SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
METODE PENGAJARAN BAHASA INGGRIS 
METODE PENGAJARAN BAHASA INGGRIS 
1. Metode Langsung (Direct Method) 
Direct artinya langsung. Direct method atau model langsung yaitu suatu cara mengajikan materi pelajaran 
bahasa asing di mana guru langsung menggunakan bahasa asing tersebut sebagai bahasa pengantar, dan tanpa 
menggunakan bahasa anak didik sedikit pun dalam mengajar. Jika ada suatu kata-kata yang sulit dimengerti 
oleh anak didik, maka guru dapat mengartikan dengan menggunakan alat peraga, mendemontstrasikan, 
menggambarkan dan lain-lain. 
Metode ini berpijak dari pemahaman bahwa pengajaran bahasa asing tidak sama halnya dengan mengajar ilmu 
pasti alam. Jika mengajar ilmu pasti, siswa dituntut agar dapat menghafal rumus-rumus tertentu, berpikir, dan 
mengingat, maka dalam pengajaran bahasa, siswa/anak didik dilatih praktek langsunng mengucapkan kata-kata 
atau kalimat-kalimat tertentu. Sekalipun kata-kata atau kalimat tersebut mula-mula masih asing dan tidak 
dipahami anak didik, namun sedikit demi sedikit kata-kata dan kalimat itu akan dapat diucapkan dan dapat 
pula mengartikannya. 
Demikian halnya kalau kita perhatikan seorang ibu mengajarkan basah kepada anak-anaknya langsung dengan 
mengajarinya, menuntunnya mengucapkan kata per kata, kalimat per kalimat dan anaknya menurutinya 
meskipun masih terihat lucu. Misalnya ibunya mengajar “Ayah” maka anak tersebut menyebut “Aah” dan 
seterusnya. Namun lama kelamaan si anak mengenali kata-kata itu dan akhirnya ia mengerti pula maksudnya 
Pada prinsipnya metode langsung (direct method) ini sangat utama dalam mengajar bahasa asing, karena 
melalui metode ini siswa dapat langsung melatih kemahiran lidah tanpa menggunakan bahasa ibu (bahasa 
lingkungannya). Meskipun pada mulanya terlihat sulit anak didik untuk menuirukannya, tapi adalah menarik 
bagi anak didik. 
Ciri-ciri metode ini adalah : 
Materi pelajaran pertama-tama diberikan kata demi kata, kemudian struktur kalimat 
Gramatika diajarkan hanya bersifat sambil lalu, dan siswa tidak dituntut menghafal rumus-rumus gramatika, 
tapi yang utam adalah siswa mampu mengucapkan bahasa secara baik 
Dalam proses pengajaran senantiasa menggunakan alat bantu (alat peraga) baik berupa alat peraga langsung, 
tidak langsung (bnda tiruan) maupun peragaan melalui simbol-simbol atau gerakan-gerakan tertentu
Setelah masuk kelas, siswa atau anak didik benar-benar dikondisikan untuk menerima dan bercakap-cakap 
dalam bahasa asing, dan dilarang menggunakan bahasa lain. 
Kebaikan metode langsung (Direct) 
Metode langsung (direct) dilihat dari segi efektivitasnya memiliki keunggulan antara lain : 
Siswa termotivasi untuk dapat menyebutkan dan mengerti kata-kata kalimat dalam bahasa asing yang diajarkan 
oleh gurunya, apalagi guru menggunakan alat peraga dan macam-macam media yang menyenangkan 
Karena metode ini biasanya guru mula-mula mengajarkan kata-kata dan kalimat-kalimat sederhana yang dapat 
dimengerti dan diketahui oleh siswa dalam bahasa sehari-hari misalnya (pena, pensil, bangku, meja, dan lain-lain), 
maka siswa dapat dengan mudah menangkap simbol-simbol bahasa asing yang diajarkan oleh gurunya. 
Metode ini relatif banyak menggunakan berbagai macam alat peraga : apakah video, film, radio kaset, tape 
recorder, dan berbagaimedia/alat peraga yang dibuat sendiri, maka metode ini menarik minat siswa, karena 
sudah merasa senang/tertarik, maka pelajaran terasa tidak sulit 
Siswa memperoleh pengalaman langsung danpraktis, sekalipun mula-mula kalimat yang diucapkan itu belum 
dimengerti dan dipahami sepenuhnya 
Alat ucap / lidah siswa/anak didik menjadi terlatih dan jika menerima ucapan-ucapan yang semula sering 
terdengar dan terucapkan 
Kekurangan-kekurangan metode langsung (Direct) 
Pengajaran dapat menjadi pasif, jika guru tidakdapat memotivasi siswa, bahkan mungkin sekali siswa merasa 
jenuh dan merasa dfongkol karena kata-kata dan kalimat yang dituturkan gurunya itu tidak pernah dapat 
dimengerti, karena memang guru hanya menggunakan bahasa asing tanpa diterjemahkan ke dalam bahasa 
anak. 
Pada tingkat-tingkat permulaan kelihatannya metode ini terasa sulit diterapkan, karena siswa belum memiliki 
bahan (perbendaharaan kata) yang sudah dimengerti 
Meskipun pada dasarnya metode ini guru tidak boleh menggunakan bahasa sehari-hari dalam menyampaikan 
bahan pelajaran bahasa asing tapi pada kenyataannya tidak selalu konsisten demikian, guru terpaksa misalnya 
menterjemahkan kata-kata sulit bahasa asing itu ke dalam bahasa anak didik. 
Metode ini sebenarnya tepat sekali digunakan pada tingkat permulaan maupun atas karena si siswa merasa 
telah memiliki bahan untuk bercakap/cercicara dan tentu saja agar siswa betul-betul merasa tertantang untuk 
bercakap/berkomunikasi; maka sanksi-sanksi dapat ditetapkan bagi mereka yang menggunakan bahasa sehari-hari.
2. Metode Berlitz (Berlitz Method) 
Metode Berlitz (Berlitz Metode) adakah metode langsung (Direct Method) yang selalu digunakan di sekolah-sekolah 
Berlitz sebagai metode utama. 
Semua sekolah-sekolah Berlitz menggunakan metode langsung (direct Method) ini dalam pengajaran bahasa-bahasa 
asing di sekolahnya dan bnyak lagi sekolah-sekolah lain di Amerika dan Eropa yang secara rutin 
menerapkan metode ini. 
Mereka telah yakin bahwa metode inilah yang paling cocok dan paling berhasil untuk pengajaran bahasa asing 
agar lebih serasi dan mencapai kemampuan aktif berbahasa asing. 
Karena itu metode langsung disebut juga dengan metode Berlitz, sebab sekolah-sekolah berlitz lebih banyak 
mempopulerkan pemakaian metode ini secara kontinu dan mereka ternyata memang berhasil sangat baik. 
3. Metode Alami (Natural Method) 
Metode alami (Natural Method) disebut demikian karena dalam proses belajar, siswa dibawa ke alam seperti 
halnya pelajaran bahasa ibu sendiri 
Dalam pelaksanaannya metode ini tidak jauh berbeda dengan metode langsung (direct) dimana guru 
menyajikan materi pelajaran langsung dalam bahasa asing tanpa diterjemahkan sedikitpun, kecuali dalam hal-hal 
tertentu di mana kamus dan bahasa anak didik dapat digunakan. 
Ciri Metode Natural ini antara lain : 
Urutan pelajaran mula-mula diberikan melalui menyimak/mendengarkan (listening) baru kemudian percakapan 
(speaking), membaca (reading) menulis atau (writing) terahir baru gramatika 
Pelajaran disajikan mula-mula memperkenalkan kata-kata yang sederhana yang telah diketahui oleh anak 
didik, kemudian memperkenalkan benda-benda mulai dari benda-benda yang ada di dalam kelas, dirumah dan 
luar kelas, bahkan mengenal luar negeri atau negara-negara asing terutama Timur Tengah. 
Alat peraga dan kamus yang dapat digunakan sewaktu-waktu sangat diperlukan, misalnya untuk menjelaskan 
dan mengartikan kata-kata sulit dalam bahasa asing, dan memperbanyak perbendaharaan kata-kata atau 
memperkaya Vocabulary sebagai syarat utama menguasai bahasa asing 
Oleh karena kemampuan dan kelancaran membaca dan bercakap-cakap sangat diutamakan dalam metode ini
maka pelajaran gramatikal (tata bahasa) kurang diperhatikan 
Kebaikan Metode Natural 
Kebaikan metode ini antara lain : 
Pada tingkat lanjutan metode ini sangat efektif, karena setiap individu siswa dibawa ke dalam suasana 
lingkungan sesungguhnya untuk aktif mendnegarkan dan menggunakan percakapan dalam bahasa asing 
Pengajaran membaca dan bercakap-cakap dalam bahasa asing sangat diutamakan, sedangkan pelajaran 
gramatika diajarkan sewaktu-waktu saja 
Pengajaran menjadi bermakna dan mudah diserap oleh siswa, karena setiap kata dan kalimat yang diajarkan 
memiliki konteks (hubungan) dengan dunia (kehidupan sehari-hari) siswa/anak didik 
Segi kekurangan metode ini antara lain : 
Siswa merasa kesulitan belajar apabila belum memiliki bekal dasar bahasa asing terutama pada pada tingkat-tingkat 
pemula, sehingga penggunaan/ pemakaian bahasa asli siswa tidak dapat dihindari. Dengan demikian 
tujuan semua dari metode ini untuk membaca dan bercakap-cakap selalu dalam bahasa asing sulit diterapkan 
secara murni, tapi harus diterapkan secara konsekuen 
Pada umumnya anak didik dan guru bersikap tradisional mengutamakan gramatika lebih dahulu daripada 
membaca dan percakapan sesuatu hal yang salah secara alamiah yang amat perlu diubah 
Pada umumnya pengajaran bahasa asing di sekolah-sekolah kita sangat terasa kekurangan macam-macam 
media/alat peraga yang diperlukan; yang seyogyanya para guru harus aktif membuatnya 
Guru yang kurang memiliki kemampuan dan pengalaman praktis dalam berbahasa asing merupakan faktor 
sulitnya diterapkan dan berhasil secara baik metode tersebut. Guru haruslah seorang yang aktif berbicara di 
dalam bahasa asing tersebut, barulah murid-muridnya akan mampu pula aktif di dalam belajar (praktek) 
bahasa. 
4. Metode Percakapan (Conversation Method) 
Yaitu mengajarkan bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa Arab atau bahasa-bahasa lainnya yang cara 
langsung mengajak murid-murid bercakap-cakap/berbicara di dalam bahasa asing yang sedang diajarkan ini. 
Tentunya dimulai dengan kata-kata atau kalimat-kalimat atau ungkapan-ungkapan yang biasa berlaku pada 
kegiatan-kegiatan sehari-hari, seperti : Good Morning, How are you? What are you doing? Can you speak 
English? Dan sebagainya; atau kalimat-kalimat, percakapan di dalam kelas di sekitar sekolah, dirumah di 
kantor dan sebagainya; semakin lama semakin meluas dan beragam.
Yang namanya berbahasa itu ialah berbicara (sebagai fungsi pokok bahasa); peran kedua barulah 
membaca/memahami tulisan atau buku. 
Jadi fungsi utama belajar bahasa asing itu ialah kemampuan berbahasa aktif, berkomunikasi lisan atau 
bercakap-cakap. Itulah tujuan utama atau target pokok mempelajari bahasa asing, disusul dengan kemampuan 
membaca dan memahami atau penguasaan pasif. 
Oleh karena itu, metode utama dan pertama di dalam kegiatan belajar mengajar bahasa asing itu semestinya 
adalah Metode Percakapan (Conversation Method). Metode ini disejalankan dengan Direct Method dan 
Natural Method, yang pelaksanaanya dengan menerapkan fungsi dan prinsip-prinsip ketentuan dari tiap-tiap 
metode ini. 
Di negara-negara maju seperti AS dan Eropa, orang menerapkan ketiga methode ini sebagai praktek utama 
ditambah lagi dengan alat peraga/audio visual aids yang mencukupi dan serasi sehingga dalam waktu satu 
semester telah mampu mengunjungi negara dari bahasa bangsa yang dipelajari, belajar dan praktek selama 1 
tahun telah langsung mampu menulis disertai di dalam bahasa asing tersebut. 
Jadi disamping metodenya yang serasi, medianya dan buku-buku yang lengkap, gurunya punya kepabelitas 
tinggi, muridnya pun perlu bersungguh-sungguh belajar serta cerdas. Tanpa keempat syarat tersebut terpenuhi 
maka orang bertahun-tahun bahkan belasan tahun belajar bahasa asing. 
5. Metode Phonetic (Mendengar dan Mengucapkan) 
Metode ini mengutamakan ear training dan speak training yaitu cara menyajikan pelajaran bahasa asing 
melalui latihan-latihan mendengarkan kemudian diikuti dengan latihan-latihan mengucapkan kata-kata dan 
kalimat dalam bahasa asing yang sedang dipelajari. 
Metode Phonetic ini dapat dikatakan gabungan dari dua metode Natural dan Reading diatas. Dimana mula-mula 
menurut metode ini pelajaran dimulai dengan latihan-latihan mendengar kemudian diikuti dengan 
latihan-latihan mengucapkan kata-kata atau kalimat-kalimat dalam bahasa asing. Kemudian disusul latihan-latihan 
membaca (reading and conversation). 
Langkah-langkah pelaksanaan metode ini yang dapat dilakukan : 
Guru membacakan bacaan-bacaan bahasa asing di depan kelas, atau membuka/menghidupkan acara bacaan 
berupa radio kaset/video, siswa mendengarkan dan memperhatikan baik-baik acara bacaan ini dengan cermat,
serius (tidak ada yang main-main saat pembacaan itu), siswa harus memperhatikan betul langgam dan intonasi, 
serta gerak-gerik bentuk mimik tertentu dalam bacaan 
Seri-seri dalam bacaan itu hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga menjadi bahan bacaan yang 
sempurna/berkelanjutan 
Guru dapat menghentikan seri-seri tertentu jika seri pelajaran tersebut sudah dianggap selesai dan dikuasai 
oleh anak didik, kemudian dapat dilanjutkan pada session/seri berikutnya 
Setelah pelajaran membaca selesai, maka latihan percakapan dapat dilakukan. Misalnya percakapan-percakapan 
yang sifatnya mula-mula sederhana, setelah itu menuju pada percakapan yang kompleks/lebih sulit 
Untuk memperjelas ucapan dan percakapan, maka metode ini dianjurkan untuk menggunakan alat 
peraga/media pengajaran 
Pada setiap akhir materi pelajaran, guru hendaknya memberikan latihan-latihan praktis membaca dan larihan 
bercakap-cakap pada masing-masing anak didik, dan jangan lupa guru dapat memberikn berbagai catatan-catatan 
khusus, kesimpulan-kesimpulan dan juga nasihat-nasihat berupa dorongan (memberi motivasi bagi 
anak didik) supaya belajar sungguh-sungguh, rajin dan rutin tiap hari latihan (PR) 
Kebaikan-kebaikan Metode Phonetic 
Metode ini mengajarkan kemampuan membaca anak didik dengan lancar dan fasih sekaligus kemampuan 
percakapan, banyak latihan-latihan dialog dan menulis (dikte) 
Siswa menyimak kesalahan bacaan dan percakapan dari guru atau teman sekelasnya, untuk kemudian diubah 
dan diperbaiki letak-letak kesalahannya itu 
Kekurangan-kekurangan Metode Phonetic 
Metode ini memerlukan kesungguhan dan keahlian (profesional) dari pihak guru. Disamping perencanaan dan 
waktu harus matang 
Pada tingkat-tingkat pemula (pertama) metode ini masih sulit diterapkan, terutama bagi anak-anak yang belum 
memiliki bekal (basic) bahasa asing yang cukup memadai, sebab itu perlu memotivasi murid dan mengajar 
secara komunikatif 
Kalau seri-seri pelajaran tidak disusun dan direncanakan sedemikian rupa, maka pelajaran dan penguasaan 
materi bagi siswa menjadi mengambang; misalnya materi pelajaran membaca diberikan sedikit, juga 
percakapan pun serba tanggung. Oleh sebab itu pengaturan waktu dan materi hendaknya diatur sedemikian 
rupa, sehingga keduanya dikuasai 
6. Metode Practice – Theory 
Metode ini sesuai dengan namanya, lebih menekankan pada kemampuan praktis dari teori. Perbandingan dapat 
berupa 7 unit materi praktis dan 3 unit materi yang bersifat teoritis. Belajar bahasa asing lebih dulu dan 
mengutamakan praktek, lalu diiringi dengan teori (tata bahasa).
Jadi disini yang dipentingkan adalah bagaimana siswa/anak didik dapat mampu berbahasa asing itu secara 
praktis bukan teoritis. Oleh sebab itu pengajaran harus diarahkan pada kemampuan komunikatif atau 
percakapan, sedangkan gramatika dapat diajarkan sambil lalu saja. 
Pada tingkat-tingkat awal materi pelajaran praktis dapat dipilih dan diterapkan pada hal-hal yang sederhana, 
apakah itu lewat percakapan sehari-hari yang ada hubungannya dengan dunia sekolah anak didik atau 
lingkungan rumah tangga dan masyarakat lebih luas atau dapat pula menyebutkan rincian nama-nama benda 
dan kata kera sebagai dasar pembentukan bahasa percakapan. 
Sedangkan pada tingkat lanjutan atas materi pelajaran dikembangkan lebih luas dan kompleks melalui 
percakapan teoritis dan penalaran ilmiah. 
Kelebihan-kelebihan Metode Practice-Theory : 
Siswa memperoleh ketrampilan langsung atau praktis dalam berbahasa asing 
Siswa merasa tidak dipusingkan oleh aturan-aturan atau kaidah-kaidah gramatikal karena pelajaran gramatikal 
hanya diajarkan sambil lalu, sebagai penajam pemahaman 
Pengajaran dapat dinamis (hidup) dan menyenangkan, apalagi sesekali guru dapat menyelingi dengan 
percakapan lucu dan media peragaan yang menarik 
Paling sesuai dengan alamiah tujuan pengajaran bahasa : yang disebut berbahasa itu ialah berbicara, 
berkomunikasi lisan 
Kekurangan-kekurangan Metode Ptactice Theory 
Memerlukan guru yang betul-betul mahir dan aktif berbahasa asing 
Pada tingkat-tingkat dasar (awal) metode ini masih sulit diterapkan karena perbendaharaan kata dan bahasa 
anak didik masih terbatas, bahkan terasa kaku. Guru harus memperbanyak menghafalkan pola-pola kalimat 
yang baik kepada murid-murid 
Pada umumnya kemampuan aplikatif bahasa asing anak didik sangat ditentukan oleh faktor motivasi dari pihak 
guru disamping gaya dan simpatik kepribadian guru. Dan ini jarang dimiliki dalam satu pribadi guru. Guru 
perlu sering memotivasi anak didik disela-sela mengajar bahasa asing (Inggris/Arab) 
Kekurangan media peraga sebagai penguat persepsi dan ingatan dapat merupakan sisi lain kekurangan metode 
ini 
7. Metode Membaca (Reading Method)
Metode membaca (Reading Method) yaitu menyajikan materi pelajaran dengan cara lebih dulu mengutamakan 
membaca, yakni guru mula-mula membacakan topik-topik bacaan, kemudian diikuti oleh siswa anak didik. 
Tapi kadang-kadang guru dapat menunjuk langsung anak didik untuk membacakan pelajaran tertentu lebih 
dulu, dan tentu siswa lain memperhatikan dan mengikutinya. 
Teknik metode membaca (Reading Method) ini dapat dilakukan dengan cara guru langsung membacakan 
materi pelajaran dan siswa disuruh memperhatikan/ mendengarkan bacaan-bacaan gurunya dengan baik, 
setelah itu guru menunjuk salah satu di antara siswa untuk membacakannya, dengan jalan berganti-ganti 
(bergiliran). 
Setelah masing-masing siswa mendapat giliran membaca, maka guru mengulangi bacaan itu sekali lagi dengan 
diikuti oleh semua siswa hal ini terutama pada tingkat-tingkat pertama; lalu kemudian guru mencatatkan kata-kata 
sulit atau baru yang belum diketahui siswa di papan tulis untuk dicatat di buku catatan untuk memperkaya 
perbendaharaan kata-kata dan begitulah selanjutnya, hingga selesai topik-topik yang telah 
ditetapkan/ditentukan. 
Kebaikan Metode Reading/Membaca 
Jika dibandingkan dengan metode-metode lain, maka metode ini memiliki segi kelebihan/kebaikan-kebaikan 
antara lain : 
Siswa dapat dengan lancar membaca dan memahami bacaan-bacaan berbahasa asing dengan fasih dan benar 
Siswa dapat menggunakan intonasi bacaan bahasa asing sesuai dengan kaidah membaca yang benar 
Tentu saja dengan pelajaranmembaca tersebut siswa diharapkan mampu pula menerjemahkan kata-kata atau 
memahami kalimat-kalimat bahasa asing yang diajarkan, dengan demikian pengetahuan dan penguasaan 
bahasa anak menjadi utuh 
Kekurangan Metode Reasing/Membaca 
Pada metode membaca ini, untuk tingkat-tingkat pemula terasa agak sukar diterapkan, karena siswa masing 
sangat asing untuk membiasakan lidahnya, sehingga kadang-kadang harus terpaksa untuk berkali-kali 
menuntun dan mengulang-ulang kata dan kalimat yang sulit ditiru oleh lidah siswa yang bukan dari bahasa 
asing yang sedang diajarkan. Dan dengan demikian metode ini relatif banyak menyita waktu. 
Dilihat dari segi penguasaan bahasa, metode reading lebih menitikberatkan pada kemampuan siswa untuk 
mengucapkan/melafalkan kata-kata dalam kalimat-kalimat bahasa asing yang benar dan lancar. Adapun arti 
dan makna kata dan kalimat kadang-kadang kurang diutamakan. Hal ini dapat berarti pengajaran terlalu 
bersifat Verbalisme 
Pengajaran sering terasa memboankan, terutama apabila guru yang mengajarkan tidak simpatik/metode 
diterapkan secara tidak menarik bagi siswa. Dari segi tensi suarapun kadang-kadang cukup menjenuhkan
karena masing-masing guru dan siswa terus-menerus membaca topik-topik pelajaran. Oleh karena metode ini 
memiliki segi kekurangan yang berarti, maka perlu diperhatikan hal-hal yang berikut : 
Hendaknya pokok-pokok materi yang akan disajikan senantiasa disesuaikan dengan taraf perkembangan dan 
kemampuan siswa pada tingkat tertentu. Pilih topik dan materi pelajaran yang menarik hati bagi para 
siswa/yang sesuai dengan keinginan jiwa mereka 
Untuk menghindari verbalisme dalam pengajaran maka guru hendaknya dapat mengartikan/menerjemahkan 
kata-kata atau kalimat-kalimat yang belum dimengerti/pahami siswa dalam bacaan-bacaan tersebut 
Pada umumnya alat peraga/media pengajaran berupa pengeras suara, radio tape/kaset, video dan alat-alat 
sejenisnya sangat membantu mempercepat/ memperlambat lidah/bacaan siswa. Disamping itu dengan alat 
peraga, pengajaran menjadi menarik dan tidak membosankan. 
Buku-buku bacaan dapat dipilih dan disusun sedemikian rupa hingga menarik/menyenangkan siswa. Pada 
umumnya bacaan berupa novel, cerpen (cerita-cerita), pepatah, hikmah-hikmah dalam bahasa asing, ilmu 
pengetahuan dan lain-lain sangat menarik untuk bahan bacaan, terutama pada tingkat-tingkat pemula; pada 
tingkat-tingkat lanjutan bacaan-bacaan dapat diarahkan pada yang bersifat ilmiah/pemikiran. 
8. Metode Bicara Lisan (Oral Method) 
Metode ini adalah hampir sama dengan metode phonetic dan reform method, tetapi pada orak method adalah 
menitikberatkan pada latihan-latihan lisan atau penuturan-penutuan dengan mulut. Melatih untuk bisa lancar 
berbicara (fluently), keserasian dan spontanitas 
Melatih lisan/mulut agar pengucapan bahasa asing itu bisa tepat bunyi, tidak kedengaran janggal. Latihan-latihan 
Sistem bunyi melalui bibir, melatih tepatnya keluarnya huruf-huruf kerongkongan, huruf-huruf di ujung 
atau di pangkal lidah dan sebagainya 
Latihan-latihan menyusun kata-kata membuat kalimat sendiri dan sebagainya, semua dilakukan dengan 
mengaktifkan bicara lisan, oral, speaking 
Target yang hendak dicapai melalui metode ini ialah keammpuan dan kelancaran berbahasa lisan atau 
berbicara lisan atau berkomunikasi langsung sebagai fungsi utama bahasa 
Prinsip metode ini ialah : Teach the language, don’t teach only about the language. 
9. Metode Praktek Pola-pola Kalimat (Pattern-Practice Method)
Penerapan terpenting metode ini ialah dengan melatih murid-murid secara praktek langsung mengucapkan 
pola-pola kalimat yang sudah tersusun baik betul, atau mengerjakan sebagaimana yang dimaksud oleh pola 
kalimat tersebut. 
Jadi pola-pola kalimat yang mengandung arti, telah lebih dulu disediakan atau disusun secara serasi dari yang 
mudah, secara berangsung-angsur sampai sulit; dan bahan perbendaharaan kata-kata yang sederhana sampai 
yang rumit. Murid-murid memang harus aktif mengucapkan, melakukan sampai menjadi kebiasaan, sehingga 
menghayati pola-pola kalimat tersebut sampai membudaya. 
Semestinya guru itu adalah seorang Bilingual (yang mengusai dua bahasa atau lebih sampai dihayati), yakni 
bahasa asing yang diajarkan dan bahasa Indonesia, dengan kemampuan yang sebenar-benarnya. Pertama-tama 
guru membanding-bandingkan kedua bahasa, misalnya bahasa Arab dengan bahasa Indonesia, tentang kata-kata 
yang sama, cara-cara pengucapan sistem tata bahasa, arti, bunyi dan seterusnya dan memberi penjelasan-penjelasan. 
Dari bahasa dwi-bahasa (bilingual) diuraikan dan dipilih pola-pola kalimat dengan bunyi-bunyi 
tertentu untuk mater drill atau bahan-bahan latihan yang intensif. Susunlah pola-pola kalimat yang baik, dan 
ditambah terus perbendaharaan kata-kata, sehingga menggarkan sesuatu situasi atau cerita. Latihlah secara 
berulang-ulang dan sampai setiap siswa mendapat giliran. Para siswa dilatih mengucapkan pola-pola kalimat 
sampai benar-benar memahami dan menghayati arti/maksudnya serta hafal-lancar tanpa berpikir-pikir 
menyusun kalimat sendiri. 
Setelah itu murid-murid perlu dilatih pula Listening untuk mencapai kepekaan pendengaran (Listening, dll). 
Seterusnya latihan-latihan speaking (speaking drill) untuk kelancaran berbicara, reading drill untuk mencapai 
bacaan-bacaan yang betul, dan Writing Drill yakni latihan-latihan menulis secara benar, menghindarkan salah-salah 
di dalam menulis ejaan atau huruf. Latihan-latihan listening, speaking, reading and writing ini amat 
diperlukan mengiringi pada hampir semua macam metode mengajar bahasa asing, khususnya bahasa Inggris 
dan Arab. 
Metode ini seperti yang dipraktekkan pada buku-buku pelajaran bahasa Inggris antara lain English 900, 
English 901 dan sebagainya dan dianggap sebagai yang paling sesuai dengan alamiah pengajaran bahasa asin

More Related Content

What's hot

Powerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaPowerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaWaQhyoe Arryee
 
ARTI DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA SEBAGAI PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
ARTI DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA SEBAGAI PENGEMBANGAN KEPRIBADIANARTI DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA SEBAGAI PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
ARTI DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA SEBAGAI PENGEMBANGAN KEPRIBADIANMarisha Susanti
 
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa AnakPemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa AnakRizzty Mennelz
 
Mata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologiMata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologiNiicha Juwita
 
Laporan uji coba tes hasil belajar
Laporan uji coba tes hasil belajarLaporan uji coba tes hasil belajar
Laporan uji coba tes hasil belajarErzhua Habib
 
Teori bahasa formal dan Otomata
Teori bahasa formal dan OtomataTeori bahasa formal dan Otomata
Teori bahasa formal dan OtomataRisal Fahmi
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaBram Agus Leonardo
 
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa IndonesiaMakalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa IndonesiaRizzty Mennelz
 
12. pembelajaran menyimak berbicara.
12. pembelajaran menyimak berbicara.12. pembelajaran menyimak berbicara.
12. pembelajaran menyimak berbicara.Faris Rusli
 
Diksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaDiksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaOki16
 
Makalah persamaan dan pertidaksamaan linear
Makalah persamaan dan pertidaksamaan linearMakalah persamaan dan pertidaksamaan linear
Makalah persamaan dan pertidaksamaan linearArly Hidayat
 
Artikel: Bahasa Indonesia dan Era Globalisasi
Artikel: Bahasa Indonesia dan Era GlobalisasiArtikel: Bahasa Indonesia dan Era Globalisasi
Artikel: Bahasa Indonesia dan Era GlobalisasiIswi Haniffah
 
Perkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didikPerkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didikPoetra Chebhungsu
 
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negaraKedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negaraMuhammadIqbal169
 
Tugas resume bahasa indonesia
Tugas resume bahasa indonesiaTugas resume bahasa indonesia
Tugas resume bahasa indonesiajundizg
 
Analisis Semantik - P 6 Teknik Kompilasi
Analisis Semantik - P 6 Teknik KompilasiAnalisis Semantik - P 6 Teknik Kompilasi
Analisis Semantik - P 6 Teknik Kompilasiahmad haidaroh
 

What's hot (20)

Powerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaPowerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesia
 
ARTI DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA SEBAGAI PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
ARTI DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA SEBAGAI PENGEMBANGAN KEPRIBADIANARTI DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA SEBAGAI PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
ARTI DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA SEBAGAI PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
 
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa AnakPemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
 
Mata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologiMata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologi
 
Laporan uji coba tes hasil belajar
Laporan uji coba tes hasil belajarLaporan uji coba tes hasil belajar
Laporan uji coba tes hasil belajar
 
Teori bahasa formal dan Otomata
Teori bahasa formal dan OtomataTeori bahasa formal dan Otomata
Teori bahasa formal dan Otomata
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
 
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa IndonesiaMakalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
 
KALIMAT EFEKTIF
KALIMAT EFEKTIFKALIMAT EFEKTIF
KALIMAT EFEKTIF
 
12. pembelajaran menyimak berbicara.
12. pembelajaran menyimak berbicara.12. pembelajaran menyimak berbicara.
12. pembelajaran menyimak berbicara.
 
Diksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaDiksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasa
 
Makalah persamaan dan pertidaksamaan linear
Makalah persamaan dan pertidaksamaan linearMakalah persamaan dan pertidaksamaan linear
Makalah persamaan dan pertidaksamaan linear
 
Beberapa masalah dalam penerjemahan
Beberapa masalah dalam penerjemahanBeberapa masalah dalam penerjemahan
Beberapa masalah dalam penerjemahan
 
Artikel: Bahasa Indonesia dan Era Globalisasi
Artikel: Bahasa Indonesia dan Era GlobalisasiArtikel: Bahasa Indonesia dan Era Globalisasi
Artikel: Bahasa Indonesia dan Era Globalisasi
 
93126323 perencanaan-karangan
93126323 perencanaan-karangan93126323 perencanaan-karangan
93126323 perencanaan-karangan
 
Perkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didikPerkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didik
 
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negaraKedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
 
Tugas resume bahasa indonesia
Tugas resume bahasa indonesiaTugas resume bahasa indonesia
Tugas resume bahasa indonesia
 
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbakuMakalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
 
Analisis Semantik - P 6 Teknik Kompilasi
Analisis Semantik - P 6 Teknik KompilasiAnalisis Semantik - P 6 Teknik Kompilasi
Analisis Semantik - P 6 Teknik Kompilasi
 

Viewers also liked

Metode dan teknik pembelajaran bahasa indonesia
Metode dan teknik pembelajaran bahasa indonesiaMetode dan teknik pembelajaran bahasa indonesia
Metode dan teknik pembelajaran bahasa indonesiaFransiska Ista
 
teori-teori pengajaran bahasa asing
teori-teori pengajaran bahasa asingteori-teori pengajaran bahasa asing
teori-teori pengajaran bahasa asingOktari Aneliya
 
6. metode permainan dalam pembelajaran bhs indo.
6. metode permainan dalam pembelajaran bhs indo.6. metode permainan dalam pembelajaran bhs indo.
6. metode permainan dalam pembelajaran bhs indo.Faris Rusli
 
PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAPENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAEman Syukur
 
Model Pembelajaran yang Berpusat Pada Guru
Model Pembelajaran yang Berpusat Pada GuruModel Pembelajaran yang Berpusat Pada Guru
Model Pembelajaran yang Berpusat Pada GuruDani Syahrial
 
Kelompok 7 metode pembelajaran yang berpusat pada guru
Kelompok 7 metode pembelajaran yang berpusat pada guruKelompok 7 metode pembelajaran yang berpusat pada guru
Kelompok 7 metode pembelajaran yang berpusat pada guruMitha Ye Es
 
Media pembelajaran bahasa indonesia
Media pembelajaran bahasa indonesiaMedia pembelajaran bahasa indonesia
Media pembelajaran bahasa indonesiaaafsdgdfhfgjhfgjghjj
 
Metode dan teknik pembelajaran
Metode dan teknik pembelajaranMetode dan teknik pembelajaran
Metode dan teknik pembelajaranrina afriani
 
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Tinggi
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas TinggiMakalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Tinggi
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas TinggiSeptiana Farikha
 
Sesi 4 konsep pendekatan, model, metode dan teknik pembelajaran
Sesi 4 konsep pendekatan, model, metode dan teknik pembelajaranSesi 4 konsep pendekatan, model, metode dan teknik pembelajaran
Sesi 4 konsep pendekatan, model, metode dan teknik pembelajaranErwin Abdillah
 
Makalah prinsip prinsip pengajaran
Makalah prinsip prinsip pengajaranMakalah prinsip prinsip pengajaran
Makalah prinsip prinsip pengajaranFirman Anz
 
Best practice mulyati isi final
Best practice mulyati isi finalBest practice mulyati isi final
Best practice mulyati isi finalMulyati Rahman
 
Presentasi best practice sri wahyuningsih
Presentasi best practice sri wahyuningsihPresentasi best practice sri wahyuningsih
Presentasi best practice sri wahyuningsihSri Wahyu
 
Contoh Sistematika Best Practice Guru
Contoh Sistematika Best Practice GuruContoh Sistematika Best Practice Guru
Contoh Sistematika Best Practice GuruLintang Sore
 
4.3 pendekatan, strategi, metode, dan teknik
4.3 pendekatan, strategi, metode, dan teknik4.3 pendekatan, strategi, metode, dan teknik
4.3 pendekatan, strategi, metode, dan teknikMuhammad Munandar
 
Ppt pendekatan pembelajaran
Ppt pendekatan pembelajaranPpt pendekatan pembelajaran
Ppt pendekatan pembelajaranrizka_pratiwi
 
Ppt. Belajar dan Pembalajaran tentang Pendekatan, Strategi, Metode Dan Model ...
Ppt. Belajar dan Pembalajaran tentang Pendekatan, Strategi, Metode Dan Model ...Ppt. Belajar dan Pembalajaran tentang Pendekatan, Strategi, Metode Dan Model ...
Ppt. Belajar dan Pembalajaran tentang Pendekatan, Strategi, Metode Dan Model ...Rina Rahmawati
 

Viewers also liked (20)

Metode dan teknik pembelajaran bahasa indonesia
Metode dan teknik pembelajaran bahasa indonesiaMetode dan teknik pembelajaran bahasa indonesia
Metode dan teknik pembelajaran bahasa indonesia
 
teori-teori pengajaran bahasa asing
teori-teori pengajaran bahasa asingteori-teori pengajaran bahasa asing
teori-teori pengajaran bahasa asing
 
6. metode permainan dalam pembelajaran bhs indo.
6. metode permainan dalam pembelajaran bhs indo.6. metode permainan dalam pembelajaran bhs indo.
6. metode permainan dalam pembelajaran bhs indo.
 
Drama sebagai teater
Drama sebagai teaterDrama sebagai teater
Drama sebagai teater
 
Hakikat Pendekatan, Model, Metode, dan Teknik Pembelajaran
Hakikat Pendekatan, Model, Metode, dan Teknik PembelajaranHakikat Pendekatan, Model, Metode, dan Teknik Pembelajaran
Hakikat Pendekatan, Model, Metode, dan Teknik Pembelajaran
 
PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAPENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
 
Model Pembelajaran yang Berpusat Pada Guru
Model Pembelajaran yang Berpusat Pada GuruModel Pembelajaran yang Berpusat Pada Guru
Model Pembelajaran yang Berpusat Pada Guru
 
Kelompok 7 metode pembelajaran yang berpusat pada guru
Kelompok 7 metode pembelajaran yang berpusat pada guruKelompok 7 metode pembelajaran yang berpusat pada guru
Kelompok 7 metode pembelajaran yang berpusat pada guru
 
Media pembelajaran bahasa indonesia
Media pembelajaran bahasa indonesiaMedia pembelajaran bahasa indonesia
Media pembelajaran bahasa indonesia
 
Metode dan teknik pembelajaran
Metode dan teknik pembelajaranMetode dan teknik pembelajaran
Metode dan teknik pembelajaran
 
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Tinggi
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas TinggiMakalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Tinggi
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Tinggi
 
Sesi 4 konsep pendekatan, model, metode dan teknik pembelajaran
Sesi 4 konsep pendekatan, model, metode dan teknik pembelajaranSesi 4 konsep pendekatan, model, metode dan teknik pembelajaran
Sesi 4 konsep pendekatan, model, metode dan teknik pembelajaran
 
Makalah prinsip prinsip pengajaran
Makalah prinsip prinsip pengajaranMakalah prinsip prinsip pengajaran
Makalah prinsip prinsip pengajaran
 
Best practice mulyati isi final
Best practice mulyati isi finalBest practice mulyati isi final
Best practice mulyati isi final
 
Presentasi best practice sri wahyuningsih
Presentasi best practice sri wahyuningsihPresentasi best practice sri wahyuningsih
Presentasi best practice sri wahyuningsih
 
Contoh Sistematika Best Practice Guru
Contoh Sistematika Best Practice GuruContoh Sistematika Best Practice Guru
Contoh Sistematika Best Practice Guru
 
Powerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaranPowerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaran
 
4.3 pendekatan, strategi, metode, dan teknik
4.3 pendekatan, strategi, metode, dan teknik4.3 pendekatan, strategi, metode, dan teknik
4.3 pendekatan, strategi, metode, dan teknik
 
Ppt pendekatan pembelajaran
Ppt pendekatan pembelajaranPpt pendekatan pembelajaran
Ppt pendekatan pembelajaran
 
Ppt. Belajar dan Pembalajaran tentang Pendekatan, Strategi, Metode Dan Model ...
Ppt. Belajar dan Pembalajaran tentang Pendekatan, Strategi, Metode Dan Model ...Ppt. Belajar dan Pembalajaran tentang Pendekatan, Strategi, Metode Dan Model ...
Ppt. Belajar dan Pembalajaran tentang Pendekatan, Strategi, Metode Dan Model ...
 

Similar to Metode pengajaran bahasa

Kaedah pengajaran bahasa melayu
Kaedah pengajaran bahasa melayuKaedah pengajaran bahasa melayu
Kaedah pengajaran bahasa melayuShida Abu Bakar
 
MODUL 3 PENDEKATAN, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA.pptx
MODUL 3 PENDEKATAN, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA.pptxMODUL 3 PENDEKATAN, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA.pptx
MODUL 3 PENDEKATAN, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA.pptxNoviSusilawati8
 
METODE STRATEGI PENDIDIKAN BAHASA ARAB.pptx
METODE STRATEGI PENDIDIKAN BAHASA ARAB.pptxMETODE STRATEGI PENDIDIKAN BAHASA ARAB.pptx
METODE STRATEGI PENDIDIKAN BAHASA ARAB.pptxFerihana
 
Kuliah 2 p, k, t, s
Kuliah 2   p, k, t, sKuliah 2   p, k, t, s
Kuliah 2 p, k, t, smos az
 
kemahiran mendengar dan bertutur bagi para pelajar
kemahiran mendengar dan bertutur bagi para pelajarkemahiran mendengar dan bertutur bagi para pelajar
kemahiran mendengar dan bertutur bagi para pelajarJafriBinHussinIPGKTI
 
Teaching indonesian language using audio
Teaching indonesian language using audioTeaching indonesian language using audio
Teaching indonesian language using audiobalqishusin
 
Teaching indonesian language_using_audio (1)
Teaching indonesian language_using_audio (1)Teaching indonesian language_using_audio (1)
Teaching indonesian language_using_audio (1)noviyulianti
 
BENGKEL TEKNIK MENGAJAR BAHASA ARAB.pptx
BENGKEL TEKNIK MENGAJAR BAHASA ARAB.pptxBENGKEL TEKNIK MENGAJAR BAHASA ARAB.pptx
BENGKEL TEKNIK MENGAJAR BAHASA ARAB.pptxssuserb6e9f0
 
Kumpulan karya ilmiah populer mgmp bahasa ingggris kubu raya 2012 pdf
Kumpulan karya ilmiah populer mgmp bahasa ingggris kubu raya 2012 pdfKumpulan karya ilmiah populer mgmp bahasa ingggris kubu raya 2012 pdf
Kumpulan karya ilmiah populer mgmp bahasa ingggris kubu raya 2012 pdfRitma Ariesha
 
STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS KARAKTER (Characteristics Based) By Tjut Ernid...
STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS KARAKTER (Characteristics Based) By Tjut Ernid...STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS KARAKTER (Characteristics Based) By Tjut Ernid...
STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS KARAKTER (Characteristics Based) By Tjut Ernid...Dwi Budiwiwaramulja
 
Modul Kaedah Dan Strategi Pengjaran
Modul Kaedah Dan Strategi PengjaranModul Kaedah Dan Strategi Pengjaran
Modul Kaedah Dan Strategi Pengjaranfikratulhaq
 
Metode langsung ,mubasyiroh
Metode langsung ,mubasyirohMetode langsung ,mubasyiroh
Metode langsung ,mubasyirohdirisaya
 
LINGKUNGAN BAHASA DALAM PEMBELAJARAN BIPA-1.pptx
LINGKUNGAN BAHASA DALAM PEMBELAJARAN BIPA-1.pptxLINGKUNGAN BAHASA DALAM PEMBELAJARAN BIPA-1.pptx
LINGKUNGAN BAHASA DALAM PEMBELAJARAN BIPA-1.pptxRidwanRamdhan
 
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)Rini Adiani
 
Tehnik dasar komunikasi bahasa inggris untuk siswa tk
Tehnik dasar komunikasi bahasa inggris untuk siswa tkTehnik dasar komunikasi bahasa inggris untuk siswa tk
Tehnik dasar komunikasi bahasa inggris untuk siswa tkHamid Darmadi
 

Similar to Metode pengajaran bahasa (20)

Kaedah pengajaran bahasa melayu
Kaedah pengajaran bahasa melayuKaedah pengajaran bahasa melayu
Kaedah pengajaran bahasa melayu
 
MODUL 3 PENDEKATAN, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA.pptx
MODUL 3 PENDEKATAN, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA.pptxMODUL 3 PENDEKATAN, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA.pptx
MODUL 3 PENDEKATAN, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA.pptx
 
METODE STRATEGI PENDIDIKAN BAHASA ARAB.pptx
METODE STRATEGI PENDIDIKAN BAHASA ARAB.pptxMETODE STRATEGI PENDIDIKAN BAHASA ARAB.pptx
METODE STRATEGI PENDIDIKAN BAHASA ARAB.pptx
 
Direct Method
Direct MethodDirect Method
Direct Method
 
Kuliah 2 p, k, t, s
Kuliah 2   p, k, t, sKuliah 2   p, k, t, s
Kuliah 2 p, k, t, s
 
03.docx
03.docx03.docx
03.docx
 
Metode pembelajaran
Metode pembelajaranMetode pembelajaran
Metode pembelajaran
 
kemahiran mendengar dan bertutur bagi para pelajar
kemahiran mendengar dan bertutur bagi para pelajarkemahiran mendengar dan bertutur bagi para pelajar
kemahiran mendengar dan bertutur bagi para pelajar
 
Teaching indonesian language using audio
Teaching indonesian language using audioTeaching indonesian language using audio
Teaching indonesian language using audio
 
Teaching indonesian language_using_audio (1)
Teaching indonesian language_using_audio (1)Teaching indonesian language_using_audio (1)
Teaching indonesian language_using_audio (1)
 
BENGKEL TEKNIK MENGAJAR BAHASA ARAB.pptx
BENGKEL TEKNIK MENGAJAR BAHASA ARAB.pptxBENGKEL TEKNIK MENGAJAR BAHASA ARAB.pptx
BENGKEL TEKNIK MENGAJAR BAHASA ARAB.pptx
 
Kumpulan karya ilmiah populer mgmp bahasa ingggris kubu raya 2012 pdf
Kumpulan karya ilmiah populer mgmp bahasa ingggris kubu raya 2012 pdfKumpulan karya ilmiah populer mgmp bahasa ingggris kubu raya 2012 pdf
Kumpulan karya ilmiah populer mgmp bahasa ingggris kubu raya 2012 pdf
 
STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS KARAKTER (Characteristics Based) By Tjut Ernid...
STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS KARAKTER (Characteristics Based) By Tjut Ernid...STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS KARAKTER (Characteristics Based) By Tjut Ernid...
STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS KARAKTER (Characteristics Based) By Tjut Ernid...
 
Modul Kaedah Dan Strategi Pengjaran
Modul Kaedah Dan Strategi PengjaranModul Kaedah Dan Strategi Pengjaran
Modul Kaedah Dan Strategi Pengjaran
 
Metode langsung ,mubasyiroh
Metode langsung ,mubasyirohMetode langsung ,mubasyiroh
Metode langsung ,mubasyiroh
 
LINGKUNGAN BAHASA DALAM PEMBELAJARAN BIPA-1.pptx
LINGKUNGAN BAHASA DALAM PEMBELAJARAN BIPA-1.pptxLINGKUNGAN BAHASA DALAM PEMBELAJARAN BIPA-1.pptx
LINGKUNGAN BAHASA DALAM PEMBELAJARAN BIPA-1.pptx
 
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
 
Tehnik dasar komunikasi bahasa inggris untuk siswa tk
Tehnik dasar komunikasi bahasa inggris untuk siswa tkTehnik dasar komunikasi bahasa inggris untuk siswa tk
Tehnik dasar komunikasi bahasa inggris untuk siswa tk
 
Tugas seminar probelamtika
Tugas seminar probelamtikaTugas seminar probelamtika
Tugas seminar probelamtika
 
Summary of ALM
Summary of ALMSummary of ALM
Summary of ALM
 

Metode pengajaran bahasa

  • 1. METODE PENGAJARAN BAHASA INGGRIS METODE PENGAJARAN BAHASA INGGRIS 1. Metode Langsung (Direct Method) Direct artinya langsung. Direct method atau model langsung yaitu suatu cara mengajikan materi pelajaran bahasa asing di mana guru langsung menggunakan bahasa asing tersebut sebagai bahasa pengantar, dan tanpa menggunakan bahasa anak didik sedikit pun dalam mengajar. Jika ada suatu kata-kata yang sulit dimengerti oleh anak didik, maka guru dapat mengartikan dengan menggunakan alat peraga, mendemontstrasikan, menggambarkan dan lain-lain. Metode ini berpijak dari pemahaman bahwa pengajaran bahasa asing tidak sama halnya dengan mengajar ilmu pasti alam. Jika mengajar ilmu pasti, siswa dituntut agar dapat menghafal rumus-rumus tertentu, berpikir, dan mengingat, maka dalam pengajaran bahasa, siswa/anak didik dilatih praktek langsunng mengucapkan kata-kata atau kalimat-kalimat tertentu. Sekalipun kata-kata atau kalimat tersebut mula-mula masih asing dan tidak dipahami anak didik, namun sedikit demi sedikit kata-kata dan kalimat itu akan dapat diucapkan dan dapat pula mengartikannya. Demikian halnya kalau kita perhatikan seorang ibu mengajarkan basah kepada anak-anaknya langsung dengan mengajarinya, menuntunnya mengucapkan kata per kata, kalimat per kalimat dan anaknya menurutinya meskipun masih terihat lucu. Misalnya ibunya mengajar “Ayah” maka anak tersebut menyebut “Aah” dan seterusnya. Namun lama kelamaan si anak mengenali kata-kata itu dan akhirnya ia mengerti pula maksudnya Pada prinsipnya metode langsung (direct method) ini sangat utama dalam mengajar bahasa asing, karena melalui metode ini siswa dapat langsung melatih kemahiran lidah tanpa menggunakan bahasa ibu (bahasa lingkungannya). Meskipun pada mulanya terlihat sulit anak didik untuk menuirukannya, tapi adalah menarik bagi anak didik. Ciri-ciri metode ini adalah : Materi pelajaran pertama-tama diberikan kata demi kata, kemudian struktur kalimat Gramatika diajarkan hanya bersifat sambil lalu, dan siswa tidak dituntut menghafal rumus-rumus gramatika, tapi yang utam adalah siswa mampu mengucapkan bahasa secara baik Dalam proses pengajaran senantiasa menggunakan alat bantu (alat peraga) baik berupa alat peraga langsung, tidak langsung (bnda tiruan) maupun peragaan melalui simbol-simbol atau gerakan-gerakan tertentu
  • 2. Setelah masuk kelas, siswa atau anak didik benar-benar dikondisikan untuk menerima dan bercakap-cakap dalam bahasa asing, dan dilarang menggunakan bahasa lain. Kebaikan metode langsung (Direct) Metode langsung (direct) dilihat dari segi efektivitasnya memiliki keunggulan antara lain : Siswa termotivasi untuk dapat menyebutkan dan mengerti kata-kata kalimat dalam bahasa asing yang diajarkan oleh gurunya, apalagi guru menggunakan alat peraga dan macam-macam media yang menyenangkan Karena metode ini biasanya guru mula-mula mengajarkan kata-kata dan kalimat-kalimat sederhana yang dapat dimengerti dan diketahui oleh siswa dalam bahasa sehari-hari misalnya (pena, pensil, bangku, meja, dan lain-lain), maka siswa dapat dengan mudah menangkap simbol-simbol bahasa asing yang diajarkan oleh gurunya. Metode ini relatif banyak menggunakan berbagai macam alat peraga : apakah video, film, radio kaset, tape recorder, dan berbagaimedia/alat peraga yang dibuat sendiri, maka metode ini menarik minat siswa, karena sudah merasa senang/tertarik, maka pelajaran terasa tidak sulit Siswa memperoleh pengalaman langsung danpraktis, sekalipun mula-mula kalimat yang diucapkan itu belum dimengerti dan dipahami sepenuhnya Alat ucap / lidah siswa/anak didik menjadi terlatih dan jika menerima ucapan-ucapan yang semula sering terdengar dan terucapkan Kekurangan-kekurangan metode langsung (Direct) Pengajaran dapat menjadi pasif, jika guru tidakdapat memotivasi siswa, bahkan mungkin sekali siswa merasa jenuh dan merasa dfongkol karena kata-kata dan kalimat yang dituturkan gurunya itu tidak pernah dapat dimengerti, karena memang guru hanya menggunakan bahasa asing tanpa diterjemahkan ke dalam bahasa anak. Pada tingkat-tingkat permulaan kelihatannya metode ini terasa sulit diterapkan, karena siswa belum memiliki bahan (perbendaharaan kata) yang sudah dimengerti Meskipun pada dasarnya metode ini guru tidak boleh menggunakan bahasa sehari-hari dalam menyampaikan bahan pelajaran bahasa asing tapi pada kenyataannya tidak selalu konsisten demikian, guru terpaksa misalnya menterjemahkan kata-kata sulit bahasa asing itu ke dalam bahasa anak didik. Metode ini sebenarnya tepat sekali digunakan pada tingkat permulaan maupun atas karena si siswa merasa telah memiliki bahan untuk bercakap/cercicara dan tentu saja agar siswa betul-betul merasa tertantang untuk bercakap/berkomunikasi; maka sanksi-sanksi dapat ditetapkan bagi mereka yang menggunakan bahasa sehari-hari.
  • 3. 2. Metode Berlitz (Berlitz Method) Metode Berlitz (Berlitz Metode) adakah metode langsung (Direct Method) yang selalu digunakan di sekolah-sekolah Berlitz sebagai metode utama. Semua sekolah-sekolah Berlitz menggunakan metode langsung (direct Method) ini dalam pengajaran bahasa-bahasa asing di sekolahnya dan bnyak lagi sekolah-sekolah lain di Amerika dan Eropa yang secara rutin menerapkan metode ini. Mereka telah yakin bahwa metode inilah yang paling cocok dan paling berhasil untuk pengajaran bahasa asing agar lebih serasi dan mencapai kemampuan aktif berbahasa asing. Karena itu metode langsung disebut juga dengan metode Berlitz, sebab sekolah-sekolah berlitz lebih banyak mempopulerkan pemakaian metode ini secara kontinu dan mereka ternyata memang berhasil sangat baik. 3. Metode Alami (Natural Method) Metode alami (Natural Method) disebut demikian karena dalam proses belajar, siswa dibawa ke alam seperti halnya pelajaran bahasa ibu sendiri Dalam pelaksanaannya metode ini tidak jauh berbeda dengan metode langsung (direct) dimana guru menyajikan materi pelajaran langsung dalam bahasa asing tanpa diterjemahkan sedikitpun, kecuali dalam hal-hal tertentu di mana kamus dan bahasa anak didik dapat digunakan. Ciri Metode Natural ini antara lain : Urutan pelajaran mula-mula diberikan melalui menyimak/mendengarkan (listening) baru kemudian percakapan (speaking), membaca (reading) menulis atau (writing) terahir baru gramatika Pelajaran disajikan mula-mula memperkenalkan kata-kata yang sederhana yang telah diketahui oleh anak didik, kemudian memperkenalkan benda-benda mulai dari benda-benda yang ada di dalam kelas, dirumah dan luar kelas, bahkan mengenal luar negeri atau negara-negara asing terutama Timur Tengah. Alat peraga dan kamus yang dapat digunakan sewaktu-waktu sangat diperlukan, misalnya untuk menjelaskan dan mengartikan kata-kata sulit dalam bahasa asing, dan memperbanyak perbendaharaan kata-kata atau memperkaya Vocabulary sebagai syarat utama menguasai bahasa asing Oleh karena kemampuan dan kelancaran membaca dan bercakap-cakap sangat diutamakan dalam metode ini
  • 4. maka pelajaran gramatikal (tata bahasa) kurang diperhatikan Kebaikan Metode Natural Kebaikan metode ini antara lain : Pada tingkat lanjutan metode ini sangat efektif, karena setiap individu siswa dibawa ke dalam suasana lingkungan sesungguhnya untuk aktif mendnegarkan dan menggunakan percakapan dalam bahasa asing Pengajaran membaca dan bercakap-cakap dalam bahasa asing sangat diutamakan, sedangkan pelajaran gramatika diajarkan sewaktu-waktu saja Pengajaran menjadi bermakna dan mudah diserap oleh siswa, karena setiap kata dan kalimat yang diajarkan memiliki konteks (hubungan) dengan dunia (kehidupan sehari-hari) siswa/anak didik Segi kekurangan metode ini antara lain : Siswa merasa kesulitan belajar apabila belum memiliki bekal dasar bahasa asing terutama pada pada tingkat-tingkat pemula, sehingga penggunaan/ pemakaian bahasa asli siswa tidak dapat dihindari. Dengan demikian tujuan semua dari metode ini untuk membaca dan bercakap-cakap selalu dalam bahasa asing sulit diterapkan secara murni, tapi harus diterapkan secara konsekuen Pada umumnya anak didik dan guru bersikap tradisional mengutamakan gramatika lebih dahulu daripada membaca dan percakapan sesuatu hal yang salah secara alamiah yang amat perlu diubah Pada umumnya pengajaran bahasa asing di sekolah-sekolah kita sangat terasa kekurangan macam-macam media/alat peraga yang diperlukan; yang seyogyanya para guru harus aktif membuatnya Guru yang kurang memiliki kemampuan dan pengalaman praktis dalam berbahasa asing merupakan faktor sulitnya diterapkan dan berhasil secara baik metode tersebut. Guru haruslah seorang yang aktif berbicara di dalam bahasa asing tersebut, barulah murid-muridnya akan mampu pula aktif di dalam belajar (praktek) bahasa. 4. Metode Percakapan (Conversation Method) Yaitu mengajarkan bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa Arab atau bahasa-bahasa lainnya yang cara langsung mengajak murid-murid bercakap-cakap/berbicara di dalam bahasa asing yang sedang diajarkan ini. Tentunya dimulai dengan kata-kata atau kalimat-kalimat atau ungkapan-ungkapan yang biasa berlaku pada kegiatan-kegiatan sehari-hari, seperti : Good Morning, How are you? What are you doing? Can you speak English? Dan sebagainya; atau kalimat-kalimat, percakapan di dalam kelas di sekitar sekolah, dirumah di kantor dan sebagainya; semakin lama semakin meluas dan beragam.
  • 5. Yang namanya berbahasa itu ialah berbicara (sebagai fungsi pokok bahasa); peran kedua barulah membaca/memahami tulisan atau buku. Jadi fungsi utama belajar bahasa asing itu ialah kemampuan berbahasa aktif, berkomunikasi lisan atau bercakap-cakap. Itulah tujuan utama atau target pokok mempelajari bahasa asing, disusul dengan kemampuan membaca dan memahami atau penguasaan pasif. Oleh karena itu, metode utama dan pertama di dalam kegiatan belajar mengajar bahasa asing itu semestinya adalah Metode Percakapan (Conversation Method). Metode ini disejalankan dengan Direct Method dan Natural Method, yang pelaksanaanya dengan menerapkan fungsi dan prinsip-prinsip ketentuan dari tiap-tiap metode ini. Di negara-negara maju seperti AS dan Eropa, orang menerapkan ketiga methode ini sebagai praktek utama ditambah lagi dengan alat peraga/audio visual aids yang mencukupi dan serasi sehingga dalam waktu satu semester telah mampu mengunjungi negara dari bahasa bangsa yang dipelajari, belajar dan praktek selama 1 tahun telah langsung mampu menulis disertai di dalam bahasa asing tersebut. Jadi disamping metodenya yang serasi, medianya dan buku-buku yang lengkap, gurunya punya kepabelitas tinggi, muridnya pun perlu bersungguh-sungguh belajar serta cerdas. Tanpa keempat syarat tersebut terpenuhi maka orang bertahun-tahun bahkan belasan tahun belajar bahasa asing. 5. Metode Phonetic (Mendengar dan Mengucapkan) Metode ini mengutamakan ear training dan speak training yaitu cara menyajikan pelajaran bahasa asing melalui latihan-latihan mendengarkan kemudian diikuti dengan latihan-latihan mengucapkan kata-kata dan kalimat dalam bahasa asing yang sedang dipelajari. Metode Phonetic ini dapat dikatakan gabungan dari dua metode Natural dan Reading diatas. Dimana mula-mula menurut metode ini pelajaran dimulai dengan latihan-latihan mendengar kemudian diikuti dengan latihan-latihan mengucapkan kata-kata atau kalimat-kalimat dalam bahasa asing. Kemudian disusul latihan-latihan membaca (reading and conversation). Langkah-langkah pelaksanaan metode ini yang dapat dilakukan : Guru membacakan bacaan-bacaan bahasa asing di depan kelas, atau membuka/menghidupkan acara bacaan berupa radio kaset/video, siswa mendengarkan dan memperhatikan baik-baik acara bacaan ini dengan cermat,
  • 6. serius (tidak ada yang main-main saat pembacaan itu), siswa harus memperhatikan betul langgam dan intonasi, serta gerak-gerik bentuk mimik tertentu dalam bacaan Seri-seri dalam bacaan itu hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga menjadi bahan bacaan yang sempurna/berkelanjutan Guru dapat menghentikan seri-seri tertentu jika seri pelajaran tersebut sudah dianggap selesai dan dikuasai oleh anak didik, kemudian dapat dilanjutkan pada session/seri berikutnya Setelah pelajaran membaca selesai, maka latihan percakapan dapat dilakukan. Misalnya percakapan-percakapan yang sifatnya mula-mula sederhana, setelah itu menuju pada percakapan yang kompleks/lebih sulit Untuk memperjelas ucapan dan percakapan, maka metode ini dianjurkan untuk menggunakan alat peraga/media pengajaran Pada setiap akhir materi pelajaran, guru hendaknya memberikan latihan-latihan praktis membaca dan larihan bercakap-cakap pada masing-masing anak didik, dan jangan lupa guru dapat memberikn berbagai catatan-catatan khusus, kesimpulan-kesimpulan dan juga nasihat-nasihat berupa dorongan (memberi motivasi bagi anak didik) supaya belajar sungguh-sungguh, rajin dan rutin tiap hari latihan (PR) Kebaikan-kebaikan Metode Phonetic Metode ini mengajarkan kemampuan membaca anak didik dengan lancar dan fasih sekaligus kemampuan percakapan, banyak latihan-latihan dialog dan menulis (dikte) Siswa menyimak kesalahan bacaan dan percakapan dari guru atau teman sekelasnya, untuk kemudian diubah dan diperbaiki letak-letak kesalahannya itu Kekurangan-kekurangan Metode Phonetic Metode ini memerlukan kesungguhan dan keahlian (profesional) dari pihak guru. Disamping perencanaan dan waktu harus matang Pada tingkat-tingkat pemula (pertama) metode ini masih sulit diterapkan, terutama bagi anak-anak yang belum memiliki bekal (basic) bahasa asing yang cukup memadai, sebab itu perlu memotivasi murid dan mengajar secara komunikatif Kalau seri-seri pelajaran tidak disusun dan direncanakan sedemikian rupa, maka pelajaran dan penguasaan materi bagi siswa menjadi mengambang; misalnya materi pelajaran membaca diberikan sedikit, juga percakapan pun serba tanggung. Oleh sebab itu pengaturan waktu dan materi hendaknya diatur sedemikian rupa, sehingga keduanya dikuasai 6. Metode Practice – Theory Metode ini sesuai dengan namanya, lebih menekankan pada kemampuan praktis dari teori. Perbandingan dapat berupa 7 unit materi praktis dan 3 unit materi yang bersifat teoritis. Belajar bahasa asing lebih dulu dan mengutamakan praktek, lalu diiringi dengan teori (tata bahasa).
  • 7. Jadi disini yang dipentingkan adalah bagaimana siswa/anak didik dapat mampu berbahasa asing itu secara praktis bukan teoritis. Oleh sebab itu pengajaran harus diarahkan pada kemampuan komunikatif atau percakapan, sedangkan gramatika dapat diajarkan sambil lalu saja. Pada tingkat-tingkat awal materi pelajaran praktis dapat dipilih dan diterapkan pada hal-hal yang sederhana, apakah itu lewat percakapan sehari-hari yang ada hubungannya dengan dunia sekolah anak didik atau lingkungan rumah tangga dan masyarakat lebih luas atau dapat pula menyebutkan rincian nama-nama benda dan kata kera sebagai dasar pembentukan bahasa percakapan. Sedangkan pada tingkat lanjutan atas materi pelajaran dikembangkan lebih luas dan kompleks melalui percakapan teoritis dan penalaran ilmiah. Kelebihan-kelebihan Metode Practice-Theory : Siswa memperoleh ketrampilan langsung atau praktis dalam berbahasa asing Siswa merasa tidak dipusingkan oleh aturan-aturan atau kaidah-kaidah gramatikal karena pelajaran gramatikal hanya diajarkan sambil lalu, sebagai penajam pemahaman Pengajaran dapat dinamis (hidup) dan menyenangkan, apalagi sesekali guru dapat menyelingi dengan percakapan lucu dan media peragaan yang menarik Paling sesuai dengan alamiah tujuan pengajaran bahasa : yang disebut berbahasa itu ialah berbicara, berkomunikasi lisan Kekurangan-kekurangan Metode Ptactice Theory Memerlukan guru yang betul-betul mahir dan aktif berbahasa asing Pada tingkat-tingkat dasar (awal) metode ini masih sulit diterapkan karena perbendaharaan kata dan bahasa anak didik masih terbatas, bahkan terasa kaku. Guru harus memperbanyak menghafalkan pola-pola kalimat yang baik kepada murid-murid Pada umumnya kemampuan aplikatif bahasa asing anak didik sangat ditentukan oleh faktor motivasi dari pihak guru disamping gaya dan simpatik kepribadian guru. Dan ini jarang dimiliki dalam satu pribadi guru. Guru perlu sering memotivasi anak didik disela-sela mengajar bahasa asing (Inggris/Arab) Kekurangan media peraga sebagai penguat persepsi dan ingatan dapat merupakan sisi lain kekurangan metode ini 7. Metode Membaca (Reading Method)
  • 8. Metode membaca (Reading Method) yaitu menyajikan materi pelajaran dengan cara lebih dulu mengutamakan membaca, yakni guru mula-mula membacakan topik-topik bacaan, kemudian diikuti oleh siswa anak didik. Tapi kadang-kadang guru dapat menunjuk langsung anak didik untuk membacakan pelajaran tertentu lebih dulu, dan tentu siswa lain memperhatikan dan mengikutinya. Teknik metode membaca (Reading Method) ini dapat dilakukan dengan cara guru langsung membacakan materi pelajaran dan siswa disuruh memperhatikan/ mendengarkan bacaan-bacaan gurunya dengan baik, setelah itu guru menunjuk salah satu di antara siswa untuk membacakannya, dengan jalan berganti-ganti (bergiliran). Setelah masing-masing siswa mendapat giliran membaca, maka guru mengulangi bacaan itu sekali lagi dengan diikuti oleh semua siswa hal ini terutama pada tingkat-tingkat pertama; lalu kemudian guru mencatatkan kata-kata sulit atau baru yang belum diketahui siswa di papan tulis untuk dicatat di buku catatan untuk memperkaya perbendaharaan kata-kata dan begitulah selanjutnya, hingga selesai topik-topik yang telah ditetapkan/ditentukan. Kebaikan Metode Reading/Membaca Jika dibandingkan dengan metode-metode lain, maka metode ini memiliki segi kelebihan/kebaikan-kebaikan antara lain : Siswa dapat dengan lancar membaca dan memahami bacaan-bacaan berbahasa asing dengan fasih dan benar Siswa dapat menggunakan intonasi bacaan bahasa asing sesuai dengan kaidah membaca yang benar Tentu saja dengan pelajaranmembaca tersebut siswa diharapkan mampu pula menerjemahkan kata-kata atau memahami kalimat-kalimat bahasa asing yang diajarkan, dengan demikian pengetahuan dan penguasaan bahasa anak menjadi utuh Kekurangan Metode Reasing/Membaca Pada metode membaca ini, untuk tingkat-tingkat pemula terasa agak sukar diterapkan, karena siswa masing sangat asing untuk membiasakan lidahnya, sehingga kadang-kadang harus terpaksa untuk berkali-kali menuntun dan mengulang-ulang kata dan kalimat yang sulit ditiru oleh lidah siswa yang bukan dari bahasa asing yang sedang diajarkan. Dan dengan demikian metode ini relatif banyak menyita waktu. Dilihat dari segi penguasaan bahasa, metode reading lebih menitikberatkan pada kemampuan siswa untuk mengucapkan/melafalkan kata-kata dalam kalimat-kalimat bahasa asing yang benar dan lancar. Adapun arti dan makna kata dan kalimat kadang-kadang kurang diutamakan. Hal ini dapat berarti pengajaran terlalu bersifat Verbalisme Pengajaran sering terasa memboankan, terutama apabila guru yang mengajarkan tidak simpatik/metode diterapkan secara tidak menarik bagi siswa. Dari segi tensi suarapun kadang-kadang cukup menjenuhkan
  • 9. karena masing-masing guru dan siswa terus-menerus membaca topik-topik pelajaran. Oleh karena metode ini memiliki segi kekurangan yang berarti, maka perlu diperhatikan hal-hal yang berikut : Hendaknya pokok-pokok materi yang akan disajikan senantiasa disesuaikan dengan taraf perkembangan dan kemampuan siswa pada tingkat tertentu. Pilih topik dan materi pelajaran yang menarik hati bagi para siswa/yang sesuai dengan keinginan jiwa mereka Untuk menghindari verbalisme dalam pengajaran maka guru hendaknya dapat mengartikan/menerjemahkan kata-kata atau kalimat-kalimat yang belum dimengerti/pahami siswa dalam bacaan-bacaan tersebut Pada umumnya alat peraga/media pengajaran berupa pengeras suara, radio tape/kaset, video dan alat-alat sejenisnya sangat membantu mempercepat/ memperlambat lidah/bacaan siswa. Disamping itu dengan alat peraga, pengajaran menjadi menarik dan tidak membosankan. Buku-buku bacaan dapat dipilih dan disusun sedemikian rupa hingga menarik/menyenangkan siswa. Pada umumnya bacaan berupa novel, cerpen (cerita-cerita), pepatah, hikmah-hikmah dalam bahasa asing, ilmu pengetahuan dan lain-lain sangat menarik untuk bahan bacaan, terutama pada tingkat-tingkat pemula; pada tingkat-tingkat lanjutan bacaan-bacaan dapat diarahkan pada yang bersifat ilmiah/pemikiran. 8. Metode Bicara Lisan (Oral Method) Metode ini adalah hampir sama dengan metode phonetic dan reform method, tetapi pada orak method adalah menitikberatkan pada latihan-latihan lisan atau penuturan-penutuan dengan mulut. Melatih untuk bisa lancar berbicara (fluently), keserasian dan spontanitas Melatih lisan/mulut agar pengucapan bahasa asing itu bisa tepat bunyi, tidak kedengaran janggal. Latihan-latihan Sistem bunyi melalui bibir, melatih tepatnya keluarnya huruf-huruf kerongkongan, huruf-huruf di ujung atau di pangkal lidah dan sebagainya Latihan-latihan menyusun kata-kata membuat kalimat sendiri dan sebagainya, semua dilakukan dengan mengaktifkan bicara lisan, oral, speaking Target yang hendak dicapai melalui metode ini ialah keammpuan dan kelancaran berbahasa lisan atau berbicara lisan atau berkomunikasi langsung sebagai fungsi utama bahasa Prinsip metode ini ialah : Teach the language, don’t teach only about the language. 9. Metode Praktek Pola-pola Kalimat (Pattern-Practice Method)
  • 10. Penerapan terpenting metode ini ialah dengan melatih murid-murid secara praktek langsung mengucapkan pola-pola kalimat yang sudah tersusun baik betul, atau mengerjakan sebagaimana yang dimaksud oleh pola kalimat tersebut. Jadi pola-pola kalimat yang mengandung arti, telah lebih dulu disediakan atau disusun secara serasi dari yang mudah, secara berangsung-angsur sampai sulit; dan bahan perbendaharaan kata-kata yang sederhana sampai yang rumit. Murid-murid memang harus aktif mengucapkan, melakukan sampai menjadi kebiasaan, sehingga menghayati pola-pola kalimat tersebut sampai membudaya. Semestinya guru itu adalah seorang Bilingual (yang mengusai dua bahasa atau lebih sampai dihayati), yakni bahasa asing yang diajarkan dan bahasa Indonesia, dengan kemampuan yang sebenar-benarnya. Pertama-tama guru membanding-bandingkan kedua bahasa, misalnya bahasa Arab dengan bahasa Indonesia, tentang kata-kata yang sama, cara-cara pengucapan sistem tata bahasa, arti, bunyi dan seterusnya dan memberi penjelasan-penjelasan. Dari bahasa dwi-bahasa (bilingual) diuraikan dan dipilih pola-pola kalimat dengan bunyi-bunyi tertentu untuk mater drill atau bahan-bahan latihan yang intensif. Susunlah pola-pola kalimat yang baik, dan ditambah terus perbendaharaan kata-kata, sehingga menggarkan sesuatu situasi atau cerita. Latihlah secara berulang-ulang dan sampai setiap siswa mendapat giliran. Para siswa dilatih mengucapkan pola-pola kalimat sampai benar-benar memahami dan menghayati arti/maksudnya serta hafal-lancar tanpa berpikir-pikir menyusun kalimat sendiri. Setelah itu murid-murid perlu dilatih pula Listening untuk mencapai kepekaan pendengaran (Listening, dll). Seterusnya latihan-latihan speaking (speaking drill) untuk kelancaran berbicara, reading drill untuk mencapai bacaan-bacaan yang betul, dan Writing Drill yakni latihan-latihan menulis secara benar, menghindarkan salah-salah di dalam menulis ejaan atau huruf. Latihan-latihan listening, speaking, reading and writing ini amat diperlukan mengiringi pada hampir semua macam metode mengajar bahasa asing, khususnya bahasa Inggris dan Arab. Metode ini seperti yang dipraktekkan pada buku-buku pelajaran bahasa Inggris antara lain English 900, English 901 dan sebagainya dan dianggap sebagai yang paling sesuai dengan alamiah pengajaran bahasa asin