Modul Ajar IPA Kelas 7 Metode Ilmiah.pdfZainulHasan13
Pada kurikulum merdeka RPP diterjemahan dalam istilah Modul, secara isi sama dengan RPP. pada modul hakikat IPA dan metode ilmiah menjelaskan pertemuan awal untuk membangkitkan pemahaman siswa tentang IPA dan bagaimana melakukan metode ilmiah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merahLinda Rosita
Dalam proses perkacambahan terjadi beberapa perubahan biologis yakni pecahnya berbagai komponen dari biji menjadi berbagai bentuk senyawa yang lebih sederhana, yang telah siap cerna bagi embrio atau kecambah yang tumbuh lebih lanjut (Winarno, 1985). Proses berkecambah dipengaruhi oleh kondisi dan tempat. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh adalah air, gas, suhu, dan cahaya.
Modul Ajar IPA Kelas 7 Metode Ilmiah.pdfZainulHasan13
Pada kurikulum merdeka RPP diterjemahan dalam istilah Modul, secara isi sama dengan RPP. pada modul hakikat IPA dan metode ilmiah menjelaskan pertemuan awal untuk membangkitkan pemahaman siswa tentang IPA dan bagaimana melakukan metode ilmiah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merahLinda Rosita
Dalam proses perkacambahan terjadi beberapa perubahan biologis yakni pecahnya berbagai komponen dari biji menjadi berbagai bentuk senyawa yang lebih sederhana, yang telah siap cerna bagi embrio atau kecambah yang tumbuh lebih lanjut (Winarno, 1985). Proses berkecambah dipengaruhi oleh kondisi dan tempat. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh adalah air, gas, suhu, dan cahaya.
Peserta didik dapat memahami informasi umum, selektif, dan atau rinci dari te...HerrGunawan
Pada akhir fase F, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa Jerman setara tingkat A2 standar Gemeinsame Europӓische Referenzrahmen fϋr Sprachen (GER, eng. CEFR) yaitu dapat berkomunikasi secara lisan dan tulis dalam situasi rutinitas sehari-hari, ditandai dengan adanya kemampuan bertukar informasi secara langsung mengenai hal-hal yang biasa dijumpai sehari-hari dan mengungkapkan asal usul, pendidikan, lingkungan terdekat, serta hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan primer dengan menggunakan kalimat-kalimat yang sederhana. Peserta didik memiliki kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan kemampuan kognitif dan kemampuan linguistik melalui aktivitas mengamati, menganalisis, menginterpretasi, mengelaborasi, menerapkan pengetahuan budaya, memecahkan masalah tentang topik yang dibicarakan, serta menyimpulkan dan mempresentasikan topik secara lisan dan tulis.
Peserta didik memiliki pemahaman terhadap budaya lain dan interaksinya dengan budaya Indonesia yang dapat mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang budaya Indonesia, memperkuat identitas dirinya sebagai manusia Indonesia, dan dapat menghargai perbedaan dalam rangka menyiapkan diri sebagai warga global (global citizenship). Peserta didik juga mempunyai karakteristik individu yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Y
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. Smith and Ragan
Desain
pembela!aran
merupakan
prinsip-prinsip
penerjemahan dari
pembelalaran dan
instruksi kedalam
rencana-rencana
untuk bahan-
bahan dan
aktivitas-aktivitas
instruksional.
Pengertian Desain
Pembelajaran
Gentry
Mengatakan bahwa
model disain
pembelalaran adalah
suatu pendekatan
sistem yang
dirancang untuk
memfasilitasi
3. Fungsi Desain Pembelajaran
dalam Pelaksanaan KBM
Menjadikan guru
lebih siap dan
percaya diri dalam
menjalankan tugas
mengajar
Sebagai acuan
atau pedoman
dalam
pelaksanaan
pembelajaran
Meningkatkan
kemampuan
guru
01 03
02
4. Menurut Mardia Hayati urgensi dan peran desain pembelajaran dalam suksesnya proses belajar
mengajar, antara lain :
1. Agar belajar dapat bermakna dan efektif;
2. Agar tersedia atau termanfaatkan sumber belajar;
3. Agar dapat dikembangkan kesempatan atau pola belajar;
4. Agar belajar dapat dilakukan siapa saja secara berkelanjutan.
Menurut Morrison, Ross, dan Kemp, tujuan dari desain pembelajaran yaitu membuat
pembelajaran lebih efektif dan efisien dan mengurangi tingkat kesulitan pembelajaran.
Fungsi Desain Pembelajaran dalam Pelaksanaan KBM
(Lanjutan)
5. 1) Tujuan pembelajaran
2) Bahan ajar Siswa yang menerima
3) pelayanan belajar
4) Guru
5) Metode dan pendekatan
6) Situasi
7) Evaluasi kemajuan belajar
Komponen-komponen Desain Pembelajaran
6. Model-model Desain
Pembelajaran
Dikembangkan oleh Walter Dick & Lou Carey (1985). Model ini termasuk ke
dalam model prosedural. Langkah–langkah Desain Pembelajaran
menurut Dick and Carey adalah:
1. Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran;
2. Melaksanakan analisis pembelajaran;
3. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa;
4. Merumuskan tujuan performansi;
5. Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan;
6. Mengembangkan strategi pembelajaran;
7. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran;
8. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif;
9. Merevisi bahan pembelajaran.
10. Merancang dan Mengembangkan Evaluasi Sumatif
A. Model Dick and Carey
7. Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan
sebuah formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
atau disebut juga model berorientasi kelas. Menurut
Heinich et al (2005) model ini terdiri atas enam langkah
kegiatan yaitu:
1. Analyze Learners
2. States Objectives
3. Select Methods, Media, and Material
4. Utilize Media and materials
5. Require Learner Participation
6. Evaluate and Revise
B. Model ASSURE
8. Model pembelajaran Gerlach dan Ely merupakan suatu metode perencanaan
pengajaran yang sistematis. Model ini menjadi suatu garis pedoman atau suatu
peta pembelajaran karena dalam model ini diperlihatkan keseluruhan proses
belajar-mengajar yang baik, sekalipun tidak menggambarkan secara rinci setiap
komponennya. Model ini juga diperlihatkan hubungan antara elemen yang satu
dengan yang lainnya serta menyajikan suatu pola urutan yang dapat
dikembangkan dalam suatu rencana untuk mengajar. Rincian komponennya
adalah sebagai berikut:
1. Specification of Object
2. Specification of Content
3. Assesment of Entering Bahaviors
4. Determination of Strategy
5. Organization of Groups
6. Allocation of Time
7. Allocation of Space
8. Allocation of Resources
9. Evaluation of Performance
10. Analysis of Feed Back
C. Model Gerlach & Elly
9. Model desain pembelajaran yang menggunakan 5 tahap/ langkah sederhana dalam
pengaplikasinnya. Desain pembelajaran yang mudah dipelajari. Sesuai dengan
namanya tahap/ langkah dalam pembelajarannya yaitu Analysis, Desain,
Development, Implementation, dan Evaluation. Ada lima langkah yang
dikemukakan dalam model ini sesuai dengan namanya, yaitu:
1. Analysis: menganalisis kebutuhan untuk menentukan masalah dan solusi yang
tepat dan menentukan kompetensi siswa. (kurikulum, silabus, rpp, bahan, dll,
siswa, guru, hingga pengelola sekolah)
2. Design: menentukan kompetensi khusus, metode, bahan ajar, dan pembelajaran.
3. Development: memproduksi program dan bahan ajar yang akan digunakan dalam
program pembelajaran.
4. Implementation: melaksanakan program pembelajaran dengan menerapkan desain
atau spesifikasi program pembelajaran.
5. Evaluation: melakukan evaluasi program pembelajaran dan evaluasi hasil belajar.
D. Model ADDIE
10. Degeng (1997:13) mengemukakakan delapan langkah
desain pembelajaran yang berkonteks model elaborasi
yaitu:
1. Analisis tujuan dan karakteristik Bidang Studi;
2. Analisis sumber belajar (kendala);
3. Analisis karakteristik pebelajar;
4. Menetapkan tujuan belajar dan isi pembelajaran;
5. Menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajaran;
6. Menetapkan strategi penyampaian isi pembelajaran;
7. Menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan;
8. Pengembangan prosedur pengukuran hasil pembelajaran
E. Model Degeng
11. Di Indonesia dikembangkan menjadi PPSI (Prosedur Pengembangan
Sistem Instruksional). Istilah sistem instruksional dalam PPSI,
mengandung pengertian bahwa PPSI menggunakan pendekatan
sistem, maka PPSI juga dapat disebut menggunakan pendekatan
yang berorientasikan pada tujuan. Model pengembangan
instruksional PPSI ini memiliki 5 langkah pokok, yaitu:
1. Perumusan tujuan
2. Pengembangan alat evaluasi
3. Kegiatan belajar
4. Pengembangan program kegiatan
5. Pelaksanaan
F. Model PPSI
12. Menurut Kemp (1977) pengembangan intruksional atau desain
intruksional itu terdiri dari 8 langkah yaitu :
1. Menentukan tujuan intruksional umum (TIU) atau Standar Kompetensi;
2. Menganalisis karakteristik peserta didik;
3. Menentukan TIK atau Kompetensi Dasa;.
4. Menentukan materi pelajaran;
5. Menetapkan penjajagan awal (pre-test);
6. Menentukan strategi belajar mengajar;
7. Mengkoordinasi sarana penunjang, yang meliputi tenaga fasilitas, alat,
waktu dan tenaga;
8. Mengadakan evaluasi
G. Model Kemp
13. Rancangan sistem pembelajaran merupakan prosedur terorganisir yang
mencakup langkah-langkah menganalisis, merancang,
mengembangkan, melaksanakan dan menilai pembelajaran. Langkah-
langkah ini dalam setiap poses memiliki dasar yang terpisah dalam
teori maupun praktek seperti halnya pada proses ISD secara
keseluruhan. Dalam pengutaraannya yang lebih sederhana adalah
sebagai berikut:
1. Menganalisis adalah mengidentifikasi apa yang dipelajari;
2. Merancang adalah menspesifikasi proses dan produk;
3. Mengembangkan adalah memandu dan menghasilkan materi
pembelajaran;
4. Pelaksanakan adalah menggunakan materi dan strategi dalam konteks;
5. Menilai adalah menentukan kesesuaian pembelajaran.
H. Model ISD (Instructional System Design)