Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Hubungan pengetahuan perawat tentang pemberian posisi pronasi pada bayi prematur terhadap sikap perawat di ruang NICU RSUD Budhi Asih diteliti. Populasi penelitian adalah 29 perawat NICU yang mengisi kuesioner pengetahuan dan sikap. Hipotesis penelitian adalah ada hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat terkait posisi pronasi pada bayi prematur.
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI JAKARTA 081399993834
Slide Sari.pptx
1. HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PEMBERIAN POSISI
PRONASI PADA BAYI PREMATUR TERHADAP SIKAP PERAWAT DI
RUANG NICU
RSUD BUDHI ASIH
Oleh :
NOVINTASARI PURBA, AMd Kep.
NIM. 012121042
2. LATAR BELAKANG
Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan bayi berat lahir
rendah lahir dengan berat lahir di bawah 2,5 kg
Diperkirakan 15 juta bayi baru lahir lahir prematur dan lebih dari 20 juta lahir dengan berat badan
rendah setiap tahun. Prematuritas dan berat badan lahir rendah tetap menjadi penyebab utama
kematian pada bayi baru lahir dan anak balita.
Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia (2018), angka kematian bayi masih cukup tinggi dari
hasil survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI, 2017) menunjukkan angka kematian
neonatus sebesar 15 per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi sebesar 24 per 1000 kelahiran
hidup.
Data diatas menggambarkan angka kematian bayi tetap menjadi masalah serius di Indonesia. Oleh
karena itu perlu dilakukan berbagai intervensi keperawatan terhadap penyebab kematian bayi sebagai
upaya mempercepat penurunan AKB di Indonesia.
3. Pengembangan intervensi keperawatan dalam mengurangi angka kematian dan kesakitan pada
bayi prematur, serta untuk mempercepat penyembuhan agar terhindar dari komplikasi adalah
dengan melakukan pemberian posisi pronasi.
APA ITU
POSISI
PRONASI
?
POSISI PRONASI yaitu posisi dengan menelungkupkan bayi dimana
ekstremitas bagian bawah fleksi dan kepala dimiringkan ke salah satu sisi.
(Oktiawati, 2017)
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka
didapatkan rumusan masalah penelitian sebagai berikut “Apakah ada
hubungan pengetahuan perawat terhadap sikap perawat tentang posisi
pronasi pada bayi prematur di ruang NICU RSUD Budhi Asih.
5. Faktor Pengetahuan
Pengetahuan berasal dari kata “tahu”, kata tahu memiliki arti antara lain
mengerti sesudah melihat (menyaksikan, mengalami, dan sebagainya), mengenal
dan mengerti (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2019).
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indra manusia, yaitu: indra penglihatan, indra pendengaran, indra penciuman,
dan indera peraba (Notoadmojo, 2018)
Pengetahuan merupakan domain yang penting dalam terbentuknya perilaku
terbuka atau open behavior (Donsu, 2017),
6. Berdasarkan pengertian pengetahuan diatas maka
dapat disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan
suatu proses pengamatan melalui panca indera
terhadap objek tertentu dan terjadi dalam
kehidupan sehari –hari yang disertai beberapa
fakta yang mendukung.
7. Faktor Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih
tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek (Notoadmodjo, 2018).
Sikap adalah kecenderungan indvidu untuk memahami,
merasakan, bereaksi, dan berperilaku terhadap suatu obyek yang
merupakan hasil dari interaksi komponen keyakinan, kesadaran
(kognitif), perasaan (afektif) dan perilaku (konatif). (Dayakisni dan
Hudaniah, 2015).
9. Hipotesis Penelitian
• Ho: Tidak ada Hubungan Pengetahuan Perawat tentang Posisi
Pronasi pada Bayi Prematur terhadap Sikap Perawat di Ruang
NICU RSUD Budhi Asih.
• Ha: Ada Hubungan Pengetahuan Perawat tentang Posisi Pronasi
pada Bayi Prematur terhadap Sikap Perawat di Ruang NICU
RSUD Budhi Asih.
12. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang menggunakan
desain analisis korelasi (hubungan) antara faktor-faktor risiko dengan
efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data
sekaligus pada suatu saat artinya tiap subjek penelitian hanya di
observasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter
atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. (Notoadmodjo, 2018). Pada
penelitian Cross-Sectional, pengukuran hanya dilakukan sekali saja
yang bertujuan untuk mengamati hubungan antara faktor resiko dengan
akibat yang terjadi (Donsu, 2019). Keuntungan dari pendekatan Cross
Sectional diantaranya relatif mudah dilaksanakan dan sangat sederhana.
13. POPULASI
Populasi adalah keseluruhan jumlah
anggota dari suatu himpunan yang ingin
diketahui karateristiknya berdasarkan
inferensi atau generalisasi (Supardi &
Rustika, 2014).
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh perawat di ruang NICU
sebanyak 29 perawat.
SAMPLE
Perawat yang piket selama sebulan
terakhir
14. Instrumen Penelitian & Pengumpulan Data
Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner (angket)
a. Lembar kuisioner tentang karakteristik responden
meliputi: usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir
dan lama bekerja.
b. Lembar kuesioner pengetahuan, sikap (pemberian
posisi pronasi pada bayi prematur)
c. Computer menggunakan program SPSS for
Windows Versi 25 sebagai alat untuk menganalisa
data.
Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian diperoleh dari pengumpulan data primer.
Sebelum melakukan pengumpulan data primer dilakukan
kajian etik terlebih dahulu dengan tujuan memberikan
kepastian melindungi kepada responden. Sebelum
pengumpulan data primer, responden diberikan penjelasan
tentang manfaat dari penelitian ini. Kemudian responden
menandatangani lembar persetujuan responden (informed
consent), sebagai bentuk persetujuan dari responden untuk
mengikuti penelitian yang akan dilakukan.