Karakteristik metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan (digunakan metode survey atau kualitatif) dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keektifan produk tersebut (digunakan metode eksperimen).
Tahap pengembangan model meliputi: 1) Studi pendahuluan dengan menerapkan pendekatan diskriptif kualitatif, dan 2) Pengembangan desain model dan perangkat pendukung yang mengacu pada desain model penelitian menurut Wademan. Langkah pengembangan Model Wademan adalah 1) Problem identification, 2) Identification of tentative products and design principles, 3) Tentative products and theories, 4) Prototyping and assessment of preliminary products and theories, dan 5) Problem resolution and adVancing theory
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
Desain Model Pengembangan Wademan
1. MODEL PENGEMBANGAN WADEMAN
MAKALAH
METODE PENELITIAN KUANTITATIF
OLEH
Muhammad Nasir 147966008
Binar Kurnia Prahani 147966009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2014
2. Tujuan:
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam makalah ini adalah:
1. Mendeskripsikan karakteristik model Research and Development (R&D).
2. Mendeskripsikan desain model pengembangan Wademan. 2
BAB I
PENDAHULUAN
Rumusan Masalah:
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah:
1. Bagaimana karakteristik model Research and Development (R&D)?
2. Bagaimana desain model pengembangan Wademan.?
Latar Belakang
• Perkembangan globalisasi yang sangat pesat menuntut karakteristik yang
kreatif dan inovatif bagi setiap civitas akademis dan pengembang dalam
mengembangkan, menemukan, dan menciptakan produk baru yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia.
• Ada banyak model pengembangan, antara lain model Borg and Gall, Plomp,
McKenney, Wademan, dll. Pada makalah ini akan dikaji mengenai model
pengembangan Wademan.
3. 3
BAB II
PEMBAHASAN
• Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk baru atau menyempurnakan produk yang
telah ada, dan menguji keektifan produk tersebut (Sugiyono, 2009; Sukmadinata,
2008).
• Selanjutnya untuk menguji produk yang masih bersifat hipotetik tersebut,
digunakan eksperimen atau action research.
• Setelah produk teruji, maka dapat diaplikasikan. Proses pengujian produk
dengan eksperimen tersebut dinamakan penelitian terapan (applied research).
• Penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menemukan, mengembangkan
dan memvalidasi suatu produk.
2.1 Karakteristik Model Research and Development (R&D)
Suatu model memiliki karakteristik: (1) merupakan deskriptif naratif; (2) memiliki
prosedur atau langkah- langkah; (3) memiliki tujuan khusus; (4) digunakan untuk
mengukur keberhasilan; dan (5) merupakan representasi suatu sistem.
Model Sebagai Produk R&D
4. 4
Berikut diberikan beberapa contoh judul penelitian pendidikan yang menggunakan
R & D (Haryati, 2012). Judul harus mencerminkan produk yang akan dihasilkan.
• Pengembangan Model Manajemen Pelatihan Program Pendidikan
Kecakapan Hidup Berbasis Kewirausahaan Potensi Keunggulan Lokal dalam
Rangka Rintisan Desa Vokasi.
• Pengembangan Model Manajemen Kurikulum Pembelajaran Berbasis Masalah.
• Pengembangan Model Link and Match Kompetensi Berbasis DUDI Lulusan SMK.
• Pengembangan Model Pembelajaran Program Produktif SMK.
R & D dalam Penelitian Pendidikan
Karakteristik pengembangan Model Wademan (2005, Plomp & Nieveen, 2013)
dengan memiliki lima tahap dalam pengembangan, yaitu: 1) Problem identification,
2) Identification of tentative products and design principles, 3) Tentative products
and theories, 4) Prototyping and assessment of preliminary products and theories,
dan 5) Problem resolution and advancing theory.
Karakteristik pengembangan Model Wademan
5. 5
Kelebihan penelitian R&D (Model Wademan) (Gall & Borg, 1983; Gall, Gall, & Borg,
2003; (Plomp dan Nieven, 2007) antara lain adalah:
• Mampu mengatasi kebutuhan nyata dan mendesak melalui pengembangan
solusi atas suatu masalah sembari menghasilkan pengetahuan yang bisa
digunakan di masa mendatang.
• Mampu menghasilkan suatu produk/model yang memiliki nilai validasi tinggi,
karena melalui serangkaian uji coba di lapangan dan divalidasi ahli.
• Mendorong proses inovasi produk/model yang tiada henti sehingga diharapkan
akan selalu ditemukan model/produk yang selalu aktual dengan tuntutan
kekinian.
• Merupakan penghubung antara penelitian yang bersifat teoritis dan lapangan.
Kelebihan dan Kekurangan R&D
Kekurangan penelitian R&D (Model Wademan):
• Tidak bisa digeneralisasikan secara utuh, karena penelitian R&D ditujukan untuk
pemecahan masalah “here and now”, dan dibuat berdasar sampel (spesifik),
bukan populasi.
• Penelitian R&D memerlukan sumber dana dan sumber daya yang cukup besar.
6. 2.2 Desain Model Pengembangan Wademan
Model Pengembangan Wademan (2005, Plomp & Nieveen, 2013)
7. 7
Contoh:
Pada proses pengembangan model pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan
penyelesaian masalah kolaborasi.
1. Peneliti melakukan studi literatur dan teori dengan cara mempelajari
keterampilan penyelesaian masalah kolaborasi dan menganalisis artikel-artikel
ilmiah terbaru dan terdahulu untuk mempelajari masalah yang terkait dan
pentingnya keterampilan penyelesaian masalah kolaborasi pada siswa.
2. Selanjutnya peneliti melakukan preliminary study untuk melihat profil
pembelajaran fisika di SMA meliputi model pembelajaran fisika yang digunakan
oleh guru, sumber belajar yang digunakan oleh guru dan siswa, hasil belajar,
serta keterampilan penyelesaian masalah kolaborasi.
3. Peneliti telah membuat analisis temuan dan masalah melalui laporan
preliminary study yang hasilnya adalah rendahnya keterampilan penyelesaian
masalah kolaborasi siswa SMA (Prahani & Budi, 2014.
Langkah 1: Problem identification
• Identifikasi permasalahan didasarkan pada literatur atau teori, dan site visits.
• Pada langkah ini, peneliti melakukan studi literatur dan teori dengan cara
mempelajari studi yang akan dikaji.
8. 8
Contoh:
• Berdasarkan review literatur dan hasil preliminary study, peneliti
mengidentifikasi alternatif pada model pembelajaran hipotetik yang akan
dikembangkan untuk mengajarkan keterampilan penyelesaian masalah
kolaborasi dengan mengevaluasi .
• Melalui peer instruction berbasis multiple representation diharapkan yang akan
meningkatkan pemahaman konsep awal siswa.
• Pada saat sharing multiple representation proses pembelajaran mengondisikan
agar siswa saling menghargai dan kerja sama dalam pemahaman dan
penyelesaian masalah kolaborasi.
• Selain itu diberikan juga “penghargaan”, yang akan memberikan penambahan
nilai yang tidak hanya menguntungkan siswa yang novice tetapi juga memakasa
siswa dengan kemampuan expert merasa membutuhkan untuk berkolaborasi
dengan siswa novice agar mendapat penambahan poin.
• Dengan rancangan ini diharapkan keterampilan penyelesaian masalah kolaborasi
siswa akan meningkat.
Langkah 2: Identification of tentative products and design principles
• Pada tahap ini peneliti melakukan identifikasi dan prinsip desain produk yang
akan dikembangkan.
• Proses identifikasi dan rancangan produk didasari oleh identifikasi masalah.
9. 9
Contoh:
• Pada langkah ini, peneliti merancang model hipotetik pembelajaran Kolaborasi
Proaktif Berbasis Multiple Representation yang komponennya meliputi: 1) sintaks
model, 2) sistem sosial, 3) prinsip reaksi, 4) sistem pendukung, 5) dampak
instruksional.
• Untuk mendukung implementasi model pembelajaran yang dikembangkan,
peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran.
• Desain model pembelajaran Kolaborasi Proaktif Berbasis Multiple Representation
yang dikembangkan diwujudkan dalam bentuk Buku Model dan selanjutnya
divalidasi oleh pakar dalam suatu forum diskusi yang biasa disebut Focus Group
Discussion (FGD).
• FGD membahas validitas model pembelajaran yang dikembangkan secara
teoritik yang meliputi komponen model, yaitu: i) teori pendukung, ii) sintaks, iii)
sistem sosial, iv) prinsip reaksi, v) sistem pendukung, vi) dampak instruksional
dan dampak pengiring.
Langkah 3: Tentative products and theories
• Pada tahap ini peneliti membuat produk dan teori sementara yang akan
dikembangkan berdasarkan analisis dan proses pada langkah 1 dan 2.
• Produk dan teori yang dikembangkan akan menjadi rancangan prototype 1.
10. 10
Contoh:
• Langkah berikutnya adalah implementasi model hipotetik pembelajaran
Kolaborasi Proaktif Berbasis Multiple Representation secara terbatas.
• Implementasi model hipotetik dalam uji coba terbatas dilakukan pada satu kelas
untuk memperoleh prototipe model pembelajaran (Prototipe 1) dengan
karakteristik sebagai berikut: i) karakteristik model dan validitas perangkat
pembelajaran; ii) kepraktisan model yang meliputi keterlaksanaan model
pembelajaran di kelas, aktivitas siswa, dan kendala yang dihadapi; iii) keefektivan
model yang meliputi peningkatan hasil belajar dan keterampilan penyelesaian
masalah kolaborasi serta respon siswa terhadap pelakasanaan model
pembelajaran.
• Berdasarkan pelaksanaan uji coba terbatas akan dapat dievaluasi kelebihan dan
direvisi kekurangan dari prototype model pembelajaran (Prototipe 1) yang telah
dikembangkan. Selanjutnya diperoleh prototype model pembelajaran yang telah
terevisi (Prototipe 2).
Langkah 4: Prototyping and assessment of preliminary products and theories
• Tahap keempat adalah penilaian dari teori atau produk yang dikembangkan pada
tahap sebelumnya.
• Penilaian dilakukan dengan implementasi dari teori atau produk pada uji
terbatas. Hasil dari uji terbatas akan digunakan untuk evaluasi dan revisi produk
dan teori yang telah dikembangkan.
11. 11
Contoh:
• Prototipe model Kolaborasi Proaktif Berbasis Multiple Representation yang telah
direvisi (Prototipe 2) selanjutnya diimplementasikan dalam uji luas.
• Uji luas akan dilakukan pada tiga sekolah dengan level akreditasinya, yaitu
terakreditasi A.
• Implementasi ini dilakukan untuk memperoleh model pembelajaran Kolaborasi
Proaktif Berbasis Multiple Representation final yang valid, praktis, dan efektif
untuk meningkatan keterampilan penyelesaian masalah kolaborasi.
Langkah 5: Problem resolution and advancing theory
• Tahap terakhir pada model pengembangan Wademan adalah penyelesaian
masalah dan menghasilkan teori baru.
• Proses ini menyempurnaan prototype 1 hasil dari uji terbatas.
12. Studi
Literatur
(Kajian teoritik
dan empirik)
Studi Lapangan
tentang Proses
Pembelajaran di SMA
(Langkah 1: Problem
Identification)
Tahap Studi Pendahuluan
Deskripsi dan Analisis
Temuan (Langkah 2:
Identification of Tentative
Products and Design
Principles)
Tahap Pengembangan
Merancang prototype, yaitu: Model
hipotetik, Validasi Pakar (FGD) untuk
model hipotetik dan perangkat
Pembelajaran (Langkah 3: Tentative
Products and Theories)
Uji coba terbatas prototype 1
(Langkah 4: Prototyping and
Assessment of Preliminary
Products and Theories)
Uji coba terbatas prototype 2
(Langkah 5: Problem Resolution
and Advancing Theory)
Model pembelajaran
Kolaborasi Proaktif
Berbasis Multiple
Representation
Tahap Akhir
Gambar 2 Tahapan penelitian pengembangan model
13. 13
3.1 Kesimpulan
Karakteristik metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keektifan produk
tersebut. Langkah pengembangan Model Wademan adalah 1) Problem
identification, 2) Identification of tentative products and design principles, 3)
Tentative products and theories, 4) Prototyping and assessment of preliminary
products and theories, dan 5) Problem resolution and advancing theory.
BAB III
PENUTUP
3.2 Saran
Diperlukan kajian lebih mendalam mengenai model pengembangan dan
implementasi dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.