Kaderisasi PMII pada hakekatnya adalah totalitas upaya-upaya yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan untuk membina dan mengembangkan potensi dzikir, fikir dan amal soleh setiap insan pergerakan. Secara kategoris dapat dipilih dalam tiga bentuk yakni: Pengkaderan Formal, Pengkaderan Non-Formal (Pengembangan) dan Pengkaderan Informal. Ketiga bentuk ini harus diikuti oleh segenap warga pergerakan, sehingga pada saatnya kelak akan terwujud kader yang berkualitas ulul albab.
Pengkaderan formal meliputi tiga tahapan dengan masing-masing follow-up-nya. Ketiganya itu adalah Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba), Pelatihan Kader Dasar (PKD), Pelatihan Kader Lanjutan (PKL), dan Pelatihan Kader Nasional (PKN). Semua tahapan dengan follow-up yang menyertai itu merupakan satu kesatuan tak terpisahkan, karena kaderisasi PMII pada hakekatnya merupakan proses terus menerus, baik di dalam maupun di luar forum kaderisasi. Pengkaderan Non-Formal Pengembangan adalah berbagai pelatihan dan pendidikan yang ada di PMII guna mengembangkan potensi kader berbasis Soft-Skill. Sedang Pengkaderan informal adalah keterlibatan kader pergerakan dalam berbagai aktifitas dan peran kemasyarakatan PMII, baik dalam posisi sebagai penanggung jawab, menjadi bagian dari team work, atau bahkan sekedar partisipan. Pengkaderan jenis ini sangat penting dan mutlak diikuti, disamping sebagai tolak ukur komitmen dan militansi kader pergerakan, juga jauh lebih real dibanding pelatihan-pelatihan formal lainnya, karena langsung bersinggungan dengan realitas kehidupan.
Di atas semua pelatihan tersebut terdapat satu pelatihan lagi yakni pelatihan fasilitator. Pelatihan ini dimaksudkan untuk menciptakan kader-kader pergerakan yang secara terus menerus akan membina dan menangani berbagai forum Pengkaderan di PMII. Pelatihan lebih utama ditujukan bagi kader-kader potensial yang telah mengikuti semua bentuk Pengkaderan sebelumnya, dan yang telah teruji komitmennya terhadap PMII maupun aktifitas dan peran-peran sosial.
TIPS BERORGANISASI; PANDUAN MENJADI AKTIFIS SEKOLAH Fathul Huda
MANFAATBERORGANISASI:
Meningkatkan wawasan/pengetahuan
Membentuk pola pikir yang lebih baik
Menjadi kuat dalam menghadapi tekanan
Meningkatkan kemampuan berkomunikasi
Melatih leadership (kepemimpinan)
Belajar mengatur waktu dan Disiplin
Memperluas jaringan (networking)
Mengasah kepekaan sosial
Ajang latihan dunia kerja yang sesungguhnya
Siap hidup di manapun!
Kaderisasi PMII pada hakekatnya adalah totalitas upaya-upaya yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan untuk membina dan mengembangkan potensi dzikir, fikir dan amal soleh setiap insan pergerakan. Secara kategoris dapat dipilih dalam tiga bentuk yakni: Pengkaderan Formal, Pengkaderan Non-Formal (Pengembangan) dan Pengkaderan Informal. Ketiga bentuk ini harus diikuti oleh segenap warga pergerakan, sehingga pada saatnya kelak akan terwujud kader yang berkualitas ulul albab.
Pengkaderan formal meliputi tiga tahapan dengan masing-masing follow-up-nya. Ketiganya itu adalah Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba), Pelatihan Kader Dasar (PKD), Pelatihan Kader Lanjutan (PKL), dan Pelatihan Kader Nasional (PKN). Semua tahapan dengan follow-up yang menyertai itu merupakan satu kesatuan tak terpisahkan, karena kaderisasi PMII pada hakekatnya merupakan proses terus menerus, baik di dalam maupun di luar forum kaderisasi. Pengkaderan Non-Formal Pengembangan adalah berbagai pelatihan dan pendidikan yang ada di PMII guna mengembangkan potensi kader berbasis Soft-Skill. Sedang Pengkaderan informal adalah keterlibatan kader pergerakan dalam berbagai aktifitas dan peran kemasyarakatan PMII, baik dalam posisi sebagai penanggung jawab, menjadi bagian dari team work, atau bahkan sekedar partisipan. Pengkaderan jenis ini sangat penting dan mutlak diikuti, disamping sebagai tolak ukur komitmen dan militansi kader pergerakan, juga jauh lebih real dibanding pelatihan-pelatihan formal lainnya, karena langsung bersinggungan dengan realitas kehidupan.
Di atas semua pelatihan tersebut terdapat satu pelatihan lagi yakni pelatihan fasilitator. Pelatihan ini dimaksudkan untuk menciptakan kader-kader pergerakan yang secara terus menerus akan membina dan menangani berbagai forum Pengkaderan di PMII. Pelatihan lebih utama ditujukan bagi kader-kader potensial yang telah mengikuti semua bentuk Pengkaderan sebelumnya, dan yang telah teruji komitmennya terhadap PMII maupun aktifitas dan peran-peran sosial.
TIPS BERORGANISASI; PANDUAN MENJADI AKTIFIS SEKOLAH Fathul Huda
MANFAATBERORGANISASI:
Meningkatkan wawasan/pengetahuan
Membentuk pola pikir yang lebih baik
Menjadi kuat dalam menghadapi tekanan
Meningkatkan kemampuan berkomunikasi
Melatih leadership (kepemimpinan)
Belajar mengatur waktu dan Disiplin
Memperluas jaringan (networking)
Mengasah kepekaan sosial
Ajang latihan dunia kerja yang sesungguhnya
Siap hidup di manapun!
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Draf perlembagaan sekolah
1. DRAF PERLEMBAGAAN
PERSATUAN BAHASA
PERATURAN-PE RATURAN (PERLEMBAGAAN) PERSATUAN
Pada mematuhi Subperaturan 5(1)(a) dalam Peraturan-Peraturan Pendidikan (Persatuan
Sekolah) 1998, Akta Pendidikan 1996 seperti dalam Warta Kerajaan Malaysia Jilid 42,
No. 11, Tambahan No.21 Perundangan (A): P.U. (A) 196 bertarikh 21hb Mei 1998, maka
berikut ini dikemukakan Peraturan-Peraturan (Perlembagaan) Persatuan Bahasa
__sk????____________________________ yang selepas ini disebut sebagai ”persatuan”
sahaja.
PERATURAN 1 :
NAMA DAN ALAMAT
a. Nama Persatuan: Persatuan Persatuan Bahasa ______________
b. Alamat :
PERATURAN 2:
RASIONAL
Berdasarkan hakikat kejadian insan, setiap murid mempunyai bakat dan potensi untuk
memimpin sekurang-kurangnya untuk memimpin diri sendiri menjadi apa yang diinginkan.
Walaubagaimanapun pengetahuan, kesungguhan dan kemahiran memimpin, mengurus dan
mengoperasikan sesuatu kelab atau persatuan bukanlah warisan semula jadi. Pengetahuan,
kesungguhan dan kemahiran ini sebaliknya boleh diperolehi melalui proses pengajaran dan
pembelajaran formal dan tidak formal, pengalaman secara langsung, perkongsian
pemikiran, pengalaman dan latihan.
PERATURAN 3:
MATLAMAT
Persatuan Bahasa adalah suatu usaha berterusan untuk memantapkan ilmu bahasa,dengan
memartabatkan Bahasa Melayu dan memperkukuhkan Bahasa Inggeris untuk
merealisasikan kehendak kementerian Pelajaran Malaysia dalam usaha meneroka pelbagai
bidang ilmu dan kemahiran
PERATURAN 4:
4.1. OBJEKTIF AM
Guru-Guru dan murid-murid akan:
4.1.1 Mengetahui dan memahami ciri-ciri dan nilai-nilai kepimpinan yang diperlukan untuk
memimpin, mengurus dan mengoperasikan kelab atau persatuan di sekolah.
4.1.2 Mengetahui dan memahami kaedah, stategi dan prinsip pengurusan kelab atau
persatuan secara berkesan.
4.1.3 Mengetahui dan memahami kaedah dan stategi memimpin dan memotivasikan ahli-
ahli kelab atau persatuan yang dipimpin
2. 4.1.4 Mempunyai pengetahuan dan kemahiran merancang, mengelola, menyelia dan
menilai aktiviti dan kegiatan kelab atau persatuan yang dipimpin.
4.1.5 Mempunyai keyakinan diri sebagai pemimpin yang berwibawa, berketrampilan dan
berwawasan.
4.2. OBJEKTIF KHUSUS
4.2.1 Menjelaskan matlamat dan tujuan penubuhan kelab atau persatuan di sekolah dalam
konteks kependidikan dan kepimpinan
4.2.1 Menjelaskan kaedah dan tatacara penubuhan kelab atau persatuan.
4.2.3 Menjelaskan kaedah dan tatacara pentadbiran dan pengurusan kelab atau persatuan.
4.2.4 Menjelaskan kaedah dan tatacara pengurusan dan pengelolaan aktiviti dan kegiatan
kelab atau persatuan di sekolah berdasarkan perancangan dan undang-undang.
4.2.5 Membentang dan menjelaskan ciri-ciri dan nilai-nilai asas kepimpinan.
4.2.6 Menjelaskan tanggungjawab dan peranan murid-murid sebagai warganegara
berdasarkan Rukunegara, Perlembagaan Negara, Falsafah Pendidikan Kebangsaan,
Falsafah Pendidikan Islam dan Wawasan 2020.