SlideShare a Scribd company logo
Dasar Teori
Pemeriksaan rectum merupakan suatu bagian yang penting dalm pemeriksaan abdomen
dan pemeriksan geniturinaria. Pemeriksaan ini penting dalam pemeriksaan untuk penyakit
gastrointestinal namun juga untuk mendeteksi penyakit lain pada organ pelvis lainnya. Rectal
swab merupakan apusan yang dilakukan pada daerah rectum ( ± 2-3 cm diatas lubang anus ).
kuman yang ditemukan dari swab rectum juga terdapat dalam saluran pencernaan. Salah satu
efek dari kuman pathogen penyebab gastroenteritis pada saluran pencernaan adalah diare
disentri. Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dis ( gangguan ) dan enteron ( usus ), yang
berarti radang usus yang menimbulkan luka atau ulkus di kolon ditandai dengan gejala khas yang
disebut disentri, yakni :
1.Sakit diperut yang sering disertai dengan tenesmus
2.Diare
3.Tinja mengandung darah dan lender Penyebab utama disentri akut adalah Shigella, penyebab
lain adalah Camplybaster jejuni, E.coli.
Bakteri penyebab penyakit
Salmonella merupakan penyebab diare bacterial tersering pada anak dibawah lima tahun.
Salmonella sering menjadi penyebab diare nasokomial bersama C difficile danlebih sering
mengenai pasien imunodefisiensi dengan gejala klinis yang dapatmembahayakan jiwa serta
bersifat sering kambuh. Pemberian antimikroba tidak efektifuntuk tata laksana. Salmonella
bahkan dapat memperlambat pengeluaran bakteri dariusus. Sehingga pengobatan primer adalah
penggantian cairan.
Salmonellasisakut biasanya akibat dari konsumsi daging yang terkontaminasi, susu dan produk u
nggas.Karena infekasi sakmonella biasanya membutuhkan seluruh inokulum yang relative besar,
jarang disebabkan penularan daro orang ke orang. Salmonella terutama non tifosamenyerang
ileum distal dan menghasilkan toksik serta inflamasi usus. Maka inkubasiyaitu 24 sampai 36 jam
kemudian muncul gejala klinis diare 2 sampai 3 hari bisa disertaidarah di tinja dengan demam,
muntah, dan nyeri perut
Tujuan Pemeriksaan Rectal Swab
Dimana tujuan dari pemeriksaan rectal swab ini bertujuan untuk mengisolasi dan
mengidentifikasi kuman pathogen ( penyebab gastroenteritis ) pada saluran pencernaan.
Pemeriksaan apusan anal dilakukan dengan mengambil sampel cairan pada daerah rectum
(anus bagian dalam) untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium lanjutan dengan tujuan untuk
memastikan ada tidaknya bakteri atau kuman penyebab infeksi pada daerah tersebut.
Pengambilan sampel dilakukan melalui prosedur anuskopi (memasukkan alat steril seperti
teropong kecil yang sudah dilapisi pelicin/ lubrikan sehingga tidak terasa sakit).
Pengumpulan sampel dilakukan dengan teknik rektal swab.
1. Pasien dibaringkan dengan posisi menyamping ke kiri. Lubang anus dibuka menggunakan
tangan, kemudian dimasukkan kapas swab ke dalam anus dengan cara diputar 360o yang
sebelumnya direndam dalam larutan NaCl.
Cara Pengambilan Rectal Swab
1 Cuci tangan dan buka kemasan dari lidi kapas
2. Lepaskan lidi kapas dari tabungnya. Hindari untuk menyentuh kapas yang digunakan untuk
swab.
3. Pegang dengan kuat swab 3 - 4 cm dari ujung nya
4. Temukan posisi yang nyaman dan masukan swab 2 - 3 cm dalam rectum
5. Putar perlahan swab 5 - 10 kali berbentuk lingkaran besar di bagian dalam rectum
6. Putar perlahan swab sambil melepaskan dan taruh kembali ke dalam tabung dengan
mendorong denagn kuat kemudian ditutup .
.
Daftar Pustaka
Health, 2012 Pemeriksaan Rectal Swab. http://childroaddotnet. Wordpress . com
Kesmas,2013, Syarat Higiene Penjamah Makanan. http://www. indonesian-public health.com.

More Related Content

What's hot

Lokasi pengambilan sampel darah
Lokasi pengambilan sampel darahLokasi pengambilan sampel darah
Lokasi pengambilan sampel darah
ZulfikarAliHasan1
 
Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - MikrobiologiPewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Irawati Nurani
 
Pewarnaan gram
Pewarnaan gramPewarnaan gram
Pewarnaan gram
Irfan Bayu Ramadhan
 
Presentasi metode px mikroalbuminuria
Presentasi metode px mikroalbuminuriaPresentasi metode px mikroalbuminuria
Presentasi metode px mikroalbuminuriaDiana Arwati
 
1. sitohistoteknologi (rpl)
1. sitohistoteknologi (rpl)1. sitohistoteknologi (rpl)
1. sitohistoteknologi (rpl)
khusumaari
 
PPT Hematologi - Clotting Time
PPT Hematologi - Clotting TimePPT Hematologi - Clotting Time
PPT Hematologi - Clotting Time
Riskymessyana99
 
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
Makalah sterilasasi alat alat kesehatanMakalah sterilasasi alat alat kesehatan
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
IDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUKIDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUK
Arini Utami
 
Alergi
AlergiAlergi
Vilep imunologi semester iv
Vilep imunologi semester ivVilep imunologi semester iv
Vilep imunologi semester iv
AhmadPurnawarmanFais
 
Giardia Lamblia
Giardia LambliaGiardia Lamblia
Giardia Lamblia
Candra Wiguna
 
Farmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obatFarmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obat
Aprillia Indah Fajarwati
 
Mekanisme dan Ciri Kematian Sel
Mekanisme dan Ciri Kematian SelMekanisme dan Ciri Kematian Sel
Mekanisme dan Ciri Kematian SelFebry Salsinha
 
Trypanosoma
TrypanosomaTrypanosoma
Trypanosoma
Siti Indriani Dewi
 
Ppt parasit kelompok iv
Ppt parasit kelompok ivPpt parasit kelompok iv
Ppt parasit kelompok iv
Fredy Talebong
 
Tibaru15
Tibaru15Tibaru15
Tibaru15andreei
 
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralisPPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
Riskymessyana99
 
Imunologi
ImunologiImunologi
Imunologi
Cahya
 

What's hot (20)

Lokasi pengambilan sampel darah
Lokasi pengambilan sampel darahLokasi pengambilan sampel darah
Lokasi pengambilan sampel darah
 
Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - MikrobiologiPewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
 
ppt-meningitis
ppt-meningitisppt-meningitis
ppt-meningitis
 
Pewarnaan gram
Pewarnaan gramPewarnaan gram
Pewarnaan gram
 
Presentasi metode px mikroalbuminuria
Presentasi metode px mikroalbuminuriaPresentasi metode px mikroalbuminuria
Presentasi metode px mikroalbuminuria
 
1. sitohistoteknologi (rpl)
1. sitohistoteknologi (rpl)1. sitohistoteknologi (rpl)
1. sitohistoteknologi (rpl)
 
PPT Hematologi - Clotting Time
PPT Hematologi - Clotting TimePPT Hematologi - Clotting Time
PPT Hematologi - Clotting Time
 
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
Makalah sterilasasi alat alat kesehatanMakalah sterilasasi alat alat kesehatan
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
 
IDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUKIDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUK
 
Alergi
AlergiAlergi
Alergi
 
Vilep imunologi semester iv
Vilep imunologi semester ivVilep imunologi semester iv
Vilep imunologi semester iv
 
Giardia Lamblia
Giardia LambliaGiardia Lamblia
Giardia Lamblia
 
Farmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obatFarmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obat
 
Mekanisme dan Ciri Kematian Sel
Mekanisme dan Ciri Kematian SelMekanisme dan Ciri Kematian Sel
Mekanisme dan Ciri Kematian Sel
 
Trypanosoma
TrypanosomaTrypanosoma
Trypanosoma
 
Ppt parasit kelompok iv
Ppt parasit kelompok ivPpt parasit kelompok iv
Ppt parasit kelompok iv
 
Tibaru15
Tibaru15Tibaru15
Tibaru15
 
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralisPPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
 
makalah fotometer
makalah fotometermakalah fotometer
makalah fotometer
 
Imunologi
ImunologiImunologi
Imunologi
 

Similar to Dasar Teori rectal swab.docx

Askep atresia ani
Askep atresia aniAskep atresia ani
Askep atresia ani
Operator Warnet Vast Raha
 
Askep atresia ani
Askep atresia aniAskep atresia ani
Askep atresia ani
Operator Warnet Vast Raha
 
Askep atresia ani
Askep atresia aniAskep atresia ani
Askep atresia ani
Operator Warnet Vast Raha
 
Askep pasien infeksi.Egas
Askep pasien infeksi.EgasAskep pasien infeksi.Egas
Askep pasien infeksi.Egas
Egas Xavier
 
Askep pasien ISK.Egas
Askep pasien ISK.EgasAskep pasien ISK.Egas
Askep pasien ISK.Egas
Egas Xavier
 
Askep isk fitri fix
Askep isk fitri fixAskep isk fitri fix
Askep isk fitri fix
Firtie Cielo
 
Materi Gangguan pada Sistem Pencernaan.pdf
Materi Gangguan pada Sistem Pencernaan.pdfMateri Gangguan pada Sistem Pencernaan.pdf
Materi Gangguan pada Sistem Pencernaan.pdf
IsnaQoilaKurniasari
 
Penyakit bakteri
Penyakit bakteriPenyakit bakteri
Penyakit bakteri
Pia Rohdina
 
kelompok199
kelompok199kelompok199
kelompok199
Hasan Fiora
 
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skenePradasary
 
Modul pencernaan d3
Modul pencernaan d3Modul pencernaan d3
Modul pencernaan d3
ardiners
 
HELMIN KEL 7.pptx
HELMIN KEL 7.pptxHELMIN KEL 7.pptx
HELMIN KEL 7.pptx
LidyaPuspita5
 
Presentasi TBC, Disentri, Pneumonia, Typhus, dan Gonorhea, Kelompok 8, X MIA ...
Presentasi TBC, Disentri, Pneumonia, Typhus, dan Gonorhea, Kelompok 8, X MIA ...Presentasi TBC, Disentri, Pneumonia, Typhus, dan Gonorhea, Kelompok 8, X MIA ...
Presentasi TBC, Disentri, Pneumonia, Typhus, dan Gonorhea, Kelompok 8, X MIA ...
Emir Firdaus
 
Tata cara akdr
Tata cara akdrTata cara akdr
Tata cara akdr
FerrenOktavena
 
6. salpingitis & adnexitis
6. salpingitis & adnexitis6. salpingitis & adnexitis
6. salpingitis & adnexitis
Pradasary
 
hubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakit
hubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakithubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakit
hubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakit
Desiana Ika Listiani
 

Similar to Dasar Teori rectal swab.docx (20)

Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
Askep atresia ani
Askep atresia aniAskep atresia ani
Askep atresia ani
 
Askep atresia ani
Askep atresia aniAskep atresia ani
Askep atresia ani
 
Askep atresia ani
Askep atresia aniAskep atresia ani
Askep atresia ani
 
Askep pasien infeksi.Egas
Askep pasien infeksi.EgasAskep pasien infeksi.Egas
Askep pasien infeksi.Egas
 
Askep pasien ISK.Egas
Askep pasien ISK.EgasAskep pasien ISK.Egas
Askep pasien ISK.Egas
 
Askep isk fitri fix
Askep isk fitri fixAskep isk fitri fix
Askep isk fitri fix
 
Materi Gangguan pada Sistem Pencernaan.pdf
Materi Gangguan pada Sistem Pencernaan.pdfMateri Gangguan pada Sistem Pencernaan.pdf
Materi Gangguan pada Sistem Pencernaan.pdf
 
Penyakit bakteri
Penyakit bakteriPenyakit bakteri
Penyakit bakteri
 
Sistitis
SistitisSistitis
Sistitis
 
kelompok199
kelompok199kelompok199
kelompok199
 
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
 
Modul pencernaan d3
Modul pencernaan d3Modul pencernaan d3
Modul pencernaan d3
 
HELMIN KEL 7.pptx
HELMIN KEL 7.pptxHELMIN KEL 7.pptx
HELMIN KEL 7.pptx
 
Presentasi TBC, Disentri, Pneumonia, Typhus, dan Gonorhea, Kelompok 8, X MIA ...
Presentasi TBC, Disentri, Pneumonia, Typhus, dan Gonorhea, Kelompok 8, X MIA ...Presentasi TBC, Disentri, Pneumonia, Typhus, dan Gonorhea, Kelompok 8, X MIA ...
Presentasi TBC, Disentri, Pneumonia, Typhus, dan Gonorhea, Kelompok 8, X MIA ...
 
Tata cara akdr
Tata cara akdrTata cara akdr
Tata cara akdr
 
6. salpingitis & adnexitis
6. salpingitis & adnexitis6. salpingitis & adnexitis
6. salpingitis & adnexitis
 
Isk
IskIsk
Isk
 
hubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakit
hubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakithubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakit
hubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakit
 
Askep ge bab 1 5
Askep ge bab 1 5Askep ge bab 1 5
Askep ge bab 1 5
 

Dasar Teori rectal swab.docx

  • 1. Dasar Teori Pemeriksaan rectum merupakan suatu bagian yang penting dalm pemeriksaan abdomen dan pemeriksan geniturinaria. Pemeriksaan ini penting dalam pemeriksaan untuk penyakit gastrointestinal namun juga untuk mendeteksi penyakit lain pada organ pelvis lainnya. Rectal swab merupakan apusan yang dilakukan pada daerah rectum ( ± 2-3 cm diatas lubang anus ). kuman yang ditemukan dari swab rectum juga terdapat dalam saluran pencernaan. Salah satu efek dari kuman pathogen penyebab gastroenteritis pada saluran pencernaan adalah diare disentri. Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dis ( gangguan ) dan enteron ( usus ), yang berarti radang usus yang menimbulkan luka atau ulkus di kolon ditandai dengan gejala khas yang disebut disentri, yakni : 1.Sakit diperut yang sering disertai dengan tenesmus 2.Diare 3.Tinja mengandung darah dan lender Penyebab utama disentri akut adalah Shigella, penyebab lain adalah Camplybaster jejuni, E.coli. Bakteri penyebab penyakit Salmonella merupakan penyebab diare bacterial tersering pada anak dibawah lima tahun. Salmonella sering menjadi penyebab diare nasokomial bersama C difficile danlebih sering mengenai pasien imunodefisiensi dengan gejala klinis yang dapatmembahayakan jiwa serta bersifat sering kambuh. Pemberian antimikroba tidak efektifuntuk tata laksana. Salmonella bahkan dapat memperlambat pengeluaran bakteri dariusus. Sehingga pengobatan primer adalah penggantian cairan.
  • 2. Salmonellasisakut biasanya akibat dari konsumsi daging yang terkontaminasi, susu dan produk u nggas.Karena infekasi sakmonella biasanya membutuhkan seluruh inokulum yang relative besar, jarang disebabkan penularan daro orang ke orang. Salmonella terutama non tifosamenyerang ileum distal dan menghasilkan toksik serta inflamasi usus. Maka inkubasiyaitu 24 sampai 36 jam kemudian muncul gejala klinis diare 2 sampai 3 hari bisa disertaidarah di tinja dengan demam, muntah, dan nyeri perut Tujuan Pemeriksaan Rectal Swab Dimana tujuan dari pemeriksaan rectal swab ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi kuman pathogen ( penyebab gastroenteritis ) pada saluran pencernaan. Pemeriksaan apusan anal dilakukan dengan mengambil sampel cairan pada daerah rectum (anus bagian dalam) untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium lanjutan dengan tujuan untuk memastikan ada tidaknya bakteri atau kuman penyebab infeksi pada daerah tersebut. Pengambilan sampel dilakukan melalui prosedur anuskopi (memasukkan alat steril seperti teropong kecil yang sudah dilapisi pelicin/ lubrikan sehingga tidak terasa sakit). Pengumpulan sampel dilakukan dengan teknik rektal swab. 1. Pasien dibaringkan dengan posisi menyamping ke kiri. Lubang anus dibuka menggunakan tangan, kemudian dimasukkan kapas swab ke dalam anus dengan cara diputar 360o yang sebelumnya direndam dalam larutan NaCl. Cara Pengambilan Rectal Swab 1 Cuci tangan dan buka kemasan dari lidi kapas 2. Lepaskan lidi kapas dari tabungnya. Hindari untuk menyentuh kapas yang digunakan untuk swab. 3. Pegang dengan kuat swab 3 - 4 cm dari ujung nya
  • 3. 4. Temukan posisi yang nyaman dan masukan swab 2 - 3 cm dalam rectum 5. Putar perlahan swab 5 - 10 kali berbentuk lingkaran besar di bagian dalam rectum 6. Putar perlahan swab sambil melepaskan dan taruh kembali ke dalam tabung dengan mendorong denagn kuat kemudian ditutup . .
  • 4. Daftar Pustaka Health, 2012 Pemeriksaan Rectal Swab. http://childroaddotnet. Wordpress . com Kesmas,2013, Syarat Higiene Penjamah Makanan. http://www. indonesian-public health.com.