Membahas mengenai Akuntansi dan Penilaian Kinerja, EVA, Ukuran Kinerja, Langkah Perbaikan dan Manfaatnya, Keunggulan dan Kelamahan EVA, Residual Income, Biaya Modal (Cost Of Capital)
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingAsep suryadi
1. PENGERTIAN PENGENDALIAN INTERN (ScoPE)
2. HUBUNGAN PENGENDALIAN INTERN DENGAN RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN EVALUASI ATAS
3 BAGAIMANA MELAKUKAN PEMAHAMAN DAN PENGENDALIAN INTERN
4. KETERBATASAN PENGENDALIAN INTERN ENTITAS
Mengukur dan Mengendalikan Aktiva yang DikelolaAjeng Pipit
Tujuan penting dari perusahaan yang berorientasi pada laba adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian (return) yang memuaskan atas modal yang digunakan. Apabila jumlah aktiva yang digunakan tidak ikut diperhitungkan, maka pihak manajemen akan kesulitan untuk membandingkan kinerja laba dari suatu unit usaha dengan unit usaha yang lain.
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingAsep suryadi
1. PENGERTIAN PENGENDALIAN INTERN (ScoPE)
2. HUBUNGAN PENGENDALIAN INTERN DENGAN RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN EVALUASI ATAS
3 BAGAIMANA MELAKUKAN PEMAHAMAN DAN PENGENDALIAN INTERN
4. KETERBATASAN PENGENDALIAN INTERN ENTITAS
Mengukur dan Mengendalikan Aktiva yang DikelolaAjeng Pipit
Tujuan penting dari perusahaan yang berorientasi pada laba adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian (return) yang memuaskan atas modal yang digunakan. Apabila jumlah aktiva yang digunakan tidak ikut diperhitungkan, maka pihak manajemen akan kesulitan untuk membandingkan kinerja laba dari suatu unit usaha dengan unit usaha yang lain.
Mampu Menjelaskan dan memahami tentang :
Perbedaan risiko usaha dan risiko keuangan
Teknik penggunaan Break Event Analysis untuk berbagai situasi
Konsep Operating Leverage, Financial Leverage dan Combined Leverage
Menghitung DOL
Membahas mengenai Kelangsungan Usaha dan Ancaman Kebangkrutan, Penyebab Kegagalan, Manfaat Informasi Kebangkrutan, Alat Pendeteksi Kebangkrutan, Analisis Altman Z-Score, Analisis Springate Score, Analisis Zmijewski Score
Balanced Scorecard. Perkembangan di dalam dunia bisnis saat ini semakin kompetitif sehingga menyebabkan persaingan yang luar biasa. Selain itu juga membuat perubahan dalam hal lainnya seperti produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia (SDM) serta bagaimana cara penanganan suatu transaksi pada suatu perusahaan dengan para pelanggan atau antara perusahaan dengan perusahaan yang lainnya.
Investasi yang akan dilakukan perusahaan akan berpengaruh langsung terhadap kelancaran dan kelangsungan aktivitas operasional harian perusahaan. Perusahaan yang telah merencanakan untuk berproduksi pada kapasitas tertentu, memerlukan seperangkat alat pendukung yang mampu menunjang rencana kerja tersebut.
Membahas mengenai Hubungan diantara beberapa elemen, Marjin Kontribusi, Titik Impas, Biaya Diferensial, Manfaat Analisis Biaya Diferensial, Hubungan dengan Titik Impas, Biaya Konversi.
Penilaian kinerja adalah suatu proses yang dilakukan untuk menilai pelaksaan pekerjaan personel dan memberikan umpan balik bagi kesesuaian serta peningkatan kinerja tim. Dalam mencapai tujuan menciptakan kekayaan, manajemen perusahaan dibagi ke dalam beberapa fungsi yaitu Manajemen Strategis, Perencanaan dan Pengambilan Keputusan, Pengendalian Manajemen dan Operasi, serta Penyiapan Laporan Keuangan.
anggaran yang disusun dengan kemampuan untuk memberikan penyesuaian tolak ukur yang baik atas setiap perubahan tingkat aktivitas aktual yang dialami perusahaan. Untuk menyusun anggaran fleksibel, perusahaan harus membangun suatu rumus atau tarif tertentu dari setiap elemen biaya yang dibuat.
Sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan metode pengendalian biaya.Biaya dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban dihubungkan dengan manajer yang memiliki wewenang untuk mengkonsumsi sumber daya.Karena sumber daya yang digunakan harus dinyatakan dalam satuan uang dan itu merupakan biaya, maka sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan satu metode pengendalian biaya yang memungkinkan manajemen untuk melakukan pengelolaan biaya.
penyusunan anggaran komprehensif adalah sangat penting untuk setiap organisasi, karena akan mendatangkan manfaat berupa adanya pendekatan secara sistematis terhdap kebijaksanaan manajemen, serta mempermudah diadakannya evaluasi tujuan akhir perusahaan secara kuantitatif.
Activity based costing adalah salah satu metode akuntansi yang dilakukan untuk meningkatkan informasi biaya yang lebih akurat dibanding metode konvensional. Titik berat penghitungan biaya menggunakan metode activity based costing terletak pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan suatu perusahaan dalam proses produksi.
PROYEKSI NERACA adalah prediksi jumlah dan rincian kekayaan yang akan dimiliki perusahaan beserta seluruh kewajibannya, baik kepada kreditor maupun kepada pemegang saham, pada suatu periode tertentu di masa mendatang
Apa itu SP2DK Pajak?
SP2DK adalah singkatan dari Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pajak (KPP) kepada Wajib Pajak (WP). SP2DK juga sering disebut sebagai surat cinta pajak.
Apa yang harus dilakukan jika mendapatkan SP2DK?
Biasanya, setelah mengirimkan SPT PPh Badan, DJP akan mengirimkan SP2DK. Namun, jangan khawatir, dalam webinar ini, enforce A akan membahasnya. Kami akan memberikan tips tentang bagaimana cara menanggapi SP2DK dengan tepat agar kewajiban pajak dapat diselesaikan dengan baik dan perusahaan tetap efisien dalam biaya pajak. Kami juga akan memberikan tips tentang bagaimana mencegah diterbitkannya SP2DK.
Daftar isi enforce A webinar:
https://enforcea.com/
Dapat SP2DK,Harus Apa? enforce A
Apa Itu SP2DK? How It Works?
How to Response SP2DK?
SP2DK Risk Management & Planning
SP2DK? Surat Cinta DJP? Apa itu SP2DK?
How It Works?
Garis Waktu Kewajiban Pajak
Indikator Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak
SP2DK adalah bagian dari kegiatan Pengawasan Kepatuhan Pajak
Penelitian Kepatuhan Formal
Penelitian Kepatuhan Material
Jenis Penelitian Kepatuhan Material
Penelitian Komprehensif WP Strategis
Data dan/atau Keterangan dalam Penelitian Kepatuhan Material
Simpulan Hasil Penelitian Kepatuhan Material Umum di KPP
Pelaksanaan SP2DK
Penelitian atas Penjelasan Wajib Pajak
Penerbitan dan Penyampaian SP2DK
Kunjungan Dalam Rangka SP2DK
Pembahasan dan Penyelesaian SP2DK
How DJP Get Data?
Peta Kepatuhan dan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3)
Sumber Data SP2DK Ekualisasi
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Penghasilan PPh Badan vs DPP PPN
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Gaji , Bonus dll vs PPh Pasal 21
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Jasa, Sewa & Bunga vs PPh Pasal 23/2 & 4 Ayat (2)/15
Sumber Data SP2DK Mirroring
Sumber Data SP2DK Benchmark
Laporan Hasil P2DK (LHP2DK)
Simpulan dan Rekomendasi Tindak Lanjut LHP2DK
Tindak lanjut SP2DK
Kaidah utama SP2DK
How to Response SP2DK?
Bagaimana Menyusun Tanggapan SP2DK yang Baik
SP2DK Risk Management & Planning
Bagaimana menghindari adanya SP2DK?
Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik
Tax Risk Management enforce A APPTIMA
Tax Efficiency : How to Achieve It?
Tax Diagnostic enforce A Discon 20 % Free 1 month retainer advisory (worth IDR 15 million)
Corporate Tax Obligations Review (Tax Diagnostic) 2023 enforce A
Last but Important…
Bertanya atau konsultasi Tax Help via chat consulting Apps enforce A
Materi ini telah dibahas di channel youtube EnforceA Konsultan Pajak https://youtu.be/pbV7Y8y2wFE?si=SBEiNYL24pMPccLe
Program sarjana merupakan pendidikan akademik yang diperuntukkan bagi lulusan pendidikan menengah atau sederajat sehingga mampu mengamalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui penalaran ilmiah.
Program sarjana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyiapkan Mahasiswa menjadi intelektual dan/atau ilmuwan yang berbudaya, mampu memasuki dan/atau menciptakan lapangan kerja, serta mampu mengembangkan diri menjadi profesional.
2. 02
Bahasan :
Akuntansi dan Penilaian Kinerja
EVA
Ukuran Kinerja
Langkah Perbaikan dan Manfaatnya
Keunggulan dan Kelamahan EVA
Residual Income
Biaya Modal (Cost Of Capital)
4. Akuntansi &
Penilaian Kinerja
Melakukan interpretasi/ analisis terhadap laporan keuangan
perusahaan akan sangat bermanfaat bagi para analis agar dapat
mengetahui keadaan dan perkembangan kinerja perusahaan.
04
Selama ini untuk mengukur tingkat pengembalian atas investasi,
para pelaku dan analis keuangan lebih banyak mengandalkan
Return on Investment (ROI).
Untuk mengukur tingkat pengembalian atas investasi atau modal,
terdapat beberapa alat ukur mulai dari ROI (Return on Investment),
ROE (Return on Equity), EPS (Earning Per Share), dan lain-lain.
Earning Per Share (EPS) atau laba per saham hanya dapat
mengukur kuantitas laba per saham.
5. 05
ROI mempunyai
kelemahan :
Kenaikan ROI terkadang bukan karena
prestasi kerja meningkat, tetapi
akibat dari jumlah investasinya
menurun karena semakin tuanya umur
investasi atau faktor lainnya.
ROI tidak membawa
keadilan bagi sesama
pusat pendapatan
Biaya-biaya yang dibebankan pada
suatu pusat laba tetapi berada diluar
kemampuan pusat laba untuk
mengendalikannya, dapat menjadi
beban berat bagi pusat laba
tersebut.
Banyaknya biaya diluar
kendali pusat laba
Untuk meningkatkan ROI dengan 3
cara : meningkatkan penjualan atau
mengurangi biaya atau mengurangi
aset operasi.
Dampak jangka panjang
7. 09
EVA (Economic Value
Added)
adalah pengukuran kinerja keuangan perusahaan yang dapat dengan mudah
diintegrasikan dalam aktivitas perusahaan sehari-hari, karena semua pengurangan
biaya dan kenaikan pendapatan ada dalam istilah EVA (pengurangan biaya dalam
suatu periode sama dengan kenaikan EVA dalam periode yang sama).
EVA merupakan pengukuran kinerja keuangan berdasarkan nilai yang
merefleksikan jumlah absolut dari nilai kekayaan pemegang saham yang
dihasilkan, baik bertambah maupun berkurang setiap tahunnya.
EVA merupakan alat pengukur kinerja perusahaan, dimana kinerja
perusahaan diukur dengan melihat selisih antara tingkat pengembalian
modal dan biaya modal dikalikan dengan modal yang beredar pada awal
tahun (atau rata-rata selama 1 tahun bila modal tersebut digunakan dalam
menghitung tingkat pengembalian modal).
EVA adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur
laba ekonomi perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan
hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua
biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital) .
8. 10
NOPAT = Net Operating Profit After Tax
Capital Charges = Invested Capital x Cost of Capital
EVA = NOPAT - Capital Charge
EBIT = Earning Before Interest & Tax
Tax = Pajak Penghasilan Perusahaan
WACC = Weight Average Cost of Capital (Biaya Modal Rata-
rata tertimbang)
EVA = EBIT - Tax - WACC
9. 11
Langkah Manajemen Mengukur
Kinerja dengan EVA :
Meliputi biaya utang (cost of debt), biaya saham preferen (cost of prefered stock), biaya saham biasa (cost
of common stock), dan biaya laba ditahan (cost of retairned earning)
a. Menghitung Biaya Modal
Modal perusahaan dapat dibangun dengan berbagai alternatif komposisi modal
b. Menghitung Besarnya Strukur Permodalan/Pendanaan
(Capital Structur)
c. Menghitung Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (Weight
Average Cost of Capital - WACC)
d. Menghitung Nilai EVA
10. 12
Laba usaha PT LSD setelah beban
bunga (EBT) pada tahun 2014 yang
lalu adalah Rp.1.000.000.000.
Pajak penghasilan perusahaan
yang harus dibayarkan sebesar
35% atau sebesar
Rp.350.000.000. Biaya modal
ditetapkan sebesar 18% dari jumlah
modal keseluruhan yang
diinvestasikan sebesar
Rp.2.500.000.000.
berdasarkan data dan keterangan tersebut, maka penciptaan nilai ekonomi
yang dilakukan PT LSD adalah :
EVA = (1.000.000.000 - 350.000.000) - (18% x 2.500.000.000)
= 650.000.000 - 450.000.000
= 200.000.000
Dari perhitungan tersebut, bahwa berdasarkan asumsi pertama PT LSD
menghasilkan tambahan modal (creating capital) sebesar Rp.200.000.000
dari kegiatan usahanya pada tahun 2013 yang lalu.
Kasus 1
Penyelesaia
11. 12
Kasus 2 Perbandingan
Pendapatan Rp.1.000.000.000
Biaya operasi Rp. 750.000.000
Invested capital Rp.1.700.000.000
Biaya Bunga Rp. 50.000.000
Cost of capital 10%
Tarif pajak penghasilan 40%
PT DRM perusahaan jasa berlokasi di
Jakarta akhir tahun 2013 menyajikan data
keuangan :
Berdasarkan data tersebut,
perbandingan kinerja perusahaan
dengan susunan laporan laba rugi
konvensional dan EVA. Laba tersebut
dikenakan pajak penghasilan
Rp,80.000.000 (200.000.000 x 40%),
sehingga laba bersih setelah pajak
(NOPAT) sebesar Rp.120.000.000
Dalam kasus ini, Kinerja PT DRM dihitung dengan menggunakan struktur laba
rugi konvensional akan dihasilkan kinerja positif yang baik. Tetapi pada saat
digunakan struktur EVA, malah menghasilkan kinerja negatif. Itu berarti
manajemen PT DRM tidak menciptakan nilai (creating value), melainkan
destructing value karena EVA nya negatif.
12. 12
Kasus 3 Penyelesaian
Pada awal tahun 2013, PT MFS
menyajikan laporan keuangan sebagai
berikut :
Berdasarkan data tersebut, jika kinerja PT MFS dinilai dengan
menggunakan EVA harus dibuat serangkaian langkah berikut :
# Laba Operasi Rp.300.000.000
Pendapatan Bunga Rp. 35.000.000
Pendapatan Total Rp. 335.000.000
untuk menghitung NOPAT dengan menggunakan
EVA, biaya bunga diabaikan sehingga :
NOPAT = Rp.335.000.000 - (335.000.000 x 30%)
= Rp.234.500.000
# Untuk menghitung modal rata-rata digunakan :
Invested capital (awal) = 1.850.000.000 - 70.000.000 = 1.780.000.000
Invested capital (akhir) = 2.000.000.000 - 85.000.000 = 1.915.000.000
Invested capital (rata2) = 1.780.000.000 + 1.915.000.000 = 1.847.500.000
2
13. 12
Penyelesaian
# Sedangkan menghitung biaya modal rata-rata, digunakan rumus berikut :
Capital Charges = Invested Capital x Cost of Capital
= Rp.1.847.500.000 x 10%
= Rp.184.750.000
# Setelah serangkaian langkah tersebut, baru dapat dihitung EVA dengan
menggunakan rumus berikut :
EVA = NOPAT - Capital Charges
= Rp.234.500.000 - (10% x Rp.1.847.500.000
= Rp.49.750.000
Dari hasil perhitungan tersebutm dapat diketahui bahwa manajemen PT MFS
menciptakan nilai ekonomi, karena nilai EVA nya positif yaitu sebesar
Rp,49.750.000
14. 11
Ukuran Kinerja
Cara untuk menciptakan nilai jangka panjang bagi investor sebagai berikut :
a. Perhitungan profitabilitas - investasi ekspansi, produk dan jasa baru, serta teknologi baru yang akan
menghasilkan pengembalian yang lebih tinggi dari biaya modal.
b. Efisiensi operasi - meningkatkan marjin operasi, penggunaan modal dan produktivitas
c. Alokasi aset - investasi dalam aset yang membantu menciptakan nilai dan mengurangi atau
menghilangkan modal dalam produksi serta operasi yang tidak mempunyai prospek cerah di masa depan
d. Pembiayaan - mengurangi biaya modal melalui kebijakan menaikkan penggunaan utang pajak yang
dapat dikurangkan.
Hasil Penilaian Kinerja menggunakan EVA dikelompokkan yaitu :
a. Nilai EVA > 0 atau EVA Bernilai Positif
Berarti perusahaan telah berhasil menciptakan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan
b. Nilai EVA = 0
Berarti perusahaan berada dalam titik impas, tidak mengalami kemunduran ataupun kemajuan
secara ekonomi
c. Nilai EVA < 0 atau Bernilai Negatif
Berarti tidak terjadi proses pertambahan nilai ekonomis bagi perusahaan, yaitu laba yang dihasilkan
tidak dapat memenuhi harapan para kreditor dan pemegang perusahaan (investor).
15. 11
Langkah Perbaikan dan Manfaatnya
1.Meningkatkan keuntungan tanpa menggunakan penambahan modal
2. Merestrukturisasi pendanaan perusahaan yang dapat meminimalkan biaya modalnya
3. Menginvestasikan modal pada proyek-proyek dengan return yang tinggi
3 cara untuk meningkatkan EVA dari tahun ke tahun yaitu :
Keunggulan dan Kelemahan EVA
EVA menyelaraskan tujuan manajemen dan kepentingan pemegang saham, EVA digunakan sebagai ukuran
operasi yang mencerminkan keberhasilan perusahaan dan memberikan nilai tambah
EVA memberikan pedoman untuk meningkatkan laba operasi tanpa tambahan dana/modal, mengeksposur
pemberian pinjaman (piutang), investasi dana dengan imbalan tinggi
EVA memecahkan semua masalah bisnis, dimulai strategi dan pergerakan hingga keputusan operasi
Keunggulan EVA :
Kelemahan EVA :
Sulitnya menentukan biaya modal yang akurat, khusunya biaya modal sendiri.
Analisa EVA hanya mengukur faktor kuantitatif saja, sedangkan untuk mengukur kinerja perusahaan
secara optimum, perusahaan harus diukur berdasarkan faktor kuantitatif dan kualitatif
17. 07
Residual Income
adalah laba yang dihasilkan di atas
target pengembalian investasi
pada suatu pusat laba.
RI = Laba - (Investasi x Target ROI
Menunjukan bahwa laba yang
diperoleh harus lebih tinggi dari
target bunga modal minimum.
Pengertian Rumus Penjelasan
18. 15
PT SJ, memiliki dua divisi yaitu divisi A dan B. Divisi A menghasilkan laba Rp.240.000.000 atas investasi sebesar
Rp.1.000.000.000. Sedangkan divisi B menghasilkan laba Rp.800.000.000 atas investasi sebesar
Rp.5.000.000.000. Jadi ROI divisi A sebesar 240.000.000 : 1.000.000.000 = 24%, sedangkan ROI divisi B sebesar
800.000.000 : 5.000.000.000 = 16%. Walaupun nominal laba yang diperoleh divisi B lebih besar dari divisi A,
tetapi ROI divisi A lebih tinggi daripada ROI divisi B.
Contoh Kasus
Kinerja kedua divisi terseut akan berbeda jika digunakan Residual Income sebagai tolak ukurnya karena pemilik
modal menetapkan standar pengembalian minimal atas modal yang ditanamkannya dalam perusahaan.
19. 15
Jika pemilik modal menetapkan tingkat pengembalian (ROI) minimal
sebesar 12%, maka akan menghasilkan perhitungan berikut :
Jika pemilik modal menetapkan tingkat pengembalian (ROI) minimal
sebesar 19%, maka akan menghasilkan perhitungan berikut :
Perhitungan kinerja dengan RI menyebabkan
prestasi divisi B menjadi tidak istimewa dibanding
divisi A. Karena jumlah investasi 5 kali lebih
banyak dibanding divisi A, ternyata divisi B hanya
menghasilkan RI 66% lebih banyak dibanding
divisi A.
Perhitungan kinerja dengan RI menyebabkan
prestasi divisi B menjadi sangat kurang dibanding
divisi A, karena dengan jumlah investasi 5 kali
lebih banyak dibanding divisi A, ternyata divisi B
malah menghasilkan RI negatif.
20. 14
Contoh Kasus
Jika manajemen puncak perusahaan menetapkan target pengembalian atas investasi (ROI)
minimal sebesar 20%, sementara kedua divisi mampu menghasilkan ROI sebesar 25%,
maka divisi A akan menghasilan RI sebesar Rp.50.000.000. Sedangkan divisi B yang
memiliki investasi 5 kali lebih banyak dari divisi A dan mampu menghasilkan ROI sebesar
25% juga, akan menghasilkan RI sebesar Rp.250.000.000, atau 5 kali lebih banyak
dibanding divisi A, sesuai dengan proporsi investasinya. Jika kedua divisi ini memiliki
prestasi yang setara.
Keunggulan
Residual Income
1 Membuat semua Pusat Laba memiliki sasaran yang sama untuk Investasi yang sebanding.
2. Dapat digunakan tarif beban modal yang berbeda untuk aset yang memiliki risiko
berbeda.
21. 06
Kelemahan
Residual
Income
1.RI akan mendorong manajer pusat laba memusatkan
orientasinya pada tujuan jangka pendek, karena kinerjanya
dibatasi hanya untuk satu periode akuntansi saja.
2. Hasil dari RI sangat dipengaruhi oleh metode penyusutan
yang digunakan perusahaan, karena dijadikan dasar
perhitungan penilaian adalah laba usaha akuntansi seperti
yang tercantum dalam laporan laba rugi.
3. Karena hasil dari RI berupa angka absolut, bukan rasio,
maka sulit untuk membandingkan RI dari satu pusat laba
dengan RI dari pusat laba lainnya yang memiliki jumlah
investasi berbeda
23. 16
Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5
50
40
30
20
10
0
Biaya Modal
(Cost of Capital)
Biaya atas penggunaan dana yang digunakan untuk investasi
dalam suatu perusahaan disebut biaya modal (cost of capital).
Biaya modal adalah biaya yang harus dibayar oleh perusahaan
atas penggunaan dana untuk investasi yang dilakukan
perusahaan, baik dana yang berasal dari utang maupun dari
pemegang saham.
Suatu investasi dianggap akan menguntungkan jika investasi
tersebut akan menghasilkan tingkat pengembalian (rate of
return) yang lebih besar dari biaya modal yang ditanamkan.
Oleh karena itu, analisis keputusan investasi tergantung pada
pengertian manajemen mengenai biaya modalnya.
24. 06
Biaya Modal
Berdasarkan cara
menghitung dibagi 2
kelompok :
Biaya modal pinjaman/utang (cost of debt)
Biaya Modal Saham Preferen (cost of preferred stock)
Biaya Modal Saham Biasa (Cost of Common Stock)
A. BIAYA MODAL KHUSUS ( SPECIFIC COST OF CAPITAL)
adalah biaya yang berhubungan dengan sumber
pembelanjaan tertentu pada saat tertentu, seperti :
1.
2.
3.
B. BIAYA MODAL RATA-RATA TERTIMBANG (WEIGHT
AVERAGE COST OF CAPITAL)
adalah rata-rata tertimbang dari berbagai biaya modal khusus
pada saat tertentu. Dihitung dengan cara menjumlahkan biaya
modal proporsional dari setiap jenis modal yang digunakan
perusahaan untuk berinvestasi.
25. 06
Biaya Modal
Pinjaman/Utang
(Cost od Debt)
Adalah biaya atas penggunaan dana untuk investasi yang
dilakukan perusahaan yang berasal dari utang atau pinjaman
pihak lain. Biaya modal pinjaman dihitung dengan cara
menentukan suku bunga efektif setelah pajak.
Contoh Kasus :
PT NPI sedang merencanakan investasi dalam divisi baru.
Dana yang diperlukan sebesar Rp.1.000.000.000. Divisi baru
tersebut diperkirakan akan menghasilkan laba usaha sebelum
bunga dan pajak (EBIT) sebesar Rp.400.000.000 per tahun.
Jika perusahaan memilih investasi tersebut dengan pinjaman
dari kreditor, suku bunga yang ditetapkan 20%. Sedangkan
tarif pajak penghasilan menjadi tanggungan perusahaan 35%.
Jadi atas penggunaan dana pinjaman biaya modal yang harus
dibayar perusahaan adalah :
Biaya Modal = Suku Bunga Pinjaman - (Tarif Pajak x Suku
Bunga Pinjaman)
= 20% - (35% x 20%)
= 13%
26. 06
Biaya Modal
Saham Preferen
(Cost of
Preferred
Stock)
Adalah biaya atas penggunaan dana yang digunakan untuk
investasi yang dilakukan perusahaan, yang berasal dari
saham preferen. Biaya modal saham preferen dihitung
dengan cara membagi deviden saham preferen dengan harga
pasarnya pada saat ini
Contoh Kasus :
PT NPI sedang atas kebutuhan dana investasi, perusahaan
memutuskan akan menerbitkan saham preferen dengan tarif
deviden ditetapkan sebesar 18% per tahun. Saham preferen
dengan nilai nominal Rp.1.000 per lembar tersebut memiliki
harga pasar Rp.900 per lembar, sehingga besarnya biaya
modal saham preferen adalah :
Biaya Modal = (Tarif Deviden x Nilai Nominal Saham) : Harga
Pasar Saham
= (18% x 1.000) : 900
= 20%
27. 06
Biaya Modal
Saham Biasa
(Cost of
Common Stock)
Adalah biaya atas penggunaan dana yang digunakan untuk
investasi yang dilakukan perusahaan, yang berasal dari
saham biasa. Biaya modal saham biasa dihitung dengan cara
membagi deviden saham yang saat ini diberikan kepada
pemegang saham dengan harga pasar saham, ditambah
tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata yang diharapkan.
Contoh Kasus :
PT NPI sedang atas kebutuhan dana investasi, perusahaan
memutuskan akan menerbitkan saham biasa. Deviden atas
saham biasa yang dibayarkan ada saat ini sebesar Rp.150 per
lembar, tetapi diharapkan akan mengalami pertumbuhan
deviden sebesar 20% per tahun. Saham biasa dengan nilai
nominal Rp.1.000 per lembar dengan harga pasar Rp.1.200
per lembar, sehingga besarnya biaya modal saham biasa :
Biaya Modal = (15 / 1.200) + 0.2
= 32.5%
28. 06
Contoh Kasus :
PT NPI , dimana perusahaan membutuhkan dana investasi
sebesar Rp.1.000.000.000 untuk pembukaan divisi barunya.
Perusahaan pada akhirnya memutuskan untuk menggunakan
dana pinjaman (utang) sebesar Rp.400.000.000, menerbitkan
saham preferen sebesar Rp.250.000.000 dan saham biasa
sebesar Rp.350.000.000. Jadi besarnya biaya modal rata-
rata tertimbang adalah:
Biaya Modal
Rata-rata
Tertimbang
(Weight
Average Cost
of Capital)
Dari tabel perhitungan tersebut, jika proporsi masing-masing sumber modal khusus
dikalikan dengan biaya modal khusus akan menghasilkan biaya modal rata-rata
tertimbang sebesar 21,6%