Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi nosokomial pada pasien bedah di rumah sakit di Semarang. Faktor-faktor yang diteliti antara lain umur, lama perawatan, dan jumlah pasien yang dirawat dalam satu ruangan. Hasilnya menunjukkan pengaruh yang signifikan antara ketiga faktor tersebut dengan kejadian infeksi nosokomial
Angka Kejadian dan Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD ...Aji Wibowo
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian dan mengevaluasi penatalaksanaan keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif menggunakan data rekam medik pasien Instalasi Gawat
Darurat RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Periode Januari 2012–Desember 2014. Alat ukur yang digunakan adalah buku pedoman penatalaksanaan keracunan yang disusun BPOM RI tahun 2001. Pada periode tersebut ditemukan 117 kasus keracunan dengan angka kematian 0 kasus. Penyebab tertinggi keracunan yakni gigitan ular (69,2%) selain itu ditemukan juga keracunan pestisida, makanan, obat, alkohol, racun tanaman, dan shellfish. Pasien mayoritas adalah laki-laki
(70,1%), usia 28–45 tahun (30,5%), memiliki pendidikan rendah yaitu SD (49,6%) serta tidak memiliki pekerjaan (71,8%). Penatalaksanaan bervariasi antar tiap pasien menggunakan antidotum, antibiotik, antihistamin, analgetik-antipiretik, hemostatic agent, anti infeksi, dan beberapa obat gastrointestinal lainnya.
Angka Kejadian dan Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD ...Aji Wibowo
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian dan mengevaluasi penatalaksanaan keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif menggunakan data rekam medik pasien Instalasi Gawat
Darurat RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Periode Januari 2012–Desember 2014. Alat ukur yang digunakan adalah buku pedoman penatalaksanaan keracunan yang disusun BPOM RI tahun 2001. Pada periode tersebut ditemukan 117 kasus keracunan dengan angka kematian 0 kasus. Penyebab tertinggi keracunan yakni gigitan ular (69,2%) selain itu ditemukan juga keracunan pestisida, makanan, obat, alkohol, racun tanaman, dan shellfish. Pasien mayoritas adalah laki-laki
(70,1%), usia 28–45 tahun (30,5%), memiliki pendidikan rendah yaitu SD (49,6%) serta tidak memiliki pekerjaan (71,8%). Penatalaksanaan bervariasi antar tiap pasien menggunakan antidotum, antibiotik, antihistamin, analgetik-antipiretik, hemostatic agent, anti infeksi, dan beberapa obat gastrointestinal lainnya.
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Sesar di Rumah Sakit ...Aji Wibowo
Berbagai studi telah menemukan penggunaan antibiotik pada pasien bedah sering kali tidak sesuai dengan standarnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik profilaksis yang digunakan pada pasien bedah sesar dan mengobservasi outcome terapi antibiotik profilaksis pada pasien bedah sesar. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif observasional menggunakan data retrospektif berupa rekam medik pasien bedah sesar periode Agustus 2016 – Agustus 2018. Data diolah secara deskriptif nonanalitik meliputi jenis antibiotik yang digunakan, dosis yang digunakan, rute pemberian, dan waktu
pemberian.
Studi Penggunaan Obat Analgesik pada Pasien Pasca Partus Pervaginal dan Secti...Aji Wibowo
Konsumsi obat tersebut dapat terdistribusi ke ASI yang mengganggu proses menyusui. Oleh karena itu penggunaannya perlu diperhatikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan analgesik pada ibu pasca melahirkan yang meliputi penggunaan obat analgesik, intensitas nyeri pada pasien pasca melahirkan, dan efektivitas obat analgesik pada pasien pasca melahirkan di RSU Bunda Purwokerto periode Januari-Maret 2019. Penelitian ini merupakan penelitian
noneksperimental dengan desain penelitian deskriptif observasional. Pengambilan data secara prospektif dengan sumber data penelitian yang digunakan yaitu hasil rekam
medik dan penilaian nyeri menggunakan Visual Analog Scale.
Journal Reading THT RSPAD Gatot Subroto Periode 25 Mei 2015 - 26 Juni 2015Lailatul Faradila
Journal reading
"Feasibility and efficiency of concurrent chemo-radiotherapy for nasopharyngeal carcinoma patients"
disusun oleh : Lailatul Faradila (FK UPN Jakarta) dan Alethea Andantika (FK UKRIDA)
Pembimbing : dr. Khairan Irmansyah, Sp.THT-KL, MKes
KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN THT RSPAD GATOT SUBROTO
PERIODE 25 MEI 2015 – 26 JUNI 2015
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologiNajMah Usman
kita akan mempelajari tentang Skrining atau penapisan dalam Epidemiologi. Apa itu skrining ? Bagaimana melakukan skrining dalam kesehatan ? Dan bagaimana perhitungan dalam skrining berguna dalam mengkonfirmasi orang sakit ? Kita akan mengetahinya.
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
Penggunaan off-Label Misoprostol pada Pasien Obstetri-Ginekologi di Rumah Sak...Aji Wibowo
Penggunaan obat off-label pada pasien obstetri-ginekologi memerlukan kewaspadaan karena berisiko tinggi bagi kehamilan. Meskipun masih terjadi perdebatan, data profil penggunaannya pada praktik klinik masih kurang. Penelitian ini
bertujuan untuk mengobservasi penggunaan obat off-label pada pasien obstetri dan ginekologi di rumah sakit swasta, khususnya
obat Misoprostol. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif observasional terhadap data rekam medis rumah sakit.
Pengambilan data penelitian secara retrospektif di RSU Bunda (RS X) periode Juli 2017 – Desember 2017 dan RS Sinar Kasih
(RS Y) periode Januari 2018 – Desember 2018. Jumlah sampel ditentukan menggunakan rumus Slovin, dengan teknik sampling
systematic random sampling di RS X dan total sampling di RS Y.
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...Aji Wibowo
Diperlukan penelitian untuk mengetahui apakah pemberian kombinasi konseling dan alat bantu pengingat pengobatan akan berpengaruh terhadap kepatuhan minum obat serta outcome kliniknya. Pendekatan eksperimental pretest-posttest design dilakukan pada bulan Februari 2019 - Mei 2019. Populasi sampel penelitian adalah pasien Prolanis di Puskesmas Kembaran I, Purwokerto Timur II dan Sumbang I. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi 66 pasien DM tipe 2 dan 72 pasien hipertensi.
Penentuan kelompok pretest-posttest secara simple random sampling. Instrument kepatuhan menggunakan MARS, SOP konseling dan alat bantu pengingat pengobatan sesuai standar pedoman konseling kefarmasian.
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Sesar di Rumah Sakit ...Aji Wibowo
Berbagai studi telah menemukan penggunaan antibiotik pada pasien bedah sering kali tidak sesuai dengan standarnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik profilaksis yang digunakan pada pasien bedah sesar dan mengobservasi outcome terapi antibiotik profilaksis pada pasien bedah sesar. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif observasional menggunakan data retrospektif berupa rekam medik pasien bedah sesar periode Agustus 2016 – Agustus 2018. Data diolah secara deskriptif nonanalitik meliputi jenis antibiotik yang digunakan, dosis yang digunakan, rute pemberian, dan waktu
pemberian.
Studi Penggunaan Obat Analgesik pada Pasien Pasca Partus Pervaginal dan Secti...Aji Wibowo
Konsumsi obat tersebut dapat terdistribusi ke ASI yang mengganggu proses menyusui. Oleh karena itu penggunaannya perlu diperhatikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan analgesik pada ibu pasca melahirkan yang meliputi penggunaan obat analgesik, intensitas nyeri pada pasien pasca melahirkan, dan efektivitas obat analgesik pada pasien pasca melahirkan di RSU Bunda Purwokerto periode Januari-Maret 2019. Penelitian ini merupakan penelitian
noneksperimental dengan desain penelitian deskriptif observasional. Pengambilan data secara prospektif dengan sumber data penelitian yang digunakan yaitu hasil rekam
medik dan penilaian nyeri menggunakan Visual Analog Scale.
Journal Reading THT RSPAD Gatot Subroto Periode 25 Mei 2015 - 26 Juni 2015Lailatul Faradila
Journal reading
"Feasibility and efficiency of concurrent chemo-radiotherapy for nasopharyngeal carcinoma patients"
disusun oleh : Lailatul Faradila (FK UPN Jakarta) dan Alethea Andantika (FK UKRIDA)
Pembimbing : dr. Khairan Irmansyah, Sp.THT-KL, MKes
KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN THT RSPAD GATOT SUBROTO
PERIODE 25 MEI 2015 – 26 JUNI 2015
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologiNajMah Usman
kita akan mempelajari tentang Skrining atau penapisan dalam Epidemiologi. Apa itu skrining ? Bagaimana melakukan skrining dalam kesehatan ? Dan bagaimana perhitungan dalam skrining berguna dalam mengkonfirmasi orang sakit ? Kita akan mengetahinya.
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
Penggunaan off-Label Misoprostol pada Pasien Obstetri-Ginekologi di Rumah Sak...Aji Wibowo
Penggunaan obat off-label pada pasien obstetri-ginekologi memerlukan kewaspadaan karena berisiko tinggi bagi kehamilan. Meskipun masih terjadi perdebatan, data profil penggunaannya pada praktik klinik masih kurang. Penelitian ini
bertujuan untuk mengobservasi penggunaan obat off-label pada pasien obstetri dan ginekologi di rumah sakit swasta, khususnya
obat Misoprostol. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif observasional terhadap data rekam medis rumah sakit.
Pengambilan data penelitian secara retrospektif di RSU Bunda (RS X) periode Juli 2017 – Desember 2017 dan RS Sinar Kasih
(RS Y) periode Januari 2018 – Desember 2018. Jumlah sampel ditentukan menggunakan rumus Slovin, dengan teknik sampling
systematic random sampling di RS X dan total sampling di RS Y.
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...Aji Wibowo
Diperlukan penelitian untuk mengetahui apakah pemberian kombinasi konseling dan alat bantu pengingat pengobatan akan berpengaruh terhadap kepatuhan minum obat serta outcome kliniknya. Pendekatan eksperimental pretest-posttest design dilakukan pada bulan Februari 2019 - Mei 2019. Populasi sampel penelitian adalah pasien Prolanis di Puskesmas Kembaran I, Purwokerto Timur II dan Sumbang I. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi 66 pasien DM tipe 2 dan 72 pasien hipertensi.
Penentuan kelompok pretest-posttest secara simple random sampling. Instrument kepatuhan menggunakan MARS, SOP konseling dan alat bantu pengingat pengobatan sesuai standar pedoman konseling kefarmasian.
Pengaruh supervisi pada kunerja perawat rawat inap dalam pelaksanaan patient ...yaya' Suryaningsih
ABSTRACT
. ln lhe provision of quatity nursing care
required an effort guidance and supervisioi in the
implementation of safety lhrough supuvision
patien. Patient safefy rb a syslern where the
Hospital making patients safer. patient safety in
lhrc case can be used as drug delivery aspecis of
the supervisd one. This study used a descriptive
correlation research design that aims to reveal the
relationship between the impterentatbn of the
implementation of patient safety supa-vision
a_dministration of drugs in the hospital inpatient
Syarifa Ambami Rato Ebu Bangkalan, the number
of respondents 118 peopte using propotTionate
random sampling technique. Coltxting data using
questionnakes, the data were analyzed using
Spearman's rho correlation statistial lest with a
level of meaning o <O.OS. The results showed that
thqe is a relationship between ihe impiernentalion of patient safety supervision administratbn of
dyugs with signifbant value p = 0.047. lt is provd
that the implementation of the supavision is god,
because the standard implementatbn guide
supervision conducted by the optimalty and
supentision techniques are implemented properly
by the supervisor. ln the implementation of patient
safety drug delivery is very gd, because
knowledge and understanding as well as the
motivation of nurses already in the implementation
of patbnt safety nurse administration of drugs is
yery htgh. Ta improve and maintain perforrr,ance
in the implementatton of patient safety nurse drug
administration n*ded an education aN training
and supervision on nurses so that the quality of
nursing care can be imptemented.
Keyword : supervision, patietnt safety, and drug
delivery
asuhan keperawatan pada Tn. M dengan gangguan sistem perkemihanFadlyPratama5
Karya tulis Ilmiah dengan judul asuhan keperawatan pada Tn. M dengan gangguan sistem perkemihan : Nefrolitiasis di Ruang Topaz RSUD dr. Slamet Garut
Progam Study Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karsa Husada Kabupaten Garut
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP CARA MENGURANGI MUAL MUNTAH PADA PASIEN KANKER PAYUDARA YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RUANG BEDAH UMUM RSUP PERSAHABATAN JAKARTA TAHUN 2016
1. 1
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN INFEKSI
NOSOKOMIAL PADA PASIEN LUKA POST OPERASI
DI RSUD TUGUREJO SEMARANG
Yosi Rosaliya*).,
Maria Suryani**), Shobirun***)
*) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang,
**) Dosen Program Studi S1 Ilmu Kepewawatan STIKES St. Elisabeth Semarang,
***) Dosen Program Studi D3 Keperawatan POLITEKES Semarang,
ABSTRAK
Tingginya angka infeksi nosokomial menjadi masalah yang penting di suatu rumah
sakit karena dari infeksi nosokomial tersebut kondisi pasien bisa menjadi buruk.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian infeksi nosokomial di RSUD Tugurejo Semarang. Metode
penelitian ini adalah observasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi sebanyak
237 orang dengan sampel 76 orang dengan variabel terikat kejadian infeksi
nosokomial dan variabel bebas yaitu usia, lama hari rawat dan padatnya penderita
lain. Hasil penelitian kejadian infeksi nosokomial sebanyak 5 responden (6,6%).
Sebagian usia responden berusia dewasa awal sebanyak 37 orang (48,7%), lama hari
rawat pasien dirawat sebentar (< 5 hari) sebanyak 66 orang (86,8%), jumlah pasien
yang dirawat bersama di ruangan yang tidak padat sebanyak 42 orang (55,3%).
Kesimpulan : ada pengaruh antara usia dengan kejadian infeksi nosokomial
(p=0,004), Ada pengaruh antara lama hari rawat dengan infeksi nosokomial
(p=0,000), Ada pengaruh antara padatnya penderita lain dengan infeksi nosokomial
(p=0,010). Kata kunci : Usia, Lama hari rawat, Padatnya penderita lain, Infeksi
nosokomial.
ABSTRACT
The high number of nosokomial infection is now being a very serious problem in a
hospital because of the nosokomial infection, the condition of the patient could be
worse. The aim of this research is to describe factors that affect nosokomial infection
occurrence at RSUD Tugurejo Semarang. The method used in this research was cross
sectional method. There were 237 populations with 76 samples with dependent
variabel of nosokonial infection occurence and independent variable of age, duration
of treatment and the density of the other patients. The result of the research shows
that the nosokomial occurrence was 5 respondent (6,6%). The younger respondents
were 37 persons (48,7%), the duration of the patients who were only taken care only
for a moment (< 5 days) were 66 persons (86,8%), the sums of the patients who
were taken care together in the room that was not dense were 42 person (55,3%).
Conclusion: there is an influence of age in the nosokomial infection occurence
(p=0,004), there is an influence of the duration of being taken care in the nosokomial
infection occurence (p=0,000), and there is also an influence of the density of the
other patients in the nosokomial infection occurence (p=0,010). Keywords: Age,
Duration of treatment, Density of Other Patients, Nosokomial Infection.
2. 2
PENDAHULUAN
Rumah sakit adalah suatu tempat
dimana banyak orang yang ingin
mendapatkan perawatan yang baik dan
ingin mendapatkan kesembuhan.
Terkadang penyakit yang semula
hanya ada satu penyebab penyakit,
justru di rumah sakit tersebut seorang
pasien bisa mendapatkan berbagai
penyakit lain dikarenakan infeksi yang
didapatkan dari rumah sakit atau biasa
disebut infeksi nosokomial (Darmadi,
2008, hlm.2).
Salah satu parameter pelayanan
kesahatan yang baik di rumah sakit
adalah terkendalinya infeksi
nosokomial. Tingginya angka infeksi
nosokomial menjadi masalah yang
penting di suatu rumah sakit karena
dari infeksi nosokomial tersebut,
kondisi pasien bisa menjadi buruk,
jika kondisi pasien menjadi buruk
maka lama perawatan pasien akan
bertambah panjang, hal tersebut akan
sangat merugikan pasien dan keluarga,
karena semakin lama pasien dirawat
maka akan bertambah biaya rawat dan
keadaan pasien akan menjadi lebih
buruk karena kondisi pasien buruk
karena infeksi nosokomial (Setiyawati,
2008, ¶8).
Infeksi luka operasi (ILO) tetap
menjadi penyebab utama penundaan
kepulangan pasien dari rumah sakit
dan menghabiskan banyak sumber
daya kesehatan. Di Amerika Serikat
diperkirakan bahwa biaya langsung
dari penambahan waktu perawatan di
rumah sakit akibat infeksi luka
setahunnya melebihi 1,5 milyar US$
(Wenzel, 1992, dalam Gruendemann
dan Fernsebner, 2005, hlm.305).
Pencegahan infeksi terutama pada
pasien bedah sangat diperlukan. Salah
satu upaya pencegahannya adalah
pemutusan transmisinya. Penerapan
tekhnik dan prosedur yang benar dari
petugas merupakan perilaku yang
paling penting dalam upaya
pencegahan infeksi. Kejadian infeksi
luka operasi sangat erat kaitannya
dengan praktek keperawatan
profesional yang menerapkan
universal precautions yaitu suatu
bentuk tindakan perawat dalam upaya
melakukan antisipasi untuk
pencegahan masuknya kuman kepada
klien yang sakit (Potter dan Perry,
1995, dalam Setiyawati, 2008, ¶6).
Faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap kejadian infeksi nosokomial
adalah multifaktorial atau banyak
faktor yang mempengaruhinya.
Menurut Darmadi (2008, hlm.16)
adanya sejumlah faktor yang sangat
berpengaruh dalam terjadinya infeksi
nosokomial, yang menggambarkan
faktor-faktor yang datang dari luar
(extrinsik factor) yaitu petugas
pelayanan medis, peralatan medis,
lingkungan, makanan dan minuman,
penderita lain dan pengunjung. Selain
faktor ekstrinsik (Setiyawati, 2008, ¶8)
faktor ketidakpatuhan dari perawat
yaitu perawat yang melakukan
perawatan luka post operasi
ditunjukkan dengan belum
menggunakan prosedur dengan benar,
misalnya melakukan perawatan luka
post operasi dengan 1 set medikasi
digunakan untuk pasien secara
bersama-sama (banyak pasien),
perawat tidak mencuci tangan sebelum
melakukan tindakan medikasi, perawat
tidak memperhatikan teknik steril
seperti tidak memakai sarung tangan
steril saat medikasi.
Selain faktor tersebut ada faktor lain
yang dapat mempengaruhi terjadinya
infeksi nosokomial, faktor tersebut
adalah faktor intrinsik yang meliputi
umur, jenis kelamin dan faktor dari
3. 3
faktor keperawatan yang meliputi
lamanya hari perawatan, menurunnya
standar perawatan dan padatnya
penderita, kondisi umum, risiko terapi,
adanya penyakit lain serta faktor
mikroba patogen juga memberi
kontribusi terhadap terjadinya infeksi
nosokomial di suatu rumah sakit
(Darmadi, 2008, hlm.20).
Tujuan penelitian ini adalah
Menggambarkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian infeksi
nosokomial di RSUD Tugurejo
Semarang
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode observasi
dengan pendekatan cross sectional
yang merupakan rancangan penelitian
dengan melakukan pengukuran atau
pengamatan pada saat bersamaan
(sekali waktu) (Alimul, 2003, hlm.28).
Jenis penelitian ini adalah penelitian
(explanatory research) yaitu penelitian
yang bermaksud menjelaskan
kedudukan variabel-variabel yang
diteliti serta hubungan antara satu
variabel dengan variabel lain
(sugiyono, 2002). Penelitian ini
dilakukan di RSUD Tugurejo
Semarang dengan memperhatikan
variabel yang diteliti pada penelitian
ini adalah variabel usia, lama hari
rawat dan padatnya penderita lain
dengan variabel infeksi nosokomial.
Penelitian ini dilakukan dalam satu
waktu pengambilan data dan
penelitian ini tidak memberikan
intervensi apapun terhadap responden
karena peneliti hanya melakukan
pengamatan atau observasi saja pada
luka pasien setelah pasien
menjalankan tindakan operasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah
semua pasien yang sudah menjalani
operasi di RSUD Tugurejo Semarang
pada tahun 2011 dalam bulan
september. Jumlah populasi pada
bulan juni 2011 adalah 237 jiwa.
Sampel dalam penelitian adalah pasien
yang sudah menjalani operasi di RS.
Tugurejo Semarang. Tekhnik
pengambilan sampel ini dengan
menggunakan Purposive Sampling,
sampel yang dipakai dalam penelitian
ini adalah 76 responden. Penelitian ini
sudah dilakukan di RSUD Tugurejo
Semarang pada bulan 19 November-
23 Desember 2011.
Analisis Univariat dalam penelitian ini
menggunakan distribusi frekuensi,
nilai minimal, persentase, standar
deviasi dan sebagainya. Dilakukan
terhadap semua variabel dan dalam
analisis ini menghasilkan distribusi
dan presentase dari tiap variabel.
Analisa bivariat berfungsi untuk
mengetahui hubungan antara variabel
independent dan variabel dependent.
Untuk menguji kepastian sebaran data
yang diperoleh, penelitian ini
menggunakan uji non parametric Chi-
Square test. Penelitian ini
menggunakan uji Chi-Square karena
antar variabel dependen dan vaiabel
independen akan diteliti di silangkan
untuk mengetahui ada pengaruh yang
signifikan atau tidak antara variabel
dependen dan variabel independen.
Analisa ini menggunakan metode uji
statistik chi-square. Dengan p
value=0,05 apabila didapatkan hasil
penelitian p value < 0,05 maka secara
statistik terdapat hubungan yang
bermakna antara variabel independent
dengan variabel dependent.
Apabila p value > 0,05 maka tidak
terdapat hubungan antara variabel
independent dengan variabel
dependent dengan syarat uji hipotesis
4. 4
ho ditolak, jika Chi-Square hitung >
Chi-Square tabel.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat
1. Umur Responden
Tabel 1
Distribusi FrekuensiResponden
Berdasarkan Umur Pada Pasien di
RSUD Tugurejo Semarang
(n=76)
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui
bahwa usia responden yang terbanyak
adalah pada usia dewasa awal
sebanyak 39 pasien (48,7%) dan usia
responden paling sedikit yaitu pada
usia anak sebanyak 4 pasien (5,3%).
Hal tersebut diatas ini sejalan dengan
Potter dan Perry, 2005, hlm.942 yaitu
sepanjang jangka hidup kerentanan
terhadap infeksi berubah. Bayi
mempunyai pertahanan yang lemah
terhadap infeksi karenan hanya
memiliki antibodi dari ibu, seiring
bertumbuhnya anak, sistem imun
menjadi matur. Dewasa awal atau usia
baya telah menyaring pertahanan
terhadap infeksi. Flora normal,
pertahanan sistem tubuh, inflamasi,
dan respon imun memberikan
perlindungan terhadap
mikroorganisme yang menginvasi.
Perubahan pada sistem imun dapat
juga dipercepat oleh proses menua.
Mekanisme dasar dari proses menua
tidak dimengerti. Namun, diketahui
bahwa imunitas terhadap infeksi
menurun seiring bertambahnya usia.
2. Lama Hari Rawat
Tabel 2
Distribusi FrekuensiResponden
Berdasarkan Lama Hari Rawat Pada
Pasien di RSUDTugurejo Semarang
(n=76)
Berdasarkan tabel 2 dari 76 responden
lama hari rawat pasien yang paling
banyak yaitu < 5 hari yaitu sebanyak
66 orang (86,8), sedangkan lama hari
rawat yang paling sedikit yaitu ≥ 5
hari yaitu sebanyak 10 orang (13,2%).
Seorang pasien yang baru menjalani
tindakan operasi lebih aman bila
diperbolehkan pulang pada hari
keempat atau kelima dengan syarat
tidak terdapat komplikasi dan telah
dinyatakan sehat dari luka operasi,
karena lama hari rawat pasien akan
mempengaruhi pasien tertular penyakit
dari satu pasien ke pasien yang lainnya
(Cuningham et al, 2005 dalam Novita,
2007, hlm.25-26).
3. Padatnya Penderita Lain
Tabel 3
Distribusi FrekuensiResponden
Berdasarkan Padatnya
Penderita Lain Pada Pasien
Usia
Responden
Frekuensi Persentas
e
(%)
Anak
(1-10 tahun)
4 5,3
Remaja (11-20
tahun)
8 10,5
Dewasa awal
(21-39 tahun)
37 48,7
Dewasa akhir
(40-60 tahun)
19 25
Lansia (> 60
tahun)
8 10,5
Total 76 100
Lama
hari
rawat
Frekuensi Persentasi
(%)
Sebentar
(< 5 hari)
66 86,8
Lama (≥
5 hari)
10 13,2
Total 76 100
5. 5
di RSUDTugurejo Semarang
(n=76)
Berdasarkan tabel 3 dari 76 responden
padatnya penderita lain yang paling
banyak yaitu < 4 orang yaitu sebanyak
42 orang (55,3), sedangkan padatnya
penderita lain yang paling sedikit yaitu
≥ 4 hari yaitu sebanyak 34 orang
(44,7%).
Menurut Nursalam, 2011, hlm.326
yaitu penyebaran infeksi nosokomial
juga dapat ditularkan oleh pasien satu
ke pasien lain karena banyaknya
penyakit yang dialami pasien maka
resiko terjadinya infeksi semakin
mudah. Sebaiknya dalam suatu
ruangan pasien yang rentan terkena
infeksi sebaiknya berada dalam satu
ruangan isolasi dan dalam satu ruang
perawatan tidak lebih dari 4 orang.
4. Infeksi Nosokomial
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Kejadian Infeksi
Nosokomial Pada Pasien di
RSUD Tugurejo Semarang
(n=76)
Tabulasi Silang
a. Tabulasi silang usia dengan
kejadian infeksi nosokomial
Tabel 5
Tabulasi Kejadian Infeksi
Nosokomial Berdasarkan Usia di
RSUD Tugurejo Semarang
(n=76)
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan
bahwa dari 76 responden yang
terbanyak mengalami infeksi
nosokomial yaitu pasien yang berusia
lansia (> 60 tahun) sebanyak 3 orang.
b. Tabulasi silang lama hari rawat
dengan infeksi nosokomial
Tabel 6
Tabulasi Kejadian Infeksi Nosokomial
Berdasarkan Lama Hari Rawat di
RSUD Tugurejo Semarang
(n=76)
Kejadian
Infeksi
nosokomial
Lama
hari
rawat
Ya Tidak
Total
Sebentar 0 66 66
Lama 5 5 10
Total 5 71 76
Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan
bahwa dari 76 responden yang
terbanyak mengalami infeksi
Infeksi
Nosokomial
Frekuen
si
Persenta
si (%)
Ada infeksi 5 6,6
Tidak ada
infeksi
71 93,4
Total 76 100
Padatnya
penderita
lain
Frekuensi Persentasi
(%)
Tidak
Padat (< 4
orang)
42 55,3
Padat (≥ 4
orang)
34 44,7
Total 76 100 Kejadian
Infeksi
nosokomial
Usia
Ya Tidak
Total
Anak 0 4 4
Remaja 1 7 8
Dewasa
awal
1 36 37
Dewasa
akhir
0 19 19
Lansia 3 5 8
Total 5 71 76
6. 6
nosokomial yaitu pasien yang lama
hari rawatnya lama (≥ 4 hari) yaitu
sebanyak 5 orang.
c. Tabulasi silang padatnya
penderita lain dengan infeksi
nosokomial
Tabel 7
Tabulasi Kejadian Infeksi Nosokomial
Berdasarkan Padatnya Penderita Lain
di RSUD Tugurejo Semarang
(n=76)
Berdasarkan tabel 7 menunjukkan
bahwa dari 76 responden yang
terbanyak mengalami infeksi
nosokomial yaitu pasien yang dirawat
dengan pasien lain yang ≥ 4 orang atau
padat sebanyak 5 orang.
B. Analisa Bivariat
Hasil uji hipotesis dengan Chi-Square
adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh usia terhadap kejadian
infeksi nosokomial
Tabel 8
Hasil Uji Chi-Square
Usia dengan Infeksi Nosokomial
di RSUD Tugurejo Semarang
Hasil analisis chi-square tabel diatas
adalah dengan nilai X2
hitung 15,426
(> X2
tabel= 9,448) dan nilai p = 0,004
yang berarti secara statistik ada
pengaruh antara usia dengan kejadian
infeksi nosokomial.
Menurut pendapat Baratawidjaja dan
Rengganis, 2009, hal. 495 golongan
usia lanjut lebih sering mendapatkan
infeksi dibandingkan usia muda. Hal
ini disebabkan oleh karena terjadi
atrofi timus dengan fungsi yang
menurun. Akibat involusi timus,
jumlah sel T naif dan kualitas respons
sel T makim berkurang. Jumlah sel T
memori meningkat tetapi semakin sulit
untuk berkembang. Terutama sel
CD8+
dan sel Th 1 sangat menurun,
diduga oleh karena aktivitas apoptosis.
Sitokin Th2 IL-6 meningkat sedang
IL-2 menurun. Pada usia 60 tahun,
jaringan timus, jaringan timus hampir
seluruhnya diganti oleh lemak dan
edukasi sel T dalam timus hampir
hilang.
2. Pengaruh lama hari rawat
terhadap infeksi nosokomial
Tabel 9
Hasil Uji Chi-Square
Lama Hari Rawat dengan Infeksi
Nosokomial di RSUD Tugurejo
Semarang
Kejadian
Infeksi
nosokomial
Padatnya
penderita
lain
Ya Tidak
Total
Tidak
padat
0 42 42
Padat 5 29 34
Total 5 71 76
Variabel Nilai
X2
Nilai
Asymp.
Sig(2-
signed)
Kesi
mp
ulan
Usia
dengan
kejadian
infeksi
nosokom
ial
15,426 0,004 Ada
pen
garu
h
7. 7
Hasil analisis chi-square tabel diatas
adalah dengan nilai X2
hitung 35,324
(> X2
tabel= 3,481) dan nilai p = 0,000
yang berarti secara statistik ada
pengaruh antara lama hari rawat
dengan kejadian infeksi nosokomial.
Hal ini sesuai dengan pendapat Mireya
et al, 2007 dalam setiyawati, 2009,
hlm.22 yaitu Pasien yang dirawat lebih
lama berisiko mendapatkan infeksi
lebih tinggi dibandingkan dengan lama
rawat yang singkat.
3. Pengaruh padatnya penderita lain
terhadap infeksi nosokomial
Tabel 10
Hasil Uji Chi-Square
Padatnya Penderita Lain dengan
Infeksi Nosokomial
di RSUD Tugurejo Semarang
Hasil analisis chi-square tabel diatas
adalah dengan nilai X2
hitung 6,611
(> X2
tabel= 3,481) dan nilai p = 0,010
yang berarti secara statistik ada
pengaruh antara padatnya penderita
lain dengan kejadian infeksi
nosokomial.
Hal ini sejalan dengan dengan Potter
dan Perry, 2005, hlm.943 infeksi
nosokomial dapat terjadi ditempat
layanan keperawatan (kamar, ruangan,
bangsal), frekuensi dan intensitas lebih
banyak terjadi diruangan atau bangsal
perawatan daripada di kamar
perawatan dikarenakan semakin
banyak pasien maka semakin mudah
pasien terkena infeksi karena
penularan penyakit dari pasien satu ke
pasien lain bisa terjadi.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
menggunakan Chi-Square diperoleh
hasil analisis bivariat didapatkan hasil
Hasil penelitian dengan uji Chi-Square
diperoleh hasil ada pengaruh yang
signifikan antara usia dengan infeksi
nosokomial karna didapatkan nilai p =
0,004.
Hasil penelitian dengan uji Chi-Square
diperoleh hasil ada pengaruh yang
signifikan antara lama hari rawat
dengan infeksi nosokomial karna
didapatkan nilai p = 0,000.
Hasil penelitian dengan uji Chi-Square
diperoleh hasil ada pengaruh yang
signifikan antara lama hari rawat
dengan infeksi nosokomial karna
didapatkan nilai p = 0,010.
Variabel Nilai
X2
Nilai
Asymp.
Sig(2-
signed)
Kesi
mp
ulan
Lama
hari
rawat
dengan
kejadian
infeksi
nosokom
ial
35,32
4
0,000 Ada
pen
garu
h
Variab
el
Nil
ai
X2
Nilai
Asymp.
Sig(2-
signed)
Kesimp
ulan
Padatn
ya
penderi
ta lain
dengan
kejadia
n
infeksi
nosoko
mial
6,6
11
0,010 Ada
pengaru
h
8. 8
SARAN
1. Untuk pelayanan keperawatan
Dapat melakukan pelayanan
keperawatan dengan baik
khususnya dibagian keperawatan
pasien post operasi RSUD
Tugurejo Semarang, agar bidang
keperawatan bisa menekan angka
kejadian infeksi nosokomial.
a. Jika pada usia yang rentan
seperti lansia maka ruangan
yang akan ditempati para lansia
tersebut bisa disendirikan
untuk mencegah cross infection
pada pasien.
b. Pada ruangan yang terdapat
pasien post operasi penanganan
pasien yang mempunyai
penyakit penyerta agar segera
ditangani, ruangan perlu ada
semacam SOP yang berisi
pasien post operasi harus
pulang dalam 3 hari setelah
post operasi dengan syarat
pasien pulang tanpa terdapat
penyakit penyerta untuk
menecegah adanya
penambahan hari rawat pasien
dan pasien terhindar dari
infeksi nosokomial.
c. Pada ruangan post operasi
diusahkan agar 1 ruangan tidak
di isi pasien lebih dari 4 orang
untuk menghindari penularan
penyakit pasien yang satu ke
pasien yang lainnya.
2. Untuk institusi pendidikan
Bagi institusi pendidikan yaitu
untuk memberikan wacana dan
tambahan ilmu pengetahuan
mengenai usia, lama hari rawat
dan padatnya penderita lain yang
mempengaruhi kejadian infeksi
nosokomial, sehingga mahasiswa
dapat belajar lebih banyak
mengenai faktor-faktor lain yang
berpengaruh terhadap kejadian
infeksi nosokomial.
3. Untuk penelitian selanjutnya
Diharapkan untuk penelitian
selanjutnya yaitu agar penelitian
yang akan dilaksanan lebih
lengkap dan variabel yang diteliti
lebih banyak lagi, sampel pada
penelitian bisa ditambah agar
lebih banyak lagi. Pada penelitian
selanjutnya peneliti bisa
menggunakan metode penelitian
yang objeknya bisa dipantau
secara terus menerus sehingga
hasil dari penelitian ini bisa
sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, H., Dewo., Rahim, A., Tanjung.,
Fachri, A., Tiksnadi, B.,&
Mustapa. Pemeriksaan kuman
sebelum dan sesudah mencuci
tangan. Bandung : FKUNPAD
Andini., Fauzia,S., Imam, S.S.,
Sunarjati, M., Sadeli. (2008).
Kesamaan strain
staphylococcus aureus pada
tangan dan hidung perawat
ruang bedah dan infeksi luka
pasca operasi. Riau : FKURP
Arikunto & Suharsimi. (2006).
Prosedur penelitian suatu
pendekatan praktik. Jakarta:
Rineka Cipta
Baratawidjaja, K.G., & Rengganis, I.
(2009). Imunologi dasar.
Jakarta : FKUI.
Cunningham F.G., Macdonald, G.N.F.
Williams obstetrics.(2nd
ed).
New York: Appleton & Lange,
2005. 511-59, 592-5
Darmadi. (2008). Infeksi nosokomial,
problematika dan
9. 9
pengendaliannya. Jakarta :
Salemba Medika
Gruendeman,B.J & Fernserbner,B.
(2005). Buku ajar keperawatan
perioperatif. Alih bahasa :
Brahm U, Pendit et al. Jakarta :
EGC
Hidayat, Aziz Alimul. (2009).
Kebutuhan dasar manusia.
Jakarta : Salemba Medika
(2003). Riset keperawatan
& teknik penulisan ilmiah.
Jakarta : Salemba Medika
(2009). Metode
penelitian keperawatan dan
teknik analisis data. Jakarta:
Salemba Medika
(2006). Kebutuhan dasar
manusia. Jakarta : Salemba
Medika
(2007). Metode penelitian
keperawatan dan teknik
analisis data. Jakarta: Salemba
Medika
Jong, W.D.,& Syamsuhidajat, R.
(1997). Buku ajar ilmu
bedah1A. Jakarta : EGC
Kozier, B., Erb, Glenora., Berman,
A&Snyder, S.J. (2010). Buku
ajar fundamental keperawatan
: Konsep, proses dan praktik.
Alih bahasa : Wahyuningsih,
E.,Yulianti, D., Yuningsih, Y.,
Lusyana, A. Jakarta : EGC
Kushariyadi. (2010). Asuhan
keperawatan pada lanjut usia.
Jakarta : Salemba Medika
Mubarak, W.I & Chayatin, N. (2007).
Buku ajar kebutuhan dasar
manusia. Jakarta : EGC
Muttaqin, A., & Sari, K. (2009).
Asuhan keperawatan
perioperatif. Jakarta : Salemba
Medika
Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi
penelitian kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta
Nursalam. (2011). Manajemen
keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Parhusip. Faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya
infeksi nosokomial di BHG.
UPF. Paru. RS. Dr.
Pirngadi/Lab. Penyakit Paru
FK-USU Medan. Diambil dari
http://repository.usu.ac.id/
pada hari tanggal 12 mei 2011
Potter & Perry. (2005). Buku ajar
fundamental keperawatan.
Jakarta : EGC
Riyanto , A. (2009). Pengolahan dan
analisis data kesehatan.
Yogyakarta : Nuha Medika
Saryono. (2009). Metodologi
penelitian kesehatan.
Jogjakarta : Mitra Cendikia
Setiyawati, W., & Supratman. (2008).
Faktor-faktor yang
berhubungan dengan perilaku
kepatuhan perawat dalam
pencegahan infeksi luka
operasi di ruang rawat inap
RDUD Moewardi Surakarta.
Diambil dari
http://repository.ac.id/
10. 10
Setiyawati. ( 2009). Analisis faktor
yang mempengaruhi infeksi
nosokomial. Jakarta : FKUI
Suyanto & Salamah, U. (2009). Riset
kebidanan metodologi dan
aplikasi. Jogjakarta : Mitra
Cendikia Offset
Tim Penulis Poltekkes Kemenkes
Maluku. (2011). Penuntun
praktikum keterampilan kritis
1. Jakarta : Salemba Medika
Yasril, H.S.K. (2009). Teknik
sampling untuk penelitian
kesehatan. Yogyakarta : Graha
Ilmu