Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
EKPLORASI IDENTIFIKASI MASALAH ppg daljab.docx
1. LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (dalam BK)
Nama : Nurul Ulfah, S.Pd.
Asal sekolah : SMA. Ki Hajar Dewantoro
Instruksi
1. Identifikasi masalah-masalah yang dialami peserta didik yang Anda temukan di sekolah (berdasarkan LK 1.1).
2. Identifikasi faktor-faktor penyebab dari masalah-masalah yang ditemukan di sekolah.
Tuliskan dengan detail pada setiap faktor penyebab (bila tidak teridentifikasi faktor penyebab pada salah satu kolom, silahkan dikosongkan).
Bila terdapat faktor penyebab yang tidak termasuk pada faktor fisik, psikologis, dan lingkungan, silahkan tuliskan pada kolom lainnya.
3. Analisislah penyebab utama masalah dari masalah yang Anda temukan di sekolah.
No. Masalah yang
telah
diidentifikasi
Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah Analisis Eksplorasi Penyebab masalah
1. Kurangnya
pembelajaran
yang
berorientasi
HOTS
Kajian Literatur
Jurnal Ilmiah
Rizki Amaliah. Analisis Kesulitan Peserta DidikDalam Penyelesaian Soal
HOTS Tentang Dinamika Rotasi Pada Kelas XI. FKIP Untan Pontianak.
2022
Faktor yang menyebabkan kesulitan peserta didik dalam menyelesaikan
soal HOTS antara lain
1. Kesulitan memvisualisasikan masalah disebabkan karena peserta didik
tidak tahu menggambarkan sketsa pada tiap soal.
2. Kesulitan deskripsi fisika disebabkan karena kurang memahami
masalah yang diberikan pada soal.
3. Kesulitan rencana solusi disebabkan karena kurang memahami konsep
yang digunakan pada soal.
4. Kesulitan memeriksa dan mengevaluasi disebabkan karena kurang
teliti dalam memeriksa jawaban dan tergesa-gesa dalam
menyelesaikan jawaban soal.
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFKIP/article/download/27748/26738
Berdasarkan hasil literasi dan diskusi yang
dilakukan, ada beberapa penyebab peserta
didik kurang mampu menyelesaikan soal
pembelajaran yang berorientasi HOTS:
1. Peserta didik tidak terbiasa
menyelesaikan soal yang bersifat
HOTS.
2. Kurangnya pelatihan tentang
pembuatan dan pemecahan soal
HOTS terhadap tenaga pendidik.
Dari permasalahan tersebut ada beberapa
solusi yang mungkin dapat dilakukan:
1. Melakukan pemantapan terhadap
guru bagaimana cara merancang
dan memmecahkan soal HOTS.
2. Melakukan pemantapan materi
untuk peserta didik terhadap soal
2. Jurnal Ilmiah
Nasha Nauvalika Permana, Ana Setiani, Novi Andri Nurcahyono.
Analisis Kemampuan Penalaran Adaptif Siswa dalam Menyelesaikan
Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS). 2020
https://ejournal.uin-suka.ac.id/tarbiyah/jppm/article/view/022-02
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa :
1. Pada soal HOTS dengan indikator mengajukan dugaan,
subjek dengan kemampuan penalaran adaptif matematis tinggi dan
rendah mampu mengajukan dugaan. Berbeda dengan subjek yang
memiliki kemampuan penalaran adaptif rendah tidak mampu
mengajukan dugaan,
2. Pada soal HOTS dengan indikator memberikan alasan terhadap suatu
kebenaran, subjek dengan kemampuan tinggi dan sedang mampu
memberikan alasan terhadap suatu pernyataan dengan benar. Berbeda
dengan subjek berkemampuan rendah yang tidak dapat memberikan
alasan terhadap sebuah pernyataan,
3. Pada soal HOTS dengan indikator menarik kesimpulan pada sebuah
pernyataan, subjek berkemampuan tinggi dan sedang mampu
menunjukkan penyelesaian dengan memberikan kesimpulan yang
benar dan lengkap. Berbeda dengan subjek berkemampuan rendah
yang belum mampu mengerjakan soal tersebut dengan benar,
4. Pada soal HOTS dengan indikator memeriksa kesahihan suatu
argumen, subjek dengan kemampuan tinggi dan sedang mampu
mengecek kesahihan suatu argument dengan menunjukkan letak
kebenaran atau kesalahan secara lengkap. Berbeda dengan subjek
dengan kemampuan rendah yang tidak mampu mengecek kesahihan
suatu argument,
5. Pada soal HOTS dengan indikator menemukan pola pada suatu gejala
matematis, subjek berkemampuan tinggi, sedang dan rendah belum
mampu menemukan pola dari suatu gejala matematis
HOTS, agar mereka terbiasa dan
mampu memecahkan masalah yang
berorientasi HOTS.
3. Wawancara
Narasumber : Mulia Ashoffa, S.Pd.
Waktu : Sabtu, 23 September 2023
Guru : Matematika
Beberapa factor yang menyebabkan siswa tidak bisa memecahkan soal
HOTS
1. Rendahnya pemahaman dasar yang dimiliki oleh peserta didik?
2. Peserta didik tidak terbiasa menghadapi dan menyelesaikan soal
HOTS.
3. Peserta didik sudah memiliki pandangan bahwa soal HOTS adalah
soal yang sulit dipecahkan.
Narasumber : Rihlahtul Jannah, S.Pd.
Waktu : Sabtu, 23 September 2023
Guru : Matematika Tigkat Lanjut
Beberapa faktor yang menyebabkan siswa tidak bisa memecahkan soal
HOTS:
1. Pola pikir peserta didik yang sudah terbentuk sejak awal bahwa soal
HOTS adalah soal yang sulit.
2. Kurangnya pelatihan pembuatan soal dan pemecahan soal HOTS
terhadap guru.
3. Peserta didik tidak dapat mentranslate suatu data, gambar atau grafik
kedalam bentuk soal.
Wawancara Ahli
Nama : Finda Hapsari, M.Pd.
Waktu : Jum’at, 22 September 2022
Jabatan : Ketua MGMP Fisika Kota Tangerang
Faktor yang menyebabkan siswa tidak dapat memecahkan soal HOTS
adalah :
4. 1. Peserta titik tidak mampu melakukan gambaran yangbterdapat pada
soal.
2. Kurangnya pemahaman terhadap soal yang berbentuk cerita atau
grafik dan menuangkannya kedalam bentuk persamaan.
3. Peserta didik belum terbiasa menyelesaikan soal HOTS
2. Metode
pembelajaran
yang
dilakukan
tidak
beragam.
Jurnal Ilmiah
Sukma, Laili Komariyah, Muliati Syam. Pengaruh Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar
Fisika Siswa. Universitas Mulawarman, Samarinda. 2016.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
(GUIDED INQUIRY) DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR
FISIKA SISWA | saintifika
“Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara model
pembelajaran inkuiri terbimbing ( guided inquiry ) dan motivasi belajar
siswa secara Bersama-sama terhadap hasil belajar siswa. Hasil ini
disebabkan karena pada pembelajaran inkuiri terbimbing ( guided inquiry)
siswa dapat mengembangkan cara berpikir ilmiah yang menempatkan
siswa sebagai pembelajar dalam memecahkan permasalahan dan
memperoleh pengetahuan yang bersifat penyelidikan sehingga dapat
memahami konsep - konesp sains. Dengan kata lain, pembelajaran inku
iri terbimbing (guided inquiry) mampu mengembangkan keinginan dan
motivasi siswa untuk mempelajari prinsip dan konsep fisika. Dengan
adanya motivasi belajar siswa, siswa akan terdorong untuk belajar lebih
giat lagi karena merasa bahwa sesuatu yang dipelajari bermakna bagi
dirinya.”
Jurnal Ilmiah
P.A.Arimbawa, I W. Santyasa, N. K. Rapi.STRATEGI PEMBELAJARAN
GURU FISIKA: RELEVANSINYA DALAM PENGEMBANGAN
MOTIVASI BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA. Jurusan
Berdasarkan hasil literasi dan diskusi yang
dilakukan, ada beberapa hal yang
menyebabkan pembelajaran yang
dilakukan tidak beragam sehinggga
membuat siswa tidak termotivasi untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran:
1. Guru kurang menguasai metode
mengajar yang terbaru.
2. Siswa lebih senang dan termotivasi jika
guru menggunakan metode mengajar
yang bervariatif.
3. Siswa akan merasa bosan dengan
metode pembelajaran konvensional.
4. Metode pembelajaran yang digunakan
guru juga berdampak terhadap hasil
belajar siswa.
Dari permasalahan tersebuat ada beberapa
hal yang dapat dilakukan:
1. Meningkatkan kualitas guru terhadap
metode pembelajaran terbaru.
2. Guru hendaknya menggunakkan model
pembelajaran yang dapat memicu
motivasi belajar siswa.
3.
5. Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja. 2017
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPM/article/view/11846
“Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan,
maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
1. Guru model menggunakan strategi pembelajaran ekspositori dan
strategi pembelajaran inkuiri.
2. Siswa memiliki motivasi belajar yang tergolong tinggi teramati dalam
bentuk. Pertama, tekun menghadapi tugas. Kedua, ulet menghadapi
kesulitan. Ketiga, menunjukan minat terhadap bermacammacam
masalah. Keempat, senang bekerja mandiri. Kelima, tertarik terhadap
hal-hal baru.
3. Prestasi belajar yang diperoleh siswa berkualitas baik.
4. Strategi pembelajaran yang diterapkan guru mampu mengembangkan
motivasi belajar dan prestasi belajar siswa.
Wawancara
Nama : Dea Sulistya Putri, S.Pd.
Waktu : Sabtu, 23 September 2023
Guru : KIMIA
1. Ketika menggunakan metode konvensional, banyak peserta didik tidak
memperhatikan pembelajaran.
2. Pada pembelajaran kimia, siswa menjadi semangat ketika diberi games
dalam kegiatan pembelajaran.
3. Peserta didik senang ketika guru menggunakan model pembelajaran
yang bervariatif.
Wawancara
Nama : Evi Ismayati, S.Pd.
Waktu : Jum’at, 22 September 2023
Guru : Bahasa Inggris
6. 1. Ketika pembelajaran Bahasa Inggris peserta didik senang ketika guru
menggunakan metode yang variatif, seperti mendengarkan dan
memahami lagu berbahasa inggris.
2. Peserta didik banyak yang mengantuk dan merasa bosan jjka hanya
diminta mengerjakan soal atau mengartikan suatu bacaan.
Wawancara Ahli
Nama : Finda Hapsari, M.Pd.
Waktu : Jum’at, 22 September 2022
Jabatan : Ketua MGMP Fisika Kota Tangerang
1. Pembelajaran fisika yang sering dilakukan ketika mengajar adalah
pembelajaran berbasis proyek.
2. Siswa merasa senang dan termotivasi ketika guru melakukan
metode pembelajaran yang bervariasi.
3. Guru harus beradaptasi dengan metode-metode mengajar yang
terbaru.
3. Integrasi
Literasi dan
numerasi.
Kajian Literatur
Muhammad Syaifudin. EFEKTIVITAS E-LKPD BERBASIS STEM
UNTUK MENUMBUHKAN KETERAMPILAN LITERASI NUMERASI
DAN SAINS DALAM PEMBELAJARAN LISTRIK DINAMIS DI SMA
NEGERI 1 PURBALINGGA. 2022.
https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/jrpi/article/view/2580/1589
Penelitian ini menggunakkan 3 tindakan:
1. Tindakan I adalah guru harus lebih mampu membangkitkan rasa
ingin tahu peserta didik dan merangsang peserta didik untuk lebih aktif
bertanya. Guru memberikan saran kepada peserta didik agar peserta
didik lebih serius dalam mengikuti pembelajaran fisika.
2. Tindakan II, diperoleh data penelitian bahwa persentase efektivitas
e-LKPD berbasis STEM untuk menumbuhkan keterampilan literasi
numerasi meningkat menjadi 85% dengan tingkat keefektifan sudah
sangat efektif.
Setelah dianalisis lagi masalah Peserta
didik belum memiliki literasi membaca
yang baik karena :
1. Sarana mendukung literasi membaca
masih kurang.
2. Kurang program sekolah dan guru dalam
meningkatkan literasi membaca peserta
didik.
Ada beberapa hal yang mungkin dapat
dijadikan solusi untuk meningkatkan
literasi siswa:
1. Memperbaiki fasilitas yang ada
disekolah.
7. 3. Tindakan III merupakan siklus terakhir pada penelitian ini. Dengan
prosedur tindakan III, diperoleh data penelitian bahwa persentase
efektivitas e-LKPD berbasis STEM untuk menumbuhkan
keterampilan literasi numerasi meningkat menjadi 93% dengan
tingkat keefektifan sudah sangat efektif.
Kajian literatur
Mujtahidatul Ilmi Fajriyah, Muhammad Nur Hudha, Hena Dian Ayu
Alternatif Pembelajaran Fisika Materi Rambatan Kalor untuk
Meningkatkan Literasi Numerasi Siswa SMA. 2022.
http://journal3.um.ac.id/index.php/fip/article/view/3832/2500
“Adanya learning loss terjadi di lapangan secara real. Dalam
pembelajaran fisika, guru perlu menanamkan literasi numerasi sedikit
demi sedikit melalui pembelajaran yang bertahap. Di penelitian ini
penulis mempraktikkan alternatif pembelajaran dengan model discovery
learning dan problem based learning yang kemudian di akhir pembelajaran
diberikan penilaian sumatif berbasis literasi numerasi. Harapannya agar
siswa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman secara utuh sehingga
mampu mengkoneksikan konsep fisis ke penyelesaian matematis.
Wawancara Ahli
Nama : Ratu Ucu isnayati, S.Pd.
Waktu : Jum’at, 22 September 2023
Jabatan : Sekertaris MGMP Fisika Kota Tangerang
1. Ketersedian buku akademik dan non akademik yang masih kurang
di sekolah.
2. Belum adanya pojok baca (fasilitas yang belum mendukung).
3. Sekolah tidak mempunyai program literasi.
Wawancara Teman Sejawat
Nama : Muhammad Akbar, S.Pd.
2. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk melakukan literasi di
awal pembelajaran.
3. Membuat program sekolah yang
dapat meningkatkan literasi
membaca peserta didik.
8. Waktu : Sabtu, 23 September 2023
Jabatan : Guru PKn
1. Fasilitas yang ada di sekolah masih kurang mendukung
2. Adanya pengaruh media sosial, yang membuat siswa malas untuk
melakukan literasi.
3. Tidak adanya program literasi dan numerasi yang terstruktur.
4. Kurangnya
pemanfaatan
teknologi
dalam
pembelajaran.
Kajian Literatur
Sardianto Markos, Siahaan1PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI
DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA. Program Studi
Pendidikan Fisika dan Program Magister Teknologi Pendidikan, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sriwijaya.
https://repository.unsri.ac.id/12056/1/03_Bapak_Sardianto%2813-
20%29.pdf
“Penggunaan multimedia interaktif pada pembelajaran fisika akan sangat
membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang bersifat abstrak.
Model pembelajaran hipermedia pada materi induksi magnetik dapat
meningkatkan penguasaan konsep fisika dan dapat meningkatkan
keterampilan generik sains guru serta memberikan tanggapan yang baik
terhadap model pembelajaran hypermedia”.
Kajian literatur
Anggraini Diah Puspitasari, PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN
FISIKA MENGGUNAKAN MODUL CETAK DAN MODUL
ELEKTRONIK PADA SISWA SMA. 2019.
https://journal3.uin-
alauddin.ac.id/index.php/PendidikanFisika/article/view/7155/6168
Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
Berdasarkan Pengalaman di Sekolah
didapatkan beberapa masalah yang
berkaitan dengan pembelajaran berbasis IT:
1. Kurangnya pemahaman guru akan
pembelajaran berbasis IT.
2. kemampuan peserta didik terhadap
pemenfaatan IT hanya sebatas penggunaan
media sosial dan game.
3. kurangnya pelatihan yang diberikan
kepada guru dalam hal pembelajaran
berbasis IT.
4. Kurangnya fasilitas yang disediakan
sekolah terhadap pembelajarn berbasis IT
Solusi yang ditawarkan:
1. Memberikan pelatihan kepada guru
tentang pembelajaran berbasis IT.
2. Guru harus mau mengembangkan dirinya
untuk mempelajari pembelajarn berbasis IT.
9. 1. Penggunaan media pembelajaran fisika menggunakan modul
cetak memiliki kelebihan diantaranya, dapat digunakan oleh siswa
yang berada di daerah manapun karena bentuknya buku, serta
siswa dapat dengan mudah mengerjakan secara langsung di
lembar yang disediakan. Disamping kelebihan, modul cetak
memiliki kekurangan, diantaranya tidak dapat menampilkan video,
animasi, musik, tidak interaktif, serta.
2. Penggunaan modul cetak efektif untuk diterapkan dalam
menunjang keterampilan abad 21 seperti keterampilan memecahkan
masalah, berpikir kritis dan berpikir kreatif. Selain itu, modul
cetak juga dapat efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Wawancara Rekan Sejawat:
Nama : Deasy Mulya Sari, M.T.
Waktu : Jum’at, 23 September 2023
Jabatan: Kepala Sekolah
“Guru yang tidak mau mempelajari teknologi untuk menunjang
pembelajaran di kelas adalah guru yang tidak profesional karena guru di
era sekarang ini dituntut untuk menguasai empat kompetensi yaitu
kompetensi pendadodik, sosial, profesional, dan individual. Dalam
kompetensi pendagogik dijelaskan bahwa guru harus mampu
menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
dalam melaksanakan pembelajaran”.
Wawancara Rekan Sejawat:
Nama : Ulung Japar, S.Pd.
Waktu : Jum’at, 23 September 2023
Jabatan: Guru Bahasa Indonesia
Kurangnya pembelajaran berbasis IT yang digunakan guru sangat
disayangkan tentunya, karena keadaan sekarang guru harus paham
10. teknologi agar dapat mengikut perkembangan dan kegiatan di kelas tidak
monoton lagi membuat siswa ngantuk dan kurang minat belajar.