1. BAB VI
PENILAIAN
(EVALUATING)
Penilaian (evaluating) merupakan fungsi kelima manajemen pendidikan luar
sekolah. Penilaian dilakukan terhadap seluruh atau komponen dan pelaksanaan
program pendidikan luar sekolah. Penilaian dapat diselenggarakan secara terus
menerus, berkala, dan sewaktu-waktu pada saat sebelum,sedang atau setelah suatu
program pendidikan dilaksanakan.
Penilaian mempunyai kaitan erat dengan fungsi organik lainnya dalam
menejemen. Kaitan antara penilaian dengan perencanaan ialah bahwa perencanaan
perlu disusun berdasarkan hasil penilaian atau sekurang-kurangnya didasarkan
atas hasil identifikasi kebutuhan, permasalahan, dan sumber-sumber yang tersedia
atau yang telah disediakan. Rencana dinilai untuk mengetahui keunggulan dan
kelemahan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
A. Arti Penilaian
Penilaian sering di salah artikan dan dianggap sebagai kegiatan untuk mencari
kesalahan dan kelemahan program, seseorang, atau kelompok. Penilaian pun
diberi pengertian bermacam-macam ragam sesuai dengan latar belakang
orang yang memberi pengertian atau sasaran yang dinilai. Tetapi penilaian
yang sebenarnya bukanlah kegiatan untuk mencari kesalahan, mentes,
mengukur dan menetaokan yang berkaitan dengan program. Beberapa pakar
psikologi dan pendidikan mengemukakan bahwa istilah penilaian mempunyai
arti lebih luas dari pengertian yang dikemukakan diatas. Wilbur Harris (1968)
dalam “The Nature and Functions of Educational Evaluation”, yang dikutip
Steele, menjelaskan bahwa penilaian adalah proses penetapan secara
sistematis tentang niali, tujuan, efektivitas, dan kecocokan sesuatu sesuai
dengan kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Proses
penetapan keputusan itu didasarkan pada perbandingan secar hati-hati
terhadap data yang diobservasi dengan menggunakan kriteria tertentu.
2. Paulson dalam bukunya berjudul “A Strategy for Evaluation Design”, yang
dikutip oleh Grotelueschen (1976:17), mengemukakan bahwa Penilaian
adalah proses pengujian berbagai objek atau peristiwa tertentu dengan
menggunakan ukuran-ukuran nilai khusus dengan tujuan untuk menentukan
keputusan-keputusanyang cocok.
Worthen dan Sanders (1973: 20), memberi arti bahwa penilaian merupakan
proses mengidentifikasi dan mengumpulakan informasi untuk membantu para
pengambil keputusan didalam memilih alternatif yang telah disediakan.
Berdasarkan dari pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli, penilaian
dapat diidentifikasikan sebagai kegiatan yang sistematis untuk
mengumpukan, mengolah dan menyajikan data (informasi) yang diperlukan
sebagai bahan masukan untuk mengambil keputusan. Batasan ini
mengandung 3 unsur penting yaitu, kegiatan keputusan, data atau informasi
dan pengambilan keputusan.
Steele (1977) menjelaskan bahwa penilaian merupakan suatu program
pendidikan luar sekolah memiliki tujuh karakteristik. Pertama, penilaian
program lebih mengutamakan proses yang bersifat umum, tidak
mengutamakan prosedur yang bersifat khusus. Kedua, penilaian program
lebih luas dari pada pemeriksaan terhadap pencapaian tujuan program.Ketiga,
penilaian program lebih luas dari pada penilaian hasil program. Keempat,
penilaian program lebih luas daripada penilaian belajar-membelajarkan.
Kelima, penilaian program adalah berbeda dengan penelitian penilaian dan
penelitian program. Keenam, penilaian program merupakan alat manajemen
atau sebagai fungsi dari menejemen. Ketujuh, penilaian program berpusat
pada manusia yang terlibat dan terkait dalam program.
3. B. Teknik-teknik Pengumpulan Data
Data dapat diberi arti sebagai keterangan atau gambaran sesuatu (benda,
peristiwa, perbuatan, dsb) yang ingin diketahui dan diungkapkan. Data
dapat digolongkan kedalam berbagai kategori. Pertama, berdasarkan
sumbernya, data dapat dikasifikasikan kedalam tiga golongan yaitu data
yang dihimpun itu berupa manusia, benda, dan perbuatan atau kegiatan.
Dapat juga diklasifikasikan kedalam data primer dan data sekunder. Data
primer yaitu yang dikumpulkan oleh penilai secara langsung dari sumber
data seperti penyelenggara program, pendidikan dan peserta didik. Data
sekunder yaitu yang dihimpun dari sumber tidak langsung seperti data
yang dilaporkan orang lain dari dokumen laporan, buku statistik, dan
jurnal. Bedasarkan sumbernya, data dapat digolongkan ke dalam data
internal dan data eksternal.
Kedua, berdasarkan sifatnya, data dapat digolongkan ke dalam data
kuantitatif dan Kualitatif. Ketiga, berdasarkan tingkatannya, data dapat
digolongkan ke dalam data kotor (data yang masih diragukan
kesahihannya) dan data bersih (data yang benar dan dapat dipercaya
keasihannya). Berdasarkan waktu pengumpulannya, data dapat
diklasifikasikan menjadi data cross section dan data berkala. Data cross
section dikumpulkan dalam waktu tertentu seperti selama tiga bulan, untuk
menggambarkan keadaan suatu program. Data berkala dikumpulkan
berdasarkan pengalaman waktu tertentu seperti pemantauan perkembangan
suatu program.
Alat pengumpulan data diantaranya adalah kuisioner (angket), Wawancara
(interview), dan pengamatan (observasi).
1. Kuisioner (angket)
Kuisioner (angket) adalah daftar yang berisi pertanyaan atau
pernyataan yang disusun secara khusus untuk menggali dan
menghimpun keterangan atau informasi yang cocok untuk dianalisis
(Babbie, 1986: 558). Alat ini lebih banyak digunakan dalam metode
survey. Pertanyaan atau pernyataan dalam kuisioner pada umumnya
berkaitan dengan fakta-fakta yang diketahui oleh responden dan sikap,
4. pendapat atau tanggapan terhadap suatu yang dihadapkan kepada
responden. Kuisioner menurut jenisnya dapat dibagi menjadi kuisioner
tertutup, kuisioner terbuka, dan kuisioner gabungan.
Kuisioner tertutup terdiri atas pertanyaan atau pernyataan yang
jawabannya telah disediakan sehingga responden tinggal
memilih jawaban yang dikehendaki. Jenis kuisioner ini
membatasi kebebasan responden karena itu harus memilih
jawaban-jawaban tertentu.
Kuisioner terbuka terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang
memberi kebebasan kepada responden untuk mengemukakan
berbagai alternatif jawaban menurut pikiran dan cara
mengemukakan jawaban masing-masing.
Kuisioner gabungan terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang
mengkombinasikan jawaban-jawaban yang tersedia, yang harus
dipilih dan jawaban bebas.
Kuisioner yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Item ditulis dengan kata-kata, istilah, dan kalimat yang jelas,
tegas dan sederhana serta mudah dimengerti responden.
Setiap item dikemukakan secara khusus, mengandung satu
pengertian, tidak rancu bagi responden.
Setiap pertanyaan tidak mengandung unsur sugesti sehingga
responden seakan-akan diarahkan terhadap suatu jawaban
tertentu
Option dikemukakan dengan tegas, mengandung daya pembeda
yang jelas
Format dan isi kuisioner menarik perhatian responden
Dibanding dengan teknik yang lain kuisioner memiliki tujuh
keunggulan yakni menghemat biaya, menghemat waktu, dapat diisi
5. oleh responden sesuai dengan waktu yang disediakan mereka,
kerahasiaan terjaga dengan baik, kata dan istilah yang digunakan
seragam untuk semua responden, tidak terdapat bias yang disebabkan
oleh perbedaan penilai yang menyebarkan kuisioner dan responden
yang dikirimi kuisioner melalui surat dapat memberikan informasi
yang akurat.
Namun kuisioner juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu: 1. Cara
mengumpulkan data tidak fleksibel, 2. Respon terhadap kuisioner rata-
rata rendah, 3. Perilaku hanya diungapkan dengan kata-kata, 4. Tidak
dapat mengontrol lingkungan, 5. Tidak dapat mengontrol ketepatan
urutan pertanyaan, 6. Banyak pertanyaan yang mungkin tidak dijawab,
7. Tidak dapat menghimpun jawaban spontasn dari responden.
2. Wawancara (interview)
Wawancara adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui
tahap muka antara pihak penanya dengan pihak yang ditanya atau
penjawab. Singarimbun mengemukakan bahwa kegiatan wawancara
melibatkan empat komponen yaitu isi pertanyaan, pewawancara,
responden, dan situasi wawancara (Arief 1986).
3. Pengamatan (observasi)
Pengamatan (observasi) adalah kegiatan mempelajari suatu gejala dan
peristiwa melalui upaya melihat dan mencatat data atau informasi
secara sistematis. Dilihat dari jenisnya, observasi terdiri atas observasi
partisipatif dan observasi non-partisipatif. Observasi partisipatif
dilakukan pengamat dengan melibatkan diri dalam suatu kegiatan yang
sedang dilakukan atau dialami oleh orang lain. Sedangkan observasi
non-partisipatif penilai tidak melibatkan diri pada kegiatan yang
dilakukan atau dialami orang lain.