SlideShare a Scribd company logo
Konsep Asuhan
Keperawatan
Pasien Dengan Appendisitis
Khusna Rahmawan
Baskoro Abdiansyah
• Appendicitis adalah infeksi pada appendiks karena
tersumbatnya lumen oleh fekalith (batu feces), hiperplasi
jaringan limfoid, dan cacing usus.
• Definisi lain Apendisitis merupakan peradangan pada
appendiks, sebuah kantung buntu yang berhubungan dengan
bagian akhir secum yang umumnya disebabkan oleh obstruksi
pada lumen appendiks (Luxner, 2005)
• Williams dan Wilkins (dalam Indri, et al, 2014) menyatakan
apendisitis merupakan peradangan pada Apendiks yang
berbahaya jika tidak ditangani dengan segera di mana terjadi
infeksi berat yang bisa menyebabkan pecahnya lumen usus.
PENGERTIAN
ETIOLOGI
• Apendicitis umumnya terjadi karena infeksi bakteri.
Berbagai hal berperan sebagai faktor pencetusnya.
Diantaranya adalah obstruksi yang terjadi pada lumen
apendiks. Obstruksi ini biasanya disebabkan karena
adanya timbunan tinja yang keras (fekalit), hiperplasia
jaringan limfoid, tumor apendiks, striktur, benda asing
dalam tubuh, dan cacing askaris dapat pula
menyebabkan terjadinya sumbatan.
• Penelitian epidemiologi menunjukkan peranan
kebiasaan mengkonsumsi makanan rendah serat dan
pengaruh konstipasi terhadap timbulnya penyakit
apendisitis.
1. Appendisitis Akut
Merupakan peradangan pada appendiks dengan
gejala khas yang memberikan tanda setempat. Gejala
apendisitis akut antara lain nyeri samar-samar dan
tumpul yang merupakan nyeri visceral di daerah
epigastrium di sekitar umbilicus. Keluhan ini disertai
rasa mual muntah dan penurunan nafsu makan.
Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah ke titik
McBurney. Pada titik ini nyeri yang dirasakan lebih
tajam dan lebih jelas letaknya sehingga merupakan
nyeri somatic setempat (Sjamsuhidayat, 2005).
KLASIFIKASI
2. Appendisitis Kronis
Diagnosis apendisitis kronik baru dapat ditegakkan
jika ditemukan 3 hal yaitu; pertama, pasien memiliki
riwayat nyeri pada kuadran kanan bawah abdomen
selama paling sedikit 3 minggu tanpa alternative
diagndosis lain. Kedua, setelah dilakukan
appendiktomi gejala yang dialami pasien akan
hilang dan yang ketiga, secara histopatologik
gejalanya dibuktikan sebagai akibat dari inflamasi
kronis yang aktif pada dinding appendiks atau
fibrosis pada appendiks, (Santacroce & Craig, 2006).
KLASIFIKASI
• Nyeri perut, Beberapa
tanda nyeri yang terjadi
pada kasus apendisitis
dapat diketahui melalui
beberapa tanda nyeri
antara lain; Rovsing’s sign,
Psoas sign, dan Jump Sign
• Nyeri perut ini sering
disertai mual serta satu
atau lebih episode muntah
dengan rasa sakit
• Umumnya nafsu makan
akan menurun
• Konstipasi
MANIFESTASI KLINIS
• Nilai leukosit yang biasanya
meningkat dari rentang
nilai normal
• Pada auskultasi, bising usus
normal atau meningkat
pada awal apendisitis dan
bising melemah jika terjadi
perforasi
• Demam
• Temuan dari hasil USG
berupa cairan yang berada
di sekitar appendiks
menjadi sebuah tanda
sonographik penting
• Tanda patogenetik primer diduga karena
obstruksi lumen dan ulserasi mukosa menjadi
langkah awal terjadinya appendicitis.
• Obstruksi lumen yang tertutup disebabkan oleh
hambatan pada bagian proksimal. Selanjutnya,
terjadi peningkatan sekresi normal dari mukosa
apendiks yang distensi secara terus menerus
karena multiplikasi cepat dari bakteri
• Obstruksi juga menyebabkan mukus yang
diproduksi mukosa terbendung. semakin lama,
mukus tersebut semakin banyak. Namun,
elastisitas dinding apendiks terbatas sehingga
meningkatkan tekanan intralumen.
PATOFISIOLOGI
• Tekanan yang meningkat tersebut akan menyebabkan
apendiks mengalami hipoksia, hambatan aliran limfe,
ulserasi mukosa, dan invasi bakteri. Infeksi
memperberat pembengkakan apendiks (edema).
Trombosis pada pembuluh darah intramural (dinding
apendiks) menyebabkan iskemik. Pada saat ini, terjadi
apendisitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri
epigastrium
• Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus
meningkat. Hal tersebut menyebabkan obstruksi vena,
edema bertambah, dan bakteri akan menembus
dinding.
• Bila kemudian arteri terganggu akan terjadi infark
dinding apendiks yang diikuti dengan gangren
PATOFISIOLOGI
• Tata laksana apendisitis
sebelum terjadinya
perforasi antara lain;
rehidrasi, pemberian
antibiotik, dan tindakan
bedah appendiktomi
(pengangkatan appendiks)
• Antibiotik diberikan
sebelum prosedur operasi
• Cairan intra vena dan
elektrolit diberikan
sebelum operasi
• Tindakan bedah biasanya
dilkukan pada kuadran
kanan bawah perut dengan
dilakukan insisi
PENATALAKSANAAN
• Pada apendisitis perforasi
atau yang telah
mengalami rupture
appendiks memiliki tata
laksana antara lain;
rehidrasi intra vena,
antibiotic sistemik, dan
dekompresi saluran
gastro intestinal dengan
menggunakan selang
naso gastric sebelum
operasi, serta tindakan
bedah laparatomi
appendiktomi.
1. Anamnesis
• Identitas Pasien
• Jenis Kelamin : Kesalahan diagnosa appendicitis 15-
20% terjadi pada perempuan karena munculnya
gangguan yang sama dengan appendicitis seperti
pecahnya folikel ovarium, salpingitis akut, kehamilan
ektopik, kista ovarium, dan penyakit ginekologi lain.
• Usia : Penelitian Addins (1996) di Amerika Serikat,
appendicitis tertinggi pada usia 10-19 tahun
• Tempat Tinggal : Amerika Serikat pada anak umur 2-20
tahun didapat bahwa perforasi appendicitis lebih
cenderung di pedesaan (69,6%) daripada perkotaan
(30,4%)
PENGKAJIAN (FOKUS)
• Ras : Faktor ras berhubungan dengan pola
makan terutama diet rendah serat dan
pencarian pengobatan.
• Keluhan Utama : Nyeri perut adalah gejala
utama dari apendisitis. Perlu diingat
bahwa nyeri perut bisa terjadi akibat
penyakit–penyakit dari hampir semua
organ tubuh. Nyeri perut ini sering disertai
mual serta satu atau lebih episode muntah
dengan rasa sakit, dan setelah beberapa
jam, nyeri akan beralih ke perut kanan
bawah pada titik McBurney.
PENGKAJIAN (FOKUS)
2. Pemeriksaan Fisik
• Tanda vital seperti peningkatan suhu jarang
>1oC (1.8oF) dan denyut nadi normal atau
sedikit meningkat.
• Perforasi apendiks vermikularis akan
menyebabkan peritonitis purulenta yang di
tandai dengan demam tinggi, nyeri makin
hebat berupa nyeri tekan dan defans
muskuler yang meliputi seluruh perut,
disertai pungtum maksimum di regio iliaka
kanan, dan perut menjadi tegang dan
kembung.
• Peristalsis usus dapat menurun sampai
menghilang akibat adanya ileus paralitik.
PENGKAJIAN (FOKUS)
1. Pemeriksaan Fisik
• Jika dilakukan palpasi akan didapatkan
nyeri yang terbatas pada regio iliaka
kanan, biasanya di sertai nyeri lepas.
• Tanda rovsing yaitu nyeri yang dirasakan
pada kuadran kanan bawah perut ketika
dilakukan penekanan dan pelepasan pada
bagian kiri bawah perut
• Uji psoas dan uji obturator merupakan
pemeriksaan yang lebih ditujukan untuk
mengetahui letak apendiks vermiformis.
PENGKAJIAN (FOKUS)
UJI PSOAS
UJI OBTURATOR
3. Pemeriksaan Penunjang
• Leukosit Darah : Pada kebanyakan kasus terdapat
leukositosis, terlebih pada kasus dengan
komplikasi berupa perforasi.
• Urinalisis : Sekitar 10% pasien dengan nyeri perut
memiliki penyakit saluran kemih. Pemeriksaan
laboratorium urin dapat mengkonfirmasi atau
menyingkirkan penyebab urologi yang
menyebabkan nyeri perut. Meskipun proses
inflamasi apendisitis akut dapat menyebabkan
piuria, hematuria, atau bakteriuria sebanyak 40%
pasien, jumlah eritrosit pada urinalisis yang
melebihi 30 sel per lapangan pandang atau jumlah
leukosit yang melebihi 20 sel per lapangan
pandang menunjukkan terdapatnya gangguan
saluran kemih.
PENGKAJIAN (FOKUS)
3. Pemeriksaan Penunjang
• Radiologi
Pemeriksaan pencitraan yang mungkin
membantu dalam mengevaluasi pasien
dengan kecurigaan apendisitis adalah foto
polos perut atau dada, ultrasonogram,
enema barium, dan kadang-kadang CT
scan.
• USG : dapat digunakan untuk
membedakan antara appendisitis akut dan
appendisitis perforasi
PENGKAJIAN (FOKUS)
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN
MUNCUL PADA PASIEN DENGAN APENDISITIS
1. Pre Operatif
• Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan distensi
jaringan usus akibat inflamasi apendiks.
• Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
pertahanan utama, perforasi/ruptur pada apendiks, pembentukan
abses.
• Risiko defisit volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah,
status hipermetaabolik, dan inflamasi peritonium dengan cairan
asing.
• Ansietas berhubungan dengan prosedur persiapan tindakan operasi,
kurang pengetahuan, dan perubahan status kesehatan
• Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber
informasi
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN
MUNCUL PADA PASIEN DENGAN APENDISITIS
2. Post Operatif
• Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan
dengan adanya luka insisi post apendiktomi
• Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan
dengan adanya port de entry kuman pada luka
insisi post apendiktomi
• Risiko defisit volume cairan berhubungan
dengan pembatasan post operasi
INTERVENSI
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan
dengan distensi jaringan usus akibat
inflamasi apendiks; adanya luka insisi post
apendiktomiGangguan rasa nyaman : nyeri
berhubungan dengan adanya luka insisi post
apendiktomi
TUJUAN :
Setelah dilakukan perawatan, klien
menunjukkan tingkat kenyamanan positif,
mampu mengendalikan nyeri, tingkat nyeri
berkurang
KRITERIA HASIL :
• Pasien mampu untuk melakukan aktivitas
yang tidak menimbulkan nyeri; berbicara,
makan, dan minum
• Terlihat rileks dapat tidur/ beristirahat dan
berpartisipasi dalam aktivitas sesuai
kemampuan
• Pasien dapat mengendalikan rasa nyeri
dengan teknik yang telah diajarkan
• Pasien melaporkan tingkat nyeri berkurang
INTERVENSI
• Observasi tingkat nyeri,
tanyakan lokasi, karakteristik,
awitan, durasi, frekuensi, dan
perhatikan faktor presipitasinya
• Berikan posisi nyaman,
semifowler ataupun posisi
miring, bila tidak ada
kontraindikasi
• Ajarkan teknik pengendalian
nyeri, teknik distraksi relaksasi,
terapi mendengarkan musik,
membaca, dan lainnya.
• Instruksikan pasien untuk
menginformasikan kepada
perawat jika peredaan nyeri
tidak dapat dicapai.
• Kolaborasi :
pemberian obat-obat
analgesik
RASIONAL
• Membantu menentukan
intervensi yang tepat untuk
mengurangi nyeri.
• Memberikan posisi nyaman
dapat membantu dalam
mengurangi rasa nyeri
• Teknik-tenik pengendalian
nyeri dapat diajarkan agar klien
mampu mengatasi rasa nyeri.
• Dapat membantu dalam
menentukan intervensi
selanjutnya.
• Agen-agen farmakologi dapat
digunakan untuk mengurangi
atau menghilangkan nyeri
Identitas Pasien
• Nama :Tn. K
• Umur :36 tahun
• No Reg :329621
• Ruangan/Kamar :Ruang Seruni III A
• Jenis Kelamin :Laki-laki
• Status :Menikah
• Golongan Darah :A
• Agama :Islam
• Pekerjaan :Pekerja Swasta
• Alamat :Jalan Monginsidi
36, Surakarta
• Suku Bangsa :Indonesia
• Pendidikan :SLTA
• Tgl MRS :24 Juli 2014
• TglPengkajian :25 Juli 2014
• Diagnosa Medis :Apendisitis akut
Keluhan Utama :
Keluhan utama nyeri
pada perut sebelah
kanan bawah, yang
dirasakan sejak 4 hari
sebelum masuk rumah
sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang :
P : Pasien mengatakan nyeri muncul
ketika merubah posisi, bertambah nyeri
saat batuk, miring ke kanan, ataupun
saat diraba, terkadang nyeri muncul
tidak diketahui apa sebabnya. Untuk
mengatasinya pasien hanya
menahannya saja dan beristirahat.
Q : Pasien mengatakan saat nyeri
muncul seperti ditusuk-tusuk dan nyeri
yang dirasakan hilang timbul. Ketika
nyeri muncul pasien terlihat meringis
menahan sakit
RIWAYAT KESEHATAN
R : Nyeri pada perut kanan bawah
merambat sampai epigastrium seperti
tanda-tanda maag
S : Skala nyeri 7, pasien mengatakan
nyeri yang dirasakan sangat menggangu
aktivitas, sehingga aktivitas pasien harus
dibantu istrinya.
T : Nyeri terasa terus menerus
bertambah nyeri saat batuk, miring ke
kanan, ataupun saat diraba.
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Tidak ada riwayat penyakit serius
yang pernah dialami, tidak ada
riwayat alergi, pasien sebelumnya
tidak pernah dirawat di rumah sakit.
RIWAYAT KESEHATAN
Riwayat Penyakit Keluarga :
• Keluarga tidak ada yang memiliki
riwayat penyakit keturunan.
Riwayat Psikososial:
• Pasien mengatakan ingin cepat
sembuh dan pulang agar bisa kembali
berkumpul dengan keluarganya
khususnya anak-anaknya.
• Sejauh ini kondisi psikologis pasien
cukup stabil
Pola Nutrisi & Cairan :
• Dirumah (saat sakit) : Pasien juga
mengeluhkan nafsu makan
berkurang, kadang mual dan muntah.
• di Rumah Sakit : Saat pengkajian
pasien sudah makan 1 porsi habis
yang disediakan rumah sakit. Sudah
menghabiskan botol besar ±750cc air
mineral. Terpasang Infus RL 20 tpm
POLA KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Pola Nutrisi & Cairan :
• Dirumah (saat sakit) : Pasien
mengatakan, BAK kurang lebih 9
gelas/hari berwarna kuning. Selama 2
hari sebelum masuk rumah sakit
pasien belum BAB.
• di Rumah Sakit : Pasien sudah BAK
kurang lebih 3 gelas dalam 6 jam
berwarna kuning sedikit gelap. Pasien
belum BAB selama di rumah sakitPola Istirahat :
• Pada saat pengkajian pasien
mengatakan susah tidur karena tidak
terbiasa dengan kondisi lampu yang
menyala di rumah sakit
Personal Hygiene
• Tidak ada masalah yang signifikan
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum:
• Compos mentis (E4V5E5)
• Terpasang infus RL 20 tpm di tangan
kiri
• BB : 71 kg
• TB : 170 cm
Pemeriksaan Abdomen:
• Inspeksi : Bentuk abdomen simetris,
Tidak ada lesi, Warna kulit kuning
langsat
• Auskultasi : Bising usus 15 x/menit
• Palpasi : Nyeri tekan pada titik
McBurney dan nyeri tekan sampai
epigastrium, ditemukan tanda Psoas
dan Obturator positif. Pengkajian
Alvarado terdapat tanda-tanda nyeri
saat bergerak
• Perkusi : Tympani saat diperkusi
Tanda-Tanda Vital :
• TD : 130/90 mmHg
• N : 104x/menit
• RR : 20x/menit
• S : 38,5oC
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Satuan Normal Hasil
*HEMATOLOGI*
Hemoglobin g/dL 12,0–14,0 (P)
13,0– 16,0 (L)
13,9
Leukosit 103/μl 5,0–10,0 15,7
Eritrosit Juta/μl 4,0–5,0 (P)
4,5–5,5 (L)
4,73
Hematokrit % 40–50 (P)
45–55 (L)
42
Trombosit 103/μl 150 – 400 238
Golongan Darah O Rhesus (+)
Hitung Jenis
Basofil % 0,0–1,0 0,20
Eosinofil % 1,0–2,0 0,30
Neutrofil % 54,0–62,0 85,70
Limfosit % 20,0–40,0 8,70
Monosit % 2,0–8,0 5,10
1. Laboratorium :
Tabel disamping
2. Rontgent:
Ditemukan
bentukan infiltrat
pada apendiks
3. USG: Hasil
pemeriksaan USG
diperoleh kesan
apendisitis
PENGOBATAN/TERAPI
Terapi Parenteral :
• Infuse RL 20 tpm
• Metronidazole 500 gr/8 jam
• Cefotaxim 1 gr/12 jam
• Ranitidine 25 mg/12 jam
• Norages 100 gr/8 jam
Terapi Oral :
• Inadril sirup 3x1 sendok teh
No. Tanggal Kelompok Data Masalah Penyebab
1. 24/07/2014 DS :
1. Pasien mengatakan nyeri pada perut sebelah kanan
bawah dirasakan sejak 4 hari sebelum masuk
rumah sakit
2. Pasien mengatakan saat nyeri muncul seperti
ditusuk-tusuk dan nyeri yang dirasakan hilang
timbul
3. Nyeri terasa terus menerus bertambah nyeri saat
batuk, miring ke kanan, ataupun saat diraba
4. Nyeri pada perut kanan bawah merambat sampai
epigastrium seperti tanda-tanda maag
5. Skala nyeri 7, pasien mengatakan nyeri yang
dirasakan sangat menggangu aktivitas, sehingga
aktivitas pasien harus dibantu istrinya
DO :
1. Ketika nyeri muncul pasien terlihat meringis
menahan sakit
2. Nyeri tekan pada titik McBurney dan nyeri tekan
sampai epigastrium,
3. Ditemukan tanda Psoas dan Obturator positif.
4. Pengkajian Alvarado terdapat tanda-tanda nyeri
saat bergerak
Gangguan rasa nyaman :
Nyeri
Apendisitis
Sekresi mukus meningkat
Terjadi pembengkakan
Ulserasi
Peningkatan tekanan intraluminal
Peningkatan tekanan intraabdominal
Nyeri
ANALISA DATA
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan distensi
jaringan usus akibat inflamasi apendiks.
• Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak
adekuatnya pertahanan utama, perforasi/ruptur pada apendiks,
pembentukan abses.
• Risiko defisit volume cairan berhubungan dengan mual dan
muntah, status hipermetabolik, dan inflamasi peritonium dengan
cairan asing.
INTERVENSI/RENCANA KEPERAWATAN
No. Tanggal
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. 24/07/2014 Gangguan rasa
nyaman : nyeri
berhubungan
dengan distensi
jaringan usus akibat
inflamasi apendiks
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x24
jam pasien menunjukkan
tingkat kenyamanan
positif, mampu
mengendalikan nyeri,
tingkat nyeri berkurang
Kriteria Hasil :
1. Pasien mampu untuk
melakukan aktivitas
yang tidak
menimbulkan nyeri;
berbicara, makan, dan
minum
2. Terlihat rileks dapat
tidur/ beristirahat dan
berpartisipasi dalam
aktivitas sesuai
kemampuan
3. Pasien dapat
mengendalikan rasa
nyeri dengan teknik
yang telah diajarkan
4. Pasien melaporkan
tingkat nyeri
berkurang
Mandiri :
1. Selidiki keluhan nyeri, catat
lokasi dan intensitas (skala
0-10). Catat faktor- faktor
yang mempercepat dan
tanda tanda rasa sakit non
verbal.
2. Biarkan pasien mengambil
posisi yang nyaman pada
waktu tidur atau duduk di
kursi. Tingkatakan istirahat
di tempat tidur sesuai
indikasi.
3. Ajarkan penggunaan teknik
pengendalian nyeri secara
non-farmakologis, misalnya
teknik napas dalam,
mendengarkan musik, dsb.
4. Instruksikan pasien untuk
menginformasikan kepada
perawat jika peredaan nyeri
tidak dapat dicapai.
Kolaborasi :
1. NSAID mis: Ibuprofen
(motrin) naproksen
(naprosyin) sulindak
(clinoril)
Mandiri :
1. Membantu dalam menentukan
kebutuhan manajemen nyeri dan
keefektifan program .
2. Pada penyakit berat tirah baring
sangat mungkin diperlukan
(sampai perbaikan objektif dan
subjektif di dapat) untuk
membatasi nyeri
3. Teknik manajemen nyeri non-
farmakologis dapat digunakan
untuk mencegah pasien
ketergantungan dengan obat-
obatan jenis analgesik.
4. Dapat membantu dalam
menentukan intervensi
selanjutnya.
Kolaborasi :
1. Dapat digunakan bila pasien
tidak dapat memberikan respon
pada aspirin atau untuk
meningkatakan efek dari aspirin.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS PDF

More Related Content

What's hot

Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletal
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletalPemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletal
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletalOkta-Shi Sama
 
Pp sirosis hepatis
Pp sirosis hepatisPp sirosis hepatis
Pp sirosis hepatisKANDA IZUL
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAMas Mawon
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
MeidaElliaPuspita
 
Makalah asuhan hiv aids
Makalah asuhan hiv aidsMakalah asuhan hiv aids
Makalah asuhan hiv aids
Warnet Raha
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brTeye Onti
 
Askep kebutuhan nutrisi
Askep kebutuhan nutrisiAskep kebutuhan nutrisi
Askep kebutuhan nutrisi
Sulistia Rini
 
Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
Askep Cholitis ulseratif dan PeritonitisAskep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
Kampus-Sakinah
 
Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)
Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)
Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)
Edhy Riawan
 
Askep pada ibu dengan kasus preeklamsi
Askep pada ibu dengan kasus preeklamsiAskep pada ibu dengan kasus preeklamsi
Askep pada ibu dengan kasus preeklamsi
Kampus-Sakinah
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
masantian
 
Lp bronkopneumonia
Lp bronkopneumoniaLp bronkopneumonia
Lp bronkopneumonia
Yabniel Lit Jingga
 
Kumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r clKumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r cl
Yabniel Lit Jingga
 
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Amee Hidayat
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
nanang aw aw
 
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanPemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanChristian Paomey
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
AKPER PEMDA INDRAMAYU
 

What's hot (20)

Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletal
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletalPemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletal
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletal
 
Pp sirosis hepatis
Pp sirosis hepatisPp sirosis hepatis
Pp sirosis hepatis
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIA
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
Makalah asuhan hiv aids
Makalah asuhan hiv aidsMakalah asuhan hiv aids
Makalah asuhan hiv aids
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen br
 
Askep kebutuhan nutrisi
Askep kebutuhan nutrisiAskep kebutuhan nutrisi
Askep kebutuhan nutrisi
 
Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
Askep Cholitis ulseratif dan PeritonitisAskep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
 
Askep retensio urine
Askep retensio urineAskep retensio urine
Askep retensio urine
 
Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)
Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)
Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)
 
Askep pada ibu dengan kasus preeklamsi
Askep pada ibu dengan kasus preeklamsiAskep pada ibu dengan kasus preeklamsi
Askep pada ibu dengan kasus preeklamsi
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Lp bronkopneumonia
Lp bronkopneumoniaLp bronkopneumonia
Lp bronkopneumonia
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
Kumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r clKumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r cl
 
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
 
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanPemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
 
Askep faringitis
Askep faringitisAskep faringitis
Askep faringitis
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 

Similar to ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS PDF

Asuhan keperawatan pasien dengan appendiksitis
Asuhan keperawatan pasien dengan appendiksitisAsuhan keperawatan pasien dengan appendiksitis
Asuhan keperawatan pasien dengan appendiksitis
Arif Al-Amin
 
116773009 invaginasi
116773009 invaginasi116773009 invaginasi
116773009 invaginasi
ssuser37779f
 
82894087 makalah-jadi-apendisitis
82894087 makalah-jadi-apendisitis82894087 makalah-jadi-apendisitis
82894087 makalah-jadi-apendisitis
David Suhendra
 
ASKEP APPENDISITIS KELOMPOK 6.pptx
ASKEP APPENDISITIS KELOMPOK 6.pptxASKEP APPENDISITIS KELOMPOK 6.pptx
ASKEP APPENDISITIS KELOMPOK 6.pptx
janghyun4
 
Apendisitisakutkronik 130922214348-phpapp02
Apendisitisakutkronik 130922214348-phpapp02Apendisitisakutkronik 130922214348-phpapp02
Apendisitisakutkronik 130922214348-phpapp02
Lopis Cristian
 
Apendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronikApendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronik
Anna Lestari
 
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
7. peritonitis
7. peritonitis7. peritonitis
7. peritonitisPradasary
 
Askep apendisitis
Askep apendisitisAskep apendisitis
Askep apendisitis
Warnet Raha
 
Askep apendisitis
Askep apendisitisAskep apendisitis
Askep apendisitis
Warnet Raha
 
304906675 referat-intususepsi
304906675 referat-intususepsi304906675 referat-intususepsi
304906675 referat-intususepsi
ssuser37779f
 
TRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptx
TRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptxTRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptx
TRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptx
ssuseraa2493
 
Leaflet apendisitis akper pemda muna
Leaflet apendisitis akper pemda munaLeaflet apendisitis akper pemda muna
Leaflet apendisitis akper pemda munaSeptian Muna Barakati
 
Soal ileus
Soal ileusSoal ileus
Soal ileusrakkas
 

Similar to ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS PDF (20)

Askep appendix 1
Askep appendix 1Askep appendix 1
Askep appendix 1
 
Asuhan keperawatan pasien dengan appendiksitis
Asuhan keperawatan pasien dengan appendiksitisAsuhan keperawatan pasien dengan appendiksitis
Asuhan keperawatan pasien dengan appendiksitis
 
116773009 invaginasi
116773009 invaginasi116773009 invaginasi
116773009 invaginasi
 
Askep apendisitis AKPER PEMKAB MUNA
Askep apendisitis AKPER PEMKAB MUNA Askep apendisitis AKPER PEMKAB MUNA
Askep apendisitis AKPER PEMKAB MUNA
 
82894087 makalah-jadi-apendisitis
82894087 makalah-jadi-apendisitis82894087 makalah-jadi-apendisitis
82894087 makalah-jadi-apendisitis
 
ASKEP APPENDISITIS KELOMPOK 6.pptx
ASKEP APPENDISITIS KELOMPOK 6.pptxASKEP APPENDISITIS KELOMPOK 6.pptx
ASKEP APPENDISITIS KELOMPOK 6.pptx
 
Askep apendisitis
Askep apendisitisAskep apendisitis
Askep apendisitis
 
Askep husna 2 b AKPER PEMKAB MUNA
Askep husna  2 b  AKPER PEMKAB MUNA Askep husna  2 b  AKPER PEMKAB MUNA
Askep husna 2 b AKPER PEMKAB MUNA
 
Apendisitisakutkronik 130922214348-phpapp02
Apendisitisakutkronik 130922214348-phpapp02Apendisitisakutkronik 130922214348-phpapp02
Apendisitisakutkronik 130922214348-phpapp02
 
Apendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronikApendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronik
 
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
 
7. peritonitis
7. peritonitis7. peritonitis
7. peritonitis
 
Appendiks kmb
Appendiks kmbAppendiks kmb
Appendiks kmb
 
Askep apendisitis
Askep apendisitisAskep apendisitis
Askep apendisitis
 
Askep apendisitis
Askep apendisitisAskep apendisitis
Askep apendisitis
 
304906675 referat-intususepsi
304906675 referat-intususepsi304906675 referat-intususepsi
304906675 referat-intususepsi
 
TRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptx
TRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptxTRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptx
TRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptx
 
Leaflet apendisitis akper pemda muna
Leaflet apendisitis akper pemda munaLeaflet apendisitis akper pemda muna
Leaflet apendisitis akper pemda muna
 
Soal ileus
Soal ileusSoal ileus
Soal ileus
 
Bab 2 new
Bab 2 newBab 2 new
Bab 2 new
 

Recently uploaded

PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptxPERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
AndrikIrfani
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
roomahmentari
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
LinaJuwairiyah1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
nirmalaamir3
 
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
PratiwiZikri
 
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIAMATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
ratih402596
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
zirmajulianda1
 

Recently uploaded (8)

PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptxPERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
 
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
 
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIAMATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
 

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS PDF

  • 1. Konsep Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Appendisitis Khusna Rahmawan Baskoro Abdiansyah
  • 2. • Appendicitis adalah infeksi pada appendiks karena tersumbatnya lumen oleh fekalith (batu feces), hiperplasi jaringan limfoid, dan cacing usus. • Definisi lain Apendisitis merupakan peradangan pada appendiks, sebuah kantung buntu yang berhubungan dengan bagian akhir secum yang umumnya disebabkan oleh obstruksi pada lumen appendiks (Luxner, 2005) • Williams dan Wilkins (dalam Indri, et al, 2014) menyatakan apendisitis merupakan peradangan pada Apendiks yang berbahaya jika tidak ditangani dengan segera di mana terjadi infeksi berat yang bisa menyebabkan pecahnya lumen usus. PENGERTIAN
  • 3. ETIOLOGI • Apendicitis umumnya terjadi karena infeksi bakteri. Berbagai hal berperan sebagai faktor pencetusnya. Diantaranya adalah obstruksi yang terjadi pada lumen apendiks. Obstruksi ini biasanya disebabkan karena adanya timbunan tinja yang keras (fekalit), hiperplasia jaringan limfoid, tumor apendiks, striktur, benda asing dalam tubuh, dan cacing askaris dapat pula menyebabkan terjadinya sumbatan. • Penelitian epidemiologi menunjukkan peranan kebiasaan mengkonsumsi makanan rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya penyakit apendisitis.
  • 4. 1. Appendisitis Akut Merupakan peradangan pada appendiks dengan gejala khas yang memberikan tanda setempat. Gejala apendisitis akut antara lain nyeri samar-samar dan tumpul yang merupakan nyeri visceral di daerah epigastrium di sekitar umbilicus. Keluhan ini disertai rasa mual muntah dan penurunan nafsu makan. Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah ke titik McBurney. Pada titik ini nyeri yang dirasakan lebih tajam dan lebih jelas letaknya sehingga merupakan nyeri somatic setempat (Sjamsuhidayat, 2005). KLASIFIKASI
  • 5. 2. Appendisitis Kronis Diagnosis apendisitis kronik baru dapat ditegakkan jika ditemukan 3 hal yaitu; pertama, pasien memiliki riwayat nyeri pada kuadran kanan bawah abdomen selama paling sedikit 3 minggu tanpa alternative diagndosis lain. Kedua, setelah dilakukan appendiktomi gejala yang dialami pasien akan hilang dan yang ketiga, secara histopatologik gejalanya dibuktikan sebagai akibat dari inflamasi kronis yang aktif pada dinding appendiks atau fibrosis pada appendiks, (Santacroce & Craig, 2006). KLASIFIKASI
  • 6. • Nyeri perut, Beberapa tanda nyeri yang terjadi pada kasus apendisitis dapat diketahui melalui beberapa tanda nyeri antara lain; Rovsing’s sign, Psoas sign, dan Jump Sign • Nyeri perut ini sering disertai mual serta satu atau lebih episode muntah dengan rasa sakit • Umumnya nafsu makan akan menurun • Konstipasi MANIFESTASI KLINIS • Nilai leukosit yang biasanya meningkat dari rentang nilai normal • Pada auskultasi, bising usus normal atau meningkat pada awal apendisitis dan bising melemah jika terjadi perforasi • Demam • Temuan dari hasil USG berupa cairan yang berada di sekitar appendiks menjadi sebuah tanda sonographik penting
  • 7. • Tanda patogenetik primer diduga karena obstruksi lumen dan ulserasi mukosa menjadi langkah awal terjadinya appendicitis. • Obstruksi lumen yang tertutup disebabkan oleh hambatan pada bagian proksimal. Selanjutnya, terjadi peningkatan sekresi normal dari mukosa apendiks yang distensi secara terus menerus karena multiplikasi cepat dari bakteri • Obstruksi juga menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa terbendung. semakin lama, mukus tersebut semakin banyak. Namun, elastisitas dinding apendiks terbatas sehingga meningkatkan tekanan intralumen. PATOFISIOLOGI
  • 8. • Tekanan yang meningkat tersebut akan menyebabkan apendiks mengalami hipoksia, hambatan aliran limfe, ulserasi mukosa, dan invasi bakteri. Infeksi memperberat pembengkakan apendiks (edema). Trombosis pada pembuluh darah intramural (dinding apendiks) menyebabkan iskemik. Pada saat ini, terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri epigastrium • Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus dinding. • Bila kemudian arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang diikuti dengan gangren PATOFISIOLOGI
  • 9. • Tata laksana apendisitis sebelum terjadinya perforasi antara lain; rehidrasi, pemberian antibiotik, dan tindakan bedah appendiktomi (pengangkatan appendiks) • Antibiotik diberikan sebelum prosedur operasi • Cairan intra vena dan elektrolit diberikan sebelum operasi • Tindakan bedah biasanya dilkukan pada kuadran kanan bawah perut dengan dilakukan insisi PENATALAKSANAAN • Pada apendisitis perforasi atau yang telah mengalami rupture appendiks memiliki tata laksana antara lain; rehidrasi intra vena, antibiotic sistemik, dan dekompresi saluran gastro intestinal dengan menggunakan selang naso gastric sebelum operasi, serta tindakan bedah laparatomi appendiktomi.
  • 10. 1. Anamnesis • Identitas Pasien • Jenis Kelamin : Kesalahan diagnosa appendicitis 15- 20% terjadi pada perempuan karena munculnya gangguan yang sama dengan appendicitis seperti pecahnya folikel ovarium, salpingitis akut, kehamilan ektopik, kista ovarium, dan penyakit ginekologi lain. • Usia : Penelitian Addins (1996) di Amerika Serikat, appendicitis tertinggi pada usia 10-19 tahun • Tempat Tinggal : Amerika Serikat pada anak umur 2-20 tahun didapat bahwa perforasi appendicitis lebih cenderung di pedesaan (69,6%) daripada perkotaan (30,4%) PENGKAJIAN (FOKUS)
  • 11. • Ras : Faktor ras berhubungan dengan pola makan terutama diet rendah serat dan pencarian pengobatan. • Keluhan Utama : Nyeri perut adalah gejala utama dari apendisitis. Perlu diingat bahwa nyeri perut bisa terjadi akibat penyakit–penyakit dari hampir semua organ tubuh. Nyeri perut ini sering disertai mual serta satu atau lebih episode muntah dengan rasa sakit, dan setelah beberapa jam, nyeri akan beralih ke perut kanan bawah pada titik McBurney. PENGKAJIAN (FOKUS)
  • 12. 2. Pemeriksaan Fisik • Tanda vital seperti peningkatan suhu jarang >1oC (1.8oF) dan denyut nadi normal atau sedikit meningkat. • Perforasi apendiks vermikularis akan menyebabkan peritonitis purulenta yang di tandai dengan demam tinggi, nyeri makin hebat berupa nyeri tekan dan defans muskuler yang meliputi seluruh perut, disertai pungtum maksimum di regio iliaka kanan, dan perut menjadi tegang dan kembung. • Peristalsis usus dapat menurun sampai menghilang akibat adanya ileus paralitik. PENGKAJIAN (FOKUS)
  • 13. 1. Pemeriksaan Fisik • Jika dilakukan palpasi akan didapatkan nyeri yang terbatas pada regio iliaka kanan, biasanya di sertai nyeri lepas. • Tanda rovsing yaitu nyeri yang dirasakan pada kuadran kanan bawah perut ketika dilakukan penekanan dan pelepasan pada bagian kiri bawah perut • Uji psoas dan uji obturator merupakan pemeriksaan yang lebih ditujukan untuk mengetahui letak apendiks vermiformis. PENGKAJIAN (FOKUS)
  • 16. 3. Pemeriksaan Penunjang • Leukosit Darah : Pada kebanyakan kasus terdapat leukositosis, terlebih pada kasus dengan komplikasi berupa perforasi. • Urinalisis : Sekitar 10% pasien dengan nyeri perut memiliki penyakit saluran kemih. Pemeriksaan laboratorium urin dapat mengkonfirmasi atau menyingkirkan penyebab urologi yang menyebabkan nyeri perut. Meskipun proses inflamasi apendisitis akut dapat menyebabkan piuria, hematuria, atau bakteriuria sebanyak 40% pasien, jumlah eritrosit pada urinalisis yang melebihi 30 sel per lapangan pandang atau jumlah leukosit yang melebihi 20 sel per lapangan pandang menunjukkan terdapatnya gangguan saluran kemih. PENGKAJIAN (FOKUS)
  • 17. 3. Pemeriksaan Penunjang • Radiologi Pemeriksaan pencitraan yang mungkin membantu dalam mengevaluasi pasien dengan kecurigaan apendisitis adalah foto polos perut atau dada, ultrasonogram, enema barium, dan kadang-kadang CT scan. • USG : dapat digunakan untuk membedakan antara appendisitis akut dan appendisitis perforasi PENGKAJIAN (FOKUS)
  • 18. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL PADA PASIEN DENGAN APENDISITIS 1. Pre Operatif • Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan distensi jaringan usus akibat inflamasi apendiks. • Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan utama, perforasi/ruptur pada apendiks, pembentukan abses. • Risiko defisit volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah, status hipermetaabolik, dan inflamasi peritonium dengan cairan asing. • Ansietas berhubungan dengan prosedur persiapan tindakan operasi, kurang pengetahuan, dan perubahan status kesehatan • Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi
  • 19. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL PADA PASIEN DENGAN APENDISITIS 2. Post Operatif • Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya luka insisi post apendiktomi • Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan adanya port de entry kuman pada luka insisi post apendiktomi • Risiko defisit volume cairan berhubungan dengan pembatasan post operasi
  • 20. INTERVENSI 1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan distensi jaringan usus akibat inflamasi apendiks; adanya luka insisi post apendiktomiGangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya luka insisi post apendiktomi TUJUAN : Setelah dilakukan perawatan, klien menunjukkan tingkat kenyamanan positif, mampu mengendalikan nyeri, tingkat nyeri berkurang
  • 21. KRITERIA HASIL : • Pasien mampu untuk melakukan aktivitas yang tidak menimbulkan nyeri; berbicara, makan, dan minum • Terlihat rileks dapat tidur/ beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan • Pasien dapat mengendalikan rasa nyeri dengan teknik yang telah diajarkan • Pasien melaporkan tingkat nyeri berkurang
  • 22. INTERVENSI • Observasi tingkat nyeri, tanyakan lokasi, karakteristik, awitan, durasi, frekuensi, dan perhatikan faktor presipitasinya • Berikan posisi nyaman, semifowler ataupun posisi miring, bila tidak ada kontraindikasi • Ajarkan teknik pengendalian nyeri, teknik distraksi relaksasi, terapi mendengarkan musik, membaca, dan lainnya. • Instruksikan pasien untuk menginformasikan kepada perawat jika peredaan nyeri tidak dapat dicapai. • Kolaborasi : pemberian obat-obat analgesik RASIONAL • Membantu menentukan intervensi yang tepat untuk mengurangi nyeri. • Memberikan posisi nyaman dapat membantu dalam mengurangi rasa nyeri • Teknik-tenik pengendalian nyeri dapat diajarkan agar klien mampu mengatasi rasa nyeri. • Dapat membantu dalam menentukan intervensi selanjutnya. • Agen-agen farmakologi dapat digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri
  • 23. Identitas Pasien • Nama :Tn. K • Umur :36 tahun • No Reg :329621 • Ruangan/Kamar :Ruang Seruni III A • Jenis Kelamin :Laki-laki • Status :Menikah • Golongan Darah :A • Agama :Islam • Pekerjaan :Pekerja Swasta • Alamat :Jalan Monginsidi 36, Surakarta • Suku Bangsa :Indonesia • Pendidikan :SLTA • Tgl MRS :24 Juli 2014 • TglPengkajian :25 Juli 2014 • Diagnosa Medis :Apendisitis akut Keluhan Utama : Keluhan utama nyeri pada perut sebelah kanan bawah, yang dirasakan sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit.
  • 24. Riwayat Penyakit Sekarang : P : Pasien mengatakan nyeri muncul ketika merubah posisi, bertambah nyeri saat batuk, miring ke kanan, ataupun saat diraba, terkadang nyeri muncul tidak diketahui apa sebabnya. Untuk mengatasinya pasien hanya menahannya saja dan beristirahat. Q : Pasien mengatakan saat nyeri muncul seperti ditusuk-tusuk dan nyeri yang dirasakan hilang timbul. Ketika nyeri muncul pasien terlihat meringis menahan sakit RIWAYAT KESEHATAN R : Nyeri pada perut kanan bawah merambat sampai epigastrium seperti tanda-tanda maag S : Skala nyeri 7, pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sangat menggangu aktivitas, sehingga aktivitas pasien harus dibantu istrinya. T : Nyeri terasa terus menerus bertambah nyeri saat batuk, miring ke kanan, ataupun saat diraba.
  • 25. Riwayat Penyakit Dahulu : • Tidak ada riwayat penyakit serius yang pernah dialami, tidak ada riwayat alergi, pasien sebelumnya tidak pernah dirawat di rumah sakit. RIWAYAT KESEHATAN Riwayat Penyakit Keluarga : • Keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit keturunan. Riwayat Psikososial: • Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang agar bisa kembali berkumpul dengan keluarganya khususnya anak-anaknya. • Sejauh ini kondisi psikologis pasien cukup stabil
  • 26. Pola Nutrisi & Cairan : • Dirumah (saat sakit) : Pasien juga mengeluhkan nafsu makan berkurang, kadang mual dan muntah. • di Rumah Sakit : Saat pengkajian pasien sudah makan 1 porsi habis yang disediakan rumah sakit. Sudah menghabiskan botol besar ±750cc air mineral. Terpasang Infus RL 20 tpm POLA KEHIDUPAN SEHARI-HARI Pola Nutrisi & Cairan : • Dirumah (saat sakit) : Pasien mengatakan, BAK kurang lebih 9 gelas/hari berwarna kuning. Selama 2 hari sebelum masuk rumah sakit pasien belum BAB. • di Rumah Sakit : Pasien sudah BAK kurang lebih 3 gelas dalam 6 jam berwarna kuning sedikit gelap. Pasien belum BAB selama di rumah sakitPola Istirahat : • Pada saat pengkajian pasien mengatakan susah tidur karena tidak terbiasa dengan kondisi lampu yang menyala di rumah sakit Personal Hygiene • Tidak ada masalah yang signifikan
  • 27. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum: • Compos mentis (E4V5E5) • Terpasang infus RL 20 tpm di tangan kiri • BB : 71 kg • TB : 170 cm Pemeriksaan Abdomen: • Inspeksi : Bentuk abdomen simetris, Tidak ada lesi, Warna kulit kuning langsat • Auskultasi : Bising usus 15 x/menit • Palpasi : Nyeri tekan pada titik McBurney dan nyeri tekan sampai epigastrium, ditemukan tanda Psoas dan Obturator positif. Pengkajian Alvarado terdapat tanda-tanda nyeri saat bergerak • Perkusi : Tympani saat diperkusi Tanda-Tanda Vital : • TD : 130/90 mmHg • N : 104x/menit • RR : 20x/menit • S : 38,5oC
  • 28. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Satuan Normal Hasil *HEMATOLOGI* Hemoglobin g/dL 12,0–14,0 (P) 13,0– 16,0 (L) 13,9 Leukosit 103/μl 5,0–10,0 15,7 Eritrosit Juta/μl 4,0–5,0 (P) 4,5–5,5 (L) 4,73 Hematokrit % 40–50 (P) 45–55 (L) 42 Trombosit 103/μl 150 – 400 238 Golongan Darah O Rhesus (+) Hitung Jenis Basofil % 0,0–1,0 0,20 Eosinofil % 1,0–2,0 0,30 Neutrofil % 54,0–62,0 85,70 Limfosit % 20,0–40,0 8,70 Monosit % 2,0–8,0 5,10 1. Laboratorium : Tabel disamping 2. Rontgent: Ditemukan bentukan infiltrat pada apendiks 3. USG: Hasil pemeriksaan USG diperoleh kesan apendisitis
  • 29. PENGOBATAN/TERAPI Terapi Parenteral : • Infuse RL 20 tpm • Metronidazole 500 gr/8 jam • Cefotaxim 1 gr/12 jam • Ranitidine 25 mg/12 jam • Norages 100 gr/8 jam Terapi Oral : • Inadril sirup 3x1 sendok teh
  • 30. No. Tanggal Kelompok Data Masalah Penyebab 1. 24/07/2014 DS : 1. Pasien mengatakan nyeri pada perut sebelah kanan bawah dirasakan sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit 2. Pasien mengatakan saat nyeri muncul seperti ditusuk-tusuk dan nyeri yang dirasakan hilang timbul 3. Nyeri terasa terus menerus bertambah nyeri saat batuk, miring ke kanan, ataupun saat diraba 4. Nyeri pada perut kanan bawah merambat sampai epigastrium seperti tanda-tanda maag 5. Skala nyeri 7, pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sangat menggangu aktivitas, sehingga aktivitas pasien harus dibantu istrinya DO : 1. Ketika nyeri muncul pasien terlihat meringis menahan sakit 2. Nyeri tekan pada titik McBurney dan nyeri tekan sampai epigastrium, 3. Ditemukan tanda Psoas dan Obturator positif. 4. Pengkajian Alvarado terdapat tanda-tanda nyeri saat bergerak Gangguan rasa nyaman : Nyeri Apendisitis Sekresi mukus meningkat Terjadi pembengkakan Ulserasi Peningkatan tekanan intraluminal Peningkatan tekanan intraabdominal Nyeri ANALISA DATA
  • 31. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN • Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan distensi jaringan usus akibat inflamasi apendiks. • Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan utama, perforasi/ruptur pada apendiks, pembentukan abses. • Risiko defisit volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah, status hipermetabolik, dan inflamasi peritonium dengan cairan asing.
  • 32. INTERVENSI/RENCANA KEPERAWATAN No. Tanggal Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional 1. 24/07/2014 Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan distensi jaringan usus akibat inflamasi apendiks Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam pasien menunjukkan tingkat kenyamanan positif, mampu mengendalikan nyeri, tingkat nyeri berkurang Kriteria Hasil : 1. Pasien mampu untuk melakukan aktivitas yang tidak menimbulkan nyeri; berbicara, makan, dan minum 2. Terlihat rileks dapat tidur/ beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan 3. Pasien dapat mengendalikan rasa nyeri dengan teknik yang telah diajarkan 4. Pasien melaporkan tingkat nyeri berkurang Mandiri : 1. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor- faktor yang mempercepat dan tanda tanda rasa sakit non verbal. 2. Biarkan pasien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk di kursi. Tingkatakan istirahat di tempat tidur sesuai indikasi. 3. Ajarkan penggunaan teknik pengendalian nyeri secara non-farmakologis, misalnya teknik napas dalam, mendengarkan musik, dsb. 4. Instruksikan pasien untuk menginformasikan kepada perawat jika peredaan nyeri tidak dapat dicapai. Kolaborasi : 1. NSAID mis: Ibuprofen (motrin) naproksen (naprosyin) sulindak (clinoril) Mandiri : 1. Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program . 2. Pada penyakit berat tirah baring sangat mungkin diperlukan (sampai perbaikan objektif dan subjektif di dapat) untuk membatasi nyeri 3. Teknik manajemen nyeri non- farmakologis dapat digunakan untuk mencegah pasien ketergantungan dengan obat- obatan jenis analgesik. 4. Dapat membantu dalam menentukan intervensi selanjutnya. Kolaborasi : 1. Dapat digunakan bila pasien tidak dapat memberikan respon pada aspirin atau untuk meningkatakan efek dari aspirin.