1. Peristiwa hemostatis
Istilah hemostasis berarti pencegahan hilangnya darah. Bila pembuluh darah mengalami cedera atau
rupture hemostasis terjadi melalui beberapa cara
1. Kontriksi pembuluh darah
2. Pembentukan sumbat platelet
3. Pembentukan bekuan darah sebagai hasil dari pembekuan darah
4. Terjadi pertumbuhan jaringan fibrosa kedalam bekuan darah untuk menutup lubang pada
pembuluh secara permanen
Kontriksi pembuluh darah
setelah pembuluh darah terpotong atau rupture dinding pembuluh darah yang rusak
menyebabkan otot polos dinding pembuluh berkontraksi , sehingga dengan itu aliran darah dari
pembuluh yang rupture akan berkurang. Kontraksi terjadi sebagai akibat dari:
1. Spasme miogenik lokal
2. Factor autakoid lokal yang berasal dari jaringan yang terkena trauma dan platelet darah
3. Berbagai reflex saraf
Reflex saraf dicetuskan oleh inpuls saraf nyeri atau oleh inpuls-inpuls sensorik lain dari
pembuluh yang rusak atau dari jaringan yang berdekatan. Namun, fasokontriksi yang lebih
kemungkinan hasil dari kontraksi miogenik setempat pada pembuluh darah. Kontraksi ini
terjadi karena kerusakan pada dinding pembuluh darah. Untuk pembuluh darah yang lebih
kecil, plartelet mengakibatkan sebagian besar fasokontiksi dengan melepaskan sebuah
substansi fasokontriktor, tromboksan A2. Semakin besar kerusakan yang terjadi semakin
hebat spasmenya. Spasme pembuluh lokal ini dapat berlangsung beberapa menit bahkan
beberapa jam, dan selama itu berlangsung proses pembentukan sumbat platelet dan
pembekuan darah.
Pembentukan sumbat platelet
Bila luka pada pembuluh darah berukuran sangat kecil, ( setiap hari terbentuk banyak
lubang yang sangat kecil diseluruh tubuh, lubang itu biasanya ditutup oleh sumbat platelet
bukan oleh bekuan darah )
Cirri-ciri fisik dan kimiawi platelet
Platelet ( disebut juga trombosit ) berbentukm cakram kecil dengan diameter satu sampai
empat mikro meter. TROMBOSIT dibentuk disumsum tulang dari megakariosit, yaitu sel
2. yang sangat besar dalm susunan hematopoitik dalm sum-sum , megakariotik pecah menjadi
trombosit kecil, baik disum-sum tulang atau setelah memasuki darah, khusunya ketika
memasuki kapiler. Kosentrasi normal trombosit dalam darah ialah antara 150.000 dan
300.000 per mikro liter
Trombosit mempunyai bannyak cirri khas fungsional sel lengkap, walaupun tidak
mempunyai inti dan tidak bereproduksi. Didalam sitoplasmanya terdapat factor-faktor aktif
seperti :
1. Molekul aktin dan myosin, yang merupakan protein kontraktil sama seperti yang
terdapat dalam sel-sel otot, dan juga protein kontraktil lainnya yaitu trombostenin (
yang dapat menyebabkan trombosit berkontraksi.)
2. Sisa-sisa reticulum endoplasma dan apparatus golgi yang mensi ntetis berbagai enzim
dan terutama menyimpan sejumlah besar ion kalsium
3. Mitokondria dan sistim enzim dan mampu membentuk ATP dan ADP
4. Sistem enzim yang mensintetis prostat glandin ( hormone lokal yang menyebabkan
berbagai reaksi pembuluh darah dan reaksi jaringan lokal lainnya )
5. Proten penting / factor stabilisasi fibrin
6. Faktor hormon pertumbuhan yang menyebabkan penggandaan dan pertumbuhan sel
endotel pembuluh darah, sel otot polos pembuluh darah dan fibroblast, sehingga
menimbulkan pertumbuhan selular yang akhirnya memperbaiki dinding pembuluh
yang rusak.
Membrane sel tombosit ,di permukaannya terdapat lapisan glikoprotein yang mencegah
pelekatan dengan endotel normal dan justru menyebabkan pelekatan dengan daerah
dinding pembuluh darah yang cederah, terutama pada sel-sel endotel yang cedera,dan
bahkan melekat pada jaringan kolagen yang terbuka di bagiab dalam pembuluh. Dan
membrane sel juga mengandung fosfolipid yang berperan dalam pembekuan darah.
Trombosit memiliki waktu paruh hidupnya dalam darah ialah 8 -12 jam.
Mekanisma sumbatan trombosit
Tombosit melakukan perbaikan terhadaop pembuluh darah yang rusak didasarkan atas
beberapa fungsi yang penting :
1. Pada waktu trombosit bersinggungan dengan permukaan pembuluh darah yang
rusak, terutama dengan serabut kolagen di dinding pembuluh, sifat-sifat trombosit
segera berubah secara drastic dimana mulai membengkak, bentuknya menjadi
ireguler dengan tonjolan-tonjolan yang mencuat dari permukaannya protein
kontraktilitasnya berkontraksi dengan kuat dan menyebabakan pelepasan granular
yang mengandung berbagai factor aktif, sehingga menjadi lengket dan melekat
pada kolagen dalam jaringan dan pada protein yang disebut factor von willebrand
yang bocor dari plasma menuju jaringan yang utama.
2. Trombosit menyekresi sejumlah besar ADp dan enzim-enzimnya
membentukntromboksan A2.kemudian ADP dan tomboksan nengaktifkan trombosit
yang berdekatan dank arena sifatnya lengket dari trombosit tambahan ini akan
melekatkan pada trombosit yang telah aktif.
3. Dengan demikian dinding pembuluh darah yang rusak akan menimbulkan suatu
siklus aktivasi trombosit yang jumlahnya terus maningkat yang menyebabkan
penarikan trimbosit tambahan yang membentuk sumbatan trombosit.sumbatan ini
3. pada mulanya longgar namun dapat menghalangi hilangnya darah pada luka
pembuluh ukurannya kecil. Setelah itu selama proses pembekuan darah yang
selanjutnya benang-benang fibrin terbentuk.benang fibrin ini melekat dengan erat
pada trombosit sehingga terbentuklah sumbatan yang kuat.
Pembentukan jaringan fibrosa atau penghancuran bekuan darah
Setelah bekuan darah terbentuk, 2 proses berikutnya terjadi:
1. Bekuan dapat diinvasi olh fibroblast yang kemudian membentuk jaringan ikat
pada seluruh bekuan darah
2. Bekuan darah dihancurkan.bila bekuan yang terbentuk pada luka yang kecil
maka akan diinvasi oleh fibroblast yang dimulai beberapa jam dan berlanjut
sampai pembentukan bekuan lengkap menjadi jaringan fibrosa dalam waktu
kira-kira 1-2 minggu.
Mekanisme pembekuan darah
Teori dasar. Lebih dari 50 macam zat penting yang menyebabkan atau mempengaruhi pembekuan darah
telah ditemukan dalam darah dan jaringan-beberapa diantaranya mempermudah terjadinya
pembekuan,d disebut prokoagulan, dan yang lain menghambat pembekuan, disebut antikoagulan. Pada
aliran darah, dalam keadaan normal, antikoagulan lebih dominan sehingga darah tidak membeku saat
bersirkulasi dalam pembuluh darah. Tetapi bila pembuluh darah mengalami rupture, prokoagulan dari
daerah yang rusak menjadi “ teraktivasi ” dan melebihi aktifitas antikoagulan, dan bekuanpun terbentuk.
Mekanisme secara umum. Pembekuan terjadi melalui 3 langka utama:
1. Sebagai respon terhadap rupturnya pembuluh darah atau kerusakan darah itu sendiri.
Rangkaian reaksi kimia yang komplenks terjadi dalam darah yang melibatkan lebih dari selusin
factor pembekuan darah.hasil akhir adalah terbentuknya suatu kompleks substansi teraktifasi
yang secara komplektif disebut aktifator protrombin
2. Activator protrombin mengatalisis pengubahan protrombin menjadi thrombin
3. Thrombin bekerja sebagai enzim untuk mengubah fibrinogen menjadi benang fibrin yang
merangkai trombosit , sel darah, dan plasma untuk membentuk bekuan
Perubahan protrombin menjadi thrombin
Pertama, aktifator protrombin terbentuk sebagai akibat rupturnya pembuluh darah atau sebagai akibat
kerusakan pada zat-zat khusus dalam darah. Kedua, activator protrombin, dengan adanya ion Ca++ dalam
jumlah yang mencukupi, akan menyababkan perubahan protrombin menjadi thrombin. Ketiga, thrombin
menyebabkan polimerisasi molekul-molekul fibrinogen menjadi benang-benang fibrin dalam waktu 10
sampai 15 detik berikutnya. Jadi factor yang membatasi kecepatan pembekuan darah adalah
pembentukan activator protrombin dan bukan reaksi-reaksi berikutnya, kerena langkah akhir biasanya
terjadi sangat cepat untuk membentuk bekuan itu sendiri
4. protrombin
Aktivator protrombin
Ca++
Trombin
Fibrinogen
fibrinogen monomer
C++
Benang-benang fibrin
Trombin
factor stabilisasi
Fibrin yang teraktivasi
Benang fibrin yang saling berikatan
Protrombin dan thrombin. Prontrombin adalah suatu protein plasma, yaitu alfa2-globulin, yang
mempunyai berat molekul 68.700. protrombin terdapat dalam plasma normal dengan konsentrasi kirakira 15 mg/dl. Protrombin merupakan protein tidak stabil dengan mudah dapat pecah menjadi senyawasenyawa yang lebih kecil, satu diantaranya adalah thrombin , yang mempunyai berat molekul
protrombin.
Protrombin dibentuk terus menerus oleh hati, dan dipakai diseluruh tubuh untuk pembekuan darah. Bila
hati gagal membentuk protrombin, kira-kira dalam satu hari kadar protrombin, dalam plasma akan
terlalu rendah untuk mendukung terjadinya pembekuan darah yang normal.
Vitamin K diperlukan oleh hati untuk pembentukan protrombin dan juga untuk pembentukan beberapa
factor pembekuan lainnya.oleh karena itu, kurangnya vitamin K atau adanya penyakit hati yang
menghambat pembentukan protrombin normal dapat menurunkan kadar protrombin sampai
sedemikian rendahnya sehingga timbul kecenderungan perdarahan
Perubahan fibrinogen menjadi fibrin-pembentukan bekuan
Fibrinogen. Finrinogen adalah protein dengan berat molekul yang besar ( BM = 340.000 ) yang terdapat
dalam plasma dengan kadar 100 sampai 700 mg/dl. Fibrinogen dibentuk dalam hati, dan penyakit hati
dapat menurunkan kadar fibrinogen yang bersirkulasi, kosentrasi protrombin,
Karena ukuran molekulnya yang besar, dalam keadaan normal hanya sedikit fibrinogen yang bocor dari
pembuluh darah kedalam cairan intertisial dank arena fibrinogen merupakan satu factor yang pokok
dalam proses pembekuan , cairan intertisial biasanya tidak dapat membeku. Namun bila permeabilitas
5. kapiler meningkat secara patologis, fibrinogen akan bocor kedalam cairan jaringan dalam jumlah yang
cukuo untuk menimbulkan pembekuan cairan ini dengan cara yang hampir sama seperti plasma dan
darah yang dapat membeku.
Kerja thrombin dalam mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Thrombin adalah enzim protein dengan
kemampuan proteolitik yang lemah. Ia bekerja pada fibrinogen dengan cara melepaska 4 peptida
dengan berat molekul rendah dari setiap molekul fibrinogen, sehingga membentuk satu molekul fibrin
monomer yamg mempunyai kemampuan otomatis untuk berpolimerisasi dengan molekul fibrin
monomer yang lain untuk membentuk benang fibrin. Dalam beberapa detik banyak molekul fibrin
monomer berpolimerisasi menjadi benang-benang fibrin yang panjang, yang merupakn reticulum
bekuan darah.
Pada tingkat awal prolimerisasi, molekul fibrin monomer saling berikatan melalui ikatan hydrogen
nonkovalen yang lemah, dam benang-benang yang baru terbentuk ini tidak berikatan silang yang kuat
antara satu dengan lainnya. Oleh karena itu bekuan yang dihasilkan tidaklah kuat dan mudah dicerai
beraikan proses ini melibatkan suatu zat yang disebut factor stabilisasi fibrin, yang terdapat dalam
jumlah kecil dalam bentuk globulin plasma yang normal, tetapi juga dilepaskan dari trombosit yang
terperangkap dalam bekuan. Sebelum factor stabilisasi fibrin ini dapat bekerja terhadap benang-benang
fibrin, ia sendiri harus diaktifkan terlebih dahulu. Thrombin yang sama yang menyebabkan pembentukan
fibrin juga mengaktifkan factor stabilisasi fibrin. Kemudian zat yang telah aktif ini bekerja sebagai enzim
untuk menimbulkan ikatan kovalen antara molekul fibrin monomer yang semakin banyak, dan juga
ikatan silang antara benang-benang fibrin yang berdekatan, sehingga sangat menambah kekuatan
jaringan fibrin secara tiga dimensi
Bekuan darah. Bekuan darah terdiri dari jaringan benang fibrin yang berjalan kesegala arah dan menjert
sel-sel darah, trombosit, dan plasma. Benang-benang fibrin juga melekat pada permukaan pembuluh
darah yang rusak, oleh karena itu, bekuan darah menempel pada lubang dipembuluh dan dengan
demikian mencegah kebocoran darah berikutnya.
Retraksi bekuan-serum. Dalam waktu beberapa menit setelah bekuan terbentuk, bekuan mulai menciut
dan biasanya memeras keluar hampir seluruh cairan dari bekuan itu dalam waktu 20 sampai 60 menit.
Cairan yang terperas keluar disebut serum.serum tidak dapat membeku karena serum tidak
mengandung factor-faktor pembekuan.
Trombosit diperlukan untuk terjadinya rettraksi bekuan. Oleh sebab itu, kegagalan pada proses retraksi
merupakan tanda bahwa jumlah trombosit yang beredar dalam darah kurang. Trobosit yang
terperangkap dalam bekuan terus melepaskan zat-zat prokoagulan,salah satu yang pling penting ialah
factor stabilisasi fibrin, yang menyebabkan ikatan silang yang semakin banyak antara benang-benang
fibrin yang berdekatan . trombosit sendiri member dukungan langsung untuk terjadinya retraksi bekuan
dengan cara mengaktifkan molekul aktin myosin, dan trombostenin trombosit, yang semuanya
merupakan protein kontraktil dalam trombosit dan dapat menimbulakn kontraksi kuat pada tonjolantonjolan runcing dari trombosit yang melekat pada fibrin.kontraksi diaktifkan dan dipercepat oleh
thrombin , dan juga ion kalsium yang dilepaskan oleh gudang kalsium dalam mitokondria, reticulum
endoplasma, dan apparatus golgi pada trombosit.
Dengan terjadinya retraksi bekuan, ujung-ujung pembuluh darah yang robek akan ditarik saling
mendekat, sehingga memungkinkan berlanjut samapi ketahap akhir hemostasis
Siklus Berantai Pembentukan Bekuan
6. Setelah pembekuan darah terbentuk, bekuan tersebut akan meluas ke darah sekelinglingnya.
Bekuan itu sendiri yang mengawali daur berantai (umpan balik positif) untuk memudahkan bekuan
menjadi bertambah besar. Salah satu sebab paling penting terjadinya proses ini adalah kerja proteolitik
dari trombin yang memungkinkannya untuk bekerja terhadap faktor-faktor pembekuan lain selain
fibrinogen. Setelah Jumlah kritis trombin terbentuk ,terjadi daur berantai yang menyebabkan lebih
banyak lagi terbentuknya bekuan dan trombin. Dengan demikian , bekuan akan bertambah besar
sampai kebocoran darah berhenti.
Awal Proses Pembekuan : Pembentukan Aktivator Protrombin
Mekanisme kompleks yang mengawali pembekuan di mulai bila 1).terjadi trauma pada dinding
pembuluh darah dan jaringan yang berdekatan, 2). Trauma pada darah, 3).kontaknya darah dengan sel
endotel yang rusak atau dengan kolagen dan unsur jaringan lainnya diluar pembuluh darah. Pada setiap
kejadian tersebut, mekanisme ini akan menyebabkan pembentukan aktivator protrombin yang
selanjutnya mengubah protrombin menjadi trombin dan menimbulkan selu. ruh langkah berikutnya.
Aktivator protrombin dapat dibentuk melalui dua cara: 1). Melalui jalur ekstrinsik yang dimulai
dengan terjadinya trauma pada dinding pembuluh dan jaringan sekitarnya, 2). Melalui jalur intrinsik
yang berawal dalam darah sendiri.
Pada kedua jalur itu, ekstrinsik maupun intrinsik terdapat berbagai protein plasma yang berbeda yang
disebut faktor-faktor pembekuan darah memegang peran yang utama. Sebagian besar faktor ini masih
dalam bentuk enzim proteolitik yang inaktif. Bila berubah menjadi aktif ,kerja enzimatiknya akan
menimbulkan proses pembekuan berupa reaksi-reaksi yang beruntun dan bertingkat.
Jalur Ekstrinsik Sebagai Awal Pembekuan
Mekanisme ekstrinsik sebagai awal pembekuan aktivator protrombin dimulai dengan dinding
pembuluh darah atau jaringan ekstravaskuler yang rusak yang kontak dengan darah. Kejadian ini
menimbulkan langkah-langkah yaitu:
1. Pelepasan faktor jaringan . jaringan yang luka melepaskan beberapa faktor yang disebut faktor
jaringan atau tromboplastin jaringan.
2.
3.
4. Aktivasi faktor X-peranan faktor VII dan faktor jaringan.
5. Efek dari faktor X yang teraktivasi (Xa) dalam membentuk aktivator protrombin-peranan faktor
V. Faktor X yang teraktivasi segera berikatan dengan fosfolipid jaringan yang merupakan bagian
dari faktor jaringan atau dengan fosfolipid tambahan yang dilepaskan dari trombosit, juga
dengan faktor V, untuk membentuk suatu senyawa yang disebut aktivator protrombin.
7. (1)
Cedera jaringan
Faktor jaringan
(2)
(3)
VII
VIIa
X
X teraktivasi (Xa)
V
Ca++
Aktivator
protrombin
Fosfolipid
trombosit
Protrombin
trombin
Ca++
Gambar 36-3, jalur ekstrinsik sebagai awal pembekuan darah.
Jalur Intrinsik Sebagai Awal Pembekuan
Mekanisme kedua untuk awal pembentukan aktivator protrombin dan dengan demikian juga
merupakan awal dari proses pembekuan, dimulai dengan terjadinya trauma terhadap darah itu sendiri
atau darah berkontak dengan kolagen pada dinding pembuluh darah yang rusak. Proses ini berlangsung
melalui serangkaian reaksi kaskade seperti pada gambar 36-4:
8. 1. (1) pengaktifan faktor XII dan (2) pelepasan fosfolipid trombosit oleh darah yang terkena
trauma. Trauma terhadap darah atau berkontaknya darah dengan kolagen dinding
pembuluh darah akan mengubah dua faktor pembekuan penting dalam darah: faktor XII dan
trombosit. Bila faktor XII terganggu misalnya karena berkontak dengan kolagen atau dengan
permukaan yang basah seperti gelas, ia akan berubah menjadi bentuk molekul baru yaitu
sebagai enzim pro-teolitik yang disebut faktor XII” yang teraktivitas “. Pada saat yang
bersamaan, trauma terhadap darah juga akan merusak trombosit akibat bersentuhan
dengan kolagen atau dengan permukaan basah (atau rusak karena cara lain), dan ini akan
melepas berbagai fosfolipid trombosit yang mengandung lipoprotein, disebut faktor III
trombosit, yang juga memegang peranan dalam proses pembekuan selanjutnya.
2. Pengaktifan faktor IX . faktor XII yang teraktivasi bekerja secara enzimatik terhadap faktor IX
dan juga mengaktifkannya. Ini merupakan langkah kedua dalam jalur intrinsik reaksi ini juga
memerlukan kininogen HMW (berat molekul tinggi), dan dipercepat oleh prekalikrein.
3. P[engaktifan faktor IX oleh faktor XI yang teraktivasi. Faktor XI yang teraktivasi bekerja
secara enzimatik terhadap faktor IX dan mengaktifkannya
4. Pengaktifan faktor X- peranan faktor VIII.faktor IX yang teraktivasi, yang bekerja sama
dengan faktor VIII teraktivasi dan dengan fosfolipid trombosit dan faktor 3 dari trombosit
yang rusak, mengaktifkan faktor X. Jelaslah bahwa bila dfaktor VIII atau trombosit kurang
persediaannya, langkah ini akan terhambat. Faktor VIII adalah faktor yang tidak dimiliki oleh
pasien hemofilia klasik, dan karena alasan itu disebut faktor antihemofilia. Trombosit adalah
faktor pemebekuan yang tidak didapati pada penyakit perdarahan yang disebut
trombositopenia.
5. Kerja faktor X teraktivasi dalam pembentukan aktivator protrombin-peran faktor V. Langkah
dalam jalur intrinsik ini pada prinsipnya sama dengan langkah terakhir dalam jalur ekstrinsik.
Artinya, faktor X yang teraktivasi bergabung dengan faktor V dan trombosit atau fosfolipid
jaringan untuk membentuk suatu kompleks yang disebut aktivtor protrombin. Aktivator
protrombin dalam beberapa detik mengalami pemecahan protrombin menjadi trombin, dan
dengan demikian proses pembekuan selanjutnya dapat berlangsung seperti yang telah
diuraikan terdahulu.
Pencegahan Pembekuan Darah dalam Sistem Pembuluh Darah Normal – Antikoagulan Intravaskular
Faktor-Faktor di Permukaan Endotel.Kemungkinan faktor paling penting yang dapat mencegah
pembekuan dalam sistem pembuluh darah normal ialah:
1) Licinnya permukaan sel endotel sehingga tidak terjadi aktivitas kontak dari system pembekuan
intrinsic
2) Lapisan glikokaliks pada endothelium (glikokaliks adalah suatu mukopolisakarida yang diabsorbsi
ke permukaan bagian dalam sel endotel),yang mempunyai sifat menolak factor-faktor
pembekuan dan trombosit ,dan dengan demikian mencegah aktivasi pembekuan,dan
3) Ikatan
protein
dengan
membran endotel,yaitu
trombomodulin,yang
mengikat
trombin.Pengikatan trombomodulin dengan thrombin tidak hanya memperlambat proses
pembekuan dengan cara mengangkat thrombin,tetapi kompleks trombomodulin thrombin juga
9. mengaktifkan protein plasma ,yaitu protein C ,yang bekerja sebagai antikoagulan dengan
menginaktifkan Faktor V dan VIII yang teraktivasi.
Bila dinding endotel rusak ,permukaannya yang licin dan lapisan trombomodulin-glikokaliksnya
hilang ,dan itu akan mengaktifkan Faktor XII dan trombosit ,sehingga dimulailah proses
pembekuan jalur intrinsic .Bila Faktor x11 dan trombosit berkontak dengan kolagen subendetol,
pengaktifan akan menjadi lebih hebat lagi.
Kerja antititrombin fibrin dan antititrombin III.
Diantara anti koagulan-koagulan yang penting dari darah itu sendiri ialah anti koagulan yang
menghilangkan thrombin dari darah. Dua diantaranya yang paling kuant ialah (1) benang-benang fibrin
yang terbentuk dalam proses pembekuan (2) suatu alfa-globulin yang disebut anti thrombin III atau
kofaktor antitrombin heparin
Sewaktu bekuan sedang dibentuk, kira-kira 85 sampai 90 persen thrombin yang terbentuk dari
protrombin diabsorbsi kedaam benang-benang fibrin begitu fibrin ini terbentuk. Dan ini tentunya
membantu mencegah penyebaran thrombin kedalam darah didaerah yang lain, sehingga dapat
mencegah penyebaran bekuan yang berlebihan.
Thrombin yang tidak tereabsorbsi kebenang-benang fibrin akan segera berikantan dengan anti thrombin
III, yang selanjutnua menghalangi efek thrombin terhadap fibrinogen dan kemudian menginaktifkan
thrombin itu sendiri dalam waktu 12 sampai 20 menit berikutnya.
Heparin.heparin merupakan antikoagulan kuat lainnya, tetapi kadarnya dalam darah normalnya rendah,
sehingga dalam kondisi fisiologi ia berfungsi sebagai anti koagulan yang cukup berarti. Namun, dalam
praktek kedokteran heparin sangat luas dipakai sebagai agen farmakologis dalam kosentrasi yang yang
lebih tinggi untuk mencegah pembekuan intravaskuler.
Molekul heparin adalah polisakarida yang bermuatan sangat negative. Ia sendiri tidak tahu sedikit sekali
mempunyai sifat-sifat koagulan, tetapi bila berikatan dengaan anti thrombin III, keefektivan anto
thrombin III untuk menyingkirkan thrombin akan meningkat 100-1000 kali lipat, dan dengan demikian
pekerja sebagai anti koagulan. Oleh karena itu, dengan adanya heparin yang berlebihan, penyingkiran
bentuk thrombin bebas dari peredaran darah oleh anti thrombin III terjadi seketika.
Kompleks heparin dan antititrombin III akan menghinlangkan beberapa factor pembekuan yang
teraktivasi lainnya selain thrombin, sehingga lebih meningkatkan efektivitasnya sebagai antikoagulan.
Termaksud kedalam factor-faktor tersebut XII,XI,X, dan IX
Heparin dibentuk oleh bermacam-macam sel dalam tubuh, tetapi sebagian besar dibentuk oleh sel mast
basofilik yang terletak dijaringan ikat perikapiler seluruh tubuh. Sel-sel ini terus-menerus mengeluarkan
heparin sedikit-sedikit yang berdifusi kedalam sistim sirkulasi. Sel basofil darah yang fungsinya sama
dengan sel mast juga melepaskan heparin dalam jumlah kecil kedalam plasma.
Sel mast terdapat banyak sekali dijaringan yang mengelilingi kapiler paru, dan dalam jumlah yang kecil
terdapat juga didekat kapiler hati. Mudah dipahami mengapa sejumlah besar heparin diperlikan
didaerah tersebut, karena kapiller paru dalam hati menerima banyak bekuan embolus yang berbentu
10. dalam darah vena yang mengalir lambat; pembentukan heparin yang cukup diperlukan untuk mencegah
terjadinya bekuan lebih banyak lagi
Lisin bekuan darah-plamin
Protein plasma mengandung euglobulin yang disebut plasminogen ( profibrinolisin ) yang bila
teraktivasi, akan menjadi plasmin ( fibrinolisin ).plasmin adalah enzim proteolitik yang menyerupai
tripsin, suatu enzim pencernaan proteolitik paling penting dari sekrisi pangkreas. Plasmin mencerna
benang-benang fibrin dan beberapa protein koagulan lain, seperti fibrinogen, factor V , factor VIII,
protrombin dan factor XII oleh kerena itu, kapanpun plasmin dibentuk, plasmin akan melisis bekuan
dengan menghancurkan banyak factor bekuan, sehingga kadang-kadang bahkan menyebabkan
hipokoagulabilitas darah
Aktivasi plasminogen untuk membentuk palsmin: kemudian melisis bekuan . bila suatu bekuan
terbentuk, didalamnya akan terdapat sejumlah besar plasminogen bersama dengan protein-protei
plasma yang lain. Plasminogen tidak akan menjadi plasmin atau menyebabkan lisis bekuan sebelum ia
diaktifkan. Jaringan yang terlka dalam sel emdotel pembuluh dengan sangat lambat melepaskan suatu
activator kuat yang disebut activator plasminogen jaringan ( t-PA ) pada hari-hari berikutnya, setelah
bekuan berhasil menghentikan pensarahan, akhirnya plasminogen berubah menjadi plasmin yang
kemudian menghilangkan bekuan darah yang tidak diperlukan. Pada kenyataannya, banyak pembuluh
darah kecil yang sebelumnya dihambat akan terbuka lagi melalui mekanisme ini. Dengan demikian ,
fungsi penting khusus dari sistim plastin adalah membuang bekuan kecil dari jutaan pembuluh kecil yang
pada akhirnya dapat mengalami yang tidak ada cara alin untuk membersihkanya.
Keadaan yang menimbulkan perdarahan hebat pada manusia
Perdarahan hebat dapat terjadi akibat defisiensi alah satu factor-faktor pembekuan. 3 jenis utama
perdarahan:
1. perdarahan akibat defisiensi vitamin K,
2. Hemophilia
3. Trombositopenia ( defisiensi thrombin )
Kekurang protrombun, factor VII =,factor XI dan factor X akibar defisiensi vitamin K
Dengan beberapa pengecualian hampir semua factor pembekuan dibentuk dihati. Oleh karena itu,
penyakit-penyakit hati seperti hepatitis, sirosis, dan acute yellow atropi kadang-kadang dapat
meninekan system pembekuan demikian kuatnya sehingga pasien cnderung mengalami perdarhan
hebat.
Penyebab lain yang menurunkan pembentukan factor pembekuan oleh hati ialah defisiensi vitamin K.
vitamin K diperlukan untuk pembentukan 5 faktor pembekuan yang penting dihati, yaitu protrombin,
factor VII,XI,X dan protein C dalam keadaan tampak vitamin K selanjutnya kekurangan factor-faktor
pembekuan dalam darah tersebut dapat juga menjurus kedarah perdarahan yang serius vitamin K
disintesis terus dalam usus oleh bakteri , sehingga defisiensi vitamin K yang diakibatkan tidak adanya
vitamin K dalam diet ( kecuali pada bayi baru lahir sebelum ususnya mengandung flora bakteri usus)
jarang terjadi pada orang normal. Namun, pada penyakit gastrointestinal, defisiensi vitamin K sering
terjadi pada orang yang mengalami gangguan absorbs lemak pada traktus gastrointestinalnya. Alasanya
11. adalah bahwa vitamin K bersifat larit dalam lemak dan biasanya diabsorbsi kedalam darah bersama
dengan lemak.
Salah satu penyebab paling sering dari defisiensi vitamin K ialah kegagalam hati untuk menyekresi
empedu kedalam gastrointestinal ( yang terjadi sebagai akibat obstruksi duktus empedu atau akibat
penyakit hati ). Kekurang empedu akan menggangu pencernaan dan absorbs lemak dan, oleh sebab itu,
menekan absorbs vitamin K. jadi, penyakit hati sering mengakibatkan penurunan produksi protrombin
dan beberapa factor pembekuan lain karena terganggunya absorbs vitamin K dank arena sel-sel hati
yang sakit dalm keadaamn demikian, vitamin K disuntikan kepada semua pasien yang penderita penyakit
hati atau obstruksi saluran empedu sebelum dilakukan tindakan operasi. Biasanya bila pasien yang
mengalami kekurangan vitamin trsebut diberi vitamin K dalam waktu 4 sampai 8 jam sebelum operasi
dan palibng sedikit separuh sel parenkim hatinya berfungsi normal, maka akan terbentuk cukup banyak
factor pembekuan sehingga perdarahan yang berlebihan selama operasi dapat dicegah