Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan dan pengetahuan lingkungan hidup. Ia menjelaskan berbagai jenis limbah seperti limbah padat, cair, dan gas, serta limbah degradable dan non-degradable. Dokumen tersebut juga menjelaskan berbagai jenis limbah berbahaya seperti limbah korosif, beracun, reaktif, mudah meledak, dan mudah terbakar beserta contohnya. Proses daur ulang dipaparkan sebagai
Modul Pelatihan - Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat (Book)Pdf Docs
Salah satu proses penting untuk melakukan perubahan adalah melalui pemahaman dan pengetahuan, terutama bagi para kader yang akan menjadi penggerak berbagai kegiatan di masyarakat. Modul ini disusun untuk menjadi materi pelatihan yang menarik dan efektif untuk para kader. Melalui modul ini para kader diharapkan memahami konteks, dasar dan praktik pengelolaan sampah berbasis masyarakat sehingga mampu menyampaikan pesan hidup bersih dan sehat secara efektif kepada masyarakat.
Modul ini disusun oleh Program Jasa Lingkungan (ESP) berdasarkan berbagai referensi dan pengalaman pelaksanaan program Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di beberapa wilayah kerjanya.
Kebijakan Nasional Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan HidupNahdya Maulina
Presentasi ini mengenai ancaman dan permasalahan lingkungan hidup yang terjadi akibat kegiatan pembangunan khususnya di DAS Brantas. Pada presentasi ini juga memberikan data sebaran Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) di Indonesia. IKLH berfungsi sebagai barometer keberlanjutan lingkungan hidup di Indonesia. Inti dari presentasi ini adalah menjelaskan solusi yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk melindungi dan mengelola lingkungan hidup.
Modul Pelatihan - Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat (Book)Pdf Docs
Salah satu proses penting untuk melakukan perubahan adalah melalui pemahaman dan pengetahuan, terutama bagi para kader yang akan menjadi penggerak berbagai kegiatan di masyarakat. Modul ini disusun untuk menjadi materi pelatihan yang menarik dan efektif untuk para kader. Melalui modul ini para kader diharapkan memahami konteks, dasar dan praktik pengelolaan sampah berbasis masyarakat sehingga mampu menyampaikan pesan hidup bersih dan sehat secara efektif kepada masyarakat.
Modul ini disusun oleh Program Jasa Lingkungan (ESP) berdasarkan berbagai referensi dan pengalaman pelaksanaan program Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di beberapa wilayah kerjanya.
Kebijakan Nasional Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan HidupNahdya Maulina
Presentasi ini mengenai ancaman dan permasalahan lingkungan hidup yang terjadi akibat kegiatan pembangunan khususnya di DAS Brantas. Pada presentasi ini juga memberikan data sebaran Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) di Indonesia. IKLH berfungsi sebagai barometer keberlanjutan lingkungan hidup di Indonesia. Inti dari presentasi ini adalah menjelaskan solusi yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk melindungi dan mengelola lingkungan hidup.
IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERH...01112015
IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014
TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEHUTANAN
Oleh:
DR. SUHAJAR DIANTORO M.SI
STAF AHLI MENTERI DALAM NEGERI BIDANG PEMERINTAHAN
Jakarta, Kamis 25 Februari 2016
MANFAAT PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK DENGAN KONSEP MEGALABINOVASI
1. Dapat mengatasi persoalan sampah organik yang apabila tidak dicarikan solusi yang tepat maka akan menjadi beban bagi para pelaku usaha baik itu perusahaan, instansi dan juga bagi lingkungan sekitar.
2. Keberadaan unit instalasi pengolahan sampah organik dengan konsep MEGALABINOVASI ini sangat ramah terhadap lingkungan, dikarenakan tidak menimbulkan bau, sehingga dapat di install pada lokasi yang berdekatan dengan warga.
3. Unit instalasi pengolahan sampah organik dengan konsep ini sangat unik dan bermanfaat, sehingga dapat menumbuhkan citra yang positif bagi warga sebagai komunitas pecinta lingkungan.
4. Beban pemeliharaan unit instalasi pengolahan sampah organik dengan konsep ini sangat ringan, maka secara jangka panjang akan memberikan penghematan beban pengolahan sampah yang cukup signifikan.
5. Konsep ini tidak mengandung unsur kimia dalam proses pengolahannya.
6. Proses yang dihasilkan berupa biogas bertekanan rendah, sehingga sangat aman di gunakan.
7. Desain dari unit instalasi pengolahan sampah organik dengan konsep ini dirancang secara customized sesuai citra yang diharapkan sehingga tidak terkesan sebagai tempat pengolahan sampah.
PRINSIP KERJA BIODIGESTER DENGAN KONSEP
Memanfaatkan proses pencernaan yang dilakukan oleh bakteri methanogen yang akan menghasilkan gas methana (CH4)
Gas methana yang dihasilkan bisa mencapai hingga 60% dari keseluruhan gas hasil reaktor, sisanya didominasi oleh CO2
Bakteri methanogen bekerja dalam lingkungan yang tidak ada udara (an aerob), sehingga proses ini bisa disebut pencernaan an aerob (an aerob digestion)
Bakteri methanogen akan secara natural berada dalam sampah yang yang mengandung bahan organik, seperti kotoran ternak, manusia dan sampah organik
Proses Pemasukan Sampah Organik Kedalam Biodigester MEGALABINOVASI
Sampah organik dimasukan kedalam lubang input digester
Tambahkan air secukupnya untuk membersihkan lubang input
Kocoklah digester setiap hari untuk meningkatkan kinerja bakteri pengurai
Dilakukan setiap hari dengan jumlah yang disesuaikan
Hindari pemasukan sampah anorganik kedalam digester
Pengelolaan Pupuk Cair Organik
Limbah cair biogas (slurry) akan keluar dari lubang output digester dengan sendirinya, disaat pemasukan sampah organik kedalam lubang input
Slurry ditampung kedalam drum penampung dibiarkan beberapa minggu sebelum digunakan
Slurry atau pupuk cair organik ini akan berbeda kandungan nutrisinya, tergantung dari sampah organik yang dimasukan
Biogas sama dengan sumber energi alternatif, maka asumsinya adalah 1m3 biogas setara dengan :
0,4 Kg LPG
0,52 Lt solar
0,62 Lt minyak tanah
4,7 KWH listrik
3,5 Kg kayu bakar
Asupan sampah 500 Kg/ha ri
Kapasitas Biodigester 54 m3
Produksi biogas perhari ± 12,5 m atau setara 10 Lt Bensin (kondisional
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
2. PENDAHULUAN
• Belakangan ini kita sering lihat berbagai fenomena-fenomena alam yg
terjadi di sekitar kita. Fenomena alam tadi tentunya tidak terlepas dari
tingkat lingkungan alam sekitar kita, bagaimana kondisi alam sekitar
kita tentunya mempengaruhi kejadian-kejadian alam yang terjadi. Perlu
kesadaran juga tindakan nyata dr kita sebagai upaya untuk menjaga
kestabilan lingkungan hidup.
• Dahulu kita bepedoman bahwa segala macam sumber daya bumi
ini dapat kita pergunakan dengan sebayak-banyaknya demi
kehidupan manusia, namun seiring perkembangan jaman,
pemanfaatan sumber daya alam tadi berubah menjadi eksploitasi
alam yang mana tidak memperdulikan kelangsungan hidup
manusia kedepan, juga tidak memikirkan berbagai dampak
lingkungan yang akan terjadi di masa depan.
3. LIMBAH
• Limbah merupakan hasil sisa buangan dari kegiatan manusia.
• Sedikit ataupun banyaknya jumlah limbah, berpengaruh terhadap lingkungan
sekitarnya. Semakin banyak kegiatan manusia untuk menggunakan sumber
daya alam pun mempengaruhi semakin banyaknya limbah yang dihasilkan.
• Proses pemanfaatan kembali limbah bila masih layak untuk digunakan
merupakan upaya untuk mengurangi jumlah limbah, namun biasanya
pemanfaatan limbah memerlukan suatu proses daur ulang untuk
menghasilkan suatu produk baru yang dapat dipergunakan. Proses daur ulang
merupakan salah satu upaya untuk mengurangi jumlah limbah yang tidak
terpakai.
4. LIMBAH
• Secara umum, limbah hasil dari kegiatan manusia menurut wujudnya ada
yang berupa limbah padat, limbah cair, serta limbah gas.
• Menurut proses penguraiannya, limbah dibedakan menjadi 2 macam:
• Degradable waste, yaitu limbah yang dapat teurai secara alami melalui
proses pembusukan bakteri/jamur. (sampah sayur/buah, dedaunan, sisa
makanan)
• Non degradable waste, yaitu limbah yang sulit untuk diuraikan lagi
secara alami. Biasanya limbah jenis ini yang dijadikan bahan untuk daur
ulang. (botol minuman bekas, sampah steerofoam, kaleng minuman,
sampah potongan besi, sampah kaca)
6. LIMBAH KOROSIF
1. Limbah korosif, adalah limbah yang dapat menyebabkan iritasi bila
mengenai kulit dan dapat menyebabkan karat bila mengenai logam.
2. Limbah korosif memiliki kadar pH dalam air yang tidak boleh melebihi 2
untuk limbah berjenis asam, serta untuk limbah berjenis basa tidak boleh
melebihi 12,5
3. Limbah korosif ini sering kita temui dalam keseharian, contohnya
• Produk pembersih rumah, (pembersih lantai, pemutih pakaian, detergen
pencuci)
• Produk pemeliharaan rumah, (cat tembok serta thineer)
• Produk pestisida, (insektisida, racun tikus, kamper pengharum)
• Produk otomotif, (bahan bakar, oli kendaraan, air pengisi accu, obat
pembersih kendaraan)
• Produk kosmetik(kecantikan)
7. LIMBAH BERACUN
• Limbah ini mengandung unsur kimia yang berbahaya(beracun), yang apabila
tercampur dengan lingkungan sekitarnya akan mengganggu kelangsungan makhluk
hidup di sekitarnya pula, bahkan dampak terburuknya akan berakibat kematian dan
pengrusakan.
• Negara-negara di Eropa sangatlah konsen terhadap lingkungan hidup disana,
mereka menerapkan standard yang sangat tinggi untuk limbah yang akan dibuang.
• Beberapa metode dalam meminimalisir limbah beracun, diantaranya
a) Proses secara kimia,(redoks, netralisasi, pengendapan, adsopsi, penukaran ion)
b) Proses secara fisika,(penetralisiran gas&cairan, metode kristalisasi)
c) Proses stabilisas/solidifikasi, metode dengan cara membatasi daya larut, daya
sebar, serta efek dari limbah tersebut sebelum dibuang.
d) Proses insinerasi, metode dengan membakar materi limbah tersebut
menggunakan alat insinerator dengan efisisensi pembakaran 99,9% (misalkan
bobot limbah yang akan dibakar 100kg, maka abu sisa dari pembakaran limbah
0,01kg/1gram)
8. LIMBAH REAKTIF
• Limbah ini memiliki sifat mudah bereaksi dengan oksigen atau limbah
organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi dan dapat menyebabkan
perubahan tanpa peledakan.
• Limbah yang dapat bereaksi hebat dengan air.
• Limbah yang apabila bercampur dengan air berpotensi menimbulkan ledakan,
menghasilkan gas, uap, atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan
bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
• Merupakan limbah sianida, sulfida, atau amonia yang pada kondisi pH antara
2 dan 12,5 dapat menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah
yang membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
• Limbah yang mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan tekanan standar
(25 0 C, 760mmHg).
• Limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepas atau menerima
oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.
9. LIMBAH MUDAH
MELEDAK
• Limbah Mudah Meledak ( Eksplosive Waste)
Limbah ini berbahaya selama penanganannya, baik pada saat pengangkutannya maupun saat
pembuangannya, karena limbah jenis ini dapat menimbulkan rekasi hebat dan dapat melukai manusia
serta dapat merusak lingkungan.
Limbah mudah meledak dapat didefinisikan sebagai :
Limbah yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas dengan cepat, suhu dan tekanan yang tinggi
yang mampu merusak lingkungan sekitarnya.
Contoh:
a) Limbah dari pabrik yang menghasilkan bahan eksplosif.
b) Limbah kimia khusus dari laboratorium seperti asam prikat (picric acid).
10. • Limbah Mudah Menyala/Terbakar (Flammable Waste)
Limbah ini berbahaya apabila terjadi kontak dengan buangan (gas) yang panas dari kendaraan,
rokok atau sumber api lain karena dapat menimbulkan kebakaran yang tidak terkendalikan
baik didalam kendaraan pengangkut maupun dilokasi penanaman limbah (landfill).
Limbah mudah menyala/terbakar ini didefinisikan sebagai:
Limbah yang apabila didekatkan dengan api, percikan api, gesekan atau sumber nyala lain
akan mudah menyala/terbakar dan apabila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam
waktu yang lama.
Contoh umum dari limbah ini adalah :
Pelarut seperti benzena, toluena atau aseton. Limbah-limbah ini berasal dari pabrik cat, pabrik
tinta dan kegiatan lain yang menggunakan pelarut tersebut; antara lain pembersihan metal dari
lemak/minyak, serta laboratorium kimia.
LIMBAH MUDAH
TERBAKAR
11. • Limbah dapat dikurangi dengan cara pemanfaatan ulang dan mendaur ulang limbah.
Daur ulang adalah penggunaan kembali material atau barang yang sudah tidak
digunakan, menjadi produk lain.
• Sehingga dapat meminimalisir baik jumlah maupun dampak dr limbah yang
dikeluarkan.
• Proses daur ulang menghasilkan suatu produk baru yang bermanfaat.
PROSES DAUR ULANG
13. PROSES DAUR ULANG
• Proses daur ulang limbah memiliki tujuan:
1. Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan akibat dari banyaknya
jumlah limbah yang tidak dapat terpakai lagi.
2. Mengurangi penggunaan bahan baku, sehingga mengefisiensikan
penggunaan sumber daya yang belum terpakai.
3. Mengurangi polusi serta mencegah pengerusakan lahan.
4. Mencegah terjadinya efek rumah kaca akibat dari penggunaan sumber
daya yang baru.
5. Menghasilkan pendapatan dari produk daur ulang.