SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
ISSN : 2301-721X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013
44
DESAIN PEMBELAJARAN ELEKTROKIMIA
MENGGUNAKAN KONTEKS KERIS SEBAGAI KEARIFAN LOKAL INDONESIA
UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA SMA
Oleh :
Suci Rizki NA1
, Ahmad Mudzakir2
, Hernani3
Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI – email : nurul_aeni78@yahoo.com 1
Jurusan Pendidikan kimia FPMIPA UPI Bandung. – email : zakir66@hotmail.com 2
Jurusan Pendidikan kimia FPMIPA UPI – email : hernani_kimia@yahoo.com3
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh desain pembelajaran meliputi Desain
Didaktis (DD) dan Antisipasi Didaktis Pedagogis (ADP). DD dan ADP dituangkan dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), multimedia
pembelajaran, dan alat ukur penilaian untuk meningkatkan literasi sains siswa. Metode
yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif. Karakteristik desain pembelajaran
yang dikembangkan nampak pada konten pembelajaran yang mengkaitkan pembelajaran
elektrokimia dengan konteks keris sebagai kearifan lokal Indonesia. Desain pembelajaran
sesuai dengan aspek kompetensi yang dikembangkan oleh PISA (2009) dan sikap serta
nilai budaya dan karakter bangsa yang dikembangkan oleh Puskur (2010). Tanggapan
guru kimia terhadap desain yang dikembangkan diperoleh dari angket rating scale.
Tanggapan terhadap RPP Topik 1 (Sel Volta) dan perangkatnya berdasarkan komponen
penilaian adalah sangat baik dengan perolehan persentase 77,38%, sedangkan terhadap
RPP Topik 2 (Elektrolisis dan Hukum Faraday) dan perangkatnya adalah juga sangat baik
dengan perolehan persentase 72,62%. Desain pembelajaran yang telah dikembangkan
dapat dikategorikan sangat baik dan layak untuk diimplementasikan.
Kata kunci : Literasi sains, kearifan lokal, keris, elektrokimia.
DESIGN OF ELECTROCHEMISTRY TEACHING MODEL USING INDONESIAN
CREESE AS LOCAL WISDOM TO INCREASE HIGH SCHOOL STUDENT
SCIENCE LITERACY
Abstract
The objective od this research is to develop teaching model covering Didactic Design
(DD) and Anticipation Didactic Paedagogic (ADP) which was adopted into Lesson Plan
(LP), Student Work Sheets (LKS), teaching multimedia and evaluation instruments to
increase student science literacy. Research methode used is descriptive. Teaching design
of electrochemistry was developed by linking into Indonesian local wisdom such as
creese. The competition aspect model was designed base on PISA (2009), while attitude,
character and nation culture was adopted from Puskur (2010). Teacher respond into the
model was obtained from rating scale questioners. Teacher respond into first Lesson Plan
model unit of Volta Cell topic was very good by 77.38%, also into second lesson plan of
Electrolysis and Faraday’s Law was very good 72.62%. The category of this develepoved
teaching model was very good and suitable to class implementations.
Key words: Science Literacy, Local wisdom, creese, electrochemistry.
PENDAHULUAN
Kimia merupakan bagian dari
rumpun sains, karena itu pembelajaran
kimia juga merupakan bagian dari
pembelajaran sains. Pembelajaran sains
diharapkan dapat menjadi wahana bagi
D
O
N
O
T
C
O
PY
ISSN : 2301-721X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013
45
peserta didik untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitar, serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya di dalam kehidupan
sehari-hari[1]
. Pembelajaran sains
menekankan pada pemberian pengalam-
an pembelajaran secara langsung atau
pengembangan kompetensi, agar siswa
mampu memahami alam sekitar secara
ilmiah.
Siswa sering beranggapan bahwa
pembelajaran sains yang diterapkan di
sekolah selama ini merupakan pelajaran
yang terpisah dari dunia tempat mereka
berada. Hal tersebut menyebabkan siswa
tidak mampu mengaitkan dan
menggunakan konsep-konsep sains yang
dipelajarinya untuk menyelesaikan
permasalahan dalam kehidupan sehari-
hari, karena siswa tidak memperoleh
pengalaman belajar untuk mengaitkan
konsep-konsep sains dengan fenomena-
fenomena yang ada di lingkungan mereka.
Sains pada hakikatnya terdiri atas
empat aspek yaitu konten/konsep sains,
kompetensi (proses) sains, konteks
aplikasi sains, dan sikap sains[2]
.
Kemampuan penguasaan terhadap empat
aspek sains yaitu konten/konsep sains,
kompetensi sains, konteks aplikasi sains,
dan sikap sains (literasi sains) siswa SMA
di Indonesia masih di bawah rata-
rata. Hasil studi komparatif internasional
PISA (Programme for International Student
Assesment) yang diselenggarakan OECD
(Organization for Economic Cooperation and
Development) tahun 2009 menunjukkan
bahwa:
1. Tidak ada siswa Indonesia yang
mencapai level level 5 dan level 6.
2. Capaian Indonesia untuk level 4 adalah
0,5 %.
3. Capaian Indonesia untuk level 3 adalah
6,9 %.
4. Capaian Indonesia untuk level 2 adalah
27,0 %.
5. Capaian Indonesia untuk level 1 adalah
41,0 %.
6. Sebanyak 6,9% siswa Indonesia berada
di bawah level 1.
Berdasarkan data tersebut, terlihat
dengan jelas bahwa siswa di Indonesia
memiliki literasi sains yang masih di
bawah rata-rata dan secara umum
kemampuan siswa Indonesia berada pada
tahapan terendah skala pengukuran PISA,
yaitu hanya dapat menjelaskan konsep
sederhana. Oleh karena itu, diperlukan
suatu wahana agar siswa mendapatkan
kesempatan untuk mengaitkan
pengetahuan sains yang dipelajarinya
dengan fenomena-fenomena yang terjadi
di sekitar mereka.
Selain kompetensi yang sifatnya
global, pendidikan dalam perspektif
literasi juga harus menimbang kearifan
lokal[3]
. Suatu bangsa dapat maju jika
masyarakatnya menjunjung tinggi kearifan
lokalnya[4]
. Kearifan lokal perlu dikaitkan
dalam pembelajaran sains/kimia dengan
harapan siswa akan lebih mengerti konsep-
konsep kimia apabila berangkat dan
dikaitkan dengan kearifan lokalnya
masing-masing. Nilai-nilai yang
terkandung dalam kearifan lokal
merupakan salah satu nilai yang perlu
ditanamkan kepada siswa sebagai wahana
pendidikan karakter bangsa.
Indonesia adalah suatu bangsa yang
syarat dengan kearifan lokal. Salah satu
dari sekian banyak kearifan lokal
Indonesia adalah keris. Keris adalah
khasanah budaya asli warisan nenek
moyang bangsa Indonesia, berasal dari
pulau Jawa yaitu dari Kerajaan Mataram
Hindu[5]
. Pada 25 November 2005, keris
telah ditetapkan sebagai karya agung milik
bangsa Indonesia oleh UNESCO.
Khususnya di pulau Jawa ada tradisi
jamasan atau mencuci keris setahun sekali
pada bulan-bulan tertentu. Sebenarnya hal
tersebut secara ilmiah dapat dihubungkan
dengan sifat dari material utama keris
yaitu besi. Sifat besi yang korosif membuat
D
O
N
O
T
C
O
PY
ISSN : 2301-721X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013
46
tradisi tahunan ini perlu dilakukan.
Berdasarkan standar isi mata pelajaran
kimia, salah satu materi pokok dalam
mata pelajaran kimia adalah elektrokimia.
Konten elektrokimia sangat berhubungan
dengan konteks keris serta tradisi
penjamasannya.
Berdasarkan hal di atas, maka
penulis melakukan penelitian mengenai
“desain pembelajaran elektrokimia
menggunakan konteks keris sebagai
kearifan lokal Indonesia untuk
meningkatkan literasi sains siswa”.
Adapun permasalahan utama dalam
penelitian ini adalah “bagaimana desain
pembelajaran elektrokimia menggunakan
konteks keris sebagai kearifan lokal
Indonesia yang dapat meningkatkan
literasi sains siswa SMA?” Permasalahan
tersebut diuraikan menjadi sub-sub
masalah berikut:
1. Bagaimana langkah-langkah pengem-
bangan desain pembelajaran elektro-
kimia menggunakan konteks keris
untuk meningkatkan literasi sains
siswa SMA?
2. Bagaimana karakteristik desain
pembelajaran yang dikembangkan?
3. Bagaimana penilaian guru kimia
terhadap desain pembelajaran yang
dikembangkan berupa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
perangkatnya?
Tujuan utama penelitian ini adalah
diperolehnya:
1. Desain pembelajaran meliputi desain
didaktis dan antisipasi didaktis
pedagogis yang dituangkan dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS),
multimedia pembelajaran, dan alat
ukur penilaian.
2. Informasi tentang tanggapan guru
kimia terhadap program yang
dikembangkan.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan
merupakan penelitian deskriptif yang
memuat aspek kualitatif juga kuantitatif.
Data kualitatif berupa karakteristik desain
yang dikembangkan dan data kuantitatif
berupa persentase penilaian ahli
berdasarkan angket rating scale.
Penelitian deskriptif meliputi
penelitian yang diarahkan pada penelitian
kualitatif atau kuantitatif[6]
. Namun
penelitian deskriptif dalam bidang
pendidikan dapat berupa perpaduan
penelitian kualitatif dan kuantitatif[7]
.
Untuk mencapai tujuan penelitian
yang telah ditetapkan maka diperlukan
alur penelitian.
1. Menganalisis standar kompetensi dan
kompetensi dasar pada submateri
pokok elektrokimia dalam Standar Isi
mata pelajaran kimia SMA.
2. Telaah buku teks kimia Sunarya dan
Setiabudi (2009).
3. Telaah kepustakaan pembelajaran
literasi sains dan kepustakaan
pembelajaran berbasis kearifan lokal
keris.
4. Perumusan, validasi, dan revisi
indikator dan tujuan pembelajaran
aspek kognitif disesuaikan dengan
kompetensi PISA 2009.
5. Perumusan, validasi, dan revisi
indikator dan tujuan pembelajaran
aspek sikap disesuaikan dengan PISA
2009 (sikap terhadap sains) dan Pusat
Kurikulum 2010 (nilai budaya dan
karakter bangsa).
6. Melakukan analisis dan
pemproduksian wacana materi pokok
elektrokimia menggunakan konteks
keris. Wacana yang dianalisis berupa
wacana konten dan wacana konteks.
7. Penyusunan lesson sequence map
elektrokimia konteks keris
berdasarkan tujuan dan wacana
pembelajaran materi pokok
elektrokimia konteks keris.
D
O
N
O
T
C
O
PY
ISSN : 2301-721X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013
47
8. Perumusan desain didaktis dan
antisipasi didaktis pedagogis materi
pokok elektrokimia konteks keris
sebagai kerangka awal desain
pembelajaran. Urutan pembelajaran
pada desain didaktis dan antisipasi
didaktis pedagogis disesuaikan dengan
lesson sequence map yang telah disusun.
9. Perumusan RPP dan perangkat
pendukung RPP.
10. Validasi RPP dan perangkat
pendukung RPP oleh pakar
pendidikan.
11. Revisi urutan lesson sequence map,
desain didaktis dan antisipasi didaktis
pedagogis.
12. Revisi RPP dan perangkat pendukung
RPP.
13. Penyebaran angket pada guru kimia
untuk mengetahui tanggapan guru
kimia sebagai praktisi pendidikan
terhadap desain pembelajaran yang
telah dikembangkan. Format
penilaian desain pembelajaran
mengadaptasi format penilaian lesson
plan menurut WOGI (2010).
Instrumen-instrumen Penelitian yang
digunakan antara lain:
1. Instrumen penelitian yang disusun
untuk menjawab rumusan masalah satu
dan dua terdiri atas:
a. Tabel validasi kesesuaian indikator
dan tujuan pembelajaran aspek
kognitif dengan SK, KD, konteks,
konten dan kompetensi pisa 2009.
b. Tabel validasi kesesuaian indikator
dan tujuan pembelajaran aspek
sikap dengan SK, KD, konten, serta
aspek sikap PISA 2009 (sikap
terhadap sains) dan Pusat
Kurikulum 2010 (nilai budaya dan
karakter bangsa).
c. Desain didaktis.
d. Antisipasi didaktis pedagogis.
e. Tabel validasi kesesuaian langkah-
langkah pembelajaran RPP, media
pembelajaran dengan tujuan
pembelajaran.
f. Tabel validasi kesesuaian
komponen LKS pembelajaran
dengan tujuan pembelajaran.
g. Tabel validasi kesesuaian alat ukur
penilaian dengan indikator
pembelajaran.
h. Format validasi media pendukung
desain pembelajaran elektrokimia
konteks keris.
2. Instrumen penelitian yang disusun
untuk menjawab rumusan masalah tiga
yaitu angket tanggapan guru kimia
terhadap desain pembelajaran yang
dikembangkan.
Menganalisis data penelitian yang
dihasilkan dari instrumen-instrumen
penelitian 1 dilakukan untuk
menghasilkan deskripsi langkah-
langkah pengembangan desain
pembelajaran elektrokimia konteks
keris. Selain itu, hal ini juga dilakukan
untuk menentukan karakteristik
desain pembelajaran yang telah
dikembangkan.
Data angket yang diperoleh diolah
dengan rating scale. Menggunakan rating
scale, data mentah yang diperoleh
berupa angka kemudian ditafsirkan
dalam pengertian kualitatif[8]
. Penyusun
instrumen rating scale harus dapat
mengartikan setiap angka yang
diberikan pada alternatif jawaban pada
setiap item instrumen[8]
.
Berdasarkan instrumen yang
diberikan kepada responden sejumlah p,
jumlah item sebanyak q, dan skor
tertinggi adalah 3, maka jumlah skor
kriterium (bila setiap butir mendapat
skor tertinggi) = p × q × 3. Sehingga, bila
instrumen diberikan kepada 12
responden, maka sebelum dianalisis,
data harus ditabulasikan.
Untuk skor tertinggi tiap butir = 3,
jumlah butir = 7 dan jumlah responden
= 12, maka jumlah skor kriterium adalah
D
O
N
O
T
C
O
PY
ISSN : 2301-721X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013
48
= 3 × 7 × 12 = 252. Secara kontinum
dapat dibuat tiga kategori, yaitu
87(kurang baik), 168(baik), 252
(sangat baik) [8].
HASIL DAN PEMBAHASAN
Langkah - Langkah Pengembangan
Desain Pembelajaran
Desain pembelajaran elektrokimia
yang dikembangkan dan diwujudkan
dengan rancangan RPP. RPP terdiri atas
sejumlah komponen yaitu identitas mata
pelajaran, standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, materi
ajar, alokasi waktu, model, pendekatan
dan metode pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, sumber belajar, dan
penilaian hasil belajar[9]
.
Komponen-komponen RPP selain
identitas mata pelajaran, SK dan KD
dapat terwujud melalui pengembangan
desain pembelajaran sebagai bentuk
perencanaan pembelajaran. Desain
pembelajaran adalah rancangan
pembelajaran berupa suatu rangkaian
situasi didaktis (hubungan siswa dengan
materi) beserta antisipasi didaktis
pedagogis (tindakan yang akan dilakukan
guru berdasarkan prediksi respon siswa
terhadap situasi didaktis yang tercipta)
untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan[10]
. Untuk menghasilkan
desain tersebut dilakukan melalui
sejumlah langkah- langkah pengembang-
an. Langkah-langkah pengembangan
desain tersebut terdiri atas:
1. Perumusan, validasi dan revisi
indikator pembelajaran aspek kognitif
dan sikap
2. Perumusan, validasi dan revisi tujuan
pembelajaran aspek kognitif dan sikap.
3. Pemproduksian wacana.
4. Penyusunan lesson squence map.
5. Perumusan desain didaktis dan
antisipasi didaktis pedagogis.
6. Perancangan dan validasi RPP dan
perangkat penunjang RPP.
7. Revisi urutan lesson squence map, desain
didaktis, dan antisipasi didaktis
pedagogis.
8. Revisi RPP dan perangkat penunjang
RPP.
Karakteristik Desain Pembelajaran yang
Dikembangkan
Indikator terdiri atas indikator aspek
kognitif dan indikator aspek sikap.
Validasi indikator kognitif disesuaikan
dengan SK dan KD, konten, dan aspek
kompetensi PISA 2009, sehingga yang
menjadi ciri khas indikator kognitif pada
desain adalah terdapatnya aspek
kompetensi ilmiah PISA 2009. Validasi
indikator aspek sikap disesuaikan dengan
SK dan KD, konten, dan aspek sikap PISA
2009, aspek nilai budaya dan karakter
bangsa Puskur 2010. Indikator aspek sikap
memiliki ciri khas yang sesuai dengan
aspek sikap PISA 2009, aspek nilai budaya
dan karakter bangsa Puskur 2010.
Langkah-langkah pembelajaran yang
disusun sesuai dengan pembelajaran STL
yang mengadopsi tahap-tahap
pembelajaran berdasarkan proyek chemie
in context dalam Nentwig et al. (2002) dan
penyisipan langkah seperti yang
disarankan oleh Holbrook (2005). Strategi
pembelajaran yang digunakan disesuaikan
pula dengan pembelajaran STL yang
menyisipkan isu sosio-ilmiah pada
tahapannya. Isu tersebut sebenarnya
tercakup pada materi pembelajaran yang
dikembangkan.
Materi pembelajaran dikembangkan
terdiri atas konten dan konteks. Konteks
yang dipilih sesuai dengan isu sosio-ilmiah
yang diangkat pada pembelajaran. Isu
tersebut dimunculkan sebagai pertanyaan
pada tahap kuriositi kemudian dituntut
untuk dijawab pada tahap decission making
berdasarkan konsep yang dikaji pada
tahap elaborasi. Alat ukur disusun
D
O
N
O
T
C
O
PY
ISSN : 2301-721X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013
49
berdasarkan indikator dan penyusunan
sumber dan media dilakukan berdasarkan
analisis tujuan pembelajaran. Alat ukur
dan sumber belajar tentunya memuat
aspek kognitif sesuai dengan aspek
kompetensi ilmiah PISA 2009 serta aspek
sikap sesuai dengan PISA 2009 dan
Puskur 2010.
Tanggapan Guru Kimia terhadap Desain
Pembelajaran yang Dikembangkan
Instrumen yang digunakan untuk
mengetahui tanggapan guru kimia yaitu
berupa angket tanggapan guru kimia
terhadap desain serta perangkatnya.
Angket disebarkan kepada dua belas orang
guru kimia yang merupakan lulusan dari
LPTK negeri. Guru kimia terbagi ke
dalam tiga kualifikasi, yaitu guru kimia
pemula, medium, dan profesional. Dua
belas orang guru kimia menanggapi desain
pembelajaran beserta perangkatnya, yang
terdiri atas Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa
(LKS), multimedia pembelajaran, dan alat
ukur literasi sains.
RPP dijabarkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan belajar peserta
didik dalam upaya mencapai KD[9]
. Untuk
mencapai KD, kegiatan pembelajaran
pada RPP ditunjang oleh perangkat
penunjang berupa bahan ajar dan alat
ukur. Perangkat penunjang yang
digunakan pada desain pembelajaran
elektrokimia yang dikembangkan yaitu
LKS, multimedia pembelajaran, dan alat
ukur literasi sains.
Angket yang berupa format
tanggapan terhadap RPP dan
penunjangnya memuat penilaian seluruh
komponen tersebut. Adapun komponen
yang ditanggapi oleh guru, yaitu tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran,
prosedur pembelajaran, komunikasi kelas,
tugas kimia (LKS dan tugas terstruktur),
penggunaan multimedia, penilaian.
Guru kimia diminta untuk
menanggapi desain pembelajaran yang
telah dikembangkan dan diminta pula
komentar dan saran guru kimia terhadap
desain yang dikembangkan. Penilaian
guru terhadap komponen-komponen
desain menggunakan tiga skala penilaian,
yaitu sangat baik (3 poin), baik (2 poin),
dan tidak baik (1 poin)[11]
.
1. Penilaian Terhadap Desain
Pembelajaran
Berdasarkan tanggapan dua belas
guru kimia berupa penilaian terhadap
desain pembelajaran yang dikembangkan
dengan skala yang telah ditentukan, maka
diperoleh data angket berupa angka yang
diolah berdasarkan rating scale. Angka
yang diperoleh dari angket diolah menjadi
nilai kualitatif, pengolahan data terdapat
pada lampiran 10.
Berdasarkan pengolahan data angket
tanggapan guru kimia, desain
pembelajaran elektrokimia yang
dikembangkan dapat dikualifikasikan
sangat baik. Jumlah skor kriterium (bila
setiap butir mendapatkan skor tertinggi)
untuk skor tertinggi tiap butir =3, jumlah
butir = 7, dan responden =12 yaitu 3 x 7 x
12 = 252. Adapun jumlah skor hasil
pengumpulan data adalah 195 untuk RPP
1 dan 183 untuk RPP 2. Dengan
demikian kualitas desain pembelajaran
elektrokimia yang dikembangkan menurut
persepsi 12 responden itu untuk RPP 1
adalah 195 : 252 = 77,38 % dan untuk
RPP 2 adalah 183 : 252 = 72,62 %.
Nilai 195 dan 183 termasuk dalam
kategori interval “baik dan sangat baik”.
Tetapi lebih mendekati sangat baik.
Sehingga desain pembelajaran yang telah
dikembangkan dapat dikategorikan sangat
baik dan layak untuk diimplementasikan.
Adapun komentar dan saran guru kimia
terhadap desain pembelajaran dipaparkan
kemudian.
D
O
N
O
T
C
O
PY
ISSN : 2301-721X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013
50
2. Komentar dan Saran Guru Kimia
Terhadap Desain Pembelajaran
Selain memberikan penilaian terhadap
komponen-komponen desain pembelajaran
yang dikembangkan, guru kimia
memberikan juga saran dan komentar
terhadap desain pembelajaran yang
dikembangkan. Pada umumnya seluruh
guru menyatakan komentar yang baik
terhadap desain pembelajaran yang
dikembangkan, para guru setuju dengan
pengembangan desain pembelajaran dengan
menggunakan konteks budaya Indonesia
sebagai kearifan lokal Indonesia. Semua
guru tertarik dengan penyisipan nilai budaya
pada pembelajaran sains di sekolah, namun
25% guru menyatakan keberatan apabila
konten korosi logam disampaikan sejak awal
pembelajaran. Keberatan tersebut
disebabkan materi terkait reaksi redoks yang
terjadi pada peristiwa tersebut memiliki
tingkat kesulitan yang lebih tinggi sehingga
materi tentang reaksi redoks pada proses
korosi lebih cocok disampaikan pada akhir
subbab sel volta, setelah siswa memahami
reaksi-reaksi sederhana yang dapat terjadi
pada beberapa sel volta. Selain itu, 33,3 %
guru kimia merasa kesulitan untuk dapat
menilai desain pembelajaran yang
dikembangkan karena tidak melihat
langsung pelaksanaan proses pembelajaran
Adapun saran perbaikan yang
disampaikan oleh seluruh guru kimia
dikategorikan menjadi beberapa bagian,
yaitu saran perbaikan untuk materi
pembelajaran, saran perbaikan untuk
prosedur pembelajaran, saran perbaikan
untuk tugas kimia, dan saran perbaikan
untuk penilaian.
1) Materi Pembelajaran
16,67 % responden menyatakan
bahwa materi pembelajaran harus
ditinjau ulang, PW menyarankan agar
peneliti dapat menyiapkan materi yang
lebih penting untuk bekal siswa agar
dapat menyelesaikan soal-soal seleksi yang
memiliki tingkat kesukaran tinggi dan
tingkat penguasaan pengetahuan yang
dalam. Selain itu, PW menyarankan agar
pembahasan korosi tidak hanya korosi
besi saja, disampaikan pula aplikasi
korosi pada contoh logam lain.
Kemudian YL menyarankan agar konteks
pembelajaran tidak terbatas konteks keris
untuk keseluruhan materi pokok
elektrokimia. YL juga menyarankan agar
memperbanyak konteks berupa contoh-
contoh sel elektrokimia yang lebih
mutakhir dan komersil, seperti macam-
macam baterai atau sel bahan bakar
terbarukan yang menggunakan konsep sel
elektrokimia.
2) Prosedur pembelajaran
25 % guru kimia menyarankan agar
prosedur pembelajaran dapat diperbaiki.
YL menyarankan agar memperbanyak
metode praktikum pada pembelajaran
KD. 2.2, seperti memberikan
pengalaman langsung kepada siswa untuk
dapat melakukan elektrolisis
menggunakan berbagai elektroda
inert/tak inert, kemudian untuk hukum
Faraday dapat diterapkan pembelajaran
praktikum pelapisan logam. YL dan YR
menyarankan agar pembelajaran korosi
disampaikan diakhir pembelajaran sel
volta. Selain itu, YL dan YR
menyarankan agar menambah jumlah
alokasi waktu pertemuan untuk
pembahasan materi elektrokimia ini
karena berdasarkan pengalaman,
pembelajaran materi elektrokimia
biasanya minimal dilakukan selama 16
jam pelajaran.
3) Tugas kimia
33,33 % guru kimia menyarankan
agar peneliti memperbaiki tugas kimia.
Tugas kimia terdiri atas tugas yang
menuntut siswa untuk mengkonstruk
pengetahuannya yaitu tugas berupa LKS
dan tugas rumah yang akan merefleksi
hasil pembelajaran di kelas. AM dan YR
menyarankan untuk memperbaiki bahan-
bahan dan prosedur pengamatan pada
LKS praktikum. DA, YL dan YR
menyarankan untuk memperbanyak soal
D
O
N
O
T
C
O
PY
ISSN : 2301-721X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013
51
latihan pada setiap akhir pembelajaran
sebagai pengayaan untuk belajar siswa di
rumah.
4) Penilaian
16,67% guru kimia menyarankan
alat ukur dapat diperbaiki, YR
menyarankan agar pada alat ukur
ditambahkan soal pilihan ganda. PW
menyarankan agar menambahkan soal-
soal subbab potensial sel.
KESIMPULAN
1. Langkah-langkah pengembangan desain
pembelajaran elektrokimia konteks keris,
terdiri atas :
a. Perumusan, validasi dan revisi
indikator pembelajaran aspek
kognitif dan sikap Perumusan,
validasi dan revisi tujuan
pembelajaran aspek kognitif dan
sikap.
b. Pemproduksian wacana.
c. Penyusunan lesson squence map.
d. Perumusan desain didaktis dan
antisipasi didaktis pedagogis.
e. Perancangan serta validasi RPP dan
perangkat penunjang RPP.
f. Revisi urutan lesson squence map,
desain didaktis, dan antisipasi
didaktis pedagogis.
g. Revisi RPP dan perangkat penunjang
RPP.
2. Desain pembelajaran yang dikembangkan
terdiri atas desain didaktis dan antisipasi
didaktis pedagogis yang dituangkan
dalam RPP dan perangkatnya.
Karakteristik desain pembelajaran yang
dikembangkan sesuai dengan aspek
kompetensi dan aspek sikap serta aspek
nilai budaya dan karakter bangsa, dan
model pembelajaran STL yang
mengadopsi tahap-tahap pembelajaran
berdasarkan proyek Chemie im Kontext
dengan menambahkan tahap
pengambilan keputusan.
3. Desain pembelajaran telah
diklasifikasikan sangat baik oleh guru-
guru kimia, sehingga desain
pembelajaran yang telah dikembangkan
layak untuk diimplementasikan.
REFERENSI
Alwasilah, C., Karim S., Tri K. (2009). Etnopedagogi: Landasan Praktik Pendidikan Guru. Bandung: PT
Kiblat Buku Utama
BSNP. (2007). Standar Proses. Jakarta: BSNP
Depdiknas. (2008). Konsep Dasar Pendidikan Berbasis Keunggulan dan Kearifan Lokal. Dirjen Pendidikan
Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Harsrinuksmo, B.(2003). Ensiklopedia Keris. Jakarta: Gramedia.
Hayat, B dan Suhendra Y.(2010). Mutu Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Niaz, M. (1997). Can We Intregrate Qualitative and Quantitative Research In Science Education?. Netherland :
Cluwer Academic Publisher.
OECD (2009). PISA 2009 Assessment Framework Key competencies in reading, mathematics and science.
[online]. Tersedia : http:// www.oecd.org/dataoecd/11/40/44455820.pdf [10 September
2010]
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, N.S. (2010). Metode Penelitian dan Pendidikan. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya.
Suryadi, D. (2010). “Metapedadidaktik dan Didactical Desain Research (DDR): Sintesis Hasil Pemikiran
Berdasarkan Leson Study”, dalam Teori, Paradigma, Prinsip, dan Pendekatan Pembelajaran MIPA
dalam Konteks Indonesia.Bandung: FPMIPA UPI.
WOGI.(________).Rubric for Lesson Plan Evaluation. (online). tersedia:
http://www.unfwogi.com/images/Rubric%20for%20Lesson%20Plan%20Evaluation.pdf [24
Mei 2011]
D
O
N
O
T
C
O
PY

More Related Content

What's hot

2.1 1 konsep pembelajaran ipa terpadu
2.1 1 konsep pembelajaran ipa terpadu 2.1 1 konsep pembelajaran ipa terpadu
2.1 1 konsep pembelajaran ipa terpadu bbawor aji
 
Program kecemerlangan sains serasot perancangan
Program kecemerlangan sains serasot perancanganProgram kecemerlangan sains serasot perancangan
Program kecemerlangan sains serasot perancangannedick apat
 
ARTIKEL JURNAL SKRIPSI EKSPERIMEN
ARTIKEL JURNAL SKRIPSI EKSPERIMENARTIKEL JURNAL SKRIPSI EKSPERIMEN
ARTIKEL JURNAL SKRIPSI EKSPERIMENDina Adilah
 
Dokumen standard dunia sains dan teknologi tahun 2
Dokumen standard dunia sains dan teknologi tahun 2Dokumen standard dunia sains dan teknologi tahun 2
Dokumen standard dunia sains dan teknologi tahun 2Nik Rosmaniza
 
Jurna Problem Solving dan Gaya Kognitif
Jurna Problem Solving dan Gaya Kognitif Jurna Problem Solving dan Gaya Kognitif
Jurna Problem Solving dan Gaya Kognitif Asta Wibawa
 
Masalah pembelajaran sains
Masalah pembelajaran sainsMasalah pembelajaran sains
Masalah pembelajaran sainsZalizan- Ismail
 
Analisis materi ajar dan pembelajaran kimia sekolah menengah xi tahun ajaran...
Analisis materi ajar  dan pembelajaran kimia sekolah menengah xi tahun ajaran...Analisis materi ajar  dan pembelajaran kimia sekolah menengah xi tahun ajaran...
Analisis materi ajar dan pembelajaran kimia sekolah menengah xi tahun ajaran...Ainun Mardhiah
 
Modul PDP SAINS (VERSI BM ) TAHUN 4
Modul PDP SAINS (VERSI BM ) TAHUN 4Modul PDP SAINS (VERSI BM ) TAHUN 4
Modul PDP SAINS (VERSI BM ) TAHUN 4FREE FILE DOWNLOAD
 
Alasan logis empiris penerapan ipa terpadu
Alasan logis empiris penerapan ipa terpaduAlasan logis empiris penerapan ipa terpadu
Alasan logis empiris penerapan ipa terpaduArdiana21
 
Analisis masalah pembelajaran kimia smk paba binjai
Analisis masalah pembelajaran kimia smk paba binjaiAnalisis masalah pembelajaran kimia smk paba binjai
Analisis masalah pembelajaran kimia smk paba binjaidinaadreini87
 
Desain Pembelajaran Fisika: Kurikulum Pendidikan Fisika
Desain Pembelajaran Fisika: Kurikulum Pendidikan FisikaDesain Pembelajaran Fisika: Kurikulum Pendidikan Fisika
Desain Pembelajaran Fisika: Kurikulum Pendidikan FisikaVina Serevina
 

What's hot (17)

2.1 1 konsep pembelajaran ipa terpadu
2.1 1 konsep pembelajaran ipa terpadu 2.1 1 konsep pembelajaran ipa terpadu
2.1 1 konsep pembelajaran ipa terpadu
 
Program kecemerlangan sains serasot perancangan
Program kecemerlangan sains serasot perancanganProgram kecemerlangan sains serasot perancangan
Program kecemerlangan sains serasot perancangan
 
Isi ptk rosih
Isi ptk rosihIsi ptk rosih
Isi ptk rosih
 
ARTIKEL JURNAL SKRIPSI EKSPERIMEN
ARTIKEL JURNAL SKRIPSI EKSPERIMENARTIKEL JURNAL SKRIPSI EKSPERIMEN
ARTIKEL JURNAL SKRIPSI EKSPERIMEN
 
Dokumen standard dunia sains dan teknologi tahun 2
Dokumen standard dunia sains dan teknologi tahun 2Dokumen standard dunia sains dan teknologi tahun 2
Dokumen standard dunia sains dan teknologi tahun 2
 
BAB V
BAB VBAB V
BAB V
 
Perubahan Kurikulum
Perubahan KurikulumPerubahan Kurikulum
Perubahan Kurikulum
 
Hsp sains tingkatan 1
Hsp sains tingkatan 1Hsp sains tingkatan 1
Hsp sains tingkatan 1
 
KONSEP KMB.pptx
KONSEP KMB.pptxKONSEP KMB.pptx
KONSEP KMB.pptx
 
Jurna Problem Solving dan Gaya Kognitif
Jurna Problem Solving dan Gaya Kognitif Jurna Problem Solving dan Gaya Kognitif
Jurna Problem Solving dan Gaya Kognitif
 
Masalah pembelajaran sains
Masalah pembelajaran sainsMasalah pembelajaran sains
Masalah pembelajaran sains
 
Analisis materi ajar dan pembelajaran kimia sekolah menengah xi tahun ajaran...
Analisis materi ajar  dan pembelajaran kimia sekolah menengah xi tahun ajaran...Analisis materi ajar  dan pembelajaran kimia sekolah menengah xi tahun ajaran...
Analisis materi ajar dan pembelajaran kimia sekolah menengah xi tahun ajaran...
 
Modul PDP SAINS (VERSI BM ) TAHUN 4
Modul PDP SAINS (VERSI BM ) TAHUN 4Modul PDP SAINS (VERSI BM ) TAHUN 4
Modul PDP SAINS (VERSI BM ) TAHUN 4
 
Alasan logis empiris penerapan ipa terpadu
Alasan logis empiris penerapan ipa terpaduAlasan logis empiris penerapan ipa terpadu
Alasan logis empiris penerapan ipa terpadu
 
Model ipa-terpadu-smp
Model ipa-terpadu-smpModel ipa-terpadu-smp
Model ipa-terpadu-smp
 
Analisis masalah pembelajaran kimia smk paba binjai
Analisis masalah pembelajaran kimia smk paba binjaiAnalisis masalah pembelajaran kimia smk paba binjai
Analisis masalah pembelajaran kimia smk paba binjai
 
Desain Pembelajaran Fisika: Kurikulum Pendidikan Fisika
Desain Pembelajaran Fisika: Kurikulum Pendidikan FisikaDesain Pembelajaran Fisika: Kurikulum Pendidikan Fisika
Desain Pembelajaran Fisika: Kurikulum Pendidikan Fisika
 

Similar to DESAIN ELEKTROKIMIA

Presentasi KPTPK_Keterampilan Berpikir Kritis.pptx
Presentasi KPTPK_Keterampilan Berpikir Kritis.pptxPresentasi KPTPK_Keterampilan Berpikir Kritis.pptx
Presentasi KPTPK_Keterampilan Berpikir Kritis.pptxLenyChristiana1
 
1430-Article Text-5933-1-10-20191126.pdf
1430-Article Text-5933-1-10-20191126.pdf1430-Article Text-5933-1-10-20191126.pdf
1430-Article Text-5933-1-10-20191126.pdfnurulernawati5
 
Tugas Ita Noviana Kapita Selekta IPA SD.pdf
Tugas Ita Noviana Kapita Selekta IPA SD.pdfTugas Ita Noviana Kapita Selekta IPA SD.pdf
Tugas Ita Noviana Kapita Selekta IPA SD.pdfItaNoviana2
 
Pedoman Mata Pelajaran IPA SMP
Pedoman Mata Pelajaran IPA SMPPedoman Mata Pelajaran IPA SMP
Pedoman Mata Pelajaran IPA SMPIrma Muthiara Sari
 
05 silabus ipa smp 20012017_ok
05 silabus ipa smp 20012017_ok05 silabus ipa smp 20012017_ok
05 silabus ipa smp 20012017_oksetio adi
 
05 silabus ipa smp 20012017_ok
05 silabus ipa smp 20012017_ok05 silabus ipa smp 20012017_ok
05 silabus ipa smp 20012017_okparulian
 
128-Article Text-317-1-10-20221230 (1).pdf
128-Article Text-317-1-10-20221230 (1).pdf128-Article Text-317-1-10-20221230 (1).pdf
128-Article Text-317-1-10-20221230 (1).pdfaapdoank
 
Pemodelan Jangka Sorong
Pemodelan Jangka SorongPemodelan Jangka Sorong
Pemodelan Jangka SorongLilis Indayani
 
5 silabus smp kelas 7, 8 dan 9 edisi revisi 2017 mata pelajaran ipa
5 silabus smp kelas 7, 8 dan 9 edisi revisi 2017 mata pelajaran ipa5 silabus smp kelas 7, 8 dan 9 edisi revisi 2017 mata pelajaran ipa
5 silabus smp kelas 7, 8 dan 9 edisi revisi 2017 mata pelajaran ipaSMPN 1 Cikidang
 
05 silabus ipa_smp_20012017_ok_docx
05 silabus ipa_smp_20012017_ok_docx05 silabus ipa_smp_20012017_ok_docx
05 silabus ipa_smp_20012017_ok_docxbbawor aji
 
Analisis Buku Teks Sains Pertanian Tingkatan 4
Analisis Buku Teks Sains Pertanian Tingkatan 4Analisis Buku Teks Sains Pertanian Tingkatan 4
Analisis Buku Teks Sains Pertanian Tingkatan 4Lynna Fadilah
 
RPS_KAPITA_SELEKTA1.docx
RPS_KAPITA_SELEKTA1.docxRPS_KAPITA_SELEKTA1.docx
RPS_KAPITA_SELEKTA1.docxAnsy7
 
Katalog pendas 2011_lampiran_4
Katalog pendas 2011_lampiran_4Katalog pendas 2011_lampiran_4
Katalog pendas 2011_lampiran_4Eko Raharjo
 
3.pengembangan modul-pembelajaran-ipa-berbasis-karakter-materi-kalor-smp-kela...
3.pengembangan modul-pembelajaran-ipa-berbasis-karakter-materi-kalor-smp-kela...3.pengembangan modul-pembelajaran-ipa-berbasis-karakter-materi-kalor-smp-kela...
3.pengembangan modul-pembelajaran-ipa-berbasis-karakter-materi-kalor-smp-kela...Abdul Mutakim
 
CP-IPA-FASE-D.pdf
CP-IPA-FASE-D.pdfCP-IPA-FASE-D.pdf
CP-IPA-FASE-D.pdfDewaGdeWira
 
Pembelajaran Berbasis Lingkungan dalam Pembelajaran Kajian Isu-Isu Global Pad...
Pembelajaran Berbasis Lingkungan dalam Pembelajaran Kajian Isu-Isu Global Pad...Pembelajaran Berbasis Lingkungan dalam Pembelajaran Kajian Isu-Isu Global Pad...
Pembelajaran Berbasis Lingkungan dalam Pembelajaran Kajian Isu-Isu Global Pad...Paulus Robert Tuerah
 
jurnal validitas pembelajaran berbasis etnoekologi.pdf
jurnal validitas pembelajaran berbasis etnoekologi.pdfjurnal validitas pembelajaran berbasis etnoekologi.pdf
jurnal validitas pembelajaran berbasis etnoekologi.pdfImmySuci2
 

Similar to DESAIN ELEKTROKIMIA (20)

Presentasi KPTPK_Keterampilan Berpikir Kritis.pptx
Presentasi KPTPK_Keterampilan Berpikir Kritis.pptxPresentasi KPTPK_Keterampilan Berpikir Kritis.pptx
Presentasi KPTPK_Keterampilan Berpikir Kritis.pptx
 
1430-Article Text-5933-1-10-20191126.pdf
1430-Article Text-5933-1-10-20191126.pdf1430-Article Text-5933-1-10-20191126.pdf
1430-Article Text-5933-1-10-20191126.pdf
 
Ipi315917
Ipi315917Ipi315917
Ipi315917
 
Tugas Ita Noviana Kapita Selekta IPA SD.pdf
Tugas Ita Noviana Kapita Selekta IPA SD.pdfTugas Ita Noviana Kapita Selekta IPA SD.pdf
Tugas Ita Noviana Kapita Selekta IPA SD.pdf
 
Pedoman Mata Pelajaran IPA SMP
Pedoman Mata Pelajaran IPA SMPPedoman Mata Pelajaran IPA SMP
Pedoman Mata Pelajaran IPA SMP
 
05 silabus ipa smp 20012017_ok
05 silabus ipa smp 20012017_ok05 silabus ipa smp 20012017_ok
05 silabus ipa smp 20012017_ok
 
05 silabus ipa smp 20012017_ok
05 silabus ipa smp 20012017_ok05 silabus ipa smp 20012017_ok
05 silabus ipa smp 20012017_ok
 
128-Article Text-317-1-10-20221230 (1).pdf
128-Article Text-317-1-10-20221230 (1).pdf128-Article Text-317-1-10-20221230 (1).pdf
128-Article Text-317-1-10-20221230 (1).pdf
 
Pemodelan Jangka Sorong
Pemodelan Jangka SorongPemodelan Jangka Sorong
Pemodelan Jangka Sorong
 
5 silabus smp kelas 7, 8 dan 9 edisi revisi 2017 mata pelajaran ipa
5 silabus smp kelas 7, 8 dan 9 edisi revisi 2017 mata pelajaran ipa5 silabus smp kelas 7, 8 dan 9 edisi revisi 2017 mata pelajaran ipa
5 silabus smp kelas 7, 8 dan 9 edisi revisi 2017 mata pelajaran ipa
 
05 silabus ipa_smp_20012017_ok_docx
05 silabus ipa_smp_20012017_ok_docx05 silabus ipa_smp_20012017_ok_docx
05 silabus ipa_smp_20012017_ok_docx
 
Analisis Buku Teks Sains Pertanian Tingkatan 4
Analisis Buku Teks Sains Pertanian Tingkatan 4Analisis Buku Teks Sains Pertanian Tingkatan 4
Analisis Buku Teks Sains Pertanian Tingkatan 4
 
RPS_KAPITA_SELEKTA1.docx
RPS_KAPITA_SELEKTA1.docxRPS_KAPITA_SELEKTA1.docx
RPS_KAPITA_SELEKTA1.docx
 
Katalog pendas 2011_lampiran_4
Katalog pendas 2011_lampiran_4Katalog pendas 2011_lampiran_4
Katalog pendas 2011_lampiran_4
 
3.pengembangan modul-pembelajaran-ipa-berbasis-karakter-materi-kalor-smp-kela...
3.pengembangan modul-pembelajaran-ipa-berbasis-karakter-materi-kalor-smp-kela...3.pengembangan modul-pembelajaran-ipa-berbasis-karakter-materi-kalor-smp-kela...
3.pengembangan modul-pembelajaran-ipa-berbasis-karakter-materi-kalor-smp-kela...
 
CP-IPA-FASE-D.pdf
CP-IPA-FASE-D.pdfCP-IPA-FASE-D.pdf
CP-IPA-FASE-D.pdf
 
Agen Milagros Lerepkebumen
Agen Milagros LerepkebumenAgen Milagros Lerepkebumen
Agen Milagros Lerepkebumen
 
Pembelajaran Berbasis Lingkungan dalam Pembelajaran Kajian Isu-Isu Global Pad...
Pembelajaran Berbasis Lingkungan dalam Pembelajaran Kajian Isu-Isu Global Pad...Pembelajaran Berbasis Lingkungan dalam Pembelajaran Kajian Isu-Isu Global Pad...
Pembelajaran Berbasis Lingkungan dalam Pembelajaran Kajian Isu-Isu Global Pad...
 
RPS PTK 2022.pdf
RPS PTK 2022.pdfRPS PTK 2022.pdf
RPS PTK 2022.pdf
 
jurnal validitas pembelajaran berbasis etnoekologi.pdf
jurnal validitas pembelajaran berbasis etnoekologi.pdfjurnal validitas pembelajaran berbasis etnoekologi.pdf
jurnal validitas pembelajaran berbasis etnoekologi.pdf
 

Recently uploaded

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 

Recently uploaded (20)

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 

DESAIN ELEKTROKIMIA

  • 1. ISSN : 2301-721X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013 44 DESAIN PEMBELAJARAN ELEKTROKIMIA MENGGUNAKAN KONTEKS KERIS SEBAGAI KEARIFAN LOKAL INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA SMA Oleh : Suci Rizki NA1 , Ahmad Mudzakir2 , Hernani3 Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI – email : nurul_aeni78@yahoo.com 1 Jurusan Pendidikan kimia FPMIPA UPI Bandung. – email : zakir66@hotmail.com 2 Jurusan Pendidikan kimia FPMIPA UPI – email : hernani_kimia@yahoo.com3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh desain pembelajaran meliputi Desain Didaktis (DD) dan Antisipasi Didaktis Pedagogis (ADP). DD dan ADP dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), multimedia pembelajaran, dan alat ukur penilaian untuk meningkatkan literasi sains siswa. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif. Karakteristik desain pembelajaran yang dikembangkan nampak pada konten pembelajaran yang mengkaitkan pembelajaran elektrokimia dengan konteks keris sebagai kearifan lokal Indonesia. Desain pembelajaran sesuai dengan aspek kompetensi yang dikembangkan oleh PISA (2009) dan sikap serta nilai budaya dan karakter bangsa yang dikembangkan oleh Puskur (2010). Tanggapan guru kimia terhadap desain yang dikembangkan diperoleh dari angket rating scale. Tanggapan terhadap RPP Topik 1 (Sel Volta) dan perangkatnya berdasarkan komponen penilaian adalah sangat baik dengan perolehan persentase 77,38%, sedangkan terhadap RPP Topik 2 (Elektrolisis dan Hukum Faraday) dan perangkatnya adalah juga sangat baik dengan perolehan persentase 72,62%. Desain pembelajaran yang telah dikembangkan dapat dikategorikan sangat baik dan layak untuk diimplementasikan. Kata kunci : Literasi sains, kearifan lokal, keris, elektrokimia. DESIGN OF ELECTROCHEMISTRY TEACHING MODEL USING INDONESIAN CREESE AS LOCAL WISDOM TO INCREASE HIGH SCHOOL STUDENT SCIENCE LITERACY Abstract The objective od this research is to develop teaching model covering Didactic Design (DD) and Anticipation Didactic Paedagogic (ADP) which was adopted into Lesson Plan (LP), Student Work Sheets (LKS), teaching multimedia and evaluation instruments to increase student science literacy. Research methode used is descriptive. Teaching design of electrochemistry was developed by linking into Indonesian local wisdom such as creese. The competition aspect model was designed base on PISA (2009), while attitude, character and nation culture was adopted from Puskur (2010). Teacher respond into the model was obtained from rating scale questioners. Teacher respond into first Lesson Plan model unit of Volta Cell topic was very good by 77.38%, also into second lesson plan of Electrolysis and Faraday’s Law was very good 72.62%. The category of this develepoved teaching model was very good and suitable to class implementations. Key words: Science Literacy, Local wisdom, creese, electrochemistry. PENDAHULUAN Kimia merupakan bagian dari rumpun sains, karena itu pembelajaran kimia juga merupakan bagian dari pembelajaran sains. Pembelajaran sains diharapkan dapat menjadi wahana bagi D O N O T C O PY
  • 2. ISSN : 2301-721X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013 45 peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari[1] . Pembelajaran sains menekankan pada pemberian pengalam- an pembelajaran secara langsung atau pengembangan kompetensi, agar siswa mampu memahami alam sekitar secara ilmiah. Siswa sering beranggapan bahwa pembelajaran sains yang diterapkan di sekolah selama ini merupakan pelajaran yang terpisah dari dunia tempat mereka berada. Hal tersebut menyebabkan siswa tidak mampu mengaitkan dan menggunakan konsep-konsep sains yang dipelajarinya untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari- hari, karena siswa tidak memperoleh pengalaman belajar untuk mengaitkan konsep-konsep sains dengan fenomena- fenomena yang ada di lingkungan mereka. Sains pada hakikatnya terdiri atas empat aspek yaitu konten/konsep sains, kompetensi (proses) sains, konteks aplikasi sains, dan sikap sains[2] . Kemampuan penguasaan terhadap empat aspek sains yaitu konten/konsep sains, kompetensi sains, konteks aplikasi sains, dan sikap sains (literasi sains) siswa SMA di Indonesia masih di bawah rata- rata. Hasil studi komparatif internasional PISA (Programme for International Student Assesment) yang diselenggarakan OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) tahun 2009 menunjukkan bahwa: 1. Tidak ada siswa Indonesia yang mencapai level level 5 dan level 6. 2. Capaian Indonesia untuk level 4 adalah 0,5 %. 3. Capaian Indonesia untuk level 3 adalah 6,9 %. 4. Capaian Indonesia untuk level 2 adalah 27,0 %. 5. Capaian Indonesia untuk level 1 adalah 41,0 %. 6. Sebanyak 6,9% siswa Indonesia berada di bawah level 1. Berdasarkan data tersebut, terlihat dengan jelas bahwa siswa di Indonesia memiliki literasi sains yang masih di bawah rata-rata dan secara umum kemampuan siswa Indonesia berada pada tahapan terendah skala pengukuran PISA, yaitu hanya dapat menjelaskan konsep sederhana. Oleh karena itu, diperlukan suatu wahana agar siswa mendapatkan kesempatan untuk mengaitkan pengetahuan sains yang dipelajarinya dengan fenomena-fenomena yang terjadi di sekitar mereka. Selain kompetensi yang sifatnya global, pendidikan dalam perspektif literasi juga harus menimbang kearifan lokal[3] . Suatu bangsa dapat maju jika masyarakatnya menjunjung tinggi kearifan lokalnya[4] . Kearifan lokal perlu dikaitkan dalam pembelajaran sains/kimia dengan harapan siswa akan lebih mengerti konsep- konsep kimia apabila berangkat dan dikaitkan dengan kearifan lokalnya masing-masing. Nilai-nilai yang terkandung dalam kearifan lokal merupakan salah satu nilai yang perlu ditanamkan kepada siswa sebagai wahana pendidikan karakter bangsa. Indonesia adalah suatu bangsa yang syarat dengan kearifan lokal. Salah satu dari sekian banyak kearifan lokal Indonesia adalah keris. Keris adalah khasanah budaya asli warisan nenek moyang bangsa Indonesia, berasal dari pulau Jawa yaitu dari Kerajaan Mataram Hindu[5] . Pada 25 November 2005, keris telah ditetapkan sebagai karya agung milik bangsa Indonesia oleh UNESCO. Khususnya di pulau Jawa ada tradisi jamasan atau mencuci keris setahun sekali pada bulan-bulan tertentu. Sebenarnya hal tersebut secara ilmiah dapat dihubungkan dengan sifat dari material utama keris yaitu besi. Sifat besi yang korosif membuat D O N O T C O PY
  • 3. ISSN : 2301-721X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013 46 tradisi tahunan ini perlu dilakukan. Berdasarkan standar isi mata pelajaran kimia, salah satu materi pokok dalam mata pelajaran kimia adalah elektrokimia. Konten elektrokimia sangat berhubungan dengan konteks keris serta tradisi penjamasannya. Berdasarkan hal di atas, maka penulis melakukan penelitian mengenai “desain pembelajaran elektrokimia menggunakan konteks keris sebagai kearifan lokal Indonesia untuk meningkatkan literasi sains siswa”. Adapun permasalahan utama dalam penelitian ini adalah “bagaimana desain pembelajaran elektrokimia menggunakan konteks keris sebagai kearifan lokal Indonesia yang dapat meningkatkan literasi sains siswa SMA?” Permasalahan tersebut diuraikan menjadi sub-sub masalah berikut: 1. Bagaimana langkah-langkah pengem- bangan desain pembelajaran elektro- kimia menggunakan konteks keris untuk meningkatkan literasi sains siswa SMA? 2. Bagaimana karakteristik desain pembelajaran yang dikembangkan? 3. Bagaimana penilaian guru kimia terhadap desain pembelajaran yang dikembangkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan perangkatnya? Tujuan utama penelitian ini adalah diperolehnya: 1. Desain pembelajaran meliputi desain didaktis dan antisipasi didaktis pedagogis yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), multimedia pembelajaran, dan alat ukur penilaian. 2. Informasi tentang tanggapan guru kimia terhadap program yang dikembangkan. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif yang memuat aspek kualitatif juga kuantitatif. Data kualitatif berupa karakteristik desain yang dikembangkan dan data kuantitatif berupa persentase penilaian ahli berdasarkan angket rating scale. Penelitian deskriptif meliputi penelitian yang diarahkan pada penelitian kualitatif atau kuantitatif[6] . Namun penelitian deskriptif dalam bidang pendidikan dapat berupa perpaduan penelitian kualitatif dan kuantitatif[7] . Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan maka diperlukan alur penelitian. 1. Menganalisis standar kompetensi dan kompetensi dasar pada submateri pokok elektrokimia dalam Standar Isi mata pelajaran kimia SMA. 2. Telaah buku teks kimia Sunarya dan Setiabudi (2009). 3. Telaah kepustakaan pembelajaran literasi sains dan kepustakaan pembelajaran berbasis kearifan lokal keris. 4. Perumusan, validasi, dan revisi indikator dan tujuan pembelajaran aspek kognitif disesuaikan dengan kompetensi PISA 2009. 5. Perumusan, validasi, dan revisi indikator dan tujuan pembelajaran aspek sikap disesuaikan dengan PISA 2009 (sikap terhadap sains) dan Pusat Kurikulum 2010 (nilai budaya dan karakter bangsa). 6. Melakukan analisis dan pemproduksian wacana materi pokok elektrokimia menggunakan konteks keris. Wacana yang dianalisis berupa wacana konten dan wacana konteks. 7. Penyusunan lesson sequence map elektrokimia konteks keris berdasarkan tujuan dan wacana pembelajaran materi pokok elektrokimia konteks keris. D O N O T C O PY
  • 4. ISSN : 2301-721X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013 47 8. Perumusan desain didaktis dan antisipasi didaktis pedagogis materi pokok elektrokimia konteks keris sebagai kerangka awal desain pembelajaran. Urutan pembelajaran pada desain didaktis dan antisipasi didaktis pedagogis disesuaikan dengan lesson sequence map yang telah disusun. 9. Perumusan RPP dan perangkat pendukung RPP. 10. Validasi RPP dan perangkat pendukung RPP oleh pakar pendidikan. 11. Revisi urutan lesson sequence map, desain didaktis dan antisipasi didaktis pedagogis. 12. Revisi RPP dan perangkat pendukung RPP. 13. Penyebaran angket pada guru kimia untuk mengetahui tanggapan guru kimia sebagai praktisi pendidikan terhadap desain pembelajaran yang telah dikembangkan. Format penilaian desain pembelajaran mengadaptasi format penilaian lesson plan menurut WOGI (2010). Instrumen-instrumen Penelitian yang digunakan antara lain: 1. Instrumen penelitian yang disusun untuk menjawab rumusan masalah satu dan dua terdiri atas: a. Tabel validasi kesesuaian indikator dan tujuan pembelajaran aspek kognitif dengan SK, KD, konteks, konten dan kompetensi pisa 2009. b. Tabel validasi kesesuaian indikator dan tujuan pembelajaran aspek sikap dengan SK, KD, konten, serta aspek sikap PISA 2009 (sikap terhadap sains) dan Pusat Kurikulum 2010 (nilai budaya dan karakter bangsa). c. Desain didaktis. d. Antisipasi didaktis pedagogis. e. Tabel validasi kesesuaian langkah- langkah pembelajaran RPP, media pembelajaran dengan tujuan pembelajaran. f. Tabel validasi kesesuaian komponen LKS pembelajaran dengan tujuan pembelajaran. g. Tabel validasi kesesuaian alat ukur penilaian dengan indikator pembelajaran. h. Format validasi media pendukung desain pembelajaran elektrokimia konteks keris. 2. Instrumen penelitian yang disusun untuk menjawab rumusan masalah tiga yaitu angket tanggapan guru kimia terhadap desain pembelajaran yang dikembangkan. Menganalisis data penelitian yang dihasilkan dari instrumen-instrumen penelitian 1 dilakukan untuk menghasilkan deskripsi langkah- langkah pengembangan desain pembelajaran elektrokimia konteks keris. Selain itu, hal ini juga dilakukan untuk menentukan karakteristik desain pembelajaran yang telah dikembangkan. Data angket yang diperoleh diolah dengan rating scale. Menggunakan rating scale, data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif[8] . Penyusun instrumen rating scale harus dapat mengartikan setiap angka yang diberikan pada alternatif jawaban pada setiap item instrumen[8] . Berdasarkan instrumen yang diberikan kepada responden sejumlah p, jumlah item sebanyak q, dan skor tertinggi adalah 3, maka jumlah skor kriterium (bila setiap butir mendapat skor tertinggi) = p × q × 3. Sehingga, bila instrumen diberikan kepada 12 responden, maka sebelum dianalisis, data harus ditabulasikan. Untuk skor tertinggi tiap butir = 3, jumlah butir = 7 dan jumlah responden = 12, maka jumlah skor kriterium adalah D O N O T C O PY
  • 5. ISSN : 2301-721X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013 48 = 3 × 7 × 12 = 252. Secara kontinum dapat dibuat tiga kategori, yaitu 87(kurang baik), 168(baik), 252 (sangat baik) [8]. HASIL DAN PEMBAHASAN Langkah - Langkah Pengembangan Desain Pembelajaran Desain pembelajaran elektrokimia yang dikembangkan dan diwujudkan dengan rancangan RPP. RPP terdiri atas sejumlah komponen yaitu identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, model, pendekatan dan metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar[9] . Komponen-komponen RPP selain identitas mata pelajaran, SK dan KD dapat terwujud melalui pengembangan desain pembelajaran sebagai bentuk perencanaan pembelajaran. Desain pembelajaran adalah rancangan pembelajaran berupa suatu rangkaian situasi didaktis (hubungan siswa dengan materi) beserta antisipasi didaktis pedagogis (tindakan yang akan dilakukan guru berdasarkan prediksi respon siswa terhadap situasi didaktis yang tercipta) untuk mencapai kompetensi yang diharapkan[10] . Untuk menghasilkan desain tersebut dilakukan melalui sejumlah langkah- langkah pengembang- an. Langkah-langkah pengembangan desain tersebut terdiri atas: 1. Perumusan, validasi dan revisi indikator pembelajaran aspek kognitif dan sikap 2. Perumusan, validasi dan revisi tujuan pembelajaran aspek kognitif dan sikap. 3. Pemproduksian wacana. 4. Penyusunan lesson squence map. 5. Perumusan desain didaktis dan antisipasi didaktis pedagogis. 6. Perancangan dan validasi RPP dan perangkat penunjang RPP. 7. Revisi urutan lesson squence map, desain didaktis, dan antisipasi didaktis pedagogis. 8. Revisi RPP dan perangkat penunjang RPP. Karakteristik Desain Pembelajaran yang Dikembangkan Indikator terdiri atas indikator aspek kognitif dan indikator aspek sikap. Validasi indikator kognitif disesuaikan dengan SK dan KD, konten, dan aspek kompetensi PISA 2009, sehingga yang menjadi ciri khas indikator kognitif pada desain adalah terdapatnya aspek kompetensi ilmiah PISA 2009. Validasi indikator aspek sikap disesuaikan dengan SK dan KD, konten, dan aspek sikap PISA 2009, aspek nilai budaya dan karakter bangsa Puskur 2010. Indikator aspek sikap memiliki ciri khas yang sesuai dengan aspek sikap PISA 2009, aspek nilai budaya dan karakter bangsa Puskur 2010. Langkah-langkah pembelajaran yang disusun sesuai dengan pembelajaran STL yang mengadopsi tahap-tahap pembelajaran berdasarkan proyek chemie in context dalam Nentwig et al. (2002) dan penyisipan langkah seperti yang disarankan oleh Holbrook (2005). Strategi pembelajaran yang digunakan disesuaikan pula dengan pembelajaran STL yang menyisipkan isu sosio-ilmiah pada tahapannya. Isu tersebut sebenarnya tercakup pada materi pembelajaran yang dikembangkan. Materi pembelajaran dikembangkan terdiri atas konten dan konteks. Konteks yang dipilih sesuai dengan isu sosio-ilmiah yang diangkat pada pembelajaran. Isu tersebut dimunculkan sebagai pertanyaan pada tahap kuriositi kemudian dituntut untuk dijawab pada tahap decission making berdasarkan konsep yang dikaji pada tahap elaborasi. Alat ukur disusun D O N O T C O PY
  • 6. ISSN : 2301-721X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013 49 berdasarkan indikator dan penyusunan sumber dan media dilakukan berdasarkan analisis tujuan pembelajaran. Alat ukur dan sumber belajar tentunya memuat aspek kognitif sesuai dengan aspek kompetensi ilmiah PISA 2009 serta aspek sikap sesuai dengan PISA 2009 dan Puskur 2010. Tanggapan Guru Kimia terhadap Desain Pembelajaran yang Dikembangkan Instrumen yang digunakan untuk mengetahui tanggapan guru kimia yaitu berupa angket tanggapan guru kimia terhadap desain serta perangkatnya. Angket disebarkan kepada dua belas orang guru kimia yang merupakan lulusan dari LPTK negeri. Guru kimia terbagi ke dalam tiga kualifikasi, yaitu guru kimia pemula, medium, dan profesional. Dua belas orang guru kimia menanggapi desain pembelajaran beserta perangkatnya, yang terdiri atas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), multimedia pembelajaran, dan alat ukur literasi sains. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD[9] . Untuk mencapai KD, kegiatan pembelajaran pada RPP ditunjang oleh perangkat penunjang berupa bahan ajar dan alat ukur. Perangkat penunjang yang digunakan pada desain pembelajaran elektrokimia yang dikembangkan yaitu LKS, multimedia pembelajaran, dan alat ukur literasi sains. Angket yang berupa format tanggapan terhadap RPP dan penunjangnya memuat penilaian seluruh komponen tersebut. Adapun komponen yang ditanggapi oleh guru, yaitu tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, prosedur pembelajaran, komunikasi kelas, tugas kimia (LKS dan tugas terstruktur), penggunaan multimedia, penilaian. Guru kimia diminta untuk menanggapi desain pembelajaran yang telah dikembangkan dan diminta pula komentar dan saran guru kimia terhadap desain yang dikembangkan. Penilaian guru terhadap komponen-komponen desain menggunakan tiga skala penilaian, yaitu sangat baik (3 poin), baik (2 poin), dan tidak baik (1 poin)[11] . 1. Penilaian Terhadap Desain Pembelajaran Berdasarkan tanggapan dua belas guru kimia berupa penilaian terhadap desain pembelajaran yang dikembangkan dengan skala yang telah ditentukan, maka diperoleh data angket berupa angka yang diolah berdasarkan rating scale. Angka yang diperoleh dari angket diolah menjadi nilai kualitatif, pengolahan data terdapat pada lampiran 10. Berdasarkan pengolahan data angket tanggapan guru kimia, desain pembelajaran elektrokimia yang dikembangkan dapat dikualifikasikan sangat baik. Jumlah skor kriterium (bila setiap butir mendapatkan skor tertinggi) untuk skor tertinggi tiap butir =3, jumlah butir = 7, dan responden =12 yaitu 3 x 7 x 12 = 252. Adapun jumlah skor hasil pengumpulan data adalah 195 untuk RPP 1 dan 183 untuk RPP 2. Dengan demikian kualitas desain pembelajaran elektrokimia yang dikembangkan menurut persepsi 12 responden itu untuk RPP 1 adalah 195 : 252 = 77,38 % dan untuk RPP 2 adalah 183 : 252 = 72,62 %. Nilai 195 dan 183 termasuk dalam kategori interval “baik dan sangat baik”. Tetapi lebih mendekati sangat baik. Sehingga desain pembelajaran yang telah dikembangkan dapat dikategorikan sangat baik dan layak untuk diimplementasikan. Adapun komentar dan saran guru kimia terhadap desain pembelajaran dipaparkan kemudian. D O N O T C O PY
  • 7. ISSN : 2301-721X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013 50 2. Komentar dan Saran Guru Kimia Terhadap Desain Pembelajaran Selain memberikan penilaian terhadap komponen-komponen desain pembelajaran yang dikembangkan, guru kimia memberikan juga saran dan komentar terhadap desain pembelajaran yang dikembangkan. Pada umumnya seluruh guru menyatakan komentar yang baik terhadap desain pembelajaran yang dikembangkan, para guru setuju dengan pengembangan desain pembelajaran dengan menggunakan konteks budaya Indonesia sebagai kearifan lokal Indonesia. Semua guru tertarik dengan penyisipan nilai budaya pada pembelajaran sains di sekolah, namun 25% guru menyatakan keberatan apabila konten korosi logam disampaikan sejak awal pembelajaran. Keberatan tersebut disebabkan materi terkait reaksi redoks yang terjadi pada peristiwa tersebut memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi sehingga materi tentang reaksi redoks pada proses korosi lebih cocok disampaikan pada akhir subbab sel volta, setelah siswa memahami reaksi-reaksi sederhana yang dapat terjadi pada beberapa sel volta. Selain itu, 33,3 % guru kimia merasa kesulitan untuk dapat menilai desain pembelajaran yang dikembangkan karena tidak melihat langsung pelaksanaan proses pembelajaran Adapun saran perbaikan yang disampaikan oleh seluruh guru kimia dikategorikan menjadi beberapa bagian, yaitu saran perbaikan untuk materi pembelajaran, saran perbaikan untuk prosedur pembelajaran, saran perbaikan untuk tugas kimia, dan saran perbaikan untuk penilaian. 1) Materi Pembelajaran 16,67 % responden menyatakan bahwa materi pembelajaran harus ditinjau ulang, PW menyarankan agar peneliti dapat menyiapkan materi yang lebih penting untuk bekal siswa agar dapat menyelesaikan soal-soal seleksi yang memiliki tingkat kesukaran tinggi dan tingkat penguasaan pengetahuan yang dalam. Selain itu, PW menyarankan agar pembahasan korosi tidak hanya korosi besi saja, disampaikan pula aplikasi korosi pada contoh logam lain. Kemudian YL menyarankan agar konteks pembelajaran tidak terbatas konteks keris untuk keseluruhan materi pokok elektrokimia. YL juga menyarankan agar memperbanyak konteks berupa contoh- contoh sel elektrokimia yang lebih mutakhir dan komersil, seperti macam- macam baterai atau sel bahan bakar terbarukan yang menggunakan konsep sel elektrokimia. 2) Prosedur pembelajaran 25 % guru kimia menyarankan agar prosedur pembelajaran dapat diperbaiki. YL menyarankan agar memperbanyak metode praktikum pada pembelajaran KD. 2.2, seperti memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk dapat melakukan elektrolisis menggunakan berbagai elektroda inert/tak inert, kemudian untuk hukum Faraday dapat diterapkan pembelajaran praktikum pelapisan logam. YL dan YR menyarankan agar pembelajaran korosi disampaikan diakhir pembelajaran sel volta. Selain itu, YL dan YR menyarankan agar menambah jumlah alokasi waktu pertemuan untuk pembahasan materi elektrokimia ini karena berdasarkan pengalaman, pembelajaran materi elektrokimia biasanya minimal dilakukan selama 16 jam pelajaran. 3) Tugas kimia 33,33 % guru kimia menyarankan agar peneliti memperbaiki tugas kimia. Tugas kimia terdiri atas tugas yang menuntut siswa untuk mengkonstruk pengetahuannya yaitu tugas berupa LKS dan tugas rumah yang akan merefleksi hasil pembelajaran di kelas. AM dan YR menyarankan untuk memperbaiki bahan- bahan dan prosedur pengamatan pada LKS praktikum. DA, YL dan YR menyarankan untuk memperbanyak soal D O N O T C O PY
  • 8. ISSN : 2301-721X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013 51 latihan pada setiap akhir pembelajaran sebagai pengayaan untuk belajar siswa di rumah. 4) Penilaian 16,67% guru kimia menyarankan alat ukur dapat diperbaiki, YR menyarankan agar pada alat ukur ditambahkan soal pilihan ganda. PW menyarankan agar menambahkan soal- soal subbab potensial sel. KESIMPULAN 1. Langkah-langkah pengembangan desain pembelajaran elektrokimia konteks keris, terdiri atas : a. Perumusan, validasi dan revisi indikator pembelajaran aspek kognitif dan sikap Perumusan, validasi dan revisi tujuan pembelajaran aspek kognitif dan sikap. b. Pemproduksian wacana. c. Penyusunan lesson squence map. d. Perumusan desain didaktis dan antisipasi didaktis pedagogis. e. Perancangan serta validasi RPP dan perangkat penunjang RPP. f. Revisi urutan lesson squence map, desain didaktis, dan antisipasi didaktis pedagogis. g. Revisi RPP dan perangkat penunjang RPP. 2. Desain pembelajaran yang dikembangkan terdiri atas desain didaktis dan antisipasi didaktis pedagogis yang dituangkan dalam RPP dan perangkatnya. Karakteristik desain pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan aspek kompetensi dan aspek sikap serta aspek nilai budaya dan karakter bangsa, dan model pembelajaran STL yang mengadopsi tahap-tahap pembelajaran berdasarkan proyek Chemie im Kontext dengan menambahkan tahap pengambilan keputusan. 3. Desain pembelajaran telah diklasifikasikan sangat baik oleh guru- guru kimia, sehingga desain pembelajaran yang telah dikembangkan layak untuk diimplementasikan. REFERENSI Alwasilah, C., Karim S., Tri K. (2009). Etnopedagogi: Landasan Praktik Pendidikan Guru. Bandung: PT Kiblat Buku Utama BSNP. (2007). Standar Proses. Jakarta: BSNP Depdiknas. (2008). Konsep Dasar Pendidikan Berbasis Keunggulan dan Kearifan Lokal. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Harsrinuksmo, B.(2003). Ensiklopedia Keris. Jakarta: Gramedia. Hayat, B dan Suhendra Y.(2010). Mutu Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Niaz, M. (1997). Can We Intregrate Qualitative and Quantitative Research In Science Education?. Netherland : Cluwer Academic Publisher. OECD (2009). PISA 2009 Assessment Framework Key competencies in reading, mathematics and science. [online]. Tersedia : http:// www.oecd.org/dataoecd/11/40/44455820.pdf [10 September 2010] Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, N.S. (2010). Metode Penelitian dan Pendidikan. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya. Suryadi, D. (2010). “Metapedadidaktik dan Didactical Desain Research (DDR): Sintesis Hasil Pemikiran Berdasarkan Leson Study”, dalam Teori, Paradigma, Prinsip, dan Pendekatan Pembelajaran MIPA dalam Konteks Indonesia.Bandung: FPMIPA UPI. WOGI.(________).Rubric for Lesson Plan Evaluation. (online). tersedia: http://www.unfwogi.com/images/Rubric%20for%20Lesson%20Plan%20Evaluation.pdf [24 Mei 2011] D O N O T C O PY