1. Dokumen tersebut membahas mengenai anggaran komprehensif dan anggaran parsial serta kasus praktik anggaran untuk perusahaan PT Mebel Indonesia.
2. Anggaran komprehensif merupakan anggaran yang menggabungkan seluruh rencana organisasi, sedangkan anggaran parsial hanya menyangkut satu kelompok kegiatan tertentu.
3. Kasus praktik menjelaskan langkah-langkah penyusunan berbagai anggaran seperti
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiMuhammad Rafi Kambara
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Disusun oleh: Muhammad Rafi Kambara
Pengujian pengendalian merupakan pengujian terhadap kebijakan atau prosedur pengendalian internal instansi atas belanja subsidi untuk mendeteksi dan mencegah salah saji materil dalam suatu asersi laporan keuangan.
Biaya operasional merupakan biaya yang memiliki pengaruh besar di dalam mempengaruhi keberhasilan perusahaan di dalam mencapai tujuannya yaitu memperoleh laba usaha.
anggaran yang disusun dengan kemampuan untuk memberikan penyesuaian tolak ukur yang baik atas setiap perubahan tingkat aktivitas aktual yang dialami perusahaan. Untuk menyusun anggaran fleksibel, perusahaan harus membangun suatu rumus atau tarif tertentu dari setiap elemen biaya yang dibuat.
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiMuhammad Rafi Kambara
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Disusun oleh: Muhammad Rafi Kambara
Pengujian pengendalian merupakan pengujian terhadap kebijakan atau prosedur pengendalian internal instansi atas belanja subsidi untuk mendeteksi dan mencegah salah saji materil dalam suatu asersi laporan keuangan.
Biaya operasional merupakan biaya yang memiliki pengaruh besar di dalam mempengaruhi keberhasilan perusahaan di dalam mencapai tujuannya yaitu memperoleh laba usaha.
anggaran yang disusun dengan kemampuan untuk memberikan penyesuaian tolak ukur yang baik atas setiap perubahan tingkat aktivitas aktual yang dialami perusahaan. Untuk menyusun anggaran fleksibel, perusahaan harus membangun suatu rumus atau tarif tertentu dari setiap elemen biaya yang dibuat.
Membahas mengenai Hubungan diantara beberapa elemen, Marjin Kontribusi, Titik Impas, Biaya Diferensial, Manfaat Analisis Biaya Diferensial, Hubungan dengan Titik Impas, Biaya Konversi.
Bagi Perusahaan yang membutuhkan Pelatihan ini dapat menghubungi Kami HARD-Hi SMART CONSULTING di Hotline : 0878-7063-5053 (Fast Response) dengan Bpk. M. Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.
Nama : Megawati
NPM : 1642061
Dosen Pembimbing : Santi Yopie, SE., MM., CMA., Project+., CIBA., CPA., BKP.
Universitas : Universitas International Batam
Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen
Tugas tersebut tentang Chapter 8 Budgeting for Planning and Control
Tentang Questions for Writing and Discussion yang terdiri dari 14 soal.
14 soal tersebut teori-teori dan contoh tentang Budget
Budget yang didalamnya terdapat pengertian, dasar- dasar budget dan control.
Budget terdiri dari beberapa macam :
- Master Budget
- Operating Budget
- Financial Budget
- Sales Forecast
- Sales Forecasting
- Sales Budget
- Static Budget
- Flexible Budget
- Penganggaran untuk aktivitas yang diharapkan (a budget for various levels of activity)
- Penganggaran untuk tingkat aktifitas aktual (a budget for the actual level of activity.)
Membahas mengenai Strategi Berbasis Biaya, Biaya Diferensial, Manfaat Analisis Biaya Diferensial, Hubungan dengan Titik Impas, Pengaruh Terhadap Anggaran Laba
Anggaran operasional merupakan rencana tentang seluruh kegiatan perusahaan. Umumnya tujuan akhir perusahaan adalah mendapat keuntungan, Anggaran Operasi merupakan deskripsi rinci pendapatan dan biaya yang dibutuhkan untuk mencapai hasil laba yang memuaskan
Membahas mengenai Kelangsungan Usaha dan Ancaman Kebangkrutan, Penyebab Kegagalan, Manfaat Informasi Kebangkrutan, Alat Pendeteksi Kebangkrutan, Analisis Altman Z-Score, Analisis Springate Score, Analisis Zmijewski Score
Balanced Scorecard. Perkembangan di dalam dunia bisnis saat ini semakin kompetitif sehingga menyebabkan persaingan yang luar biasa. Selain itu juga membuat perubahan dalam hal lainnya seperti produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia (SDM) serta bagaimana cara penanganan suatu transaksi pada suatu perusahaan dengan para pelanggan atau antara perusahaan dengan perusahaan yang lainnya.
Investasi yang akan dilakukan perusahaan akan berpengaruh langsung terhadap kelancaran dan kelangsungan aktivitas operasional harian perusahaan. Perusahaan yang telah merencanakan untuk berproduksi pada kapasitas tertentu, memerlukan seperangkat alat pendukung yang mampu menunjang rencana kerja tersebut.
Membahas mengenai Akuntansi dan Penilaian Kinerja, EVA, Ukuran Kinerja, Langkah Perbaikan dan Manfaatnya, Keunggulan dan Kelamahan EVA, Residual Income, Biaya Modal (Cost Of Capital)
Penilaian kinerja adalah suatu proses yang dilakukan untuk menilai pelaksaan pekerjaan personel dan memberikan umpan balik bagi kesesuaian serta peningkatan kinerja tim. Dalam mencapai tujuan menciptakan kekayaan, manajemen perusahaan dibagi ke dalam beberapa fungsi yaitu Manajemen Strategis, Perencanaan dan Pengambilan Keputusan, Pengendalian Manajemen dan Operasi, serta Penyiapan Laporan Keuangan.
Sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan metode pengendalian biaya.Biaya dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban dihubungkan dengan manajer yang memiliki wewenang untuk mengkonsumsi sumber daya.Karena sumber daya yang digunakan harus dinyatakan dalam satuan uang dan itu merupakan biaya, maka sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan satu metode pengendalian biaya yang memungkinkan manajemen untuk melakukan pengelolaan biaya.
Activity based costing adalah salah satu metode akuntansi yang dilakukan untuk meningkatkan informasi biaya yang lebih akurat dibanding metode konvensional. Titik berat penghitungan biaya menggunakan metode activity based costing terletak pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan suatu perusahaan dalam proses produksi.
PROYEKSI NERACA adalah prediksi jumlah dan rincian kekayaan yang akan dimiliki perusahaan beserta seluruh kewajibannya, baik kepada kreditor maupun kepada pemegang saham, pada suatu periode tertentu di masa mendatang
Materi membahas mengenai Anggaran dan Strategi Perusahaan, Ciri-ciri Anggaran, Fungsi Anggaran, Jenis Anggaran, Review dan Pengesahan Anggaran, Faktor Berpengaruh, Sistematika Anggaran
Apa itu SP2DK Pajak?
SP2DK adalah singkatan dari Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pajak (KPP) kepada Wajib Pajak (WP). SP2DK juga sering disebut sebagai surat cinta pajak.
Apa yang harus dilakukan jika mendapatkan SP2DK?
Biasanya, setelah mengirimkan SPT PPh Badan, DJP akan mengirimkan SP2DK. Namun, jangan khawatir, dalam webinar ini, enforce A akan membahasnya. Kami akan memberikan tips tentang bagaimana cara menanggapi SP2DK dengan tepat agar kewajiban pajak dapat diselesaikan dengan baik dan perusahaan tetap efisien dalam biaya pajak. Kami juga akan memberikan tips tentang bagaimana mencegah diterbitkannya SP2DK.
Daftar isi enforce A webinar:
https://enforcea.com/
Dapat SP2DK,Harus Apa? enforce A
Apa Itu SP2DK? How It Works?
How to Response SP2DK?
SP2DK Risk Management & Planning
SP2DK? Surat Cinta DJP? Apa itu SP2DK?
How It Works?
Garis Waktu Kewajiban Pajak
Indikator Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak
SP2DK adalah bagian dari kegiatan Pengawasan Kepatuhan Pajak
Penelitian Kepatuhan Formal
Penelitian Kepatuhan Material
Jenis Penelitian Kepatuhan Material
Penelitian Komprehensif WP Strategis
Data dan/atau Keterangan dalam Penelitian Kepatuhan Material
Simpulan Hasil Penelitian Kepatuhan Material Umum di KPP
Pelaksanaan SP2DK
Penelitian atas Penjelasan Wajib Pajak
Penerbitan dan Penyampaian SP2DK
Kunjungan Dalam Rangka SP2DK
Pembahasan dan Penyelesaian SP2DK
How DJP Get Data?
Peta Kepatuhan dan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3)
Sumber Data SP2DK Ekualisasi
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Penghasilan PPh Badan vs DPP PPN
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Gaji , Bonus dll vs PPh Pasal 21
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Jasa, Sewa & Bunga vs PPh Pasal 23/2 & 4 Ayat (2)/15
Sumber Data SP2DK Mirroring
Sumber Data SP2DK Benchmark
Laporan Hasil P2DK (LHP2DK)
Simpulan dan Rekomendasi Tindak Lanjut LHP2DK
Tindak lanjut SP2DK
Kaidah utama SP2DK
How to Response SP2DK?
Bagaimana Menyusun Tanggapan SP2DK yang Baik
SP2DK Risk Management & Planning
Bagaimana menghindari adanya SP2DK?
Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik
Tax Risk Management enforce A APPTIMA
Tax Efficiency : How to Achieve It?
Tax Diagnostic enforce A Discon 20 % Free 1 month retainer advisory (worth IDR 15 million)
Corporate Tax Obligations Review (Tax Diagnostic) 2023 enforce A
Last but Important…
Bertanya atau konsultasi Tax Help via chat consulting Apps enforce A
Materi ini telah dibahas di channel youtube EnforceA Konsultan Pajak https://youtu.be/pbV7Y8y2wFE?si=SBEiNYL24pMPccLe
3. ANGGARAN
KOMPREHENSIF
adalah anggaran yang menggabungkan keseluruhan
rencana organisasi. Anggaran induk merupakan
sekelompok anggaran parsial yang memiliki hubungan erat
dan terintegrasi dengan lainnya & dijadikan dasar untuk
operasi perusahaan di masa mendatang
ANGGARAN KOMPREHENSIF/INDUK
Anggaran Komprehensif | 2020
4. ANGGARAN
PARSIAL
adalah anggaran yang terdiri dari satu jenis atau
kelompok kegiatan tertentu saja, misalnya anggaran
penjualan saja, anggaran biaya pemasaran saja, dan
sebagainya.
ANGGARAN PARSIAL
Anggaran Komprehensif | 2020
5. ANGGARAN INDUK
Anggaran Penjualan
Anggaran Produksi
Anggaran Pembelian Bahan
Anggaran Biaya Tenaga Kerja
Anggaran Biaya Overhead
Anggaran Biaya Pemasaran
Anggaran Biaya Adm & Umum
Anggaran Laba Rugi
Anggaran Kas
Proyeksi Neraca
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
TERDIRI DARI :
Anggaran Komprehensif | 2020
6. Berdasarkan data penjualan tahun sebelumnya dan mempertimbangkan berbagai faktor
eksternal yang relevan, seperti tingkat inflasi, daya beli masyarakat, perubahan selera
konsumen dan sebagainya, perusahaan membuat ramalan penjualan.
Berdasarkan anggaran penjualan tersebut, perusahaan dapat menyusun anggaran produksi
di dalam suatu periode tertentu.
Dari anggaran produksim perusahaan dapat menentukan jumlah bahan baku yang
dibutuhkan untuk periode tersebut. Berdasarkan anggaran produksi tersebut, dapat disusu
anggaran biaya tenaga kerja dan anggaran biaya overhead.
Walaupun tidak selalu terkait secara langsung, anggaran biaya operasi/komersial biasanya
disusun setelah anggaran penjualan dan produksi disusun.
FASE MENYUSUN ANGGARAN
Anggaran Komprehensif | 2020
7. Berdasarkan gabungan dari keseluruhan anggaran penjualan, anggaran produksi, anggaran biaya
bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja, anggaran biaya overhead dan anggaran biaya komersil
dapat dihasilkan anggaran laba.
Tahap akhir dari penyusunan anggaran adalah dengan disusunnya anggaran keuangan yaitu target
pencapaian kekayaan perusahaan beserta sumber-sumbernya pada suatu periode tertentu.
Dari gabungan anggaran penjualan, anggaran produksi, anggaran biaya operasi dan anggaran
investasi, dapat disusun anggaran kas, yang merupakan rencana penerimaan dan pengeluaran kas
perusahaan di dalam suatu periode tertentu.
Dan pada tahap akhir dapat disusun anggaran neraca yang merupakan taksiran kondisi keuangan
perusahaan pada suatu periode tertentu berdasarkan gabungan dari berbagai macam anggaran
yang telah disusun sebelumnya.
FASE MENYUSUN ANGGARAN
Anggaran Komprehensif | 2020
8. SOAL KASUS
PT Mebel Indonesia merupakan produsen meja tulis (MT), meja komputer (MK), meja belajar (MB), dan
meja makan (MM). Perusahaan menyajikan data anggaran perusahaan tahun 2010 sbb :
Perusahaan berencana menjual MT 10.000 unit, MK 8.000 unit, MB 6.000 unit dan MM 4.000 unit.
Sedangkan harga jual per unitnya, Rp.200.000 untuk MT, Rp.250.000 untuk MK, Rp.300.000 untuk MB,
dan Rp.400.000 untuk MM
Anggaran Komprehensif | 2020
9. Seluruh produk dipasarkan di pulau Jawa. Diperkirakan 30% di DKI Jakarta, 25% di Jawa Barat, 20% di
Jawa Tengah dan sisanya di serap di Jawa Timur
Perusahaan memiliki 9 orang wiraniaga dengan wilayah penjualan berbeda yaitu :
Persediaan meja awal tahun 2010 sebanyak 2.400 unit MT, 1.500 unit MK, 1.100 unit MB dan 600 unit
MM. Sedangkan persediaan meja akhir 2010 yang diinginkan adalah 600 unit MT, 700 unit MK, 1.200 unit
MB dan 750 unit MM.
Anggaran Komprehensif | 2020
10. Bahan baku yang digunakan yaitu Kayu, Kayu Lapis dan Melamin.
Anggaran Komprehensif | 2020
Diperkirakan harga beli bahan baku stabil sepanjang tahun 2010, harga beli 1 meter kayu Rp.19.000, 1
meter kayu lapis Rp.15.000 dan 1 meter melamin Rp.12.500.
Persediaan bahan baku awal tahun 2010 sebanyak 4.000 meter kayu, 2.800 kayu lapis dan 1.500 meter
melamin. Sedangkan persediaan bahan baku akhir tahun 2010 sebanyak 2.500 kayu, 3.000 kayu lapis dan
900 melamin.
Untuk membuat 1 unit MT diperlukan 4 jam kerja langsung, MK memerlukan 5 jam kerja langsung, MB
sebanyak 7 jam kerja langsung dan MM sebanyak 7 jam kerja langsung. Tukang kayu dibayar Rp.3.000 per
jam kerja.
11. Dari total biaya overhead tersebut, sebanyak
25 % merupakan biaya variabel yang
dibebankan secara merata kepada setiap unit
produk yang diproduksi dan sisanya biaya tetap.
Diperkirakan selama tahun 2010 perusahaan
akan mengeluarkan biaya operasi sebagai
berikut :
Anggaran Komprehensif | 2020
Sedangkan biaya overhead pabrik, jumlah biaya
yang dikeluarkan sebesar :
12. Dari seluruh biaya pemasaran tersebut, sebanyak Rp.84.000.000 merupakan biaya variabel yang
dibebankan secara merata kepada setiap produk yang dijual dan sisanya merupakan biaya tetap.
Dari total penjualan yang dilakukan, diperkirakan 75% akan dibayar pada tahun 2010, sedangkan
sisanya akan dibayar di tahun depannya. Sedangkan dari total pembelian bahan baku di tahun 2010,
diperkirakan akan dilunasi di tahun 2010 sebesar 60% dan sisanya dibayar di tahun depannya.
Sedangkan pembayaran biaya lainnya, seperti biaya tenaga kerja, biaya overhead, biaya pemasaran dan
biaya administrasi akan dibayar tunai.
Berkaitan dengan rencana aktivitas investasi
dan aktivitas pembiayaan serta aktivitas
operasi lainnya di tahun 2010 sebagai berikut :
Anggaran Komprehensif | 2020
Sedangkan saldo kas pada awal Januaru tahun
2010 diperkirakan berjumlah sebesar
Rp.1.625.000.00
21. PERHITUNGAN PENDUKUNG
B I A Y A B A H A N B A K U P E R U N I T P R O D U K
Anggaran Komprehensif | 2020
22. PERHITUNGAN PENDUKUNG
B I A Y A T E N A G A K E R J A P E R U N I T P R O D U K
Anggaran Komprehensif | 2020
23. PERHITUNGAN PENDUKUNG
Anggaran Komprehensif | 2020
Biaya overhead Rp.200.000.000. Dari total tersebut 25% atau sebesar Rp.50.000.000 merupakan
biaya variabel yang dibebankan secara merata kepada setiap produk yang diproduksi.
Biaya overhead variabel = Rp.50.000.000 / (8.200+7.200+6.100+4.150) = Rp.1.950 per unit
Biaya overhead total per unit = Rp. 200.000.000 / (8.200+7.200+6.100+4.150) = Rp.7.797 per unit
Biaya pemasaran sebesar Rp.228.000.000. Sebanyak Rp.84.000.000 merupakan biaya variabel yang
dibebankan secara merata kepada setiap produk yang dijual.
Biaya pemasaran variabel = Rp.84.000.000 / (10.000+8.000+6.000+4.000) = Rp.3.000 per unit
24. PERHITUNGAN PENDUKUNG
B I A Y A V A R I A B E L P E R U N I T P R O D U K
Anggaran Komprehensif | 2020
B I A Y A T E T A P T O T A L
25. PERHITUNGAN PENDUKUNG
T I T I K I M P A S
Berarti perusahaan tidak
mengalami kerugian, produk
minimal harus dijual dengan
komposisi volume sebesar :
MT = 580 x 2.5 = 1.450 unit
MK = 580 x 2 = 1.160 unit
MB = 580 x 1.5 = 870 unit
MM = 580 x 1 = 580 unit
26. PERHITUNGAN PENDUKUNG
B I A Y A P R O D U K S I
P E R U N I T
P R O D U K
Anggaran Komprehensif | 2020
N I L A I P E R S E D I A A N B A R A N G J A D I