekul yang lebih besar sehingga plasma jaringan mengandung lebih banyak protein daripada biasanya yang kemudian meninggalkan kapiler dan masuk ke dalam jaringan sehingga menyebabkan jaringan menjadi bengkak Linnon, (2009).
  • 12. Mekanisme kerja antiinflamasi : menghambat enzim COX-1 dan COX2 sehingga tidak terjadi perubahan asam arakhidonat menjadi prostaglandin mengakibatkan prostaglandin tidak terbentuk dan inflamasi dapat berkurang. Secara normal COX-1 selalu ada didalam tubuh yang digunakan ketika membentuk prostaglandin. COX-1 dibutuhkan pada proses normal tubuh, seperti memberi efek perlindungan terhadap mukosa lambung. Sedangkan enzim COX-2 terbentuk hanya ketika terjadi radang, melepaskan prostaglandin yang menjadi mediator inflamasi.
  • 13.
  • 14. Inflamasi merupakan indikator penting dari beberapa insiden penyakit. Di Indonesia, terapi obat untuk inflamasi seperti golongan AINS(Anti Inflamasi Non Steroid) serta AIS(Anti Inflamasi Steroid) telah diterapkan sejak dahulu hingga sekarang. Namun memiliki efek samping yang tidak diinginkan yang dapat menurunkan fungsi bologis tubuh seperti, hati, saluran pencernaan, dan organ vital lainnya. Oleh sebab itu, sediaan herbal merupakan pilihan alternatif dalam proses penanganan inflamasi karena efek samping yang relatif lebih kecil serta ketersediaan tumbuhan obat yang melimpah seperti sediaan herbal antiinflamasi yang telah distandardisasi oleh BPOM diantaranya daun seledri, daun daruju, dan mengkudu. Tumbuhan lain yang mengandung senyawa aktif antiinflamasi dan dibahas pada artikel ini yaitu kunyit, biji kesumba, daun buas- buas, kencur, tapak liman, daun ubi jalar ungu, daun suji, kulit batang jambu mete, daun mahkota dewa, kerehau, sambang getih, jintan hitam, daun piladang, daun saliara, dan kunir (Khotimah & Muhtadi, 2016).
  • 15. A. NSAID (Non Steroidal AntiInflamamatory Drugs) Adalah pengobatan dasar untuk mengatasi peradangan-peradangan di dalam dan sekitar sendi seperti lumbago artralgia, osteoartritis, artritis reumatoid dan gout artritis. Obat ini merupakan suatu kelompok obat yang heterogen secara kimia. Namun obat-obat ini memiliki banyak persamaan dalam efek terapi ataupun efek samping. MK :obat ini menghambat siklooksigenase (COX) yang menghambat prostaglandin.
  • 16. Golongan obat NSAID : 1.) Golongan salisilat dan salisamid MK : efek antipiretik dan antiinflamasi salisilat yang terjadi karena penghambatan sintesis prostaglandin pusat pengatur panas, hipotalamus dan perifer di daerah target. Salisilat juga mencegah sensitasi reseptor rasa sakit terhadap rangsangan mekanis dan kimiawi. 2.) Para aminofenol MK : obat-obat ini menghambat siklooksigenase, menghambat prostaglandin tetapi tidak pada leukotrien. 3.) Asam Indolasetat MK : menghambat siklooksigenase secara reversibel. Obat golongan ini : indometasin 4.) Derivat oksikam Contoh : Piroxicam 5.) Fenilbutazon obat antiinflamasi nonsteroid yang bermanfaat untuk mengurangi peradangan akibat rematik dan penyakit asam urat.
  • 17. B. Obat AntiInflamasi Golongan Steroid (SAID) Obat antinflamasi steroid bekerja dengan mekanisme penghambatan sintesis prostaglandin dan leukotrien dengan cara melepas lipokortin yang dapat menghambat fosfolipase A2 pada sintesis asam arakhidonat. Steroid pada dasarnya merupakan hormon atau senyawa endogen yang secara alami dapat dihasilkan oleh tubuh untuk menjaga sistem homeostasis. Ketika terjadi kondisi stress atau cidera, tubuh akan mensekresi hormon kortisol tetapi terdapat kondisi tertentu dimana hormon ini tidak cukup untuk mengatasi rasa sakit yang timbul sehingga diperlukan tambahan dari luar. Obat golongan ini : 1. Prednisolon 2. Hidrokortison 3. Dexametason 4. Fluorometalones
  • 18. 2. KLASIFIKASI BOTANI ? 3. HASIL PENELITIAN YANG MEMBUKTIKAN KHASIATNYA ? 4. MEKANISME KERJA YANG SUDAH DIPUBLIKASI ? 5. BENTUK SEDIAAN OBAT TRADISIONALNYA JIKA SUDA ADA ? 1. NAMA DAERAH DNA NAMA ILMIAH ? 2. FITOTERAPI PENYAKIT 5 JURNAL ILMIAH
  • 19. Efek Antiinflamasi Fraksi Daun Andong (Cordyline fruticosa L.) Pada Tikus Putih Jantan (Rattus Norvegicus) Galur Spraque Dawley EFEK ANTIINFLAMASI FRAKSI DAUN ANDONG 1. NAMA DAERAH DAN NAMA ILMIAH : Daun Andong (Cordyline fruticosa L.) 2. KLASIFIKASI BOTANI: Kingdom :Plantae Sub kingdom :ViridiplantaeInfra kingdom :StreptophytaSuper divisi :Embryophyta Divisi :Tracheophyta Subdivisi :Spermatophyta Kelas :Magnoliopsida Superordo :Lilianae Ordo :Asparagales Famili :Asparagaceae Genus :Cordyline Comm Spesies :Cordyline fruticosa (L.) A Chev Bagian tanaman andong (Cordyline fruticosa L.) berkhasiat sebagai obat adalah bunga, akar, dan daun. Akar tanaman andong berkhasiat untuk mengobati air kemih berdarah, wasir berdarah, nyeri lambung, dan ulu hati. Daun tanaman andong banyak sekali digunakan sebagai obat sakit kepala, diare, disentri, TB paru, asma, sakit kulit, inflamasi mata, sakit punggung, rematik, dan encok. Tanaman andong (Cordyline fruticosa L.) mengandung saponin, tannin, flavonoida, polifenol, steroida, polisakarida, kalsium oksalat dan zat besi (Dalimartha, 2006). Fraksi n-heksan daun andong (Cordyline fruticosa L) mempunyai efek antiinflamasi lebih kuat dibandingkan dengan fraksi etil asetat dan fraksi metanol air. Hal ini dikarenakan mengandung golongan senyawa fenol, steroid, dan terpenoid yang diduga berperan dalam aktivitas antiinflamasi pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur Spraque Dawley. Fraksi etil asetat mengandung senyawa golongan alkaloid dan flavonoid, sedangkan fraksi etanol mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, dan glikosida (Sitanggang, 2011).
  • 20. 3. HASIL PENELITIAN YANG MEMBUKTIKAN KHASIATNYA: Dari ketiga fraksi yang diuji dalam penelitian ini didapatkan bahwa efektifitas fraksi n-heksan daun andong (Cordyline fruticosa L.) dosis 200 mg/kgBB mempunyai efek antiinflamasi lebih kuat dibandingkan dengan fraksi etil asetat dan fraksi metanol air, dan memiliki efek antiinflamasi yang sama dengan Meloxicam pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur Spraque Dawley. Hal ini ditandai dengan nilai volume pembengkakan kaki tikus dan persen radang dari kelompok fraksi n-hexan sama dengan Meloxicam, sedangkan efektifitas fraksi etil asetat daun andong (Cordyline fruticosa L.) dosis 200 mg/kgBB dilihat dari pembengkakan kaki tikus dan persen radang pada semua waktu observasi menunjukkan hasil berbeda dengan Meloxicam. Berdasarkan hasil uji KLT menunjukkan bahwa fraksi n- hexan daun andong (Cordyline fruticosa L.) mengandung senyawa golongan fenol, steroid, dan terpenoid. Sedangkan fraksi etil asetat mengandung senyawa golongan flavonoid, dan fraksi metanol air mengandung senyawa golongan alkaloid.
  • 21. 4. MEKANISME KERJA YANG SUDAH DIPUBLIKASI (1): Subyek penelitian adalah 30 ekor tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur Spraque Dawley yang dibagi dalam 5 kelompok. Kelompok I adalah plasebo yang diberi CMC 1% kelompok 2 diberi fraksi nheksan, kelompok 3 diberi fraksi etil asetat, kelompok 4 diberi fraksi Metanol air masing-masing dengan dosis 200 mg/kgBB, dan kelompok 5 diberi Meloxicam sebagai kontrol positif. Parameter efek antiinflamasi berupa volume edema kaki tikus dan penghitungan jumlah neutrofil pada sediaan hapus darah tepi. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan program SPSS versi 20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi n-heksan daun andong mempunyai efek antiinflamasi lebih aktif atau kuat dibandingkan dengan fraksi etil asetat dan metanol air daun andong (Cordyline fruticosa L), tidak berbeda nyata dibandingkan Meloxicam pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur Spraque Dawley, fraksi n-heksan daun andong (Cordyline fruticosa L) mengandung golongan senyawa fenol dan steroid terpenoid yang diduga berperan dalam aktivitas antiinflamasi, dan potensi antiinflamasi fraksi etil asetat dan metanol air daun andong (Cordyline fruticosa L) lebih kecil dibandingkan dengan Meloxicam pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur Spraque Dawley. Uji aktivitas antiinflamasi dilakukan dengan cara tikus dipuasakan selama 18 jam dengan tetap di beri air minum. Pada hari pengujian, masing-masing hewan uji di timbang. Setiap tikus diberikan bahan uji sesuai dengan kelompoknya. Kelompok plasebo di beri CMC sebanyak 2 ml/200 gram BB tikus dan kelompok kontrol positif di beri Meloxicam dengan dosis 0,135 mg.
  • 22. 4. MEKANISME KERJA YANG SUDAH DIPUBLIKASI (2): Kaki kiri belakang setiap tikus yang akan di induksi di beri tanda pada kaki kirinya, kemudian di ukur volume kaki terlebih dahulu dengan cara memasukkan telapak kaki tikus ke dalam raksa hingga batas tanda. Di catat angka pada monitor sebagai volume awal (Vo) yaitu volume kaki sebelum di beri obat dan di induksi dengan larutan karagenin. 3 jam setelah pemberian bahan uji, dilakukan penyuntikan pada masingmasing telapak kaki tikus di suntik secara subplantar dengan 0,1 ml larutan karagenin 1%. Kemudian dilakukan pengukuran dengan cara mencelupkan kaki tikus ke dalam sel pletismometer yang berisi cairan air raksa sampai larutan mencapai garis batas, di catat angka yang terbaca pada pipet mikro. Perubahan volume cairan yang terjadi di catat sebagai volume telapak kaki tikus (Vt) pada jam ke-0. Pengukuran dilakukan setiap 1 jam selama 6 jam. Masing masing kelompok diberi perlakuan, yaitu:  Kelompok pertama adalah kelompok hewan uji sebagai kontrol negatif (plasebo) yang diberi CMC 1%.  Kelompok kedua adalah kelompok hewan uji yang diberi perlakuan dengan fraksi n-heksan Cordyline fruticosa L 200 mg/kgBB.  Kelompok ketiga adalah kelompok hewan uji yang diberi perlakuan fraksi etil asetat Cordyline fruticosa L 200 mg/kgBB.  Kelompok keempat adalah kelompok hewan uji yang diberi perlakuan fraksi metanol air Cordyline fruticosa L 200 mg/kgBB.  Kelompok kelima adalah kelompok hewan uji yang menjadi kontrol positif dan diberi obat Meloxicam dengan dosis 0,135 mg/kgBB.
  • 23. 5.BENTUK SEDIAAN OBAT TRADISIONAL JIKA SUDAH ADA: -
  • 24. 1. NAMA DAERAH DAN NAMA ILMIAH : Daun karas/ dari pohon Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk) 2. KLASIFIKASI BOTANI: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae Kelas : Dikotiledoneae Sub Kelas : Dialypetale Ordo : Myrtales Famili : Thymeleaceae Genus : Aquilaria Species : Aquilaria malaccensis Lamk Tanaman kayu yang termasuk ke dalam family thy meleaceae (Homid et al., 2015). Tanama ini digunakan secara tradisional oleh masyarakat di Asia bagian Timur sebagai penghilang rasa sakit, obat mual, muntah, penghangat perut dan meringankan penyakit asma (Lomens & Bunga praphatsua, 2003). Daun karas (Aquilaria malaccensis) diketahui mengandung metabolit sekunder seperti berikut alkaloid, flavonoid, terpenoid, steroid dan saponin.
  • 25. 3. HASIL PENELITIAN YANG MEMBUKTIKAN KHASIATNYA: Senyawa metabolit sekunder golongan flavonoid diketahui memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi (Nijveldt et al., 2001). Menurut penelitian sebelumnya ekstrak etanol daun Aquilariasinensisya itu salah satu spesies tanaman yang memiliki genus yang sama dengan Aquilari amalaccensis diketahui memiliki aktivitas antiinflamasi (Zhou et al., 2001). Menurut Vakati, 2009 melaporkan ekstrak n- heksana dari gubal Aquilariaagallocha yang berupa minyak diketahui aktivitas antiinflamasi yang diinduksi karagenan dengan dosis 100 mg/kg memiliki persentase sebesar 62,11% dalam menurunkan edema kaki tikus (Alam et al., 2015).
  • 26. 4. MEKANISME KERJA YANG SUDAH DIPUBLIKASI: Pengujian inflamasi di mulai dengan di puasakan tikus selama 18 jam, tetapi tetap di beri air minum. Tikus dikelompokkan ke dalam 5 kelompok secara acak dengan menggunakan tabel angka acak, yaitu control negative (suspense Na CMC 1%). Kelompok control positif (Na diklofenak 4,5 mg/kgBB) dan kelompok ekstrak terdiri dari tiga dosis, dosis I (ekstrak 45 mg/kgBB), dosis II (ekstrak 90 mg/kgBB) dan dosis III (ekstrak 180 mg/kgBB). Pengujian dilakukan dengan menimbang berat badan masing-masing hewan uji dan diberi tanda panah kaki kirinya dengan menggunakan asam pikrat, kemudian kaki kiri tikus dimasukkan ke dalam plestimometer yang berisi cairan merkuri (air raksa) yang telah disiapkan sampai cairan naik pada garis batas atas, di catat angka pada alat sebagai volume awal (Vo) yaitu volume kaki sebelum diberi obat dan diinduksi dengan larutan karagenan. Masing-masing tikus di beri suspense bahan oral sesuai dengan kelompoknya. 30 menit kemudian masing-masing telapak kaki tikus disuntik secara intraplantar dengan 0,1 mL larutan karagenan 2% dan 30 menit setelah induksi dilakukan pengukuran dengan cara mencelupkan kaki kiri tikus ke dalam cairan plestimometer yang berisi cairan merkuri sampai larutan mencapai garis batas atas kaki kiritikus dan dicatat angka yang didapat. Perubahan volume cairan dicatat sebagai volume kaki tikus (Vt). Pengukuran dilakukan setiap 30 menit selama 360 menit. Setiap melakukan pengukuran, volume cairan merkuri harus selalu sama, tanda batas pada kaki tikus juga harus jelas, serta kaki tikus harus tercelup sampai batas yang dibuat (Ganiswarna, 1995), (Juheini et al., 1995).
  • 27. 5.BENTUK SEDUAAN OBAT TRADISIONAL JIKA SUDAH ADA: -
  • 28. 1. NAMA DAERAH DAN NAMA ILMIAH : Daun Binahong (Anredera Cordifolia) 2. KLASIFIKASI BOTANI: KINGDOM :Plantae SUB KINGDOM :Viridiplantae INFRA KINGDOM :Streptophyta SUPER DIVISI :Embryophyta DIVISI :Tracheophyta SUB DIVISI :Spermatophytina KELAS :Magnoliopsida SUPER ORDO :Caryophyllanae ORDO :Caryophyllales FAMILI :Basellaceae GENUS :Anredera Juss. SPESIES :Anredera cordifolia (Ten.) Steenis Binahong (Anredera Cordifolia) merupakan jenis tanaman menjalar famili Basellaceae yang secara empiris digunakan oleh masyarakat luas untuk membantu proses penyembuhan berbagai penyakit. Bagian yang paling banyak digunakan dalam pengobatan adalah daunnya. Berdasarkan literatur dan pengalaman yang berkembang di masyarakat, daun binahong digunakan untuk menyembuhkan luka bakar. Cara penggunaan masih sangat sederhana yaitu daun binahong ditumbuk sampai halus kemudian dibalurkan pada bagian tubuh yang terkena luka bakar. Penggunaan tanaman binahong ini hanya berdasarkan pengalaman, belum ada dasar bukti penelitian ilmiah (Puryanto, 2009).
  • 29. 3. HASIL PENELITIAN YANG MEMBUKTIKAN KHASIATNYA: Tanaman binahong merupakan salah satu tumbuhan yang digunakan oleh penduduk Vhavenda (provinsi Limpopo) untuk pengobatan penyakit menular seksual (PMS) dan AIDS. Penelitian yang telah dilakukan Tshikalange, (2007). Penelitian Chuang, dkk., (2007) menemukan adanya protein pada binahong yang dapat menghambat tripsin serta menstimulasi NO. Penelitian mengenai aktivitas antibakteri daun binahong dan kandungan metabolit sekundernya pernah dilakukan, bahwa dalam simplisia daun binahong terkandung senyawa alkaloid, polifenol, saponin, dan total fenol yang cukup tinggi (Manoi, 2009). Penelitian lain yang dilakukan Rachmawati, (2008) mengungkap daun binahong mengandung saponin triterpenoid, flavonoid dan minyak atsiri. Flavonoid merupakan senyawa yang memiliki berbagai bioaktivitas, termasuk antiinflamasi (Buhler, 2003).
  • 30. 4. MEKANISME KERJA YANG SUDAH DIPUBLIKASI: Penyiapan bahan simplisia meliputi pengumpulan, pencucian dengan air mengalir dan pengeringan. Pembuatan ekstrak tumbuhan binahong dilakukan dengan cara perendaman menggunakan pelarut etanol. Hasil yang diperoleh dipekatkan menggunakan rotavafor kemudian dikeringkan menggunakan freeze dryer hingga diperoleh ekstrak kental. Menguji efek antiinflamasi dengan menggunakan λ karagenan 1% sebagai induktor radang dengan alat plantar test dimana tikus diletakkan pemancar infra red dikaki tikus percobaan dan dilihat lamanya tikus menarik serta menjilat kakinya. Pengujian efek antiinflamasi EEDB peroral dilakukan terhadap 5 kelompok perlakuan, setiap perlakuan diulangi sebanyak 6 kali, yaitu kelompok I diberi suspensi CMC (SCMC) 1%, kelompok II SND dosis 2,25 mg/kg bb sebagai pembanding, kelompok III, IV dan V diberikan EEDB dengan dosis 100 mg/kg bb, 200 mg/kg bb dan 400 mg/kg bb. Dari hasil penelitian persen inhibisi radang yang paling besar ditunjukkan oleh SND 2,25 mg/kg bb, kemudian diikuti oleh EEDB dosis 400 mg/kg bb, 200 mg/kg bb dan 100 mg/kg bb. EEDB menunjukkan bahwa adanya peningkatan efek yang berbanding lurus dengan dosis, semakin meningkat dosis EEDB, maka inhibisi terhadap radang yang dihasilkan juga lebih tinggi, Menurut hasil analisis variansi (ANAVA) menggunakan program SPSS versi 17 terhadap nilai persen radang dari menit ke-30 sampai menit ke-360. Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persen radang yang signifikan antar kelompok perlakuan di antara menit ke-30 sampai menit ke-360 (nilai signifikan 1,000; P <0,05). Dari hasil analisis luas area di bawah kurva (Area Under Curve = AUC). Hasil analisis AUC dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan, yaitu untuk melihat perlakuan mana yang memiliki efek paling besar hingga paling kecil. Jadi AUC tidak dipandang dari sudut biofarmasi, tetapi menggambarkan kekuatan efek antiinflamasi dari masing-masing perlakuan dapat diambil kesimpulan bahwa SND 2,25 mg/kg bb menunjukkan efek antiinflamasi yang paling baik, diikuti oleh EEDB 400 mg/kg bb; EEDB 200 mg/kg bb dan EEDB 100 mg/kg bb. Nilai AUC ini menggambarkan kekuatan efek antiinflamasi semakin kecil AUC maka persen radang juga semakin kecil maka efek antiinflamasi juga semakin baik. Hasil uji Duncan juga menunjukkan bahwa SND memiliki efek antiinflamasi yang paling baik, lalu diikuti dengan EEDB 400 mg/kg bb, EEDB 200 mg/kg bb dan EEDB 100 mg/kg bb dengan nilai signifikansi 0,052 (P>0,05).
  • 31. 5.BENTUK SEDUAAN OBAT TRADISIONAL JIKA SUDAH ADA: -
  • 32. 1. Nama daerah: Lada (Aceh), lada (Batak), ladoketek (Minangkabau), lada (Lampung), ladakecik (Bengkulu), pedes (Sunda), merica (Jawa Tengah), sakang (Madura), mica (Bali), marica (Makasar)  Nama ilmiah: Piper nigrum L. 2. Klasifikasi botani tanaman lada hitam adalah sebagai berikut (Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2008):  Kingdom : Plantae  Divisi : Spermatophyta  Sub divisi : Angiospermae  Kelas : Dicotyledoneae  Bangsa : Piperales  Suku : Piperaceae  Marga : Piper  Spesies : Piper nigrum L.
  • 33. 3. Hasil penelitian yang membuktikan hasilnya: Berdasarkan penelitian yang dilakukan Arsito dan Setyo, (2016) tentang uji aktivitas antiinflamasi isolat alkaloid lada (Piper nigrum L.) pada tikus galur wistar : studi in vivo dan in silico menunjukkan isolat alkaloid dari lada memiliki efek antiinflamasi. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental, dengan tikus jantan galur wistar sebagai hewan uji. Sebanyak 25 ekor tikus, dibagi dalam 5 kelompok. Kelompok 1 : tanpa perlakuan. Kelompok II: senyawa pembanding natrium diklofenak dosis 13,5 mg/kgBB. Kelompok III, IV, V : isolat alkaloid lada dengan dosis 5;10 dan 15 mg/kg BB. Hasil pengukuran volume udem dihitung nilai Area Under Curve (AUC) dan % daya antiinfalamasi kemudian data dianalisis untuk mengetahui perbedaan antar kelompok. Selain uji in vivo, pada penlitian ini juga dilakukan uji in silico menggunakan metode molecular docking dengan auto dock tools pada target reseptor enzim COX-2. Hasil penelitian antiinflamasi pada tikus pemberian isolat alkaloid dari lada (Piper nigrum L.) dosis 15 mg/Kg BB tikus dapat menaikkan persen daya antiinflamasi (50,59%) pada tikus wistar model edema kaki dengan induksi karagenin. Berdasarkan hasil uji Tukey HSD dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa isolat alkaloid lada dosis 15 mg/Kg BB tidak berbeda signifikan dengan kontrol positif natrium diklofenak 13,5 mg/kg BB. Isolat alkaloid lada dosis 15 mg/kgBB memiliki kemampuan menghambat inflamasi sebanding dengan natrium diklofenak 13,5 mg/kgBB. Pada uji in silico, dari beberapa senyawa marker lada ( Piper nigrum L.) yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai agen antiinflamasi, piperine dengan nilai binding energi sebesar -8,0 kkal/mol bersifat lebih kuat jika dibandingkan dengan senyawa pembanding natrium diklofenak (skor docking: -6,9 kkal/mol).
  • 34. 4. Mekanisme kerja jika sudah dipublikasi Isolat alkaloid lada (Piper nigrum L.) memiliki efek sebagai antiinflamasi dengan menghambat enzim cyclooxygenase secara in vivo lini dapat terlihat pada penurunan volume udem kaki tikus pada kelompok perlakuan III, IV dan V dan nilai p < 0,05 dari kelompok perlakuan tersebut yang berbeda signifikan dengan kontrol negatif.
  • 35. 5.BENTUK SEDUAAN OBAT TRADISIONAL JIKA SUDAH ADA: -
  • 36. 1. NAMA DAERAH DAN NAMA ILMIAH : Nama daerah: Kulit terong belanda Nama ilmiah: Solanum betaceum, Cav 2. KLASIFIKASI BOTANI: Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Agiospermae Kelas : Dicotyledonae Subkelas : Asteridae Ordo : Solanales Famili : Solanaceae Genus : Solanum Spesies : Solanum betaceaum Cav
  • 37. 3. HASIL PENELITIAN YANG MEMBUKTIKAN KHASIATNYA : Pengujian dilakukan pada 25 ekor mencit yang dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kontrol negativ (suspensi CMC Na 0,5%), kontrol positif (suspensi natrium diklofenak dalam CMC Na 0,5% dosis 7 mg/kgBB) dan secara berturut-turut diberikan suspensi ekstrak etanolik kulit terong belanda dalam CMC Na 0,5% dosis 70 mg/kgBB; 140 mg/kgBB; 280 mg/kgBB secara peroral. Parameter yang diamati adalah ketebalan edema yang diukur menggunakan jangka sorong pada interval waktu 30 menit selama 360 menit. Hasil selisih ketebalan edema digunakan untuk menghitung Area Under Curve (AUC) dan persentase daya antiinflamasi (% DAI). Data dianalisis secara statistik dengan uji One Way Anova dan dilanjutkan Post Hoc Test dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanolik kulit terong belanda mengandung senyawa flavonoid dan memiliki daya antiinflamasi. Semakin besar dosis ekstrak etanolik kulit terong belanda, maka semakin besar daya antiinflamasinya.
  • 38. 4. Mekanisme kerja jika sudah dipublikasi Ekstrak etanolik kulit terong belanda diperoleh menggunakan metode remaserasi dengan pelarut etanol 96%. Uji daya antiinflamasi menggunakan metode pembentukan edema dengan induksi karagenin 1% secara intraplantar 30 menit sebelum pemberian bahan uji.
  • 39. 5.BENTUK SEDUAAN OBAT TRADISIONAL JIKA SUDAH ADA: -
  • 40. Arsito, P.N dan Setyo, A.R.A. Uji Aktivitas Antiinflamasi Isolat Alkaloid Lada (Piper nigrum L.) pada Tikus Galur Wistar: Studi In Vivo dan In Silico. UMY. Bastian Lumbanraja, Linnon. (2009). Identifikasi Fitokimia dan Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L) Terhadap Radang Pada Tikus. Fakultas Farmasi : Universitas Sumatera Utara. Bhatt, Bhawna and Agrawal, S.S. (2007). Pharmaceutical Engineering-Mixing. Dehli Institute of Pharceutical Science and Research Sector-3. Pushp Vihar. New Delhi. Dirjen Binfar. (2010). Pedoman Pencampuran Obat Suntik dan Penanganan Sediaan Sitostatiska. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Dinas Kesehatan RI (1995). Farmakope edisi III. Jakarta. Fitriyani, A., Winarti, Lina., Muslichah, Siti., dan Nuri. (2011). Uji Antiinflamasi Ekstrak Metanol Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) Pada Tikus Putih. Majalah Obat Tradisional. 16 (1), 34-42. Kee, J.L dan Hayes, L.R.1993.Farmakologi. Pendekatan proses Keperawatan. EGC: Jakarta. Khotimah, S. N. & Muhtadi, A. (2016). A Review Artikel: Beberapa tumbuhan yang mengandung senyawa aktif antiinflamasi. Farmaka Suplemen. 24 (2), 28-40. Lachman, L, Lieberman, H.A, Kanig, J.L. (1989). Teori dan Praktek Farmasi Industri. Universitas Indonesia. Jakarta. Narande, J. Megawati., Wulur, Anne., dan Yudistira, Adithya. (2013). Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Suji (Dracaena angustifolia Roxb) Terhadap Edema Kaki Tikus Putih Jantan Galur Wistar. Jurnal Ilmiah Farmasi. 2 (3). 14- 18. Narulita, N.2017. “Uji Efektivitas Ekstrak Daun Binahong (Anredera Cordifolia) dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Propionibacterium Acnes secara In Vitro” Skripsi. Universitas Islam Negeri : Lampug. Nurdianti, L. (2016). Formulasi Sediaan Pasta Gigi Herbal Kombinasi Ekstrak Daun Sirih ( Piper Betle ) Dan Kulit Buah Jeruk Lemon ( Citrus limon, 16. Pratasik, M. C. M., Yamlean, P. V. Y., & Wiyono, W. I. (2019). Formulasi Dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Krim Ekstrak Etanol Daun Sesewanua ( Clerodendron squamatum Vahl .), 8(2), 257–263. Robbins.2004.Buku Ajar Patologi Robbins.EGC: Jakarta Septiani, S. (2018). Formulasi Sediaan Masker Gel Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Biji Melinjo (Gnetun gnemon Linn.). Soediono, J. B., Zaini, M., Sholeha, D. N., & Jannah, N. (2019). Uji Skrinning Fitokimia Dan Evaluasi Sifat Fisik Sediaan Salep Ekstrak Etanol Daun Kemangi ( Ocimum Sanctum ( L .)) Dengan Menggunakan Basis Salep Hidrokarbon Dan Basis Salep Serap, 1(1), 5–7. Tjay, T. H., & Rahardja, K. (2013). Obat-obat penting. Edisi VI. Jakarta: PT. Gramedia. Hal. 516-623. United States Pharmacopoeial Convention. (2004). The United States Pharmacopeia (USP). Edisi Ke-28. Rockville: United States Pharmacopoeial. Yuziani. Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Binahong (Anredera cordifolia) Secara Oral. Universitas Malikussaleh : Aceh.