Contoh kasus mediasi_penal Hukum Pidana Fenti Anita Sari
1. Nama: Fenti Anita Sari
Fakultas Hukum Universitas Stikubank Semarang
Contoh Kasus Mediasi Penal Hukum Pidana
Apa itu Mediasi Penal?
Penyelesaian suatu perkara dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu dengan model litigasi
(pengadilan) dan jalur non litigasi (diluar pengadilan). Pendekatan yang kedua ini (non litigasi) bersifat
win-win solution. Dalam literatur hukum penggunaan mekanisme penyelesaian yang bersifat win-win
solution disebut dengan Penyelesaian Sengketa Alternatif (Alternative Dispute Resolution/ADR).
Salah satu bentuk alternative penyelesaian sengketa adalah mediasi. Mediasi Penal : Penyelesaian
Perkara Pidana Di Luar Pengadilan* bentuk mekanisme penyelesaian perkara pidana dengan
menggunakan pendekatan keadilan Restorative. Contoh Kasusnya dibawah ini
Perselisihan antar tetangga
Kasus perselisihan antar tetangga ini terjadi oleh 2 warga Kelurahan Proyonanggan Selatan,
Kecamatan Batang, Kabupaten Batang, atas nama Ibu Sumito dan Ibu Bambang. Awal mula kasus
ini adalah ketika kedua ibu ibu ini hendak pergi pengajian. Bu Sumito yang notabene bersebelahan
tempat tinggal dngan Bu Bambang, menghampiri ke rumah beliau untuk berangkat bersama. Namun
karena lama mennggu akhirnya beliaupun langsung pergi meninggalkannya. Kejadian kedua bermula
ketika Ibu Bambang dan anaknya intan ketika di rumah suka memakai pakaian yang menurut Ibu
Sumito kurang sopan. Hal itu membuat Ibu Sumito yang bersebelahan rumahnya menjadi geram.
padahal itu adalah hak mereka (Ibu Bambang & Intan) toh mereka menggunakannya ketika berada di
rumah dalam tanda kutip menempatkan situasi. Ketiga Ibu Bambang yang bekerja di Puskesmas
Wonotunggal pernah disukai oleh Kepala Puskesmas tersebut. Kemudian Ibu Sumito yang
mendengar berita itupun meyebar berita tapi dengan berita negatif dan melebih lebihkannya. Beliau
menuduh Bu Bambang berselingkuh dan disebut sudah menikah siri dengan Kepala Puskesmas
tersebut. Untuk meyelamatkan nama baik Bu Bambang. Akhirnya beliau pun memilih pindah tugas ke
RSUD Batang. Semenjak Kejadian-kejadian tersebut, Ibu Sumito selalu melakukan hal hal yang
diluar batas nalar seperti membuang sampah dengan sengaja didepan rumah Ibu Bambang, pernah
suatu ketika Ibu Bambang memberikan makanan namun Ib Sumito menolaknya dan membuangnya.
Ketika bertemu dalam sebuah even, Ibu Sumito bersalaman dengan warga yang lainnya kecuali
dengan Ibu Bambang, mendengar permasalahan yang terjadi pada warganya, RT disitupun
berinisiatif mempertemukan merka berdua untuk menamaikan mereka, namun tidak berhasil. Karena
Ibu Sumito tidak hadir begitupun setelah dilakukan mediasi di pengajian maupun mediasi ditingkat
kelurahan namun hasilnyapun nihil karena bu sumito tidak hadir. Akhirnya beliaupun dikucilkan oleh
warga. Akhir dari cerita ruwet ini Bu Sumitopun diseleseaikan melalui jalan musyawarah oleh pihak
kepolisian Batang dengan mendatangkan kedua belah pihak di kantor. Dan ia pun bersedia meminta
maaf dan kembali akur dengan bu bambang.
Dalam kasus diatas termasuk dalam perbuatan yang tidak menyenangkan diatur di dalam pasal
Pasal 335 ayat (1) ke-1 KUHP