Proposal ini membahas pembuatan tablet hisap ekstrak wortel dengan nama dagang Vitma yang mengandung betakaroten untuk menjaga kesehatan mata. Tablet hisap dibuat dengan metode granulasi basah menggunakan mannitol, PVP K-30, dan magnesium stearat."
1. PROPOSAL
PEMBUATAN DAN PENGEMASAN
PRODUK OBAT TABLET HISAP EKSTRAK WORTEL “VITMA”
Proposal ini disusun untuk memenuhi tugas akhir semester TIK
Dosen pengampu:
Ardina Arinta M, A.Md, S.Kom.
DISUSUN OLEH:
DEPIT HERLINASARI(17.773)
AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN SUNAN GIRI
PONOROGO
2017
1
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal pembuatan dan pengemasan
produk farmasi ini untuk memenuhi tugas matakuliah akhidissemester satu.
Terimakasih kami haturkan kepada semua pihak yang mendukung dan
membantu penulis dalam menyelesaikan proposal ini, sehingga proposal ini dapat
selesai tepat pada waktunya.
Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat banyak
kesalahan dalam penulisan proposal ini, penulis menyadari bahwa proposal ini
jauh dari kata sempurna.
Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga penulis
dapat memperbaiki proposal ini agar menjadi lebih baik.
Penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak
yang terkait terutama bagi penulis sendiri dan kita semua.
Ponorogo, 25 November 2017
Penulis
DAFTAR ISI
2
3. KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..............................................................................................................4
A.Latar Belakang.........................................................................................................4
Tujuan........................................................................................................................6
BAB II..................................................................................................................................7
PEMBAHASAN................................................................................................................7
PROFIL USAHA/PERUSAHAAN....................................................................................7
NAMA DAGANG PRODUK...........................................................................................7
BENTUK SEDIAAN.......................................................................................................8
LEAFLET/BROSUR.....................................................................................................11
BAHAN, ALAT, DAN PROSEDUR PRODUKSI...................................................................13
BAB IV...............................................................................................................................16
HASIL UJI MUTU...........................................................................................................16
BAB V................................................................................................................................20
PENGEMASAN..............................................................................................................20
BAB VI...............................................................................................................................21
ANGGARAN DANA & PEMASARAN...............................................................................21
PEMASARAN.................................................................................................................22
BAB VII..............................................................................................................................23
PENUTUP......................................................................................................................23
A. Kesimpulan...........................................................................................................23
B. Saran........................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................25
3
4. LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai Negara agraris yang memungkinkan
dikembangkannya tanaman sayur-sayuran yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia. Sayuran sangat berperan dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan
peningkatan gizi karena mengandung sumber vitamin, serat dan mineral yang
dibutuhkan manusia misalnya wortel (Peranita dkk, 2014).
Wortel (Daucus carota L) termasuk komoditas sayuran yang
banyakmengandung β-karoten, yang merupakan precursor vitamin A. Karoten
atauprovitamin A dapat dikonversi oleh tubuh menjadi vitamin A yang aktif.
Vitamin A merupakan bagian yang penting dari penerimaan cahaya mata.
Kekurangan vitamin A menyebabkan kebutaan, tingginya angka kesakitan, dan
kematian dikalangan balita. Diperkirakan lebih dari 250 juta anak di seluruh dunia
memiliki resiko kekurangan vitamin A. Setiap tahun di Indonesia diperkirakan
lebih dari 60.000 anak menderita gangguan penglihatan yang pada umumnya
diderita oleh anak-anak pra-sekolah, sehingga dianjurkan setiap hari
mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin A seperti halnya wortel
ataupun produk olahannya (Anggara dkk, 2015).
Kurang Vitamin A (KVA) masih merupakan masalah yang tersebar diseluruh
dunia terutama di negara berkembang dan dapat terjadi pada semua umur terutama
4
5. pada masa pertumbuhan. Kurang Vitamin A dalam tubuh dapat menimbulkan
berbagai jenis penyakit yang merupakan “Nutrition Related Diseases” yang dapat
mengenai berbagai macam anatomi dan fungsi dari organ tubuh seperti
menurunkan sistem kekebalan tubuh dan menurunkan epitelisme sel-sel kulit.
Salah satu dampak kurang vitamin A adalah kelainan pada mata yang umumnya
terjadi pada anak usia 6 bulan - 4 tahun yang menjadi penyebab utama kebutaan di
negara berkembang (Depkes, 2003). Mengingat β-karoten atau provitamin A
sangat penting untuk kesehatan,
mengkonsumsi pangan yang mengandung zat gizi ini perlu menjadi
kebiasaaan setiap hari termasuk diantaranya mengkonsumsi wortel. Kebanyakan
masyarakat tidak menyukai rasa dari wortel terutama anak-anak walaupun sudah
dibuat dalam bentuk yang berbeda contohnya jus. Salah satu upaya untuk
mengembangkan tanaman wortel ini agar lebih praktis dan efektif dalam
penggunaannya serta disukai oleh masyarakat terutama anak-anak adalah dengan
membuatnya dalam bentuk ekstrak yang diformulasikan dalam bentuk sediaan
tablet hisap, sehingga tanaman yang terkandung dalam tablet hisap tersebut akan
lebih mudah diserap oleh tubuh dan mudah dilepaskan sebagai bahan aktif di
dalam tubuh. Diharapkan dengan dibuat sebagai tablet hisap, rasa yang tidak enak
dan bau yang tidak disukai dapat tertutupi sehingga dapat dikonsumsi seperti
permen dengan rasa dan aroma yang enak sehingga digemari orang dewasa
maupun anak-anak.
5
6. Tujuan
Untuk membuat tablet hisap ekstrak wortel dengan formulasi dan cita rasa
yang disukai masyarakat dan untuk memenuhi tugas akhir semester matakuliah
TIK.
6
7. BAB II
PEMBAHASAN
PROFIL USAHA/PERUSAHAAN
Nama Perusahaan : PT Sari Farma
Alamat : Jalan Urip Sumoharjo 181, Ponorogo, Jawa Timur,
Indonesia
Tanggal Berdiri : 24 Agustus 2017
Jenis Usaha : Obat
Jumlah Karyawan : 5 Orang
Produk : Tablet hisap ekstrak wortel
Email : dekdepitherlinasari@gmail.com
NAMA DAGANG PRODUK
Nama Dagang produk adalah hal yang sangat penting dan diperlukan
supaya produk kita mudah di ingat dan di kenal oleh semua orang khususnya
target konsumen kita. Untuk usaha ini, kami memberikan nama “Vitma” yang di
ambil dari singkatan Vitamin Mata yaitu vitamin yang berasal dari kandungan
wortel yang bermanfaat untuk kesehatan mata khususnya beta karoten.
7
8. BENTUK SEDIAAN
Seperti telah diketahui dari sediaan obat yang beredar dan digunakan,
tablet merupakan sediaan obat yang lebih disukai oleh para dokter maupun pasien
dibandingkan dengan bentuk sediaan lain. Hal ini disebabkan karena disamping
mudah cara pembuatan dan penggunaannya, dosisnya lebih terjamin, relatif stabil
dalam penyimpanan karena tidak mudah teroksidasi oleh udara. Transportasi dan
distribusinya tidak sulit sehingga mudah sampaikan kepada pemakai. Secara
ekonomis, sediaan ini relatif lebih murah harganya, memberikan dosis yang tepat
dari segi kimianya, bentuknya kompak dan mudah transportasinya, memberikan
kestabilan pada unsur-unsur aktifnya.
Salah satu upaya untuk mengembangkan tanaman wortel ini agar lebih
praktis dan efektif dalam penggunaannya serta disukai oleh masyarakat terutama
anak-anak adalah dengan membuatnya dalam bentuk ekstrak yang diformulasikan
dalam bentuk sediaan tablet hisap, sehingga tanaman yang terkandung dalam
tablet hisap tersebut akan lebih mudah diserap oleh tubuh dan mudah dilepaskan
sebagai bahan aktif di dalam tubuh. Diharapkan dengan dibuat sebagai tablet
hisap, rasa yang tidak enak dan bau yang tidak disukai dapat tertutupi sehingga
dapat dikonsumsi seperti permen dengan rasa dan aroma yang enak sehingga
digemari orang dewasa maupun anak-anak.
β-karoten memiliki sifat tidak tahan pemanasan dan kelembapan, maka
metode yang dipilih adalah granulasi basah dengan pelarut mudah menguap
seperti etanol untuk mencegah stabilitas senyawa β-karoten terhadap pemanasan
8
9. dan kelembapan.Perbedaan antara tablet hisap dengan tablet konvensional terletak
pada sifat-sifat organoleptik, sifat non-desintegrasi, dan laju disolusi yang
diperpanjang pada lidah. Tablet hisap seharusnya terkikis (bukan hancur) selama
berada di dalam mulut (Peters, 1989). Tablet hisap dirancang agar tidak
mengalami kehancuran di dalam mulut, tetapi larut atau terkikis secara perlahan-
lahan dalam jangka waktu 5-10 menit (Peters, 1989). Adapun keuntungan dari
tablet hisap antara lain memiliki rasa manis yang menyenangkan, mudah dalam
penggunaan, kepastian dosis, memberikan efek lokal, dan tidak diperlukan air
minum untuk menggunakannya(Banker&Anderson,1994).
Tablet hisap melarut secara perlahan di dalam mulut. Oleh karena itu,
tablet hisap menggunakan bahan pembantu dengan rasa seperti sukrosa, dekstrosa,
mannitol dan sorbitol (Mendes & Bhargava, 2007). Mannitol bersifat tidak
higroskopis, biasa digunakan dalam pembuatan tablet dengan metode cetak
langsung, selain itu juga biasa digunakan dalam bentuk granul. Spray-dried atau
digunakan dalam metode granulasi basah. Granulasi yang mengandung mannitol
memiliki keuntungan yaitu dapat kering dengan mudah dan granul dapat mengalir
dengan bebas. Mannitol juga digunakan sebagai eksipien dalm formulasi tablet
hisap karena rasa yang manis dan sensasi dingin di mulut (Rowe et al., 2009).
Untuk membentuk tablet hisap yang kompak dan memenuhi kekerasan
tablet yang cukup diperlukan bahan pengikat. Bahan pengikat adalah zat
tambahan yang berfungsi untuk meningkatkan kekompakkan dan daya tahan
tablet melalui penyatuan partikel bersama serbuk lain dalam butir-butir granul
(Voigt, 1994). Bahan pengikat yang umum digunakan adalah polivinil pirolidon
9
10. (PVP), gelatin, HPMC, CMC-Na dan metil selulosa. Pada penelitian ini dipilih
bahan pengikat PVP K-30 karena mampu membentuk ikatan yang kuat antar
granul, sehingga tablet yang dihasilkan memilki kekerasan dan kerapuhan yang
cukup. PVP K-30 juga memiliki sifat alir yang baik, sudut diam minimum dan
menghasilkan daya kompaktibilitas lebih baik (Muktamar, 2007) dan PVP K-30
terbukti aman bahkan bisa digunakan pada larutan plasma ekspander. PVP K-30
pada pembuatan tablet hisap memiliki kadar antara 0,5-5% (Rowe et al, 2009).
Penggunaan PVP K-30 pada konsentrasi 1-3% pada pembuatan tablet ekstrak
tanaman dapat menghasilkan tablet hisap yang mempunyai kekerasan cukup,
kerapuhan yang rendah dan waktu melarut yang lama (Muktamar, 2007).
Adapun persyaratan untuk tablet hisap diantaranya adalah kekerasan
diantara 10-20 kg (Davies, 1995), kerapuhan tablet yang diperbolehkan adalah
kurang dari 1% (Agoes, 2012), dan waktu melarut tablet yang baik adalah 5-10
menit (Peters,1989). Syarat tablet hisap adalah memiliki kekerasan yang tinggi
dan hal ini dapat dicapai dengan metode granulasi basah (Swarbick & Boyland,
1994).
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dilakukan penelitian dengan
menggunakan mannitol sebagai bahan pengisi, PVP K-30 sebagai bahan pengikat
dengan kadar 1%, 2%, dan 3%, Magnesium Stearat sebagai lubrikan, dan
digunakan metode granulasi basah, selanjutnya dilakukan pemeriksaan pengaruh
pengikat PVP K-30 terhadap mutu fisik tablet hisap yang meliputi kekerasan,
kerapuhan, dan waktu melarut tablet. Dari penelitian ini dapat diketahui kadar
PVP K-30 optimal yang dapat menghasilkan mutu tablet hisap ekstrak wortel
10
12. BAB III
12
Vitma 800 mg
• Komposisi:
• Tiap tablet hisap mengandung
Betacaroten(calbiochem)..............................................................................25m
g
• Bahan tambahan
Metilselulose 4000 (N.V Lawsim Zecha & Co), Mg Stearat (Cab-O-Sil,
sukrosa (merekle le), asetonteknis (Berataco) ,etanol 70% (Brataco)
• Uraian:
Tablet hisap Vitma, mengandung beta-karoten. Beta karoten adalah senyawa
organik atau bahan kimia alami yang merupakan provitamin A juga sebagai
salah satu anti-oksidan alami yang kuat, yang akan membantu melindungi
tubuh dari radikal bebas berbahaya, menjaga daya tahan tubuh, dan menjaga
kesehatan mata.
• Indikasi:
Menjaga kesehatan mata
Menangkal radikal bebas
Menjaga daya tahan tubuh
• Kontra Indikasi:
Penderita hipertensif terhadap bahan tersebut
• Peringatan dan perhatian:
Hindari pemakaian jangka panjang dan berulang-ulang
Hindari pakaian bersama dengan alkohol.
Perokok tidak dianjurkan mengonsumsi obat ini.
• Aturan pakai:
Satu tablet Vitma dibiarkan melarutkan perlahan-lahan di dalam mulut.
Digunakan 2 tablet sehari.
Simpan pada suhu dibawah 30˚ C
• Kemasan:
Box berisi 50 strip @ 2 tablet hisap
No. Reg.: DBL 910054872A1
• Diproduksi:
PT Farma Sari
Ponorogo, Jawa Timur, Indonesia
13. BAHAN, ALAT, DAN PROSEDUR PRODUKSI
Bahan:
Bahan penelitian adalah umbi wortel bentuk tumpul(chantenay) yang diperoleh
dari desa Kebo, Malang
Bahan Kimia:
Bahan kimia yang digunakan adalah baku standart betakaroten (Calbiochem),
metilselulose 4000 (N.V Laksmi Echa & Co), Mg stearat(cab-O-Sil), sukrosa
(merek le le), aseton teknis(Brataco), etanol 70%(brataco).
Alat:
Alat pencetak tablet: Hanseaten type E 1 No. Kapasitas 70 tablet per menit
Ayakan granul merah 18 dan mesh 20
Alat penguji distribusi ukuran granul: Resch type 3D. West Germany
Alat penguji kekerasan: erweka hardness tester type TB 24
Alat penguji kerapuhan: erweka friabilitor type TAP
Alat penguji waktu melarut: erweka disintegrating tester type Z1
Alat pengukur bobot jenis: modifikasi standar DIN 53194
Alat pengukur bobot tablet: neraca analitik merk Chyo-JP 160
Alat penguji keseragaman ukuran tablet: jangka sorong
13
14. Alat penguji aliran dan sudut diam: corong gelas dan stopwatch
Alat pengering ekstrak: rotatory evaporator
Alat penguji kadar air: kett infra red moisture balance
Alat-alat gelas
Prosedur:
1. Pembuatan Ekstrak Wortel
Umbi wortel dibersihkan terlebih dahulu, ditimbang kemudian diparut.
Hasil parutan kemudian dikeringkan pada suhu kamar dan tempat gelap sampai
kadar airnya kurang dari 10%, lalu diserbuk dengan gilingan dan diajak
menggunakan mesh 40 lalu ditimbang dan tahap pengetesan perklorat, terus
menerus sampai diperoleh ekstrak (perklorat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan
(Departemen Kesehatan RI, 2000). Pada tahap pengembangan serbuk wortel
dibasahi dengan aseton selama 2 jam. Serbuk yang sudah dibasahi tersebut
dimasukkan kedalam perkolator dan ditambahkan aseton hingga 3-4 cm di atas
bahan, kemudian didiamkan selama 24 jam (maserasi antara). Setelah 24 jam
dilakukan penetesan hasilperkolasi/perklorathingga volume pelarut didalam
perkolator turun dan hampir sama dengan batas atas serbuk dalam perkolator.
Penetesan kemudian dihentikan dan dilakukan lagi penuangan pelarut kedalam
perkolator. Demikian seterusnya hingga terjadi perubahan warna didapatkan
perkolat yang jumlahnya 5 kali bahan.
Ekstrak wortel hasil perkolasi yang didapatkan kemudian dipekatkan
14
15. menggunakan rotavapor pada suhu dibawah 35˚C. Ekstrak pekat yang didapatkan
kemudian dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu kamar sampai
didapatkan bobot ekstrak wortel yang konstan. Selanjutnya ekstrak ini siap untuk
diformulasikan menjadi tablet hisap ekstrak wortel. Seluruh proses mulai dari
pembuatan serbuk simplisia sampai pemekatanekstrak dilakukan dalam cahaya
redup dan hindari pemanasan karena beta karoten cenderung akan mengalami
oksidasi yang cepat dan isomerasi saat terpapar oleh cahaya panas (Ikan, 1984).
2. Pembuatan Granul.
Untuk memperbaiki sifat kompresibilitas dari ekstrak wortel ditambahkan
metilselulosa 4000 sebagai pengikat internal dan ditambahkan sukrosa sedikit
demi sedikit, gerus hingga homogen. Bahan pengikat metilselulosa 4000 ditambah
etanol 70%, terus sampai terbentuk mucilago, kemudian tambahkan mucilagoini
kedalam campuran serbuk, gerus hingga terbentuk massa granul. Massa granul
kemudian diayak menggunakan granul dengan ukuran mesh 18 kemudian
dikeringkan dalam lemari pengering sampai kadar air<20% (30 menit). Setelah
dikeringkan granul ini menggunakan pengayak granul dengan mesh 20.
3. Pemeriksaan Mutu Fisik Granul.
Sebelum granul dicetak menjadi tablet maka dilakukan pemeriksaan mutu
granul yang meliputi: kadar air, distribusi ukuran, granul, penentuan sifat alir,
sudut diam dan kompresibilitas.
4. Pembuatan Tablet Hisap
15
16. Tablet hisap ekstrak wortel direncanakan mengandung 0,5 mg beta karoten
per tablet. Kadar beta karoten dalam ekstrak diperhitungkan dari pendekatan
pustaka (Linde, 1992) yang menyebutkan bahwa dalam 1 kg wortel segar
mengandung 66 mg beta karoten. Jadi, 1 kg wortel segar dapat dibuat tablet
sebanyak 132 tablet. Jadi untuk membuat 600 tablet diperlukan wortel segar 5 kg.
Ekstraksi 5 kg wortel segar didapatkan ekstrak sejumlah 15 gram. Jadi jumlah
ekstrak wortel per tablet adalah 25,0 mg. Masing-masing granul yang sudah
kering dicampur dengan Mg stearat 1% selama 5 menit. Perhitungan Mg stearat
berdasarkan berat granul. Campuran massa granul dicetak menjadi tablet dengan
bobot 800 mg dan diameter 13 mm dengan mesin pencetak tablet.
5. Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet.
Pemeriksaan mutu fisik tablet yang dilakukan yakni: keseragaman bobot
tablet, ukuran tablet, kekerasan, kerapuhan, waktu melarut.
BAB IV
HASIL UJI MUTU
Sebelum dilakukan tabletasi, maka terlebih dahulu umbi wortel segar
diparut kemudian dikeringkan pada suhu kamar dan diserbuk dengan gilingan
kemudian diayak menggunakan mesh 40, tujuan pengecilan partikel dimaksudkan
16
17. untuk meningkatkan luas partilkel sehingga memudahkan ekatraksi. Kemudian
dilakukan pemeriksaan kadar air simplisia dengan alat moisture balance 45, kadar
air harus kurang dari 10%, selanjutnya diekstraksi dengan metode perkolasi dan
sebagai pelarut adalah aseton. Alasan memakai metode perkolasi untuk
menghindari amilum masuk ke perklorat, karena amilum dapat mempengaruhi
rasa yaitu menjadi kesat. Pelaut aseton digunakan karena beta karoten larut dalam
aset on sehingga akan menghasilkan komponen beta karoten yang maksimal,
diaamping itu aseton mudah menguap sehingga memudahkan penanganan untuk
menghilangkan aseton dari ekstrak. Cara penanganan ekstrak bebas aseton yaitu
dikeringkan pada lemari pengering sampai bobotnya konstan. Setelah didapatkan
ekstrak kemudian dilakukan identifikasi beta karoten dengan KLT dimana eluen
yang digunakan adalah heksan : aseton (99:1) dengan menggunakan noda H2SO4
pekat. Noda yang dihasilkan berwarna coklatnya harga Ef untuk baku standar 0,70
dan harga Rf untuk sampel 0,70.
Pada pembuatan tablet hisap ekstrak wortel dilakukan orientasi untuk
meningkatkan kompreainilitas dari ekstrak, sebab tanpa bahan pengikat t1 internal
akan diperoleh tablet yang sangat rapuh. Setelah ekstrak digranulasi dengan
metode granulasi basah maka dilakukan uji mutu fisik granul yaitu distribusi
ukuran granul, penentuan sifat akhir dan sudut diam, % kompresibilitas dan kadar
air granul.
Uji distribusi granul dilakukan guna mengetahui jumlah granul tiap
formula. Jumlah dengan ukuran <150 μm (merah<100) pada formula
menunjukkan nilai antara 12-24% (F0=24%, F1=18%,F2=14%, F3=14%,
17
18. F4=12%). Harga ini sesuai dengan persyaratan dimana % fines kurang dari 20%
(Felmiester, 1970) kecuali harga F0 karena pada formula ini tidak ada pengikat
internal.
Untuk uji sudut diam dilakukan bersama dengan pengukuran kecepatan air
memberikan hasil baik yaitu kecepatan alir antara 11,28-13,41% g/dt (F0=12,00
g/dt, F1=11,49 g/dt, F2=11,28 g/dt, F3=13,41 g/dt, F4=12,96 g/dt. Sudut diam
antara 22,13-23,10˚ (F0=22,13˚, F1=22,45˚,F3=23,10˚,F3=22,13˚, F4=22,77˚).
Hal ini sesuai dengan pustaka yang menyebutkan bahwa struktur diam yang kecil
menggambarkan struktur permukaan yang halus dan sifat kohesinya kecil
sehingga mempunyai kemampuan alir yang baik.
Harga kompresibilitas yang didapat antara 8,82%-13,53% (F0=13,53%,
F1=9,67%, F2=9,80%, F3=8,82%, F4=9,66%) menunjukkan bahwa campuran
serbuk mempunyai kompresibilitas baik.
Harga kadar air yang memenuhi persyaratan yaitu antara 0,78%-1,18%
(F1=0,78%%, F2=0,98%, F3=0,99%, F4=1,18%) hal ini sesuai dengan pustaka
yang menyebutkan kadar air campuran serbuk untuk tablet hisap berkisar antara
0,75%-2% (Peter, 1980).
Dari uji mutu fisik gradual diatas maka diperoleh kesimpulan bahwa
granul memenuhi persyaratan untuk ditabletasi.
Setelah dilakukan uji mutu fisik granul, granul dibuat tablet dengan
bantuan Mg asetat menggunakan mesin pencetak tablet kemudian dilakukan uji
mutu fisik tablet antara lain kekerasan, kerapuhan, dan waktu melarut.
18
19. Pada pemeriksaan kekerasan tablet hisap ekstrak wortel didapatkan hasil
antara 3,91 kg-6,50 kg (F0=3,91 kg, F1= 4,53 kg, F2=5,30 kg, F3=6,06
kgF0<F1<F2<Fe<F4. Hal ini disebabkan karena kadar metilselulosa 4000 pada
tiap formula berbeda-beda sehingga mempengaruhi kekerasan tablet yang
dihasilkan. Hasil yang didapatkan tidak memenuhi persyaratan kekerasan tablet
hisap (10-20 kg Parrot, 1970), tetapi kekerasan tablet hisap bukan merupakan
faktor yang sangat menentukan, karena bila dengan kekerasan tertentu didapatkan
waktu melarutkan yang sesuai persyaratan maka tablet hisap yang dihasilkan
sudah dapat diterima.
Pada pemeriksaan kerapuhan tablet hisap ekstrak wortel didapatkan hasil
antara 0,48%-1,07% (F1=1,07%, F2=0,79%, F3=0,65%, F4=0,48%. Formula 2, 3,
4, memenuhi persyaratan kerapuhan yaitu kurang dari 1% ( The United State
Pharmacopoeia, 2000). Sedangkan pada F1 tidak memenuhi persyaratan karena
pada formula ini tidak menggunakan bahan pengikat eksternal sehingga memiliki
kekuatan yang relatif kurang baik dibanding formula yang lain dan
mengakibatkan keampuhannya lebih tinggi.
Pada pemisahan tablet hisap ekstrak wortel didapatkan antara 5,29 menit-
7,46 menit. Semua formula memenuhi persyaratan waktu melarutkan tablet hisap
adalah 5-10 menit(Peter, 1980).
Dari hasil uji mutu fisik tablet hisap ekstrak wortel maka diperoleh
kesimpulan bahwa formula 2(1%) memiliki mutu fisik yang optimal karena
dengan bahan pengikat yang rendah menghasilkan kekerasan yang cukup untuk
19
20. melarutkan secara perlahan tanpa mengalami disintegrasi.
BAB V
PENGEMASAN
Pengemasan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan mutlak
diperlukan dalam persaingan dunia usaha seperti saat ini. Dalam pengemasan
produk tablet hisap ekstrak wortel "Vitma" kami menggunakan kemasan strip
packaging dimana setiap strip berisi dua tablet hisap. Setiap 50 strip di kemas
dalam satu kotak.
Strip packaging merupakan pengemasan yang menganut sistem dosis
tunggal, biasanya untuk sediaan padat (tablet, kapsul, kaplet, dan lain-lain) yang
20
21. digunakan secara per oral. Metode pengemasan ini cocok untuk tablet hisap
karena bahannya mengandung alumunium yang bisa menjaga obat dari pengaruh
kelembaban serta kemasannya mudah dibuka. Setelah itu setiap 50 strip di kemas
dalam sebuah kotak.
BAB VI
ANGGARAN DANA & PEMASARAN
Modal:
Modal yang dikeluarkan untuk usaha ini Rp: 2.000.000
Total biaya perlengkapan+biaya bahan baku+biaya lain-lain:
Rp: 900.000 +Rp: 780.000+Rp: 320.000= Rp: 2.000.000
Dimana dalam produksi kami membuat 600 tablet hisap dengan modal Rp:
2.000.000
21
22. Penentuan Harga Jual Produk:
HPP( Harga Pokok Produksi) = biaya total / hasil produksi
=Rp: 2.000.000/600 = Rp: 3.333 pcs
Harga jual = harga pokok+laba = Rp: 3.333+Rp: 1.667 = Rp: 5.000
Laba Rugi:
Laba = (hasil produksi x harga jual) – modal = (600 x Rp: 5.000) – Rp: 2.000.000
= Rp: 1.000.000 – Rp; 2.000.000 = Rp: 1.000.000
Prosentase laba = laba/ modal x 100%
=Rp: 1.000.000 /Rp: 2.000.000 x 100% = 50 persen
PEMASARAN
Dalam proses pemasaran produk ini, kami tidak hanya melalui indoor,
tetapi juga outdoor yaitu tidak hanya kepada masyarakat sekitar melainkan ke
daerah-daerah lain metode yang kami gunakan dengan memasang iklan online dan
menyebarkan brosur di berbagai tempat.
22
23. BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demikian proposal ini disusun dengan harapan permohonan produksi
tablet hisap "Vitma" yang kami dirikan dapat diterima. Pembuatan proposal ini
bertujuan untuk membuat usaha produksi tablet hisap ekstrak wortel untuk
kesehatan mata masyarakat
Dari pembuatan produk tablet hisap "Vitma" ini, saya dapat
menyimpulkan bahwa salah satu upaya untuk mengembangkan tanaman wortel ini
agar lebih praktis dan efektif dalam penggunaannya serta disukai oleh masyarakat
terutama anak-anak adalah dengan membuatnya dalam bentuk ekstrak yang
diformulasikan dalam bentuk sediaan tablet hisap. Oleh karena itu, kami ingin
membuat tablet hisap ekstra wortel "Vitma" dengan formulasi yang disukai
masyarakat serta dapat membantu pemerintah mengurangi pengangguran di era
23
24. krisis global seperti sekarang ini.
Saya menyadari bahwa tiada yang sempurna di dunia ini kecuali Tuhan
yang Maha Esa. Dalam pembuatan proposal ini tentunya masih banyak
kekurangan, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran Bapak/Ibu yang
sifatnya membangun guna sebagai bahan evaluasi saya untuk kedepannya agar
lebih baik lagi.
Akhir dari penulisan proposal ini saya ucapkan terimakasih kepada semua
pihak khusunya anggota PT Sari Farma yang telah ikut membantu dan
berpartisipasi dalam menyusun proposal dan produksi tablet hisap "Vitma".
Terimakasih juga atas penerimaan proposal ini, serta saya berharap agar
pelaksanaan produksi ini dapat berjalan dengan baik dan lancar.
B. Saran
Agar pelaksanaan produksi dapat berjalan dengan baik dan lancar, saya
memiliki beberapa saran mengenai perencanaan produksi. Anatara lain :
1) Perencanaan proses produksi harus mengarah pada kegiatan pada masa-masa
mendatang.
2) Perencanaan proses produksi harus mempunyai jangka waktu tertentu.
3) Perencanaan proses produksi harus mempersiapkan tenaga kerja, mesin-mesin,
bahan baku, metode pengerjaan, modal, dan sebagainya.
4) Perencanaan proses produksi harus dapat mengkoordinir kegiatan produksi
dengan kegiatan bagian lain.
24
25. 5) Perencanaan proses produksi harus dapat menentukan jumlah produk, jenis
produk, kualitas produk, warna produk, ukuran produk, bentuk produk, dan
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Luthfi. 2016. https://luthfan.com/contohproposalusahamakanan/. Diakses pada 26
November 2017 pukul 12:17 WIB.
Porri Mario, Frans. 2006. http://repository.unair.ac.id/10159/2/gdlhub-gdl-s1-
2006-mairifrans-1591-ff.66_06.pdf. Diakses pada Minggu, 26 November 2017
pukul 19.00 WIB.
Elhadi, Wahyu. 2014. https://latarkelas.wordpress.com/2014/05/29/merancang-
proses-produksi/.Diakses pada Jumat, 01 Desember 2017 pukul 21.20 WIB.
25