SlideShare a Scribd company logo
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kosmetik telah menjadi bagian kehidupan manusia sejak zaman dahulu.
Kosmetik berasal dari kata Yunani “kosmein” artinya berhias. Kosmetik
digunakan secara luas baik untuk kecantikan maupun untuk kesehatan.
Masyarakat di zaman Mesir Kuno sudah memanfaatkan merkuri pada abad ke 18.
Dunia kedokteran memakai merkuri sebagai obat sifilis, tapi sekarang semua
bahan obat dokter yang mengandung merkuri sudah ditinggalkan karena merkuri
adalah logam berat yang berbahaya bagi kesehatan.1
Kandungan logam berat dapat ditentukan dengan metode Spektrofotometer
serapan atom (AAS). Metode AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry)
merupakan salah satu metode analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui
keberadaan dan kadar logam berat dalam berbagai bahan, namun terlebih dahulu
dilakukan tahap pendestruksi cuplikan. Pada metode destruksi basah dekomposisi
sampel dilakukan dengan cara menambahkan pereaksi asam tertentu ke dalam
suatu bahan yang dianalisis. Asam-asam yang digunakan adalah asam-asam
pengoksidasi seperti asam sulfat (H2SO4), asam nitrat (HNO)3, H2O2, perklorat
1Boby Polii, dkk, Analisis Kandungan Merkuri Pada Kosmetik Pemutih Wajah Yang
Dijual Pedagang Kaki Lima Di Pasar 45 Kota Manado “Jurnal Kesehatan Masyarakat”
http://Jurnal-Virginia-Porong_091511152_Kesling.pdf (12 November 2014).
1
2
(HClO4) atau campurannya. Pemilihan jenis asam untuk mendestruksi suatu
bahan akan mempengaruhi hasil analisis.2
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan percobaan ini untuk
mengetahui kadar Cd dalam tiram secara destruksi dengan Spektrofotometer
Serapan Atom (SSA).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan ini yaitu berapakah kadar merkuri (Hg)
dalam kerang tiram secara destruksi asam dengan menggunakan Spektrofotometer
Serapan Atom (SSA)?
C. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui kadar merkuri (Hg)
dalam kerang tiram secara destruksi asam dengan menggunakan Spektrofotometer
Serapan Atom (SSA).
2Susila Kristianingrum, ”Kajian Berbagai Proses Destruksi sampel dan Efeknya” Jurnal
Kimia, 2 no. 1 (Juni)
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Susila%20Kristianingrum,%20Dra.,%20M.Si./B
%2032.pdf (31 Oktober 2014).
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kosmetik
Kosmetik merupakan produk yang dihasilkan oleh industri kosmetik dan
dipasarkan secara langsung kepada konsumen. Kosmetik berguna untuk
memperbaiki kesehatan, kebersihan dan penampilan fisik manusia dan melindungi
bagian tubuh dari kerusakan yang disebabkan oleh lingkungan. Kosmetik
termasuk sediaan farmasi maka pembuatannya harus mengikuti persyaratan,
keamanan, dan pemanfaataan sesuai Undang-Undang Kesehatan serta Peraturan
Pelaksanaannya yaitu batas cemaran merkuri didalam kosmetik sebesar 1 mg/kg.
sesuai dengan Peraturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor HK. 03.1.23.07.11,6662 Tahun 2011. Kosmetik tidak boleh
mempengaruhi fisiologi tubuh dan hanya bekerja di lapisan epidermis kulit.1
Di Indonesia angka kejadian efek samping kosmetik juga cukup tinggi
terbukti dengan selalu di jumpainya kasus efek samping kosmetik pada praktek
seorang dermatologi. Reaksi efek samping kosmetik cukup parah akibat
penambahan bahan aditif untuk meningkatkan efek pemutih. Parahnya reaksi efek
samping kosmetik ini salah satunya disebabkan karena penambahan bahan aditif
untuk meningkatkan efek pemutih, disamping karena penggunaan jangka panjang
pada area yang luas pada tubuh, di iklim yang panas dan lembab yang
kesemuanya meningkatkan absorbsi melewati kulit.2
1Boby Polii, dkk, Analisis Kandungan Merkuri Pada Kosmetik Pemutih Wajah Yang
Dijual Pedagang Kaki Lima Di Pasar 45 Kota Manado “Jurnal Kesehatan Masyarakat” , h.4.
2Boby Polii, dkk, Analisis Kandungan Merkuri Pada Kosmetik Pemutih Wajah Yang
Dijual Pedagang Kaki Lima Di Pasar 45 Kota Manado “Jurnal Kesehatan Masyarakat” , h. 2.
3
4
B. Merkuri (Hg)
Raksa merupakan terjemahan ke bahasa Indonesia dari bahasa latin
"hydrargyrum" (Hg). Terjemahan ke bahasa Inggris adalah mercury, yang berarti
mudah menguap. Walaupun terjemahan hydrargyrum ke bahasa Indonesia adalah
raksa, namun dikalangan peneliti dan masyarakat unsur hydrargyrum lebih
terkenal dengan nama merkuri. Raksa adalah unsur kimia, yang mempu-nyai
nomor atom 80, berat atom 200,61 dan jari-jari atom 1,48 A°. Merupakan satu
satunya unsur logam yang berbentuk cair pada suhu kamar ( 25°C ) dan sangat
mudah menguap. Membeku pada suhu — 38,87°C dan mendidih pada suhu
356,9°C. Warnanya tergantung pada ben-tuk fasanya. Fasa cair berwarna putih
perak, sedangkan fasa padat berwarna abu-abu. Densitas raksa yaitu 13,55
merupakan densitas yang tertinggi dari semua benda cair. Tegangan
permukaannya juga sangat tinggi yaitu 547 dine, dibandingkan dengan air (73
dine) atau alkohol (22 dine).3
Berdasarkan PERMENKES RI No.445/MENKES/PER/V/1998 Indonesia
melarang penggunaan merkuri dalam sediaan kosmetik, namun penggunaan krim
yang mengandung merkuri ini masih terus digunakan. Menurut Dr. Retno I.
Tranggono, SpKK menyebutkan bahwa krim yang mengandung merkuri, awalnya
memang terasa manjur dan membuat kulit tampak putih dan sehat, tetapi lama-
kelamaan, kulit dapat menghitam dan menyebabkan jerawat parah, selain itu,
pemakaian merkuri dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan kanker
kulit, kanker payudara, kanker leher rahim, kanker paru-paru, dan jenis kanker
lainnya. Pendapat ini berbeda dengan pendapat dari masyarakat dimana
Masyarakat menganggap bahwa kosmetik pemutih wajah tidak akan
menimbulkan hal-hal yang membahayakan karena hanya ditempelkan dibagian
3 Horas P. Hutagalung, Raksa (Hg) “Oseana”, 5 no. 3
(1985)http://www.oseanografi.lipi.go.id (12 November 2014).
5
luar kulit saja, tetapi ternyata pendapat ini salah, kulit mampu menyerap bahan
yang melekat pada kulit. Absorpsi kosmetik melalui kulit terjadi karena kulit
mempunyai celah anatomis yang dapat menjadi jalan masuk zat-zat yang melekat
di atasnya. Dampak dari absorpsi ini ialah efek samping kosmetik yang dapat
berlanjut menjadi efek toksik kosmetik.4
C. Destruksi
Destruksi merupakan suatu perlakuan pemecahan senyawa menjadi
unsurnya sehingga dapat dianalisis. Istilah destruksi ini disebut juga perombakan,
yaitu dari bentuk organik logam menjadi bentuk logam-logam anorganik, pada
dasarnya ada dua jenis destruksi yang dikenal dalam ilmu kimia yaitu destruksi
basah (oksida basah) dan destruksi kering (oksida kering). Kedua destruksi ini
memiliki teknik pengerjaan dan lama pemanasan atau pendestruksian yang
berbeda.5
Destruksi basah adalah perombakan sampel dengan asam-asam kuat baik
tunggal maupun campuran, kemudian dioksidasi dengan menggunakan zat
oksidator. Pelarut-pelarut yang dapat digunakan untuk destruksi basah antara lain
asam nitrat (HNO3), asam sulfat (H2SO4), asam perklorat (HClO4), dan asam
klorida (HCl). Kesemua pelarut tersebut dapat digunakan baik tunggal maupun
campuran. Kesempurnaan destruksi ditandai dengan diperolehnya larutan jernih
pada larutan destruksi, yang menunjukkan bahwa semua konstituen yang ada telah
larut sempurna atau perombakan senyawa-senyawa organik telah berjalan dengan
baik. Senyawa garam yang terbentuk setelah destruksi merupakan senyawa garam
yang stabil dan disimpan selama beberapa hari, pada umumnya pelaksanaan kerja
4Boby Polii, dkk, Analisis Kandungan Merkuri Pada Kosmetik Pemutih Wajah Yang
Dijual Pedagang Kaki Lima Di Pasar 45 Kota Manado “Jurnal Kesehatan Masyarakat” , h.2.
5Susila Kristianingrum, “Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya” Jurnal
Seminar Nasional Penelitian”,h.2.
6
destruksi basah dilakukan secara metode Kjeldhal, dalam usaha pengembangan
metode telah dilakukan modifikasi dari peralatan yang digunakan.6
Destruksi kering merupakan perombakan organik logam di dalam sampel
menjadi logam-logam anorganik dengan jalan pengabuan sampel dalam muffle
furnace dan memerlukan suhu pemanasan tertentu. Pada umumnya dalam
destruksi kering ini dibutuhkan suhu pemanasan antara 400-800oC, tetapi suhu ini
sangat tergantung pada jenis sampel yang akan dianalisis.7
D. Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)
Spektroskopi atom merupakan teknik analisis kuantitatif dari unsur-unsur,
dimana sekitar 70 unsur dapat dianalisis. Pemakaiannya luas pada berbagai bidang
karena prosedurnya paling selektif, spesifik, sensitivitasnya tinggi yaitu kisaran
ppm sampai ppb, waktu yang diperlukan cepat dan mudah dilakukan.8
Prinsip dasar dari spektrofotometer serapan atom (SSA) adalah
penyerapan energi secara eksklusif oleh atom dalam keadaan dasar dan berada
dalam bentuk gas. Sebuah larutan yang terdiri dari spesi logam tertentu ketika
disedot ke dalam nyala, maka akan berubah menjadi uap sesuai dengan spesi
logam. Beberapa logam akan naik langsung ke tingkat energi eksitasi sedemikian
rupa untuk memancarkan radiasi logam tertentu. Titik kritis dari atom logam
dengan energi kuantum yang cukup besar dari unsure tertentu akan tetap berada
dalam keadaan dasar dan tidak teremisi. Atom tersebut yang akan menerima
6Susila Kristianingrum, “Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya” Jurnal
Seminar Nasional Penelitian, h.4-5.
7Susila Kristianingrum, “Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya” Jurnal
Seminar Nasional Penelitian,h.4-5.
8Maria Bintang, Biokimia Teknik Penelitian (Jakarta: Erlangga, 2010), h. 196.
7
radiasi cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu yang sesuai dengan
atom logam.9
Spektroskopi absorpsi atom pada metodenya radiasinya dari suatu sumber
yang sesuai (lampu katoda cekung) dilewatkan kedalam nyala api yang berisi
sampel yang telah teratomisasi, kemudian radiasi tersebut diteruskan ke detektor
melalui monokromator, untuk membedakan antara radiasi yang berasal dari
sumber radiasi dan radiasi dari nyala api, biasanya digunakan chopper yang
dipasang sebelum radiasi dari sumber radiasi mencapai nyala api. Detektor disini
akan menolak arus searah (DC) dari emisi nyala dan hanya mengukur arus bolak
balik (sinyal absorpsi) dari sumber radiasi dan sampel. Konsentrasi unsur
berdasarkan perbedaan intensitas radiasi pada saat ada atau tidaknya unsur yang
diukur (sampel) dalam nyala api.10
Pelarut digunakan dalam prosedur dalam spektrofotometrik menimbulkan
permasalahan dalam beberapa daerah spektrum. Pelarut tidak hanya harus
melarutkan sampel tetapi juga tidak boleh menyerap cukup banyak dalam daerah
itu dibuat.11
Spektrofotometer serapan atom (SSA) dapat mengukur kadar unsur
tertentu dengan baik meskipun dengan adanya unsur-unsur yang lain, sama sekali
tidak ada keharusan untuk memisahkan unsure uji dari yang lain sehingga tidak
hanya menghemat waktu, tetapi juga menghilangkan berbagai sumber kesalahan
yang mungkin muncul selama proses ini. selain itu, Spektrofotometer serapan
atom (SSA) dapat juga digunakan untuk menentukan larutan berair dan larutan
berair. Kenyataannya, Spektrofotometer serapan atom (SSA) bebas dari segala
9 Nursalam Hamzah, Analisis Kimia Metode Spektrofotometer (Makassar: Alauddin
University Press,2013), h. 88-89.
10Maria Bintang, Biokimia Teknik Penelitian,h.197.
11R. A. Day, Jr. Dan A. L. Underwood, Quantitative Analysis Sixth Edition, terj. Hilarius
Wibi H dkk, AnalisisKimia Kuantitatif(Jakarta: Erlangga, 2002), h. 416.
8
kerumitan persiapan sampel, telah terbukti sebagai alat analisis yang ideal dan
serbaguna, walaupun bukan ahli kimia, misalnya ahli biologi, dokter dan insinyur
yang lebih berorientasi pada pentingnya hasil.12
12Nursalam hamzah, Analisis Kimia Metode Spektrofotometer,h. 88.
9
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Waktu dan Tempat
Hari/ Tanggal : Jumat/ 14 November 2014
Pukul : 13.00-17.30 WITA
Tempat : Laboratorium Kimia Anorganik dan Kimia Instrumen
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin
Makassar.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah rangkaian alat
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) varian AA240F, lampu katoda
merkuri (Hg), cold vapor, neraca analitik, penangas listrik, pipet skala 5 mL
dan 1 mL, pipet volume 25 mL, labu takar 500 mL, 100 mL dan 50 mL,
erlenmeyer 100 mL, bulp, botol semprot, batang pengaduk, corong dan
spatula.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah asam nitrat
(HNO3) p.a, asam klorida (HCl) p.a, aquabides (H2O), kertas saring whatman
no.42, larutan induk merkuri (Hg) 1000 ppm, sampel (DM), dan timah (II)
klorida (SnCl2)
10
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari percobaan ini yaitu:
1. Preparasi uji merkuri (Hg) total
Prosedur kerja pada preparasi uji merkuri (Hg)l total yaitu
menimbang 5,0022 gr dan 5,0019 gr sampel ke erlenmeyer 100 mL.
Menambahkan aquabides (H2O) 25 mL dan asam nitrat (HNO3) pekat
sebanyak 5 mL. Memanaskan hingga larutan menjadi 10 mL. Menyaring
larutan hasil sisa destruksi ke dalam labu takar 100 mL. Menambahkan 1 mL
larutan baku 1 ppm. Mengencerkan dengan aquabides (H2O) dan
menghomogenkan. Melakukan duplo.
2. Pembuatan larutan pengencer asam nitrat (HNO3)
Prosedur kerja pada pembuatan larutan pengencer yaitu 5 % asam
nitrat (HNO3) p.a dipipet sebanyak 38 mL ke dalam labu takar 500 mL
ditambahkan 0,5 % asam klorida (HCl) p.a sebanyak 7 mL kemudian
diencerkan dengan aquabides (H2O) hingga tanda batas dan dihomogenkan.
3. Pembuatan larutan baku merkuri (Hg) 100 ppm
Prosedur kerja pada pembuatan larutan baku merkuri (Hg) 100 ppm yaitu
memipet 5 mL larutan induk merkuri (Hg) 1000 ppm ke dalam labu takar 50
mL. Mengencerkan dengan aquabides (H2O) dan homogenkan.
4. Pembuatan larutan baku merkuri (Hg) 10 ppm
Prosedur kerja pada pembuatan larutan baku merkuri (Hg) 10 ppm yaitu
terlebih dahulu memipet 5 mL larutan induk merkuri (Hg) 100 ppm ke dalam
labu takar 50 mL. Mengencerkan dengan aquabides (H2O) dan homogenkan.
11
5. Pembuatan larutan baku merkuri (Hg) 1 ppm
Prosedur kerja pada pembuatan larutan baku merkuri (Hg) 1 ppm yaitu
terlebih dahulu memipet 5 mL larutan induk merkuri (Hg) 10 ppm ke dalam
labu takar 50 mL. Mengencerkan dengan aquabides (H2O) dan homogenkan.
6. Pembuatan larutan standar
Prosedur kerja pada pembuatan larutan standar yaitu memipet larutan
baku 10 ppm sebanyak 0,25 mL, 0,5 mL, 0,75 mL dan 1 mL ke dalam 4 labu
takar 50 mL yang berbeda. Mengencerkannya dengan aquabides (H2O) dan
homogenkan.
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
Tabel IV.1 Larutan Standar dan Sampel
2. Reaksi
No. Larutan
Konsentrasi (x)
(ppm)
Absorbansi (y)
1. Blanko 0 0,0000 0,0011
2. 1 0,0050 0,0688
3. 2 0,0100 0,1152
4. 3 0,0150 0,1453
5. 4 0,0200 0,2197
6. Sampel (DM)1 Uncal 0,3508
7. Sampel (DM)2 Uncal 0,3475
13
3. Grafik
a. Grafik Komputer
Grafik IV. 1. Hubungan Konsentrasi terhadap absorbansi larutan standar .
b. Grafik Manual
Grafik IV. 1. Hubungan Konsentrasi terhadap absorbansi larutan standar .
y = 10.274x + 0.0073
R² = 0.9823
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025
Absorbansi
Konsentrasi
y
Linear (y)
14
B. Pembahasan
Percobaan ini dilakukan untuk menentukan kandungan kadar merkuri
(Hg) yang terdapat pada kerang hijau. Kerang hijau yang akan diuji didestruksi
dengan metode basah. Pengukuran kandungan merkuri (Hg) dilakukan dengan
menggunakan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS).
Pertama-tama membuat larutan standar dengan memipet larutan induk
kadmium Hg(NO3)2 1000 ppm sebanyak 10 mL dan diencerkan dalam labu takar.
Memipet larutan standar merkuri (Hg) masing-masing ppm, ppm, ppm, ppm dan
ppm deret standar yang digunakan berbeda-beda bertujuan untuk membedakan
absorbansi dari masing-masing deret standar.
Pembuatan larutan sampel dilakukan dengan menimbang sampel DM.
Menambahkan aquabides sebagai pelarut bebas mineral dan akan membersihkan
sampel dari pengotor. Menambahkan asam nitrat (HNO3) yang berfungsi sebagai
asam yang akan menyerap kadar logam berat yang dalam sampel. Selanjutnya
dipanaskan untuk mempercepat terjadinya proses destruksi karena pada suhu
tinggi destruksi berlangsung cepat yang artinya perombakan logam organik dapat
cepat menjadi logam-logam anorganik. Mendinginkan dan sebelum disaring
menambahkan 1 ml larutan baku 1 ppm untuk mepermudah dalam
pengidentifikasian merkuri (Hg) dalam sampel pada saat pengidentifikasian
menggunakan spektrofotometer serapan atom (SSA) vapor, kemudian menyaring
larutan ke dalam labu takar dan selanjutnya mengencerkan untuk memperkecil
15
konsentrasi lautannya. Mengidentifikasi larutan menggunakan spektrofotometer
serapan atom (SSA) vapor.
Larutan yang telah dihimpitkan di uji kadar merkurinya dengan alat
spektrofotometer serapan atom (SSA) vapor dengan panjang gelombang 253,7 nm,
dari kurva kalibrasi dapat diketahui bahwa, persamaan garis yang menyatakan
hubungan antara konsentrasi dan absorbansi yaitu y = 10,27x + 0,007 dengan R² =
0,982. Kelayakan suatu kurva kalibrasi diuji dengan uji kelinieran kurva. Uji ini
diperoleh dengan penentuan koefisien korelasi (R) yang merupakan ukuran
kesempurnaan hubungan antara konsentrasi larutan standar dengan absorbansi
larutan. Nilai R menyatakan bahwa terdapat korelasi yang linier antara konsentrasi
dan absorbansi dan hampir semua titik terletak pada 1garis lurus dengan gradien
yang positif. Nilai R2 yang baik terletak pada kisaran 0,9 ≤ R2≤1.
Nilai R2 kurva kalibrasi larutan standar pada penelitian ini adalah 0,982,
sehingga berdasarkan nilai korelasi tersebut maka kurva kalibrasi ini layak
digunakan karena berada dalam kisaran 0,9 ≤ R2≤ 1. Kurva kalibrasi dapat
diketahui bahwa, persamaan garis yang menyatakan hubung anantara konsentrasi
dan absorbansi yaitu y = 10,27x + 0,007, dalam hal ini y adalah absorbansi, x
adalah konsentrasi. Nilai 10,27 menyatakan kemiringan kurva (m), sedangkan
nilai 0,007 menunjukkan intersep yaitu titik potong antara kurva dengan sumbu y,
dengan mengetahui persamaan linear kurva kalibrasi dan adsorbansi sampel
didapatkan sampel (DM I) sebesar 0,0334 mg/L dan sampel (DM II) sebesar
0,0331 mg/L sehingga diperoleh rata-ratanya sebesar 0,03325 mg/L;
Menurut teori (Standar Nasional Indonesia) tidak diperbolehkan terdapat
kandungan merkuri (Hg) dalam kosmetik sehingga dapat disimpulkan sampel
tidak layak untuk digunakan.
16
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah kandungan kadar merkuri (Hg)
dalam sampel kerang hijau dengan menggunakan alat spektrofotometer serapan
atom (SSA) vapor adalah 0,03325 mg/L
B. Saran
Saran yang diberikan untuk percobaan selanjutnya yaitu sebaiknya
dilakukan pula uji kandungan Arsen (As) dalam kerang hijau sehingga dapat
diketahui kendungan logam tersebut dalam kerang hijau menggunakan
spektrofotometr serapan atom (SSA) vapor.
17
DAFTAR PUSTAKA
Bintang, Maria. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta: Erlangga, 2010.
Day, Jr., R. A. dan A. L. Underwood, Quantitative Analysis Sixth Edition, terj.
Hilarius Wibi H dkk, Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga, 2002.
Hamzah, Nursalam. Analisis Kimia Metode Spektrofotometer. Makassar:
Alauddin University Press, 2013.
Hutagalung, Horas P. Raksa (Hg) “Oseana”, 5 no. 3
(1985)http://www.oseanografi.lipi.go.id (12 November 2014).
Khopkar,S.M. Basic Comcepts Of Analytical Chemistry, terj. A.Saptoraharjordjo,
Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press, 1990.
Kristianingrum, Susila.”Kajian Berbagai Proses Destruksi sampel dan
Efeknya”.JurnalKimia, Vol. 2 no. 1 (Juni).
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Susila%20Kristianingrum
,%20Dra.,%20M.Si./B%2032.pdf. Diakses pada 06 Novemberr 2014.
Polii, Boby. Dkk. Analisis Kandungan Merkuri Pada Kosmetik Pemutih Wajah
Yang Dijual Pedagang Kaki Lima Di Pasar 45 Kota Manado “Jurnal
Kesehatan Masyarakat” http://Jurnal-Virginia-
Porong_091511152_Kesling.pdf (12 November 2014).
18
LAMPIRAN
Analisis Data
No. Sampel
Konsentrasi (x)
ppm
Absorbansi (y) x.y x2
y2
1 Blanko 0 0,0011 0 0 0,00000121
2 Standar I 0,005 0,0688 0,000344 0,000025 0,00473344
3 Standar II 0,01 0,1152 0,001152 0,0001 0,01327104
4 Standar III 0,015 0,1453 0,0021795 0,000225 0,02111209
5 Standar IV 0,02 0,2197 0,004394 0,0004 0,04826809
N = 5 Σx= 0,05 Σy= 0,5501 Σx.y=0,0080695 Σ x2
= 0,00075 Σ y2
=0,08738587
Diketahui:
x rata-rata = 0,01
y rata-rata = 0,11002
N = 5
Σx = 0,05
Σy = 0,5501
Σxy = 0,0080695
Σx2 = 0,00075
Σ y2 = 0,08738587
Ditanyakan:
a. b = .............?
b. a = .............?
19
c. garis regresi y = a + bx
d. R2 = ...........?
Penyelesaian:
a. Persamaan garis linier (b)
𝑏 =
Σxy −
(Σx)(Σy)
N
𝛴 𝑥2−
(𝛴𝑥)2
N
=
0,0080695 −
(0,05)(0,5501)
5
0,00075 −
(0,0025)
5
=
0,0080695 −
(0,027505)
5
0,00075 −
(0,0025)
5
=
0,0080695 − 0,005501
0,00075 − 0,0005
=
0,0025685
0,00025
= 10,27
b. Nilai a
a = y rata-rata – b (x rata-rata)
= 0,11002 – 10,27 (0,01)
= 0,11002 – 0,1027
= 0,007
20
c. Konsentrasi (x) merkuri (Hg) dalam DM
1. Konsentrasi (x) DM I
y = a + bx
0,3508 = 0,007+ 10,27x
0,3508 - 0,007= 10,27x
0,3438 = 10,27x
x =
0,3438
10,27
x = 0,0334
2. Konsentrasi (x) kerang hijau II
y = a + bx
0,3475 = 0,007 + 10,27x
0,3475 - 0,007 = 10,27x
0,3405= 10,27x
x =
0,3405
10,27
x= 0,0331
d. Konsentrasi blanko
x =
𝑦 − 𝑎
𝑏
x =
0,0011 − 0,007
10,27
21
x =
−0,0059
10,27
x = −0,00057
e. konsentrasi deret standar
Standar 1 :
x =
𝑦 − 𝑎
𝑏
x =
0,0688 − 0,007
10,27
x =
0,0618
10,27
x = 0,00602
Standar 2:
x =
𝑦 − 𝑎
𝑏
x =
0,1152−0,007
10,27
x =
0,1082
10,27
x = 0,01053
Standar 3 :
x =
𝑦 − 𝑎
𝑏
x =
0,1453 − 0,007
10,27
x =
0,1383
10,27
x = 0,01346
Standar 4:
x =
𝑦 − 𝑎
𝑏
x =
0,2197 − 0,007
10,27
22
x =
0,2127
10,27
x = 0,02071
f. kadar rata-rata merkuri (Hg) dalam DM
0,0334 + 0,0331= 0,03325 mg/L
2
g. Nilai regresi (R)
R2=
𝑛 𝛴𝑥𝑦 − 𝛴𝑥𝛴𝑦
√[( 𝑛 𝛴 𝑥2)−( 𝛴𝑥)2] 𝑥 [( 𝑛 𝛴𝑦2 ) −(𝛴𝑦)2]
R2=
5 𝑥 (0,0080695)− 0,05 𝑥(0.5501 )
√[(5 𝑥 0,00075)−(0.0025)]𝑥[ (5 x 0,08738587 )−(0,30261)]
R2=
0,0403475−0,027505
√[(0,00375)−(0,0025)] 𝑥[(0,43692935)−(0,30261)]
R2=
0,0128425
√(0,00125 )(0,13431935)
R2=
0,0128425
√0,0001679
R2=
0,0128425
0,0129575
R2= 0,99
23

More Related Content

What's hot

laporan prakktikum_hplc2
laporan prakktikum_hplc2laporan prakktikum_hplc2
laporan prakktikum_hplc2
Dimaz Febrianto
 
Laporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar AbuLaporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar Abu
universitas jember
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Rukmana Suharta
 
Elektroforesis
Elektroforesis Elektroforesis
Elektroforesis
nisha althaf
 
Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Okta Yosiana Dewi
 
EKSTRAKSI
EKSTRAKSIEKSTRAKSI
EKSTRAKSI
Rolly Scavengers
 
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyalaCara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
UIN Alauddin Makassar
 
GC kolom
GC kolomGC kolom
GC kolom
Bughis Berkata
 
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran LarutanDiagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
Rut Tiur Lani Marpaung
 
Alat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimiaAlat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimia
Rada Kusnadi
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
EDIS BLOG
 
spektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atomspektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atom
Dyah Asih Setiatin
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
She'renz Angelique
 
Alkohol dan fenol
Alkohol dan fenolAlkohol dan fenol
Alkohol dan fenolXINYOUWANZ
 
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClyassintaeka
 
Elektroforesis bahan presentasi
Elektroforesis bahan presentasiElektroforesis bahan presentasi
Elektroforesis bahan presentasi
Adjie Affan
 
Laporan praktikum kromatografi kertas
Laporan praktikum kromatografi kertasLaporan praktikum kromatografi kertas
Laporan praktikum kromatografi kertas
Umi Nurul
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Rukmana Suharta
 

What's hot (20)

laporan prakktikum_hplc2
laporan prakktikum_hplc2laporan prakktikum_hplc2
laporan prakktikum_hplc2
 
Laporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar AbuLaporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar Abu
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
 
Karbohidrat
KarbohidratKarbohidrat
Karbohidrat
 
Elektroforesis
Elektroforesis Elektroforesis
Elektroforesis
 
Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum
 
EKSTRAKSI
EKSTRAKSIEKSTRAKSI
EKSTRAKSI
 
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyalaCara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
 
GC kolom
GC kolomGC kolom
GC kolom
 
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran LarutanDiagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
 
Alat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimiaAlat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimia
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
 
spektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atomspektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atom
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Alkohol dan fenol
Alkohol dan fenolAlkohol dan fenol
Alkohol dan fenol
 
Mikromeritik
Mikromeritik Mikromeritik
Mikromeritik
 
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
 
Elektroforesis bahan presentasi
Elektroforesis bahan presentasiElektroforesis bahan presentasi
Elektroforesis bahan presentasi
 
Laporan praktikum kromatografi kertas
Laporan praktikum kromatografi kertasLaporan praktikum kromatografi kertas
Laporan praktikum kromatografi kertas
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
 

Similar to Cara uji merkuri (hg) secara spektrofotometer

Analisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairan
Analisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairanAnalisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairan
Analisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairan
Tanty Puspa Sari
 
Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah
Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah
Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah
Astika Rahayu
 
Artikel semnas mipa 2013 redhana
Artikel semnas mipa 2013 redhanaArtikel semnas mipa 2013 redhana
Artikel semnas mipa 2013 redhana
I Wayan Redhana
 
Makalah sterilisasi dalam kebidanan
Makalah sterilisasi dalam kebidananMakalah sterilisasi dalam kebidanan
Makalah sterilisasi dalam kebidanan
Septian Muna Barakati
 
Manfaat ilmu kimia dalam kegiatan sehari hari wahyu septiadi
Manfaat ilmu kimia dalam kegiatan sehari hari  wahyu septiadiManfaat ilmu kimia dalam kegiatan sehari hari  wahyu septiadi
Manfaat ilmu kimia dalam kegiatan sehari hari wahyu septiadi
WahyuSept25
 
Cara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atom
Cara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atomCara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atom
Cara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atom
UIN Alauddin Makassar
 
Percobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airPercobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD air
Rini Wulandari
 
Bahan kimia berbahaya
Bahan kimia berbahayaBahan kimia berbahaya
Bahan kimia berbahaya
Pujiati Puu
 
Kesehatan lingkungan (pencemaran air)
Kesehatan lingkungan (pencemaran air)Kesehatan lingkungan (pencemaran air)
Kesehatan lingkungan (pencemaran air)
Asyifa Robiatul adawiyah
 
Makalah tentang Ilmu kimia dalam kehidupan sehari hari
Makalah tentang Ilmu kimia dalam kehidupan sehari hariMakalah tentang Ilmu kimia dalam kehidupan sehari hari
Makalah tentang Ilmu kimia dalam kehidupan sehari hari
Amos Pangkatana
 
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan Dasar
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan DasarKonsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan Dasar
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan Dasar
yohanes meor
 
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya
Makalah efek samping bedak pemutih berbahayaMakalah efek samping bedak pemutih berbahaya
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya
Makalah efek samping bedak pemutih berbahayaMakalah efek samping bedak pemutih berbahaya
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya
Operator Warnet Vast Raha
 
Analisa gas co2 dalam air menggunakan toc
Analisa gas co2 dalam air menggunakan tocAnalisa gas co2 dalam air menggunakan toc
Analisa gas co2 dalam air menggunakan toc
Indriati Dewi
 
Pencemaran dan Kerusakan dalam Perspektif Green Industry
Pencemaran dan Kerusakan dalam Perspektif Green IndustryPencemaran dan Kerusakan dalam Perspektif Green Industry
Pencemaran dan Kerusakan dalam Perspektif Green Industry
Rindi Sulistyani
 
Teknologi pestisida ramah lingkungan
Teknologi pestisida ramah lingkunganTeknologi pestisida ramah lingkungan
Teknologi pestisida ramah lingkungan
Arif Hermanto
 
Pencemaran lingkungan kelas 10
Pencemaran lingkungan kelas 10Pencemaran lingkungan kelas 10
Pencemaran lingkungan kelas 10
Yudistira Ydstr
 
Stabilitas obat dalam sediaan farmasi.pdf
Stabilitas obat dalam sediaan farmasi.pdfStabilitas obat dalam sediaan farmasi.pdf
Stabilitas obat dalam sediaan farmasi.pdf
belatikodr4t
 

Similar to Cara uji merkuri (hg) secara spektrofotometer (20)

Analisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairan
Analisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairanAnalisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairan
Analisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairan
 
Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah
Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah
Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah
 
Artikel semnas mipa 2013 redhana
Artikel semnas mipa 2013 redhanaArtikel semnas mipa 2013 redhana
Artikel semnas mipa 2013 redhana
 
Makalah sterilisasi dalam kebidanan
Makalah sterilisasi dalam kebidananMakalah sterilisasi dalam kebidanan
Makalah sterilisasi dalam kebidanan
 
Manfaat ilmu kimia dalam kegiatan sehari hari wahyu septiadi
Manfaat ilmu kimia dalam kegiatan sehari hari  wahyu septiadiManfaat ilmu kimia dalam kegiatan sehari hari  wahyu septiadi
Manfaat ilmu kimia dalam kegiatan sehari hari wahyu septiadi
 
Cara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atom
Cara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atomCara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atom
Cara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atom
 
Percobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airPercobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD air
 
Bahan kimia berbahaya
Bahan kimia berbahayaBahan kimia berbahaya
Bahan kimia berbahaya
 
Kesehatan lingkungan (pencemaran air)
Kesehatan lingkungan (pencemaran air)Kesehatan lingkungan (pencemaran air)
Kesehatan lingkungan (pencemaran air)
 
Toksikologi Industri
Toksikologi IndustriToksikologi Industri
Toksikologi Industri
 
Makalah tentang Ilmu kimia dalam kehidupan sehari hari
Makalah tentang Ilmu kimia dalam kehidupan sehari hariMakalah tentang Ilmu kimia dalam kehidupan sehari hari
Makalah tentang Ilmu kimia dalam kehidupan sehari hari
 
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan Dasar
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan DasarKonsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan Dasar
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan Dasar
 
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya
Makalah efek samping bedak pemutih berbahayaMakalah efek samping bedak pemutih berbahaya
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya
 
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya
Makalah efek samping bedak pemutih berbahayaMakalah efek samping bedak pemutih berbahaya
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya
 
Analisa gas co2 dalam air menggunakan toc
Analisa gas co2 dalam air menggunakan tocAnalisa gas co2 dalam air menggunakan toc
Analisa gas co2 dalam air menggunakan toc
 
Pencemaran dan Kerusakan dalam Perspektif Green Industry
Pencemaran dan Kerusakan dalam Perspektif Green IndustryPencemaran dan Kerusakan dalam Perspektif Green Industry
Pencemaran dan Kerusakan dalam Perspektif Green Industry
 
Teknologi pestisida ramah lingkungan
Teknologi pestisida ramah lingkunganTeknologi pestisida ramah lingkungan
Teknologi pestisida ramah lingkungan
 
Pencemaran lingkungan kelas 10
Pencemaran lingkungan kelas 10Pencemaran lingkungan kelas 10
Pencemaran lingkungan kelas 10
 
Stabilitas obat dalam sediaan farmasi.pdf
Stabilitas obat dalam sediaan farmasi.pdfStabilitas obat dalam sediaan farmasi.pdf
Stabilitas obat dalam sediaan farmasi.pdf
 
Analisis air widya
Analisis air widyaAnalisis air widya
Analisis air widya
 

More from UIN Alauddin Makassar

Asam lemak
Asam lemakAsam lemak
Loporan amoniak
Loporan amoniakLoporan amoniak
Loporan amoniak
UIN Alauddin Makassar
 
Kromatografi kertas (kk)
Kromatografi kertas (kk)Kromatografi kertas (kk)
Kromatografi kertas (kk)
UIN Alauddin Makassar
 
Kromatografi lapis tipis (klt)
Kromatografi lapis tipis (klt)Kromatografi lapis tipis (klt)
Kromatografi lapis tipis (klt)
UIN Alauddin Makassar
 
Kromatografi kolom (resin penukar ion)
Kromatografi kolom (resin penukar ion)Kromatografi kolom (resin penukar ion)
Kromatografi kolom (resin penukar ion)
UIN Alauddin Makassar
 
Ekstraksi pelarut padat cair
Ekstraksi pelarut padat cairEkstraksi pelarut padat cair
Ekstraksi pelarut padat cair
UIN Alauddin Makassar
 
Destilasi
DestilasiDestilasi
Anodasi aluminium
Anodasi aluminiumAnodasi aluminium
Anodasi aluminium
UIN Alauddin Makassar
 
Halogen
HalogenHalogen
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasPenentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
UIN Alauddin Makassar
 
Sintesis kristal tunggal besar [k al.(so4)2.12 h2o]
Sintesis kristal tunggal besar [k al.(so4)2.12 h2o]Sintesis kristal tunggal besar [k al.(so4)2.12 h2o]
Sintesis kristal tunggal besar [k al.(so4)2.12 h2o]
UIN Alauddin Makassar
 
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aasPengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
UIN Alauddin Makassar
 
Penentuan do, cod dan bod
Penentuan do, cod dan bodPenentuan do, cod dan bod
Penentuan do, cod dan bod
UIN Alauddin Makassar
 
Alkali dan alkali tanah
Alkali dan alkali tanahAlkali dan alkali tanah
Alkali dan alkali tanah
UIN Alauddin Makassar
 
Reduksi besi (iii) dengan cahaya
Reduksi besi (iii) dengan cahayaReduksi besi (iii) dengan cahaya
Reduksi besi (iii) dengan cahaya
UIN Alauddin Makassar
 
PPT Pengawetan pada makanan
PPT Pengawetan pada makananPPT Pengawetan pada makanan
PPT Pengawetan pada makanan
UIN Alauddin Makassar
 

More from UIN Alauddin Makassar (17)

Potensiometer
PotensiometerPotensiometer
Potensiometer
 
Asam lemak
Asam lemakAsam lemak
Asam lemak
 
Loporan amoniak
Loporan amoniakLoporan amoniak
Loporan amoniak
 
Kromatografi kertas (kk)
Kromatografi kertas (kk)Kromatografi kertas (kk)
Kromatografi kertas (kk)
 
Kromatografi lapis tipis (klt)
Kromatografi lapis tipis (klt)Kromatografi lapis tipis (klt)
Kromatografi lapis tipis (klt)
 
Kromatografi kolom (resin penukar ion)
Kromatografi kolom (resin penukar ion)Kromatografi kolom (resin penukar ion)
Kromatografi kolom (resin penukar ion)
 
Ekstraksi pelarut padat cair
Ekstraksi pelarut padat cairEkstraksi pelarut padat cair
Ekstraksi pelarut padat cair
 
Destilasi
DestilasiDestilasi
Destilasi
 
Anodasi aluminium
Anodasi aluminiumAnodasi aluminium
Anodasi aluminium
 
Halogen
HalogenHalogen
Halogen
 
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasPenentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
 
Sintesis kristal tunggal besar [k al.(so4)2.12 h2o]
Sintesis kristal tunggal besar [k al.(so4)2.12 h2o]Sintesis kristal tunggal besar [k al.(so4)2.12 h2o]
Sintesis kristal tunggal besar [k al.(so4)2.12 h2o]
 
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aasPengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
 
Penentuan do, cod dan bod
Penentuan do, cod dan bodPenentuan do, cod dan bod
Penentuan do, cod dan bod
 
Alkali dan alkali tanah
Alkali dan alkali tanahAlkali dan alkali tanah
Alkali dan alkali tanah
 
Reduksi besi (iii) dengan cahaya
Reduksi besi (iii) dengan cahayaReduksi besi (iii) dengan cahaya
Reduksi besi (iii) dengan cahaya
 
PPT Pengawetan pada makanan
PPT Pengawetan pada makananPPT Pengawetan pada makanan
PPT Pengawetan pada makanan
 

Cara uji merkuri (hg) secara spektrofotometer

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kosmetik telah menjadi bagian kehidupan manusia sejak zaman dahulu. Kosmetik berasal dari kata Yunani “kosmein” artinya berhias. Kosmetik digunakan secara luas baik untuk kecantikan maupun untuk kesehatan. Masyarakat di zaman Mesir Kuno sudah memanfaatkan merkuri pada abad ke 18. Dunia kedokteran memakai merkuri sebagai obat sifilis, tapi sekarang semua bahan obat dokter yang mengandung merkuri sudah ditinggalkan karena merkuri adalah logam berat yang berbahaya bagi kesehatan.1 Kandungan logam berat dapat ditentukan dengan metode Spektrofotometer serapan atom (AAS). Metode AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry) merupakan salah satu metode analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui keberadaan dan kadar logam berat dalam berbagai bahan, namun terlebih dahulu dilakukan tahap pendestruksi cuplikan. Pada metode destruksi basah dekomposisi sampel dilakukan dengan cara menambahkan pereaksi asam tertentu ke dalam suatu bahan yang dianalisis. Asam-asam yang digunakan adalah asam-asam pengoksidasi seperti asam sulfat (H2SO4), asam nitrat (HNO)3, H2O2, perklorat 1Boby Polii, dkk, Analisis Kandungan Merkuri Pada Kosmetik Pemutih Wajah Yang Dijual Pedagang Kaki Lima Di Pasar 45 Kota Manado “Jurnal Kesehatan Masyarakat” http://Jurnal-Virginia-Porong_091511152_Kesling.pdf (12 November 2014). 1
  • 2. 2 (HClO4) atau campurannya. Pemilihan jenis asam untuk mendestruksi suatu bahan akan mempengaruhi hasil analisis.2 Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan percobaan ini untuk mengetahui kadar Cd dalam tiram secara destruksi dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada percobaan ini yaitu berapakah kadar merkuri (Hg) dalam kerang tiram secara destruksi asam dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)? C. Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui kadar merkuri (Hg) dalam kerang tiram secara destruksi asam dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). 2Susila Kristianingrum, ”Kajian Berbagai Proses Destruksi sampel dan Efeknya” Jurnal Kimia, 2 no. 1 (Juni) http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Susila%20Kristianingrum,%20Dra.,%20M.Si./B %2032.pdf (31 Oktober 2014).
  • 3. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kosmetik Kosmetik merupakan produk yang dihasilkan oleh industri kosmetik dan dipasarkan secara langsung kepada konsumen. Kosmetik berguna untuk memperbaiki kesehatan, kebersihan dan penampilan fisik manusia dan melindungi bagian tubuh dari kerusakan yang disebabkan oleh lingkungan. Kosmetik termasuk sediaan farmasi maka pembuatannya harus mengikuti persyaratan, keamanan, dan pemanfaataan sesuai Undang-Undang Kesehatan serta Peraturan Pelaksanaannya yaitu batas cemaran merkuri didalam kosmetik sebesar 1 mg/kg. sesuai dengan Peraturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK. 03.1.23.07.11,6662 Tahun 2011. Kosmetik tidak boleh mempengaruhi fisiologi tubuh dan hanya bekerja di lapisan epidermis kulit.1 Di Indonesia angka kejadian efek samping kosmetik juga cukup tinggi terbukti dengan selalu di jumpainya kasus efek samping kosmetik pada praktek seorang dermatologi. Reaksi efek samping kosmetik cukup parah akibat penambahan bahan aditif untuk meningkatkan efek pemutih. Parahnya reaksi efek samping kosmetik ini salah satunya disebabkan karena penambahan bahan aditif untuk meningkatkan efek pemutih, disamping karena penggunaan jangka panjang pada area yang luas pada tubuh, di iklim yang panas dan lembab yang kesemuanya meningkatkan absorbsi melewati kulit.2 1Boby Polii, dkk, Analisis Kandungan Merkuri Pada Kosmetik Pemutih Wajah Yang Dijual Pedagang Kaki Lima Di Pasar 45 Kota Manado “Jurnal Kesehatan Masyarakat” , h.4. 2Boby Polii, dkk, Analisis Kandungan Merkuri Pada Kosmetik Pemutih Wajah Yang Dijual Pedagang Kaki Lima Di Pasar 45 Kota Manado “Jurnal Kesehatan Masyarakat” , h. 2. 3
  • 4. 4 B. Merkuri (Hg) Raksa merupakan terjemahan ke bahasa Indonesia dari bahasa latin "hydrargyrum" (Hg). Terjemahan ke bahasa Inggris adalah mercury, yang berarti mudah menguap. Walaupun terjemahan hydrargyrum ke bahasa Indonesia adalah raksa, namun dikalangan peneliti dan masyarakat unsur hydrargyrum lebih terkenal dengan nama merkuri. Raksa adalah unsur kimia, yang mempu-nyai nomor atom 80, berat atom 200,61 dan jari-jari atom 1,48 A°. Merupakan satu satunya unsur logam yang berbentuk cair pada suhu kamar ( 25°C ) dan sangat mudah menguap. Membeku pada suhu — 38,87°C dan mendidih pada suhu 356,9°C. Warnanya tergantung pada ben-tuk fasanya. Fasa cair berwarna putih perak, sedangkan fasa padat berwarna abu-abu. Densitas raksa yaitu 13,55 merupakan densitas yang tertinggi dari semua benda cair. Tegangan permukaannya juga sangat tinggi yaitu 547 dine, dibandingkan dengan air (73 dine) atau alkohol (22 dine).3 Berdasarkan PERMENKES RI No.445/MENKES/PER/V/1998 Indonesia melarang penggunaan merkuri dalam sediaan kosmetik, namun penggunaan krim yang mengandung merkuri ini masih terus digunakan. Menurut Dr. Retno I. Tranggono, SpKK menyebutkan bahwa krim yang mengandung merkuri, awalnya memang terasa manjur dan membuat kulit tampak putih dan sehat, tetapi lama- kelamaan, kulit dapat menghitam dan menyebabkan jerawat parah, selain itu, pemakaian merkuri dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan kanker kulit, kanker payudara, kanker leher rahim, kanker paru-paru, dan jenis kanker lainnya. Pendapat ini berbeda dengan pendapat dari masyarakat dimana Masyarakat menganggap bahwa kosmetik pemutih wajah tidak akan menimbulkan hal-hal yang membahayakan karena hanya ditempelkan dibagian 3 Horas P. Hutagalung, Raksa (Hg) “Oseana”, 5 no. 3 (1985)http://www.oseanografi.lipi.go.id (12 November 2014).
  • 5. 5 luar kulit saja, tetapi ternyata pendapat ini salah, kulit mampu menyerap bahan yang melekat pada kulit. Absorpsi kosmetik melalui kulit terjadi karena kulit mempunyai celah anatomis yang dapat menjadi jalan masuk zat-zat yang melekat di atasnya. Dampak dari absorpsi ini ialah efek samping kosmetik yang dapat berlanjut menjadi efek toksik kosmetik.4 C. Destruksi Destruksi merupakan suatu perlakuan pemecahan senyawa menjadi unsurnya sehingga dapat dianalisis. Istilah destruksi ini disebut juga perombakan, yaitu dari bentuk organik logam menjadi bentuk logam-logam anorganik, pada dasarnya ada dua jenis destruksi yang dikenal dalam ilmu kimia yaitu destruksi basah (oksida basah) dan destruksi kering (oksida kering). Kedua destruksi ini memiliki teknik pengerjaan dan lama pemanasan atau pendestruksian yang berbeda.5 Destruksi basah adalah perombakan sampel dengan asam-asam kuat baik tunggal maupun campuran, kemudian dioksidasi dengan menggunakan zat oksidator. Pelarut-pelarut yang dapat digunakan untuk destruksi basah antara lain asam nitrat (HNO3), asam sulfat (H2SO4), asam perklorat (HClO4), dan asam klorida (HCl). Kesemua pelarut tersebut dapat digunakan baik tunggal maupun campuran. Kesempurnaan destruksi ditandai dengan diperolehnya larutan jernih pada larutan destruksi, yang menunjukkan bahwa semua konstituen yang ada telah larut sempurna atau perombakan senyawa-senyawa organik telah berjalan dengan baik. Senyawa garam yang terbentuk setelah destruksi merupakan senyawa garam yang stabil dan disimpan selama beberapa hari, pada umumnya pelaksanaan kerja 4Boby Polii, dkk, Analisis Kandungan Merkuri Pada Kosmetik Pemutih Wajah Yang Dijual Pedagang Kaki Lima Di Pasar 45 Kota Manado “Jurnal Kesehatan Masyarakat” , h.2. 5Susila Kristianingrum, “Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya” Jurnal Seminar Nasional Penelitian”,h.2.
  • 6. 6 destruksi basah dilakukan secara metode Kjeldhal, dalam usaha pengembangan metode telah dilakukan modifikasi dari peralatan yang digunakan.6 Destruksi kering merupakan perombakan organik logam di dalam sampel menjadi logam-logam anorganik dengan jalan pengabuan sampel dalam muffle furnace dan memerlukan suhu pemanasan tertentu. Pada umumnya dalam destruksi kering ini dibutuhkan suhu pemanasan antara 400-800oC, tetapi suhu ini sangat tergantung pada jenis sampel yang akan dianalisis.7 D. Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Spektroskopi atom merupakan teknik analisis kuantitatif dari unsur-unsur, dimana sekitar 70 unsur dapat dianalisis. Pemakaiannya luas pada berbagai bidang karena prosedurnya paling selektif, spesifik, sensitivitasnya tinggi yaitu kisaran ppm sampai ppb, waktu yang diperlukan cepat dan mudah dilakukan.8 Prinsip dasar dari spektrofotometer serapan atom (SSA) adalah penyerapan energi secara eksklusif oleh atom dalam keadaan dasar dan berada dalam bentuk gas. Sebuah larutan yang terdiri dari spesi logam tertentu ketika disedot ke dalam nyala, maka akan berubah menjadi uap sesuai dengan spesi logam. Beberapa logam akan naik langsung ke tingkat energi eksitasi sedemikian rupa untuk memancarkan radiasi logam tertentu. Titik kritis dari atom logam dengan energi kuantum yang cukup besar dari unsure tertentu akan tetap berada dalam keadaan dasar dan tidak teremisi. Atom tersebut yang akan menerima 6Susila Kristianingrum, “Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya” Jurnal Seminar Nasional Penelitian, h.4-5. 7Susila Kristianingrum, “Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya” Jurnal Seminar Nasional Penelitian,h.4-5. 8Maria Bintang, Biokimia Teknik Penelitian (Jakarta: Erlangga, 2010), h. 196.
  • 7. 7 radiasi cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu yang sesuai dengan atom logam.9 Spektroskopi absorpsi atom pada metodenya radiasinya dari suatu sumber yang sesuai (lampu katoda cekung) dilewatkan kedalam nyala api yang berisi sampel yang telah teratomisasi, kemudian radiasi tersebut diteruskan ke detektor melalui monokromator, untuk membedakan antara radiasi yang berasal dari sumber radiasi dan radiasi dari nyala api, biasanya digunakan chopper yang dipasang sebelum radiasi dari sumber radiasi mencapai nyala api. Detektor disini akan menolak arus searah (DC) dari emisi nyala dan hanya mengukur arus bolak balik (sinyal absorpsi) dari sumber radiasi dan sampel. Konsentrasi unsur berdasarkan perbedaan intensitas radiasi pada saat ada atau tidaknya unsur yang diukur (sampel) dalam nyala api.10 Pelarut digunakan dalam prosedur dalam spektrofotometrik menimbulkan permasalahan dalam beberapa daerah spektrum. Pelarut tidak hanya harus melarutkan sampel tetapi juga tidak boleh menyerap cukup banyak dalam daerah itu dibuat.11 Spektrofotometer serapan atom (SSA) dapat mengukur kadar unsur tertentu dengan baik meskipun dengan adanya unsur-unsur yang lain, sama sekali tidak ada keharusan untuk memisahkan unsure uji dari yang lain sehingga tidak hanya menghemat waktu, tetapi juga menghilangkan berbagai sumber kesalahan yang mungkin muncul selama proses ini. selain itu, Spektrofotometer serapan atom (SSA) dapat juga digunakan untuk menentukan larutan berair dan larutan berair. Kenyataannya, Spektrofotometer serapan atom (SSA) bebas dari segala 9 Nursalam Hamzah, Analisis Kimia Metode Spektrofotometer (Makassar: Alauddin University Press,2013), h. 88-89. 10Maria Bintang, Biokimia Teknik Penelitian,h.197. 11R. A. Day, Jr. Dan A. L. Underwood, Quantitative Analysis Sixth Edition, terj. Hilarius Wibi H dkk, AnalisisKimia Kuantitatif(Jakarta: Erlangga, 2002), h. 416.
  • 8. 8 kerumitan persiapan sampel, telah terbukti sebagai alat analisis yang ideal dan serbaguna, walaupun bukan ahli kimia, misalnya ahli biologi, dokter dan insinyur yang lebih berorientasi pada pentingnya hasil.12 12Nursalam hamzah, Analisis Kimia Metode Spektrofotometer,h. 88.
  • 9. 9 BAB III METODE PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Hari/ Tanggal : Jumat/ 14 November 2014 Pukul : 13.00-17.30 WITA Tempat : Laboratorium Kimia Anorganik dan Kimia Instrumen Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar. B. Alat dan Bahan 1. Alat Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah rangkaian alat Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) varian AA240F, lampu katoda merkuri (Hg), cold vapor, neraca analitik, penangas listrik, pipet skala 5 mL dan 1 mL, pipet volume 25 mL, labu takar 500 mL, 100 mL dan 50 mL, erlenmeyer 100 mL, bulp, botol semprot, batang pengaduk, corong dan spatula. 2. Bahan Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah asam nitrat (HNO3) p.a, asam klorida (HCl) p.a, aquabides (H2O), kertas saring whatman no.42, larutan induk merkuri (Hg) 1000 ppm, sampel (DM), dan timah (II) klorida (SnCl2)
  • 10. 10 C. Prosedur Kerja Prosedur kerja dari percobaan ini yaitu: 1. Preparasi uji merkuri (Hg) total Prosedur kerja pada preparasi uji merkuri (Hg)l total yaitu menimbang 5,0022 gr dan 5,0019 gr sampel ke erlenmeyer 100 mL. Menambahkan aquabides (H2O) 25 mL dan asam nitrat (HNO3) pekat sebanyak 5 mL. Memanaskan hingga larutan menjadi 10 mL. Menyaring larutan hasil sisa destruksi ke dalam labu takar 100 mL. Menambahkan 1 mL larutan baku 1 ppm. Mengencerkan dengan aquabides (H2O) dan menghomogenkan. Melakukan duplo. 2. Pembuatan larutan pengencer asam nitrat (HNO3) Prosedur kerja pada pembuatan larutan pengencer yaitu 5 % asam nitrat (HNO3) p.a dipipet sebanyak 38 mL ke dalam labu takar 500 mL ditambahkan 0,5 % asam klorida (HCl) p.a sebanyak 7 mL kemudian diencerkan dengan aquabides (H2O) hingga tanda batas dan dihomogenkan. 3. Pembuatan larutan baku merkuri (Hg) 100 ppm Prosedur kerja pada pembuatan larutan baku merkuri (Hg) 100 ppm yaitu memipet 5 mL larutan induk merkuri (Hg) 1000 ppm ke dalam labu takar 50 mL. Mengencerkan dengan aquabides (H2O) dan homogenkan. 4. Pembuatan larutan baku merkuri (Hg) 10 ppm Prosedur kerja pada pembuatan larutan baku merkuri (Hg) 10 ppm yaitu terlebih dahulu memipet 5 mL larutan induk merkuri (Hg) 100 ppm ke dalam labu takar 50 mL. Mengencerkan dengan aquabides (H2O) dan homogenkan.
  • 11. 11 5. Pembuatan larutan baku merkuri (Hg) 1 ppm Prosedur kerja pada pembuatan larutan baku merkuri (Hg) 1 ppm yaitu terlebih dahulu memipet 5 mL larutan induk merkuri (Hg) 10 ppm ke dalam labu takar 50 mL. Mengencerkan dengan aquabides (H2O) dan homogenkan. 6. Pembuatan larutan standar Prosedur kerja pada pembuatan larutan standar yaitu memipet larutan baku 10 ppm sebanyak 0,25 mL, 0,5 mL, 0,75 mL dan 1 mL ke dalam 4 labu takar 50 mL yang berbeda. Mengencerkannya dengan aquabides (H2O) dan homogenkan.
  • 12. 12 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan 1. Tabel Pengamatan Tabel IV.1 Larutan Standar dan Sampel 2. Reaksi No. Larutan Konsentrasi (x) (ppm) Absorbansi (y) 1. Blanko 0 0,0000 0,0011 2. 1 0,0050 0,0688 3. 2 0,0100 0,1152 4. 3 0,0150 0,1453 5. 4 0,0200 0,2197 6. Sampel (DM)1 Uncal 0,3508 7. Sampel (DM)2 Uncal 0,3475
  • 13. 13 3. Grafik a. Grafik Komputer Grafik IV. 1. Hubungan Konsentrasi terhadap absorbansi larutan standar . b. Grafik Manual Grafik IV. 1. Hubungan Konsentrasi terhadap absorbansi larutan standar . y = 10.274x + 0.0073 R² = 0.9823 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 Absorbansi Konsentrasi y Linear (y)
  • 14. 14 B. Pembahasan Percobaan ini dilakukan untuk menentukan kandungan kadar merkuri (Hg) yang terdapat pada kerang hijau. Kerang hijau yang akan diuji didestruksi dengan metode basah. Pengukuran kandungan merkuri (Hg) dilakukan dengan menggunakan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS). Pertama-tama membuat larutan standar dengan memipet larutan induk kadmium Hg(NO3)2 1000 ppm sebanyak 10 mL dan diencerkan dalam labu takar. Memipet larutan standar merkuri (Hg) masing-masing ppm, ppm, ppm, ppm dan ppm deret standar yang digunakan berbeda-beda bertujuan untuk membedakan absorbansi dari masing-masing deret standar. Pembuatan larutan sampel dilakukan dengan menimbang sampel DM. Menambahkan aquabides sebagai pelarut bebas mineral dan akan membersihkan sampel dari pengotor. Menambahkan asam nitrat (HNO3) yang berfungsi sebagai asam yang akan menyerap kadar logam berat yang dalam sampel. Selanjutnya dipanaskan untuk mempercepat terjadinya proses destruksi karena pada suhu tinggi destruksi berlangsung cepat yang artinya perombakan logam organik dapat cepat menjadi logam-logam anorganik. Mendinginkan dan sebelum disaring menambahkan 1 ml larutan baku 1 ppm untuk mepermudah dalam pengidentifikasian merkuri (Hg) dalam sampel pada saat pengidentifikasian menggunakan spektrofotometer serapan atom (SSA) vapor, kemudian menyaring larutan ke dalam labu takar dan selanjutnya mengencerkan untuk memperkecil
  • 15. 15 konsentrasi lautannya. Mengidentifikasi larutan menggunakan spektrofotometer serapan atom (SSA) vapor. Larutan yang telah dihimpitkan di uji kadar merkurinya dengan alat spektrofotometer serapan atom (SSA) vapor dengan panjang gelombang 253,7 nm, dari kurva kalibrasi dapat diketahui bahwa, persamaan garis yang menyatakan hubungan antara konsentrasi dan absorbansi yaitu y = 10,27x + 0,007 dengan R² = 0,982. Kelayakan suatu kurva kalibrasi diuji dengan uji kelinieran kurva. Uji ini diperoleh dengan penentuan koefisien korelasi (R) yang merupakan ukuran kesempurnaan hubungan antara konsentrasi larutan standar dengan absorbansi larutan. Nilai R menyatakan bahwa terdapat korelasi yang linier antara konsentrasi dan absorbansi dan hampir semua titik terletak pada 1garis lurus dengan gradien yang positif. Nilai R2 yang baik terletak pada kisaran 0,9 ≤ R2≤1. Nilai R2 kurva kalibrasi larutan standar pada penelitian ini adalah 0,982, sehingga berdasarkan nilai korelasi tersebut maka kurva kalibrasi ini layak digunakan karena berada dalam kisaran 0,9 ≤ R2≤ 1. Kurva kalibrasi dapat diketahui bahwa, persamaan garis yang menyatakan hubung anantara konsentrasi dan absorbansi yaitu y = 10,27x + 0,007, dalam hal ini y adalah absorbansi, x adalah konsentrasi. Nilai 10,27 menyatakan kemiringan kurva (m), sedangkan nilai 0,007 menunjukkan intersep yaitu titik potong antara kurva dengan sumbu y, dengan mengetahui persamaan linear kurva kalibrasi dan adsorbansi sampel didapatkan sampel (DM I) sebesar 0,0334 mg/L dan sampel (DM II) sebesar 0,0331 mg/L sehingga diperoleh rata-ratanya sebesar 0,03325 mg/L; Menurut teori (Standar Nasional Indonesia) tidak diperbolehkan terdapat kandungan merkuri (Hg) dalam kosmetik sehingga dapat disimpulkan sampel tidak layak untuk digunakan.
  • 16. 16 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan dari percobaan ini adalah kandungan kadar merkuri (Hg) dalam sampel kerang hijau dengan menggunakan alat spektrofotometer serapan atom (SSA) vapor adalah 0,03325 mg/L B. Saran Saran yang diberikan untuk percobaan selanjutnya yaitu sebaiknya dilakukan pula uji kandungan Arsen (As) dalam kerang hijau sehingga dapat diketahui kendungan logam tersebut dalam kerang hijau menggunakan spektrofotometr serapan atom (SSA) vapor.
  • 17. 17 DAFTAR PUSTAKA Bintang, Maria. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta: Erlangga, 2010. Day, Jr., R. A. dan A. L. Underwood, Quantitative Analysis Sixth Edition, terj. Hilarius Wibi H dkk, Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga, 2002. Hamzah, Nursalam. Analisis Kimia Metode Spektrofotometer. Makassar: Alauddin University Press, 2013. Hutagalung, Horas P. Raksa (Hg) “Oseana”, 5 no. 3 (1985)http://www.oseanografi.lipi.go.id (12 November 2014). Khopkar,S.M. Basic Comcepts Of Analytical Chemistry, terj. A.Saptoraharjordjo, Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press, 1990. Kristianingrum, Susila.”Kajian Berbagai Proses Destruksi sampel dan Efeknya”.JurnalKimia, Vol. 2 no. 1 (Juni). http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Susila%20Kristianingrum ,%20Dra.,%20M.Si./B%2032.pdf. Diakses pada 06 Novemberr 2014. Polii, Boby. Dkk. Analisis Kandungan Merkuri Pada Kosmetik Pemutih Wajah Yang Dijual Pedagang Kaki Lima Di Pasar 45 Kota Manado “Jurnal Kesehatan Masyarakat” http://Jurnal-Virginia- Porong_091511152_Kesling.pdf (12 November 2014).
  • 18. 18 LAMPIRAN Analisis Data No. Sampel Konsentrasi (x) ppm Absorbansi (y) x.y x2 y2 1 Blanko 0 0,0011 0 0 0,00000121 2 Standar I 0,005 0,0688 0,000344 0,000025 0,00473344 3 Standar II 0,01 0,1152 0,001152 0,0001 0,01327104 4 Standar III 0,015 0,1453 0,0021795 0,000225 0,02111209 5 Standar IV 0,02 0,2197 0,004394 0,0004 0,04826809 N = 5 Σx= 0,05 Σy= 0,5501 Σx.y=0,0080695 Σ x2 = 0,00075 Σ y2 =0,08738587 Diketahui: x rata-rata = 0,01 y rata-rata = 0,11002 N = 5 Σx = 0,05 Σy = 0,5501 Σxy = 0,0080695 Σx2 = 0,00075 Σ y2 = 0,08738587 Ditanyakan: a. b = .............? b. a = .............?
  • 19. 19 c. garis regresi y = a + bx d. R2 = ...........? Penyelesaian: a. Persamaan garis linier (b) 𝑏 = Σxy − (Σx)(Σy) N 𝛴 𝑥2− (𝛴𝑥)2 N = 0,0080695 − (0,05)(0,5501) 5 0,00075 − (0,0025) 5 = 0,0080695 − (0,027505) 5 0,00075 − (0,0025) 5 = 0,0080695 − 0,005501 0,00075 − 0,0005 = 0,0025685 0,00025 = 10,27 b. Nilai a a = y rata-rata – b (x rata-rata) = 0,11002 – 10,27 (0,01) = 0,11002 – 0,1027 = 0,007
  • 20. 20 c. Konsentrasi (x) merkuri (Hg) dalam DM 1. Konsentrasi (x) DM I y = a + bx 0,3508 = 0,007+ 10,27x 0,3508 - 0,007= 10,27x 0,3438 = 10,27x x = 0,3438 10,27 x = 0,0334 2. Konsentrasi (x) kerang hijau II y = a + bx 0,3475 = 0,007 + 10,27x 0,3475 - 0,007 = 10,27x 0,3405= 10,27x x = 0,3405 10,27 x= 0,0331 d. Konsentrasi blanko x = 𝑦 − 𝑎 𝑏 x = 0,0011 − 0,007 10,27
  • 21. 21 x = −0,0059 10,27 x = −0,00057 e. konsentrasi deret standar Standar 1 : x = 𝑦 − 𝑎 𝑏 x = 0,0688 − 0,007 10,27 x = 0,0618 10,27 x = 0,00602 Standar 2: x = 𝑦 − 𝑎 𝑏 x = 0,1152−0,007 10,27 x = 0,1082 10,27 x = 0,01053 Standar 3 : x = 𝑦 − 𝑎 𝑏 x = 0,1453 − 0,007 10,27 x = 0,1383 10,27 x = 0,01346 Standar 4: x = 𝑦 − 𝑎 𝑏 x = 0,2197 − 0,007 10,27
  • 22. 22 x = 0,2127 10,27 x = 0,02071 f. kadar rata-rata merkuri (Hg) dalam DM 0,0334 + 0,0331= 0,03325 mg/L 2 g. Nilai regresi (R) R2= 𝑛 𝛴𝑥𝑦 − 𝛴𝑥𝛴𝑦 √[( 𝑛 𝛴 𝑥2)−( 𝛴𝑥)2] 𝑥 [( 𝑛 𝛴𝑦2 ) −(𝛴𝑦)2] R2= 5 𝑥 (0,0080695)− 0,05 𝑥(0.5501 ) √[(5 𝑥 0,00075)−(0.0025)]𝑥[ (5 x 0,08738587 )−(0,30261)] R2= 0,0403475−0,027505 √[(0,00375)−(0,0025)] 𝑥[(0,43692935)−(0,30261)] R2= 0,0128425 √(0,00125 )(0,13431935) R2= 0,0128425 √0,0001679 R2= 0,0128425 0,0129575 R2= 0,99
  • 23. 23