3. Penelitian yang berkualitas
Validitas internal : Kesahihan hasil penelitian, yang diperoleh
melalui :
Perumusan masalah
Pendekatan penelitian
Alat pengumpulan data (Peranan Teori, definisi opersional)
Pengukuran atau pengumpulan data yang sahih
Validitas Eksternal : tingkat generalisasi hasil penelitian :
Teknik Sampling
Analisis
Penarikan kesimpulan
dANNY
6. Validitas Eksternal Penelitian
Urgensi masalah secara keilmuan
Urgensi masalah secara kelembagaan
Manfaat untuk keilmuan dan kelembagaan
dan terapan lapangan
Pendapatan sumber dana melalui penelitian
7. Upaya Peningkatan Kualitas
Penelitian
Meningkatkan Validitas internal :
Melakukan pengukuran yang valid dan reliabel atas
seluruh variabel yang dikaji.
Memahami konsep, prinsip dan prosedur
pengukuran
Mengontrol variabel yang diduga mempengaruhi var
terikat, kecuali variabel yang akan dikaji pengaruhnya
terhadap variabel terikat. (Random assignment, menyeragamkan nilai var yang
dikontrol, penyesuaian analisis statistik, teknik analisis yang tepat)
9. ETIKA PENELITIAN
• ETIKA PENELITIAN Persoalan norma (standar) yang
harus digunakan sebagai pedoman dan sekaligus nilai-nilai
luhur boleh/tdk boleh; Benar/salah
• Secara teoritis peneliti :
– Etika deontologi yang benar
– Etika konsekuensi yang membawa kebaikan bagi banyak
orang.
• Tanggung jawab peneliti mengasah kemampuan
memahami perasaan, pemikiran, & perilaku dgn berbagai
cara keuntungan kemanusiaaan.
• Peneliti bertanggung jawab secara legal segala hal yang
terjadi pada subjek.
10. SISTIM ETIKA PENELITIAN
Prinsip dan Peraturan dalam Pedoman:
1. Keselamatan subyek penelitian diutamakan
2. Keikutsertaan subyek bersifat sukarela & tertulis
3. Subyek berhak mengundurkan dari
4. Yang boleh melaksanakan penelitian adalah orang-
orang yang sudah berpengalaman melakukan
penelitian. Kalau peneliti belum berpengalaman,
maka ada supervisi dari peneliti senior
berpengalaman
5. Proposal harus dinilai segi ilmiah dan etik
6. Proposal disetujui penelitian boleh dilakukan
11. Prinsip etik dalam
penelitian kesehatan
Menghormati otonomi partisipan, penjelasan
kepada partisipan tentang derajat dan lama
keterlibatan tanpa konsekuensi negatif dari
penelitian
Mencegah, meminimalkan kerugian dan atau
meningkatkan manfaat bagi semua partisipan.
Menghormati kepribadian partisipan, keluarga
dan nilai yang berati bagi partisipan.
Memastikan bahwa keuntungan dan akibat dari
penelitian terdistribusi secara seimbang
12. PENYEBAB PELANGGARAN ETIKA
• Ketidaktahuan peneliti bhw apa yang dilakukan
melanggar etika penelitian
• Peneliti mengabaikan etika penelitian yang telah
diketahui menganggap apa yg dilakukan sah
• Adanya tekanan : internal & eksternal
13. 4 PRINSIP UTAMA ETIKA PENELITIAN
• Menghormati & menghargai harkat martabat
manusia sebagai subjek penelitian
• Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek
penelitian
• Memegang prinsip keadilan & kesetaraan
• Memperhitungkan dampak positif maupun
negatif dari penelitian
14. Menghormati & menghargai harkat martabat
manusia sebagai subjek penelitian
• Hak subjek :
a. Mendapatkan informasi yg jelas (Tujuan, Manfaat/risiko,
serta hal-hal terkait penelitian)
b. Kebebasan menentukan pilihan / kesediaan tanpa
paksaan Inform consent (Letter)
15. INFORMED CONSENT
Persetujuan subjek utk berpartisipasi dlm eksperimen stlh
mendapatkan informasi :
a. Tujuan & Pelaksanaan eksperimen,
b. Segala resiko yg kemungkinan akan muncul setelah mengikuti
eksperimen.
Subjek secara sukarela dan tanpa paksaan/tekanan/ancaman
untuk menjadi subjek dalam eksperimen
16. MENGHORMATI PRIVASI &KERAHASIAAn
• Peneliti bertanggung jawab atas perlindungan
privasi subjek data anomin & indentifikasi
melalui pengkodean angka
• Data penelitiandirahasiakan & hanya digunakan
untuk tujuan penelitian hasil data tidak boleh
disebarluaskan
17. PRINSIP KEADILAN & KESETARAAN
• Peluang yg sama bagi subjek untuk ditempatkan
dalam pengelompokan subjek juga dalam hal
penilaian
• Keadilan dlm perlakuan selama eksperimen
berlangsung
18. Memperhitungkan dampak positif & negatif penelitian
• Dapat meminimalisir dampak negatif/ risiko
penelitian kemungkinan timbulnya sakit, stres,
luka, bahkan kematian
• Melakukan tindakan antisipatif
• Mempersiapkan tindakan penanganan jika tjd hal-
hal yg merugikan (sakit dokter,obat,dll)
19. PLAGIAT
• Pelaporan hasil penelitian jujur dan akurat
• Peneliti plagiat peneliti yang mengakui ide orang lain,
kalimat / tulisan sebagai hasil pemikirannya
pencantuman sumber dari pemikiran
20. HIRARKI OF EVIDENCE
Tingkatan evidence disebut juga dengan
hierarchy evidence
Tujuannya untuk membantu dalam mengukur
kekuatan suatu evidence dari rentang bukti
terbaik sampai dengan bukti yang paling rendah.
Tingkatan evidence ini digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam EBP (Evidence
Based Practice).
21. Hirarki untuk tingkatan evidence yang ditetapkan oleh
Badan Kesehatan Penelitian dan Kualitas (AHRQ), sering
digunakan dalam kesehatan.
Level of evidence adalah sebagai berikut:
Level 1 : Evidence berasal dari systematic review atau
meta-analysis dari RCT yang sesuai (Systematic
review of multiple random controlled trial)
Level 2 : Evidence berasal dari suatu penelitian RCT
dengan randomisasi (Single random controlled trial)
Level 3 : Evidence berasal dari suatu penelitian RCT
tanpa randomisasi (Well-designed nonrandom
controlled trials)
22. Lanjutan….
Level 4 : Evidence berasal dari suatu penelitian
dengan desain case control dan kohort (Well-designed
case-control and cohort studies)
Level 5 : Evidence berasal dari systematic reviews dari
penelitian descriptive dan qualitative (Systematic
reviewa of descriptive and qualitative studie)
Level 6 : Evidence berasal dari suatu penelitian
descriptive atau qualitative (Single descriptive or
qualitative study)
Level 7 : Evidence berasal dari suatu opini dan atau
laporan dari para ahli (Opinion of authorities and
expert committees)
23. LEVELS OF EVIDENCE
FOR INTERVENTION & DIAGNOSTIC
QUESTIONS
Systematic
review/meta-
analysis of
RCTs
RCTs
Non-Randomized
controlled trials
Cohort study or case-control
studies
Meta-synthesis of qualitative or descriptive
studies
qualitative or descriptive single studies
Expert opinion
24. Level 1 : Evidence berasal dari systematic review atau
meta-analysis dari RCT yang sesuai (Systematic review
of multiple random controlled trial)
• Artikel penelitian tersedia dengan berbagai desain
studi, artikel review sistematik dan meta analisis
menduduki tingkat kepercayaan tertinggi dalam hierarki
evidence dan menjadi pilihan utama dalam pencarian
artikel.
• Review sistematik adalah sebuah sintesis dari studi-
studi penelitian primer yang menyajikan suatu topik
tertentu dengan formulasi pertanyaan klinis yang
spesifik dan jelas, melibatkan proses telaah kritis dalam
pemilihan studi, serta mengkomunikasikan hasil dan
implikasinya
25. Level 2 : Evidence berasal dari suatu penelitian RCT
dengan randomisasi (Single random controlled trial)
Single Random Controlled Trial adalah penelitian
komparatif eksperimental terkendali, dimana peneliti
memberikan dua atau lebih intervensi kepada pasien
yang digunakan untuk sampel penelitian.
Dalam penelitian Ilmu Kesehatan, RCTs biasa
digunakan untuk menguji keberhasilan atau
efektifitas pengobatan, menguji keberhasilan dan
efektifitas tindakan medis, dan menguji efektifitas
peralatan medis.
26. Level 3 : Evidence berasal dari suatu penelitian RCT tanpa
randomisasi (Well-designed nonrandom controlled trials)
Well design non-random controlled trials adalah sebuah
studi eksperimental yang digunakan untuk penelitian
alternatif pengobatan, prosedur, atau intervensi dengan
metode yang tidak acak.
Well design non-random controlled trials termasuk
dalam jenis desain quasi-eksperimental (Eksperimen
semu) yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan
sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol
disamping kelompok eksperimen, namun pemilahan
kedua kelompok tersebut tidak dengan teknik random.
27. Level 4 : Evidence berasal dari suatu penelitian dengan desain case
control dan kohort (Well-designed case-control and cohort studies)
Dalam melakukan telaah sebuah penelitian yang dilihat
adalah validitas, hasil dan relevansinya.
Salah satu desain penelitian yang digunakan saat
melakukan penelitian adalah desain case-control
dengan kohort.
28. Level 5 : Evidence berasal dari systematic reviews dari penelitian
descriptive dan qualitative (Systematic reviewa of descriptive and
qualitative studie)
Systematic review dari penelitian kulitatif maupun
deskriptif disebut dengan penelitian meta sintesis.
Meta sintesis adalah teknik penafsiran analisis yang
menggunakan temuan kualitatif untuk melaporkan
penelitian sebelumnya sebagai bahan pertimbangan
untuk memperoleh yang lebih mendalam pemahaman
fenomena tertentu.
Meta sintesis adalah tentang interpretasi individu
terhadap suatu kejadian, maka memungkinkan untuk
menggabungkan beberapa opini untuk mematahkan
suatu opini individu yang bertujuan untuk mendapatkan
satu pemahaman umum.
29. Langkah-langkah melakukan systematic review sebagai
berikut
Memformulasikan pertanyaan penelitian (formulating the
review question)
Melakukan pencarian literatur systematic review
(conducting a systematic literature search)
Melakukan skrining dan seleksi artikel penelitian yang
cocok (screening and selecting appropriate research
articles)
Melakukan analisis dan sintesis temuan-temuan
kualitatif (analyzing and synthesizing qualitative
findings)
Memberlakukan kendali mutu (maintaining quality
control)
30. Pendekaan meta synthesis :
a. Meta agregasi (meta-aggregation) : sintesis
bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian
(review question) dengan cara merangkum
berbagai hasil penelitian (summarizing).
Pada meta agregasi topik penelitian dielaborasi
menjadi tema-tema tertentu untuk menghasilkan
kerangka analisis (conceptual framework).
b. Meta etnografi (meta-ethnography) : sintesis
bertujuan untuk mengembangkan teori baru (new
theory) dalam rangka melengkapi teori yang
sudah ada.
31. Level 6 : Evidence berasal dari suatu penelitian descriptive
atau qualitative (Single descriptive or qualitative study)
Evidence based ini berasal dari penelitian deskriptif dan
penelitian kualitatif
32. Level 7 : Evidence berasal dari suatu opini dan atau laporan dari para
ahli (Opinion of authorities and expert committees)
Merupakan suatu kepercayaan pendapat atau
perkataan dari ahli pakar dalam sebuah penelitian.
Perkataan dan pendapat dari ahli pakar hanya dapat
dikatakan sebagai suatu bukti/fakta, tetapi tidak dapat
dilanjutkan sampai pada penelitian.