Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...Didi Sadili
pengelompokkan pulau-pulau kecil berdasarkan letak geografis dan status peruntukannya menjadi hal yang penting, agar pengelolaannya seperti perencanaanya, pemanfaatannya, dan pengawasannya menjadi lebih baik dan terarah
Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...Didi Sadili
pengelompokkan pulau-pulau kecil berdasarkan letak geografis dan status peruntukannya menjadi hal yang penting, agar pengelolaannya seperti perencanaanya, pemanfaatannya, dan pengawasannya menjadi lebih baik dan terarah
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. okasyawalarkan
Floating net cages (KJA) is one means of marine aquaculture (mariculture) are placed in water will act as FADs or fish aggregating devices (FAD) as a gathering place for various types of fish. Similarly to the artificial reef will serve as the breeding (nursery grounds) for various types of fish.
In general, the target fish belonging -Fish economically important fishes associated with artificial reefs and floating net which interact in the mornings and afternoons differ in amount and kind, this is because of differences in the nature and behavior based on the type of fish species. The target fish population changes from day to night fish in diurnal seen mostly during the day will take refuge in the reef and replaced by a nocturnal species that are not visible during the day. The fish-eating plankton are usually widely spread around the reefs during the day and hide or take refuge in the crevices of the reef at night, it is a cause of differences in the amount of the target fish species associated with artificial reefs and floating net. Thus the association structure of the target fish around the artificial reefs and floating net can be concluded that as a shelter and as a visitor species.
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. okasyawalarkan
Floating net cages (KJA) is one means of marine aquaculture (mariculture) are placed in water will act as FADs or fish aggregating devices (FAD) as a gathering place for various types of fish. Similarly to the artificial reef will serve as the breeding (nursery grounds) for various types of fish.
In general, the target fish belonging -Fish economically important fishes associated with artificial reefs and floating net which interact in the mornings and afternoons differ in amount and kind, this is because of differences in the nature and behavior based on the type of fish species. The target fish population changes from day to night fish in diurnal seen mostly during the day will take refuge in the reef and replaced by a nocturnal species that are not visible during the day. The fish-eating plankton are usually widely spread around the reefs during the day and hide or take refuge in the crevices of the reef at night, it is a cause of differences in the amount of the target fish species associated with artificial reefs and floating net. Thus the association structure of the target fish around the artificial reefs and floating net can be concluded that as a shelter and as a visitor species.
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisirAchmad Ridha
pembangunan wilayah pesisir merupakan salah satu alternatif pembangunan di sektor ekonomi. dengan luas wilayah perairan darat dan laut yang lebih luas dari daratan seharusnya sektor ini dapat menyumbang devisa yang relatif besar bagi negara.
Pariwisata dalam dekade terakhir ini menunjukkan pertumbuhan yang mantap, ditandai dengan perkembangan perjalanan domestik oleh wisatawan nusantara, maupun per-kembangan kunjungan wisatawan mancanegara. Pariwisata nusantara, selain tumbuh dari segi jumlah pelaku perjalanannya, juga dari jumlah perjalanan yang dilakukan, sementara wisatawan mancanegara mengalami perluasan pasar.
Dari sisi sediaan, juga ditengarai munculnya berbagai destinasi baru, atas dukungan peme-rintah pusat maupun atas inisiatif daerah, selain itu juga muncul produk-produk baru menanggapi perkembangan pasar, termasuk diantaranya industri kreatif yang menjadi daya tarik wisata. Kontribusi pariwisata secara total terhadap PDB, penerimaan pajak, maupun penciptaan lapangan kerja meningkat dari tahun ke tahun. Di samping perolehan devisa, pariwisata juga menciptakan dan memperluas lapangan usaha, meningkatkan pendapatan masyarakat, mendorong pelestarian lingkungan hidup, mendorong pelestarian dan pengembangan budaya bangsa dan mendorong perkembangan daerah.
Pekerjaan pariwisata juga merupakan pekerjaan yang sangat sensitif terhadap adanya perubahan, baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal sehingga pekerjaan ini sangat membutuhkan kemampuan untuk terus menerus beradaptasi dengan kebutuhan wisatawan yang berubah. Bentuk adaptasi ini salah satunya adalah dengan perencanaan yang baik.
Namun demikian, perkembangan kepariwisataan Indonesia bukannya tidak menghadapi masalah dan kendala. Pertumbuhan masih perlu diikuti dengan persebaran karena sampai saat ini ketimpangan antar wilayah masih tinggi. Selain itu juga Kementerian Parekraf sudah mencanangkan pertumbuhan yang berkualitas untuk meningkatkan daya saing dan dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan.
Kapasitas sumber daya manusia masih menjadi kendala untuk tumbuh dan berkembang secara berkualitas, di samping hambatan klasik Koordinasi antar sektor maupun antar tingkat pemerintahan yang masih perlu ditingkatkan.
Perencanaan yang baik diharapkan dapat mengurangi hambatan-hambatan untuk melangkah ke depan menuju pariwisata Indonesia yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mengembangkan industri yang kredibel, serta perluasan pasar didukung oleh institusi yang kondusif.
2. kemudian daripada itu, untuk membentuk suatu
Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,
maka… dst
NENEK MOYANGKU ORANG PELAUT
GEMAR MENGARUNGI LUAS SAMUDERA
MENERJANG OMBAK TIADA TAKUT
MENEMPUH BADAI SUDAH BIASA
3. Lahan Darat
136 juta ha
(72%)
INDONESIA NEGARA BAHARI DAN KEPULAUAN
TERBESAR DI DUNIA (UNCLOS)
• Lebih dari 13.487 pulau
• Garis pantai terpanjang kedua di dunia (95.181 km)
Luas Darat
1,9 juta km2 = 190 juta ha
(25%)
Luas Laut
5,8 juta km2
(75%)
Perairan Tawar
(danau, waduk, sungai, rawa)
54 juta ha
(28%)
4. POTENSI SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN
SUMBERDAYA DAPAT PULIH (RENEWABLE RESOURCES)
•- Ikan dan biota lainnya - Terumbu karang
•- Hutan Mangrove
•- Dll.
SUMBERDAYA TAK DAPAT PULIH (NON-RENEWABLE RESOURCES)
•- Minyak dan gas bumi
•- Bahan tambang dan mineral lainnya.
ENERGI KELAUTAN
•- Gelombang - Pasang surut
•- OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion) - Angin
JASA-JASA LINGKUNGAN (ENVIRONMENTAL SERVICES)
•- Media transportasi dan komunikasi - Pengaturan iklim
•- Keindahan alam (wisata) - Penyerapan Limbah
5.
6.
7. Ekonomi Kelautan
1. Perikanan Tangkap
2. Perikanan Budidaya
3. Industri Pengolahan Hasil Perikanan
4. Industri Bioteknologi
5. Pertambangan dan Energi
6. Pariwisata Bahari
7. Perhubungan Laut
8. Industri dan Jasa Maritim
9. Sumberdaya Wilayah Pulau Kecil
10. Coastal forestry (Hutan Mangrove)
11. Non-conventional resources (KKP)
8. Indonesia memiliki potensi produksi perikanan
terbesar di dunia, sekitar 65 juta ton/tahun, dan
pada 2011 baru dimanfaatkan sebesar 13,4 juta
ton (20,7%).
Total produksi perikanan dunia tahun 2011 :
154 juta ton.
Pangan dari laut dapat dihasilkan melalui:
Perikanan tangkap
Perikanan budidaya
Bioteknologi
Laut Indonesia, Lumbung Pangan Dunia
9. 70 % KOTA BESAR Ada di pantai
60% PENDUDUK ada di pantai
10. Jenis Kegiatan Perikanan
Luas
Perairan
(juta ha)
Potensi
Produksi (jt
ton/th)
Produksi
Tahun 2011
(jt ton/th)
Tingkat
Peman-
faatan (%)
A. Perikanan Tangkap
1. Laut 580,0 6,5 5,34 82,15
2. Perairan Umum 54,0 0,9 0,36 40
B. Perikanan budidaya
1. Laut 24,0 42,0 4,60 10,95
2.Tambak (payau) 1,2 10,0 1,60 16
3. Perairan Umum dan
tawar 13,7 5,7 1,72 30,17
TOTAL 672,9 65,0 13,62 20,95
Tabel. Potensi Produksi Lestari dan Tingkat
Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Indonesia
Sumber : Statistik Kelautan dan Perikanan 2011, KKP, 2012
16. Ikan Pelagis Besar (ekonomis)
A. IKAN TUNA BESAR
• Ikan Madidihang (Thunnus albacares)
• Albakora (T. alalunga)
• Tuna mata besar (T. obesus)
• Tuna sirip biru selatan (T. maccoyii)
B. IKAN TUNA KECIL
• Cakalang (Katsuwonus pelamis)
• Tongkol (Euthynnus affinis)
• Tongkol kecil (Auxis thazard)
• Abu-abu (Thunnus tonggol)
C. LAIN-LAIN
• Setuhuk
• Marlin
• Bonito
• dll
17. No Propinsi Potensi Areal
(ha)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
NAD
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Bengkulu
Sumatera Selatan
Riau
Jambi
Lampung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
D.I. Yogyakarta
Jawa Timur
Bali
203.350
734.000
128
203.000
2.785.300
1.595
30
596.800
26.400
743.700
677.700
18.800
640.500
39.200
Tabel. Potensi Luas Perairan Budidaya Laut
No Propinsi Potensi Areal
(ha)
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Nusatenggara Barat
Nusatenggara Timur
Sulewesi Utara
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Kalimantan Barat
Kalimantan Timur
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Maluku
Papua
TOTAL
152.800
37.500
143.400
600.500
18.400
230.000
15.520
6.350
3.708.500
1.962.505
1.044.100
9.938.100
24.528.178
Sumber: Ditjen Perikanan Budidaya, DKP (2000)
18. • Komoditas potensial, antara lain :
- Udang Windu
- Udang Vaname
- Bandeng
- Nila Saline
- Kerapu lumpur
- Rumput laut (Gracilaria sp)
2) BUDIDAYA TAMBAK
19. No Negara Tujuan Vol (Kg) Nilai (US$)
1 U.S.A 40,643,755 307,576,676
2 Japan 31,957,259 328,602,775
3 United Kingdom 5,024,250 40,237,955
4 Belgium (Benelux) 2,789,232 21,615,737
5 Thailand 2,492,463 1,863,769
6 China 2,411,392 7,983,113
7 Hongkong 1,809,783 10,600,428
8 France 1,826,237 13,642,960
9 Italy 1,328,313 3,946,323
10 Taiwan 1,367,748 4,464,605
11 Lainnya 9,019,329 51,245,302
Jumlah 100,669,761 791,779,643
Ekspor Udang Vaname Indonesia Menurut Negara
Tujuan Utama, Tahun 2010
Sumber : BPS, diolah oleh DJPB KKP
20. Sudah dimulai sejak tahun 2005
Optimalisasi pemanfaat sumberdaya
Perubahan paradigma pembangunan
nasional dari daratan ke laut
Meningkatkan daya saing barang/jasa
21.
22. Dibandingkan dengan negara-negara
perikanan utama lain, daya saing produk
perikanan Indonesia masih relatif rendah:
Pada 2011, nilai ekspor perikanan Indonesia US$ 3,5
miliar (peringkat-12). Sedangkan, Vietnam US$ 6,2
miliar (ke-4) dan Thailand US$ 8,5 miliar (ke-3).
Pangsa (share) udang Indonesia dalam pasar udang
global menempati peringkat-4, di bawah Thailand,
China, dan Vietnam.
23. Sumber : Kementerian Perhubungan, 2007
Pola Pergerakan Kontainer Ekspor-Impor
Indonesia 2007 (JASA Kelauatan)
24. 1. Peningkatan produktivitas dan daya saing perikanan tangkap
secara berkeadilan dan ramah lingkungan, terutama di Indonesia
timur.
2. Intensifikasi (peningkatan produktivitas dan daya saing) dan
ekstensifikasi perikanan budidaya.
3. Penguatan dan pengembangan industri pengolahan hasil
perikanan.
4. Pengembangan industri bioteknologi kelautan dan perikanan.
5. Penguatan dan pengembangan pemasaran hasil perikanan dan
industri bioteknologi, baik domestik maupun ekspor.
6. Kebijakan politik-ekonomi dan iklim investasi yang kondusif.
7. Penguatan dan pengembangan R & D.
8. Pembangunan SDM.
28. 1. ISLANDIA
GNP/Kapita = US$ 26.000
GNP/Kapita USA = US$ 24.000
GNP/Kapita Indonesia = US$ 400
70% barang dan jasa ekspor berupa produk
perikanan
65% GDP berasal dari sektor perikanan.
2. NORWEGIA
GNP/Kapita = US$ 30.000/tahun
Kontribusi sektor perikanan terhadap GDP = 25%
Kontribusi Sektor Migas terhadap GDP = 40%
Ekspor ikan Salmon = US$ 2 Milyar/tahun
29. 3. CINA
Luas Perairan 503 ribu km2 atau
8,8 % dari luas perairan Indonesia
Total produksi perikanan 41 juta ton
Hasil penangkapan ikan laut 15 juta ton
Hasil budidaya laut 11 juta ton
Hasil budidaya air tawar 15 juta ton
Porsi budidaya baik darat maupun laut
mencapai 60% dari total produksi
Nilai produksi perikanan mencapai US $
34 milliar
Lanjutan…
30. 4. THAILAND
Panjang Garis pantai = 2.600 km
Luas tambak udang = 80.000 ha
Produksi udang th. 2000 = 300.000 ton vs.
Indonesia (120.000 ton)
Nilai ekspor perikanan = US $ 4,2 milyar vs
Indonesia (US $ 2,26 milyar) (2007)
Lanjutan…