Menurut FI edisi III
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus dalam suatu cangkang kapsul keras dan lunak.
Menurut FI edisi IV
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras dan lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
Menurut FI edisi III
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus dalam suatu cangkang kapsul keras dan lunak.
Menurut FI edisi IV
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras dan lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK irmalawai
Diuretik adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran urin atau kemih (diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal. Obat-obat lainnya yang menstimulasi diuresis dengan mempengaruhi ginjal secara tak langsung tidak termasuk dalam definisi ini, misalnya zat yang memperkuat kontraksi jantung (digoksin, teofilin), memperbesar volume darah (dekstran) atau merintangi sekresi hormon antidiuretik ADH (air, alkohol) .
Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yangdipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam dan luar tubuh guna mencegah, meringankan, dan menyembuhkan penyakit
Farmakokinetik Klinik adalah disiplin ilmu yang menerapkan konsep dan prinsip farmakokinetik pada manusia (pasien), bertujuan untuk merancang aturan dosis secara individual (IDDR) sehingga dapat mengoptimalkan respon terapeutik obat, dan juga meminimalkan kemungkinan efek sampingnya.
Sifat Kelarutan umumnya berhubungan dengan kelarutan senyawa dalam media yang berbeda dan bervariasi.
Sifat hidrofilik atau lipofobobik berhubungan dengan kelarutan dalam air, sifat hidrofobik berhubungan dengan kelarutan dalam lemak.
Gugus yang dapat kelarutan dalam air disebut gugus hidrofilik (lipofobik atau polar)
Gugus yang dapat kelarutan dalam lemak disebut gugus lipofilik (hidrofobik atau nonpolar).
Adanya ikatan tidak jenuh, seperti pada dan akan sifat hidrofilik senyawa
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK irmalawai
Diuretik adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran urin atau kemih (diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal. Obat-obat lainnya yang menstimulasi diuresis dengan mempengaruhi ginjal secara tak langsung tidak termasuk dalam definisi ini, misalnya zat yang memperkuat kontraksi jantung (digoksin, teofilin), memperbesar volume darah (dekstran) atau merintangi sekresi hormon antidiuretik ADH (air, alkohol) .
Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yangdipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam dan luar tubuh guna mencegah, meringankan, dan menyembuhkan penyakit
Farmakokinetik Klinik adalah disiplin ilmu yang menerapkan konsep dan prinsip farmakokinetik pada manusia (pasien), bertujuan untuk merancang aturan dosis secara individual (IDDR) sehingga dapat mengoptimalkan respon terapeutik obat, dan juga meminimalkan kemungkinan efek sampingnya.
Sifat Kelarutan umumnya berhubungan dengan kelarutan senyawa dalam media yang berbeda dan bervariasi.
Sifat hidrofilik atau lipofobobik berhubungan dengan kelarutan dalam air, sifat hidrofobik berhubungan dengan kelarutan dalam lemak.
Gugus yang dapat kelarutan dalam air disebut gugus hidrofilik (lipofobik atau polar)
Gugus yang dapat kelarutan dalam lemak disebut gugus lipofilik (hidrofobik atau nonpolar).
Adanya ikatan tidak jenuh, seperti pada dan akan sifat hidrofilik senyawa
a. Mencit (Mus musculus)
Mencit adalah hewan percobaan yang sering dan banyak digunakan di dalam laboratorium farmakologi dalam berbbagai bentuk percobaaan. Hewan ini mudah ditangani dan bersifat penakut, fotofobik, cenderung berkumpul sesamanya dan bersembunyi aktivitasnya di malam hari lebih aktif. Kehadiran manusia akan mengurangi aktifitasnya. Berat badan mencit yang digunakan 17-25 gram.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
1. CARA MENGORBANKAN HEWAN PERCOBAAN
1. Pengorbanan hewan sering diperlakukan apabila keadaan rasa sakit yang hebat
atau lama akibat suatu percobaan atau apabila mengalami kecelakaan, menderita
sakit atau jumlahnya terlalu banyak dibandingkan dengan kebutuhan.
2. Etanasi atau cara kematian tanpa rasa sakit perlu dilakukan sedemikian sehingga
hewan akan mati dengan seminimal mungkin rasa sakit. Pada dasarnya cara fisik
yaitu dengan melakukan dislokasi leher adalah cara yang paling cepat, mudah dan
berprikemanusiaan, tetapi cara perlakuan kematian juga perlu ditinjau bila ada
tujuan dari pengorbanan hewan percobaan dalam rangkaian percobaan.
3. Cara pengorbanan hewan lain adalah dengan menggunakan gas karbondioksida
dalam wadah khusus atau dengan pemberian pentobarbital natrium pada takaran
letalnya (http://limpbizkitundergound.blogspot.com).
ANESTESI PADA BEBERAPA HEWAN PERCOBAAN
Perlakuan anestesi terhadap hewan percobaan kadang kala diperlakukan untuk
memudahkan cara pemberian senyawa bioaktif tertentu (pemberian i.v pada vena
penis tikus) dan untuk percobaan-percobaan tertentu, misalnya pengukuran tekanan
darah insitu pada karotid hewan dengan manometer condon. Umumnya anestesi
hewan percobaan dapat dilakukan dengan pemberian uretan sebesar 1,2 gram/kg
bobot badan yang diberikan secara intra peritoneal.
(http://limpbizkitundergound.blogspot.com)
a. Mencit
Senyawa-senyawa yang dapat digunakan untuk anestesi adalah:
Eter
Eter digunakan untuk anestesi singkat. Caranya adalah obat diletakkan dalam suatu
wadah, kemudian hewan dimasukkan dan wadah ditutup. Hewan sudah kehilangan
kesadaran, hewan dikeluarkan dan siap dibedah. Penambahan selanjutnya
diberikan dengan bantuan kapas yang dibasahi dengan obat tersebut.
Halotan:
Obat ini digunakan untuk anestesi yang lebih lama.
Pentobarbital natrium dan heksobarbital natrium
Dosis pentobarbital natrium adalah 45-60 mg/kg untuk pemberian intraperitonial dan
35 mg/kg untuk cara pemberian intravena. Dosis heksobarbital natrium adalah 75
mg/kg untuk intraperitonial dan 47 mg/kg untuk pemberian intravena.
Uretan (etil karabamat)
2. Ureten diberikan pada dosis 1000-1250 mg/kg secara intraperitoneal dalam bentuk
larutan 25% dalam air.
b. Tikus
Senyawa penganestesi yang digunakan dan cara melakukan anestesi pada tikus,
umumnya sama seperti pada mencit.
c. Kelinci
Obat anestetika yang paling banyak digunakan untuk kelinci adalah penobarbital
natrium, dengan disuntikkan secara perlahan-lahan. Dosis untuk anestesi umum,
biasanya sekitar 22 mg/kg bobot badan. Untuk anestesi singkat dapat digunakan
setengah dosis atas, dengan ditambah eter agar pembiusan terjadi sempurna.
d. Marmot
Anestesi marmot biasanya dilakukan dengan menggunakan eter atau pentobarbital
natrium. Eter digunakan untuk anestesi singkat, setelah hewan dipuasakan selama
12 jam. Dosis pentobarbital natrium adalah 28 mg/ kg bobot badan (http://mipa-
farmasi.blogspot.com)