Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang pengukuran listrik menggunakan multimeter analog dan digital. Beberapa poin pentingnya adalah perbedaan antara display analog dan digital, ketepatan pengukuran yang lebih baik pada multimeter digital, serta kemudahan penggunaan multimeter digital dibanding analog.
1. 1
Training Center
BASIC ELECTRICAL
memperoleh pengetahuan dasar tentang listrik dan
elektronik sehingga dapat menerapkan pengetahuan ini
untuk memperbaiki kendaraan yang sesungguhnya.
Tujuan :
2. 2
Training Center
BASIC ELECTRICAL
1-1 Tegangan
Level Air
A
B
Aliran air =
arus
adalah tekanan yang mendorong arus disekitar rangkaian.
Tegangan 1 volt adalah arus sebesar 1 Ampere ( A ) yang mengalir melalui
konduktor dengan menggunakan energi sebesar 1 Watt ( W )
satuan tegangan :
VOLT ( V )
3. 3
Training Center
BASIC ELECTRICAL
Level Air
A
B
Aliran air =
arus
1 Ampere = 1 Coulomb per detik
Arah arus dari kutub positif
ke kutub negatif
Arah elektron dari kutub
negatif ke kutub positif
1-1 Arus
satuan arus Ampere ( A )
6. 6
Training Center
BASIC ELECTRICAL
1-3 Konduktor dan Non Konduktor
1. Konduktor : Bahan yg mempunyai tahanan
kecil dan mudah menghantarkan arus.
Perak, tembaga, aluminium, besi, karbon.
2. Isolator : Bahan mempunyai tahanan besar
tidak mudah menghantarkan arus.
Kaca, keramik, bakelite
3. Semikonduktor : Bisa menjadi konduktor atau non kon-
duktor, tergantung pada kondisi tertentu
dari luar, (arah listrik, medan magnet,
cahaya, getaran, panas).
Germanium, silikon
8. 8
Training Center
BASIC ELECTRICAL
1-5 Daya Listrik
adalah jumlah kerja per satuan waktu ( tenaga ( watt ) )
P = I
2
x R
P = V x I
P = V
2
/ R
1 Wh = 3600 J ( Joule )
1 Watt = 1 Joule / Det
1 Watt Det = 1 Joule
3600 Watt Det = 3600 Joule
1 Watt Jam = 3600 Joule
1 WH = 3600 Joule
9. 9
Training Center
BASIC ELECTRICAL
1-6 Hubungan Resistor Seri dan Paralel
Hukum Kirchoff 1
Σ I = 0
I 1
I 2
I 3
I 4
I 5
I 1
I 2
I 3
I 4
I 5
Arus total yang masuk ke dalam titik manapun dalam suatu sirkuit sama
dengan arus total yang mengalir keluar dari titik tersebut
I 1 + I3 + I5 = I2 + I4
10. 10
Training Center
BASIC ELECTRICAL
Hukum Kirchoff 2
Σ V = 0
Jumlah tegangan jatuh pada tiap beban dalam rangkaian tertutup sama
dengan jumlah tegangan sumbernya.
V 1
V 2
V 3
R 1
R 2
R 3
V S
Vs = V1 + V2 + V3
1-6 Hubungan Resistor Seri dan Paralel
11. 11
Training Center
BASIC ELECTRICAL
R1
R2
R3
Vs
V1
V2
V3
I
Vs = V1 + V2 + V3
= (I x R1) + ( I x R2) + ( I x R3)
= I ( R1 + R2 + R3)
Rtotal = R1 + R2 + R3
Itotal = I1 = 12 = I3
Soal :
Dik Vs = 12 V Dit : R Total ?
R1 = 3 Ohm I Total ?
R2 = 2 Ohm V1 ? P1 ?
R3 = 1 Ohm V2 ? P2 ?
V3 ? P3 ?
1-6 Rangkaian Seri
12. 12
Training Center
BASIC ELECTRICAL
Vs = V1 = V2 = V3
Itotal = I 1 + I 2 + I 3
Vs I1
I2
I3
IT
R1
R2
R3
Soal :
Dik Vs = 12 V Dit : R Total ?
R1 = 4 Ohm I Total ?
R2 = 3 Ohm I 1 ? P1 ?
R3 = 2 Ohm I 2 ? P2 ?
I 3 ? P3 ?
R3
1
R2
1
R1
1
totalR
1
++=
)
3
1
2
1
1
1
()
1
(
3
3
2
2
1
1
RRR
V
Rtotal
V
R
V
R
V
R
V
Rtotal
V
++=
++=
1-6 Rangkaian Paralel
13. 13
Training Center
BASIC ELECTRICAL
1-6 Gabungan Rangkaian Seri dan Paralel
Vs/E
I1
I2 I3
R1
R2 R3
Rtotal = R1 + R23
Soal :
Dik Vs = 12 V Dit : R Total ?
R1 = 3 Ohm I Total, I 2 , I 3 ?
R2 = 3 Ohm V1 ? P1 ?
R3 = 6 Ohm V2 ? P2 ?
V3 ? P3 ?
R3
1
R2
1
R2R3
1
+=
16. 16
Training Center
BASIC ELECTRICAL
1-9 Condensor ( Kapasitor )
Jumlah listrik yang tersimpan dalam suatu kapsitor disebut kapasitas
elektrostatik
satuan kapasitas elektrostatik : Farad ( F )
Zat dielektrikum : udara, keramik, mika,
kertas, elektrolit
21. 21
Training Center
BASIC ELECTRICAL
Dioda di pasang forward direction
arus mengalir (lampu akan ON)
lapisan P (anoda) dihubungkan + baterai
lapisan N (katoda) dihubungkan - baterai
hole akan berpindah ke elektroda negatif dan kelebihan
elektron ke elektroda positif melalui penghambat tersebut
yang
Mengakibatkan arus mengalir.
Dioda di pasang reverse direction
arus tidak dapat mengalir (lampu akan OFF)
lapisan P (anoda) dihubungkan - baterai
lapisan N (katoda) dihubungkan + baterai
Hole bergerak ke elektroda negatif dan elektron ke
elektroda positif, sehingga lapisan penghambat menjadi
lebar dan arus tidak dapat mengalir
Rectification (Half – Wave)
1. Pada setengah siklus positif dioda akan melewatkan sisi
positif dan akan menahan sisi negatif.
2. Pada setengah siklus negatid dioda akan melewatkan
sisi negatif dan akan menahan sisi positif
24. 24
Training Center
BASIC ELECTRICAL
Dioda zener
Dioda zener akan bekerja bila dipasang
secara reverse
direction.
Dioda zener dipasang secara forward
direction maka
berfungsi sebagai dioda biasa.
Digunakan sebagai regulator tegangan
atau penstabil
tegangan.
25. 25
Training Center
BASIC ELECTRICAL
LED merupakan jenis dioda yang dapat
memancarkan cahaya apabila diberikan
forward direction
Photo dioda akan bekerja (mengalirkan arus)
Bila dipasang secara reverse direction dan
terkena cahaya
Photo transistor juga akan bekerja bila
terkena cahaya
1-10-4 Dioda Lain
29. 29
Training Center
BASIC ELECTRICAL
1-10-7 Integrated Circuit ( IC )
Jenis – jenis IC
Klasifikasi berdasarkan Scale of Integration :
SSI ( Small Scale Integrated Circuit )
MSI ( Medium Scale Integrated Circuit )
LSI ( Large Scale Integrated Circuit )
VLSI ( Very Large Scale Integrated Circuit )
Klasifikasi berdasarkan penerapan dan struktur :
1. Analog IC
2. Digital IC
30. 30
Training Center
BASIC ELECTRICAL
1-10-8 Comparator
Fungsi :
Membandingkan kedua tegangan input & menghasilkan output seperti
ditunjukkan dlm tabel.
-
+
+5 V
Va
Vb
Vo
Kondisi Output ( Vo )
Va < Vb Tinggi
Va > Vb Rendah
33. 33
Training Center
BASIC ELECTRICAL
Output
Air Flow Sensor (intake air rate)
Intake air temperatur sensor (Intake air temperatur sensor)
Coolant temperatur sensor (Coolant temperatur sensor)
Throttle sensor (throttle opening)
Boost sensor (Supercharge pressure)
Vihecle speed sensor (Vehicle speed)
Idle switch (Idle state)
Variable resistor (Idle air/fuel ratio manual
adjustment)
Key switch (Cranking Signal)
Ignition coil (engine revolution signal)
O2 sensor (Oxygen concentration in exhaust)
Injector
(Fuel injection amount)
Input
Various sensor
I/O
CPU
Memory
(ROM)
Memory
(RAM)
1-11 Microcomputer
34. 34
Training Center
PENGUKURAN LISTRIK
Dalam melakukan pengukuran kelistrikan diperlukan suatu alat listrik :
1. Ampermeter (mengukur arus listrik)
2. Voltmeter (mengukur tegangan Listrik)
3. Ohm meter (untuk mengukur nilai tahanan listrik)
Dari ketiga alat pengukuran listrik itu kita kenal dengan Multitester
Dalam pengunaan alat ukur
listrik perlu diperhatikan
tata cara pengunaannya,
batas maksimal yang dapat
diukur,
supaya alat ukur tidak
menjadi rusak :
1-12 Circuit Tester
35. 35
Training Center
PENGUKURAN LISTRIK
a. Menempatkan range selector
pada Ohmmeter (skala yang
diinginkan).
( x 100K – x 1K – x 10 – x 1 ) Ω
b. Melakukan zero setting
dengan menghubungkan
probe merah
dengan probe hitam, lalu putar
zero knob.
c. Pengukuran dilakukan pada
rangkaian terbuka/open
circuit
atau pada saat S/W OFF.
d. Pengukuran dilakukan secara
paralel terhadap bebannya.
e. Polarity bebas (posisi probe
boleh bolak-balik).
1-12-2 Pengukuran Tahanan
36. 36
Training Center
PENGUKURAN LISTRIK
a. Menempatkan range selector pada
DC voltmeter tertinggi.
(1000 - 250 – 50 – 10 - 2,5 – 0,25)
Volt.
b. Melakukan zero pointer.
c. Menghubungkan voltmeter secara
paralel dengan beban
yang di ukur (lihat gambar)
d. Penggunaan probe tidak terbalik.
Probe ( + / merah ) pada +
Probe ( - / hitam ) pada -
e. Pengukuran dilakukan pada
rangkaian yang close circuit
(rangkaian tertutup) atau pada saat
S/W ON.
1-12-3 Pengukuran tegangan DC
37. 37
Training Center
PENGUKURAN LISTRIK
a. Menempatkan range selector pada
DC ampere tertinggi
(0,25A, 25mA, 2,5mA, 50μA).
b. Melakukan zero pointer.
c. Menghubungkan amperemeter
secara seri dengan beban
yang di ukur (lihat gambar)
d. Penggunaan probe tidak terbalik.
Probe ( + / merah ) pada +
Probe ( - / hitam ) pada -
e. Pengukuran dilakukan pada
rangkaian yang close circuit
(rangkaian tertutup) atau pada
saat S/W ON.
1-12-4 Pengukuran arus DC
39. 39
Training Center
PENGUKURAN LISTRIK
No. Item Perbedaan Multimeter Analog Multimeter Digital
1 Display Pergerakan jarum Angka-angka desimal
2 Perubahannya Linear Digital 0 dan 1
3 Mengukur tahanan Perlu Zero Adjusment Tidak perlu
4 Mengukur Arus dan Tahanan Perhatikan positif & negatifkabel Tidak perlu, indikasi display "-"
5 Toleransi Besar kecil sehingga lebih akurat
Penggunaan banyak skala pd alat Hanya baca angka saja
yg sama dapat menyebabkan kebingungan
Perbedaan,Keuntungan dan Kelemahan
Multimeter Analog Dgn Multimeter Digital
Pembacaan6
48. 48
Training Center
1. Sebagai Pembangkit listrik (generator)
2. Sebagai Penyedia listrik untuk komponen - komponen listrik
di kendaraan
3. Sebagai Charging/mengisi batery
ENGINE ELECTRICAL
2-1-1 Fungsi Alternator
52. 52
Training Center
Bila suatu penghantar diletakkan dlm suatu medan magnet &
penghantar tsb digerakkan
Maka pd penghantar tsb akan terjadi arah medan magnet. Sehingga
timbul arus yg arahnya
Tergantung dgn arah gerakan & arah medan magnet.
F
B
F
ENGINE ELECTRICAL
2-1-2 Prinsip dasar pembangkit tenaga
60. 60
Training Center
Operasi Kerja Alternator (IC Voltage Regulator)
1. Ignition Switch posisi On
2. Setelah mesin mulai berputar
3. Saat putaran tinggi yang diatur melebihi batas
ENGINE ELECTRICAL
73. 73
Training Center
Untuk pertama kali memutarkan engine supaya didapat langkah kompressi sehingga
terjadi pembakaran
ENGINE ELECTRICAL
2-2 Starter Motor
2-2-1 Fungsi
74. 74
Training Center
Magnet mempunyai 2 buah kutub yaitu utara & selatan
Bila suatu penghantar dialiri arus maka disekitar penghantar tsb akan terjadi
medan magnet. Pada luar magnet terjadi garis gaya magnet magnet (ggm)
yg arahnya dari utara ke selatan.
Garis gaya magnet
ENGINE ELECTRICAL
2-2-2 Prinsip Kerja
75. 75
Training Center
Suatu gaya terjadi pd penghantar apabila
penghantar tsb diletakkan pd 2 kutub
magnet yg berbeda & dialiri listrik
N S
F
N
K
Gaya bergerak ke bawah
U/ mempermudah menentukan arah gaya
dpt ditentukan dgn mempergunakan
kaidah tangan kiri
ENGINE ELECTRICAL
2-2-2 Prinsip Kerja
78. 78
Training Center
2. Saat Main switch terhubung
Aliran arus
B
SS HC
E
MT MS C F A
Pada saat ini plunger dipertahankan pd posisi
tertarik o/ gaya magnet dari hold in coil
ENGINE ELECTRICAL
79. 79
Training Center
Arus mengalir melalui PC & HC dgn arah yg
sama (kemagnitannya saling melemahkan)
sehingga menyebabkan gaya magnetic pd
HC berkurang. MS terbuka & plunger
kembali ke posisi semula dgn bantuan
return spring
Aliran arus
B MS PC HC E
3. Saat Starting switch dilepas
ENGINE ELECTRICAL
81. 81
Training Center
1. Yoke Assy
Pole core berfungsi u/ menopang field coil &
berfungsi u/ memperkuat medan magnet yg
dihasilkan oleh field coil
2. Armature Assy
Armature berfungsi u/ merubah energi listrik
menjadi energi mekanik (gerak putar)
ENGINE ELECTRICAL
82. 82
Training Center
3. Overrunining Clutch
OC digunakan u/ meneruskan torsi putaran
armature ke ring gearmesin & mencegah
kerusakan armature akibat gaya senrifugal pd
kecepatan tinggi
4. Magnetic Switch Assy
Berfungsi u/ menggerakkan pinion sehingga
bertaut dgn engine ring gear dgn cara
menarik dan menahan plunger
ENGINE ELECTRICAL
92. 92
Training Center
Penyetelan Pinion Gap
Pinion Gap : 0.5 – 2.0 mm
Perhatian
Pengetesan ini harus dilakukan dgn cepat ( < 10 s) untuk mencegah coil terbakar
2-2-4 Pemeriksaan
ENGINE ELECTRICAL
99. 99
Training Center
Fungsi : Menyediakan loncatan bunga api sehingga pembakaran di Combustion
Chamber dapat berlangsung dgn baik.
Percikan bunga api pd titik A, mulai terbakar pd titik B & tekanan maksimum
pd titik C & selesai pembakaran pd titik D
2-3 Ignition System
ENGINE ELECTRICAL
100. 100
Training Center
JENIS-JENIS IGNITION SYSTEM
1. CONVENTIONAL IGNITION (Contact Point)
2. SEMI TRANSISTOR (CDI)
3. FULL TRANSISTOR (Distributorless System)
2-3-1 Umum
ENGINE ELECTRICAL
101. 101
Training Center
1. Diameter kawat besar (0,5 - 1 mm) 1. Diameter kawat kecil (0,05 - 0,1 mm)
2. Gulungan sedikit (150 - 500 lilitan) 2. Gulungan banyak (13.000 - 15.000 lilitan)
3. R = 0.9 - 1.2 Ohm 3. R = 20 - 29 KOhm
4. Terdapat terminal + dan - 4. Terdapat terminal - dan center
Primary coil Secondary oil
2-3-2 Ignition Coil
ENGINE ELECTRICAL
Conventional ignition coil
102. 102
Bila suatu aliran listrik yang mengalir dalam suatu kumparan (primary coil)
tiba-tiba diputus
Maka akan terjadi lonjakan tegangan sesaat 250 V – 400 V. Ini disebut
dgn induction
Dan dalam primary coil tersebut, maka digunakan kumparan yang lain
yaitu secondary coil. Dimana induksi dari primary coil dipindahkan ke
secondary coil (mutual induction).
Dimana dgn perbandingan coil akan didapat rumus :
Training Center
Np Vp
=
Ns Vs
(prinsipnya sama dengan trafo)
ENGINE ELECTRICAL
104. 104
Training Center
Inti besi didisain u/
membentuk magnetik flux
rangkaian tertutup
Lebih tahan thd vibrasi dan
panas.
ENGINE ELECTRICAL
2-3-2 Ignition Coil
Molded ignition coil
105. 105
Training Center
Fungsi :
1. Mendistribusikan tegangan tinggi yg dibangkitkan
oleh ignition coil ke spark plugs
2. Menghubungkan dan memutuskan arus primary dgn
waktu yg optimum.
3. Memajukan spark timing ketika kecepatan mesin
meningkat.
4. Memperlambat dan memajukan spark timing saat
bertambah dan berkurangnya beban mesin.
ENGINE ELECTRICAL
2-3-3 Distributor
107. 107
Training Center
Bagian dari distributor:
1.Distributor Unit: membagikan tegangan tinggi ke sparkplug sesuai FO
-Distibutor Cap
-Distributor Rotor
2.Interuptor Unit : menghubungkan dan memutuskan arus listrik yg
mengalir ke Primary coil sehingga menghasilkan
tegangan induksi.
-Cam, Condensor, Contact point
3.Ignition Timing Control Unit: mengatur waktu pengapian pada busi
-Mechanical Control putaran mesin
-Vacuum Control kevacuuman mesin
ENGINE ELECTRICAL
109. 109
Training Center
1. Centrifugal advancer (Centrifugal governor)
Kecepatan mesin meningkat
Sebelum advance Setelah advance
Waktu pengapian makin maju
ENGINE ELECTRICAL
Timing Advancer
116. 116
Training Center
Dwell Angle ( cam closing angle ) :
Gap yg besar membuat
Dwell Angle mengecil,
menyebabkan pengapian
menjadi majukan.
Gap yg kecil membuat
Dwell Angle membesar,
Menyebabkan pengapian
menjadi mundur..
ENGINE ELECTRICAL
121. 121
Training Center
Syarat-syarat :
1. Spark plug harus tahan panas.
2. Harus tahan terhadap tegangan tinggi
3. Harus tahan terhadap tekanan tinggi (saat ekspansi
40 – 50 kg cm saat compressi 10 kg cm)
4. Menjaga temperatur yg paling baik untuk spark plug
(400o C – 800oC) temperatur kurang dari 400o karbon
tidak bisa terbakar.
ENGINE ELECTRICAL
2-3-4 Spark plug
122. 122
Training Center
• Jika suhu lebih rendah dari 450o karbon akan tersimpan pd insulator porselin
• Suhu lebih tinggi daru 950o akan menghasilkan sumber panas & menyebabkan
pre ignition (pengapian terlalu cepat)
• Kendaraan yg normal operasinnya dlm rpm yg rendah menggunakan spark plug
dengan karakteristik panas yg penyerapan panasnya kurang.
• Sebaliknya, kendaraan yg normal operasinya dlm rpmm yg tinggi menggunakan
spark plug dgn karakteristik dingin yg penyerapan panasnya baik.
ENGINE ELECTRICAL
2-3-4 Spark plug
124. 124
Training Center
• Plug Gap u/ engine konvensional 0.7 – 0.8
ENGINE ELECTRICAL
2-3-4 Spark plug
METODA PENYETELAN
125. 125
Training Center
• Periksa apakah boot dan insulasi
mengalami keretakan.
• Nilai standard 16 K Ohm / meter.
ENGINE ELECTRICAL
2-3-5 High-tention cord
Pemeriksaan
127. 127
Training Center
2. DEPOSIT FOULING (KOTOR OLEH ENDAPAN)
Endapan sisa pembakaran atau kerak busi
Kondisis mesin: ada gangguan pembakaran saat akselerasi atau
kecepatan tinggi
Penyebab: mutu oli kurang baik, saringan udara dilepas,oil up dan
oil down.
Perbaikan: ganti saringan udara, ganti mutu oli
ENGINE ELECTRICAL
128. 128
Training Center
3. CARBON FOULING (KOTOR OLEH CARBON)
Insulator dan electrode tertutup oleh karbon hitam
Kondisi mesin: e/g susah hidup, e/g hunting saat kecepatan rendah,
dan e/g bisa mati.
Penyebab: heat range busi, campuran terlalu kaya, bahan bakar
jelek, terlalu lama pada kecepatan rendah, timing lambat.
Perbaikan: Ganti busi setingkat lebih panas, bahan bakar harus baik,
timing dipercepat.
ENGINE ELECTRICAL
129. 129
Training Center
4.OIL FOULING (KOTOR OLEH OLI)
Basah oleh oli kelihatan hitam dan basah
Penyebab: piston ring aus, baru saja turun mesin
Perbaikan: ganti bagian yang rusak
ENGINE ELECTRICAL
130. 130
Training Center
5.LEAD FOULING (KOTOR OLEH TIMAH HITAM)
Insulator berwarna kuning juga coklat.
Kondisi mesin: akselerasi e/g tidak baik.
Penyebab: Bahan bakar mengandung timah hitam
Perbaikan: gunakan bensin unleaded,jangan terlalu lama pada
kecepatan rendah
ENGINE ELECTRICAL
131. 131
Training Center
6. OVERHEATING (PANAS BERLEBIHAN)
INSULATOR BERWARNA PUTIH, ELECTRODE MELELEH
KONDISI MESIN : KEMAMPUAN MESIN BERKURANG
PENYEBAB: HEAT RANGE BUSI TIDAK TEPAT, TIMING TERLALU
CEPAT, CAMPURAN TERLALU KURUS, COOLING SYS JELEK.
PERBAIKAN: GUNAKAN BUSI SETINGKAT LEBIH DINGIN,
TIMING DISESUAIKAN, COOLING SYS DIPERBAIKI, CAMPURAN
DISESUAIKAN
ENGINE ELECTRICAL
132. 132
Training Center
Glow system meningkatkan
kemampuan start mesin dlm
cuaca dingin
Dalam diesel engine, fuel
diledakkan dgn menggunakan
panas yg dihasilkan oleh
kompresi udara
2-4 Glow System
2-4-1 Umum
ENGINE ELECTRICAL
135. 135
Training Center
Tipe A Memberikan coil type yg ringkas tetapi kecepatan panasnya
lambat
Tipe B Memberikan pemanasan yg cepat tetapi membutuhkan control
circuit yg rumit yg menghasilkan biaya yg sangat tinggi
Tipe C Menggunakan tungsten wire dlm silicon nitride (ceramic) casing
sehingga memberikan pemanasan yg sangat cepat. Juga
memberikan tahanan panas yg tinggi tetapi biayanya tinggi.
Tipe D Memberikan pemanasan yg cepat dan fungsi saturasi suhu sendiri
dapat mengontrol circuit dgn mudah dan biaya system yg rendah
Dua kabel pemanas dapat berfungsi sebagai saturasi suhu sendiri.
ENGINE ELECTRICAL
Kelebihan dan Kekurangan Glow Plug
146. 146
Training Center
80ST/Hidup
ON
ST /Hidup
ON
IG SWITCH Tegangan
terminal 3
V 3
Waktu relay
kerja (T2 + T3)
dgn check
tegangan
relay (G)
Tegangan
terminal 6 ( L)
V 6
Tegangan
Coolant
terminal 13
V 13
80
20
20
T1
Lamp Glow
ON - OFF
Temperatur
(o
C)
Tujuan : - Peserta mampu melakukan pengukuran dan mengerti glowing system
Bahan Praktek :
1. Engine kuda Diesel 4D56
2. Termometer
3. Multimeter
4. Stop Watch
- Peserta mampu melakukan trouble shooting glowing system
ENGINE ELECTRICAL
150. 150
Training Center
CHASSIS ELECTRICAL
3-1-2 Karakteristik
1. Kekuatan elektromotif
Dengan Nilai sekitar 2.1 V tiap sell
2. Kapasitas (Ah)
Kuantitas listrik yang dapat diturunkan dari
kondisi penuh sampai kosong (tidak dapat
mengalirkan arus listrik)
152. 152
Training Center
CHASSIS ELECTRICAL
1. PENGISIAN DENGAN ARUS KECIL
2. PENGISIAN DENGAN ARUS BESAR
WAKTU PENGISIAN : 0,5 ~ 1 JAM
TINGKAT KEHILANGAN MUATAN +_ 30 % DARI KAPASITAS BATER
BESAR ARUS PENGISIAN = 1/10 DARI KAPASITAS BAT.
WAKTU PENGISIAN(JAM) =
TINGKAT KEHILANGAN MUATAN (AH )
BESAR ARUS PENGISIAN ( A )
X 1,2 ~ 1,5
AMPER PENGISIAN ( A ) :
TINGKAT KEHILANGAN MUATAN (AH )
1 + WAKTU PENGISIAN
3-1-3 Pengisian ulang
154. 154
Training Center
CHASSIS ELECTRICAL
3-1-5 Prosedur penyetelan servis
Pemeriksaan tinggi cairan dan grafitasi spesifik
1. Cairan ada diantara Upper dan Lower
level
2. Gunakan hidrometer dan termometer
untuk memeriksa grafitasi tetap cairan
battery
Nilai standar : 1,220 – 1,290 ( 20
o
C )
161. 161
Training Center
CHASSIS ELECTRICAL
3-3-2 Tipe - tipe wipers
1. Conventional wiper
Wiper Blade & Wiper Arm Terlihat
2. Semi – concealed wipers
Wiper Arm & Wiper Blade terpasang antara E/G Hood dan Kaca depan
3. Full concealed wipers
Wiper Arm dan Wiper Blade tersembunyi dibawah e/g hood
170. 170
Training Center
CHASSIS ELECTRICAL
3-5-2 Oil Pressure Gauge
Sebagai penunjukan tekanan oli
Terdiri atas pendeteksi sinyal, bagian pengirim sinyal serta penerima dan
pengukur sinyal
171. 171
Training Center
CHASSIS ELECTRICAL
3-5-3 Fuel Gauge
Sebagai penunjukan jumlah bahan bakar
Terdiri atas pendeteksi sinyal, bagian pengirim sinyal serta penerima dan
pengukur sinyal
172. 172
Training Center
CHASSIS ELECTRICAL
Posisi E = 113,5 - 126,5 Ohm
Posisi F = 14,9 - 19,1 Ohm
Resistansi Coil 25 Ohm
Suhu 80o Resistansi gauge unit 69,4 Ohm
Resistansi Coil 25 Ohm
Fuel Gauge L300
173. 173
Training Center
CHASSIS ELECTRICAL
3-5-4 Engine Coolant Temperature Gauge
Terdiri atas pendeteksi sinyal, bagian pengirim sinyal serta penerima dan
pengukur sinyal
Menggunakan Termistor sebagai sensor
176. 176
Training Center
CHASSIS ELECTRICAL
3-6 Wiring Harness
Bagian utama wiring harness :
1. Kabel tegangan rendah untuk automobile
2. Penghubung / konektor
3. Fuse / fusible link
4. Tanda-tanda Simbol
178. 178
Training Center
CHASSIS ELECTRICAL
3-6-1 Cara membaca wiring diagram
A-08X (relay)
Penambahan “X” pd akhir nomor konektor
Menunjukkan bahwa konektor dihubungkan
Ke centralized junction
Penunjukkan nomor konektor
A-12
Nomor seri
Symbol lokasi konektor
A : Ruang engine
B : Dash Panel
C : Floor & Roof
D : Pintu
E : pintu belakang
Kuda
(2-B)
Conector color
Jumlah pin
conector
192. 192
Training Center
CHASSIS ELECTRICAL
3-6-3 Kabel tegangan rendah untuk automobile
KuningYOrangeO
PutihWHijau mudaLG
VioletVBiruL
SilverSLAbu - abuGR
Biru langitSBHijauG
MerahRCoklatBR
PinkPHitamB
Warna KabelKodeWarna KabelKode
KODE WARNA KABEL
Warna kabel ditunjukkan oleh kode warna berikut
214. 214
Training Center
CHASSIS ELECTRICAL
3-7 Electronic Control System
Anti – lock Brake System ( ABS )
Suatu sistem yang mendeteksi selip pada roda yang disebabkan oleh
penggunaan rem secara tiba-tiba.
Kelebihan ABS :
1. Saat pengereman, menjamin arah lebih stabil
2. Kemampuan menyetir selama pengereman
3. Mengurangi jarak pengereman
4. Bila terjadi kerusakan bisa terdeteksi melalui Diagnosis code
216. 216
Training Center
CHASSIS ELECTRICAL
Fuzzy traction control system ( Fuzzy TCL )
Sebagai tambahan fungsi slip control dan trace control
pada sistem A/T yang menghasilakn fungsi control fuzzy yang
membantu memperoleh kemampuan mengemudi yang tetap
baik dan aman pada jalan yang curam/berliku
218. 218
Training Center
CHASSIS ELECTRICAL
Active Electronic Control Suspension ( Active - ECS )
Suatu sistem untuk mengontrol dalam mengoptimalisasi
Ketinggian body selama ada respon terhadap permukaan
jalan dan kondisi operasi
220. 220
Training Center
CHASSIS ELECTRICAL
Active 4W Steering ( 4WS )
Sistem pengontrol pembelokan 4W secara elektronik yang
Mengontrol Rr wheel secara presisi terhadap pengendraan
Dan kondisi jalan
222. 222
Training Center
CHASSIS ELECTRICAL
Full Automatic Air Conditioning System ( Auto AC )
Sistem AC yang bekerja secara otomatis, baik pendinginan,
air flow mode, air inlet mode maupun blower speed
227. 227
Training Center
CHASSIS ELECTRICAL
IMOBILIZIER
RFC:High frequency circuit
MP:Micro processor
MUT
Key cylinder
Transponder
Ignition
Injection
ID
code
Power
ID
Memory
RFC
MPMP
Immobilizer
ECU
Sistim untuk mencegah starting dan menjalankan
kendaraan bila kuncinya belum diregeristrasi
229. 229
Training Center
CHASSIS ELECTRICAL
CONTROL AREA NETWORK
Sistem wiring yang menggunakan BUS untuk komunikasi antar ECU
ESP/ABS
ACSRS
YR/G SAS
EPS
INSTRUMENT
CLUSTER
ETACS
LSHGlow/PTC
Heater
Alternator
16
1
1514131211109
2 3 4 5 6 7 8
CAN Class-C (+)
CAN Class-C (-)
Bus : Saluran data utama
230. 230
Training Center
CHASSIS ELECTRICAL
CONTROL AREA NETWORK
SWS
Sun roof
Front
ECU
Column
Switch
Power
window
CAN
Engine
AT
Meter
MUT
A/C
ABS
ETACS
Keyless entry Warning buzzer
Wiper Exterior lamp
Center door lock Room lamp
237. 237
Training Center
Troubleshooting
2. Prosedur troubleshooting untuk listrik
b. Test Tegangan
Membandingkan nilai tegangan
tiap titik rangkaian dengan nilai
yang normal. Bila ditemukan
kontak yang tidak baik maka
akan ada tegangan drop
238. 238
Training Center
Troubleshooting
LANGKAH PRAKTIS PADA TROUBLESHOOTING
1. Pastikan keluhan Pelanggan
2. Analisa Gejala
3. Pemisahan Masalah Tersebut
4. Perbaikan Masalah
5. Pastikan Pelaksanaan yang tepat
239. 239
Training Center
Troubleshooting
4-2 MUT II
Catatan
1. Range tegangan DC
±40V
2. Jangan menggunakan
MUT untuk mengukur
tegangan jala – jala
3. Jangan memasang atau
melepas ROM Pack
pada saat MUT ON
4-2-1 Profil MUT II