1. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
suatu perusahaan atau organisasi dapat tercapai tujuannya dikarenakan dari aktifitas
orang-orang yang menjadi anggota atau karyawannya. Individu mencari konsistensi di antara
sikap mereka serta antara sikap dan perilaku mereka.Ini berarti bahwa individu berusaha untuk
menetapkan sikap yang berbeda serta meluruskan sikap dan perilaku mereka sehingga mereka
terlihat rasional dan konsisten. (Robbins, 2009)berbeda satu sama lain, dan perilakunya
ditentukan oleh masing-masing lingkungan tempat dimana mereka berada.
Beberapa orang bersifat pendiam dan pasif, sementara yang lainnya ceria
dan agresif. Ketika kita menggambarkan orang dari segi karakteristiknya, bisa pendiam, pasif,
ceria, agresif, ambisius, setia, atau suka bergaul, kita sedang mengkategorikan mereka dari segi
sifat-sifat kepribadian. Karenanya kepribadian (personality) individu seseorang merupakan
kombinasi sifat-sifat psikologis yang kita gunakan untuk mengklasifikasikan orang tersebut.
Prilaku organisasi hakikatnya mendasar pada ilmu perilaku itu sendiri yang
dikembangkan dengan pusat perhatiannya pada tingkah laku manusia di dalam suatu organisasi.
Pendekatan perilaku dalam organisasi mempertaruhkan bahwa manusia dalam organisasi adalah
suatu unsur yang sangat komplek, dan oleh karenanya adanya suatu kebutuhan pemahaman teori iii
yang didukkung oleh riset yang empiris sangat diperlukan sebelum diterapkan dalam mengelolah
manusia itu sendiri secara efektif. Sehingga karenanya pendekatan-pendekatan hubungan kerja
kemanusiaan (human relation, psikologis industri, keteknikan industri (indusrial engineering)
diperlukan sebagai satu-satunya hampiran (approach) untuk memahami dimensi manusia dalam
organisasi. Sekarang ini pendekatan dari ilmu perilaku organisasi rupanya menggatikan mereka
dan bisa diterima untuk memahami aspek-aspek manusia sebagai suatu dimensi dalam
organisasi.
Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial
yangdinamis.Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu.
Organisasi adalah sarana dalam pencapaian tujuan, yang merupakan wadah kegiatan dari orang-
orang yang bekerja sama dalam usahanya mencapai tujuan. Organisasi atau perusahaan harus
mampu mengelola manajemennya untuk memenangkan persaingan pada era yang serba
kompetitif supaya dapat bertahan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan perusahaan.
Setiap perusahaan, baik
yeng bergerak dibidang produksi, jasa maupun industry pada umumnya memiliki tujuan untuk
memperoleh keuntungan. Supaya dapat mencapai tujuan itu, perusahaan memerlukan sistem
manajemen efektif yang akan menunjang jalannnya operasi perusahaan secara terus-menerus dan
tingkat efektivitas kerja karyawan juga perlu diperhatikan.
Karyawan adalah asset utama perusahaan yang menjadi pelaku yang aktif dari setiap
aktivitas organisasi. Karyawan memiliki perasaan, pikiran, keinginan, status, dan latar belakang
pendidikan, usia dan jenis kelamin yang berbeda, yang dibawa kedalam organisasi perusahaan.
Karyawan bukanlah mesin, uang dan material yang sifatnya pasif dan dapat dikuasai serta diatur
sepenuhnya dalam mencapai tujuan organisasi.
Perilaku manusia merupakan suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan
lingkungannya. Ini berarti seorang individu dengan lingkungannya saling mempengaruhi dan
dapat menentukan perilaku dari keduanya. Sebagai gambaran, misalnya: seorang mahasiswa
yang sedang belajar di suatu perguruan tinggi, seorang karyawan sebuah bank yang melayani
penabung, seorang supir taksi yang sedang mengantarkan penumpang atau seorang pedagang
yang sedang menawarkan dagangannya. Mereka semuanya akan memiliki perilaku yang
Universitas Sumatera Utaramereka, Ada tiga sikap yaitu, kepuasan kerja, keterlibatan pekerjaan,
dan komitmen organisasional. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki
1|UNISDA
2. perasaan-perasaan positif tentang pekerjaan tersebut, sementara seseorang yang tidak puas
memiliki perasaan-perasaan yang negatif tentang pekerjaan tersebut. Keterlibatan pekerjaan ,
mengukur tingkat sampai mana individu secara psikologis memihak pekerjaan mereka dan
menganggap penting tingkat kinerja yang dicapai sebagai bentuk penghargaan diri. Karyawan
yang mempunyai tingkat keterlibatan pekerjaan yang tinggi sangat memihak dan benar-benar
peduli dengan bidang pekerjaan yang mereka lakukan.
Tingkat keterlibatan pekerjaandan pemberian wewenang yang tinggi benar-benar
berhubungan dengan kewargaan organisasional dan kinerja pekerjaan.Keterlibatan pekerjaan
yang tinggi berarti memihak pada pekerjaan tertentu seorang individu, sementara komitmen
organisosial yang tingi berarti memihak organisasi yang merekrut individu tersebut.
Manusia sebagai mahluk sosial senantiasa berinteraksi dengan sesamanya.Organisasi
merupakan salah satu perwujudan dari kebutuhan manusia untuk berinterksi. Manusia tetarik
dengan orang lain sehingga terjalin hubungan kerja dalam suatu kelompok yang mempunnyai
dasar-dasar tertentu. Dasar-dasar tersebut merupakan suatu daya tarik bagi pembentukan suatu
organisasi.Daya tarik tersebut adakalanya karena adanya kesempatan untuk
berinteraksi,kesamaan status yang dipunyai masing-masing orang, kesamaan latar belakang,
maupun kesamaan sikap. Beberapa kesamaan daya tarik tersebut menjadi alasan seseorang untuk
berinterksi dengan orang lain.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Elemen pengorganisasian
2. Merancang pekerjaan
3. Mengelompokan pekerjaan
4. Menciptakan hubungan pelaporan
5. Mendistribusikan otoritasi
6. Mengkoordinasikan aktivitas
7. Pembedaan antar aposisi.
C. TUJUAN
1. Sifat rancangan organisasi
2. Perspektif universal
3. Pengaruh situasional strategi
4. Bentuk dasar
5. Persoalan-persoalan yang muncul dalam rancangan organisasi.
2|UNISDA
3. BAB II
PEMBAHASAN
A. Elemen Dasar Pengorganisasian
PENGORGANISASIAN, STRUKTUR ORGANISASI,BENTUK-BENTUK
ORGANISASI, DEPARTEMENSI1.PENGORGANISASIAN
Dalam kehidupan nyata, orang-orang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan
bersama,kegiatan yang dilakukan tersebut menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional
atau biasadisebut dengan istilah organisasi. Organisasi dalam hal ini bisa terdapat pada badan
usaha, instansipemerintah, lembaga pendidikan, militer, kelompok masyarakat atau suatu
perkumpulan olah raga
Suatu organisasi perlu untuk mengalokasikan dan menugaskan kegiatan diantara para
anggotanya agartujuan dari organisasi tersebut dapat tercapai dengan efisien. Oleh karena itu,
didalam bab ini akandiungkapkan mengenai bermacam-macam aspek proses pengorganisasian
yang tentu saja berkenaandengan pencapaian tujuan organisasi.
Kata Organisasi mempunyai dua pengertian umum :
Pengertian pertama menandakan suatu lembagaatau kelompok fungsional, seperti
organisasi perusahaan, rumah sakit, perwakilan pemerintah atausuatu perkumpulan olah
raga.
Pengertian kedua berkenaan dengan proses pengorganisasian, sebagaisuatu cara dalam
mana kegiatan organisasi dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya
agartujuan organisasinya dapat tercapai dengan efisien.Pengorganisasian (Organizing)
merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengantujuan organisasi,
sumber daya-sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya.
Duaaspek utama proses penyusunan struktur organisasi adalah departementalisasi, yaitu
merupakanpengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar kegiatan-kegiatan yang
sejenis yang salingberhubungan dapat dikerjakan bersama. Hal ini akan tercermin pada struktur
formal suatu organisasi,dan tampak atau ditunjukkan oleh suatu bagan organisasi.
Pembagian kerja adalah pemerincian tugaspekerjaan agar setiap individu dalam
organisasi bertanggung jawab untuk dan melaksanakansekumpulan kegiatan yang terbatas.
Kedua aspek ini merupakan dasar proses pengorganisasian suatuorganisasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif
PENGERTIAN PENGORGANISASIAN
Istilah pengorganisasian mempunyai bermacam-macam pengertian. Istilah tersebut dapat
digunakanuntuk menujukkan hal-hal berikut ini :
I. Elemen Pengorganisasian (Organizing)
Aktivitas memutuskan bagaimana cara terbaik untuk mengelompokkan aktivitas dan
sumber daya organisasi.
Ibarat anak yang sedang bermain menyusun balok, maka manager juga dapat menyusun
organisasi dengan beragam cara.
Implikasinya manager harus memahami balok permainan dasar dalam struktur organisasi
dan mengenali bahwa bagian dari fungsi pengorganisasian adalah mengetahui bagaimana
cara terbaik untuk menyusun balok permainan tersebut menjadi struktur yang efisien bagi
perusahaan
3|UNISDA
4. B. Susunan struktur organisasi (Merancang Pekerjaan) :
Merancang pekerjaan (job design). Spesialisasi pekerjaan (Job specialization):
1. Rotasi pekerjaan (Job Rotation)
Rotasi Pekerjaan (Job Rotation) Untuk mereka yang telah lama bekerja pada sebuah
pekerjaan, rotasi pekerjaan mungkin pernah mereka alami baik itu untuk sementara atau
permanen.Rotasi pekerjaan adalah suatu keadaan dimana seorang karyawan mengalami
perubahan pada Job Description mereka.
2. Perluasan pekerjaan (Job enlargement)
Perluasan pekerjaan (Job Enlargement) adalah memperluas isi pekerjaan secara
horisontal, mengurangi spesialisasi.Motivasi melalui perluasan pekerjaan, adalah memberikan
tugas dan tanggung jawab lebih besar pada karyawan.Namun ini dalam bentuk
kuantitas.Misalnya, seorang tenaga telemarketing, diminta untuk melakukan panggilan lebih
banyak lagi.
3. Pengayaan pekerjaan (Job enrichment)
Job Enrichment atau Pengayaan pekerjaan adalah jenis pekerjaan mendesain ulang
dimaksudkan untuk membalikkan efek tugas-tugas yang berulang-ulang sedikit memerlukan
otonomi.Beberapa dari efek ini adalah kebosanan, kurangnya fleksibilitas, dan ketidakpuasan
karyawan.Prinsip dasar adalah untuk memperluas lingkup pekerjaan dengan berbagai tugas yang
lebih besar, vertikal di alam, yang memerlukan swasembada. Karena tujuannya adalah untuk
memberikan pemaparan ke tugas individu biasanya diperuntukkan bagi terfokus berbeda atau
posisi yang lebih tinggi, hanya menambahkan lebih banyak tanggung jawab yang sama berkaitan
dengan seorang karyawan posisi saat ini tidak dianggap sebagai pengayaan pekerjaan.
4. Pendekatan karakteristik pekerjaan (job characteristics approach)
merupakan suatu pendekatan terhadap pemerkayaan pekerjan (job enrichment). Program
pemerkayaan pekerjaan (job enrichment) berusaha merancang pekerjaan dengan cara membantu
para pemangku jabatan memuaskan kebutuhan mereka akan pertumbuhan, pengakuan, dan
tanggung jawab. Pemerkayaan pekerjaan menambahkan sumber kepuasan kepada
pekerjaan.Metode ini meningkatkan tanggung jawab, otonomi, dan kendali.Penambahan elemen
tersebut kepada pekerjaan kadangkala disebut pemuatan kerja secara vertikal (vertical job
loading). Pemerkayaan pekerjaan (job enrichment) itu sendiri merupakan salah satu dari teknik
desain pekerjaan,
5. Tim kerja (work teams)
Kelompok kerja adalah kelompok dasar yang berinteraksi untuk berbagi informasi dan
mengambil keputusan untuk membantu tiap anggota berkinerja sesuai bidang tanggung
jawabnya,Tim kerja adalah kelompok dimana individu menghasilkan tingkat kinerja yang lebih
besar daripada jumlah masukan individu tsb
C. Mengelompokan Pekerjaan (Departementalisasi)
Pengertian Kelompok
Kelompok (group ) menurut Robbins (1996) mendefinisikan kelompok sebagai dua
individu atau lebih, yang berinteraksi dan salin bergantung, yang saling bergabung untuk
4|UNISDA
5. mencapai sasaran-sasaran tertentu. Sementara Gibson (1995) memandang kelompok dari empat
kelompok prespektif, diantaranya :
1. Dari sisi persepsi, kelompok dipandang sebagai kumpulan sejumlah orang yang saling
berinteraksi satu sama lain, dimana masing-masing anggota menerima kesan atau
persepsi dari anggota lain.
2. Dari sisi organisasi, kelompok adalah suatu sistem terorganisasi yang terdiri dari dua
atau lebih individu yang saling berhubungan dengan sistem menunjukkan beberapa
fungsi, mempunyai standar dari peran hubungan di antara anggota.
3. Dari sisi motivasi, kelompok dipandang sebagai sekelompok individu yang
keberadaannya sebagai suatu kumpulam yang menghargai individu.
4. Dari sisi interaksi, menyatakan bahwa inti dari pengelompokkan adalah interaksi dalam
bentuk interpedensi.
Dari beberapa pandangan tersebut, Gibson menyimpulkan bahwa yang disebut kelompok
itu adalah kumpulan individu dimana perilaku dan atau kinerja satu anggota dipengaruhi oleh
perilaku dan atau prestasi anggota yang lainnya.
Dipandang dari proses kemunculannya, kelompok dapat terbentuk karena tindakan
manajerial dan karena adanya keinginan individu. Manager menciptakan kelompok kerja untuk
melaksanakam pekerjaan dan tugas yang diberikan. Kelompok juga berfungsi dan berinteraksi
dengan kelompok lain, masing-masing mengembangkan satu set karakteristik yang unik
termasuk struktur , kepaduan peran, norma-norma dan proses. Kelompok juga menciptakan
sendiri kultur mereka. Akibatnya, kelompok akan bekerja sama atau bersaing dengan kelompok
lain dan perrsaingan antara kelompok dapat memicu akan adanya konflik.
Syarat Pembentukan Kelompok
Kumpulan individu-individu yang mempunyai hubungan tertentu yang membuat mereka
saling bergantung satu sama lain dalam ukuran-ukuran yang bermakna atau dengan kata lain
memiliki hubungan tertentu yang bermakna. Sekumpulan individu dikatakan sebagai kelompok
apabila memiliki syarat - syarat sebagai berikut :
1. Keanggotaan yang jelas, teridentifikasi melalui nama atau identitas lainya.
2. Adanya kesadaran kelompok sebagai anggota, (memiliki kesatuan persepsi).
3. Suatu perasaan mengenai adanya kesamaan tujuan atau sasaran.
4. Saling ketergantungan dalam upaya pemenuhan kebutuhan untuk mencapai tujuan.
5. Saling interaksi, berkomunikasi untuk bereaksi terhadap anggota lainnya.
6. Merupakan satu kesatuan organisasi yang tunggal dalam mencapai tujuan kelompok
dengan terbentuk struktur kelompok.
Contoh dari Bagan Organisasi
DIREKTUR
Manajer Manajer Manajer Manajer SDM
Keuangan Produksi Pemasaran
Bagian Bagian
Penjualan Promosan
Pilar pertama Pembagian kerja (division of work)
• Pembagian Kerja adalah Upaya untuk menyederhanakan dari keseluruhan kegiatan
dan pekerjaan (yang telah disusun dalam proses perencanaan) --yang mungkin saja
bersifat kompleks—menjadi lebih sederhana dan spesifik dimana setiap orang akan
ditempatkan dan ditugaskan untuk setiap kegiatan yang sederhana dan spesifik
tersebut
5|UNISDA
6. • Kadangkala Pembagian Kerja dinamakan dengan Pembagian Tenaga Kerja, namun
lebih sering digunakan Pembagian Kerja karena yang dibagi-bagi adalah pekerjaannya,
bukan orangnya.
• Contoh dari Pembagian Kerja misalnya Pembagian Kerja dalam Bisnis Restoran,
pembagian kerja dapat berupa pembagian kerja untuk bagian dapur, pelayanan
pelanggan di meja makan, kasir, dan lain sebagainya
Pilar ke dua Pengelompokan Pekerjaan
( Departmentalization)
• Setelah pekerjaan dispesifikkan, maka kemudian pekerjaan-pekerjaan tersebut
dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu yang sejenis
• Pengelompokan Pekerjaan atau Departementalisasi pada dasarnya adalah Proses
pengelompokkan dan penamaan bagian atau kelompok pekerjaan berdasarkan
kriteria tertentu
• Sebagai contoh, untuk bisnis restoran : pencatatan menu, pemberitahuan menu
kepada bagian dapur, hingga pengiriman makanan dari bagian dapur kepada
pelanggan di meja makan dapat dikelompokkan menjadi satu departemen tertentu,
katakanlah bagian Pelayan
Proses pengelompokan pekerjaan menurut beberapa pengaturan logis.
1. Departementalisasi fungsional
Departementalisasi Fungsional
D e p a r t e m e n t a l i s a s i f u n g s i o n a l m e n g e l o m p o k k a n f u n g s i - f u n g s i ya n g s a m a
a t a u kegiatan-kegiatan yang sejenis dalam suatu organisasi. Kebaikan
departementalisasifungsional adalah menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi utama,
menciptakanefisiensi, memungkinkan pengawasan manajemen puncak lebih
ketat.Sedangkankeburukannya adalah terjadinya konflik antar fungsi, kemacetan tugas, pandangan
yangsempit.
Departementalisasi berdasarkan Fungsi
6|UNISDA
7. 2. Departementalisasi produk
Departementalisasi Divisional
Departementalisasi divisional adalah pembagian divisi atas dasar produk,
wilayah,langganan, dan proses. Kebaikan departementalisasi divisional adalah pekerjaan
dapatlebih mudah dikoordinasikan dan prestasi kerja yang tinggi, kualitas dan
kecepatanpembuatan keputusan meningkat.Kelemahannya adalah kepentingan divisi ditempatkandi atas
tujuan organisasi keseluruhan, meningkatkan biaya administrasi (karena setiapdivisi mempunyai
anggota staff dan spesialis tersendiri).
Departementalisasi berdasarkan Produk
Direktur Utama
PT ABC
3. Departementalisasi pelanggan
Departementalisasi berdasarkan Pelanggan
7|UNISDA
8. 4. Departementalisasi lokasi
Departementalisasi berdasarkan Geografis / Lokasi
5. Departementalisasi waktu
6. Departementalisasi urutan
D. Menciptakan / Merancang hubungan pelaporan
A. Rantai komando (chain of command) ; jalur otoritas yang jelas dan pasti di antara semua
posisi di dalam organisasi.
1. Kesatuan komando (unity of command) : adanya seorang atasan saja yang membawahi
beberapa orang bawahan atau tidak dibenarkan bahwa seseorang bertanggung jawab
kepada lebih dr soerang atasan.
2. Prinsip skalar (scalar principle) :
. Prinsip Skalar
Menyatakan harus ada garis otoritas yang jelas yang menghubungkan tingkat paling
tinggi dengan tingkat paling bawah. Garis otoritas yang jelas ini memudahkan anggota
organisasi untuk megetahui:
a. kepada siapa dia dapat mendelegasikan
b. siapa yang dapat melimpahkan wewenang kepadanya
c. kepada siapa dia bertanggungjawab
Dalam proses penyusunan garis otoritas diperlukan kelengkapan pendelegasian
wewenang, yaitu semua tugas yang diperlukan dibagi habis. Hal ini digunakan untuk
menghindari:
a. gaps, yaitu tugas-tugas yang tidak ada penangung jawabnya
b. overlaps, yaitu tanggung jawab untuk satu tugas yang sama diberikan kepada lebih dari
satu orang
c. splits, yaitu tanggung jawab atas tugas yang sama diberikan kepada lebih dari satu-
satuan organisasi
B. Rentang sempit vs rentang luas (span of management / control); jumlah orang yang
seharusnya melapor ke setiap manager.
C. Organisasi bertingkat vs Datar
Beberapa faktor yang mempengaruhi rentang manajemen
Kompetensi supervisor dan bawahan
Penyebaran bawahan secara fisik
8|UNISDA
9. Tingkat pekerjaan manager yang tidak berkaitan dengan pengawasan
Tingkat interaksi yang diperlukan
Tingkat prosedur yang terstandarisasi
Kemiripan tugas yang berada dlm pengawasan
Frekuensi masalah baru
Preferensi supervisor dan bawahan
E. Mendistribusikan otoritas
Proses pendelegasian
Desentralisasi dan sentralisasi
Desentralisasi
Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan
kebijakan kepada manajer atau orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu struktur
organisasi. Pada saat sekarang ini banyak perusahaan atau organisasi yang memilih serta
menerapkan sistem desentralisasi karena dapat memperbaiki serta meningkatkan efektifitas dan
produktifitas suatu organisasi.
Pada sistem pemerintahan yang terbaru tidak lagi banyak menerapkan sistem sentralisasi,
melainkan sistem otonomi daerah atau otda yang memberikan sebagian wewenang yang tadinya
harus diputuskan pada pemerintah pusat kini dapat di putuskan di tingkat pemerintah daerah atau
pemda.Kelebihan sistem ini adalah sebagian besar keputusan dan kebijakan yang berada di
daerah dapat diputuskan di daerah tanpa adanya campur tangan dari pemerintahan di
pusat.Namun kekurangan dari sistem desentralisasi pada otonomi khusus untuk daerah adalah
euforia yang berlebihan di mana wewenang tersebut hanya mementingkat kepentingan golongan
dan kelompok serta digunakan untuk mengeruk keuntungan pribadi atau oknum.Hal tersebut
terjadi karena sulit untuk dikontrol oleh pemerintah di tingkat pusat.
Sentralisasi
Sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil manajer atau yang
berada di posisi puncak pada suatu struktur organisasi.Sentralisasi banyak digunakan pada
pemerintahan lama di Indonesia sebelum adanya otonomi daerah.
Kelemahan dari sistem sentralisasi adalah di mana seluruh keputusan dan kebijakan di
daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat, sehingga waktu yang
diperlukan untuk memutuskan sesuatu menjadi lama.Kelebihan sistem ini adalah di mana
pemerintah pusat tidak harus pusing-pusing pada permasalahan yang timbul akibat perbedaan
pengambilan keputusan, karena seluluh keputusan dan kebijakan dikoordinir seluruhnya oleh
pemerintah pusat.
F. Mengkoordinasi aktivitas
Koordinasi : koordinasi terpusat, berurutan dan timbal balik.
Koordinasi (Coordination)
• Koordinasi adalah proses dalam mengintegrasikan seluruh aktifitas dari berbagai
departemen atau bagian dalam organisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai secara
efektif
9|UNISDA
10. • the process of integrating the activities of separate departments in order to pursue
organizational goals effectively
• (Stoner, Freeman & Gilbert, 1995
Teknik koordinasi struktural ; hirearki manajerial, aturan dan prosedur, pesan
penghubung, satuan tugas dan departemen integrasi.
Penentuan Relasi antar bagian dalam Organisasi (Hierarchy)
• Hierarcy adalah Proses penentuan relasi antar bagian dalam organisasi, baik
secara vertikal maupun secara horisontal.
• Terdapat 2 konsep penting dalam Hierarcy, yaitu :
– Span of management control atau span of control
– Chain of Command
Penentuan Hirarki dalam Bisnis Restoran
Span of management control terkait dengan jumlah orang atau bagian di bawah
suatu departemen yang akan bertanggung jawab kepada departemen atau bagian
tertentu
• Chain of command juga menunjukkan garis perintah dalam sebuah organisasi
dari hirarki yang paling tinggi misalnya hingga hirarki yang paling rendah. chain of
commandjuga menjelaskan bagaimana batasan kewenangan dibuat dan siapa dan
bagian mana akan melapor ke bagian mana.
Contoh :Chain of Command dari Bisnis Restoran
10 | U N I S D A
11. Jenis-jenis Hirarki
• Hirarki Vertikal (Tall Hierarchy)
• Hirarki Horisontal (Flat Hierarchy)
Hirarki Vertikal dan Horisontal
11 | U N I S D A
12. G. Membedakan berbagai posisi
Perbedaan antara lini dan staf
Intensitas administratif.
Organisasi Lini (Line Organization)
Dalam jenis organisasi ini, pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan yang tegas antara
pimpinan dan pelaksanaan. Peran pimpinan dalam hal ini sangat dominan dimana semua
kekuasaan di tangan pimpinan.Oleh sebab itu dalam pelaksanaan kegiatan yang utama adalah
wewenang dan perintah.
Organisasi Staf (Staff Organization)
Dalam organisasi ini, tidak begitu tegas garis pemisah antara pimpinan dan staf pelaksana. Peran
staf bukan sekedar pelaksana perintah pimpinan namun staf berperan sebagai pembantu
pimpinan. Bentuk organisasi semacam ini muncul karena makin kompleksnya masalah-masalah
organisasi sehingga pimpinan sudah tidak dapat lagi menyelesaikan semuanya dan memerlukan
bantuan orang lain (biasanya para ahli) yang dapat memberikan masukan pemikiran-pemikiran
terhadap masalah-masalah yang dihadapi.
Intensitas administrative
terkadang organisasi berusaha untuk menyeimbangkan penekanan organisasional atas
posisi lini versus staff pada intensitas administrative. Intensitas administrative (administrative
intensity) adalah tingkatan dimana posisi managejerial di dikonsentrasikan pada posisi staff.
12 | U N I S D A
13. PENUTUP
A. KESIMPULAN
PENGORGANISASIAN DAN STUKTUR ORGANISASI
Pengorganisasian adalah:
Fungsí manajemen kedua dan dilakukan secara langsung dari dasar yang telah dibuat oleh perencanaan yang
baik.
PENGERTIAN
Menurut James D. Mooney,
pengertian organisasi adalah bentuk setiap peserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama.
PENGERTIAN
Sementara menurut Cheser I Barnard, organisasi didefinisikan sebagai suatu sistem aktifitas kerja
sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa “ orgnisasi merupakan badan, wadah, tempat dari kumpulan
orang-orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
Ketiga elemen organisasi tersebt adalah sebagai berikut :
1. Terdiri dari sekelompok orang.
2. Adanya interaksi dan kerja sama.
3. Memiliki tujuan bersama.
Elemen terakhir adalah bahwa dalam suatu organisasi yang terdiri dari sekelompok orang yang saling
berinteraksi dan bekerja sama tersebut diarahkan sebagai suatu titik tertentu merupakan tujuan bersama yang
direalisasi.
Dalam pengertian yang dinamis dan statis, organisasi memiliki arti yang berbeda pula. Dalam arti
dinamis, organisasi dapat diartikan sebagai suatu proses penetapan dan pembagian pekerjaan yang akan
dilakukan, pembatasan tugas kewajian, otoritas dan tanggung jawab serta penetapan hubungan diantara
elemen-elemen organisasi, sehingga orang-orang yang bergabung dalam organisasi tersebut dapat
bekerjasama untuk merealisasikan tujuan bersama secara efisien dan efektif.
Pengertian organisasi dalam arti statis merupakan suatu bagian atau rangka yang berwujud yang
bergerak demi tercapaianya tujuan bersama, dalam istilah lain sering disebut sebagai stuktur atau bentuk
organisasi.
Pengertian organisasi
artistatis arti statis
Organisasiadalahwadahkerjasamasekelompok Organisasi adalah wadah kerjasama sekelompok
orang untuk mencapai tujuan tertentu
arti dinamis
Organisasi adalah sebuah sistem atau kegiatan sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu
PENGORGANISASIAN PENGORGANISASIAN
Adalah Membagi fungsi dan peran subyek dalam rencana solusi yang telah
dalam rencana solusi yang telah dimusyawarahkan
B. SARAN
“seorang atasan tidak akan pernah merasakan perasaan seorang karyawan, jika seorang atasan
tidak pernah menjadi seorang karyawan ”
13 | U N I S D A
14. DAFTAR PUSTAKA :
1. Dharma Agus.Organisasi, Perilaku, Struktur dan proses (Terjemahan). Jakarta:Erlangga.
.1992
2. Adam I, Indrawijaya. 1989. Perubahan dan Pengembangan Organisasi. Bandung:
Penerbit Sinar Baru.
3. Griffin, W Ricky. Managemen. Jakarta : Erlangga, 2004
4. Gibson, Ivancevich, Donnelly, 1996.Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses. BinaRupa
Aksara, Jakarta.
5. Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses. BinaRupa Aksara, Jakarta.Harian Umum
Pikiran Rakyat, tanggal 21 April 2006.
6. Miftah Thoha, 1996. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, PT.
RajaGrafindo Persada, Jakarta.Miftah Thoha, 1996.
7. Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi dan Aplikasi. AlihBahasa : Hadyana
Pujaatmaka. Edisi Keenam. Penerbit PT. Bhuana Ilmu Populer,Jakarta.Stephen P.
Robbins, 2006.
8. Perilaku Organisasi. Alih Bahasa : Benyamin Molan.Edisi Kesepuluh. Penerbit PT.
Indeks, Kelompok Gramedia, Jakarta.Stephen P. Robbins, 2006.
14 | U N I S D A