SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
155
EFEKTIVITAS MADU TERHADAP PENGARAHAN KELAMIN IKAN GAPI
(Poecilia reticulata Peters)
Efficacy of Honey on Sex Reversal of Guppy (Poecilia reticulata Peters)
D. T. Soelistyowati, E. Martati dan H. Arfah
Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor, Kampus Darmaga, Bogor 16680
ABSTRACT
This study was performed to determine effectiveness of honey on sex reversal of guppy. Guppy
broodstock was dipped on 1 L of water containing 0, 20, 40 or 60 mL of honey, for 10 hours. Sex
identification was carried out by morphologically and histological method. The results of study show that
percentage of male progeny tends to increase by increasing the dose of honey used. Higher percentage of male
fish is obtained by the dose of 60 ml/L (59.5% male), about 2.4 fold higher than that of control (24.3% male).
Dipping of honey has no effect on survival of broodstock and larvae.
Keywords: honey, sex reversal, monosex, Poecilia reticulata
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas madu dalam pengarahan diferensiasi kelamin ikan
gapi. Induk ikan gapi direndam dalam 1 L air yang mengandung 0, 20, 40 atau 60 mL madu, selama 10 jam.
Jenis kelamin ikan gapi diidentifikasi secara morfologis dan metode histologi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa persentase anak ikan gapi jantan cenderung meningkat seiring dengan peningkatan dosis madu yang
diberikan. Persentase tertinggi ikan gapi jantan diperoleh pada perlakuan 60 mg/l media (59,5%), sekitar 2,4
kali lebih tinggi daripada kontrol (24,3%). Perendaman dengan madu terbukti tidak mempengaruhi tingkat
kelangsungan hidup induk dan larva.
Kata kunci: madu, pengarahan kelamin, monoseks, Poecilia reticulata
PENDAHULUAN
Ikan gapi (Poecilia reticulata Peters)
merupakan salah satu jenis ikan hias air
tawar yang digemari oleh masyarakat,
terutama yang jantan karena memiliki sirip
ekor yang lebar dengan corak warna
bervariasi. Pengarahan kelamin (sex reversal)
dengan hormon steroid dapat dilakukan
melalui perendaman, penyuntikan atau secara
oral melalui pakan. Steroid kelamin
diantaranya dapat digunakan untuk
maskulinisasi. Androgen merupakan hormon
perangsang sifat-sifat jantan, contohnya
metiltestosteron dan testosteron. Waktu
pemberian hormon yang tepat sangat
menunjang keberhasilan pengarahan
kelamin, yaitu sebelum diferensiasi gonad.
Pada ikan gapi, diferensiasi kelamin
berlangsung sebelum dilahirkan, sehingga
pemberian hormon pada ikan jenis ini
dimulai pada tahap embrio atau ketika ikan
masih terdapat dalam tubuh induknya.
Keberhasilan penggunaan hormon steroid
untuk mengubah jenis kelamin ikan
dipengaruhi oleh faktor jenis dan umur ikan,
dosis hormon serta waktu pemberian, lama
dan cara pemberian hormon, serta suhu air
pemeliharaan.
Madu merupakan salah satu bahan
alternatif untuk percobaan pengarahan
kelamin yang mengandung beberapa macam
mineral seperti magnesium, kalium, kalsium
dan natrium. Harganya murah dan tidak
bersifat karsinogenik bila dibandingkan
dengan penggunaan hormon. Pada penelitian
terdahulu madu dapat memberikan pengaruh
yang nyata sebesar 93,33% dengan dosis 200
Jurnal Akuakultur Indonesia, 6(2): 155–160 (2007) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai
http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id
156
ml/kg pakan pada ikan nila GIFT
(Oreochromis niloticus) (Syaifuddin, 2004).
Suplemen madu dalam pemeliharaan ikan
gapi diharapkan dapat memecahkan
permasalahan pada penyediaan benih ikan
monoseks jantan secara efektif dan
ekonomis.
BAHAN & METODE
Calon induk ikan gapi jantan dan betina
dipelihara secara terpisah sampai matang
gonad dalam akuarium yang berukuran 60 x
30 x 28 cm. Pemberian pakan berupa larva
Chironomus dilakukan dengan frekuensi 3
kali/hari pada pagi, siang dan sore.
Penyiponan dilakukan tiap pagi dan sore hari
dengan pergantian air 20% setiap pagi untuk
menjaga kualitas air pemeliharaan.
Pemijahan dilakukan secara masal
dengan perbadingan induk jantan dan betina
1:2. Pencampuran antara induk jantan dan
betina dilakukan selama 4 hari dan
selanjutnya induk jantan dan betina
dipisahkan. Induk betina yang sudah
dikawinkan dibagi secara acak sesuai dengan
perlakuan. Ikan-ikan yang menunjukan gejala
tingkat kematangan gonad lanjut ditandai
dengan pembesaran pada bagian perut dan
warna hitam pada sekitar daerah perutnya.
Pada hari ke-12 setelah pembuahan, induk
betina direndam madu selama 10 jam sesuai
dengan dosis masing-masing perlakuan.
Madu yang digunakan pada penelitian ini
adalah madu bunga liar Perum Perhutani
dengan komposisi disajikan pada Tabel 1.
Konsentrasi larutan madu yang digunakan
pada masing-masing perlakuan yaitu 20, 40
dan 60 ml/L media, serta kontrol yang tidak
menggunakan larutan madu (0 mg/L).
Perendaman dilakukan dalam 1 liter air yang
telah mengandung larutan madu sesuai
perlakuan dengan kepadatan 2 ekor/L,
selama 10 jam.
Setelah perendaman, jumlah induk yang
hidup dari masing-masing perlakuan
dihitung, dan kemudian dipindahkan ke
akuarium berukuran 20 x 20 x 20 cm untuk
dipelihara sampai terlihat melahirkan anak.
Anak ikan dipelihara dalam akuarium
pemeliharaan ukuran 60 x 30 x 28 cm.
Pemberian pakan pada anak ikan pada tahap
awal sampai berumur 10 hari berupa naupli
Artemia, selanjutnya secara bertahap pakan
diganti dengan Daphnia sp. dan cacing sutra.
Parameter uji adalah jumlah anak ikan gapi
umur 1 bulan dihitung untuk setiap perlakuan
dan sintasan (SR).
Tabel 1. Komposisi Madu Bunga Liar Perum Perhutani
No Kandungan Satuan Jumlah Kandungan
1 Kalori Kal/100 gram 320
2 Lemak % 0
3 Asam Lemak Jenuh % 0
4 Kolesterol mg/100 gram <0
5 Total Karbohidrat % 79,3
6 Serat makanan % 0,73
7 Protein % 0,63
8 Natrium (Na) mg/100 gram 12,8
9 Kalsium (Ca) mg/100 gram 9,84
10 Besi (Fe) mg/100 gram 0,63
11 Kalium (K) mg/100 gram 102
12 Vitamin A IU/100 gram <0,5
13 Vitamin C mg/100 gram 3,52
157
Jenis kelamin dibedakan berdasarkan
pengamatan karakter sekunder secara
morfologis serta pemeriksaan jaringan gonad
dengan menggunakan metode asetokarmin.
Jantan dan betina dibedakan berdasarkan ada
tidaknya gonopodium, bentuk dan warna
tubuh. Metode asetokarmin dilakukan dengan
mengambil gonad dari ikan uji, dicincang
sampai halus diatas gelas objek dan
diteteskan larutan asetokarmin. Pengamatan
terhadap preparat tersebut dilakukan
menggunakan mikroskop sehingga diketahui
sel bakal sperma yang hanya tampak berupa
titik-titik kecil, sedangkan sel bakal telur
tampak berbentuk bulatan besar dan bagian
inti berada ditengah dengan warna lebih
pucat dikelilingi sitoplasma yang berwana
merah.
Pengukuran kualitas air dilakukan pada
media perlakuan dan media pemeliharaan
ikan. Parameter yang diamati antara lain
oksigen terlarut, pH, alkalinitas, amoniak dan
suhu.
HASIL & PEMBAHASAN
Derajat kelangsungan hidup induk dan
anak ikan gapi
Semua induk perlakuan dan kontrol hidup
dan melahirkan anak. Hal ini menunjukkan
bahwa perlakuan perendaman tidak
mempengaruhi kelangsungan hidup induk
ikan gapi. Derajat kelangsungan hidup anak
ikan gapi hingga umur satu bulan adalah
tinggi dan relatif sama antar perlakuan,
dengan rataan berkisar antara 95,4%-99,0%
(Tabel 2). Dengan demikian perlakuan
perendaman juga tidak mempengaruhi
kelangsungan hidup anak ikan gapi.
Keberhasilan pengarahan kelamin
Seperti ditunjukkan pada Gambar 1,
persentase anak ikan gapi yang berkelamin
jantan cenderung meningkat seiring dengan
peningkatan dosis madu yang diberikan (P <
0,05). Persentase jantan tertinggi dicapai oleh
perlakuan perendaman madu dengan dosis 60
ml/l, yaitu sebesar 59,5 ± 6,7%, sedangkan
yang terendah diperoleh pada kontrol (0 ml/l)
sebesar 24,3 ± 3,7%. Hal ini menunjukan
bahwa dosis madu yang diberikan melalui
perendaman induk ternyata mampu
mengarahkan jenis kelamin ikan gapi
menjadi jantan. Keberhasilan pengarahan
kelamin jantan pada ikan gapi diduga terkait
dengan kadar kalium dan mineral lainnya
yang terdapat dalam madu. Marhiyanto
(1999) dalam Riyanto (2001) menyatakan
bahwa dalam setiap 100 gram madu
terkandung 205–1676 ppm Kalium, 49–51
ppm Kalsium, 19–35 ppm Magnesium dan
18 ppm Natrium.
Jenis kelamin (seks determinasi)
ditentukan oleh gen dan faktor perubahan
lingkungan sekitarnya seperti temperatur dan
lainnya (Shapiro dalam Redding dan Pation,
1993). Menurut Korpelainin dalam
Strussman dan Patino (1995), faktor
lingkungan yang paling berpengaruh
terhadap diferensiasi kelamin ikan adalah
temperatur. Proporsi jantan yang dihasilkan
pada Poecilia reticulata dan Oryzias latipes
lebih tinggi daripada betina pada saat musim
panas (Winge dan Aida dalam Strussman dan
Patino, 1995).
Ikan gapi jantan umumnya berukuran
lebih kecil dibandingkan dengan yang betina,
tetapi memiliki sirip ekor lebih besar dengan
warna yang lebih bervariasi. Gapi jantan juga
dapat diidentifikasi dengan adanya
gonopodium (modifikasi sirip anal) sebagai
tempat saluran sperma. Ikan betina ditandai
dengan adanya bintik hitam pada lubang
urogenitalnya atau pada sirip analnya
membulat (Gambar 2).
Determinasi kelamin berdasarkan metode
pewarnaan asetokarmin
Setelah anak ikan gapi berumur
sekitar 1 bulan dilakukan pengamatan
terhadap penampakan jaringan gonad untuk
mengetahui dengan pasti kecocokan antara
penampakan secara morfologi dengan
penampakan hasil dari pewarnaan gonad
yang menggunakan metode pewarnaan
asetokarmin. Seperti ditunjukkan pada
Gambar 3, anak gapi berfenotip jantan
memiliki jaringan gonad berupa bakal
sperma, sedangkan anak ikan gapi berfenotip
betina memiliki jaringan gonad berupa bakal
sel telur. Hal ini menunjukkan bahwa
identifikasi jenis kelamin berdasarkan
morfologi adalah konsisten dengan hasil
histologis.
158
Tabel 2. Derajat kelangsungan hidup anak ikan gapi (%)
Ulangan
Dosis Perendaman Madu (ml/L)
0 20 40 60
1 95,8 96,9 97,1 100,0
2 90,3 100,0 100,0 100,0
3 100,0 100,0 100,0 87,0
Rata-rata 95,4  4,86 99,0  1,79 99,0  1,67 95,7  7,51
Persentase Jantan
24.3
44.9
52.5
59.5
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
0 20 40 60
Konsentrasi Madu (ml/L)
JumlahJantan(%)
Gambar 1. Persentase anak ikan gapi (Poecilia reticulata Peters) berkelamin
jantan pada masing-masing perlakuan.
Gambar 2. Induk ikan gapi (Poecilia reticulata Peters) jantan (atas)
dan betina (bawah)
♂
♀
159
a. Jantan b. Betina
Gambar 3. Gonad ikan gapi (Poecilia reticulata Peters) jantan (a) dan betina (b)
Ikan gapi yang merupakan jenis ikan air
tawar mempunyai cairan tubuh yang bersifat
hiperosmotik terhadap lingkungannya
sehingga air cenderung masuk ke tubuhnya
secara difusi melalui permukaan tubuh yang
semipermeabel. Diduga masuknya madu
pada saat perendaman induk ini bersamaan
dengan masuknya air secara difusi ke dalam
tubuh, kemudian masuk ke peredaran darah
dan mencapai organ target (embrio).
Tingginya kandungan kalium yang
diberikan pada pakan anak ikan nila GIFT
menyebabkan perubahan kolesterol yang
terdapat dalam semua jaringan tubuh anak
menjadi pregnenolon. Pregnenolon
merupakan sumber dari biosintetis hormon-
hormon steroid oleh kelenjar adrenal, steroid
tersebut berpengaruh terhadap pembentukkan
testosteron. Hormon testosteron akan
mempengaruhi perkembangan dari genital
jantan, karakteristik seks sekunder jantan dan
spermatogenesis (Syaifuddin, 2004).
Selain faktor metabolisme dalam tubuh
induk, waktu dan lama perendaman juga
mempengaruhi diferensiasi seks terutama
jika diberi perlakuan tepat pada saat kritis
sedang berlangsung. Fase kritis yaitu pada
saat terjadinya diferensiasi alami atau periode
labil perkembangan gonad anak ikan gapi.
Arfah (1997) menyatakan bahwa fase
diferensiasi kelamin ikan Poecilidae terjadi
pada fase embrio sampai larva 12 hari,
sedangkan menurut Takahashi dalam Hunter
dan Donaldson (1983) diferensiasi testis pada
ikan gapi terjadi sekitar 8 hari sebelum
dilahirkan. Dalam penelitian ini perendaman
dilakukan 12 hari setelah disatukan.
Proses perendaman yang efektif
dilakukan pada saat embrio mencapai fase
bintik mata karena pada saat itu
perkembangan otak masih sangat labil
sehingga mudah untuk diarahkan.
Berdasarkan hasil penelitian Syaifuddin
(2004), perlakuan dengan madu dengan dosis
200 ml/kg pakan terhadap besarnya rasio
jenis kelamin jantan ikan nila GIFT
(Oreochromis niloticus) yang diberikan
secara oral mampu memberi pengaruh yang
nyata sebesar 93,33%.
Keberhasilan madu dalam
memaskulinisasi tidak hanya pada ikan. Tapi
pada mencit yaitu dengan dosis 0,25 ml
madu/hari mampu menghasilkan rasio mencit
jantan sebesar 71,04% (Riyanto, 2001).
Kemampuan madu dalam meningkatkan
rasio jenis kelamin anak pada mencit ini
disebabkan oleh kandungan mineralnya
(natrium, kalsium, magnesium dan kalium)
yang bersifat reaksi alkalis pada cairan
ekstraseluler (Winarno, 1995 dalam Riyanto,
2001). Madu yang diberikan pada induk
mencit tersebut mampu membuat kondisi
alkalis pada saluran reproduksi betina yang
merupakan ruang ekstraseluler tempat
jalannya sperma untuk bertemu telur.
Kondisi ini menguntungkan androsperma,
karena dapat bergerak lebih cepat
dibandingkan dengan pergerakan dari
160
Tabel 4. Kualitas air media pemeliharaan ikan gapi (Poecilia reticulata Peters) selama penelitian
Waktu Pengukuran
Parameter Kualitas Air
DO (mg/l) pH (unit) Alkalinitas (mg/l) TAN (mg/l)
Saat Perlakuan 5,20-6,06 4,80-7,80 0-16 0,085-0,273
Setelah Perlakuan 5,84-6,95 6,80-7,79 20-48 0,027-0,592
Saat Melahirkan 5,60-6,71 6,57-7,60 12-52 0,083-0,702
Akhir penelitian 4,48-5,48 5,32-6,61 16-24 0,347-1,126
gynosperma. Dengan demikian androsperma
lebih dahulu mencapai sel telur dan
membuahinya, sehingga lebih banyak anak
jantan yang dihasilkan daripada anak betina.
Kualitas air
Pengukuran kualitas air dilakukan empat
kali (Tabel 4), yaitu pada akuarium
perlakuan, di akuarium pemeliharaan pasca
perlakuan, saat melahirkan dan pada akhir
penelitian. Parameter yang diamati adalah
DO, pH, alkalinitas, amoniak dan
suhu.Kisaran pH bervariasi antara 6,8–7,8,
sedangkan oksigen terlarut 4,48-5,84 mg/l.
Kebutuhan ikan akan oksigen mempunyai
dua aspek yaitu kebutuhan lingkungan bagi
spesies tertentu dan kebutuhan konsumtif
yang tergantung pada keadaan metabolisme
ikan. Untuk TAN (Total Amoniak Nitrogen)
kisarannya antara 0,027-1,126 mg/l dan suhu
berkisar antara 25- 28°C.
KESIMPULAN
Peningkatan dosis madu sampai 60 ml/l
meningkatkan persentase jantan yang
dihasilkan hingga mencapai 59,5%. Dosis
madu yang diberikan tidak mempengaruhi
derajat kelangsungan hidup ikan uji selama
penelitian berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Arfah, H. 1997. Efektifitas Hormon 17α-
metiltestosteron dengan metode
Perendaman Induk Terhadap Nisbah
Kelamin dan Feretilitas Keturunan Ikan
Gapi (Poecilia reticulata). Tesis.
Program Pascasarjana, Institut Pertanian
Bogor. 43 hal.
Hunter, G. A. and E. M. Donaldson. 1983.
Hormonal Sex Control and Its
Application to Fish Culture. P: 223-291.
In: W. S. Hoar, D. J. Randall, and E. M.
Donaldson (Eds.), Fish Physiology. Vol.
IX B. Academic Press. New York.
Redding, M. J., and R. Patino. 1993.
Reproductive Physiology. P: 503-526. In:
D. H. Evans (Ed.), The Physiology of
Fishes. CRC Press Inc.
Riyanto. 2001. Pengaruh Pemberian
Suplement Madu Pada Induk Mencit
Terhadap Rasio Jenis Kelamin Anaknya.
Berita Biologi. 5 (4).
Syaifuddin, A. 2004. Pengaruh pemberian
suplement madu pada pakan larva Ikan
Nila GIFT (Oreochromis niloticus)
terhadap rasio jenis kelaminnya. Skripsi.
Universitas Brawijaya. Fakultas
Perikanan. Malang.
Strussman, C. A. and R. Patino. 1995.
Temperature Manipulation of Sex
Differentiation in Fish. In: F. W. Goetz
and P. Thomas (Eds.), Proceedings of the
Fifth International Symposium on the
Reproductive Physiology of the Fish.
Texas.

More Related Content

What's hot

Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikanLaporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikanAzizah Kuswardini
 
Ikhtiologi hormon pada ikan
Ikhtiologi hormon pada ikanIkhtiologi hormon pada ikan
Ikhtiologi hormon pada ikanmuhammad halim
 
Presentasi kapal ikan tuna long line
Presentasi kapal ikan tuna long linePresentasi kapal ikan tuna long line
Presentasi kapal ikan tuna long lineYogga Haw
 
Biologi Perikanan - Penentuan Umur Ikan
Biologi Perikanan - Penentuan Umur IkanBiologi Perikanan - Penentuan Umur Ikan
Biologi Perikanan - Penentuan Umur IkanAji Sanjaya
 
Morfometrik dan Meristik Ikan.pptx
Morfometrik dan Meristik Ikan.pptxMorfometrik dan Meristik Ikan.pptx
Morfometrik dan Meristik Ikan.pptxBurhanuddinIhsan3
 
Ikan Buntal dan Ikan Terbang-Ichtyology
Ikan Buntal dan Ikan Terbang-IchtyologyIkan Buntal dan Ikan Terbang-Ichtyology
Ikan Buntal dan Ikan Terbang-IchtyologySri Wulan Hidayati
 
Mengenal Alat Tangkap Purse Seine/ Pukat Cincin (By. Maryoko)
Mengenal Alat Tangkap Purse Seine/ Pukat Cincin (By. Maryoko)Mengenal Alat Tangkap Purse Seine/ Pukat Cincin (By. Maryoko)
Mengenal Alat Tangkap Purse Seine/ Pukat Cincin (By. Maryoko)Luhur Moekti Prayogo
 
Acara 2 moluska
Acara 2 moluskaAcara 2 moluska
Acara 2 moluskaPT. SASA
 
Teknologi penanganan hasil perikanan
Teknologi penanganan hasil perikananTeknologi penanganan hasil perikanan
Teknologi penanganan hasil perikananRizka Came
 
Biokimia akuakultur I: Nutrisi dan Pakan
Biokimia akuakultur I: Nutrisi dan PakanBiokimia akuakultur I: Nutrisi dan Pakan
Biokimia akuakultur I: Nutrisi dan PakanIbnu Sahidhir
 
Minggu ke 4 t.p. udang penaeid vannameii
Minggu ke 4  t.p. udang penaeid vannameiiMinggu ke 4  t.p. udang penaeid vannameii
Minggu ke 4 t.p. udang penaeid vannameiiSyawalina Soerbakti
 
TEKNIK PEMIJAHAN IKAN MAS || Vian66
TEKNIK PEMIJAHAN IKAN MAS || Vian66TEKNIK PEMIJAHAN IKAN MAS || Vian66
TEKNIK PEMIJAHAN IKAN MAS || Vian66AlvianusMadika
 

What's hot (20)

Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikanLaporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
 
Planktonologi
PlanktonologiPlanktonologi
Planktonologi
 
Planktonologi
PlanktonologiPlanktonologi
Planktonologi
 
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
 
Mikroalga
MikroalgaMikroalga
Mikroalga
 
Sampling plankton
Sampling planktonSampling plankton
Sampling plankton
 
Ikhtiologi hormon pada ikan
Ikhtiologi hormon pada ikanIkhtiologi hormon pada ikan
Ikhtiologi hormon pada ikan
 
Presentasi kapal ikan tuna long line
Presentasi kapal ikan tuna long linePresentasi kapal ikan tuna long line
Presentasi kapal ikan tuna long line
 
Sistem Reproduksi Pada Hiu dan Paus
Sistem Reproduksi Pada Hiu dan PausSistem Reproduksi Pada Hiu dan Paus
Sistem Reproduksi Pada Hiu dan Paus
 
Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
Pengenalan Jenis Ikan dan IdentifikasiPengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
 
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
 
Biologi Perikanan - Penentuan Umur Ikan
Biologi Perikanan - Penentuan Umur IkanBiologi Perikanan - Penentuan Umur Ikan
Biologi Perikanan - Penentuan Umur Ikan
 
Morfometrik dan Meristik Ikan.pptx
Morfometrik dan Meristik Ikan.pptxMorfometrik dan Meristik Ikan.pptx
Morfometrik dan Meristik Ikan.pptx
 
Ikan Buntal dan Ikan Terbang-Ichtyology
Ikan Buntal dan Ikan Terbang-IchtyologyIkan Buntal dan Ikan Terbang-Ichtyology
Ikan Buntal dan Ikan Terbang-Ichtyology
 
Mengenal Alat Tangkap Purse Seine/ Pukat Cincin (By. Maryoko)
Mengenal Alat Tangkap Purse Seine/ Pukat Cincin (By. Maryoko)Mengenal Alat Tangkap Purse Seine/ Pukat Cincin (By. Maryoko)
Mengenal Alat Tangkap Purse Seine/ Pukat Cincin (By. Maryoko)
 
Acara 2 moluska
Acara 2 moluskaAcara 2 moluska
Acara 2 moluska
 
Teknologi penanganan hasil perikanan
Teknologi penanganan hasil perikananTeknologi penanganan hasil perikanan
Teknologi penanganan hasil perikanan
 
Biokimia akuakultur I: Nutrisi dan Pakan
Biokimia akuakultur I: Nutrisi dan PakanBiokimia akuakultur I: Nutrisi dan Pakan
Biokimia akuakultur I: Nutrisi dan Pakan
 
Minggu ke 4 t.p. udang penaeid vannameii
Minggu ke 4  t.p. udang penaeid vannameiiMinggu ke 4  t.p. udang penaeid vannameii
Minggu ke 4 t.p. udang penaeid vannameii
 
TEKNIK PEMIJAHAN IKAN MAS || Vian66
TEKNIK PEMIJAHAN IKAN MAS || Vian66TEKNIK PEMIJAHAN IKAN MAS || Vian66
TEKNIK PEMIJAHAN IKAN MAS || Vian66
 

Similar to EFEKTIVITAS MADU TERHADAP PENGARAHAN KELAMIN IKAN GAPI (Poecilia reticulata Peters)

MASKULINISASI BENIH RAJUNGAN DENGAN PERENDAMAN HORMON 17 α- METILTESTOSTERO...
MASKULINISASI  BENIH RAJUNGAN DENGAN PERENDAMAN  HORMON 17 α- METILTESTOSTERO...MASKULINISASI  BENIH RAJUNGAN DENGAN PERENDAMAN  HORMON 17 α- METILTESTOSTERO...
MASKULINISASI BENIH RAJUNGAN DENGAN PERENDAMAN HORMON 17 α- METILTESTOSTERO...lisa ruliaty 631971
 
Review Jurnal Ikan Hias Guppy.pptx
Review Jurnal Ikan Hias Guppy.pptxReview Jurnal Ikan Hias Guppy.pptx
Review Jurnal Ikan Hias Guppy.pptxAnnisaMurdiani
 
PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN KETAPANG Terminalia cattapa UNTUK PENCEGAHAN DAN PEN...
PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN KETAPANG Terminalia cattapa UNTUK PENCEGAHAN DAN PEN...PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN KETAPANG Terminalia cattapa UNTUK PENCEGAHAN DAN PEN...
PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN KETAPANG Terminalia cattapa UNTUK PENCEGAHAN DAN PEN...Repository Ipb
 
SEKS REVERSAL IKAN NILA MERAH (Oreochromis sp.) MELALUI PERENDAMAN LARVA MENG...
SEKS REVERSAL IKAN NILA MERAH (Oreochromis sp.) MELALUI PERENDAMAN LARVA MENG...SEKS REVERSAL IKAN NILA MERAH (Oreochromis sp.) MELALUI PERENDAMAN LARVA MENG...
SEKS REVERSAL IKAN NILA MERAH (Oreochromis sp.) MELALUI PERENDAMAN LARVA MENG...Repository Ipb
 
PEMIJAHAN SECARA BUATAN PADA IKAN GURAME Osphronemus gouramy Lac. DENGAN PENY...
PEMIJAHAN SECARA BUATAN PADA IKAN GURAME Osphronemus gouramy Lac. DENGAN PENY...PEMIJAHAN SECARA BUATAN PADA IKAN GURAME Osphronemus gouramy Lac. DENGAN PENY...
PEMIJAHAN SECARA BUATAN PADA IKAN GURAME Osphronemus gouramy Lac. DENGAN PENY...Repository Ipb
 
Peper penggunaan parika yogyakarta 08
Peper penggunaan parika yogyakarta 08Peper penggunaan parika yogyakarta 08
Peper penggunaan parika yogyakarta 08suwoyo
 
PENAMPILAN REPRODUKSI DAN KUALITAS LARVA RAJUNGAN DENGAN PEMBERIAN BIOMASS A...
PENAMPILAN REPRODUKSI DAN KUALITAS LARVA  RAJUNGAN DENGAN PEMBERIAN BIOMASS A...PENAMPILAN REPRODUKSI DAN KUALITAS LARVA  RAJUNGAN DENGAN PEMBERIAN BIOMASS A...
PENAMPILAN REPRODUKSI DAN KUALITAS LARVA RAJUNGAN DENGAN PEMBERIAN BIOMASS A...lisa ruliaty 631971
 
EFEK MANIPULASI HORMON 17α-METILTESTOSTERON PADA BERBAGAI VARIASI TEMPERATUR ...
EFEK MANIPULASI HORMON 17α-METILTESTOSTERON PADA BERBAGAI VARIASI TEMPERATUR ...EFEK MANIPULASI HORMON 17α-METILTESTOSTERON PADA BERBAGAI VARIASI TEMPERATUR ...
EFEK MANIPULASI HORMON 17α-METILTESTOSTERON PADA BERBAGAI VARIASI TEMPERATUR ...Repository Ipb
 
Jojo subagja semah domestikasi
Jojo subagja semah domestikasiJojo subagja semah domestikasi
Jojo subagja semah domestikasiJojo Subagja
 
Publikasi : Cover_Daftar Isi_Artikel
Publikasi : Cover_Daftar Isi_ArtikelPublikasi : Cover_Daftar Isi_Artikel
Publikasi : Cover_Daftar Isi_ArtikelStephanieLexyLouis1
 
PENGARUH PENYUNTIKAN EKSTRAK JAHE TERHADAP PERKEMBANGAN DIAMETER DAN POSISI I...
PENGARUH PENYUNTIKAN EKSTRAK JAHE TERHADAP PERKEMBANGAN DIAMETER DAN POSISI I...PENGARUH PENYUNTIKAN EKSTRAK JAHE TERHADAP PERKEMBANGAN DIAMETER DAN POSISI I...
PENGARUH PENYUNTIKAN EKSTRAK JAHE TERHADAP PERKEMBANGAN DIAMETER DAN POSISI I...Repository Ipb
 
Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...
Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...
Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...Ari Panggih Nugroho
 
Pembenihan ikan kerapu macan
Pembenihan ikan kerapu macanPembenihan ikan kerapu macan
Pembenihan ikan kerapu macanMuharman Taher
 
Laporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza sLaporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza sAngga Asc
 
KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANAME DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKA...
KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA  UDANG VANAME DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKA...KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA  UDANG VANAME DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKA...
KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANAME DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKA...Hilmansyah16
 
Baung 3 populasi jojo-jra- 2015
Baung 3 populasi jojo-jra- 2015Baung 3 populasi jojo-jra- 2015
Baung 3 populasi jojo-jra- 2015Jojo Subagja
 
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...Repository Ipb
 

Similar to EFEKTIVITAS MADU TERHADAP PENGARAHAN KELAMIN IKAN GAPI (Poecilia reticulata Peters) (20)

MASKULINISASI BENIH RAJUNGAN DENGAN PERENDAMAN HORMON 17 α- METILTESTOSTERO...
MASKULINISASI  BENIH RAJUNGAN DENGAN PERENDAMAN  HORMON 17 α- METILTESTOSTERO...MASKULINISASI  BENIH RAJUNGAN DENGAN PERENDAMAN  HORMON 17 α- METILTESTOSTERO...
MASKULINISASI BENIH RAJUNGAN DENGAN PERENDAMAN HORMON 17 α- METILTESTOSTERO...
 
Review Jurnal Ikan Hias Guppy.pptx
Review Jurnal Ikan Hias Guppy.pptxReview Jurnal Ikan Hias Guppy.pptx
Review Jurnal Ikan Hias Guppy.pptx
 
PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN KETAPANG Terminalia cattapa UNTUK PENCEGAHAN DAN PEN...
PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN KETAPANG Terminalia cattapa UNTUK PENCEGAHAN DAN PEN...PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN KETAPANG Terminalia cattapa UNTUK PENCEGAHAN DAN PEN...
PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN KETAPANG Terminalia cattapa UNTUK PENCEGAHAN DAN PEN...
 
Ppt genetika
Ppt genetikaPpt genetika
Ppt genetika
 
SEKS REVERSAL IKAN NILA MERAH (Oreochromis sp.) MELALUI PERENDAMAN LARVA MENG...
SEKS REVERSAL IKAN NILA MERAH (Oreochromis sp.) MELALUI PERENDAMAN LARVA MENG...SEKS REVERSAL IKAN NILA MERAH (Oreochromis sp.) MELALUI PERENDAMAN LARVA MENG...
SEKS REVERSAL IKAN NILA MERAH (Oreochromis sp.) MELALUI PERENDAMAN LARVA MENG...
 
PEMIJAHAN SECARA BUATAN PADA IKAN GURAME Osphronemus gouramy Lac. DENGAN PENY...
PEMIJAHAN SECARA BUATAN PADA IKAN GURAME Osphronemus gouramy Lac. DENGAN PENY...PEMIJAHAN SECARA BUATAN PADA IKAN GURAME Osphronemus gouramy Lac. DENGAN PENY...
PEMIJAHAN SECARA BUATAN PADA IKAN GURAME Osphronemus gouramy Lac. DENGAN PENY...
 
Peper penggunaan parika yogyakarta 08
Peper penggunaan parika yogyakarta 08Peper penggunaan parika yogyakarta 08
Peper penggunaan parika yogyakarta 08
 
PENAMPILAN REPRODUKSI DAN KUALITAS LARVA RAJUNGAN DENGAN PEMBERIAN BIOMASS A...
PENAMPILAN REPRODUKSI DAN KUALITAS LARVA  RAJUNGAN DENGAN PEMBERIAN BIOMASS A...PENAMPILAN REPRODUKSI DAN KUALITAS LARVA  RAJUNGAN DENGAN PEMBERIAN BIOMASS A...
PENAMPILAN REPRODUKSI DAN KUALITAS LARVA RAJUNGAN DENGAN PEMBERIAN BIOMASS A...
 
EFEK MANIPULASI HORMON 17α-METILTESTOSTERON PADA BERBAGAI VARIASI TEMPERATUR ...
EFEK MANIPULASI HORMON 17α-METILTESTOSTERON PADA BERBAGAI VARIASI TEMPERATUR ...EFEK MANIPULASI HORMON 17α-METILTESTOSTERON PADA BERBAGAI VARIASI TEMPERATUR ...
EFEK MANIPULASI HORMON 17α-METILTESTOSTERON PADA BERBAGAI VARIASI TEMPERATUR ...
 
Jurnal pemijahan
Jurnal pemijahanJurnal pemijahan
Jurnal pemijahan
 
Jojo subagja semah domestikasi
Jojo subagja semah domestikasiJojo subagja semah domestikasi
Jojo subagja semah domestikasi
 
Publikasi : Cover_Daftar Isi_Artikel
Publikasi : Cover_Daftar Isi_ArtikelPublikasi : Cover_Daftar Isi_Artikel
Publikasi : Cover_Daftar Isi_Artikel
 
Rasio Kelamin Ikan Guppy
Rasio Kelamin Ikan GuppyRasio Kelamin Ikan Guppy
Rasio Kelamin Ikan Guppy
 
PENGARUH PENYUNTIKAN EKSTRAK JAHE TERHADAP PERKEMBANGAN DIAMETER DAN POSISI I...
PENGARUH PENYUNTIKAN EKSTRAK JAHE TERHADAP PERKEMBANGAN DIAMETER DAN POSISI I...PENGARUH PENYUNTIKAN EKSTRAK JAHE TERHADAP PERKEMBANGAN DIAMETER DAN POSISI I...
PENGARUH PENYUNTIKAN EKSTRAK JAHE TERHADAP PERKEMBANGAN DIAMETER DAN POSISI I...
 
Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...
Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...
Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...
 
Pembenihan ikan kerapu macan
Pembenihan ikan kerapu macanPembenihan ikan kerapu macan
Pembenihan ikan kerapu macan
 
Laporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza sLaporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza s
 
KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANAME DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKA...
KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA  UDANG VANAME DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKA...KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA  UDANG VANAME DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKA...
KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANAME DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKA...
 
Baung 3 populasi jojo-jra- 2015
Baung 3 populasi jojo-jra- 2015Baung 3 populasi jojo-jra- 2015
Baung 3 populasi jojo-jra- 2015
 
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
 

More from Repository Ipb

Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Repository Ipb
 
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Repository Ipb
 
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...Repository Ipb
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...Repository Ipb
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...Repository Ipb
 
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...Repository Ipb
 
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...Repository Ipb
 
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMTHERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMRepository Ipb
 
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKSTUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKRepository Ipb
 
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIATHERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIARepository Ipb
 
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...Repository Ipb
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...Repository Ipb
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...Repository Ipb
 
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFBRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFRepository Ipb
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...Repository Ipb
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...Repository Ipb
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...Repository Ipb
 
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Repository Ipb
 
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...Repository Ipb
 

More from Repository Ipb (20)

Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
 
Peta ipb
Peta ipbPeta ipb
Peta ipb
 
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
 
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
 
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
 
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
 
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMTHERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
 
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKSTUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
 
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIATHERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
 
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
 
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFBRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
 
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
 
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
 

Recently uploaded

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 

Recently uploaded (20)

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 

EFEKTIVITAS MADU TERHADAP PENGARAHAN KELAMIN IKAN GAPI (Poecilia reticulata Peters)

  • 1. 155 EFEKTIVITAS MADU TERHADAP PENGARAHAN KELAMIN IKAN GAPI (Poecilia reticulata Peters) Efficacy of Honey on Sex Reversal of Guppy (Poecilia reticulata Peters) D. T. Soelistyowati, E. Martati dan H. Arfah Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Kampus Darmaga, Bogor 16680 ABSTRACT This study was performed to determine effectiveness of honey on sex reversal of guppy. Guppy broodstock was dipped on 1 L of water containing 0, 20, 40 or 60 mL of honey, for 10 hours. Sex identification was carried out by morphologically and histological method. The results of study show that percentage of male progeny tends to increase by increasing the dose of honey used. Higher percentage of male fish is obtained by the dose of 60 ml/L (59.5% male), about 2.4 fold higher than that of control (24.3% male). Dipping of honey has no effect on survival of broodstock and larvae. Keywords: honey, sex reversal, monosex, Poecilia reticulata ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas madu dalam pengarahan diferensiasi kelamin ikan gapi. Induk ikan gapi direndam dalam 1 L air yang mengandung 0, 20, 40 atau 60 mL madu, selama 10 jam. Jenis kelamin ikan gapi diidentifikasi secara morfologis dan metode histologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase anak ikan gapi jantan cenderung meningkat seiring dengan peningkatan dosis madu yang diberikan. Persentase tertinggi ikan gapi jantan diperoleh pada perlakuan 60 mg/l media (59,5%), sekitar 2,4 kali lebih tinggi daripada kontrol (24,3%). Perendaman dengan madu terbukti tidak mempengaruhi tingkat kelangsungan hidup induk dan larva. Kata kunci: madu, pengarahan kelamin, monoseks, Poecilia reticulata PENDAHULUAN Ikan gapi (Poecilia reticulata Peters) merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar yang digemari oleh masyarakat, terutama yang jantan karena memiliki sirip ekor yang lebar dengan corak warna bervariasi. Pengarahan kelamin (sex reversal) dengan hormon steroid dapat dilakukan melalui perendaman, penyuntikan atau secara oral melalui pakan. Steroid kelamin diantaranya dapat digunakan untuk maskulinisasi. Androgen merupakan hormon perangsang sifat-sifat jantan, contohnya metiltestosteron dan testosteron. Waktu pemberian hormon yang tepat sangat menunjang keberhasilan pengarahan kelamin, yaitu sebelum diferensiasi gonad. Pada ikan gapi, diferensiasi kelamin berlangsung sebelum dilahirkan, sehingga pemberian hormon pada ikan jenis ini dimulai pada tahap embrio atau ketika ikan masih terdapat dalam tubuh induknya. Keberhasilan penggunaan hormon steroid untuk mengubah jenis kelamin ikan dipengaruhi oleh faktor jenis dan umur ikan, dosis hormon serta waktu pemberian, lama dan cara pemberian hormon, serta suhu air pemeliharaan. Madu merupakan salah satu bahan alternatif untuk percobaan pengarahan kelamin yang mengandung beberapa macam mineral seperti magnesium, kalium, kalsium dan natrium. Harganya murah dan tidak bersifat karsinogenik bila dibandingkan dengan penggunaan hormon. Pada penelitian terdahulu madu dapat memberikan pengaruh yang nyata sebesar 93,33% dengan dosis 200 Jurnal Akuakultur Indonesia, 6(2): 155–160 (2007) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id
  • 2. 156 ml/kg pakan pada ikan nila GIFT (Oreochromis niloticus) (Syaifuddin, 2004). Suplemen madu dalam pemeliharaan ikan gapi diharapkan dapat memecahkan permasalahan pada penyediaan benih ikan monoseks jantan secara efektif dan ekonomis. BAHAN & METODE Calon induk ikan gapi jantan dan betina dipelihara secara terpisah sampai matang gonad dalam akuarium yang berukuran 60 x 30 x 28 cm. Pemberian pakan berupa larva Chironomus dilakukan dengan frekuensi 3 kali/hari pada pagi, siang dan sore. Penyiponan dilakukan tiap pagi dan sore hari dengan pergantian air 20% setiap pagi untuk menjaga kualitas air pemeliharaan. Pemijahan dilakukan secara masal dengan perbadingan induk jantan dan betina 1:2. Pencampuran antara induk jantan dan betina dilakukan selama 4 hari dan selanjutnya induk jantan dan betina dipisahkan. Induk betina yang sudah dikawinkan dibagi secara acak sesuai dengan perlakuan. Ikan-ikan yang menunjukan gejala tingkat kematangan gonad lanjut ditandai dengan pembesaran pada bagian perut dan warna hitam pada sekitar daerah perutnya. Pada hari ke-12 setelah pembuahan, induk betina direndam madu selama 10 jam sesuai dengan dosis masing-masing perlakuan. Madu yang digunakan pada penelitian ini adalah madu bunga liar Perum Perhutani dengan komposisi disajikan pada Tabel 1. Konsentrasi larutan madu yang digunakan pada masing-masing perlakuan yaitu 20, 40 dan 60 ml/L media, serta kontrol yang tidak menggunakan larutan madu (0 mg/L). Perendaman dilakukan dalam 1 liter air yang telah mengandung larutan madu sesuai perlakuan dengan kepadatan 2 ekor/L, selama 10 jam. Setelah perendaman, jumlah induk yang hidup dari masing-masing perlakuan dihitung, dan kemudian dipindahkan ke akuarium berukuran 20 x 20 x 20 cm untuk dipelihara sampai terlihat melahirkan anak. Anak ikan dipelihara dalam akuarium pemeliharaan ukuran 60 x 30 x 28 cm. Pemberian pakan pada anak ikan pada tahap awal sampai berumur 10 hari berupa naupli Artemia, selanjutnya secara bertahap pakan diganti dengan Daphnia sp. dan cacing sutra. Parameter uji adalah jumlah anak ikan gapi umur 1 bulan dihitung untuk setiap perlakuan dan sintasan (SR). Tabel 1. Komposisi Madu Bunga Liar Perum Perhutani No Kandungan Satuan Jumlah Kandungan 1 Kalori Kal/100 gram 320 2 Lemak % 0 3 Asam Lemak Jenuh % 0 4 Kolesterol mg/100 gram <0 5 Total Karbohidrat % 79,3 6 Serat makanan % 0,73 7 Protein % 0,63 8 Natrium (Na) mg/100 gram 12,8 9 Kalsium (Ca) mg/100 gram 9,84 10 Besi (Fe) mg/100 gram 0,63 11 Kalium (K) mg/100 gram 102 12 Vitamin A IU/100 gram <0,5 13 Vitamin C mg/100 gram 3,52
  • 3. 157 Jenis kelamin dibedakan berdasarkan pengamatan karakter sekunder secara morfologis serta pemeriksaan jaringan gonad dengan menggunakan metode asetokarmin. Jantan dan betina dibedakan berdasarkan ada tidaknya gonopodium, bentuk dan warna tubuh. Metode asetokarmin dilakukan dengan mengambil gonad dari ikan uji, dicincang sampai halus diatas gelas objek dan diteteskan larutan asetokarmin. Pengamatan terhadap preparat tersebut dilakukan menggunakan mikroskop sehingga diketahui sel bakal sperma yang hanya tampak berupa titik-titik kecil, sedangkan sel bakal telur tampak berbentuk bulatan besar dan bagian inti berada ditengah dengan warna lebih pucat dikelilingi sitoplasma yang berwana merah. Pengukuran kualitas air dilakukan pada media perlakuan dan media pemeliharaan ikan. Parameter yang diamati antara lain oksigen terlarut, pH, alkalinitas, amoniak dan suhu. HASIL & PEMBAHASAN Derajat kelangsungan hidup induk dan anak ikan gapi Semua induk perlakuan dan kontrol hidup dan melahirkan anak. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan perendaman tidak mempengaruhi kelangsungan hidup induk ikan gapi. Derajat kelangsungan hidup anak ikan gapi hingga umur satu bulan adalah tinggi dan relatif sama antar perlakuan, dengan rataan berkisar antara 95,4%-99,0% (Tabel 2). Dengan demikian perlakuan perendaman juga tidak mempengaruhi kelangsungan hidup anak ikan gapi. Keberhasilan pengarahan kelamin Seperti ditunjukkan pada Gambar 1, persentase anak ikan gapi yang berkelamin jantan cenderung meningkat seiring dengan peningkatan dosis madu yang diberikan (P < 0,05). Persentase jantan tertinggi dicapai oleh perlakuan perendaman madu dengan dosis 60 ml/l, yaitu sebesar 59,5 ± 6,7%, sedangkan yang terendah diperoleh pada kontrol (0 ml/l) sebesar 24,3 ± 3,7%. Hal ini menunjukan bahwa dosis madu yang diberikan melalui perendaman induk ternyata mampu mengarahkan jenis kelamin ikan gapi menjadi jantan. Keberhasilan pengarahan kelamin jantan pada ikan gapi diduga terkait dengan kadar kalium dan mineral lainnya yang terdapat dalam madu. Marhiyanto (1999) dalam Riyanto (2001) menyatakan bahwa dalam setiap 100 gram madu terkandung 205–1676 ppm Kalium, 49–51 ppm Kalsium, 19–35 ppm Magnesium dan 18 ppm Natrium. Jenis kelamin (seks determinasi) ditentukan oleh gen dan faktor perubahan lingkungan sekitarnya seperti temperatur dan lainnya (Shapiro dalam Redding dan Pation, 1993). Menurut Korpelainin dalam Strussman dan Patino (1995), faktor lingkungan yang paling berpengaruh terhadap diferensiasi kelamin ikan adalah temperatur. Proporsi jantan yang dihasilkan pada Poecilia reticulata dan Oryzias latipes lebih tinggi daripada betina pada saat musim panas (Winge dan Aida dalam Strussman dan Patino, 1995). Ikan gapi jantan umumnya berukuran lebih kecil dibandingkan dengan yang betina, tetapi memiliki sirip ekor lebih besar dengan warna yang lebih bervariasi. Gapi jantan juga dapat diidentifikasi dengan adanya gonopodium (modifikasi sirip anal) sebagai tempat saluran sperma. Ikan betina ditandai dengan adanya bintik hitam pada lubang urogenitalnya atau pada sirip analnya membulat (Gambar 2). Determinasi kelamin berdasarkan metode pewarnaan asetokarmin Setelah anak ikan gapi berumur sekitar 1 bulan dilakukan pengamatan terhadap penampakan jaringan gonad untuk mengetahui dengan pasti kecocokan antara penampakan secara morfologi dengan penampakan hasil dari pewarnaan gonad yang menggunakan metode pewarnaan asetokarmin. Seperti ditunjukkan pada Gambar 3, anak gapi berfenotip jantan memiliki jaringan gonad berupa bakal sperma, sedangkan anak ikan gapi berfenotip betina memiliki jaringan gonad berupa bakal sel telur. Hal ini menunjukkan bahwa identifikasi jenis kelamin berdasarkan morfologi adalah konsisten dengan hasil histologis.
  • 4. 158 Tabel 2. Derajat kelangsungan hidup anak ikan gapi (%) Ulangan Dosis Perendaman Madu (ml/L) 0 20 40 60 1 95,8 96,9 97,1 100,0 2 90,3 100,0 100,0 100,0 3 100,0 100,0 100,0 87,0 Rata-rata 95,4  4,86 99,0  1,79 99,0  1,67 95,7  7,51 Persentase Jantan 24.3 44.9 52.5 59.5 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 0 20 40 60 Konsentrasi Madu (ml/L) JumlahJantan(%) Gambar 1. Persentase anak ikan gapi (Poecilia reticulata Peters) berkelamin jantan pada masing-masing perlakuan. Gambar 2. Induk ikan gapi (Poecilia reticulata Peters) jantan (atas) dan betina (bawah) ♂ ♀
  • 5. 159 a. Jantan b. Betina Gambar 3. Gonad ikan gapi (Poecilia reticulata Peters) jantan (a) dan betina (b) Ikan gapi yang merupakan jenis ikan air tawar mempunyai cairan tubuh yang bersifat hiperosmotik terhadap lingkungannya sehingga air cenderung masuk ke tubuhnya secara difusi melalui permukaan tubuh yang semipermeabel. Diduga masuknya madu pada saat perendaman induk ini bersamaan dengan masuknya air secara difusi ke dalam tubuh, kemudian masuk ke peredaran darah dan mencapai organ target (embrio). Tingginya kandungan kalium yang diberikan pada pakan anak ikan nila GIFT menyebabkan perubahan kolesterol yang terdapat dalam semua jaringan tubuh anak menjadi pregnenolon. Pregnenolon merupakan sumber dari biosintetis hormon- hormon steroid oleh kelenjar adrenal, steroid tersebut berpengaruh terhadap pembentukkan testosteron. Hormon testosteron akan mempengaruhi perkembangan dari genital jantan, karakteristik seks sekunder jantan dan spermatogenesis (Syaifuddin, 2004). Selain faktor metabolisme dalam tubuh induk, waktu dan lama perendaman juga mempengaruhi diferensiasi seks terutama jika diberi perlakuan tepat pada saat kritis sedang berlangsung. Fase kritis yaitu pada saat terjadinya diferensiasi alami atau periode labil perkembangan gonad anak ikan gapi. Arfah (1997) menyatakan bahwa fase diferensiasi kelamin ikan Poecilidae terjadi pada fase embrio sampai larva 12 hari, sedangkan menurut Takahashi dalam Hunter dan Donaldson (1983) diferensiasi testis pada ikan gapi terjadi sekitar 8 hari sebelum dilahirkan. Dalam penelitian ini perendaman dilakukan 12 hari setelah disatukan. Proses perendaman yang efektif dilakukan pada saat embrio mencapai fase bintik mata karena pada saat itu perkembangan otak masih sangat labil sehingga mudah untuk diarahkan. Berdasarkan hasil penelitian Syaifuddin (2004), perlakuan dengan madu dengan dosis 200 ml/kg pakan terhadap besarnya rasio jenis kelamin jantan ikan nila GIFT (Oreochromis niloticus) yang diberikan secara oral mampu memberi pengaruh yang nyata sebesar 93,33%. Keberhasilan madu dalam memaskulinisasi tidak hanya pada ikan. Tapi pada mencit yaitu dengan dosis 0,25 ml madu/hari mampu menghasilkan rasio mencit jantan sebesar 71,04% (Riyanto, 2001). Kemampuan madu dalam meningkatkan rasio jenis kelamin anak pada mencit ini disebabkan oleh kandungan mineralnya (natrium, kalsium, magnesium dan kalium) yang bersifat reaksi alkalis pada cairan ekstraseluler (Winarno, 1995 dalam Riyanto, 2001). Madu yang diberikan pada induk mencit tersebut mampu membuat kondisi alkalis pada saluran reproduksi betina yang merupakan ruang ekstraseluler tempat jalannya sperma untuk bertemu telur. Kondisi ini menguntungkan androsperma, karena dapat bergerak lebih cepat dibandingkan dengan pergerakan dari
  • 6. 160 Tabel 4. Kualitas air media pemeliharaan ikan gapi (Poecilia reticulata Peters) selama penelitian Waktu Pengukuran Parameter Kualitas Air DO (mg/l) pH (unit) Alkalinitas (mg/l) TAN (mg/l) Saat Perlakuan 5,20-6,06 4,80-7,80 0-16 0,085-0,273 Setelah Perlakuan 5,84-6,95 6,80-7,79 20-48 0,027-0,592 Saat Melahirkan 5,60-6,71 6,57-7,60 12-52 0,083-0,702 Akhir penelitian 4,48-5,48 5,32-6,61 16-24 0,347-1,126 gynosperma. Dengan demikian androsperma lebih dahulu mencapai sel telur dan membuahinya, sehingga lebih banyak anak jantan yang dihasilkan daripada anak betina. Kualitas air Pengukuran kualitas air dilakukan empat kali (Tabel 4), yaitu pada akuarium perlakuan, di akuarium pemeliharaan pasca perlakuan, saat melahirkan dan pada akhir penelitian. Parameter yang diamati adalah DO, pH, alkalinitas, amoniak dan suhu.Kisaran pH bervariasi antara 6,8–7,8, sedangkan oksigen terlarut 4,48-5,84 mg/l. Kebutuhan ikan akan oksigen mempunyai dua aspek yaitu kebutuhan lingkungan bagi spesies tertentu dan kebutuhan konsumtif yang tergantung pada keadaan metabolisme ikan. Untuk TAN (Total Amoniak Nitrogen) kisarannya antara 0,027-1,126 mg/l dan suhu berkisar antara 25- 28°C. KESIMPULAN Peningkatan dosis madu sampai 60 ml/l meningkatkan persentase jantan yang dihasilkan hingga mencapai 59,5%. Dosis madu yang diberikan tidak mempengaruhi derajat kelangsungan hidup ikan uji selama penelitian berlangsung. DAFTAR PUSTAKA Arfah, H. 1997. Efektifitas Hormon 17α- metiltestosteron dengan metode Perendaman Induk Terhadap Nisbah Kelamin dan Feretilitas Keturunan Ikan Gapi (Poecilia reticulata). Tesis. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. 43 hal. Hunter, G. A. and E. M. Donaldson. 1983. Hormonal Sex Control and Its Application to Fish Culture. P: 223-291. In: W. S. Hoar, D. J. Randall, and E. M. Donaldson (Eds.), Fish Physiology. Vol. IX B. Academic Press. New York. Redding, M. J., and R. Patino. 1993. Reproductive Physiology. P: 503-526. In: D. H. Evans (Ed.), The Physiology of Fishes. CRC Press Inc. Riyanto. 2001. Pengaruh Pemberian Suplement Madu Pada Induk Mencit Terhadap Rasio Jenis Kelamin Anaknya. Berita Biologi. 5 (4). Syaifuddin, A. 2004. Pengaruh pemberian suplement madu pada pakan larva Ikan Nila GIFT (Oreochromis niloticus) terhadap rasio jenis kelaminnya. Skripsi. Universitas Brawijaya. Fakultas Perikanan. Malang. Strussman, C. A. and R. Patino. 1995. Temperature Manipulation of Sex Differentiation in Fish. In: F. W. Goetz and P. Thomas (Eds.), Proceedings of the Fifth International Symposium on the Reproductive Physiology of the Fish. Texas.