SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
PROPOSAL
PEMBUATAN DAN PENGEMASAN
PRODUK OBAT TABLET HISAP EKSTRAK WORTEL “VITMA”
Proposal ini disusun untuk memenuhi tugas akhir semester TIK
Dosen pengampu:
Ardina Arinta M, A.Md, S.Kom.
DISUSUN OLEH:
DEPIT HERLINASARI(17.773)
AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN SUNAN GIRI
PONOROGO
2017
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal pembuatan dan pengemasan
produk farmasi ini untuk memenuhi tugas matakuliah akhidissemester satu.
Terimakasih kami haturkan kepada semua pihak yang mendukung dan
membantu penulis dalam menyelesaikan proposal ini, sehingga proposal ini dapat
selesai tepat pada waktunya.
Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat banyak
kesalahan dalam penulisan proposal ini, penulis menyadari bahwa proposal ini
jauh dari kata sempurna.
Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga penulis
dapat memperbaiki proposal ini agar menjadi lebih baik.
Penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak
yang terkait terutama bagi penulis sendiri dan kita semua.
Ponorogo, 25 November 2017
Penulis
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..............................................................................................................4
A.Latar Belakang.........................................................................................................4
Tujuan........................................................................................................................6
BAB II..................................................................................................................................7
PEMBAHASAN................................................................................................................7
PROFIL USAHA/PERUSAHAAN....................................................................................7
NAMA DAGANG PRODUK...........................................................................................7
BENTUK SEDIAAN.......................................................................................................8
LEAFLET/BROSUR.....................................................................................................11
BAHAN, ALAT, DAN PROSEDUR PRODUKSI...................................................................13
BAB IV...............................................................................................................................16
HASIL UJI MUTU...........................................................................................................16
BAB V................................................................................................................................20
PENGEMASAN..............................................................................................................20
BAB VI...............................................................................................................................21
ANGGARAN DANA & PEMASARAN...............................................................................21
PEMASARAN.................................................................................................................22
BAB VII..............................................................................................................................23
PENUTUP......................................................................................................................23
A. Kesimpulan...........................................................................................................23
B. Saran........................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................25
3
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai Negara agraris yang memungkinkan
dikembangkannya tanaman sayur-sayuran yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia. Sayuran sangat berperan dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan
peningkatan gizi karena mengandung sumber vitamin, serat dan mineral yang
dibutuhkan manusia misalnya wortel (Peranita dkk, 2014).
Wortel (Daucus carota L) termasuk komoditas sayuran yang
banyakmengandung β-karoten, yang merupakan precursor vitamin A. Karoten
atauprovitamin A dapat dikonversi oleh tubuh menjadi vitamin A yang aktif.
Vitamin A merupakan bagian yang penting dari penerimaan cahaya mata.
Kekurangan vitamin A menyebabkan kebutaan, tingginya angka kesakitan, dan
kematian dikalangan balita. Diperkirakan lebih dari 250 juta anak di seluruh dunia
memiliki resiko kekurangan vitamin A. Setiap tahun di Indonesia diperkirakan
lebih dari 60.000 anak menderita gangguan penglihatan yang pada umumnya
diderita oleh anak-anak pra-sekolah, sehingga dianjurkan setiap hari
mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin A seperti halnya wortel
ataupun produk olahannya (Anggara dkk, 2015).
Kurang Vitamin A (KVA) masih merupakan masalah yang tersebar diseluruh
dunia terutama di negara berkembang dan dapat terjadi pada semua umur terutama
4
pada masa pertumbuhan. Kurang Vitamin A dalam tubuh dapat menimbulkan
berbagai jenis penyakit yang merupakan “Nutrition Related Diseases” yang dapat
mengenai berbagai macam anatomi dan fungsi dari organ tubuh seperti
menurunkan sistem kekebalan tubuh dan menurunkan epitelisme sel-sel kulit.
Salah satu dampak kurang vitamin A adalah kelainan pada mata yang umumnya
terjadi pada anak usia 6 bulan - 4 tahun yang menjadi penyebab utama kebutaan di
negara berkembang (Depkes, 2003). Mengingat β-karoten atau provitamin A
sangat penting untuk kesehatan,
mengkonsumsi pangan yang mengandung zat gizi ini perlu menjadi
kebiasaaan setiap hari termasuk diantaranya mengkonsumsi wortel. Kebanyakan
masyarakat tidak menyukai rasa dari wortel terutama anak-anak walaupun sudah
dibuat dalam bentuk yang berbeda contohnya jus. Salah satu upaya untuk
mengembangkan tanaman wortel ini agar lebih praktis dan efektif dalam
penggunaannya serta disukai oleh masyarakat terutama anak-anak adalah dengan
membuatnya dalam bentuk ekstrak yang diformulasikan dalam bentuk sediaan
tablet hisap, sehingga tanaman yang terkandung dalam tablet hisap tersebut akan
lebih mudah diserap oleh tubuh dan mudah dilepaskan sebagai bahan aktif di
dalam tubuh. Diharapkan dengan dibuat sebagai tablet hisap, rasa yang tidak enak
dan bau yang tidak disukai dapat tertutupi sehingga dapat dikonsumsi seperti
permen dengan rasa dan aroma yang enak sehingga digemari orang dewasa
maupun anak-anak.
5
Tujuan
Untuk membuat tablet hisap ekstrak wortel dengan formulasi dan cita rasa
yang disukai masyarakat dan untuk memenuhi tugas akhir semester matakuliah
TIK.
6
BAB II
PEMBAHASAN
PROFIL USAHA/PERUSAHAAN
Nama Perusahaan : PT Sari Farma
Alamat : Jalan Urip Sumoharjo 181, Ponorogo, Jawa Timur,
Indonesia
Tanggal Berdiri : 24 Agustus 2017
Jenis Usaha : Obat
Jumlah Karyawan : 5 Orang
Produk : Tablet hisap ekstrak wortel
Email : dekdepitherlinasari@gmail.com
NAMA DAGANG PRODUK
Nama Dagang produk adalah hal yang sangat penting dan diperlukan
supaya produk kita mudah di ingat dan di kenal oleh semua orang khususnya
target konsumen kita. Untuk usaha ini, kami memberikan nama “Vitma” yang di
ambil dari singkatan Vitamin Mata yaitu vitamin yang berasal dari kandungan
wortel yang bermanfaat untuk kesehatan mata khususnya beta karoten.
7
BENTUK SEDIAAN
Seperti telah diketahui dari sediaan obat yang beredar dan digunakan,
tablet merupakan sediaan obat yang lebih disukai oleh para dokter maupun pasien
dibandingkan dengan bentuk sediaan lain. Hal ini disebabkan karena disamping
mudah cara pembuatan dan penggunaannya, dosisnya lebih terjamin, relatif stabil
dalam penyimpanan karena tidak mudah teroksidasi oleh udara. Transportasi dan
distribusinya tidak sulit sehingga mudah sampaikan kepada pemakai. Secara
ekonomis, sediaan ini relatif lebih murah harganya, memberikan dosis yang tepat
dari segi kimianya, bentuknya kompak dan mudah transportasinya, memberikan
kestabilan pada unsur-unsur aktifnya.
Salah satu upaya untuk mengembangkan tanaman wortel ini agar lebih
praktis dan efektif dalam penggunaannya serta disukai oleh masyarakat terutama
anak-anak adalah dengan membuatnya dalam bentuk ekstrak yang diformulasikan
dalam bentuk sediaan tablet hisap, sehingga tanaman yang terkandung dalam
tablet hisap tersebut akan lebih mudah diserap oleh tubuh dan mudah dilepaskan
sebagai bahan aktif di dalam tubuh. Diharapkan dengan dibuat sebagai tablet
hisap, rasa yang tidak enak dan bau yang tidak disukai dapat tertutupi sehingga
dapat dikonsumsi seperti permen dengan rasa dan aroma yang enak sehingga
digemari orang dewasa maupun anak-anak.
β-karoten memiliki sifat tidak tahan pemanasan dan kelembapan, maka
metode yang dipilih adalah granulasi basah dengan pelarut mudah menguap
seperti etanol untuk mencegah stabilitas senyawa β-karoten terhadap pemanasan
8
dan kelembapan.Perbedaan antara tablet hisap dengan tablet konvensional terletak
pada sifat-sifat organoleptik, sifat non-desintegrasi, dan laju disolusi yang
diperpanjang pada lidah. Tablet hisap seharusnya terkikis (bukan hancur) selama
berada di dalam mulut (Peters, 1989). Tablet hisap dirancang agar tidak
mengalami kehancuran di dalam mulut, tetapi larut atau terkikis secara perlahan-
lahan dalam jangka waktu 5-10 menit (Peters, 1989). Adapun keuntungan dari
tablet hisap antara lain memiliki rasa manis yang menyenangkan, mudah dalam
penggunaan, kepastian dosis, memberikan efek lokal, dan tidak diperlukan air
minum untuk menggunakannya(Banker&Anderson,1994).
Tablet hisap melarut secara perlahan di dalam mulut. Oleh karena itu,
tablet hisap menggunakan bahan pembantu dengan rasa seperti sukrosa, dekstrosa,
mannitol dan sorbitol (Mendes & Bhargava, 2007). Mannitol bersifat tidak
higroskopis, biasa digunakan dalam pembuatan tablet dengan metode cetak
langsung, selain itu juga biasa digunakan dalam bentuk granul. Spray-dried atau
digunakan dalam metode granulasi basah. Granulasi yang mengandung mannitol
memiliki keuntungan yaitu dapat kering dengan mudah dan granul dapat mengalir
dengan bebas. Mannitol juga digunakan sebagai eksipien dalm formulasi tablet
hisap karena rasa yang manis dan sensasi dingin di mulut (Rowe et al., 2009).
Untuk membentuk tablet hisap yang kompak dan memenuhi kekerasan
tablet yang cukup diperlukan bahan pengikat. Bahan pengikat adalah zat
tambahan yang berfungsi untuk meningkatkan kekompakkan dan daya tahan
tablet melalui penyatuan partikel bersama serbuk lain dalam butir-butir granul
(Voigt, 1994). Bahan pengikat yang umum digunakan adalah polivinil pirolidon
9
(PVP), gelatin, HPMC, CMC-Na dan metil selulosa. Pada penelitian ini dipilih
bahan pengikat PVP K-30 karena mampu membentuk ikatan yang kuat antar
granul, sehingga tablet yang dihasilkan memilki kekerasan dan kerapuhan yang
cukup. PVP K-30 juga memiliki sifat alir yang baik, sudut diam minimum dan
menghasilkan daya kompaktibilitas lebih baik (Muktamar, 2007) dan PVP K-30
terbukti aman bahkan bisa digunakan pada larutan plasma ekspander. PVP K-30
pada pembuatan tablet hisap memiliki kadar antara 0,5-5% (Rowe et al, 2009).
Penggunaan PVP K-30 pada konsentrasi 1-3% pada pembuatan tablet ekstrak
tanaman dapat menghasilkan tablet hisap yang mempunyai kekerasan cukup,
kerapuhan yang rendah dan waktu melarut yang lama (Muktamar, 2007).
Adapun persyaratan untuk tablet hisap diantaranya adalah kekerasan
diantara 10-20 kg (Davies, 1995), kerapuhan tablet yang diperbolehkan adalah
kurang dari 1% (Agoes, 2012), dan waktu melarut tablet yang baik adalah 5-10
menit (Peters,1989). Syarat tablet hisap adalah memiliki kekerasan yang tinggi
dan hal ini dapat dicapai dengan metode granulasi basah (Swarbick & Boyland,
1994).
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dilakukan penelitian dengan
menggunakan mannitol sebagai bahan pengisi, PVP K-30 sebagai bahan pengikat
dengan kadar 1%, 2%, dan 3%, Magnesium Stearat sebagai lubrikan, dan
digunakan metode granulasi basah, selanjutnya dilakukan pemeriksaan pengaruh
pengikat PVP K-30 terhadap mutu fisik tablet hisap yang meliputi kekerasan,
kerapuhan, dan waktu melarut tablet. Dari penelitian ini dapat diketahui kadar
PVP K-30 optimal yang dapat menghasilkan mutu tablet hisap ekstrak wortel
10
yang memenuhi persyaratan.
LEAFLET/BROSUR
11
BAB III
12
Vitma 800 mg
• Komposisi:
• Tiap tablet hisap mengandung
Betacaroten(calbiochem)..............................................................................25m
g
• Bahan tambahan
Metilselulose 4000 (N.V Lawsim Zecha & Co), Mg Stearat (Cab-O-Sil,
sukrosa (merekle le), asetonteknis (Berataco) ,etanol 70% (Brataco)
• Uraian:
Tablet hisap Vitma, mengandung beta-karoten. Beta karoten adalah senyawa
organik atau bahan kimia alami yang merupakan provitamin A juga sebagai
salah satu anti-oksidan alami yang kuat, yang akan membantu melindungi
tubuh dari radikal bebas berbahaya, menjaga daya tahan tubuh, dan menjaga
kesehatan mata.
• Indikasi:
Menjaga kesehatan mata
Menangkal radikal bebas
Menjaga daya tahan tubuh
• Kontra Indikasi:
Penderita hipertensif terhadap bahan tersebut
• Peringatan dan perhatian:
Hindari pemakaian jangka panjang dan berulang-ulang
Hindari pakaian bersama dengan alkohol.
Perokok tidak dianjurkan mengonsumsi obat ini.
• Aturan pakai:
Satu tablet Vitma dibiarkan melarutkan perlahan-lahan di dalam mulut.
Digunakan 2 tablet sehari.
Simpan pada suhu dibawah 30˚ C
• Kemasan:
Box berisi 50 strip @ 2 tablet hisap
No. Reg.: DBL 910054872A1
• Diproduksi:
PT Farma Sari
Ponorogo, Jawa Timur, Indonesia
BAHAN, ALAT, DAN PROSEDUR PRODUKSI
Bahan:
Bahan penelitian adalah umbi wortel bentuk tumpul(chantenay) yang diperoleh
dari desa Kebo, Malang
Bahan Kimia:
Bahan kimia yang digunakan adalah baku standart betakaroten (Calbiochem),
metilselulose 4000 (N.V Laksmi Echa & Co), Mg stearat(cab-O-Sil), sukrosa
(merek le le), aseton teknis(Brataco), etanol 70%(brataco).
Alat:
Alat pencetak tablet: Hanseaten type E 1 No. Kapasitas 70 tablet per menit
Ayakan granul merah 18 dan mesh 20
Alat penguji distribusi ukuran granul: Resch type 3D. West Germany
Alat penguji kekerasan: erweka hardness tester type TB 24
Alat penguji kerapuhan: erweka friabilitor type TAP
Alat penguji waktu melarut: erweka disintegrating tester type Z1
Alat pengukur bobot jenis: modifikasi standar DIN 53194
Alat pengukur bobot tablet: neraca analitik merk Chyo-JP 160
Alat penguji keseragaman ukuran tablet: jangka sorong
13
Alat penguji aliran dan sudut diam: corong gelas dan stopwatch
Alat pengering ekstrak: rotatory evaporator
Alat penguji kadar air: kett infra red moisture balance
Alat-alat gelas
Prosedur:
1. Pembuatan Ekstrak Wortel
Umbi wortel dibersihkan terlebih dahulu, ditimbang kemudian diparut.
Hasil parutan kemudian dikeringkan pada suhu kamar dan tempat gelap sampai
kadar airnya kurang dari 10%, lalu diserbuk dengan gilingan dan diajak
menggunakan mesh 40 lalu ditimbang dan tahap pengetesan perklorat, terus
menerus sampai diperoleh ekstrak (perklorat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan
(Departemen Kesehatan RI, 2000). Pada tahap pengembangan serbuk wortel
dibasahi dengan aseton selama 2 jam. Serbuk yang sudah dibasahi tersebut
dimasukkan kedalam perkolator dan ditambahkan aseton hingga 3-4 cm di atas
bahan, kemudian didiamkan selama 24 jam (maserasi antara). Setelah 24 jam
dilakukan penetesan hasilperkolasi/perklorathingga volume pelarut didalam
perkolator turun dan hampir sama dengan batas atas serbuk dalam perkolator.
Penetesan kemudian dihentikan dan dilakukan lagi penuangan pelarut kedalam
perkolator. Demikian seterusnya hingga terjadi perubahan warna didapatkan
perkolat yang jumlahnya 5 kali bahan.
Ekstrak wortel hasil perkolasi yang didapatkan kemudian dipekatkan
14
menggunakan rotavapor pada suhu dibawah 35˚C. Ekstrak pekat yang didapatkan
kemudian dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu kamar sampai
didapatkan bobot ekstrak wortel yang konstan. Selanjutnya ekstrak ini siap untuk
diformulasikan menjadi tablet hisap ekstrak wortel. Seluruh proses mulai dari
pembuatan serbuk simplisia sampai pemekatanekstrak dilakukan dalam cahaya
redup dan hindari pemanasan karena beta karoten cenderung akan mengalami
oksidasi yang cepat dan isomerasi saat terpapar oleh cahaya panas (Ikan, 1984).
2. Pembuatan Granul.
Untuk memperbaiki sifat kompresibilitas dari ekstrak wortel ditambahkan
metilselulosa 4000 sebagai pengikat internal dan ditambahkan sukrosa sedikit
demi sedikit, gerus hingga homogen. Bahan pengikat metilselulosa 4000 ditambah
etanol 70%, terus sampai terbentuk mucilago, kemudian tambahkan mucilagoini
kedalam campuran serbuk, gerus hingga terbentuk massa granul. Massa granul
kemudian diayak menggunakan granul dengan ukuran mesh 18 kemudian
dikeringkan dalam lemari pengering sampai kadar air<20% (30 menit). Setelah
dikeringkan granul ini menggunakan pengayak granul dengan mesh 20.
3. Pemeriksaan Mutu Fisik Granul.
Sebelum granul dicetak menjadi tablet maka dilakukan pemeriksaan mutu
granul yang meliputi: kadar air, distribusi ukuran, granul, penentuan sifat alir,
sudut diam dan kompresibilitas.
4. Pembuatan Tablet Hisap
15
Tablet hisap ekstrak wortel direncanakan mengandung 0,5 mg beta karoten
per tablet. Kadar beta karoten dalam ekstrak diperhitungkan dari pendekatan
pustaka (Linde, 1992) yang menyebutkan bahwa dalam 1 kg wortel segar
mengandung 66 mg beta karoten. Jadi, 1 kg wortel segar dapat dibuat tablet
sebanyak 132 tablet. Jadi untuk membuat 600 tablet diperlukan wortel segar 5 kg.
Ekstraksi 5 kg wortel segar didapatkan ekstrak sejumlah 15 gram. Jadi jumlah
ekstrak wortel per tablet adalah 25,0 mg. Masing-masing granul yang sudah
kering dicampur dengan Mg stearat 1% selama 5 menit. Perhitungan Mg stearat
berdasarkan berat granul. Campuran massa granul dicetak menjadi tablet dengan
bobot 800 mg dan diameter 13 mm dengan mesin pencetak tablet.
5. Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet.
Pemeriksaan mutu fisik tablet yang dilakukan yakni: keseragaman bobot
tablet, ukuran tablet, kekerasan, kerapuhan, waktu melarut.
BAB IV
HASIL UJI MUTU
Sebelum dilakukan tabletasi, maka terlebih dahulu umbi wortel segar
diparut kemudian dikeringkan pada suhu kamar dan diserbuk dengan gilingan
kemudian diayak menggunakan mesh 40, tujuan pengecilan partikel dimaksudkan
16
untuk meningkatkan luas partilkel sehingga memudahkan ekatraksi. Kemudian
dilakukan pemeriksaan kadar air simplisia dengan alat moisture balance 45, kadar
air harus kurang dari 10%, selanjutnya diekstraksi dengan metode perkolasi dan
sebagai pelarut adalah aseton. Alasan memakai metode perkolasi untuk
menghindari amilum masuk ke perklorat, karena amilum dapat mempengaruhi
rasa yaitu menjadi kesat. Pelaut aseton digunakan karena beta karoten larut dalam
aset on sehingga akan menghasilkan komponen beta karoten yang maksimal,
diaamping itu aseton mudah menguap sehingga memudahkan penanganan untuk
menghilangkan aseton dari ekstrak. Cara penanganan ekstrak bebas aseton yaitu
dikeringkan pada lemari pengering sampai bobotnya konstan. Setelah didapatkan
ekstrak kemudian dilakukan identifikasi beta karoten dengan KLT dimana eluen
yang digunakan adalah heksan : aseton (99:1) dengan menggunakan noda H2SO4
pekat. Noda yang dihasilkan berwarna coklatnya harga Ef untuk baku standar 0,70
dan harga Rf untuk sampel 0,70.
Pada pembuatan tablet hisap ekstrak wortel dilakukan orientasi untuk
meningkatkan kompreainilitas dari ekstrak, sebab tanpa bahan pengikat t1 internal
akan diperoleh tablet yang sangat rapuh. Setelah ekstrak digranulasi dengan
metode granulasi basah maka dilakukan uji mutu fisik granul yaitu distribusi
ukuran granul, penentuan sifat akhir dan sudut diam, % kompresibilitas dan kadar
air granul.
Uji distribusi granul dilakukan guna mengetahui jumlah granul tiap
formula. Jumlah dengan ukuran <150 μm (merah<100) pada formula
menunjukkan nilai antara 12-24% (F0=24%, F1=18%,F2=14%, F3=14%,
17
F4=12%). Harga ini sesuai dengan persyaratan dimana % fines kurang dari 20%
(Felmiester, 1970) kecuali harga F0 karena pada formula ini tidak ada pengikat
internal.
Untuk uji sudut diam dilakukan bersama dengan pengukuran kecepatan air
memberikan hasil baik yaitu kecepatan alir antara 11,28-13,41% g/dt (F0=12,00
g/dt, F1=11,49 g/dt, F2=11,28 g/dt, F3=13,41 g/dt, F4=12,96 g/dt. Sudut diam
antara 22,13-23,10˚ (F0=22,13˚, F1=22,45˚,F3=23,10˚,F3=22,13˚, F4=22,77˚).
Hal ini sesuai dengan pustaka yang menyebutkan bahwa struktur diam yang kecil
menggambarkan struktur permukaan yang halus dan sifat kohesinya kecil
sehingga mempunyai kemampuan alir yang baik.
Harga kompresibilitas yang didapat antara 8,82%-13,53% (F0=13,53%,
F1=9,67%, F2=9,80%, F3=8,82%, F4=9,66%) menunjukkan bahwa campuran
serbuk mempunyai kompresibilitas baik.
Harga kadar air yang memenuhi persyaratan yaitu antara 0,78%-1,18%
(F1=0,78%%, F2=0,98%, F3=0,99%, F4=1,18%) hal ini sesuai dengan pustaka
yang menyebutkan kadar air campuran serbuk untuk tablet hisap berkisar antara
0,75%-2% (Peter, 1980).
Dari uji mutu fisik gradual diatas maka diperoleh kesimpulan bahwa
granul memenuhi persyaratan untuk ditabletasi.
Setelah dilakukan uji mutu fisik granul, granul dibuat tablet dengan
bantuan Mg asetat menggunakan mesin pencetak tablet kemudian dilakukan uji
mutu fisik tablet antara lain kekerasan, kerapuhan, dan waktu melarut.
18
Pada pemeriksaan kekerasan tablet hisap ekstrak wortel didapatkan hasil
antara 3,91 kg-6,50 kg (F0=3,91 kg, F1= 4,53 kg, F2=5,30 kg, F3=6,06
kgF0<F1<F2<Fe<F4. Hal ini disebabkan karena kadar metilselulosa 4000 pada
tiap formula berbeda-beda sehingga mempengaruhi kekerasan tablet yang
dihasilkan. Hasil yang didapatkan tidak memenuhi persyaratan kekerasan tablet
hisap (10-20 kg Parrot, 1970), tetapi kekerasan tablet hisap bukan merupakan
faktor yang sangat menentukan, karena bila dengan kekerasan tertentu didapatkan
waktu melarutkan yang sesuai persyaratan maka tablet hisap yang dihasilkan
sudah dapat diterima.
Pada pemeriksaan kerapuhan tablet hisap ekstrak wortel didapatkan hasil
antara 0,48%-1,07% (F1=1,07%, F2=0,79%, F3=0,65%, F4=0,48%. Formula 2, 3,
4, memenuhi persyaratan kerapuhan yaitu kurang dari 1% ( The United State
Pharmacopoeia, 2000). Sedangkan pada F1 tidak memenuhi persyaratan karena
pada formula ini tidak menggunakan bahan pengikat eksternal sehingga memiliki
kekuatan yang relatif kurang baik dibanding formula yang lain dan
mengakibatkan keampuhannya lebih tinggi.
Pada pemisahan tablet hisap ekstrak wortel didapatkan antara 5,29 menit-
7,46 menit. Semua formula memenuhi persyaratan waktu melarutkan tablet hisap
adalah 5-10 menit(Peter, 1980).
Dari hasil uji mutu fisik tablet hisap ekstrak wortel maka diperoleh
kesimpulan bahwa formula 2(1%) memiliki mutu fisik yang optimal karena
dengan bahan pengikat yang rendah menghasilkan kekerasan yang cukup untuk
19
melarutkan secara perlahan tanpa mengalami disintegrasi.
BAB V
PENGEMASAN
Pengemasan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan mutlak
diperlukan dalam persaingan dunia usaha seperti saat ini. Dalam pengemasan
produk tablet hisap ekstrak wortel "Vitma" kami menggunakan kemasan strip
packaging dimana setiap strip berisi dua tablet hisap. Setiap 50 strip di kemas
dalam satu kotak.
Strip packaging merupakan pengemasan yang menganut sistem dosis
tunggal, biasanya untuk sediaan padat (tablet, kapsul, kaplet, dan lain-lain) yang
20
digunakan secara per oral. Metode pengemasan ini cocok untuk tablet hisap
karena bahannya mengandung alumunium yang bisa menjaga obat dari pengaruh
kelembaban serta kemasannya mudah dibuka. Setelah itu setiap 50 strip di kemas
dalam sebuah kotak.
BAB VI
ANGGARAN DANA & PEMASARAN
Modal:
Modal yang dikeluarkan untuk usaha ini Rp: 2.000.000
Total biaya perlengkapan+biaya bahan baku+biaya lain-lain:
Rp: 900.000 +Rp: 780.000+Rp: 320.000= Rp: 2.000.000
Dimana dalam produksi kami membuat 600 tablet hisap dengan modal Rp:
2.000.000
21
Penentuan Harga Jual Produk:
HPP( Harga Pokok Produksi) = biaya total / hasil produksi
=Rp: 2.000.000/600 = Rp: 3.333 pcs
Harga jual = harga pokok+laba = Rp: 3.333+Rp: 1.667 = Rp: 5.000
Laba Rugi:
Laba = (hasil produksi x harga jual) – modal = (600 x Rp: 5.000) – Rp: 2.000.000
= Rp: 1.000.000 – Rp; 2.000.000 = Rp: 1.000.000
Prosentase laba = laba/ modal x 100%
=Rp: 1.000.000 /Rp: 2.000.000 x 100% = 50 persen
PEMASARAN
Dalam proses pemasaran produk ini, kami tidak hanya melalui indoor,
tetapi juga outdoor yaitu tidak hanya kepada masyarakat sekitar melainkan ke
daerah-daerah lain metode yang kami gunakan dengan memasang iklan online dan
menyebarkan brosur di berbagai tempat.
22
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demikian proposal ini disusun dengan harapan permohonan produksi
tablet hisap "Vitma" yang kami dirikan dapat diterima. Pembuatan proposal ini
bertujuan untuk membuat usaha produksi tablet hisap ekstrak wortel untuk
kesehatan mata masyarakat
Dari pembuatan produk tablet hisap "Vitma" ini, saya dapat
menyimpulkan bahwa salah satu upaya untuk mengembangkan tanaman wortel ini
agar lebih praktis dan efektif dalam penggunaannya serta disukai oleh masyarakat
terutama anak-anak adalah dengan membuatnya dalam bentuk ekstrak yang
diformulasikan dalam bentuk sediaan tablet hisap. Oleh karena itu, kami ingin
membuat tablet hisap ekstra wortel "Vitma" dengan formulasi yang disukai
masyarakat serta dapat membantu pemerintah mengurangi pengangguran di era
23
krisis global seperti sekarang ini.
Saya menyadari bahwa tiada yang sempurna di dunia ini kecuali Tuhan
yang Maha Esa. Dalam pembuatan proposal ini tentunya masih banyak
kekurangan, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran Bapak/Ibu yang
sifatnya membangun guna sebagai bahan evaluasi saya untuk kedepannya agar
lebih baik lagi.
Akhir dari penulisan proposal ini saya ucapkan terimakasih kepada semua
pihak khusunya anggota PT Sari Farma yang telah ikut membantu dan
berpartisipasi dalam menyusun proposal dan produksi tablet hisap "Vitma".
Terimakasih juga atas penerimaan proposal ini, serta saya berharap agar
pelaksanaan produksi ini dapat berjalan dengan baik dan lancar.
B. Saran
Agar pelaksanaan produksi dapat berjalan dengan baik dan lancar, saya
memiliki beberapa saran mengenai perencanaan produksi. Anatara lain :
1) Perencanaan proses produksi harus mengarah pada kegiatan pada masa-masa
mendatang.
2) Perencanaan proses produksi harus mempunyai jangka waktu tertentu.
3) Perencanaan proses produksi harus mempersiapkan tenaga kerja, mesin-mesin,
bahan baku, metode pengerjaan, modal, dan sebagainya.
4) Perencanaan proses produksi harus dapat mengkoordinir kegiatan produksi
dengan kegiatan bagian lain.
24
5) Perencanaan proses produksi harus dapat menentukan jumlah produk, jenis
produk, kualitas produk, warna produk, ukuran produk, bentuk produk, dan
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Luthfi. 2016. https://luthfan.com/contohproposalusahamakanan/. Diakses pada 26
November 2017 pukul 12:17 WIB.
Porri Mario, Frans. 2006. http://repository.unair.ac.id/10159/2/gdlhub-gdl-s1-
2006-mairifrans-1591-ff.66_06.pdf. Diakses pada Minggu, 26 November 2017
pukul 19.00 WIB.
Elhadi, Wahyu. 2014. https://latarkelas.wordpress.com/2014/05/29/merancang-
proses-produksi/.Diakses pada Jumat, 01 Desember 2017 pukul 21.20 WIB.
25
LAMPIRAN
26

More Related Content

What's hot

Penentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose AdjustmentPenentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose AdjustmentTaofik Rusdiana
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirupsisabihi
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSapan Nada
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairMina Audina
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiSurya Amal
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CNovi Fachrunnisa
 
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesLaporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesMusrin Salila
 
Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat nisha althaf
 

What's hot (20)

Sediaan krim
Sediaan krimSediaan krim
Sediaan krim
 
Penentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose AdjustmentPenentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose Adjustment
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
 
Pill
PillPill
Pill
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 
Pedoman farmakoekonomi
Pedoman farmakoekonomiPedoman farmakoekonomi
Pedoman farmakoekonomi
 
Metode soap
Metode soapMetode soap
Metode soap
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
 
Penggunaan bahasa latin
Penggunaan bahasa latinPenggunaan bahasa latin
Penggunaan bahasa latin
 
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesLaporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
 
Analisis resep
Analisis resepAnalisis resep
Analisis resep
 
Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2
 
Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat
 
Farmakokinetik Teofilin
Farmakokinetik TeofilinFarmakokinetik Teofilin
Farmakokinetik Teofilin
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
Larutan ( solution )
Larutan ( solution )Larutan ( solution )
Larutan ( solution )
 

Similar to VITMA TABLET HISAP

Tugas adm &amp; tata usaha proposal kelompok madin 8
Tugas adm &amp; tata usaha proposal kelompok madin 8Tugas adm &amp; tata usaha proposal kelompok madin 8
Tugas adm &amp; tata usaha proposal kelompok madin 8Handi AB Halim
 
Pkmk um mgl-2014-mutiara fitrii-premen kawa (permen sehat, nikmat, kaya manfaat)
Pkmk um mgl-2014-mutiara fitrii-premen kawa (permen sehat, nikmat, kaya manfaat)Pkmk um mgl-2014-mutiara fitrii-premen kawa (permen sehat, nikmat, kaya manfaat)
Pkmk um mgl-2014-mutiara fitrii-premen kawa (permen sehat, nikmat, kaya manfaat)Togell Ginie
 
Proposal Kewirausahaan
Proposal KewirausahaanProposal Kewirausahaan
Proposal KewirausahaanFajar Kusuma
 
Tugas pengantar bisnis MAKALAH LAPORAN USAHA JUICE.docx
Tugas pengantar bisnis MAKALAH LAPORAN USAHA JUICE.docx Tugas pengantar bisnis MAKALAH LAPORAN USAHA JUICE.docx
Tugas pengantar bisnis MAKALAH LAPORAN USAHA JUICE.docx RilisSeptyani
 
Presentasi Bisnis Melia Sehat Sejahtera
Presentasi Bisnis Melia Sehat SejahteraPresentasi Bisnis Melia Sehat Sejahtera
Presentasi Bisnis Melia Sehat Sejahterarizalmnur
 
Hampir jadi
Hampir jadiHampir jadi
Hampir jadisuprex
 
Contoh business plan
Contoh business planContoh business plan
Contoh business planUraura Ura
 
Penggunaan obat rasional pada masyarakat
Penggunaan obat rasional pada masyarakatPenggunaan obat rasional pada masyarakat
Penggunaan obat rasional pada masyarakatRagilMalindaWulandar
 
Pengembangan limbah organik
Pengembangan limbah organikPengembangan limbah organik
Pengembangan limbah organiksukarman_far
 
Laporan praktikum biologi pengaruh perbedaan salinitas (kadar garam) terhadap...
Laporan praktikum biologi pengaruh perbedaan salinitas (kadar garam) terhadap...Laporan praktikum biologi pengaruh perbedaan salinitas (kadar garam) terhadap...
Laporan praktikum biologi pengaruh perbedaan salinitas (kadar garam) terhadap...Yeni Rahayu
 
Pelatihan dokter kecil
Pelatihan dokter kecilPelatihan dokter kecil
Pelatihan dokter kecilDonny Wahyudi
 

Similar to VITMA TABLET HISAP (20)

Tugas adm &amp; tata usaha proposal kelompok madin 8
Tugas adm &amp; tata usaha proposal kelompok madin 8Tugas adm &amp; tata usaha proposal kelompok madin 8
Tugas adm &amp; tata usaha proposal kelompok madin 8
 
BAPER
BAPERBAPER
BAPER
 
Pkmk um mgl-2014-mutiara fitrii-premen kawa (permen sehat, nikmat, kaya manfaat)
Pkmk um mgl-2014-mutiara fitrii-premen kawa (permen sehat, nikmat, kaya manfaat)Pkmk um mgl-2014-mutiara fitrii-premen kawa (permen sehat, nikmat, kaya manfaat)
Pkmk um mgl-2014-mutiara fitrii-premen kawa (permen sehat, nikmat, kaya manfaat)
 
Wirus 2
Wirus 2Wirus 2
Wirus 2
 
Nurrokhim pkm-k-unila
Nurrokhim pkm-k-unilaNurrokhim pkm-k-unila
Nurrokhim pkm-k-unila
 
DP TIM (Repaired)
DP TIM (Repaired)DP TIM (Repaired)
DP TIM (Repaired)
 
Proposal Kewirausahaan
Proposal KewirausahaanProposal Kewirausahaan
Proposal Kewirausahaan
 
Tugas pengantar bisnis MAKALAH LAPORAN USAHA JUICE.docx
Tugas pengantar bisnis MAKALAH LAPORAN USAHA JUICE.docx Tugas pengantar bisnis MAKALAH LAPORAN USAHA JUICE.docx
Tugas pengantar bisnis MAKALAH LAPORAN USAHA JUICE.docx
 
Presentasi Bisnis Melia Sehat Sejahtera
Presentasi Bisnis Melia Sehat SejahteraPresentasi Bisnis Melia Sehat Sejahtera
Presentasi Bisnis Melia Sehat Sejahtera
 
Hampir jadi
Hampir jadiHampir jadi
Hampir jadi
 
Makalah bahan pengawet 1
Makalah bahan pengawet 1Makalah bahan pengawet 1
Makalah bahan pengawet 1
 
Tugas makalah ibu halimah
Tugas makalah ibu halimahTugas makalah ibu halimah
Tugas makalah ibu halimah
 
Tugas makalah ibu halimah
Tugas makalah ibu halimahTugas makalah ibu halimah
Tugas makalah ibu halimah
 
Contoh business plan
Contoh business planContoh business plan
Contoh business plan
 
PKM-K Permen Men Men
PKM-K Permen Men MenPKM-K Permen Men Men
PKM-K Permen Men Men
 
Penggunaan obat rasional pada masyarakat
Penggunaan obat rasional pada masyarakatPenggunaan obat rasional pada masyarakat
Penggunaan obat rasional pada masyarakat
 
Pengembangan limbah organik
Pengembangan limbah organikPengembangan limbah organik
Pengembangan limbah organik
 
mainkan
mainkanmainkan
mainkan
 
Laporan praktikum biologi pengaruh perbedaan salinitas (kadar garam) terhadap...
Laporan praktikum biologi pengaruh perbedaan salinitas (kadar garam) terhadap...Laporan praktikum biologi pengaruh perbedaan salinitas (kadar garam) terhadap...
Laporan praktikum biologi pengaruh perbedaan salinitas (kadar garam) terhadap...
 
Pelatihan dokter kecil
Pelatihan dokter kecilPelatihan dokter kecil
Pelatihan dokter kecil
 

Recently uploaded

Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 

Recently uploaded (7)

Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 

VITMA TABLET HISAP

  • 1. PROPOSAL PEMBUATAN DAN PENGEMASAN PRODUK OBAT TABLET HISAP EKSTRAK WORTEL “VITMA” Proposal ini disusun untuk memenuhi tugas akhir semester TIK Dosen pengampu: Ardina Arinta M, A.Md, S.Kom. DISUSUN OLEH: DEPIT HERLINASARI(17.773) AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN SUNAN GIRI PONOROGO 2017 1
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal pembuatan dan pengemasan produk farmasi ini untuk memenuhi tugas matakuliah akhidissemester satu. Terimakasih kami haturkan kepada semua pihak yang mendukung dan membantu penulis dalam menyelesaikan proposal ini, sehingga proposal ini dapat selesai tepat pada waktunya. Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat banyak kesalahan dalam penulisan proposal ini, penulis menyadari bahwa proposal ini jauh dari kata sempurna. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga penulis dapat memperbaiki proposal ini agar menjadi lebih baik. Penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang terkait terutama bagi penulis sendiri dan kita semua. Ponorogo, 25 November 2017 Penulis DAFTAR ISI 2
  • 3. KATA PENGANTAR..............................................................................................................2 DAFTAR ISI..........................................................................................................................2 BAB I...................................................................................................................................4 PENDAHULUAN..............................................................................................................4 A.Latar Belakang.........................................................................................................4 Tujuan........................................................................................................................6 BAB II..................................................................................................................................7 PEMBAHASAN................................................................................................................7 PROFIL USAHA/PERUSAHAAN....................................................................................7 NAMA DAGANG PRODUK...........................................................................................7 BENTUK SEDIAAN.......................................................................................................8 LEAFLET/BROSUR.....................................................................................................11 BAHAN, ALAT, DAN PROSEDUR PRODUKSI...................................................................13 BAB IV...............................................................................................................................16 HASIL UJI MUTU...........................................................................................................16 BAB V................................................................................................................................20 PENGEMASAN..............................................................................................................20 BAB VI...............................................................................................................................21 ANGGARAN DANA & PEMASARAN...............................................................................21 PEMASARAN.................................................................................................................22 BAB VII..............................................................................................................................23 PENUTUP......................................................................................................................23 A. Kesimpulan...........................................................................................................23 B. Saran........................................................................................................................24 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................25 3
  • 4. LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai Negara agraris yang memungkinkan dikembangkannya tanaman sayur-sayuran yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Sayuran sangat berperan dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan peningkatan gizi karena mengandung sumber vitamin, serat dan mineral yang dibutuhkan manusia misalnya wortel (Peranita dkk, 2014). Wortel (Daucus carota L) termasuk komoditas sayuran yang banyakmengandung β-karoten, yang merupakan precursor vitamin A. Karoten atauprovitamin A dapat dikonversi oleh tubuh menjadi vitamin A yang aktif. Vitamin A merupakan bagian yang penting dari penerimaan cahaya mata. Kekurangan vitamin A menyebabkan kebutaan, tingginya angka kesakitan, dan kematian dikalangan balita. Diperkirakan lebih dari 250 juta anak di seluruh dunia memiliki resiko kekurangan vitamin A. Setiap tahun di Indonesia diperkirakan lebih dari 60.000 anak menderita gangguan penglihatan yang pada umumnya diderita oleh anak-anak pra-sekolah, sehingga dianjurkan setiap hari mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin A seperti halnya wortel ataupun produk olahannya (Anggara dkk, 2015). Kurang Vitamin A (KVA) masih merupakan masalah yang tersebar diseluruh dunia terutama di negara berkembang dan dapat terjadi pada semua umur terutama 4
  • 5. pada masa pertumbuhan. Kurang Vitamin A dalam tubuh dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit yang merupakan “Nutrition Related Diseases” yang dapat mengenai berbagai macam anatomi dan fungsi dari organ tubuh seperti menurunkan sistem kekebalan tubuh dan menurunkan epitelisme sel-sel kulit. Salah satu dampak kurang vitamin A adalah kelainan pada mata yang umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan - 4 tahun yang menjadi penyebab utama kebutaan di negara berkembang (Depkes, 2003). Mengingat β-karoten atau provitamin A sangat penting untuk kesehatan, mengkonsumsi pangan yang mengandung zat gizi ini perlu menjadi kebiasaaan setiap hari termasuk diantaranya mengkonsumsi wortel. Kebanyakan masyarakat tidak menyukai rasa dari wortel terutama anak-anak walaupun sudah dibuat dalam bentuk yang berbeda contohnya jus. Salah satu upaya untuk mengembangkan tanaman wortel ini agar lebih praktis dan efektif dalam penggunaannya serta disukai oleh masyarakat terutama anak-anak adalah dengan membuatnya dalam bentuk ekstrak yang diformulasikan dalam bentuk sediaan tablet hisap, sehingga tanaman yang terkandung dalam tablet hisap tersebut akan lebih mudah diserap oleh tubuh dan mudah dilepaskan sebagai bahan aktif di dalam tubuh. Diharapkan dengan dibuat sebagai tablet hisap, rasa yang tidak enak dan bau yang tidak disukai dapat tertutupi sehingga dapat dikonsumsi seperti permen dengan rasa dan aroma yang enak sehingga digemari orang dewasa maupun anak-anak. 5
  • 6. Tujuan Untuk membuat tablet hisap ekstrak wortel dengan formulasi dan cita rasa yang disukai masyarakat dan untuk memenuhi tugas akhir semester matakuliah TIK. 6
  • 7. BAB II PEMBAHASAN PROFIL USAHA/PERUSAHAAN Nama Perusahaan : PT Sari Farma Alamat : Jalan Urip Sumoharjo 181, Ponorogo, Jawa Timur, Indonesia Tanggal Berdiri : 24 Agustus 2017 Jenis Usaha : Obat Jumlah Karyawan : 5 Orang Produk : Tablet hisap ekstrak wortel Email : dekdepitherlinasari@gmail.com NAMA DAGANG PRODUK Nama Dagang produk adalah hal yang sangat penting dan diperlukan supaya produk kita mudah di ingat dan di kenal oleh semua orang khususnya target konsumen kita. Untuk usaha ini, kami memberikan nama “Vitma” yang di ambil dari singkatan Vitamin Mata yaitu vitamin yang berasal dari kandungan wortel yang bermanfaat untuk kesehatan mata khususnya beta karoten. 7
  • 8. BENTUK SEDIAAN Seperti telah diketahui dari sediaan obat yang beredar dan digunakan, tablet merupakan sediaan obat yang lebih disukai oleh para dokter maupun pasien dibandingkan dengan bentuk sediaan lain. Hal ini disebabkan karena disamping mudah cara pembuatan dan penggunaannya, dosisnya lebih terjamin, relatif stabil dalam penyimpanan karena tidak mudah teroksidasi oleh udara. Transportasi dan distribusinya tidak sulit sehingga mudah sampaikan kepada pemakai. Secara ekonomis, sediaan ini relatif lebih murah harganya, memberikan dosis yang tepat dari segi kimianya, bentuknya kompak dan mudah transportasinya, memberikan kestabilan pada unsur-unsur aktifnya. Salah satu upaya untuk mengembangkan tanaman wortel ini agar lebih praktis dan efektif dalam penggunaannya serta disukai oleh masyarakat terutama anak-anak adalah dengan membuatnya dalam bentuk ekstrak yang diformulasikan dalam bentuk sediaan tablet hisap, sehingga tanaman yang terkandung dalam tablet hisap tersebut akan lebih mudah diserap oleh tubuh dan mudah dilepaskan sebagai bahan aktif di dalam tubuh. Diharapkan dengan dibuat sebagai tablet hisap, rasa yang tidak enak dan bau yang tidak disukai dapat tertutupi sehingga dapat dikonsumsi seperti permen dengan rasa dan aroma yang enak sehingga digemari orang dewasa maupun anak-anak. β-karoten memiliki sifat tidak tahan pemanasan dan kelembapan, maka metode yang dipilih adalah granulasi basah dengan pelarut mudah menguap seperti etanol untuk mencegah stabilitas senyawa β-karoten terhadap pemanasan 8
  • 9. dan kelembapan.Perbedaan antara tablet hisap dengan tablet konvensional terletak pada sifat-sifat organoleptik, sifat non-desintegrasi, dan laju disolusi yang diperpanjang pada lidah. Tablet hisap seharusnya terkikis (bukan hancur) selama berada di dalam mulut (Peters, 1989). Tablet hisap dirancang agar tidak mengalami kehancuran di dalam mulut, tetapi larut atau terkikis secara perlahan- lahan dalam jangka waktu 5-10 menit (Peters, 1989). Adapun keuntungan dari tablet hisap antara lain memiliki rasa manis yang menyenangkan, mudah dalam penggunaan, kepastian dosis, memberikan efek lokal, dan tidak diperlukan air minum untuk menggunakannya(Banker&Anderson,1994). Tablet hisap melarut secara perlahan di dalam mulut. Oleh karena itu, tablet hisap menggunakan bahan pembantu dengan rasa seperti sukrosa, dekstrosa, mannitol dan sorbitol (Mendes & Bhargava, 2007). Mannitol bersifat tidak higroskopis, biasa digunakan dalam pembuatan tablet dengan metode cetak langsung, selain itu juga biasa digunakan dalam bentuk granul. Spray-dried atau digunakan dalam metode granulasi basah. Granulasi yang mengandung mannitol memiliki keuntungan yaitu dapat kering dengan mudah dan granul dapat mengalir dengan bebas. Mannitol juga digunakan sebagai eksipien dalm formulasi tablet hisap karena rasa yang manis dan sensasi dingin di mulut (Rowe et al., 2009). Untuk membentuk tablet hisap yang kompak dan memenuhi kekerasan tablet yang cukup diperlukan bahan pengikat. Bahan pengikat adalah zat tambahan yang berfungsi untuk meningkatkan kekompakkan dan daya tahan tablet melalui penyatuan partikel bersama serbuk lain dalam butir-butir granul (Voigt, 1994). Bahan pengikat yang umum digunakan adalah polivinil pirolidon 9
  • 10. (PVP), gelatin, HPMC, CMC-Na dan metil selulosa. Pada penelitian ini dipilih bahan pengikat PVP K-30 karena mampu membentuk ikatan yang kuat antar granul, sehingga tablet yang dihasilkan memilki kekerasan dan kerapuhan yang cukup. PVP K-30 juga memiliki sifat alir yang baik, sudut diam minimum dan menghasilkan daya kompaktibilitas lebih baik (Muktamar, 2007) dan PVP K-30 terbukti aman bahkan bisa digunakan pada larutan plasma ekspander. PVP K-30 pada pembuatan tablet hisap memiliki kadar antara 0,5-5% (Rowe et al, 2009). Penggunaan PVP K-30 pada konsentrasi 1-3% pada pembuatan tablet ekstrak tanaman dapat menghasilkan tablet hisap yang mempunyai kekerasan cukup, kerapuhan yang rendah dan waktu melarut yang lama (Muktamar, 2007). Adapun persyaratan untuk tablet hisap diantaranya adalah kekerasan diantara 10-20 kg (Davies, 1995), kerapuhan tablet yang diperbolehkan adalah kurang dari 1% (Agoes, 2012), dan waktu melarut tablet yang baik adalah 5-10 menit (Peters,1989). Syarat tablet hisap adalah memiliki kekerasan yang tinggi dan hal ini dapat dicapai dengan metode granulasi basah (Swarbick & Boyland, 1994). Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dilakukan penelitian dengan menggunakan mannitol sebagai bahan pengisi, PVP K-30 sebagai bahan pengikat dengan kadar 1%, 2%, dan 3%, Magnesium Stearat sebagai lubrikan, dan digunakan metode granulasi basah, selanjutnya dilakukan pemeriksaan pengaruh pengikat PVP K-30 terhadap mutu fisik tablet hisap yang meliputi kekerasan, kerapuhan, dan waktu melarut tablet. Dari penelitian ini dapat diketahui kadar PVP K-30 optimal yang dapat menghasilkan mutu tablet hisap ekstrak wortel 10
  • 12. BAB III 12 Vitma 800 mg • Komposisi: • Tiap tablet hisap mengandung Betacaroten(calbiochem)..............................................................................25m g • Bahan tambahan Metilselulose 4000 (N.V Lawsim Zecha & Co), Mg Stearat (Cab-O-Sil, sukrosa (merekle le), asetonteknis (Berataco) ,etanol 70% (Brataco) • Uraian: Tablet hisap Vitma, mengandung beta-karoten. Beta karoten adalah senyawa organik atau bahan kimia alami yang merupakan provitamin A juga sebagai salah satu anti-oksidan alami yang kuat, yang akan membantu melindungi tubuh dari radikal bebas berbahaya, menjaga daya tahan tubuh, dan menjaga kesehatan mata. • Indikasi: Menjaga kesehatan mata Menangkal radikal bebas Menjaga daya tahan tubuh • Kontra Indikasi: Penderita hipertensif terhadap bahan tersebut • Peringatan dan perhatian: Hindari pemakaian jangka panjang dan berulang-ulang Hindari pakaian bersama dengan alkohol. Perokok tidak dianjurkan mengonsumsi obat ini. • Aturan pakai: Satu tablet Vitma dibiarkan melarutkan perlahan-lahan di dalam mulut. Digunakan 2 tablet sehari. Simpan pada suhu dibawah 30˚ C • Kemasan: Box berisi 50 strip @ 2 tablet hisap No. Reg.: DBL 910054872A1 • Diproduksi: PT Farma Sari Ponorogo, Jawa Timur, Indonesia
  • 13. BAHAN, ALAT, DAN PROSEDUR PRODUKSI Bahan: Bahan penelitian adalah umbi wortel bentuk tumpul(chantenay) yang diperoleh dari desa Kebo, Malang Bahan Kimia: Bahan kimia yang digunakan adalah baku standart betakaroten (Calbiochem), metilselulose 4000 (N.V Laksmi Echa & Co), Mg stearat(cab-O-Sil), sukrosa (merek le le), aseton teknis(Brataco), etanol 70%(brataco). Alat: Alat pencetak tablet: Hanseaten type E 1 No. Kapasitas 70 tablet per menit Ayakan granul merah 18 dan mesh 20 Alat penguji distribusi ukuran granul: Resch type 3D. West Germany Alat penguji kekerasan: erweka hardness tester type TB 24 Alat penguji kerapuhan: erweka friabilitor type TAP Alat penguji waktu melarut: erweka disintegrating tester type Z1 Alat pengukur bobot jenis: modifikasi standar DIN 53194 Alat pengukur bobot tablet: neraca analitik merk Chyo-JP 160 Alat penguji keseragaman ukuran tablet: jangka sorong 13
  • 14. Alat penguji aliran dan sudut diam: corong gelas dan stopwatch Alat pengering ekstrak: rotatory evaporator Alat penguji kadar air: kett infra red moisture balance Alat-alat gelas Prosedur: 1. Pembuatan Ekstrak Wortel Umbi wortel dibersihkan terlebih dahulu, ditimbang kemudian diparut. Hasil parutan kemudian dikeringkan pada suhu kamar dan tempat gelap sampai kadar airnya kurang dari 10%, lalu diserbuk dengan gilingan dan diajak menggunakan mesh 40 lalu ditimbang dan tahap pengetesan perklorat, terus menerus sampai diperoleh ekstrak (perklorat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan (Departemen Kesehatan RI, 2000). Pada tahap pengembangan serbuk wortel dibasahi dengan aseton selama 2 jam. Serbuk yang sudah dibasahi tersebut dimasukkan kedalam perkolator dan ditambahkan aseton hingga 3-4 cm di atas bahan, kemudian didiamkan selama 24 jam (maserasi antara). Setelah 24 jam dilakukan penetesan hasilperkolasi/perklorathingga volume pelarut didalam perkolator turun dan hampir sama dengan batas atas serbuk dalam perkolator. Penetesan kemudian dihentikan dan dilakukan lagi penuangan pelarut kedalam perkolator. Demikian seterusnya hingga terjadi perubahan warna didapatkan perkolat yang jumlahnya 5 kali bahan. Ekstrak wortel hasil perkolasi yang didapatkan kemudian dipekatkan 14
  • 15. menggunakan rotavapor pada suhu dibawah 35˚C. Ekstrak pekat yang didapatkan kemudian dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu kamar sampai didapatkan bobot ekstrak wortel yang konstan. Selanjutnya ekstrak ini siap untuk diformulasikan menjadi tablet hisap ekstrak wortel. Seluruh proses mulai dari pembuatan serbuk simplisia sampai pemekatanekstrak dilakukan dalam cahaya redup dan hindari pemanasan karena beta karoten cenderung akan mengalami oksidasi yang cepat dan isomerasi saat terpapar oleh cahaya panas (Ikan, 1984). 2. Pembuatan Granul. Untuk memperbaiki sifat kompresibilitas dari ekstrak wortel ditambahkan metilselulosa 4000 sebagai pengikat internal dan ditambahkan sukrosa sedikit demi sedikit, gerus hingga homogen. Bahan pengikat metilselulosa 4000 ditambah etanol 70%, terus sampai terbentuk mucilago, kemudian tambahkan mucilagoini kedalam campuran serbuk, gerus hingga terbentuk massa granul. Massa granul kemudian diayak menggunakan granul dengan ukuran mesh 18 kemudian dikeringkan dalam lemari pengering sampai kadar air<20% (30 menit). Setelah dikeringkan granul ini menggunakan pengayak granul dengan mesh 20. 3. Pemeriksaan Mutu Fisik Granul. Sebelum granul dicetak menjadi tablet maka dilakukan pemeriksaan mutu granul yang meliputi: kadar air, distribusi ukuran, granul, penentuan sifat alir, sudut diam dan kompresibilitas. 4. Pembuatan Tablet Hisap 15
  • 16. Tablet hisap ekstrak wortel direncanakan mengandung 0,5 mg beta karoten per tablet. Kadar beta karoten dalam ekstrak diperhitungkan dari pendekatan pustaka (Linde, 1992) yang menyebutkan bahwa dalam 1 kg wortel segar mengandung 66 mg beta karoten. Jadi, 1 kg wortel segar dapat dibuat tablet sebanyak 132 tablet. Jadi untuk membuat 600 tablet diperlukan wortel segar 5 kg. Ekstraksi 5 kg wortel segar didapatkan ekstrak sejumlah 15 gram. Jadi jumlah ekstrak wortel per tablet adalah 25,0 mg. Masing-masing granul yang sudah kering dicampur dengan Mg stearat 1% selama 5 menit. Perhitungan Mg stearat berdasarkan berat granul. Campuran massa granul dicetak menjadi tablet dengan bobot 800 mg dan diameter 13 mm dengan mesin pencetak tablet. 5. Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet. Pemeriksaan mutu fisik tablet yang dilakukan yakni: keseragaman bobot tablet, ukuran tablet, kekerasan, kerapuhan, waktu melarut. BAB IV HASIL UJI MUTU Sebelum dilakukan tabletasi, maka terlebih dahulu umbi wortel segar diparut kemudian dikeringkan pada suhu kamar dan diserbuk dengan gilingan kemudian diayak menggunakan mesh 40, tujuan pengecilan partikel dimaksudkan 16
  • 17. untuk meningkatkan luas partilkel sehingga memudahkan ekatraksi. Kemudian dilakukan pemeriksaan kadar air simplisia dengan alat moisture balance 45, kadar air harus kurang dari 10%, selanjutnya diekstraksi dengan metode perkolasi dan sebagai pelarut adalah aseton. Alasan memakai metode perkolasi untuk menghindari amilum masuk ke perklorat, karena amilum dapat mempengaruhi rasa yaitu menjadi kesat. Pelaut aseton digunakan karena beta karoten larut dalam aset on sehingga akan menghasilkan komponen beta karoten yang maksimal, diaamping itu aseton mudah menguap sehingga memudahkan penanganan untuk menghilangkan aseton dari ekstrak. Cara penanganan ekstrak bebas aseton yaitu dikeringkan pada lemari pengering sampai bobotnya konstan. Setelah didapatkan ekstrak kemudian dilakukan identifikasi beta karoten dengan KLT dimana eluen yang digunakan adalah heksan : aseton (99:1) dengan menggunakan noda H2SO4 pekat. Noda yang dihasilkan berwarna coklatnya harga Ef untuk baku standar 0,70 dan harga Rf untuk sampel 0,70. Pada pembuatan tablet hisap ekstrak wortel dilakukan orientasi untuk meningkatkan kompreainilitas dari ekstrak, sebab tanpa bahan pengikat t1 internal akan diperoleh tablet yang sangat rapuh. Setelah ekstrak digranulasi dengan metode granulasi basah maka dilakukan uji mutu fisik granul yaitu distribusi ukuran granul, penentuan sifat akhir dan sudut diam, % kompresibilitas dan kadar air granul. Uji distribusi granul dilakukan guna mengetahui jumlah granul tiap formula. Jumlah dengan ukuran <150 μm (merah<100) pada formula menunjukkan nilai antara 12-24% (F0=24%, F1=18%,F2=14%, F3=14%, 17
  • 18. F4=12%). Harga ini sesuai dengan persyaratan dimana % fines kurang dari 20% (Felmiester, 1970) kecuali harga F0 karena pada formula ini tidak ada pengikat internal. Untuk uji sudut diam dilakukan bersama dengan pengukuran kecepatan air memberikan hasil baik yaitu kecepatan alir antara 11,28-13,41% g/dt (F0=12,00 g/dt, F1=11,49 g/dt, F2=11,28 g/dt, F3=13,41 g/dt, F4=12,96 g/dt. Sudut diam antara 22,13-23,10˚ (F0=22,13˚, F1=22,45˚,F3=23,10˚,F3=22,13˚, F4=22,77˚). Hal ini sesuai dengan pustaka yang menyebutkan bahwa struktur diam yang kecil menggambarkan struktur permukaan yang halus dan sifat kohesinya kecil sehingga mempunyai kemampuan alir yang baik. Harga kompresibilitas yang didapat antara 8,82%-13,53% (F0=13,53%, F1=9,67%, F2=9,80%, F3=8,82%, F4=9,66%) menunjukkan bahwa campuran serbuk mempunyai kompresibilitas baik. Harga kadar air yang memenuhi persyaratan yaitu antara 0,78%-1,18% (F1=0,78%%, F2=0,98%, F3=0,99%, F4=1,18%) hal ini sesuai dengan pustaka yang menyebutkan kadar air campuran serbuk untuk tablet hisap berkisar antara 0,75%-2% (Peter, 1980). Dari uji mutu fisik gradual diatas maka diperoleh kesimpulan bahwa granul memenuhi persyaratan untuk ditabletasi. Setelah dilakukan uji mutu fisik granul, granul dibuat tablet dengan bantuan Mg asetat menggunakan mesin pencetak tablet kemudian dilakukan uji mutu fisik tablet antara lain kekerasan, kerapuhan, dan waktu melarut. 18
  • 19. Pada pemeriksaan kekerasan tablet hisap ekstrak wortel didapatkan hasil antara 3,91 kg-6,50 kg (F0=3,91 kg, F1= 4,53 kg, F2=5,30 kg, F3=6,06 kgF0<F1<F2<Fe<F4. Hal ini disebabkan karena kadar metilselulosa 4000 pada tiap formula berbeda-beda sehingga mempengaruhi kekerasan tablet yang dihasilkan. Hasil yang didapatkan tidak memenuhi persyaratan kekerasan tablet hisap (10-20 kg Parrot, 1970), tetapi kekerasan tablet hisap bukan merupakan faktor yang sangat menentukan, karena bila dengan kekerasan tertentu didapatkan waktu melarutkan yang sesuai persyaratan maka tablet hisap yang dihasilkan sudah dapat diterima. Pada pemeriksaan kerapuhan tablet hisap ekstrak wortel didapatkan hasil antara 0,48%-1,07% (F1=1,07%, F2=0,79%, F3=0,65%, F4=0,48%. Formula 2, 3, 4, memenuhi persyaratan kerapuhan yaitu kurang dari 1% ( The United State Pharmacopoeia, 2000). Sedangkan pada F1 tidak memenuhi persyaratan karena pada formula ini tidak menggunakan bahan pengikat eksternal sehingga memiliki kekuatan yang relatif kurang baik dibanding formula yang lain dan mengakibatkan keampuhannya lebih tinggi. Pada pemisahan tablet hisap ekstrak wortel didapatkan antara 5,29 menit- 7,46 menit. Semua formula memenuhi persyaratan waktu melarutkan tablet hisap adalah 5-10 menit(Peter, 1980). Dari hasil uji mutu fisik tablet hisap ekstrak wortel maka diperoleh kesimpulan bahwa formula 2(1%) memiliki mutu fisik yang optimal karena dengan bahan pengikat yang rendah menghasilkan kekerasan yang cukup untuk 19
  • 20. melarutkan secara perlahan tanpa mengalami disintegrasi. BAB V PENGEMASAN Pengemasan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan mutlak diperlukan dalam persaingan dunia usaha seperti saat ini. Dalam pengemasan produk tablet hisap ekstrak wortel "Vitma" kami menggunakan kemasan strip packaging dimana setiap strip berisi dua tablet hisap. Setiap 50 strip di kemas dalam satu kotak. Strip packaging merupakan pengemasan yang menganut sistem dosis tunggal, biasanya untuk sediaan padat (tablet, kapsul, kaplet, dan lain-lain) yang 20
  • 21. digunakan secara per oral. Metode pengemasan ini cocok untuk tablet hisap karena bahannya mengandung alumunium yang bisa menjaga obat dari pengaruh kelembaban serta kemasannya mudah dibuka. Setelah itu setiap 50 strip di kemas dalam sebuah kotak. BAB VI ANGGARAN DANA & PEMASARAN Modal: Modal yang dikeluarkan untuk usaha ini Rp: 2.000.000 Total biaya perlengkapan+biaya bahan baku+biaya lain-lain: Rp: 900.000 +Rp: 780.000+Rp: 320.000= Rp: 2.000.000 Dimana dalam produksi kami membuat 600 tablet hisap dengan modal Rp: 2.000.000 21
  • 22. Penentuan Harga Jual Produk: HPP( Harga Pokok Produksi) = biaya total / hasil produksi =Rp: 2.000.000/600 = Rp: 3.333 pcs Harga jual = harga pokok+laba = Rp: 3.333+Rp: 1.667 = Rp: 5.000 Laba Rugi: Laba = (hasil produksi x harga jual) – modal = (600 x Rp: 5.000) – Rp: 2.000.000 = Rp: 1.000.000 – Rp; 2.000.000 = Rp: 1.000.000 Prosentase laba = laba/ modal x 100% =Rp: 1.000.000 /Rp: 2.000.000 x 100% = 50 persen PEMASARAN Dalam proses pemasaran produk ini, kami tidak hanya melalui indoor, tetapi juga outdoor yaitu tidak hanya kepada masyarakat sekitar melainkan ke daerah-daerah lain metode yang kami gunakan dengan memasang iklan online dan menyebarkan brosur di berbagai tempat. 22
  • 23. BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan Demikian proposal ini disusun dengan harapan permohonan produksi tablet hisap "Vitma" yang kami dirikan dapat diterima. Pembuatan proposal ini bertujuan untuk membuat usaha produksi tablet hisap ekstrak wortel untuk kesehatan mata masyarakat Dari pembuatan produk tablet hisap "Vitma" ini, saya dapat menyimpulkan bahwa salah satu upaya untuk mengembangkan tanaman wortel ini agar lebih praktis dan efektif dalam penggunaannya serta disukai oleh masyarakat terutama anak-anak adalah dengan membuatnya dalam bentuk ekstrak yang diformulasikan dalam bentuk sediaan tablet hisap. Oleh karena itu, kami ingin membuat tablet hisap ekstra wortel "Vitma" dengan formulasi yang disukai masyarakat serta dapat membantu pemerintah mengurangi pengangguran di era 23
  • 24. krisis global seperti sekarang ini. Saya menyadari bahwa tiada yang sempurna di dunia ini kecuali Tuhan yang Maha Esa. Dalam pembuatan proposal ini tentunya masih banyak kekurangan, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran Bapak/Ibu yang sifatnya membangun guna sebagai bahan evaluasi saya untuk kedepannya agar lebih baik lagi. Akhir dari penulisan proposal ini saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak khusunya anggota PT Sari Farma yang telah ikut membantu dan berpartisipasi dalam menyusun proposal dan produksi tablet hisap "Vitma". Terimakasih juga atas penerimaan proposal ini, serta saya berharap agar pelaksanaan produksi ini dapat berjalan dengan baik dan lancar. B. Saran Agar pelaksanaan produksi dapat berjalan dengan baik dan lancar, saya memiliki beberapa saran mengenai perencanaan produksi. Anatara lain : 1) Perencanaan proses produksi harus mengarah pada kegiatan pada masa-masa mendatang. 2) Perencanaan proses produksi harus mempunyai jangka waktu tertentu. 3) Perencanaan proses produksi harus mempersiapkan tenaga kerja, mesin-mesin, bahan baku, metode pengerjaan, modal, dan sebagainya. 4) Perencanaan proses produksi harus dapat mengkoordinir kegiatan produksi dengan kegiatan bagian lain. 24
  • 25. 5) Perencanaan proses produksi harus dapat menentukan jumlah produk, jenis produk, kualitas produk, warna produk, ukuran produk, bentuk produk, dan sebagainya. DAFTAR PUSTAKA Luthfi. 2016. https://luthfan.com/contohproposalusahamakanan/. Diakses pada 26 November 2017 pukul 12:17 WIB. Porri Mario, Frans. 2006. http://repository.unair.ac.id/10159/2/gdlhub-gdl-s1- 2006-mairifrans-1591-ff.66_06.pdf. Diakses pada Minggu, 26 November 2017 pukul 19.00 WIB. Elhadi, Wahyu. 2014. https://latarkelas.wordpress.com/2014/05/29/merancang- proses-produksi/.Diakses pada Jumat, 01 Desember 2017 pukul 21.20 WIB. 25