Makalah ini membahas tentang sastra anak, termasuk pengertian sastra anak, perbedaan genre sastra anak dan dewasa, genre sastra anak menurut Lukens, kontribusi sastra anak terhadap perkembangan nilai pribadi anak, dan nilai-nilai pendidikan yang diberikan sastra anak. Tujuan makalah ini adalah agar pembaca dapat memahami konsep sastra anak secara lebih mendalam.
KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAANAngling_seto
Hubungan sastra dan seni dengan ilmu budaya dasar adalah sama-sama memiliki objek yang sama yaitu manusia. sama-sama mempelajari hubungan antar manusia melalui suatu komunikasi yang beraneka ragam macamnya. dan bayangkan jika manusia hidup tanpa seni. jika manusia hidup tanpa bisa menyalurkan ekspresi mereka. jika manusia tidak bisa berkomunikasi dengan manusia lainnya. maka akan menggangu kejiwaan atau psikologis manusia tersebut.
Anda boleh dapatkan KKBI ini dari saya dengan sedikit bayaran. Akan terus dihantar kepada anda melalui email setelah rundingan dibuat dengan saya. Buat apa susah-susah. KKBI anda beres tanpa perlu bersengkang mata dan buang masa yang panjang. Hubungi saya 011-19958547 / 011-17915430
HASIL KARYA YANG PERLU DIMINTA IZIN DARIPADA PEMILIK SEBELUM DIMUAT TURUN. HUBUNGI 011-19958547/011-17915430 JIKA ANDA BERMINAT MEMILIKINYA TANPA SUSAH PAYAH MEMBUATNYA. AKAN DIHANTAR SECARA POS KEPADA ANDA.
KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAANAngling_seto
Hubungan sastra dan seni dengan ilmu budaya dasar adalah sama-sama memiliki objek yang sama yaitu manusia. sama-sama mempelajari hubungan antar manusia melalui suatu komunikasi yang beraneka ragam macamnya. dan bayangkan jika manusia hidup tanpa seni. jika manusia hidup tanpa bisa menyalurkan ekspresi mereka. jika manusia tidak bisa berkomunikasi dengan manusia lainnya. maka akan menggangu kejiwaan atau psikologis manusia tersebut.
Anda boleh dapatkan KKBI ini dari saya dengan sedikit bayaran. Akan terus dihantar kepada anda melalui email setelah rundingan dibuat dengan saya. Buat apa susah-susah. KKBI anda beres tanpa perlu bersengkang mata dan buang masa yang panjang. Hubungi saya 011-19958547 / 011-17915430
HASIL KARYA YANG PERLU DIMINTA IZIN DARIPADA PEMILIK SEBELUM DIMUAT TURUN. HUBUNGI 011-19958547/011-17915430 JIKA ANDA BERMINAT MEMILIKINYA TANPA SUSAH PAYAH MEMBUATNYA. AKAN DIHANTAR SECARA POS KEPADA ANDA.
Ini adalah sebuah perkongsian ilmu yang bermanfaat untuk digunakan oleh semua golongan masyarakat khususnya pelajar. Bahan ini merupakan tugasan kerja kursus yang diberikan kepada kami iaitu GKB1053 Kemahiran Belajar. Selamat belajar, terima kasih.
2. Sastra anak diyakini memiliki kontribusi yang besar bagi perkembangan kepribadian anak dalam proses menuju kedewasaan. Sastra diyakini mampu mempergunakan sebagai salah sarana untuk menanam, memupuk, mengembangkan, dan bahkan melestarikan nilai-nilai yang diyakini baik dan berharga oleh keluarga, masyarakat dan bangsa. Karena adanya pewarisan nilai-nilai itulah eksistensi suatu masyarakat dan bangsa dapat dipertahankan. Penanaman nilai-nilai dapat dilakukan sejak anak masih belum dapat berbicara dan belum membaca. Nyanyian-nyanyian yang biasa didendangkan seorang ibu untuk membujuk agar si buah hati segera tidur atau sekadar untuk menyenangkan, pada hakikatnya juga bernilai kesastraan dan sekaligus mengandung nilai yang besar bagi perkembangan kejiwaan anak, misalnya nilai kasih sayang dan keindahan. Anak tidak dapat tumbuh secara wajar tanpa dukungan kasih sayang dan kasih sayang itu, antara lain: dapat diekspresikan lewat nyanyian yang bernilai keindahan. Berbagai cerita yang dimaksudkan untuk dikonsumsikan kepada anak dapat diperoleh dan diberikan, antara lain lewat sastra anak (children literature). Anak memiliki potensi keindahan, potensi yang bernilai seni dalam dirinya, baik dalam pengertian menikmati maupun berekspresi. Dalam hal ini si ibulah yang mula-mula berjasa menggali potensi itu, berjasa menanam dalam jiwa, menikmati dalam rasa dan indera, dan mengekspresikan dalam bentuk tingkah laku verbal dan nonverbal.
20. Disekolah Dasar, Pembelajaran Sastra dimaksudkan Untuk meningkatkan kemampuan siswa mengapresiasikan karya sastra. Sastra anak adalah karya sastra yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak, yaitu anak yang berusia antara 6-13 tahun. Sastra anak menurut lukens (2003:9) menawarkan dua hal utama, yaitu kesenangan dan pemahaman. Sedangkan menurut Hunt (1995:61), sastra anak adalah sastra yang menyangkut baik kehidupan manusia, binatang, tumbuhan, maupun kehidupan yang lain. Namun, apapun isi kandungan cerita yang dikisahkan mestilah berangkat dari sudut pandang anak, berada dalam jangkauan pemahaman emosional dan pikiran anak.
21. Dari beberapa kutipan diatas disimpulkan bahwa sastra anak adalah karya sastra yang dapat dipahami oleh anak, Sastra anak bertumpu dan bermula pada penyajian nilai dan imbauan tertentu yang dianggap sebagai pedoman tingkah laku dalam kehidupan. Didalam buku sastra anak dapat mengembangkan imajinasi dan kreativitas, serta memberi pengetahuan keterampilan praktis bagi seorang anak.
23. Perbedaan Genre sastra anak dengan sastra dewasa. Menurut Lukens (2003:8) perbedaan anatara keduanya bukan terdapat spesies atau hakikat kemanusiaan, melainkan pada tingkat pengalaman dan kematangan. Perbedaan antara sastra anak dan dewasa adalah terdapat dal hal tingkatan pengalaman yang dikisahkan, bukan pada hakikat kemanusiaan yang dikisahkan. Sama halnya dengan sastra dewasa, sastra anak pun hadir untuk menawarkan kesenangandan pemahaman. Hanya saja sastra anak memiliki sejumlah keterbatasan baik yang menyangkut pengalaman kehidupan yang dikisahkan maupun bahasa yang dipergunakanuntuk megekspresikan. Pengalaman anak masih terbatas, maka anak belum dapat memahami cerita yang melibatkan pangalaman hidup yang kompleks.
24. Genre dapat dipahami sebagai suatu macam atau tipe kesastraan yang memiliki seperangkat karakteristik umum (Lukens, 2003:13). Sedangkan menurut Mitchell (2003:5-6) genre menunjuk pada pengertian tipe atau kategori pengelompokan karya sastra yang biasanya berdasarkan atas stile, bentuk, atau isi. Pembicaraan tentang genre sastra anak dengan perbedaan genre dalam sastra dewasa, yaitu dalam tiga besar genre puisi, fiksi, dan drama dengan masing-masing memiliki subgenre. Namun, gengre sastra anak faktanya tidak sederhana itu, maka perbedaan genre kedalam tiga macam terseebut sengaja dilakukan.
25. Di bawah ini dikemukakan genre sastra anak lukens (2003:14-34). Perbedaan itu tampak berbeda dengan genre sastra dewasa, dan juga berdasarkan tiga pemikiran perlunya pembicaraan genre di atas. Ia terlihat lebih rinci, tetapi terjadi ketumpangtindihan di sana-sini karena suatu cerita dapat dimasukkan ke dalam lebih dari satu subgenre dengan kriteria yang berbeda.
26. Secara garis besar Lukens mengelompokan genre sastra anak ke dalam enam macam, yaitu
28. Realisme dalam sastra dapat dipahami bahwa cerita yang dikisahkan itu mungkin saja ada dan terjadi walau tidak harus bahwa ia memang benar-benar ada dan terjadi.
30. Genre ini sengaja disebut fiksi formula karena memiliki pola-pola tertentu yang membedakanya dengan jenis yang lain. Walau hal itu tidak mengurangi orisinalitas cerita yang dikreasikan oleh penulis, keadaan itu mau tidak mau merupakan sesuatu yang bersifat membatasi. Jenis sastra anak yang dapat dikategorikan kedalam fiksi formula adalah cerita misteri dan detektif, cerita romantis, dan novel serial.
32. Cerita fantasi dikembangkan lewat imajinasi yang lazim dan dapat diterima sehingga sebagai sebuah cerita dapat diterima oleh pembaca. Jenis sastra anak yang dapat dikelompokkan ke dalam fantasi ini adalah cerita fantasi, fantasi tingkat tinggi, dan fiksi sain.
34. Sastra Tradisional adalah sastra rakyat yang tidak jelas kapan penciptaannya dan tidak pernah diketahui pengarangnya yang diwariskan secara turun-temurun terutama lewat sarana lisan atau dalam tulisan (tangan).
36. Genre puisi anak dapat berwujud puisi-puisi lirik tembang-tembang anak tradisional, lirik tembang-tembang ninabobo, puisi naratif, dan puisi tradisional.
38. Bacaan nonfiksi yang sastra ditulis secara artistik sehingga jika dibaca oleh anak , anak akan memperoleh pemahaman dan sekaligus kesenangan. Ia akan membangkitkan pada diri anak perasaan keindahan yang berwujud efek emosional dan intektual.
41. Anak usia dini yang belum dapat berbicara atau baru berada dalam tahap perkembangan bahasa satu kata atau kalimat dalam dua-tiga kata ikut tertawa-tawa ketika diajak bernyanyi bersama sambil bertepuk tangan. Hal itu dapat dipahami bahwa sastra lisan yang berwujud puisi-lagu tersebut dapat merangsang kegembiraan anak, merangsang emosi anak untuk bergembira, bahkan ketika anak masih berstatus bayi
42. Dalam perkembangan selanjutnya setelah anak dapat memahami cerita, baik diperoleh lewat pendengaran, misalnya diceritai atau dibacakan, maupun lewat kegiatan membaca sendiri, anak akan memperoleh demonstrasi kehidupan sebagaimana yang diperagakan oleh para tokoh cerita akan bertingkah laku baik secara verbal maupun nonverbal yang menunjukan sikap emosionalnya, seperti ekspresi gembira, sedih, takut, terharu, simpati dan empati, benci dan dendam, memaafkan dan lain-lain secara kontekstual sesuai dengan alur cerita.
44. Lewat cerita, anak tidak hanya memperoleh “kehebatan” kisah yang menyenangkan dan memuaskan hatinya. Cerita menampilkan urutan kejadian yang mengandung logika pengurutan, logika pengaluran. Logika pengaluran memperlihatkan hubungan antarperistiwa yang diperani oleh tokoh baik protagonis maupun antagonis. Hubungan yang dibangun dalam pengembangan alur pada umumnya berupa hubungan sebab akibat. Artinya, suatu peristiwa terjadi akibat atau mengakibat terjadinya peristiwatersebut yang lain. Untuk dapat memahami cerita itu, anak harus mengikuti logika hubungan tersebut.
45. Hal itu berarti secara langsung atau tidak langsung anak “mempelajari” hubungan yang terbangun itu, dan bahkan juga iku mengkritiskannya. Mungkin saja anak mempertanyakan alasan tindakan lain yang lebih bernuansa “mengapa”-nya. Jadi, lewat bacaan yang dihadapinya itu aspek intektual anak ikut aktif, ikut berperan, dalam rangka pemahaman dan pengkritisan cerita yang bersangkutan. Dengan kata lain, dengan kegiatan membaca cerita itu, aspek intektual ank juga ikut terkembangkan
47. Berhadapan dengan sastra, baik itu yang berwujud suara maupun tulisan, sebenarnya kita lebih berurusan dengan masalah imajinasi, sesuatu yang abstrak yang berada di dalam jiwa, sedang secara fisik sebenarnya tidak terlalu berarti. Dengan membaca bacaan cerita sastra imajinasi anak dibawa berpetualang ke berbagai penjuru dunia melewati batas waktu dan tempat, tetapi tetap berada di tempat, dibawa untuk mengikuti kisah cerita yang dapat menarik seluruh kedirian anak. Lewat cerita itu anak akan memperoleh pengalaman yang luar biasa (vicarious experince) yang setengahnya mustahil diperoleh dengan cara-cara selain membaca sastra
49. Selain menunjang pertumbuhan dan perkembangan unsur emosional, intektual, imajinasi, dan rasa sosial, bacaan cerita sastra juga berperan dalam pengembangan aspek personalitas yang lain, yaitu rasa etis dan religius. Nilai-nilai sosial, moral, etika, dan religius perlu ditanamkan kepada anak sejak dini secara efektif lewat sikap dan perilaku hidup keseharian. Contoh sikap dan perilaku tokoh cerita yang diberikan kepada anak, lewat cerita ibu (pencerita) atau membaca sendiri jika sudah bisa, dapat dipandang sebagai salah atu cara penanaman nilai-nilai tersebut kepada anak.
52. Ketika membaca cerita, pada hakikatnya anak dibawa untuk melakukan sebuah eksplorasi, sebuah pertualangan imajinatif, ke sebuah dunia relatif yang belum dikenalnya yang menawarkan berbagai pengalaman kehidupan.
54. Bahasa digunakan untuk memahami dunia yang ditawarkan, tetapi sekaligus sastra juga berfungsi meningkatkan kemampuan berbahasa anak, baik menyimak, membaca, berbicara, maupun menulis.
56. Ketika anak berusia 1-2 tahun dininabobokkan dengan nyanyia, dengan kata-kata yang bersajak dan berirama indah, anak sebenarnya belum dapat memahami makna di balik kata-kata itu, tetapi sudah dapat merasakan keindahan. Hal itu dapat dilihat dan reaksi anak, misalnya yang berupa ekspresi wajah yang ceria dan tertawa-tawa, atau gerakan anggota tubuh yang lain. Barangkali perlu disepakati bahwa berbagai aktivitas yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan bahasa anak tersebut dapat dikategorikan sebagai tahap awal pengenalan sastra kepada anak, pengenalan dan pemicu bakat dan apresiasi keindahan kepada anak.
58. Lewat sastra dapat dijumpai berbagai sikap dan perilakuhidup yang mencerminkan budaya suatu masyarakat yang berbeda dengan masyarakat yang lain. Misalnya, perbedaan invisible culture di antara berbagai kelompok sosial mengundang konflik jika kita tidak pandai-pandai menempatkan diri dalam bersikap ketika berhadapan dengan warga dari kultur lain. Tingkah laku dan sikap seseorang dapat dibentuk dan diajarkan lewat pendidikan, lewat pembelajaran pemahaman antarbudaya dan salah satunya lewat bacaan sastra.
60. Kata-kata bijak yang mengatakan bahwa buku adalah jendela ilmu pengetahuan. Tetapi, penyakit malas membaca ini menjangkiti siapa saja, sejak dari anak-anak sekolah, mahasiswa, guru dan dosen. Sungguh keadaan ironis dan memperhatikan. Pentingnya budaya membaca huga telah ditegaskan Taufik Ismail (2003). Dalam tulisanya yang berjudul “Agar Anak Bangsa Tak Rabun Membaca Tak Pincang Mengarang” (2003:9), ia mengatakan peradaban bangsa ditentukan oleh penanaman literasi buku di sekolah. Misalnya, dengan penyediaan buku bacaan yang baik dan menarik di sekolah.
64. Sastra anak juga dapat mengembangkan imajinasi dan kreativitas, serta dapat memberikan pengetahuan keterampilan praktis bagi seorang anak.
65. Sastra anak dapat memberikan suatu pemahaman dan kesenangan bagi seorang anak. Oleh karena itu, baca dan pahamilah buku sastra anak.Daftar Pustaka<br />Ismail,Taufik.2003.”Agar Anak Bangsa Tak Rabun Membaca Tak Pincnag Mengarang”,Yogyakarta: pidato penganugerahan gelar kehormatan doktor honoris causa di bidang pendidikan sastra, di Universitas Negeri Yogyakarta.<br />Nurgiantoro,Burhan.2005.pengantar pemahaman dunia anak.Yogyakarta: gadjah Mada University Press.<br />