Dokumen tersebut membahas tentang kerangka teoretis yang menjelaskan hubungan antar variabel dalam penelitian. Terdapat empat jenis variabel utama yaitu variabel terikat, variabel bebas, variabel moderator, dan variabel perantara. Hipotesis merupakan pernyataan sementara yang dapat diuji untuk memprediksi hubungan antar variabel.
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
Chapter 5_Veronika Irma dan Yulia Febronia Moi.pptx
1. The Research Process –
Theoretical Framework-
Disusun Oleh :
Veronika Irma Tambunan C10170262
Yulia Febronia Moi C10170047
2. KEBUTUHAN AKAN KERANGKA TEORETIS
(Theoretical Framework)
Kebutuhan teoretis (theoretical framework) menunjukkan keyakinan kita pada bagaimana
fenomena tertentu (atau variabel atau konsep) saling terikat satu sama lain (model) dan
penjelasan tentang mengapa kita yakin bahwa variabel tersebut saling terkait satu sama lain
(teori).
Baik model dan teori mengalir secara logis dari catatan penelitian sebelumnya dalam bidang
masalah tersebut.
Kerangka teoretis adalah “metode konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seseorang
menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting
untuk masalah.” Teori tersebut mengalir secara logis dari dokumentasi penelitian
sebelumnya dalam bidang masalah.
3. DEFINISI VARIABEL
Variabel (variable) adalah apapun yang dapat membedakan atau mengubah nilai. Nilai dapat
berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama, atau pada waktu yang sama
untuk objek atau orang yang berbeda. Contoh variabel adalah unit produksi, absensi, dan
motivasi.
Contoh :
1. Unit Produksi Seorang buruh dalam departemen produksi dapat memproduksi satu
komponen dalam per menit. Buruh kedua, dapat memproduksi dua komponen permenit.
Buruh ketiga dapat memproduksi lima komponen permenit. Mungkin juga bahwa buruh
yang sama dapat memproduksi satu komponen pada menit pertama, dan lima komponen
pada menit berikutnya. Pada kedua kasus tersebut, jumlah komponen yang diproduksi
mempunyai nilai yang berbeda, sehingga hal tersebut merupakan suatu variabel.
4. DEFINISI VARIABEL
2. Absensi hari ini tiga anggota dalam departemen penjualan, absen;
besok enam orang tidak masuk kerja; hari berikutnya, tidak ada yang
absen. Sehingga, secara teoretis nilai berkisar dari “tidak ada” hingga
“semua karyawan” absen, pada variabel absensi.
3. Motivasi Tingkat motivasi anggota untuk belajar dalam kelas atau
dalam tim kerja, mempunyai nilai beragam yang berkisar dari “sangat
rendah” hingga “sangat tinggi”. Motivasi seseorang untuk belajar dikelas
yang berbeda atau tim kerja yang berbeda juga mempunyai nilai yang
sama. Faktor yang disebut dengan motivasi harus dikurangi dari tingkat
abstraksinya dan diberlakukan dengan cara yang dapat diukur.
5. JENIS-JENIS VARIABEL
Terdapat empat jenis variabel utama dibahas dalam bab ini, yaitu :
1. Variabel Terikat
Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang menjadi perhatian utama
peneliti. Tujuan peneliti adalah untuk memahami dan mendeskripsikan variabel terikat, atau
menjelaskan variabilitasnya, atau memprediksinya. Dengan kata lain, variabel terikat
merupakan variabel utama yang sesuai dalam investigasi. Melalui analisis variabel terikat
(misalnya, menemukan apakah variabel yang mempengaruhinya), maka terdapat
kemungkinan untuk menemukan jawaban atau solusi atas masalah tersebut. Untuk tujuan ini,
peneliti akan tertarik untuk mengukur variabel terikat, sama seperti variabel lain yang
mempengaruhi variabel tersebut.
6. JENIS-JENIS VARIABEL
2. Variabel Bebas
• Apabila terdapat variabel bebas, variabel terikat juga hadir, dan dengan setiap unit kenaikan dalam
variabel bebas, terdapat pula kenaikan atau penuruan dalam variabel terikat. Dengan kata lain, varians
variabel terikat ditentukan oleh variabel bebas.
• Pengertian variabel bebas dapat dijelaskan dengan contoh berikut. seorang manajer berminat untuk
menyelidiki pengaruh iklan terhadap motivasi pembelian. Disini iklan sebagai variabel bebas (independent
variable) sedangkan motivasi pembelian merupakan variabel terikat (dependent variable). Dalam
penelitian ini, pengaruh iklan dapat dikatakan sebagai variabel bebas karena akan menjelaskan varians
dan merupakan variabel yang mempengaruhi sehingga menjadi sebab timbulnya motivasi pembelian.
Motivasi pembelian dapat dikatakan sebagai variabel terikat karena merupakan variabel yang dipengaruhi
atau akibat karena adanya variabel bebas.
7. JENIS-JENIS VARIABEL
3. Variabel Moderator
variabel moderator (moderating variable) adalah “variabel yang mempuyai
pengaruh ketergantungan (contingent effect) yang kuat dengan hubungan variabel
terikat dan variabel bebas.” Yaitu, kehadiran variabel ketiga (varibel moderat)
mengubah hubungan awal antara variabel bebas dan terikat.
Contohnya …..
8. Perbedaan Variabel Bebas dan Variabel Moderator
Sebagai contoh, mungkin terdapat dua situasi sebagai berikut:
1. Sebuah studi menunjukan bahwa semakin baik kualitas program pelatihan dalam organisasi dan semakin besar kebutuhan
peningkatan karyawan (yaitu, di mana keinginan untuk berkembang dan meningkat dalam pekerjaan bersifat kuat), semakin
besar keinginan mereka untuk mempelajari cara-cara baru dalam melakukan pekerjaan.
2. Studi lain menunjukan bahwa kesediaan karyawan untuk mempelajari cara-cara baru untuk melakukan pekerjaan tidak
dipengaruhi oleh kualitas program pelatihan yang diberikan oleh organisasi kepada semua orang tanpa perbedaan apa pun.
Hanya mereka yang sangat ingin meningkat yang tampaknya mempunyai keinginan untuk mempelajari cara-cara baru melalui
pelatihan khusus.
Tetapi, dalam kasus kedua, kualitas program program merupakan variabel bebas, dan meskipun variabel terkait tetap sama,
kekuatan keinginan untuk meningkat untuk menjadi variabel moderator. Dengan kata lain, hanya mereka dengan keinginan untuk
meningkat yang tinggi untuk meningkat yang tinggi yang menunjukan keinginan dan kemampuan adaptasi yang lebih besar untuk
belajar melakukan hal-hal baru jika kualitas program peltihan ditingkatkan. Dengan demikian, hubungan antara variabel bebas dan
terkait sekarang menjadi tergantung pada kehadiran sebuah variabel moderator.
9. JENIS-JENIS VARIABEL
4. Variabel Perantara
Variabel perantara (mediating variabel/intervening variabel) adalah variabel yang muncul antara
saat variabel bebas mulai mempengaruhi variabel terikat, dan saat pengaruh variabel bebas terasa
pada saat variabel terikat. Dengan demikian, terdapat kualitas temporal atau dimensi waktu pada
variabel perantara. Variabel perantara muncul sebagai fungsi dari variabel bebas yang berpengaruh
dalam situasi apa pun. Serta, membantu untuk mengonsepkan dan menjelaskan pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terkait.
10. KERANGKA TEORETIS
• Komponen Kerangka Teoretis
Terdapat tiga ciri dasar yang harus dimasukan dalam kerangka teoretis:
1. Variabel yang dianggap relevan dengan studi harus ditentukan dengan jelas.
2. Model konseptual yang menjelaskan hubungan diantara variabel-variabel dalam model tersebut
harus diperhatikan.
3. Harus ada penjelasan yang jelas mengapa kita memperkirakan bahwa hubungan tersebut ada.
11. PENYUSUNAN HIPOTESIS
• Definisi Hipotesis
Hipotesis (hypothesis) dapat didefinisikan sebagai pernyataan sementara, namun dapat diuji, yang
memprediksi apa yang anda inginkan dalam data empiris anda. Hipotesis berkaitan erat dengan teori. Hipotesis
adalah dugaan atau jawaban sementara dari pertanyaan yang ada pada perumusan masalah penelitian. Dikatakan
jawaban sementara karena jawaban yang ada adalah jawaban yang berasal dari teori. Dengan kata lain, jika teori
menyatakan bahwa A berpengaruh terhadap B, maka hipotesis adalah sesuai dengan apa yang dikatakan teori
tersebut, yaitu A berpengaruh terhadap B. Jawaban sesungguhnya hanya baru akan ditemukan apabila peneliti telah
melakukan pengumpulan data dan analisis data penelitian.
Hipotesis dibuat dari teori yang menjadi dasar dari model konseptual anda dan seringkali berhubungan dalam
sifatnya.
12. Pernyataan Hipotesis: Format
• Pernyataan Jika-Maka (If-Then Statement)
• Seperti disebutkan sebelumnya, hipotesis dpat didefinisikan sebagai pernyataan yang dapat diuji dari hubungan
antarvariabel. Hipotesis juga dapat menguji apakah terdapat perbedaan antara dua kelompok (atau antara
beberapa kelompok) yang terkait dengan variabel atau variabel-variabel. Untuk menguji apakah hubungan atau
perbedaan yang diperkirakan tersebut ada atau tidak, hipotesis dapat disusun sebagai proposisi atau dalam
bentuk pernyataan jika-maka (if-then statement). Kedua format tersebut dapat dilihat dalam dua contoh berikut
Karyawan yang lebih sehat akan lebih jarang mengambil cuti sakit
Jika karyawan lebih sehat, maka mereka akan lebih jarang mengambil cuti sakit
13. Hipotesis Direksional dan Nondireksional
Jika dalam menyatakan hubungan antara dua variabel atau membandingkan dua kelompok digunakan
istilah seperti positif, negative, lebih dari, kurang dari, dan semacamnya, maka hal tersebut disebut
Hipotesis direksional (directional hypothesis) karena arah hubungan antarvariabel (positif/negative)
ditunjukan, seperti pada contoh dibawah ini:
Semakin berat tekanan yang dialami dalam pekerjaan, semakin rendah kepuasan kerja
Wanita lebih termotivasi dibandingkan pria
14. hipotesis nondireksional (nondirectional Hypothesis) adalah hipotesis yang
menyatakan hubungan atau perbedaan, tetapi tidak memberikan indikasi
mengenai arah dari hubungan atau perbedaan tersebut. Dengan kata lain,
meskipun mungkin diperkirakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
diantara dua variabel, kita tidak dapat mengatakan apakah hubungan tersebut
positif atau negatif.
15. Hipotesis Nol dan Alternatif
Hipotesis nol (null hypothesis -Ho) adalah hipotesis yang dibuat untuk ditolak dengan tujuan guna
mendukung hipotesis alternatif yang dilambangkan dengan HA. Ketika digunakan, hipotesis nol
dianggap benar hingga bukti statistik, dalam bentuk uji hipotesis, menunjukkan sebaliknya.
Hipotesis alternatif yang merupakan kebalikan dari hipotesis nol adalah pernyataan yang menunjukkan
hubungan antara dua variabel atau menunjukkan perbedaan antarkelompok.
Setelah merumuskan hipotesis nol dan alternatif, uji statistic yang tepat (uji t, uji F) pun kemudian
dapat diterapkan yang menunjukkan apakah bukti untuk hipotesis alternatif tersebut ditemukan atau
tidak – yaitu, bahwa terdapat perbedaan signifikan antarkelompok atau terdapat hubungan signifikan
di antara variabel-variabel yang dihipotesiskan.
16. • Langkah-langkah yang harus diikuti dalam pengujian hipotesis adalah :
1. Menyatakan hipotesis nol dan alternatif
2. Memilih uji statistic yang tepat berdasarkan apakah data yang dikumpulkan adalah parametrik atau
non-parametrik
3. Menentukan tingkat signifikansi yang diinginkan (p = 0,05, atau lebih, atau kurang)
• Memastikan jika hasil dari analisis computer menunjukkan bahwa tingkat signifikansi terpenuhi.
Jika seperti dalam kasus analisis korelasi Pearson dalam perangkat lunak Excel