Materi ini berbentuk powerpoint. Hasil sosialisasi pendalaman materi UN bahasa Indonesia SMP di MGMP bahasa Indonesia Kabupaten Lumajang, Selasa, 22 Maret 2016
Materi ini berbentuk powerpoint. Hasil sosialisasi pendalaman materi UN bahasa Indonesia SMP di MGMP bahasa Indonesia Kabupaten Lumajang, Selasa, 22 Maret 2016
Pengertian Puisi
Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan –poet dan -poem. Mengenai kata poet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.
Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang diungkapkan dengan menggunakan bahasa yang padat, indah, dan kaya makna.
KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAANAngling_seto
Hubungan sastra dan seni dengan ilmu budaya dasar adalah sama-sama memiliki objek yang sama yaitu manusia. sama-sama mempelajari hubungan antar manusia melalui suatu komunikasi yang beraneka ragam macamnya. dan bayangkan jika manusia hidup tanpa seni. jika manusia hidup tanpa bisa menyalurkan ekspresi mereka. jika manusia tidak bisa berkomunikasi dengan manusia lainnya. maka akan menggangu kejiwaan atau psikologis manusia tersebut.
Wen4D Daftar Situs Slot Gacor Gampang Maxwin Terbaru Hari IniWen4D
Wen4D adalah pilihan situs judi slot terbaik di Indonesia dan terpercaya yang menghadirkan jaminan keamanan dan kenyamanan bagi para pemain yang bergabung. Sistem game yang kami sajikan 100% fairplay di mana artinya memang tidak ada campur tangan pihak manapun yang menentukan kemenangan.
Link Alternatif : https://heylink.me/WEN4D.com/
1. • DALIL J. ELEMA
• Dalam menilai karya sastra harus juga
dilihat hubungan antara sastrawan dengan
karya sastranya, mengingat bahwa karya
sastra adalah penjilmaan pengalaman jiwa
sastrawan ke dalam karya dengan
medium bahasa.
• Jadi dalam menilai karya sastra haruslah
dilihat berhasil atau tidaknya sastrawan
menjilmakan pengalaman jiwanya ke
dalam kata.
2. J. Elema mengemukakan dalil-dalil seni sastra:
• Puisi mempunyai nilai seni bila pengalaman jiwa
yang menjadi dasarnya, dapat dijilmakan ke
dalam kata. Nilai seni bertambah tinggi bila
pengalaman itu semakin lengkap.
• Pengalaman jiwa itu semakin tinggi nilainya bila
pengalaman itu makin banyak meliputi keutuhan
jiwa.
• Pengalaman jiwa itu semakin tinggi nilainya bila
pengalaman itu makin kuat.
• Pengalaman jiwa itu semakin tinggi nilainya bila
isi pengalaman itu makin banyak (makin luas
dan makin jelas perinciannya).
3. Apa yang dimaksud dengan keutuhan jiwa?
Menurut ilmu jiwa modern, jiwa manusia itu terdiri
atas lima tingkatan, maka pengalaman jiwa juga
terdiri atas lima tingkatan:
1. Tingkat anorganis: tingkatan jiwa yang terendah,
yang sifatnya seperti benda mati: mempunyai
ukuran, dapat diraba, didengar, atau dapat
diindera. Bila tingkatan pengalaman jiwa
anorganis ini terjelma ke dalam karya sastra,
berupa pola bunyi, irama, baris sajak, kalimat,
alinea, perumpamaan, gaya bahasa. Umumnya
disebut bentuk formal.
4. 2. Tingkat vegetatif: tingkatan seperti
tumbuh-tumbuhan, seperti pohon
mengeluarkan bunga, mengeluarkan
daun muda, gugur daun, meranggas.
Pergantian itu menimbulkan berbagai
suasana. Dalam sastra: suasana
yang ditimbulkan oleh rangkaian
kata-kata itu: senang, sedih, marah,
khusuk, dan sebagainya.
5. 3. Tingkat animal: sudah ada nafsu
jasmaniah. Di dalam karya sastra
berupa nafsu-nafsu naluriah, seperti
hasrat untuk makan, minum, nafsu
seksual, hasrat untuk membunuh.
6. 4. Tingkat human: tingkatan jiwa yang
hanya dapat dicapai oleh manusia, berupa
perasaan belas kasihan, dapat
membedakan baik-buruk, saling
membantu, dan lain-lain. Di dalam karya
sastra berupa renungan-renungan batin,
konflik kejiwaan, rasa simpati, kasihan,
renungan moral.
7. 5. Tingkat religius atau filosofis: tingkat
kejiwaan yang tertinggi. Tingkat ini tidak
dialami oleh manusia sehari-hari, hanya
dialami bila merenungkan hakikat hidup,
berdoa. Di dalam sastra berupa
renungan batin, hakikat hidup, hubungan
manusia-Tuhan, pengalaman mistik,
renungan filosofis.
8. • Di dalam karya sastra yang bermutu
kelima tingkatan itu harus ada. Bila
karya sastra hanya sampai pada
tingkatan pertama, kedua, atau ketiga
saja maka hanya akan memancarkan
nafsu-nafsu jasmaniah. Maka harus
disublimir dengan tingkatan di atasnya:
human dan religius sehingga memberi
gambaran dunia peradaban yang tinggi.