2. I. Peningkatan Kesehatan (Health Promotion )
II. Perlindungan umum dan khusus terhadap
penyakit penyakit tertentu ( General and
specific Protection )
III. Menegakan diagnosa secara dini dan
pengobatan yang tepat (early diaganosis &
prompt treatment )
IV. Pembatasan kecacatan ( Disability limitation)
V. Pemulihan kesehatan ( Rehabilitation )
Leavel & Clark
3. Fase prepatogenesis ( Level I dan II )
Peningkatan kesehatan
Perlindungan umum dan spesifik
Fase patogenesis ( Level III, IV dan V )
Penegakan diagnosa dini dan pengobatan secara
tepat
Pembatasan kecacatan
Rehabilitasi
4. Perbaikan dan peningkatan gizi
Perbaikan dan pemeliharaan kesehatan
perorangan
Perbaikan higiene dan sanitasi lingkungan
seperti penyediaan air bersih, perbaikan dan
penyediaan tempat pembuangan sampah,
perumahan sehat.
Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
Olah raga secara teratur sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing
individu.
Kesempatan memperoleh hiburan yang sehat
untuk memungkinkan perkembangan kesehatan
mental dan social.
Nasehat perkawinan dan pendidikan seks yang
bertanggung jawab.
5. 1. Memberikan imunisasi pada golongan
yang rentan untuk mencegah terhadap
penyakit-penyakit tertentu.
2. Isolasi terhadap penderita penyakit
menular.
3. Perlindungan terhadap kemungkinan
kecelakaan di tempat-tempat umum dan
di tempat kerja.
4. Perlindungan terhadap bahan-bahan
yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan
racun maupun alergi.
5. Pengendalian sumber-sumber
pencemaran.
6. 1. Mencari kasus sedini mungkin (case finding).
2. Melakukan pemeriksaan kesehatan umum secara
rutin.
3. Pengawasan selektif terhadap penyakit tertentu.
4. Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap
penderita (case holding).
5. Mencari orang-orang yang pernah berhubungan
dengan penderita berpenyakit menular (contact
person).
6. Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap
permulaan kasus.
7. 1. Penyempurnaan dan intensifikasi pengobatan
lanjutan agar terarah dan tidak menimbulkan
komplikasi/.
2. Pencegahan terhadap komplikasi dan
kecacatan.
3. Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai
penunjang untuk dimungkinkan pengobatan
dan perawatan yang lebih intensif.
8. 1. Mengembangkan lembaga-lembaga
rehabilitasi dengan mengikutsertakan
masyarakat.
2. Menyadarkan masyarakat untuk menerima
mereka kembali dengan memberi dukungan
moral setidaknya bagi yang bersangkutan
untuk bertahan.
3. Mengusahakan perkampungan rehabilitasi
sosial sehingga setiap penderita yang telah
cacat mampu mempertahankan diri.
4. Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan
yang harus tetap dilakukan seseorang setelah
ia sembuh dari suatu penyakit.
9. aktif patologi adalah interruption/berhentinya atau
interference proses normal dan usaha organisme secara
simultan untuk memperbaikinya sendiri ke keadaan
normal dengan mobilisasi defense tubuh dan mekanisme
coping,
impairtmen adalah hilangnya atau abnormalitas anatomi,
fisiologikal, mental atau psikologikal atau fungsi;
keterbatasan fungsi atau restriksi kemampuan untuk
melakukan tindakan fisik, tugas atau efisiensi aktifitas,
harapan khusus, atau kompeten pada tingkat semua
organisme dan person;
disability adalah ketidakmampuan untuk melakukan
atau keterbatasan dalam melakukan tindakan, tugas,
aktifitas yang biasanya diharapkan dalam peran social
khusus untuk individu atau diharapkan untk status
person atau peran dalam konteks sosiokulturan khusus
dan lingkungan fisik.
10. Patologi Impairment Keterbatasan
fungsi
Ketidak
mampuan
Berhenti-nya
proses
normal dan
usaha
organisme
untuk
kembali
keposisi
normal
Ketidak
normalan
anatomi,
fisiologi,
mental atau
emosional
Keterbatasan
dalam
performance
pada semua
organi atau
orang
Keterbatasan
dalam
performance
social yang
dibatasi oleh
aturan
sosiokultural
dan
lingkungan
fisik
NAGI DISABLEMENT MODEL
11. Pencegahan Primer.
Pencegahan penyakit dalam populasi yang mudah
terkena atau potensial melalui upaya khusus seperti
usaha promosi kesehatan secara umum.
Pencegahan sekunder
Usaha untuk mengurangi durasi illness, keparahan
penyakit, dan tertiary
Usaha untuk mengurangi tingkat disability dan
mempromosikan rehabilitasi dan memperbaiki fungsi
pasien dengan penyakit kronik dan irreversibel. Dalam
proses diagnosis, fisioterapi mendiagnosa faktor
resiko untuk disability yang mungkin independen pada
penyakit atau patologi.