Dokumen tersebut membahas tentang konsep Kurikulum Merdeka Belajar (KMB) dan penerapannya dalam pembelajaran matematika di SMU. Secara singkat, dokumen menjelaskan pengertian KMB, prinsip-prinsipnya, dan tantangan penerapannya di sekolah saat ini karena keterbatasan infrastruktur dan sosialisasi. Dokumen juga membahas dampak pandemi Covid-19 terhadap proses pembelajaran dan upaya penyesuaian kurikulum
2. Daftar Isi
03 Konsep merdeka belajar
02 Kurikulum 2013
01 Pengertian kurikulum
04 Proses Pendidikan Di Masa Pandemi COVID-19
07
Penerapan kurikulum dalam pembelajaran
matematika
06
Penerapan Kurikulum di Sekolah secara
keseluruhan
05 Profil Sekolah yang Diteliti
08 Analisis SWOT
09 Kesimpulan
4. Istilah kurikulum (curriculum) berasal dari
kata curir (pelari) dan curere (tempat
berpacu). Pada awalnya diartikan sebagai
jarak yang harus ditempuh oleh seorang
pelari mulai dari start sampai finish untuk
memperoleh medali.
Curriculum is the substance of the school
program. It is the content pupils are expected
to learn (Daniel Tanner and Laurer Tanner,
1975).
Kurikulum adalah substansi dari program
sekolah. Yaitu berupa konten yang diberikan
kepada siswa untuk dipelajari (Daniel Tanner
and Laurer Tanner, 1975).
Curriculum is the plan of program for all
experiences which the learner encounters
under the direction of the school (Peter F.
Olivia, 1982).
Kurikulum adalah rencana program untuk
semua pengalaman yang ditemui peserta
didik di bawah arahan sekolah (Peter F.
Olivia, 1982).
Sumber: Ruhimat et al., 2011
5. K U R I K U L U M
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan
pengaturan yang memuat tujuan, isi, bahan dan cara
pembelajaran yang digunakan sebagai bedoman kegiatan
belajar mengajar
Kurikulum mengalami perkembangan dari waktu ke
waktu, dimulai dari kurikulum pertama yaitu Rentjana
Pelajaran 1947 sampai dengan kurikulum terbaru, yaitu
Kurikulum Merdeka Belajar
8. • TIMSS: Keterampilan
berpikir tinggi madek.
• Guru-guru kesulitan
mengembangkan kurikulum
secara mandiri.
RASIONAL PERUBAHAN
KURIKULUM 2013
9. SKL
SKL terstruktur dalam:
• SKL
• Kompetensi Inti (KI)
• Kompetensi Dasar
Menyeimbangkan kognitif, afektif, dan
psikomotor
Kompetensi inti mengikat kompetensi-
kompetensi dasar.
Kompetensi inti meliputi:
• KI 1 : Sikap keagamaan
• KI 2 : Sosial kepribadian dan ahlak.
• KI 3 : Pengetahuan
• KI 4 : Penerapan Pengetahuan
pembelajaran mengembangkan
kemampuan menguasai fakta, konsep,
prosedur, metakognitif.
SD: menguasai fakta dan konsep
SMP: menguasasi fakta, konsep, dan
prosedur.
SMA/SMK: menguasai fakta, konsep,
prosedur, dan metakognitif.
ELEMEN PERUBAHAN
5
10. Kompetensi Inti
• Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
• Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
• Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata
• Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranahabstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
11. STANDAR ISI
Pembelajaran menggunakan pendekatan sainstifik, meliputi;
• Domain sikap : menerima, mejalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan.
• Domain keterampilan: mengamati, menanya, mencoba,
mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta.
• Domain pengetahuan: mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi.
6
12. STANDAR PROSES
• TIK menjadi media semua mata pelajaran
• Pembelajaran dalam konteks jejaring, siswa menimba
ilmu dari berbagai sumber; dari siapa saja, dari mana
saja, dari internet, dari perpustakaan sekolah, dari
hasil praktik di luar kelas...
• Pembelajaran berbasis tim.
• Pembelajaran menstimulasi seluruh panca indra.
7
13. STANDAR PENILAIAN
Penilaian otentik, menggunakan penilaian acuan
patokan (PAP), yaitu penilaian pencapaian hasil
belajar didasarkan pada posisi skor yang diperoleh
siswa terhadap skor ideal berbasis kompetensi,
memanfaatkan portofolio
8
14. KOMPONEN SILABUS
(1) Identitas satuan pendidikan dan mata pelajaran,
(2) tingkat kelas,
(3) kompetensi inti,
(4) kompetensi dasar,
(5) indikator,
(6) materi pembelajaran,
(7) proses pembelajaran,
(8) penilaian,
(9) alokasi waktu dan
(10) sumber belajar.
9
16. MATA PELAJARAN
Kelas
X XI XII
Kelompok A dan B (Wajib) 24 24 24
Peminatan Matematika dan IPA
I 1 Matematika 3 4 4
2 Biologi 3 4 4
3 Fisika 3 4 4
4 Kimia 3 4 4
Peminatan Sosial
II 1 Geografi 3 4 4
2 Sejarah 3 4 4
3 Sosiologi & Antropologi 3 4 4
4 Ekonomi 3 4 4
Peminatan Bahasa
III 1 Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 4
2 Bahasa dan Sastra Inggeris 3 4 4
3 Bahasa dan Sastra Asing lainnya 3 4 4
4 Antropologi 3 4 4
Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman
Pilihan Pendalaman Minat atau Lintas Minat 6 4 4
Jumlah Jam Pelajaran Yang Tersedia per minggu 60 72 72
Jumlah Jam Pelajaran Yang harus Ditempuh per minggu 42 44 44
Struktur Kurikulum Peminatan SMA
16
22. Pandemi COVID-19
Covid-19 (coronavirus disease 2019) adalah jenis penyakit baru
yang disebabkan oleh virus. Pertama penyakit ini terjadi di
kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019.
Setelah itu, COVID-19 menular dengan sangat cepat dan
menyebar ke puluhan negara, termasuk Indonesia.
Di Indonesia sendiri pandemi COVID-19 berdampak pada
68.801.708 peserta didik dan 4.183.591 pendidik, mulai dari
jenjang pendidikan anak usia dini sampai pendidikan tinggi,
pendidikan khusus, pendidikan vokasi, pendidikan masyarakat,
kursus dan pendidikan keagamaan.
Dampak paling terasa adalah berubahnya struktur
pembelajaran yang biasanya dilakukan secara tatap muka,
berubah menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) baik itu
daring maupun luring (Kemdikbud, 2020).
Kasus COVID-19 di Indonesia
hingga 15 Maret 2021
Sumber: covid19.go.id/peta-sebaran-covid19
23. Tetap mengacu pada Kurikulum
Nasional
Menggunakan kurikulum darurat
Melakukan penyederhanaan
kurikulum secara mandiri
01
02
03
Ada 3 opsi yang dapat
dipilih sekolah pada
kondisi khusus dalam
pelaksanaan pembelajaran
24. Kurikulum Darurat di Masa Pandemi Covid-19
Kurikulum pada satuan pendidikan dalam kondisi khusus memberikan
fleksibilitas bagi sekolah untuk memilih kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran siswa. Kurikulum pada kondisi khusus bertujuan
memberikan fleksibilitas bagi sekolah menentukan kurikulum sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik.
Kurikulum tidak harus dilakukan berdasarkan kurikulum yang berlaku
sebelumnya, namun perlu dilakukan penyederhanaan dalam kurikulum.
Penyederhaanaan kurikulum darurat tersebut ditujukan untuk
memastikan kompetensi yang harus dicapai tetap terpenuhi.
25. Penyederhanaan rencana
pelaksanaan pembelajaran
(RPP). Penyederhanaan RPP
ini tentu satu sisi meringankan
kerja administrasi para guru.
Model Pembelajaran. Agar
kurikulum dapat tercapai
sesuai target yang diinginkan
walau dalam kondisi terbatas.
Guru harus menentukan model
pembelajaran yang tepat
dalam kondisi saat ini.
Aspek Penilaian. Kurikulum
mengisyaratkan bahwa 3
aspek penilaian yaitu kognitif,
afektif dan psikomotor mesti
muncul dalam proses belajar
mengajar.
Persiapan Pembelajaran.
Tentu target ketercapaian
kurikulum secara tatap muka
akan jauh berbeda dengan
pembelajaran daring.
Kebermaknaan dan proses
belajar dituntut dalam
pembelajaran jarak jauh ini.
Ada beberapa poin penting yang harus menjadi catatan guru dalam
upaya menyesuaikan target capaian kurikulum di masa Pandemi ini :
002
003
004
001
Catatan Guru
26. Manfaat Penyederhanaa Kurikulum Darurat
Bagi Guru
Tersedianya acuan
kurikulum yang sederhana.
Berkurangnya beban
mengajar.
Guru dapat berfokus pada
pendidikan dan
pembelajaran yang esensial
dan kontekstual.
Kesejahteraan psikososial
guru meningkat.
0 01
Bagi Siswa
Siswa tidak dibebani
tuntutan menuntaskan
seluruh capaian kurikulum
dan dapat berfokus pada
pendidikan dan
pembelajaran yang esensial
dan kontekstual.
Kesejahteraan psikososial
siswa
0 02
Bagi Wali Siswa
Mempermudah
pendampingan
pembelajaran di rumah
Kesejahteraan psikososial
orang tua meningkat.
0 03
27. Profil Sekolah
Nama Sekolah SMU NEGERI 1 Padalarang
Alamat Jl. Perum Babakan Loa Permai,
Padalarang, Kabupaten Bandung
Barat, Jawa Barat 40553
Kepala Sekolah Asep Yayat Ruhiyat Supriatna, S.Pd.
Jumlah Siswa 1849
Jumlah Guru 109
Jumlah Kelas 29
Seksi Kurikulum ASEP IGUY NARTAPURA
28. SMU NEGERI 1
P a d a l a r a n g
D O K U M E N T A S I
Foto sekolah dari view lainnya
Foto sekolah
dari dekat
Jalan sekitar sekolah Akses masuk sekolah
Dari
Google Earth
29. Penerapan Kurikulum di Sekolah Secara Keseluruhan
001 002 003 004
Sudah KMB?
Belum seluruhnya
diterapkan
Alasan?
Belum ada IHT dan
sosialisasi, infrastruktur
belum memadai
Kurikulum saat ini?
Kurikulum 2013 dan
kurikulum darurat
Aturan PPDB?
Belum sepenuhnya
mengikuti aturan KMB,
masih mengondisikan
dengan keadaan lingkungan
sekolah
009 008 007 006
Pembelajaran
saat pandemi?
PJJ, dengan
pengecualian bagi
yang tidak dapat
online
Sudah melaksanakan
AKM?
AKM belum terlaksana pada
tahun ajaran sekarang,
mulai mempersiapkan untuk
pelaksanaan AKM pada
tahun ajaran selanjutnya
Ujian Nasional
Sudah tidak
melaksanakan UN,
UN diganti dengan
US
010
Pelaksanaan
ujian saat PJJ?
Mix, online da offline
005
RPP saat ini?
Sudah menggunakan
format RPP 1 lembar
Kendala PJJ?
Dominan
keterbatasan sinyal
dan siswa hilang-
hilangan
30. Penerapan Kurikulum di Sekolah Secara Keseluruhan
001 002 003 004
Sudah KMB?
Belum menerapkan
KMB
Alasan?
Belum sosialisasi secara
menyeluruh terkait KMB,
info yang diperoleh baru
sebatas AKM saja
Kurikulum saat ini?
Kurikulum 2013 dan
kurikulum darurat
009 008 007 006
Platform pembelajaran
selama PJJ?
WhatsApp, Google
Classroom, video
converence belum
dilaksanakan
Buku sumber
yang digunakan?
Buku matematika
kurikulum 2013
010
005
RPP saat ini?
Sudah menggunakan
format RPP 1 lembar
Keuntungan PJJ?
Baik guru atau murid
menjadi lebih melek
IT
Sudah melaksanakan
AKM?
AKM belum terlaksana pada
tahun ajaran sekarang untuk
pelajaran matematika
Pembelajaran
saat pandemi?
PJJ, materi dan sifat
ujian diberikan dan
dilaksanakan secara
online
Kendala PJJ?
Dominan
keterbatasan sinyal
dan siswa hilang-
hilangan
32. Analisis SWOT untuk Pelaksanaan KMB di Sekolah
S
W
O
T
EAKNESS
PPORTUNITIES
T
R
E
N
G
T
H
S
H
R
E
A
T
S
Sekolah belum memiliki infrastruktur yang memadai untuk KMB
WEAKNESS
Sebagian guru dan siswa sudah paham IT
STRENGTHS
Belum ada sosialisasi dari dinas terkait mengenai KMB
THREATS
Sekolah bekerja sama dengan tim gugus untuk pembuatan AKM
OPPRTUNITIES
33. Analisis SWOT untuk Pelaksanaan KMB pada Pembelajaran
Matematika
S
W
O
T
EAKNESS
PPORTUNITIES
T
R
E
N
G
T
H
S
H
R
E
A
T
S
Belum memiliki pemahaman KMB secara menyeluruh
WEAKNESS
Guru yang bersangkutan sudah paham IT dan dapat berfikir
kreatif untuk memberikan materi kepada siswa
STRENGTHS
Belum ada sosialisasi dari dinas terkait mengenai KMB, karena
ada beberapa aspek dari KMB yang harus disosialisasikan,
tidak cukup dengan informasi di internet saja
THREATS
Terdapat informasi dari berbagai sumber di Internet
OPPRTUNITIES
34. Kesimpulan
Pelaksanaan Kurikulum Merdeka Belajar belum bisa dilaksanakan serentak di
seluruh sekolah di Indonesia, karena pada kenyataannya masih ada sekolah
yang belum memahami secara keseluruhan pelaksanaan dari KMB itu sendiri
salah satunya SMUN 1 Cihampelas. Selain sekolah harus aktif mencari informasi
terkait KMB, pemerintah, dalam hal ini Kemendikbud harus memberikan
dukungan berupa edukasi ke setiap sekolah melalui dinas terkait untuk
pelaksanaan KMB ini. Seiring dengan hal tersebut, dukungan lain berupa
infrastruktur dan sumber daya juga harus dipenuhi untuk pelaksanaan KMB.
Karena tanpa semua aspek yang disebutkan di atas, pelaksanaan KMB di masa
yang akan datang tidak akan semulus yang dicita-citakan.
#Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh
#No pain, no gain