SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
TEORI KELISTRIKAN
+ -
A
RANGKAIAN LISTRIK
Syarat arus mengalir
1. Adanya sumber tegangan
2. Adanya alat penghubung
3. Adanya beban
4. Rangkaian dalam keadaan tertutup
v
I = = (Amper)
V
R
R = =  (Ohm)
V
I
V = I x R = Volt
V
I R
Tegangan
Arus Tahanan
Daya (P) = I2
x R = Watt
Atau P = I x V = Watt
A
R
I
V
HUKUM OHM
HUKUM OHM
Apabila dalam suatu rangkaian listrik tertutup
dihubungkan tegangan listrik sebesar 1 volt dan dipasang
tahanan listrik 1  (Ohm), maka dalam rangkaian tersebut
akan mengalir arus listrik sebesar 1 Amper.
I = = = 1 A
V
R 1
1 V
CONTOH SOAL HUKUM OHM
SOAL ESAI
Tulislah dengan kalimat definisi Hukum Ohm
Tegangan = arus kali tahanan
Arus = Tegangan dibagi Tahanan
Tahanan = Tegangan dibagi Arus
Rumus hukum Ohm adalah :
a). I = V x R, d). V = I/R
b). V = I x R e). I = R/V
c). R = V x I
BENAR ATAU SALAH
B – S : Arus merupakan hasil kali tegangan dengan tahanan
MENJODOHKAN
1. Hukum Ohm a). I = V x R d). V = I x R
2. .................... B). Arus bolak-balik
3. ..................... c). Arus searah
HAMBATAN TAHANAN LISTRIK
Demikian juga dengan aliran listrik, akan terjadi gesekan dengan
penghantar aliran listrik yaitu konduktornya sehingga menimbulkan
hambatan yang dikenal dengan tahanan listrik dan besarnya nilai
hambatan ini diberi satuan Ohm ().
R = . ℓ

A
R adalah notasi tahanan listrik
Dimana :
 (rho) = tahanan jenis (mm2
/m)
ℓ = Panjang konduktor (m)
A = luas penampang
ℓ
A =  r2
2 r
CONTOH SOAL HUKUM OHM
SOAL ESAI
Tulislah dengan kalimat definisi Hukum Ohm
Tahanan (R) = Tahanan jenis kali (panjang konduktor dibagi luas penampang)
Rumus tahanan listrik adalah :
a). R =  x A/ℓ
b). R = A x ℓ/
c). R =  x ℓ/A
d). R = semua salah
BENAR ATAU SALAH
Semakin besar diameter konduktor mengakibatkan tahanan listriknya
akan semakin besar pula.
(B – S)
MENJODOHKAN
1. Hukum Ohm a). I = V x R
2. Rumus tahanan listrik B). Arus bolak-balik
3. ..................... c). R =  x ℓ/A
d). V = I x R
Contoh aplikasi hukum ohm di jaringan PLN
Vs = 220 Volt I
R
VR = ?
Diketahui konduktor suatu jaringan listrik panjangnya 1km dengan
penampang 70 mm2
terbuat dari alumunium ( = 0.027 mm2
/m).
Bila konduktor dialiri arus sebesar 10 Ampere, berapa jatuh
tegangan pada konduktor tersebut dan tegangan di VR ?.
Diketahui
Tegangan (V) = 220 Volt Penampang = 70 mm2
Arus (I) = 10 Amper Tahanan jenis = 0.027 mm2
/m
Panj. Jaringan = 1 km = 1000 m
Tahanan (R) =  x ℓ / A = 
= 0.027 x 1000/70 = 0.385 
Jatuh tegangan = I x R = 10 x 0.385 = 3.85 Volt
VR = 220 – (I x R) = 220 – 3.85 = 216.15 Volt
HUKUM KIRCHOFF 1
I1
I2
I3
I4
Jumlah arus yang menuju ke satu titik
Sama dengan
Jumlah arus yang meninggalkan titik tersebut
CONTOH SOAL
Hitung I5, bila I1 = I4 = 3A, I2 = 5A, I3 = 4A
Jawab :
I1+ I2 + (-I3) + (-I4) + (-I5) = 0
3 + 5 + (-4) + (-3) + (-I5) = 0
1+ (-I5) = 0
I5 =1A
Hitung I5, bila I1 = I4 = 3A, I2 = 4A, I3 = 5A
Jawab:
I1 + I2 + (-I3) + (-I4) + (-I5) = 0
3 + 4 + (-5) + (-3) + (-I5) = 0
3 + 4 – 5 – 3 = I5 I5 = -1A
I1
I2
I3
I4
I5
I1 = 250 Amp.
I2 = 80 Amp.
I3 = 70 Amp. I5 = 40 Amp.
I4 = ...? Amp.
I1 = I2 + I3 + I4 + I5
I4 = I1 – (I2 + I3 + I5)
Atau I4 = I1 - I2 - I3 - I5
I4 = 250 – (80+70+40) = 60 Amp.
Arus percabangan Kirchoff -1
I1
I2
I3 I5
I4
Diketahui:
I1 =200 Ampere, I2 = I3 = I4 = 40 Ampere
Hitung I5
Jawab :
I5 = I1 – (I2 + I3 + I4)
I5 = 200 – (40 + 40 + 40) = 80 Ampere, atau
I5 = I1 – I2 – I3 – I4
I5 = 200 - 40 - 40 - 40 = 80 Ampere.
Diketahui :
I2 = I3 = I4 = I5 = 40 Ampere
Hitung I1
Jawab :
I1 = I2 + I3 + I4 + I5
I1 = 40 + 40 + 40 + 40 = 1600 Ampere
CONTOH SOAL HUKUM KIRCHOFF 1
Soal esai :
Tulislah bunyi hukum Kirchoff 1
PILIHAN GANDA :
Hukum Kirchoff1 :
a) Jumlah arus yang menuju satu titik sama dengan jumlah arus
yang meninggalkan titik tersebut
b) Jumlah arus yang menuju satu titik tidak sama dengan jumlah arus
yang meninggalkan titik tersebut
c) Jumlah tegangan jepit sama dengan nol
d) Jumlah tegangan jepit tidak sama dengan nol
MENJODOHKAN :
1. Hukum Ohm a. I = V x R
2. Rumus tahanan listrik b.  i = 0
3. Hukum Kirchoff 1 c. R =  x (ℓ/A)
d. V = I x R
e. R = A x (ℓ/)
f.  i  0
BENAR – SALAH
B – S : Jumlah yang menuju ke satu titik tidak sama dengan jumlah
arus yang meninggalkan titik tersebut
HUKUM KIRCHOFF II
Jumlah hasil perkalian antara kuat arus dan tahanan pada
cabang atau lingkaran tertutup sama dengan besarnya
tegangan sumber cabang tersebut
 E =  I x R
E = 20 V
I = ?
R = 10 
Contoh :
R : 10 
Hitung kuat arus bila E = 20 Volt
Jawab:
E = I x R
20 = I x 10
I = 20/10
I = 2 Ampere
R1 R2 R3 .....Rn
E1 E2 E3 ....En
E
I =
E
R1 + R2 + R3 +..... Rn
E1 = I x R1
E2 = I x R2
E3 = I x R3
En = I x Rn
Jumlah hasil perkalian antara kuat arus dan tahanan pada
cabang atau lingkaran tertutup sama dengan besarnya
tegangan sumber cabang tersebut
HUKUM KIRCHOFF II
R1 R2 R3 RR4n
E1 E2 E3 E4
E = 200 V
40 20 30 10
I = 200
40 + 20 + 30 + 10
= 2 Amp.
E1 = 2 x 40 = 80 Volt
E2 = 2 x 20 = 40 Volt
E3 = 2 x 30 = 60 Volt
E4 = 2 x 10 = 20 Volt
 Tegangan = 80 + 40 + 60 + 20 = 200 Volt
Contoh :
CONTOH APLIKASINYA
12 V 12 V
12 V 12 V 12 V 12 V 12 V 12 V
V = ??
Berapa besar nilai tegangan baterai yang
terhubung sebagaimana rangkaian diatas ?
Tegangan seri = 8 x 12 Volt = 96 Volt
APLIKASI HUKUM KIRCHOFF 2 DALAM JARINGAN PLN
E = Vs = 220 Volt
R penghantar
= 0.5
R penghantar
= 0.5
V Pelanggan
I = 10 Amp.
Hukum Kirchoff 2 :  E =  I x R
Vs = (I x Rpenghantar) + (I x Rpenghantar) + Vpelanggan
220 = (10 x 0.5) + (10 x 0.5) + V pelanggan
V pelanggan = 220 – ((10 x 0.5) + (10 x 0.5)) = 210 Volt
TAHANAN PENGGANTI (EKIVALEN) RANGKAIAN SERI
R1
R3
R2
R eq
R
eq
Rumus Tahanan
pengganti (ekivalen)
rangkaian seri
= R1 + R2 + R3
Sama dengan jumlah
masing-masing tahanan
TAHANAN PENGGANTI (EKIVALEN) RANGKAIAN PARALEL
Ekivalen
Tahanan pengganti ekivalen (Req) rangkaianparalel
Req
1
= + +
R1
1
R2
1
R3
1
2
2
R
1
= + = 1 
2
1
2
1
R = 1
2
4
R
1
= + = + = R = = 1.33 
2
1
4
1
4
2
4
1
4
3
3
4
SOAL TAHANAN CAMPURAN
4 4
8
Hubungan seri
R1 R2
R3
8 
8 
R1 + R2
R3
Hubungan
paralel
= + = R = = 4 
8
1
8
1
R
1
8
2
2
8
Hubungan
paralel
APLIKASI TAHANAN PARALEL PADA JARINGAN PLN
GSW GSW
Tanah
Udara
GSW GSW
R1 R2 R3
R1 = 4 R2 = 20 R3 = 20
Tanah
Tanah
R ekivalen : = + +
R1
1
R2
1
Req
1
R3
1
Req = 2.86
V = I x R I x R = Vmax Sinφ t I = Sinφ t
Vm
R
Vm
R
I maximum bila sinφ = 1 I =
ARUS BOLAK-BALIK MELEWATI TAHANAN LISTRIK
-6
-4
-2
0
2
4
6
0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360
Bila persamaan arus dan tegangan dibandingkan maka tegangan dan arus
sefasa dan secara vektoris digambarkan :
I = Imax sinφt
V = Vmax sinφt
I V
Phasor beban resistif
Sudut arus sama dengan sudut tegangan
V = Vmax Sin φ t

VR
R
Beban resistif
-6
-4
-2
0
2
4
6
0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360

VL
V = Vmax Sin φ t
Beban induktif
V
I
Arus tertinggal 90o
dari tegangan (Laging)
V = L x di
dt
L x di
dt
= Vmax Sinφ t
di
dt
= Sinφ t
Vm
L
I =  Sin t =
Vm
L
Vm
L
(-Cost) =
Vm
L
(Sint - )

2
I maximum bila sin t - =1 Im = I = Imax Sint -

2
Im
L

2
V
t
-6
-4
-2
0
2
4
6
0.0 30.0 60.0 90.0 120.0 150.0 180.0 210.0 240.0 270.0 300.0 330.0 0.0
I = Imax Sint -

2
V = Vmax Sint
φ φ adalah perbedaan sudut arus dan sudut tegangan

VC
V = Vmax Sin φ t
Beban kapasitif
I Arus mendahului tegangan (Leading)
V
I = =
dq
dt
d
dt
= [C . Vm . Sin t] =  . C . Vm . Cos t
I = Cos t =
Vm
1
Vm
(sin t + )
C C
1

2
i maximum bila sin t + = 1 Im = I = Imax (Sin t + )

2
Vm
1
C

2
I = Imax Sint - 
2
V = Vmax Sint
φ adalah perbedaan sudut arus dan sudut tegangan
φ
-6
-4
-2
0
2
4
6
0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 30 60 90
FAKTOR DAYA
Listrik AC memiliki komponen tahanan R - L - C mengakibatkan 3 sifat beban
Tahanan R beban resistif
Tahanan XL (reaktansi induktif) Beban reaktif induktif
Tahanan XC (reaktansi kapasitif) Beban reaktif kapasitif
Akibat ketiga komponen tersebut, maka daya listrik terdiri dari :
P = daya aktif (Watt)
Q = daya reaktif (VAR) ( reaktif induktif, reaktif kapasitif)
S = daya semu (VA)
φ
φ
Q (induktif) Q (kapasitif)
P
S
P
S
DAYA LISTRIK
Segi tiga daya
Daya aktif (P) = V . I . Cosφ = Watt
Daya reaktif (Q) = V . I . Sinφ = VAR
Daya semu (S) = V . I = VA
φ
P
S
Q S =  P2
+ Q2
P =  S2
- Q2
Q =  S2
- P2
S2
= P2
+ Q2
 P
Z Cosφ
P
V Cosφ
V
Z
I
2
Z Cos φ
V2
Cos φ
Z
I V Cosφ
 P Z
Cosφ
P
I Cosφ
I Z
V2
Cos φ
P
I
2
Cos φ
P
V
I
1.Rumus Dasar Arus Bolak Balik 1 phasa
φ = sudut fase
31
Arus =
Daya (VA)
Teg.(p-n)
1 fasa
Arus =
Daya (VA)
Teg.(p-p) x 3
3 fasa
Untuk menentukan arus daya
Teori_Listrik utilitas bangunan gedung pptx

More Related Content

Similar to Teori_Listrik utilitas bangunan gedung pptx

PPT APLIKASI INTEGRAL.pptx
PPT APLIKASI INTEGRAL.pptxPPT APLIKASI INTEGRAL.pptx
PPT APLIKASI INTEGRAL.pptxAuliaARahmatika
 
3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrik3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrikSimon Patabang
 
2 pemanfaatan energi arus dc
2 pemanfaatan energi arus dc2 pemanfaatan energi arus dc
2 pemanfaatan energi arus dcSimon Patabang
 
4 besaran arus dan tegangan
4 besaran  arus dan tegangan4 besaran  arus dan tegangan
4 besaran arus dan teganganSimon Patabang
 
Teknik dasar kelistrikan
Teknik dasar kelistrikanTeknik dasar kelistrikan
Teknik dasar kelistrikanZainal Abidin
 
teknik dasar listrik.ppt
teknik dasar listrik.pptteknik dasar listrik.ppt
teknik dasar listrik.pptBatriAs1
 
3 besaran arus dan tegangan
3 besaran  arus dan tegangan3 besaran  arus dan tegangan
3 besaran arus dan teganganSimon Patabang
 
3 Besaran Arus dan Tegangan
3 Besaran  Arus dan Tegangan3 Besaran  Arus dan Tegangan
3 Besaran Arus dan TeganganSimon Patabang
 
LISTRIK ARUS SEARAH (DC)
LISTRIK ARUS SEARAH (DC)LISTRIK ARUS SEARAH (DC)
LISTRIK ARUS SEARAH (DC)materipptgc
 
LISTRIK ARUS SEARAH.ppt
LISTRIK ARUS SEARAH.pptLISTRIK ARUS SEARAH.ppt
LISTRIK ARUS SEARAH.pptMhmdAgee
 
Teknik dasar elektro
Teknik dasar elektroTeknik dasar elektro
Teknik dasar elektroBudi Susanto
 

Similar to Teori_Listrik utilitas bangunan gedung pptx (20)

listrik-dinamis.ppt
listrik-dinamis.pptlistrik-dinamis.ppt
listrik-dinamis.ppt
 
RANGKAIAN ARUS SEARAH.pptx
RANGKAIAN  ARUS SEARAH.pptxRANGKAIAN  ARUS SEARAH.pptx
RANGKAIAN ARUS SEARAH.pptx
 
PPT APLIKASI INTEGRAL.pptx
PPT APLIKASI INTEGRAL.pptxPPT APLIKASI INTEGRAL.pptx
PPT APLIKASI INTEGRAL.pptx
 
G hukum-ohm
G hukum-ohmG hukum-ohm
G hukum-ohm
 
Tegangan dan Arus AC
Tegangan dan Arus ACTegangan dan Arus AC
Tegangan dan Arus AC
 
bab 1 fis.pptx
bab 1 fis.pptxbab 1 fis.pptx
bab 1 fis.pptx
 
3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrik3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrik
 
2 pemanfaatan energi arus dc
2 pemanfaatan energi arus dc2 pemanfaatan energi arus dc
2 pemanfaatan energi arus dc
 
4 besaran arus dan tegangan
4 besaran  arus dan tegangan4 besaran  arus dan tegangan
4 besaran arus dan tegangan
 
Teknik dasar kelistrikan
Teknik dasar kelistrikanTeknik dasar kelistrikan
Teknik dasar kelistrikan
 
teknik dasar listrik.ppt
teknik dasar listrik.pptteknik dasar listrik.ppt
teknik dasar listrik.ppt
 
Transformer
TransformerTransformer
Transformer
 
3 besaran arus dan tegangan
3 besaran  arus dan tegangan3 besaran  arus dan tegangan
3 besaran arus dan tegangan
 
3 Besaran Arus dan Tegangan
3 Besaran  Arus dan Tegangan3 Besaran  Arus dan Tegangan
3 Besaran Arus dan Tegangan
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
 
LISTRIK ARUS SEARAH (DC)
LISTRIK ARUS SEARAH (DC)LISTRIK ARUS SEARAH (DC)
LISTRIK ARUS SEARAH (DC)
 
1. Pendahuluan RL.pptx
1. Pendahuluan RL.pptx1. Pendahuluan RL.pptx
1. Pendahuluan RL.pptx
 
LISTRIK ARUS SEARAH.ppt
LISTRIK ARUS SEARAH.pptLISTRIK ARUS SEARAH.ppt
LISTRIK ARUS SEARAH.ppt
 
Pertemuan 12
 Pertemuan 12 Pertemuan 12
Pertemuan 12
 
Teknik dasar elektro
Teknik dasar elektroTeknik dasar elektro
Teknik dasar elektro
 

Recently uploaded

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxsiswoST
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 

Recently uploaded (8)

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 

Teori_Listrik utilitas bangunan gedung pptx

  • 2. + - A RANGKAIAN LISTRIK Syarat arus mengalir 1. Adanya sumber tegangan 2. Adanya alat penghubung 3. Adanya beban 4. Rangkaian dalam keadaan tertutup v
  • 3. I = = (Amper) V R R = =  (Ohm) V I V = I x R = Volt V I R Tegangan Arus Tahanan Daya (P) = I2 x R = Watt Atau P = I x V = Watt A R I V HUKUM OHM
  • 4. HUKUM OHM Apabila dalam suatu rangkaian listrik tertutup dihubungkan tegangan listrik sebesar 1 volt dan dipasang tahanan listrik 1  (Ohm), maka dalam rangkaian tersebut akan mengalir arus listrik sebesar 1 Amper. I = = = 1 A V R 1 1 V
  • 5. CONTOH SOAL HUKUM OHM SOAL ESAI Tulislah dengan kalimat definisi Hukum Ohm Tegangan = arus kali tahanan Arus = Tegangan dibagi Tahanan Tahanan = Tegangan dibagi Arus Rumus hukum Ohm adalah : a). I = V x R, d). V = I/R b). V = I x R e). I = R/V c). R = V x I BENAR ATAU SALAH B – S : Arus merupakan hasil kali tegangan dengan tahanan MENJODOHKAN 1. Hukum Ohm a). I = V x R d). V = I x R 2. .................... B). Arus bolak-balik 3. ..................... c). Arus searah
  • 6. HAMBATAN TAHANAN LISTRIK Demikian juga dengan aliran listrik, akan terjadi gesekan dengan penghantar aliran listrik yaitu konduktornya sehingga menimbulkan hambatan yang dikenal dengan tahanan listrik dan besarnya nilai hambatan ini diberi satuan Ohm (). R = . ℓ  A R adalah notasi tahanan listrik Dimana :  (rho) = tahanan jenis (mm2 /m) ℓ = Panjang konduktor (m) A = luas penampang ℓ A =  r2 2 r
  • 7. CONTOH SOAL HUKUM OHM SOAL ESAI Tulislah dengan kalimat definisi Hukum Ohm Tahanan (R) = Tahanan jenis kali (panjang konduktor dibagi luas penampang) Rumus tahanan listrik adalah : a). R =  x A/ℓ b). R = A x ℓ/ c). R =  x ℓ/A d). R = semua salah BENAR ATAU SALAH Semakin besar diameter konduktor mengakibatkan tahanan listriknya akan semakin besar pula. (B – S) MENJODOHKAN 1. Hukum Ohm a). I = V x R 2. Rumus tahanan listrik B). Arus bolak-balik 3. ..................... c). R =  x ℓ/A d). V = I x R
  • 8. Contoh aplikasi hukum ohm di jaringan PLN Vs = 220 Volt I R VR = ? Diketahui konduktor suatu jaringan listrik panjangnya 1km dengan penampang 70 mm2 terbuat dari alumunium ( = 0.027 mm2 /m). Bila konduktor dialiri arus sebesar 10 Ampere, berapa jatuh tegangan pada konduktor tersebut dan tegangan di VR ?. Diketahui Tegangan (V) = 220 Volt Penampang = 70 mm2 Arus (I) = 10 Amper Tahanan jenis = 0.027 mm2 /m Panj. Jaringan = 1 km = 1000 m Tahanan (R) =  x ℓ / A =  = 0.027 x 1000/70 = 0.385  Jatuh tegangan = I x R = 10 x 0.385 = 3.85 Volt VR = 220 – (I x R) = 220 – 3.85 = 216.15 Volt
  • 9. HUKUM KIRCHOFF 1 I1 I2 I3 I4 Jumlah arus yang menuju ke satu titik Sama dengan Jumlah arus yang meninggalkan titik tersebut
  • 10. CONTOH SOAL Hitung I5, bila I1 = I4 = 3A, I2 = 5A, I3 = 4A Jawab : I1+ I2 + (-I3) + (-I4) + (-I5) = 0 3 + 5 + (-4) + (-3) + (-I5) = 0 1+ (-I5) = 0 I5 =1A Hitung I5, bila I1 = I4 = 3A, I2 = 4A, I3 = 5A Jawab: I1 + I2 + (-I3) + (-I4) + (-I5) = 0 3 + 4 + (-5) + (-3) + (-I5) = 0 3 + 4 – 5 – 3 = I5 I5 = -1A I1 I2 I3 I4 I5
  • 11. I1 = 250 Amp. I2 = 80 Amp. I3 = 70 Amp. I5 = 40 Amp. I4 = ...? Amp. I1 = I2 + I3 + I4 + I5 I4 = I1 – (I2 + I3 + I5) Atau I4 = I1 - I2 - I3 - I5 I4 = 250 – (80+70+40) = 60 Amp. Arus percabangan Kirchoff -1
  • 12. I1 I2 I3 I5 I4 Diketahui: I1 =200 Ampere, I2 = I3 = I4 = 40 Ampere Hitung I5 Jawab : I5 = I1 – (I2 + I3 + I4) I5 = 200 – (40 + 40 + 40) = 80 Ampere, atau I5 = I1 – I2 – I3 – I4 I5 = 200 - 40 - 40 - 40 = 80 Ampere. Diketahui : I2 = I3 = I4 = I5 = 40 Ampere Hitung I1 Jawab : I1 = I2 + I3 + I4 + I5 I1 = 40 + 40 + 40 + 40 = 1600 Ampere
  • 13. CONTOH SOAL HUKUM KIRCHOFF 1 Soal esai : Tulislah bunyi hukum Kirchoff 1 PILIHAN GANDA : Hukum Kirchoff1 : a) Jumlah arus yang menuju satu titik sama dengan jumlah arus yang meninggalkan titik tersebut b) Jumlah arus yang menuju satu titik tidak sama dengan jumlah arus yang meninggalkan titik tersebut c) Jumlah tegangan jepit sama dengan nol d) Jumlah tegangan jepit tidak sama dengan nol
  • 14. MENJODOHKAN : 1. Hukum Ohm a. I = V x R 2. Rumus tahanan listrik b.  i = 0 3. Hukum Kirchoff 1 c. R =  x (ℓ/A) d. V = I x R e. R = A x (ℓ/) f.  i  0 BENAR – SALAH B – S : Jumlah yang menuju ke satu titik tidak sama dengan jumlah arus yang meninggalkan titik tersebut
  • 15. HUKUM KIRCHOFF II Jumlah hasil perkalian antara kuat arus dan tahanan pada cabang atau lingkaran tertutup sama dengan besarnya tegangan sumber cabang tersebut  E =  I x R E = 20 V I = ? R = 10  Contoh : R : 10  Hitung kuat arus bila E = 20 Volt Jawab: E = I x R 20 = I x 10 I = 20/10 I = 2 Ampere
  • 16. R1 R2 R3 .....Rn E1 E2 E3 ....En E I = E R1 + R2 + R3 +..... Rn E1 = I x R1 E2 = I x R2 E3 = I x R3 En = I x Rn Jumlah hasil perkalian antara kuat arus dan tahanan pada cabang atau lingkaran tertutup sama dengan besarnya tegangan sumber cabang tersebut HUKUM KIRCHOFF II
  • 17. R1 R2 R3 RR4n E1 E2 E3 E4 E = 200 V 40 20 30 10 I = 200 40 + 20 + 30 + 10 = 2 Amp. E1 = 2 x 40 = 80 Volt E2 = 2 x 20 = 40 Volt E3 = 2 x 30 = 60 Volt E4 = 2 x 10 = 20 Volt  Tegangan = 80 + 40 + 60 + 20 = 200 Volt Contoh :
  • 18. CONTOH APLIKASINYA 12 V 12 V 12 V 12 V 12 V 12 V 12 V 12 V V = ?? Berapa besar nilai tegangan baterai yang terhubung sebagaimana rangkaian diatas ? Tegangan seri = 8 x 12 Volt = 96 Volt
  • 19. APLIKASI HUKUM KIRCHOFF 2 DALAM JARINGAN PLN E = Vs = 220 Volt R penghantar = 0.5 R penghantar = 0.5 V Pelanggan I = 10 Amp. Hukum Kirchoff 2 :  E =  I x R Vs = (I x Rpenghantar) + (I x Rpenghantar) + Vpelanggan 220 = (10 x 0.5) + (10 x 0.5) + V pelanggan V pelanggan = 220 – ((10 x 0.5) + (10 x 0.5)) = 210 Volt
  • 20. TAHANAN PENGGANTI (EKIVALEN) RANGKAIAN SERI R1 R3 R2 R eq R eq Rumus Tahanan pengganti (ekivalen) rangkaian seri = R1 + R2 + R3 Sama dengan jumlah masing-masing tahanan
  • 21. TAHANAN PENGGANTI (EKIVALEN) RANGKAIAN PARALEL Ekivalen Tahanan pengganti ekivalen (Req) rangkaianparalel Req 1 = + + R1 1 R2 1 R3 1
  • 22. 2 2 R 1 = + = 1  2 1 2 1 R = 1 2 4 R 1 = + = + = R = = 1.33  2 1 4 1 4 2 4 1 4 3 3 4
  • 23. SOAL TAHANAN CAMPURAN 4 4 8 Hubungan seri R1 R2 R3 8  8  R1 + R2 R3 Hubungan paralel = + = R = = 4  8 1 8 1 R 1 8 2 2 8 Hubungan paralel
  • 24. APLIKASI TAHANAN PARALEL PADA JARINGAN PLN GSW GSW Tanah Udara GSW GSW R1 R2 R3 R1 = 4 R2 = 20 R3 = 20 Tanah Tanah R ekivalen : = + + R1 1 R2 1 Req 1 R3 1 Req = 2.86
  • 25. V = I x R I x R = Vmax Sinφ t I = Sinφ t Vm R Vm R I maximum bila sinφ = 1 I = ARUS BOLAK-BALIK MELEWATI TAHANAN LISTRIK -6 -4 -2 0 2 4 6 0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360
  • 26. Bila persamaan arus dan tegangan dibandingkan maka tegangan dan arus sefasa dan secara vektoris digambarkan : I = Imax sinφt V = Vmax sinφt I V Phasor beban resistif Sudut arus sama dengan sudut tegangan V = Vmax Sin φ t  VR R Beban resistif -6 -4 -2 0 2 4 6 0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360
  • 27.  VL V = Vmax Sin φ t Beban induktif V I Arus tertinggal 90o dari tegangan (Laging) V = L x di dt L x di dt = Vmax Sinφ t di dt = Sinφ t Vm L I =  Sin t = Vm L Vm L (-Cost) = Vm L (Sint - )  2 I maximum bila sin t - =1 Im = I = Imax Sint -  2 Im L  2 V t -6 -4 -2 0 2 4 6 0.0 30.0 60.0 90.0 120.0 150.0 180.0 210.0 240.0 270.0 300.0 330.0 0.0 I = Imax Sint -  2 V = Vmax Sint φ φ adalah perbedaan sudut arus dan sudut tegangan
  • 28.  VC V = Vmax Sin φ t Beban kapasitif I Arus mendahului tegangan (Leading) V I = = dq dt d dt = [C . Vm . Sin t] =  . C . Vm . Cos t I = Cos t = Vm 1 Vm (sin t + ) C C 1  2 i maximum bila sin t + = 1 Im = I = Imax (Sin t + )  2 Vm 1 C  2 I = Imax Sint -  2 V = Vmax Sint φ adalah perbedaan sudut arus dan sudut tegangan φ -6 -4 -2 0 2 4 6 0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 30 60 90
  • 29. FAKTOR DAYA Listrik AC memiliki komponen tahanan R - L - C mengakibatkan 3 sifat beban Tahanan R beban resistif Tahanan XL (reaktansi induktif) Beban reaktif induktif Tahanan XC (reaktansi kapasitif) Beban reaktif kapasitif Akibat ketiga komponen tersebut, maka daya listrik terdiri dari : P = daya aktif (Watt) Q = daya reaktif (VAR) ( reaktif induktif, reaktif kapasitif) S = daya semu (VA) φ φ Q (induktif) Q (kapasitif) P S P S
  • 30. DAYA LISTRIK Segi tiga daya Daya aktif (P) = V . I . Cosφ = Watt Daya reaktif (Q) = V . I . Sinφ = VAR Daya semu (S) = V . I = VA φ P S Q S =  P2 + Q2 P =  S2 - Q2 Q =  S2 - P2 S2 = P2 + Q2
  • 31.  P Z Cosφ P V Cosφ V Z I 2 Z Cos φ V2 Cos φ Z I V Cosφ  P Z Cosφ P I Cosφ I Z V2 Cos φ P I 2 Cos φ P V I 1.Rumus Dasar Arus Bolak Balik 1 phasa φ = sudut fase 31
  • 32. Arus = Daya (VA) Teg.(p-n) 1 fasa Arus = Daya (VA) Teg.(p-p) x 3 3 fasa Untuk menentukan arus daya