SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
BAB VBAB V
Model-Model PengembanganModel-Model Pengembangan
InstruksionalInstruksional
Disusun Oleh:
Rochimudin
Manajemen Kurikulum
1
Ada 3 sudut pandang:Ada 3 sudut pandang:
1. Bertolak dari teori umum.
2. Berolak dari istematik
3. Pandangan Perspektf
2
A.A. PPandangan tentang Proses Perancangan danandangan tentang Proses Perancangan dan
Pengembangan InstruksionalPengembangan Instruksional
B. Model Pengembangan yang PertamaB. Model Pengembangan yang Pertama
Pengembangan Instruksional adalah suatuPengembangan Instruksional adalah suatu
proses untuk meningkatkan sistemproses untuk meningkatkan sistem
instruksional. Istilah yang serupa denganinstruksional. Istilah yang serupa dengan
pengembangan instruksional adalahpengembangan instruksional adalah
pengajaran terprogram.pengajaran terprogram.
3
Dengan adanya bernacam model pengembangan
instruksional maka diperlukan taksonomi model.
Gustavson (1981) menyusun taksonomi dengan
harapan ada 2 keuntungan:
1. Alat untuk mengelompokan dan
menyederhanakan model-model yang ada.
2. Menganalisis macam-macam proyek
instruksional yang sedang dikembangkan.
4
C. Taksonomi Model PengembanganC. Taksonomi Model Pengembangan
InstruksionalInstruksional
Taksonomi modelTaksonomi model GustavsonGustavson membagimembagi
model menjadi 4 yaitu:model menjadi 4 yaitu:
1. Kelas
2. Hasil
3. Sistem
4. Organisasi
5
Kategori di atas tidak dapat dibedakan secaraKategori di atas tidak dapat dibedakan secara
absolut. Kategori berorientasi kelasabsolut. Kategori berorientasi kelas
asumsinya adalah ada guru, ada murid, adaasumsinya adalah ada guru, ada murid, ada
kelas, ada kurikulum dan ada fasilitas.kelas, ada kurikulum dan ada fasilitas.
KategoriKategori keduakedua, orientasi pada hasil., orientasi pada hasil.
Pengembangan hasil merupakan sesuatu yangPengembangan hasil merupakan sesuatu yang
telah ditentukan sebelumnya. Hasil diharapkantelah ditentukan sebelumnya. Hasil diharapkan
memberi hasil yang sama pada siswamemberi hasil yang sama pada siswa
dengankarakteristik tertentu.dengankarakteristik tertentu.
Kategori ketiga, orientasi pada sistem. Kiblat
kategori ini memerlukan analisis:
1.Lingkungan
2.Sifat tugas yang dilakukan
3.Apakah diperlukan pengembangan atau tidak.
6
7
KategoriKategori keempatkeempat, orientasi pada, orientasi pada
organisasi. Selain untuk meningkatkanorganisasi. Selain untuk meningkatkan
pengajaran, tujuan kategori ini adalahpengajaran, tujuan kategori ini adalah
mengadakan modifikasi / adaptasi organisasi danmengadakan modifikasi / adaptasi organisasi dan
personal yang ada di lingkungan yang sifatnyapersonal yang ada di lingkungan yang sifatnya
baru.baru.
Model Pengembangan yang Berorientasi KelasModel Pengembangan yang Berorientasi Kelas
Model ini sangat penting bagi guru yang
beranggapan bahwa tugas mereka mengajar
dan siswa memerlukan pengajaran yang baik.
Tugas guru disini, menentukan materi
pengajaran dalam pertemuan itu. Model ini
dianggap sebagai petunjuk oleh guru.
8
ModelModel ini dikembangkan dengan:ini dikembangkan dengan:
Langkah 1: menentukan materi dan tujuan instruksionalLangkah 1: menentukan materi dan tujuan instruksional
yang harus dicapaiyang harus dicapai
Langkah 2: kegiatan bersama yang saling berinteraksi.Langkah 2: kegiatan bersama yang saling berinteraksi.
Langkah 3: penilaian perilaku awal siswa yang akanLangkah 3: penilaian perilaku awal siswa yang akan
menerima program instruksional.menerima program instruksional.
Langkah 4:Langkah 4:
1. menentukan strategi1. menentukan strategi
2. mengatur pengelompokan siswa2. mengatur pengelompokan siswa
3. mengalokasikan waktu yang diperlukan3. mengalokasikan waktu yang diperlukan
4. menentukan tempat/ruangan4. menentukan tempat/ruangan
5. memilih sumber belajar5. memilih sumber belajar
9
Model GERLACH dan ELYModel GERLACH dan ELY
Langkah 5: evaluasi hasil belajar.
Model Gerlach dan Ely merupakan
perpaduan antara model pengembangan
linear dan simultan.
Keuntungan model ini, guru dengan mudah
mengerti dan mengikuti langkah-langkah
pengembangan yang harus dilakukan.
10
Kelebihannya dapat diterapkan di semua tingkat pendidikan,
dapat digunakan untuk perancangan dan pengembangan
satuan atau unit instruksional kecil.
Model KEMP ini dapat menjawab 3 pertanyaan yaitu:
1.Apakah yang akan dipelajari (tujuan belajar)
2.Prosedur dan sumber belajar yang dipakai untuk
mencapai tujuan.
3.Bagaimana mengetahui bahwa proses belajar mengajar
dikatakan berhasil.
11
Model KEMPModel KEMP
Langkah 1: menentukan materi.
Langkah 2: menentukan karakter siswa.
Langkah 3: menentukan tujuan instruksional
khusus.
Langkah 4: menentukan spesifikasi materi
instruksional.
Langkah 5: penilaian tingkah laku siswa.
Langkah 6: aktivitas belajar mengajar.
12
Langkah-langkah model KEMPLangkah-langkah model KEMP
Model LSD (Learning Sistem Design) yang dibuat
oleh Robert Davis, Lawrense Alexander dan Stephen
Yelon (1974). Ada 8 langkah utama dan 1 langkah
tambahan yang berhubungan dengan 2 langkah
utama dalam model itu. Mnurut model ini, proses
pengembangan instruksional adalah kegiatan linier.
Secara garis besar proses 8 langkah itu dapat diperas
menjadi 3 unsur, yaitu :
1. analisis
2. rancangan dan
3. evaluasi
13
Model Davis, Alexander dan Yelon
14
Pengembangan model LSD dimulai dengan:
Langkah pertama, yaitu menyusun deskripsi
tentangbsistem binstruksional yang telah ada
sekarang.
Caranya =
1. mengumpulkan informasi tentang jumlah siswa
2. latar belakang siswa
3. mendalami perbedaan dan persamaan sifat-sifat
siswa
4. mengetahui kelemahan dan keunggulan guru yang
akan ditugasi menyampaikan pelajaran.
15
Langkah kedua,
Langkah ini memerintahkan kita untuk menentukan dan
menyusun tujuan instruksional. Seperti model yang lain, kita juga
diminta bahwa dalam menyusun tujuan instruksional harus
bersifat operasional. Artinya tingkah laku yang dihasilkan dapat
dilihat, dapat diukur berdasarkan aturan yang ada (siswa,
tingkah laku, kondisi yang ada, dan standar).
Langkah ketiga,
Model ini menyuruh kita menyusun perencanaan evaluasi, yang
menggunakan tes-tes (yang valid dan terpercaya) yang
digunakan untuk mengukur berapa persen siswa telah
mencapai tujuan (berupa hasil belajar siswa dan sikap yang
ditampilkan yang dapat mencapai tujuan instruksional). Evaluasi
disini juga digunakan untuk mengukur kemampuan prasyarat
dan keterampilan awal yang ditunjukkan siswa sebelum program
ini. Evaluasi ini juga harus menggambarkan adanya kesukaran-
kesukaran yang dihadapi siswa dalam usaha menncapai tujuan
instruksional yang ditetapkan.
16
Langkah keempat,
Model ini bentuknya analisis tunggal untuk mengukur tingkat
pencapaian tujuan instruksional. Langkah ini harus harus
dihubungkan dengan lengkah tambahan, yaitu deskripsi tugas
siswa, pada langkah ketiga. Yang dimaksud dengan langkah
tambahan adalah alasan untuk memakai hasil analisis tugas
dan deskripsi tugas dalam pengembangan dan pengurutan
tujuan belajar.
Langkah keempat dan langkah tambahan seringkali
membingungkan para guru pengembang instruksional yang ingin
melihat analisis sebagai bagian dari proses untuk memperoleh
dan menentukan tujuan-tujuan belajar. Dalam lengkah keempat,
tujuanbelajar dikelompokkan dalam enam bentuk belajar.
Sementara guru memang ada yang menganggap cukup empat
bentuk belajar yang relevan, yaitu =
1. belajar konsep
2. belajar prinsip
3. memecahkan masalah
4. mendorong keterampilan motorik perseptual.
17
Sementara kedua yang lain adalah
1. Kondisi operant dan klasikal.
Jika dicermati model ini, model ini ternyata diperngaruhi oleh
Gagne, yaitu bagaimana guru atau calon pengembang
instruksional dapat mendeskripsikan tugas-tugas yang harus
dilaksanakan siswadapat dijalankan. Caranya =
1. wawancara
2. observasi langsung
3. mempelajari buku –buku manual teknis.
Jika ketiganya telah dilakukan maka sebaiknya dan seharusnya
dibuat diagram alur untuk mengetahuiurutan tugas.
Untuk mengetahui apakah deskripsi tugas itu dinyatakan
sudah benar, perlu diterapkan 3 kriteria =
1. deskripsi harus lengkap
2. dinyatakan dalam wujud tingkah laku yang dapat
dilihat
3. hanya terdiri dari 1 langkah saja (karena tidak
mungkin siswa dapat melakukan tugas 2 atau 3 kali
sekaligus).
18
Langkah ke lima
Adalah bagaimana perancang instruksional mampu
menyesuaikan materi yang diberikan dengan strategi yang
digunakan (artinya dengan tipe-tipe yang akan diberikan siswa)
dengan memperhatikan:
1. karakteristik siswa dan tujuan disusun.
2. prinsip belajar
3. sudut pandang behaviorisme
Langkah ke enam
Yaitu implementasi program instruksional yang telah
dikembangkan. Sayangnya model ini tidak menjelaskan
bagaimana pelaksanaannya.
Langkah ke tujuh
Yaitu pelaksanaan evaluasi, misalnya melaksanakan tes pada
siswa dan evaluasi sistem instruksional itu sendiri. Caranya
membandingkan yang direncanakan dan hasil implementasinya.
Oleh karena itu dengan mendeteksi komponen-komponen,
apakah telah berinteraksi sesuai perancangannya.
19
Model Briggs adalah salah satu model pengembangan instruksional
dari model-model yang pernah dikembangkan. Disajikannya model ini
karena akan menolong para guru yang mengajar di kelas.
Adapun dasar asumsi yang dilakukan Briggs dalam merancang sistem
instruksional, karena =
1. rancangan harus bertujuan membantu siswa atau seseorang belajar.
2. rancangan sebaiknya jangka panjang maupun jangka pendek
3. sistem instruksional yang dirancang secara sistematis akan dapat
mempengaruhi perkembangan siswa.
4. rancangan sistem instruksional haruslah dilaksanakan berdasarkan
pendekatan sistem dan
5. perancangan hendaknya didasarkan pengetahuan, bagaimana
manusia akan belajar.
Di dalam model Briggs terdapat 10 model berbentuk linier. Hal ini
karena banyak langkah di model ini, serupa atau sama dengan model
yang pernah dibibicarakan terdahulu
Model Briggs
20
Model De Cecco merupakan pengembangan cdari model Galser yang
dimodifikasi sedikit. Karena merupakan modifikasi, para ahli pendidikan
lebih senang menyebut bahwa model De Cecco itu bukan model
pengembangan instruksional, akan tetapi lebih tepat disebut model
mengajar. Keuntungan mempelajari model ini karena sangat sederhana
dan mudah dipahami, sehingga dapat menjadi batu loncatan untuk
mempelajari model-model yang lain.
Model Pengembangan De Cecco
Model De Cocco ada 6 komponen, yaitu =
1. pernyataan instruksional yang harus dicapai siswa. Bentuknya seperti
yang dianjurkan oleh Mager, yaitu pernyataannya dalam bentuk tingkah
laku yang dapat dilihat dan diukur.
21
2. Melakukan penilaian kemampuan awal dan karakteristik siswa,
dimulai apa yang telah dipelajari sebelumnya (kemampuan,
perkembangan intelektual, motivasi dan kemampuan lainnya) setelah
melihat tingkat kemampuan siswa, selanjutnya dibandingkan dengan
tujuan instruksional yang telah dirumuskan.
3. menentukan prosedur instruksional yang akan dipakai. Model ini
membagi belajar menjadi; keterampilan, bahasa, konsep,
prinsip/memecahkan masalah. Dengan pengelolaan yang tepat,
menyebabkan perubahan tingkah laku yang dinamakan “Belajar” dan
“Prestasi”
4. penilaian penampilan siswa. Apabila tujuan belajar belum sesuai
dengan standar yang ditentukan, maka berarti salah satu komponen
atau semua komponen ada kelemahan.
22
2. Melakukan penilaian kemampuan awal dan karakteristik siswa,
dimulai apa yang telah dipelajari sebelumnya (kemampuan,
perkembangan intelektual, motivasi dan kemampuan lainnya) setelah
melihat tingkat kemampuan siswa, selanjutnya dibandingkan dengan
tujuan instruksional yang telah dirumuskan.
3. menentukan prosedur instruksional yang akan dipakai. Model ini
membagi belajar menjadi; keterampilan, bahasa, konsep,
prinsip/memecahkan masalah. Dengan pengelolaan yang tepat,
menyebabkan perubahan tingkah laku yang dinamakan “Belajar” dan
“Prestasi”
4. penilaian penampilan siswa. Apabila tujuan belajar belum sesuai
dengan standar yang ditentukan, maka berarti salah satu komponen
atau semua komponen ada kelemahan.
Bagi guru yang belum berpengalaman, pengembangan model
instruksional ini sangat baik sebagai landasan untuk memahami
berbagai konsep pengembangan yang ada.
TERIMA KASIHTERIMA KASIH
SEMOGA KITA SEMUA SUKSES
DENGAN NILAI YANG SANGAT MEMUASKAN
23
24

More Related Content

What's hot

Landasan Pengembangan Kurikulum
Landasan Pengembangan KurikulumLandasan Pengembangan Kurikulum
Landasan Pengembangan Kurikulum
Dewi17
 
Model pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-tabaModel pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-taba
Princess Indry
 
Mata kuliah desain pembelajaran
Mata kuliah desain pembelajaranMata kuliah desain pembelajaran
Mata kuliah desain pembelajaran
Merah Putih Saja
 
Task 2 fungsi addie & assure
Task 2 fungsi addie & assureTask 2 fungsi addie & assure
Task 2 fungsi addie & assure
Dyana ShaifulHaq
 

What's hot (18)

Desain kelompok 2
Desain kelompok 2Desain kelompok 2
Desain kelompok 2
 
Model Desain Sistem Pembelajaran Dick and Carey
Model Desain Sistem Pembelajaran Dick and CareyModel Desain Sistem Pembelajaran Dick and Carey
Model Desain Sistem Pembelajaran Dick and Carey
 
Desain pembelajaran dick and carey pada mata diklat k3
Desain pembelajaran dick and carey pada mata diklat k3Desain pembelajaran dick and carey pada mata diklat k3
Desain pembelajaran dick and carey pada mata diklat k3
 
Landasan Pengembangan Kurikulum
Landasan Pengembangan KurikulumLandasan Pengembangan Kurikulum
Landasan Pengembangan Kurikulum
 
Model pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-tabaModel pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-taba
 
Sejarah dan Model Pengembangan Kurikulum
Sejarah dan Model Pengembangan KurikulumSejarah dan Model Pengembangan Kurikulum
Sejarah dan Model Pengembangan Kurikulum
 
1. pengertian, tujuan, fungsi, dan ruang
1. pengertian, tujuan, fungsi, dan ruang1. pengertian, tujuan, fungsi, dan ruang
1. pengertian, tujuan, fungsi, dan ruang
 
Model kurikulum dan pengembangnnya
Model kurikulum dan pengembangnnyaModel kurikulum dan pengembangnnya
Model kurikulum dan pengembangnnya
 
Model-model pengembangan kurikulum
Model-model pengembangan kurikulumModel-model pengembangan kurikulum
Model-model pengembangan kurikulum
 
Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional (Project Minerva Instr...
Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional (Project Minerva Instr...Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional (Project Minerva Instr...
Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional (Project Minerva Instr...
 
Mata kuliah desain pembelajaran
Mata kuliah desain pembelajaranMata kuliah desain pembelajaran
Mata kuliah desain pembelajaran
 
Desain pembelajaran fisika: Kurikulum Sistematik
Desain pembelajaran fisika: Kurikulum SistematikDesain pembelajaran fisika: Kurikulum Sistematik
Desain pembelajaran fisika: Kurikulum Sistematik
 
Penilaian Kurikulum
Penilaian KurikulumPenilaian Kurikulum
Penilaian Kurikulum
 
Model Pembelajaran
Model PembelajaranModel Pembelajaran
Model Pembelajaran
 
Oliva
OlivaOliva
Oliva
 
Teori dan model pembinaan kurikulum
Teori dan model pembinaan kurikulumTeori dan model pembinaan kurikulum
Teori dan model pembinaan kurikulum
 
Desain pembelajaran
Desain pembelajaranDesain pembelajaran
Desain pembelajaran
 
Task 2 fungsi addie & assure
Task 2 fungsi addie & assureTask 2 fungsi addie & assure
Task 2 fungsi addie & assure
 

Viewers also liked

Kgkt perlembagaan persatuan
Kgkt perlembagaan persatuanKgkt perlembagaan persatuan
Kgkt perlembagaan persatuan
faizul6857
 
Wallpaper_ City Guides reference letter_Electra Simon
Wallpaper_ City Guides reference letter_Electra SimonWallpaper_ City Guides reference letter_Electra Simon
Wallpaper_ City Guides reference letter_Electra Simon
Electra Simon
 
Di̇pol di̇pol kuvvetler
Di̇pol di̇pol kuvvetlerDi̇pol di̇pol kuvvetler
Di̇pol di̇pol kuvvetler
Senaa Durgut
 
Rohan Digital Resume
Rohan Digital ResumeRohan Digital Resume
Rohan Digital Resume
Rohan Makhija
 
Briexit impact on world's outsourcing industry
Briexit impact on world's outsourcing industryBriexit impact on world's outsourcing industry
Briexit impact on world's outsourcing industry
Priyaranjan Sahoo
 

Viewers also liked (16)

Banking and Finance (BFSI)
Banking and Finance (BFSI)Banking and Finance (BFSI)
Banking and Finance (BFSI)
 
Os Guardiões dos Animais em Fukushima
Os Guardiões dos Animais em FukushimaOs Guardiões dos Animais em Fukushima
Os Guardiões dos Animais em Fukushima
 
Kgkt perlembagaan persatuan
Kgkt perlembagaan persatuanKgkt perlembagaan persatuan
Kgkt perlembagaan persatuan
 
Como hacer una macros
Como hacer una macrosComo hacer una macros
Como hacer una macros
 
Wallpaper_ City Guides reference letter_Electra Simon
Wallpaper_ City Guides reference letter_Electra SimonWallpaper_ City Guides reference letter_Electra Simon
Wallpaper_ City Guides reference letter_Electra Simon
 
Di̇pol di̇pol kuvvetler
Di̇pol di̇pol kuvvetlerDi̇pol di̇pol kuvvetler
Di̇pol di̇pol kuvvetler
 
Interview_LuluCheung
Interview_LuluCheungInterview_LuluCheung
Interview_LuluCheung
 
RESUME1
RESUME1RESUME1
RESUME1
 
Rohan Digital Resume
Rohan Digital ResumeRohan Digital Resume
Rohan Digital Resume
 
TOP TEN REBUTTALS TO VOTE LEAVE CLAIMS
TOP TEN REBUTTALS TO VOTE LEAVE CLAIMSTOP TEN REBUTTALS TO VOTE LEAVE CLAIMS
TOP TEN REBUTTALS TO VOTE LEAVE CLAIMS
 
Af mfcpbr 021 pressp-w.pdf_085906 app 10 17 16
Af mfcpbr 021 pressp-w.pdf_085906 app 10 17 16Af mfcpbr 021 pressp-w.pdf_085906 app 10 17 16
Af mfcpbr 021 pressp-w.pdf_085906 app 10 17 16
 
Xornada "Vivir e Traballar en Alemaña"
Xornada "Vivir e Traballar en Alemaña"Xornada "Vivir e Traballar en Alemaña"
Xornada "Vivir e Traballar en Alemaña"
 
Presentation_NEW.PPTX
Presentation_NEW.PPTXPresentation_NEW.PPTX
Presentation_NEW.PPTX
 
Abdelrahman Resume_August 2016
Abdelrahman Resume_August 2016Abdelrahman Resume_August 2016
Abdelrahman Resume_August 2016
 
UP CV
UP CVUP CV
UP CV
 
Briexit impact on world's outsourcing industry
Briexit impact on world's outsourcing industryBriexit impact on world's outsourcing industry
Briexit impact on world's outsourcing industry
 

Similar to Manajemen kurikulum 2014

Model tyler dan taba
Model tyler dan tabaModel tyler dan taba
Model tyler dan taba
syahmiamni
 
Model pengembangan pembelajaran
Model pengembangan pembelajaranModel pengembangan pembelajaran
Model pengembangan pembelajaran
Azief Ramoz
 
MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM KEL. 7.pptx
MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM KEL. 7.pptxMODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM KEL. 7.pptx
MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM KEL. 7.pptx
jani283517
 
Model peembelajaran
Model peembelajaranModel peembelajaran
Model peembelajaran
iskawia
 

Similar to Manajemen kurikulum 2014 (20)

Kurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaranKurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaran
 
PPt_Desain_Pembelajaran.pptx
PPt_Desain_Pembelajaran.pptxPPt_Desain_Pembelajaran.pptx
PPt_Desain_Pembelajaran.pptx
 
Pengertian dan karakteristik pencapaian konsep
Pengertian dan karakteristik pencapaian konsepPengertian dan karakteristik pencapaian konsep
Pengertian dan karakteristik pencapaian konsep
 
7cpengembangan model-pembelajaran
7cpengembangan model-pembelajaran7cpengembangan model-pembelajaran
7cpengembangan model-pembelajaran
 
Ppt analisis pengembangam kurikulum
Ppt analisis pengembangam kurikulumPpt analisis pengembangam kurikulum
Ppt analisis pengembangam kurikulum
 
Model tyler dan taba
Model tyler dan tabaModel tyler dan taba
Model tyler dan taba
 
Model-Model-Pengembangan Instruksional.pptx
Model-Model-Pengembangan Instruksional.pptxModel-Model-Pengembangan Instruksional.pptx
Model-Model-Pengembangan Instruksional.pptx
 
1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaran
1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaran1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaran
1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaran
 
Pengkur aji
Pengkur ajiPengkur aji
Pengkur aji
 
DESAIN DAN INOVASI PEMBELAJARAN.pptx
DESAIN DAN INOVASI PEMBELAJARAN.pptxDESAIN DAN INOVASI PEMBELAJARAN.pptx
DESAIN DAN INOVASI PEMBELAJARAN.pptx
 
Rancangan pembelajaran
Rancangan pembelajaranRancangan pembelajaran
Rancangan pembelajaran
 
Makalah tp oke acc
Makalah tp oke accMakalah tp oke acc
Makalah tp oke acc
 
Model pengkur
Model pengkurModel pengkur
Model pengkur
 
01.TUGAS.pptx
01.TUGAS.pptx01.TUGAS.pptx
01.TUGAS.pptx
 
Model pengembangan pembelajaran
Model pengembangan pembelajaranModel pengembangan pembelajaran
Model pengembangan pembelajaran
 
Pendekatan dan model_pembelajaran
Pendekatan dan model_pembelajaranPendekatan dan model_pembelajaran
Pendekatan dan model_pembelajaran
 
MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM KEL. 7.pptx
MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM KEL. 7.pptxMODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM KEL. 7.pptx
MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM KEL. 7.pptx
 
Model Pembelajaran
Model PembelajaranModel Pembelajaran
Model Pembelajaran
 
Model peembelajaran
Model peembelajaranModel peembelajaran
Model peembelajaran
 
220202454 kemp-dan-addie
220202454 kemp-dan-addie220202454 kemp-dan-addie
220202454 kemp-dan-addie
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 

Recently uploaded (20)

Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 

Manajemen kurikulum 2014

  • 1. BAB VBAB V Model-Model PengembanganModel-Model Pengembangan InstruksionalInstruksional Disusun Oleh: Rochimudin Manajemen Kurikulum 1
  • 2. Ada 3 sudut pandang:Ada 3 sudut pandang: 1. Bertolak dari teori umum. 2. Berolak dari istematik 3. Pandangan Perspektf 2 A.A. PPandangan tentang Proses Perancangan danandangan tentang Proses Perancangan dan Pengembangan InstruksionalPengembangan Instruksional
  • 3. B. Model Pengembangan yang PertamaB. Model Pengembangan yang Pertama Pengembangan Instruksional adalah suatuPengembangan Instruksional adalah suatu proses untuk meningkatkan sistemproses untuk meningkatkan sistem instruksional. Istilah yang serupa denganinstruksional. Istilah yang serupa dengan pengembangan instruksional adalahpengembangan instruksional adalah pengajaran terprogram.pengajaran terprogram. 3
  • 4. Dengan adanya bernacam model pengembangan instruksional maka diperlukan taksonomi model. Gustavson (1981) menyusun taksonomi dengan harapan ada 2 keuntungan: 1. Alat untuk mengelompokan dan menyederhanakan model-model yang ada. 2. Menganalisis macam-macam proyek instruksional yang sedang dikembangkan. 4 C. Taksonomi Model PengembanganC. Taksonomi Model Pengembangan InstruksionalInstruksional
  • 5. Taksonomi modelTaksonomi model GustavsonGustavson membagimembagi model menjadi 4 yaitu:model menjadi 4 yaitu: 1. Kelas 2. Hasil 3. Sistem 4. Organisasi 5 Kategori di atas tidak dapat dibedakan secaraKategori di atas tidak dapat dibedakan secara absolut. Kategori berorientasi kelasabsolut. Kategori berorientasi kelas asumsinya adalah ada guru, ada murid, adaasumsinya adalah ada guru, ada murid, ada kelas, ada kurikulum dan ada fasilitas.kelas, ada kurikulum dan ada fasilitas.
  • 6. KategoriKategori keduakedua, orientasi pada hasil., orientasi pada hasil. Pengembangan hasil merupakan sesuatu yangPengembangan hasil merupakan sesuatu yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil diharapkantelah ditentukan sebelumnya. Hasil diharapkan memberi hasil yang sama pada siswamemberi hasil yang sama pada siswa dengankarakteristik tertentu.dengankarakteristik tertentu. Kategori ketiga, orientasi pada sistem. Kiblat kategori ini memerlukan analisis: 1.Lingkungan 2.Sifat tugas yang dilakukan 3.Apakah diperlukan pengembangan atau tidak. 6
  • 7. 7 KategoriKategori keempatkeempat, orientasi pada, orientasi pada organisasi. Selain untuk meningkatkanorganisasi. Selain untuk meningkatkan pengajaran, tujuan kategori ini adalahpengajaran, tujuan kategori ini adalah mengadakan modifikasi / adaptasi organisasi danmengadakan modifikasi / adaptasi organisasi dan personal yang ada di lingkungan yang sifatnyapersonal yang ada di lingkungan yang sifatnya baru.baru.
  • 8. Model Pengembangan yang Berorientasi KelasModel Pengembangan yang Berorientasi Kelas Model ini sangat penting bagi guru yang beranggapan bahwa tugas mereka mengajar dan siswa memerlukan pengajaran yang baik. Tugas guru disini, menentukan materi pengajaran dalam pertemuan itu. Model ini dianggap sebagai petunjuk oleh guru. 8
  • 9. ModelModel ini dikembangkan dengan:ini dikembangkan dengan: Langkah 1: menentukan materi dan tujuan instruksionalLangkah 1: menentukan materi dan tujuan instruksional yang harus dicapaiyang harus dicapai Langkah 2: kegiatan bersama yang saling berinteraksi.Langkah 2: kegiatan bersama yang saling berinteraksi. Langkah 3: penilaian perilaku awal siswa yang akanLangkah 3: penilaian perilaku awal siswa yang akan menerima program instruksional.menerima program instruksional. Langkah 4:Langkah 4: 1. menentukan strategi1. menentukan strategi 2. mengatur pengelompokan siswa2. mengatur pengelompokan siswa 3. mengalokasikan waktu yang diperlukan3. mengalokasikan waktu yang diperlukan 4. menentukan tempat/ruangan4. menentukan tempat/ruangan 5. memilih sumber belajar5. memilih sumber belajar 9 Model GERLACH dan ELYModel GERLACH dan ELY
  • 10. Langkah 5: evaluasi hasil belajar. Model Gerlach dan Ely merupakan perpaduan antara model pengembangan linear dan simultan. Keuntungan model ini, guru dengan mudah mengerti dan mengikuti langkah-langkah pengembangan yang harus dilakukan. 10
  • 11. Kelebihannya dapat diterapkan di semua tingkat pendidikan, dapat digunakan untuk perancangan dan pengembangan satuan atau unit instruksional kecil. Model KEMP ini dapat menjawab 3 pertanyaan yaitu: 1.Apakah yang akan dipelajari (tujuan belajar) 2.Prosedur dan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan. 3.Bagaimana mengetahui bahwa proses belajar mengajar dikatakan berhasil. 11 Model KEMPModel KEMP
  • 12. Langkah 1: menentukan materi. Langkah 2: menentukan karakter siswa. Langkah 3: menentukan tujuan instruksional khusus. Langkah 4: menentukan spesifikasi materi instruksional. Langkah 5: penilaian tingkah laku siswa. Langkah 6: aktivitas belajar mengajar. 12 Langkah-langkah model KEMPLangkah-langkah model KEMP
  • 13. Model LSD (Learning Sistem Design) yang dibuat oleh Robert Davis, Lawrense Alexander dan Stephen Yelon (1974). Ada 8 langkah utama dan 1 langkah tambahan yang berhubungan dengan 2 langkah utama dalam model itu. Mnurut model ini, proses pengembangan instruksional adalah kegiatan linier. Secara garis besar proses 8 langkah itu dapat diperas menjadi 3 unsur, yaitu : 1. analisis 2. rancangan dan 3. evaluasi 13 Model Davis, Alexander dan Yelon
  • 14. 14 Pengembangan model LSD dimulai dengan: Langkah pertama, yaitu menyusun deskripsi tentangbsistem binstruksional yang telah ada sekarang. Caranya = 1. mengumpulkan informasi tentang jumlah siswa 2. latar belakang siswa 3. mendalami perbedaan dan persamaan sifat-sifat siswa 4. mengetahui kelemahan dan keunggulan guru yang akan ditugasi menyampaikan pelajaran.
  • 15. 15 Langkah kedua, Langkah ini memerintahkan kita untuk menentukan dan menyusun tujuan instruksional. Seperti model yang lain, kita juga diminta bahwa dalam menyusun tujuan instruksional harus bersifat operasional. Artinya tingkah laku yang dihasilkan dapat dilihat, dapat diukur berdasarkan aturan yang ada (siswa, tingkah laku, kondisi yang ada, dan standar). Langkah ketiga, Model ini menyuruh kita menyusun perencanaan evaluasi, yang menggunakan tes-tes (yang valid dan terpercaya) yang digunakan untuk mengukur berapa persen siswa telah mencapai tujuan (berupa hasil belajar siswa dan sikap yang ditampilkan yang dapat mencapai tujuan instruksional). Evaluasi disini juga digunakan untuk mengukur kemampuan prasyarat dan keterampilan awal yang ditunjukkan siswa sebelum program ini. Evaluasi ini juga harus menggambarkan adanya kesukaran- kesukaran yang dihadapi siswa dalam usaha menncapai tujuan instruksional yang ditetapkan.
  • 16. 16 Langkah keempat, Model ini bentuknya analisis tunggal untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan instruksional. Langkah ini harus harus dihubungkan dengan lengkah tambahan, yaitu deskripsi tugas siswa, pada langkah ketiga. Yang dimaksud dengan langkah tambahan adalah alasan untuk memakai hasil analisis tugas dan deskripsi tugas dalam pengembangan dan pengurutan tujuan belajar. Langkah keempat dan langkah tambahan seringkali membingungkan para guru pengembang instruksional yang ingin melihat analisis sebagai bagian dari proses untuk memperoleh dan menentukan tujuan-tujuan belajar. Dalam lengkah keempat, tujuanbelajar dikelompokkan dalam enam bentuk belajar. Sementara guru memang ada yang menganggap cukup empat bentuk belajar yang relevan, yaitu = 1. belajar konsep 2. belajar prinsip 3. memecahkan masalah 4. mendorong keterampilan motorik perseptual.
  • 17. 17 Sementara kedua yang lain adalah 1. Kondisi operant dan klasikal. Jika dicermati model ini, model ini ternyata diperngaruhi oleh Gagne, yaitu bagaimana guru atau calon pengembang instruksional dapat mendeskripsikan tugas-tugas yang harus dilaksanakan siswadapat dijalankan. Caranya = 1. wawancara 2. observasi langsung 3. mempelajari buku –buku manual teknis. Jika ketiganya telah dilakukan maka sebaiknya dan seharusnya dibuat diagram alur untuk mengetahuiurutan tugas. Untuk mengetahui apakah deskripsi tugas itu dinyatakan sudah benar, perlu diterapkan 3 kriteria = 1. deskripsi harus lengkap 2. dinyatakan dalam wujud tingkah laku yang dapat dilihat 3. hanya terdiri dari 1 langkah saja (karena tidak mungkin siswa dapat melakukan tugas 2 atau 3 kali sekaligus).
  • 18. 18 Langkah ke lima Adalah bagaimana perancang instruksional mampu menyesuaikan materi yang diberikan dengan strategi yang digunakan (artinya dengan tipe-tipe yang akan diberikan siswa) dengan memperhatikan: 1. karakteristik siswa dan tujuan disusun. 2. prinsip belajar 3. sudut pandang behaviorisme Langkah ke enam Yaitu implementasi program instruksional yang telah dikembangkan. Sayangnya model ini tidak menjelaskan bagaimana pelaksanaannya. Langkah ke tujuh Yaitu pelaksanaan evaluasi, misalnya melaksanakan tes pada siswa dan evaluasi sistem instruksional itu sendiri. Caranya membandingkan yang direncanakan dan hasil implementasinya. Oleh karena itu dengan mendeteksi komponen-komponen, apakah telah berinteraksi sesuai perancangannya.
  • 19. 19 Model Briggs adalah salah satu model pengembangan instruksional dari model-model yang pernah dikembangkan. Disajikannya model ini karena akan menolong para guru yang mengajar di kelas. Adapun dasar asumsi yang dilakukan Briggs dalam merancang sistem instruksional, karena = 1. rancangan harus bertujuan membantu siswa atau seseorang belajar. 2. rancangan sebaiknya jangka panjang maupun jangka pendek 3. sistem instruksional yang dirancang secara sistematis akan dapat mempengaruhi perkembangan siswa. 4. rancangan sistem instruksional haruslah dilaksanakan berdasarkan pendekatan sistem dan 5. perancangan hendaknya didasarkan pengetahuan, bagaimana manusia akan belajar. Di dalam model Briggs terdapat 10 model berbentuk linier. Hal ini karena banyak langkah di model ini, serupa atau sama dengan model yang pernah dibibicarakan terdahulu Model Briggs
  • 20. 20 Model De Cecco merupakan pengembangan cdari model Galser yang dimodifikasi sedikit. Karena merupakan modifikasi, para ahli pendidikan lebih senang menyebut bahwa model De Cecco itu bukan model pengembangan instruksional, akan tetapi lebih tepat disebut model mengajar. Keuntungan mempelajari model ini karena sangat sederhana dan mudah dipahami, sehingga dapat menjadi batu loncatan untuk mempelajari model-model yang lain. Model Pengembangan De Cecco Model De Cocco ada 6 komponen, yaitu = 1. pernyataan instruksional yang harus dicapai siswa. Bentuknya seperti yang dianjurkan oleh Mager, yaitu pernyataannya dalam bentuk tingkah laku yang dapat dilihat dan diukur.
  • 21. 21 2. Melakukan penilaian kemampuan awal dan karakteristik siswa, dimulai apa yang telah dipelajari sebelumnya (kemampuan, perkembangan intelektual, motivasi dan kemampuan lainnya) setelah melihat tingkat kemampuan siswa, selanjutnya dibandingkan dengan tujuan instruksional yang telah dirumuskan. 3. menentukan prosedur instruksional yang akan dipakai. Model ini membagi belajar menjadi; keterampilan, bahasa, konsep, prinsip/memecahkan masalah. Dengan pengelolaan yang tepat, menyebabkan perubahan tingkah laku yang dinamakan “Belajar” dan “Prestasi” 4. penilaian penampilan siswa. Apabila tujuan belajar belum sesuai dengan standar yang ditentukan, maka berarti salah satu komponen atau semua komponen ada kelemahan.
  • 22. 22 2. Melakukan penilaian kemampuan awal dan karakteristik siswa, dimulai apa yang telah dipelajari sebelumnya (kemampuan, perkembangan intelektual, motivasi dan kemampuan lainnya) setelah melihat tingkat kemampuan siswa, selanjutnya dibandingkan dengan tujuan instruksional yang telah dirumuskan. 3. menentukan prosedur instruksional yang akan dipakai. Model ini membagi belajar menjadi; keterampilan, bahasa, konsep, prinsip/memecahkan masalah. Dengan pengelolaan yang tepat, menyebabkan perubahan tingkah laku yang dinamakan “Belajar” dan “Prestasi” 4. penilaian penampilan siswa. Apabila tujuan belajar belum sesuai dengan standar yang ditentukan, maka berarti salah satu komponen atau semua komponen ada kelemahan. Bagi guru yang belum berpengalaman, pengembangan model instruksional ini sangat baik sebagai landasan untuk memahami berbagai konsep pengembangan yang ada.
  • 23. TERIMA KASIHTERIMA KASIH SEMOGA KITA SEMUA SUKSES DENGAN NILAI YANG SANGAT MEMUASKAN 23
  • 24. 24