1. Evidence Based Practice (EBP)
dalam Pelayanan Kesehatan
Disampaikan pada:
Webinar Serial 3-Ikatan Konsultan Manajemen Kesehatan Indonesia (Ikkesindo),
Sabtu, 11 Maret 2023
Hanny Handiyani
3/11/2023 EBP-Ikkesindo 1
Ketua Komite Kompetensi Konsultan Manajemen Keperawatan-
Ikatan Konsultan Manajemen Kesehatan Indonesia (Ikkesindo)
2. Gedung Rumpun Ilmu Kesehatan UI, Kampus Depok
Gedung Pendidikan & Laboratorium FIK UI, Kampus Depok
Being a NURSE
3. Outline
• Situasi
• Pentingnya EBP, EBM
• Batasan
• Langkah
• Hambatan
• Sumber
• Hierarki bukti ilmiah
• Penilaian kritis terhadap bukti ilmiah
• Pertanyaan penilaian ilmiah
• Penggunaan bukti terbaik
• Penutup
3/11/2023 EBP-Ikkesindo 3
4. Kompetensi
3/11/2023 EBP-Ikkesindo 4
Peserta ketika dihadapkan pada situasi pelayanan
kesehatan mampu merencanakan usulan ide
penerapan pelayanan Kesehatan berbasis bukti sebagai
upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
5. 3/11/2023 EBP-Ikkesindo 5
Bagaimana proses Bapak Ibu mengambil keputusan
selama ini?
• Keputusan rapat
• Pendapat senior
• Pengalaman pribadi/ penilaian personal
• Pengalaman organisasi lain
• Hasil benchmark/ studi banding
Situasi
6. 3/11/2023 EBP-Ikkesindo 6
Apa kelemahan keputusan saat ini?
• PM cenderung mengambil keputusan tanpa didasari bukti yang cukup.
• Informasi-informasi yang dijadikan dasar pengambilan keputusan tidak
diuji tingkat kepercayaannya, sehingga menghasilkan keputusan yang tidak
dapat diukur tingkat keberhasilan maupun risiko yang ditimbulkan
(Barends, Rousseau, and Briner, 2014).
• Efektivitas dari hasil benchmark/ informasi organisasi lain tidak dapat
diukur karena adanya perbedaan konteks organisasi yang satu dengan yang
lain
• Keputusan manajemen mempengaruhi banyak kepentingan dalam
organisasi (Barends, Rousseau, and Briner, 2014) → keputusan tidak efektif
Situasi
7. 3/11/2023 EBP-Ikkesindo 7
• Inspirasi: evidence based medicine, Evidence-based Management (EBM) dan
evidence based practice (EBP) digunakan untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan
• Keberhasilan EBM menjadi salah satu sarana untuk memperkecil gap antara
pengetahuan dan pengambilan keputusan klinik (Ledger, 2010)
• EBM membantu memperbaiki pengambilan keputusan lebih efektif dan
terukur
• Prinsip utama dari EBM adalah bahwa kualitas keputusan akan meningkat
apabila praktisi menggunakan informasi yang paling terpercaya (Barends,
Rousseau and Briner, 2014).
• Perkembangan EBM mengaplikasikan penggabungan budaya EBP dalam
proses pengambilan keputusan (Walshe and Rundall, 2001).
Pentingnya Praktik Berbasis Bukti
9. 3/11/2023 EBP-Ikkesindo 9
• Evidence-Based Management (EBM) is an empirical approach that helps
organizations to continuously improve customer outcomes, organizational
capabilities, and business results under conditions of uncertainty →
Penggunaan bukti ilmiah penelitian dalam pengambilan keputusan oleh
manajer atau pemimpin di Fasyankes
• Evidence Based practice (EBP): pengambilan keputusan yang baik
berdasarkan proses berpikir kritis dan bukti.
• EBP didefinisikan oleh Barends, Rousseau & Briner (2014) sebagai
“pembuatan keputusan berdasarkan penggunaan bukti-bukti yang
tersedia secara teliti, eksplisit, dan bijaksana dari berbagai sumber
terpercaya
Batasan
10. Batasan
“EBP adalah pembuatan
keputusan berdasarkan
penggunaan bukti-bukti yang
tersedia secara teliti,
eksplisit, dan bijaksana dari
berbagai sumber terpercaya”
(Barends, Rousseau and
Briner, 2014) https://cebma.org/faq/evidence-based-management/
12. 3/11/2023 EBP-Ikkesindo 12
Langkah
• Asking: menerjemahkan isu sehari-hari atau masalah ke dalam pertanyaan
yang dapat dijawab → Contoh: Apa cara paling efektif mengatasi stagnasi
pasien IGD
• Acquiring: mencari dan menelaah bukti-bukti dari penelitian secara
sistematik
• Appraising: secara kritis menilai tingkat kepercayaan dan relevansi dari
bukti-bukti yang ada
• Decision making for implication: persetujuan stakeholder
memilih eviden terbaik untuk diterapkan dalam menyelesaikan
masalah manajemen
• Agregrating: menimbang dan mengumpulkan bukti-bukti
• Applying: mengaplikasikan evidence dalam pengambilan keputusan
• Assessing: mengevaluasi outcome dari keputusan yang diambil. “
13. 3/11/2023 EBP-Ikkesindo 13
Hambatan
Hambatan dalam setiap langkah
• Asking: tidak dapat menerjemahkan isu/ masalah ke pertanyaan yang dapat dijawab
• Acquiring: tidak “mamase” dalam mencari dan menelaah bukti-bukti dari penelitian
secara sistematik → butuh ketekunan dan keterampilan searching literatur, butuh akses.
- Keterbatasan akses terhadap informasi dan ketidaksadaran praktisi terhadap bukti-bukti yang tersedia menjadi hambatan penerapan EBMgt
(Barends, Rousseau and Briner, 2014).
- Sikap melakukan appraisal informasi, mengakses terhadap data primer, dan mengaplikasikannya jarang dilakukan oleh praktisi kecuali didukung
secara kolaboratif dan organisasi (Ledger, 2010).
• Appraising: Hanya sedikit praktisi yang memiliki kemampuan mengkritisi tingkat kepercayaan dan kerelevanan
informasi yang digunakan (Barends, Rousseau and Briner, 2014).
• Agregrating: tidak dapat menimbang implikasi etik
• Applying: tidak dapat mengaplikasikan evidence dalam pengambilan keputusan →
terutama jika terkait perubahan sistem di organisasi
• Assessing: tidak dapat mengevaluasi outcome dari keputusan yang diambil → perlu
upaya berkelanjutan dan dukungan organisasi
15. Sumber Evidence Based Management
Bukti Ilmiah, meliputi
temuan dari riset ilmiah
yang terpublikasi. Bukti
ilmiah memiliki hirearki
Bukti dari organisasi,
meliputi data, fakta,
dan gambar yang
dikumpulkan dari
organisasi
Bukti dari pengalaman
meliputi penilaian dan
pengalaman
praktisioner
Bukti dari Penanggung
jawab/ Stakeholder
16. Hierarki Bukti Ilmiah
Tipe Bukti Tingkatan Bukti Deskripsi
Systematic Review, meta-
analysys
I Sintesis dari semua studi intervensi yang relevan
Randomized Control Trial
(RCT)
II Studi eksperimen, subjek dilakukan randomisasi untuk dikelompokkan dalam
kelompok intervensi dan kelompok kontrol
Controlled Trial Without
Randomization
III Studi eksperimen, subjek tidak dilakukan randomisasi untuk dikelompokan dalam
kelompok intervensi dan kelompok kontrol
Case-Control atau Studi
kohort
IV Studi Case-Control: perbandingan subjek dengan kondisi (kasus) yang tidak memiliki
kondisi (kontrol) untuk menentukan karakteristik yang mungkin memprediksi kondisi.
Penelitian kohort: pengamatan kelompok (kelompok) untuk menentukan
perkembangan hasil seperti penyakit.
Systematic Review dari studi
observasi dan deskriptif
V Sintesis bukti dari penelitian kualitatif atau deskriptif untuk menjawab pertanyaan
klinis.
Studi kualitatif atau
deskriptif
VI Penelitian kualitatif: mengumpulkan data tentang perilaku manusia untuk memahami
mengapa dan bagaimana keputusan dibuat.
Studi deskriptif: memberikan informasi latar belakang tentang apa, di mana, dan
kapan suatu topik yang menarik.
Konsensus/ Pendapat Ahli VII Pendapat resmi dari komite ahli.
17. Penilaian Kritis Terhadap Bukti Ilmiah
Penilaian kritis terhadap informasi
dapat meningkatkan relevansi dan
tingkat kepercayaan informasi
tersebut terhadap situasi yang
dihadapi (Ledger, 2010).
18. Pertanyaan Penilaian Kritis
Di mana dan bagaimana bukti dikumpulkan?
Apakah ini bukti terbaik yang tersedia?
Apakah bukti ini cukup untuk mencapai sebuah simpulan?
Apakah ada alasan mengapa bukti dapat menjadi bias?
19. Berapa ukuran sampelnya?
Apakah instrumen yang digunakan valid dan reliable?
Mengapa studi dilakukan?
Selain itu, khusus untuk studi ilmiah, penggunaan guideline critical appraisal khusus untuk jenis-
jenis studi tertentu sangat direkomendasikan Checklist critical appraisal dapat diperoleh di
beberapa website terpercaya misalnya di https://www.sign.ac.uk/checklists-and-notes.
Pertanyaan Penilaian Kritis
20. Penggunaan Bukti Terbaik
Tidak semua bukti yang bersifat ilmiah lebih terpercaya dibandingkan
pengalaman professional, sehingga mengkritisi setiap informasi yang masuk
menjadi sangat penting untuk memperoleh bukti yang terbaik (Ledger, 2010).
Mengetahui batas dari bukti tersebut saat aplikasinya dalam pembuatan
keputusan (Barends, Rousseau, and Briner, 2014).
Tidak semua bukti yang bersifat ilmiah lebih terpercaya dibandingkan pengalaman
professional, sehingga mengkritisi setiap informasi yang masuk menjadi sangat penting
untuk memperoleh bukti yang terbaik (Ledger, 2010). Hal penting lain adalah mengetahui
batas dari bukti tersebut saat aplikasinya dalam pembuatan keputusan (Barends, Rousseau
and Briner, 2014).
22. Contoh
PM meminta perawatnya menyusun rencana pengembangan profesional. Direktur SDM
menunjukkan bahwa menurut hierarki kebutuhan Maslow, tingkat KDM (seperti
kesehatan dan keselamatan) harus dipenuhi sebelum seseorang dapat fokus pada
kebutuhannya yang lebih tinggi (seperti karir dan pengembangan profesional). Para
perawat di departemen darurat semakin terkena bahaya keselamatan yang serius,
termasuk kekerasan fisik. Oleh karena itu direktur SDM merekomendasikan untuk tidak
menjalankan program pengembangan profesional sampai bahaya keselamatan telah
dikurangi secara substansial. Bagaimana EBNM membantu? Manajer dan perawat yang
berpengalaman diminta secara independen untuk menanggapi rekomendasi direktur SDM.
Sebagian besar tidak setuju dengan itu dan menunjukkan bahwa pengalaman profesional
terjadi adalah sebaliknya–perawat yang bekerja dalam keadaan sulit cenderung sangat
tertarik pada pengembangan profesional dan peningkatan diri. Tambahan bukti
dikumpulkan dari database ilmiah online, di mana berbagai penelitian menunjukkan
bahwa tidak ada bukti empiris yang tersedia untuk mendukung teori Maslow. Oleh karena
itu, pandangan PM menang.
26. Bahan Bacaan
• Al-Ghimlas, F. (2013). The philosophy of evidence-based clinical practice: Is evidence
enough? Annals of Thoracic Medicine. 8(3), p. 131. doi: 10.4103/1817-1737.114282.
• Barends, E., Rousseau, D. M. and Briner, R. B. (2014). Evidence-based management: The
basic principles. Centre of Evidence Based Management. pp. 1–20. doi:
10.1017/CBO9781107415324.004.
• Fineout-overholt, E. et al. (2010). Critical Appraisal of the Evidence: Part I. Ajn, 110(7),
pp. 47–52.
• Ledger, J. (2010), The gold standard of management? Evidence-based management and
healthcare delivery. London Journal of Primary Care. (2), pp. 93–97. doi:
10.1080/17571472.2010.11493310.
• Walshe, K. and Rundall, T. G. (2001). Evidence-based management: From theory to
practice in health care. The Milbank quarterly. 79(3), pp. 429–57, IV–V. doi:
10.1111/1468-0009.00214
• https://cebma.org/faq/evidence-based-management/
27. Penutup
• EBM merupakan sarana bagi manajer dalam menjalankan perannya
sebagai pengambil keputusan
• Penerapan Langkah EBM akan lebih optimal jika didukung secara
organisasional → peran top manajer sangat penting
• Jadilah manajer model… mari berbuat dan buktikanlah….
29. Dr. Hanny Handiyani, S.Kp., M.Kep.
• Ketua Bidang Litbang Pengurus Pusat Himpunan Perawat Manajer
Indonesia (PP HPMI) 2018—sekarang
• Ketua Komite Kompetensi Konsultan Manajemen Keperawatan-
Ikatan Konsultan Manajemen Kesehatan Indonesia (KMK-
Ikkesindo) 13 Agustus 2020—2024
• Sub-Bidang Kurikulum Magister dan Sp AIPNI 2021—sekarang
• Tim Pokja Perencanaan Tata Kelola RSUI, SK Rektor UI 2014—2016
• Tim Rekrutmen Keperawatan RSUD Depok, 2018
• Komite Keperawatan-Sub Komite Mutu Profesi RS Universitas
Indonesia (RSUI) 2019—sekarang
• Ketua Tim K3L FIK-UI 2017—sekarang
• Narasumber dan Fasilitator Pekerti-AA UI 2008—sekarang
• Auditor Audit Internal Akademik UI 2013—sekarang
• Editor Jurnal Keperawatan Indonesia 2000—sekarang
• Area Penelitian & Pengmas: Manajemen Keperawatan, Perilaku
Keselamatan, Pengendalian Infeksi, Pencegahan Cedera Jarum
Suntik, Pendidikan Keperawatan
• Pengalaman Penyusunan Kebijakan dalam Pokja KTR UI:
- FIK sebagai Kawasan Tanpa Rokok (KTR) SK Dekan FIK-UI No
057/SK/D/FIK/UI/2008, 20 Agst 2008
- UI sebagai KTR, SK Rektor UI No 1805/SK/R/UI/ 2011,
21 Sept 2011
11/03/2023 CV Hanny
• Pangkal Pinang, 23 Desember 1972
• Perumahan Kodja Utama, No 6B, Kukusan, Beji,
Depok, Jawa Barat
• 08129618072 honey@ui.ac.id
• NIRA 32760001903, NIDN 0023127204
• SIPP 446/0747/SIPP/DPMPTSP/SIMPOK/IX/2021
• Sertifikat Kompetensi Konsultan Kesehatan
No 702090000700008182021
No Reg KMK 1038002882021 (7 Mei 2021—2026)
• Dosen Departemen Dasar Keperawatan &
Keperawatan Dasar Fakultas Ilmu Keperawatan-
Universitas Indonesia (DKKD FIK-UI) dan Program
Studi Magister Ilmu Keperawatan FIK-UI 1996—
sekarang
• Scopus Author ID: 36162891500
• Orchid ID: 0000-0002-1746-267X.
• Sinta ID: 5999548
• Google Scholar: Hanny Handiyani
• https://www.researchgate.net/profile/Hanny-
Handiyani