SlideShare a Scribd company logo
AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 1
C1 Histologi Sistem Saraf
Lecture Notes : Neurosains
Theme : Struktur Mikroskopik Sistem Saraf
Oleh : dr. H. Ahmad Aulia Jusuf, AHK, PhD
A. Pendahuluan
Aktivitas selama sehari-hari merupakan hasil kontrol dan kerja
dari jaringan saraf. Di mana dari proses berhitung kecil sampai
melakukan hal-hal yang memerlukan emosi dikontrol oleh sistem
saraf. Gangguan pada sistem saraf akan berefek pada seluruh
tubuh.
B. Struktur Mikroskopik, Histofisiolagis, dan Histodinamika Jaringan
Saraf
Jaringan saraf merupakan salah satu dari empat jaringan dasar
tubuh. Di mana jaringan saraf hanya disusun oleh dua macam sel
yaitu neuron dan neuroglia. Fungsi utamanya adalah untuk
komunikasi. Berikut klasifikasi sistem saraf :
1. Anatomi
- Saraf Pusat
Merupakan susunan jaringan saraf yang disusun oleh
otak serta medulla spinalis. Pelindung sistem saraf pusat
adalah tulang tengkorak dan vertebra.
- Saraf Tepi
Merupakan susunan jaringan saraf yang terletak di luar
dari sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi disusun oleh 12
pasang saraf kranial serta 31 pasang saraf spinal. Selain itu,
ada sistem saraf otonom yang dapat dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu :
 Saraf Simpatis
Akan muncul dari segmen torakolumbalis
 Saraf Parasimpatis
Akan muncul dari segmen kraniosakralis
2. Fungsional
- Komponen Sensoris
Susunan saraf pusat akan menerima segala rangsang
yang dibawa oleh saraf dari luar tubuh (eksteroseptif)
maupun dalam tubuh (interoseptif). Dari komponen
sensoris ini akan dibagi menjadi dua kelompok, antara lain:
 Somatosensoris
Bagian ini akan menerima impuls dari luar tubuh
AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 2
C1 Histologi Sistem Saraf
 Viseralsensoris
Bagian ini akan menerima rangsang dari dalam tubuh
- Komponen Motoris
Komponen ini akan menyampaikan impuls dari sistem
saraf pusat menuju jaringan atau efektor. Komponen
motoris ini akan dibagi menjadi dua kelompok, antara lain :
 Somatomotoris
Mensarafi derivat somit-somit embrio antara lain otot,
tulang, dan kulit.
 Viseralmotoris
Mensarafi organ dalam yang disusun oleh otot polos,
otot jantung, serta kelenjar-kelenjar tubuh.
Secara embriologis, sistem saraf akan berkembang saat minggu
ke-3 di mana terjadi proses pembentukan neural plate, neural fold,
neural groove, dan terakhir neural tube. Neural tube akan
berkembang menjadi tiga vesikel otak yang antara lain
prosencephalon, mesencephalon, dan rhombencephalon.
Kemudian, bagian ektoderm yang memisah dari neural tube
(disebut neural crest) akan berkembang membentuk saraf tepi.
Untuk lebih jelas dapat dilihat dari lecture notes mengenai
embriogenesis sistem saraf.
Jaringan saraf memiliki dua komponen antara lain neuron dan
neuroglia. Berikut penjelasannya :
1. Neuron
- Telah berdiferensiasi maksimal sehingga tidak bisa
membelah lagi
- Memiliki badan sel (perikarion)
- Memiliki juluran atau prosesus yang dibedakan menjadi dua
yaitu akson dan dendrit
- Berikut bagian-bagian dari neuron :
Gambar 1.1 Struktur Motor Neuron1
Akson dapat dibedakan menjadi dua
macam, antara lain :
1. Akson Bermielin
Memiliki selubung mielin yang
dibuat dari oligodendrosit (di
SSP) dan sel Schwann (di SST).
Satu sel oligodendrosit dapat
menyelubungi beberapa akson,
namun satu sel Schwann hanya
menyelebungi satu akson. Di
mana akan ada celah dari tiap
selubung mielin yang disebut
nodus Ranvier.
2. Akson Tidak Bermielin
Akson ini tidak bermielin namun
pada saraf tepi hanya
diselubungi sel Schwann dan di
saraf pusat dikelilingi oleh
jaringan ikat. Dalam hal ini satu
sel Schwann dapat
menyelubungi banyak akson.
Mielin ini tersusun atas lipid dan
neurokeratin. Selubung mielin ini
berwarna putih sehingga menyusun
substansia alba. Untuk melihat mielin
di mikroskop dapat diwarnai dengan
pulasan hitam osmium tetraoksida.
Selain itu, bisa juga dengan
hematoksilin jika mielin sudah
difiksasi dengan bikromat.
Proses pembentukan mielin
dimulai dari invaginasi serat saraf ke
dalam sitoplasma sel Schwann.
Kemudian kedua ujung sitoplasma
dari sel Schwann menyatu (tempat
penyatuannya disebut mesaxon
interna) dan membungkus serat
saraf. Selanjutnya, mesaxon interna
meluas ke dalam membentuk lamela
sitoplasma sel Schwann. Selanjutnya
terjadi penghilangan sitoplasma sel
Schwann diikuti dengan penyatuan
membran sitoplasma sehingga
terbentuklah garis perioda.
Selanjutnya pembentukan garis
in
AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 3
C1 Histologi Sistem Saraf
 Badan Sel (Perikarion)
Bentuknya bulat lonjong, di tengahnya terdapat inti sel
(bentuknya seperti mata burung hantu atau owl eyes),
kemudian disusun oleh sitoplasma. Nukleus ini akan
berwarna pucat, vesikuler dengan nukleolus yang
menonjol.
 Sitoplasma
 Organel
a) Sitoskeleton
Tersusun atas neurofilamen sebagai penyokong
dan mikrotubulus sebagai transporter zat
b) Aparatus Golgi
Letaknya paranuklear serta tersusun oleh
gelembung-gelembung agranuler. Fungsi
utama dari aparatus Golgi adalah untuk
membentuk glikoprotein. Gelembung-
gelembung kecil yang terdapat di aparatus
Golgi merupakan sumber synaptic vesicles yang
ditemukan pada terminal akson.
c) Mitokondria
Banyak meusun sel saraf karena memiliki
metabolisme yang tinggi, di mana sistem saraf
hanya dapat menggunakan glukosa sebagai
sumber energi.
d) RE Kasar (Badan Nissl)
Disusun oleh substansia tigroid (bisa terlihat
pada pasien yang memiliki kulit berpanu).
Badan Nissil ini penting untuk menghasilkan
protein.
e) Sentriol
Akan hilang setelah lahir karena fungsinya untuk
pembelahan sel, sehingga saat dewasa manusia
tidak dapat meregenerasi sel saraf.
 Juluran Saraf
a) Akson
Akson tidak memiliki badan Nissl atau subsansi
trigoid. Selain itu ada akson yang menjorok ke
interperioda dari pendekatan
membran ekstrasel dari sitoplasma
sel Schwann. Akhirnya terjadi
pembentukan mesaxon eksternal
akibat penyatuan dinding
sitoplasma sel Schwann untuk
kedua kalinya. Namun masih ada
sitoplasma di antara selubung
mielin akibat kegagalan
pendekatan, struktur ini disebut
celah atau insisura Schmidt
Lanterman. Fungsi dari selubung
mielin ini adalah insulator listrik
sehingga tidak terjadi kebocoran
ion di neuron dan menyebabkan
aliran listrik pada pensinyalan di
neuron semakin cepat.
Selain selubung mielin, akson pada
saraf perifer akan disusun oleh
selubung sel Schwann jika akson
tersebut tidak bermielin. Selubung
ini disebut dengan neurilema.
Saraf perifer juga dibungkus oleh
beberapa lapisan, antara lain :
 Epineurium (paling luar) yang
disusun oleh jaringan ikat
fibrosa
 Perineurium yang disusun oleh
jaringan ikat kolagen di mana
lapisan ini membungkus satu
fasikulus
 Endoneurium disusun oleh sel
fibroblast gepeng, kolagen,
dan serat retikulin halus di
mana akan menyelubungi satu
serat saraf dan sangat
berhubungan dengan
neurilema
AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 4
C1 Histologi Sistem Saraf
badan sel dan struktur ini disebut axon hillock.
Akson hanya ada satu. Memiliki telodendria di
bagian ujung. Di ujung telodendria terdapat
buotons terminaux yang mengandung
neurotransmitter. Karena akson tidak memiliki
badan Nissl, maka tidak mampu membentuk
protein sendiri sehingga harus melakukan
transportasi aksonal (mengirim protein dari
badan sel) di mana membutuhkan
mikrotubulus, protein penggerak, dan vesikel
transport. Berikut penjelasan masing-masing :
 Mikrotubulus disusun oleh subunit tubulin
berbentuk globular. Di mana terjadi
polimersiasi. Ada dua jenis tubulin alfa dan
beta di mana yang alfa yang akan menjauhi
badan sel namun beta akan mendekati
badan sel.
 Protein penggerak ada dua macam yaitu
kinesin dan dinein
 Vesikel akan membawa materi-materi yang
dibutuhkan oleh akson
Secara arahnya, dibagi dua, antara lain :
 Anterograd
 Berjalan dari badan sel ke ujung akson
 Di mana protein penggerak yang
terlibat adalah protein kinesin
 Berdasarkan pengangkutannya dibagi
dua yaitu :
 Fast Anterograd
Dengan cepat (50-400 mm/hari) di
mana cara ini akan membawa
materi yang sangat diperlukan
antara lain glikoprotein, glikolipid,
protein membran vesikel sinaps,
bahan-bahan untuk sintesis
neurotransmitter.
 Slow Anterograd
Dengan lambat (1-4 mm/hari) di
mana cara ini akan membawa aktin,
klatrin, kalmodulin, enolase,
neurofilamen, dan tubulin
Protein penggerak :
a) Kinesin
- Memiliki aktivitas ATPase
- Menggunakan energi hasil
hidrolisis ATP
- Menggerakan vesikel di
sepanjang lintasan
mikrotubulus dari (-) di
ujung perikarion sampai (+)
di ujung akson
b) Dinein
- Memiliki aktivitas ATPase
- Menggunakan energi hasil
hidrolisis ATP
- Bergerak sepanjang
lintasan mikrotubulus dari
(+) ke (-)
Gambar 1.2 Lapisan Sel Saraf Perifer1
AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 5
C1 Histologi Sistem Saraf
 Retrograd
 Berjalan dari ujung akson ke badan sel
 Protein penggerak yang berperan
adalah protein dinein
 Materi-materi yang diangkut antara lain
adalah sisa-sisa membran vesikel
sinaps, faktor pertumbuhan untuk sel
saraf, zat-zat sisa, dan zat-zat ekstrasel
termasuk toksin dan virus
 Kerugiannya adalah jalur ini akan
membawa virus dan toksin. Contohnya
adalah penyakit tetanus akibat tertusuk
paku sampai-sampai tetanus dapat
menyerang otak.
b) Dendrit
Di mana dendrit ini memiliki badan Nissl dan
jumlahnya banyak. Memiliki duri atau tonjolan
yang disebut spike atau gemullae.
 Badan Inklusi
Merupakan struktur yang disusun oleh vesikel dan
granula. Granula pada badan inklusi ini diisi oleh
hormon, pigmen, lipofuscin, besi, tetes lemak, dan
glikogen.
2. Sel Glia
Merupakan perekat neuron yang sangat banyak sekitar 70-
80% yang ada di SSP. Jenisnya antara lain :
a) Astrosit
Berasal dari ektoderm di mana dibagi dua macam yaitu
astrosit protoplasmatik (pendek, gemuk, biasa disebut
astrosit lumut, dan mengisi substansi grisea) dan astrosit
fibrosa (panjang, kurus, tidak bercabang, dan mengisi
substansi alba). Fungsinya antara lain :
 Menyerap kelebihan ion Ca2+
 Berperan dalam transportasi zat-zat metabolisme
 Berperan dalam pembentukan jaringan parut di SSP
 Membentuk komponen sawar darah otak (kakinya
melekat ke dinding pembuluh darah dan membungkus
pembuluh darah sehingga darah tidak sembarang
Gambar 1.3 Astrosit Protoplasmatik1
Gambar 1.4 Astrosit Fibrosa1
AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 6
C1 Histologi Sistem Saraf
masuk ke otak) di mana tempat tautannya disebut end-
feet astrosit
Stem cell akan bergerak dari gyrus hippocampus dan
ventrikel menuju ke jaringan saraf yang rusak.
b) Oligodendrosit
Merupakan sel glia yang memiliki cabang sedikit dan
gambarannya mirip dengan astrosit. Namun, jumlahnya
lebih sedikit. Dapat dibedakan dengan astrosit di mana
bagian tengah dari oligodendrosit warnanya pucat dan
disebut mata gareng. Fungsinya adalah membentuk milein
di sistem saraf pusat.
c) Mikroglia
Berfungsi sebagai makrofag yang akan melakukan
fagositosis. Sangat sulit untuk ditemukan karena jumlahnya
sedikit. Memiliki cabang utama dan di cabang utama akan
ada cabang sekunder. Cabang-cabang tersebut akan saling
tegak lurus.
d) Sel Ependimal
Melapisi ventrikel otak dan canalis centralis di medulla
spinalis. Ependimal ini berbentuk kuboid dan memiliki silia
di mana sel ini membentuk epitel plexus choroideus
(struktur yang membentuk cairan serebrospinal) yang
merupakan tonjolan dari pia mater menuju ventrikel.
Gambar 1.8 Macam-Macam Neuroglia 2
Gambar 1.5 Oligodendrosit1
Gambar 1.6 Mikroglia1
Gambar 1.7 Sel-Sel Ependimal1
AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 7
C1 Histologi Sistem Saraf
C. Klasifikasi Neuron
Berdasarkan jumlah juluran saraf, neuron dapat dibedakan menjadi
empat macam, antara lain :
1. Neuron unipolar
Hanya memiliki satu juluran yang biasanya ada pada masa
embrio.
2. Neuron bipolar
Merupakan neuron dengan dua juluran yang masing-masing
keluar dari ujung suatu badan sel saraf. Contoh dari neuron
bipolar ini adalah ganglion vestibular dan koklear di telinga
tepatnya neuron olfactory di regio olfaktoria hidung.
3. Neuron pseudo-unipolar
Bentuknya oval serta awalnya dimulai dengan bentuk bipolar,
namun selama perkembangan akan terjadi penggabungan
kedua prosesus akibat terjadi penggeseran yang mengitari
badan sel saraf dari satu prosesus. Contohnya adalah ganglia
kraniospinal.
4. Neuron multipolar
Bentuknya poligonal serta memiliki banyak prosesus. Bentuk ini
merupakan bentuk terbanyak di tubuh. Contohnya adalah
neuron motorik di cornu anterior medulla spinalis, dan struktur
sistem saraf pusat lainnya.
D. Fungsi Neuron
1. Komunikasi
2. Sifat khas neuron :
- Iritabilitas (rangsang fisik dan kimiawi)
- Konduktivitas (penyampaiannya sama dengan
penerimaannya)
Gambar 1.9 Macam-Macam Neuron 3
AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 8
C1 Histologi Sistem Saraf
3. Mengeluarkan sekret neural berisi hormon vasopresin dan
oksitosin yang berasal dari neuron di hipotalamus
E. Sinaps
Sinaps ini merupakan tempat terjadinya transmisi impuls saraf
dari satu neuron ke neuron lain atau dari neuron ke reseptor perifer.
Impuls saraf berdasarkan jalurnya akan dibedakan menjadi dua
macam, antara lain :
1. Kimiawi
Penerusan impuls saraf lewat senyawa kimia (neurotransmiter)
yang biasanya terjadi dari neuron ke otot.
2. Listrik
Penerusan impuls saraf melalui ion-ion yang melintas bebas
melalui saluran-saluran pada gap junction. Di mana hal ini
terjadi jarang pada sistem saraf pusat mamalia dan ditemukan
di beberapa tempat di batang otak, retina, dan korteks
serebrum.
Sinaps akan disusun oleh serabut pra sinaps (suatu bouton
sinaps) dan serabut pasca sinaps (dendrit). Di antara pra sinaps dan
pasca sinaps ada sebuah celah yang merupakan sinaps ekstrasel
(celahnya sempit). Di dalam serabut pra sinaps terdapat banyak
vesikel yang mengandung neurotransmitter (asetilkolin,
norepinefrin, epinefrin, serotonin, enfekalin, endorphin, gamma
aminobutyric acid (GABA), dan lain-lain).
Mekanisme pelepasan neurotransmiter akan dijelaskan sebagai
berikut :
Gambar 1.10 Taut Neuromuskular 4
AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 9
C1 Histologi Sistem Saraf
Sinaps dapat dibedakan menjadi lima macam, antara lain :
1. Akso-dendritik
2. Akso-somatik
3. Akso-aksonik
4. Dendro-dendritik
5. Akson-serat otok
Suatu akson akan bersinaps dengan akson lain yang tidak
bermielin pada bagian axon hillock serta bagian ujung akson yang
disebut end bulb regions.
Zat yang dikeluarkan dari prasinaps yang berada di dalam
vesikel adalah neurotransmitter. Neurotransmitter ini akan dibentuk
karena adanya potensial aksi yang menyebabkan kanal ion Ca2+
terbuka sehingga terjadi influks ion Ca2+
. Influks Ca2+
ini akan diikuti
oleh influks Na+
yang membawa senyawa kolin serta aseat ke dalam
akson melalui pompa natrium. Asetat tadi akan dibawa dengan
mekanisme transpor aksonal fast anterograd menuju akson. Saat di
Gambar 1.11 Macam-Macam Sinaps 2
AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 10
C1 Histologi Sistem Saraf
akson, asetet akan diaktivasi oleh mitokondria menjadi asetil Co-A.
Selanjutnya, kolin juga dibawa melalui transpor aksonal fast
anterograd dan dibentuk menjadi asetilkolin dengan bantuan asetil
Co-A dan enzim kolin asetil transferase.
Setelah dibentuk asetilkolin, asetilkolin akan melakukan proses
endositosis ke dalam vesikel. Vesikel bergerak ke terminal akson dan
berfusi dengan membran sel. Fusi ini difasilitasi oleh ion Ca2+
yang
masuk melalui kanal ion Ca2+
. Selain itu, proses ini juga dibantu oleh
protein synapsin I.
Kemudian, neurotransmitter akan keluar dari buoton terminux
tadi melalui proses ekositosis. Asetilkolin ini akan berikatan ke
reseptor asetilkolin di membran post-sinaps. Hasilnya adalah
pembukaan kanal ion dan terjadi potensial aksi kembali. Kerja
asetilkolin akan berhenti jika muncul enzim asetilkolin esterase.
F. Susunan Saraf Pusat
Susunan saraf pusat ini akan dibagi menjadi substansi alba dan
substansi grisea. Perbedaannya adalah penyusunnya, di mana
substansi alba akan disusun oleh akson bermielin, sementara
substansi grisea akan disusun oleh badan sel. Secara histologis,
susunan saraf pusat akan disusun oleh beberapa komponen, antara
lain :
1. Neuron
Jika dilihat dari penampang medulla spinalis, neuron akan
berada di bagian berbentuk kupu-kupu yang merupakan
substansia grisea. Jika di otak akan terletak pada korteks
cerebral yang merupakan substansia grisea.
2. Neuroglia
Sel-sel yang menyokong sel saraf (neuron).
3. Serat Saraf
Serat saraf ini merupakan akson tanpa mielin dan sangat
panjang. Serat saraf ini akan membentuk ikatan yang disebut
traktus.
4. Struktur Tambahan
Struktur tambahan ini akan melindungi sistem saraf pusat yang
antara lain adalah cairan serebrospinal, meningen, pembuluh
darah, dan lain sebagainya.
Berikut penjelasan secara histologis dari masing-masing struktur
yang ada pada sistem saraf pusat :
AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 11
C1 Histologi Sistem Saraf
1. Medulla Spinalis
- Bagian luar disusun oleh substansia alba dan bagian dalam
disusun oleh substansia grisea
- Di tengah substansia grisea terdapat canalis centralis
- Subsansi alba ini akan disusun oleh akson yang memiliki
fungsi motorik maupun sensorik dan struktur tersebut akan
disebut funikulus (ada tiga yaitu dorsal, ventral, dan lateral)
a) Funikulus Dorsal
 Tergolong traktus ascendens yang tersusun atas
fasikulus gracilis dan cuneatus
 Fungsinya untuk membawa informasi propioseptif,
vibrasi, dan diskriminasi taktil (lebih jelas di buku
basic neural pathway)
b) Funikulus Ventral
 Funikulus ini akan disusun oleh beberapa traktus
desenden, antara lain :
o Traktus Spinothalamicus Anterior (berperan
dalam gerakan volunter)
o Traktus Vestibulospinal (berperan dalam kontrol
tonus otot)
o Traktus Tektospinal (berperan dalam gerakan
tangan dan kepala)
o Traktus Retikuloinal (berperan dalam fungsi
motorik)
 Selain itu, juga ada traktus lainnya yaitu traktus
intersegmen anterior (penghubung medulla spinalis
kiri dan kanan)
c) Funikulus Lateral
 Termasuk ke traktus asenden maupun desenden
 Disusun oleh beberapa traktus asenden, antara lain:
o Traktus Spinocerebellar Posterior (berperan
dalam rangsang propioseptif, rasa sentuh, serta
rasa tekan)
o Traktus Spinocerebellar Anterior (berperan
dalam rangsang propioseptif, rasa sentuh, dan
rasa tekan)
o Traktus Spinothalamicus Lateral (berperan
dalam sensibilitas nyeri dan suhu)
o Traktus Spinotectal (berperan dalam refleks
spinovisual)
o Traktus Posterolateral / Lissauer
AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 12
C1 Histologi Sistem Saraf
o Traktus Spinoretikular
o Traktus Spinoolivary
 Disusun oleh beberapa traktus desenden, antara
lain :
o Traktus Kortikospinal Lateral (berperan dalam
gerakan volunter)
o Traktur Rubrospinal (berperan dalam aktivitas
otot)
o Traktus Retikulospinal Lateral (berperan dalam
aktivitas muskular)
o Traktus Autonomik Desenden (berperan dalam
fungsi viseral)
o Traktus Olivospinal (berperan dalam aktivitas
muskular)
- Funikulus ini disusun oleh kumpulan serat saraf yang lebih
kecil dan disebut dengan fasikulus (traktus)
- Neuron multipolar bersifat motorik banyak terdapat di
cornu anterior medulla spinalis yang berbentuk sayap
gemuk
2. Otak
Dalam pembahasan otak, akan dibagi menjadi otak besar, otak
kecil, dan batang otak. Berikut penjelasan lebih detil :
a) Cerebrum
Gambar 1.12 Lapisan pada Korteks Cerebral1
AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 13
C1 Histologi Sistem Saraf
Korteks cerebral ini akan memiliki beberapa lapisan, antara
lain :
 Lapisan molekuler
 Lapisan granular luar
 Lapisan piramid luar
 Lapisan granular dalam
 Lapisan piramid dalam
 Lapisan multiform
Antara masing-masing lapisan akan dibatasi dengan
jelas dan berisi neuroglia. Substansia alba disusun oleh
gabungan serat saraf yang bermielin di mana serat saraf
tersebut menyebar secara menyeluruh. Serat-serat saraf
tersebut akan disokong oleh neuroglia. Serat-serat saraf
tersebut akan dibedakan menjadi tiga kelompok, antara
lain:
 Serat Asosiasi
Penghubung bagian korteks dalam satu hemisfer.
 Serat Komisura
Penghubung korteks hemisfer antara kiri dan kanan.
 Serat Proyeksi
Penghubung korteks cerebral dengan nukleus.
b) Cerebellum
Cerebellum disusun oleh dua hemisfer yang
diperantarai oleh vermis. Permukaan dari cerebellum ini
berlipat-lipat dan strukturnya disebut dengan folia.
Korteks cerebellum ini akan dibagi menjadi tiga lapisan
dari luar ke dalam, antara lain :
Gambar 1.13 Lapisan-Lapisan di Korteks Cerebellum1
AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 14
C1 Histologi Sistem Saraf
 Lapisan Molekuler
 Lapisan Purkinje
 Lapisan Granular
c) Meninges, Cairan Serebrospinal, Plexus Choroideus, dan
Sawar Darah Otak
 Meninges
Merupakan lapisan yang membantu kranial dan
vertebra untuk melindungi sistem saraf pusat. Selubung
ini akan diisi oleh tiga lapisan, antara lain :
 Duramater
Merupakan lapisan paling luar di mana
penyusunnya beda antara otak dan medulla
spinalis. Di medulla spinalis, permukaan dalam
ruang vertebranya dilapisi duramater periosteum
sementara yang membungkus medulla spinalis
secara terpisah dan longgar adalah lapisan
duramater fibrosa.
Selanjutnya, di antara duramater periosteum
dan fibrosa ini ada ruang yang disebut rongga
epidural yang diisi oleh jaringan ikat longgar, sel
lemak, dan pleksus venosa epidural. Permukaan
dari duramater ini diisi oleh sel gepeng selapis yang
berhubungan dengan medulla spinalis melalui
ligamentum dentikula.
Kemudian, jika pada otak, lapisan terluarnya
adalah duramater periosteum yang melapisi
endosteum (tengkorak) di mana tersusun oleh
jaringan ikat padat dan banyak pembuluh darah. Di
dalamnya ada lapisan fibrosa yang mengandung
Gambar 1.14 Meninges 4
AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 15
C1 Histologi Sistem Saraf
pembuluh darah serta bagian permukaannya
disusun oleh epitel skuamosa selapis yang asal
muasalnya dari mesoderm. Kemudian, lapisan
fibrosa ini membentuk atap fosa hipofiseal atau
biasa disebut diafragma sela.
 Arachnoid mater
Tersusun dari membran tipis yang halus tak
berpembuluh darah. Akan keluar trabekula jaringan
ikat yang menuju ke piamater dab nelintasi ruangan
yang diisi oleh banyak trabekula. Ruang tersebut
akan disebut dengan ruang subarakhnoid di mana
ruangan ini diisi oleh cairan cerebrospinal. Ada
bagian dari araknoid yang menembus duramater
dan disebut villi arachnoid yang berfungsi
menyalurkan cairan cerebrospinal menuju sinus
venosus. Jika terjadi trauma pada kepala yang
menyebabkan pembuluh darah di pia mater dan di
dalam otak pecah akan terkumpul di ruang
subaraknoid ini. Perdarahan yang terjadi ini disebut
dengan perdarahan subdural.
 Piamater
Merupakan membran halus yang lembut dan
berada di paling dalam. Piamater ini akan meluas
dan masuk ke dalam sulcus cerebri. Pia mater ada
dua laisan yag disusun oleh serat kolagen serta
yang disusun oleh anyaman serat terikular dan
elastin.
 Cairan Serebrospinal
Cairan ini akan berada di dalam ruang
subarakhnoid, ventrikel otak, serta canalis centralis
Gambar 1.15 Perdarahan Subdural dan Epidural 2
AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 16
C1 Histologi Sistem Saraf
medulla spinalis. Cairan ini dihasilkan oleh plekxus
choroideus. Aliran cairan cerebrospinal ini akan dimulai
dari ventrikel lateral menuju ventrikulus tertius melalui
foramen interventrikular. Setelah itu, menuju ventrikulus
quartus melalui aqueductus cerebri / mecencephali /
Sylvii. Kemudian, masuk ke ruang subarakhnoid melalui
foramen Magendie dan foramina Luschka. Selanjutnya,
menuju sinus venosus di kranial melalui vili arakhnoid.
Di dalam cairan cerebrospinal ini terkandung
air, glukosa, asam amino, vitamin C, vitamin B, dan asam
folat. Bahan-bahan yang sangat dibutuhkan seperti
glukosa dan asam amino akan masuk dengan cara
difusi terfasilitasi, sementara bahan-bahan seperti
vitamin C, vitamin B, dan asam folat bergerak dengan
transpor aktif. Cairan serebrospinal ini akan disekresi
sebanyak 350 mikroliter per menit di mana dalam satu
hari bisa dihasilkan 500 mL cairan serebrospinal.
Fungsi dari cairan cerebrospinal sendiri adalah
untuk mempertahankan lingkungan cairan sesuai untuk
otak dan memberi perlindungan terhadap benturan
ringan dan luka mekanik lainnya.
 Plexus Choroideus
Disusun oleh sel-sel ependima yang menempel
di permukaan luar lapisan pia mater dan membentuk
lipatan-lipatan yang menonjol ke dalam lumen
ventrikel.
Fungsi dari plexus choroideus ini adalah untuk
menghasilkan cairan cerebrospinal. Sel-sel ependima
yang menyusun plexus choroideus ini memiliki pompa
natrium untuk masuknya air serta garam-garam ke
dalam cairan cerebrospinal.
 Sawar Darah Otak
Merupakan lapisan yang menyortir zat-zat apa
saja yang bisa masuk ke dalam parenkim otak. Sawar
darah otak ini akan disusun oleh tiga komponen antara
lain dindin sel endotel, lamina basalis sel endotel, dan
kaki perivaskular astrosit.
Fungsi utama dari sawar darah otak adalah
melindungi sistem saraf pusat dari perubahan
konsenterasi ion yang terjadi secara tiba-tiba di CES dan
mencegah masuknya molekul-molekul dari sirkulasi ke
AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 17
C1 Histologi Sistem Saraf
dalam cairan cerebrospinal yang bisa mengganggu
homeostasis neuron di dalam sistem saraf pusat.
G. Susunan Saraf Tepi
Sistem saraf tepi ini akan disusun oleh kumpulan neuron yang
disebut ganglion. Ganglion ini akan dibagi menjadi dua macam,
yaitu ganglion kraniospinal (sensorik) serta ganglion atutonom
(motorik). Berikut penjelasan lebih detil dari susunan saraf tepi :
1. Susunan Saraf Otonom
Susunan saraf otonom ini merupakan bagian susunan saraf
tepi namun memiliki fungsi yang berbeda dan dipengaruhi oleh
sistem saraf pusat. Fungsi utama dari sistem saraf otonom ini
antara lain untuk sekresi kelenjar, mengatur kontraksi dan
kecepatan denyut otot jantung, mengatur kontraksi dan
kecepatan kontraksi otot polos, dan mengatur sistem sirkulasi
darah.
Pusat koordinasi dari sistem otonom berada di hipotalamus.
Sistem saraf otonom memiliki dua buah neuron motorik yang
berada di dalam substansia grisea medulla spinalis atau batang
otak yang disebut neuron preganglion sementara satu lagi di
luar sistem saraf pusat (di dalam ganglia) yang disebut neuron
postganglion. Sistem saraf otonom ini akan dibagi dua
kelompok yaitu sistem saraf simpatis dan sistem saraf
parasimpatis.
Gambar 1.16 Serabut Saraf Otonom 4
AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 18
C1 Histologi Sistem Saraf
a) Saraf Simpatis
o Neuron preganglionnya dimulai dari thoraks 1
menuju ke lumbal 3 (thorakolumbalis)
o Serat preganglionnya bermielin dan meninggalkan
medula spinalis melalui radiks ventral nervus spinalis
o Selanjutnya serat saraf tadi akan bersinaps ke
neuron postganglion di dalam ganglia, di mana
neuron postganglionik ini akan dibedakan menjadi
tiga macam, antara lain :
 Ganglion Paravertebra
Terletak di antero-lateral medulla spinalis.
Ganglion ini terjulur dari cervikal 1 sampai sacral
akhir yang membentuk trunkus simpatis.
Memiliki hubungan antara yang kiri dan kanan.
Ganglion ini akan memberikan cabang
postganglionar sehingga sistem sirkulasi darah
dan kelenjar yang ada di seluruh tubuh dapat
diregulasi oleh persarafan simpatis.
 Ganglio Prevertebra
Terletak pada daerah anterior columna
vertebralis yang membentuk pleksus
abdominalis. Terdapat tiga macam ganglion
prevertebral, antara lain :
 Celiac ganglion
 Ganglion mesenterika superior
 Ganglion mesenterika inferior
Serat saraf preganglion akan keluar dari
medulla spinalis melalui radix ventral menuju ke
ganglion prevertebral dan melintasi trunkus
simpatis yang telah dibentuk oleh ganglion
paravertebralis.
 Ganglion Terminal
Terletak paling samping dan sangat dekat ke
organ yang disarafi. Kedua serat saraf
postganglion dari ganglion prevertebral dan
terminalis akan mensarafi otot polos secara
keseluruhan dari tubuh.
o Sampai akhirnya, serat postganglion menuju ke
organ efektor
Gambar 1.17 Sel Ganglion Simpatis1
AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 19
C1 Histologi Sistem Saraf
o Intinya semua saraf postganglion merupakan serat
saraf tidak bermielin
b) Saraf Parasimpatis
Dalam sistem parasimpatis, ada beberapa aspek
yang berbeda dengan sistem saraf simpatis, antara lain:
 Saraf preganglion berjalan dari SSP melalui nervus
kranialis II, VII, IX, dan X yang keluar dari otak tengah
dan batang otak bersama dengan nervus sacralis
2,3, dan 4 sehingga saraf simpatis disebut divisi
kraniosakralis
 Memiliki serat preganglion panjang (terjulur dari
otak atau saraf spinal sakralis menuju ganglion
terminal yang dekat ke organ efektor)
 Ganglion parasimpatis tidak tersusun atas trunkus
karena hanya disusun oleh kumpulan sel saraf yang
bergabung serta tersebar bersama kapsul atau
simpai di antara jaringan dari suatu organ
H. Respon Neuron terhadap Luka
Neuron merupakan sel yang telah terdiferensasi sempurna
sehingga jika ada kerusakan, tidak dapat terjadi proliferasi kembali
maka dari itu sel saraf yang ada di SSP jika terjadi kerusakan, maka
akan rusak permanen. Namun jika ada luka atau terpotong, sel saraf
akan memperbaiki kerusakan dengan regenerasi juluran saraf yang
rusak yaitu memperbaharui fungsi dengan menstimulasi proses
metabolisme dan proses struktural yang disebut reaksi akson. Reaksi
akson dibedakan menjadi tiga macam reaksi berdasarkan letaknya,
antara lain :
1. Reaksi Lokal
Terjadi pada tempat terjadinya trauma
2. Reaksi Anterograd
Reaksi ini terjadi pada ujung dari tempat trauma
3. Reaksi Retrograd
Reaksi terjadi pada bagian yang dekat dari tempat terjadinya
trauma.
I. Ujung Saraf
Ujung saraf ada tiga kelompok, antara lain :
1. Berakhir pada otot skelet
AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 20
C1 Histologi Sistem Saraf
Dalam hal ini contohnya adalah motor end plate.
2. Berakhir pada epitel
Dalam hal ini contohnya adalah ujung akhir saraf bebas yang
bersifat sensoris.
3. Berakhir ke jaringan ikat
a) Badan Vater Pacini
Merupakan badan khusus yang bersifat sensorik di mana
reseptor berkapsul yang terbesar. Disusun oleh lapisan
fibroblast seerta ruangan berisi cairan jaringan yang disusun
oleh saraf tak bermielin. Fungsi utamanya adalah untuk
reseptor tekanan dan getaran (mekanoreseptor).
Gambar 1.18 Motor End Plate 1
Gambar 1.19 Badan Vater Paccini 1
AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 21
C1 Histologi Sistem Saraf
b) Badan Meissner
Badan ini disusun oleh ujung serat saraf sensoris yang
diselubungi sel Schwann dan disusun dari horizontal dan
melingkar ke ujung. Fungsi dari badan Meissner adalah
sebagai reseptor rabaan halus (mekanoreseptor).
c) Badan Ruffini
Fungsi dari badan Rufini adalah untuk reseptor rabaan dan
tekanan. Menurut kuliah dr. Sophie badan Ruffini ini tidak
berperan dalam termoreseptor.
d) Badan Krausse
Fungsi dari badan Krausse sendiri dalam kuliah dr. Sophie
juga mekanoreseptor bukan termoreseptor.
e) Badan Golgi-Mazzoni
Bentuknya mirip korpus Paccini yang reseptornya
bercabang-cabang serta di bagian ujungnya terdapat
perluasan. Fungsinya masih kurang jelas. Bagian ini terdapat
di jaringan subkutan tangan dan permukaan tendon.
Daftar Acuan
1. Jusuf A. Histologi sistem saraf. Lecture presented at; 2016; Depok.
2. Snell R. Clinical neuroanatomy 7th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer
Health/Lippincott Williams & Wilkins; 2010.
3. Sadler TLangman J. Langman's medical embryology 13th ed.
Philadelphia: Lippincott William & Wilkins; 2013.
4. Marieb E. Essentials of human anatomy & physiology. San Francisco:
Pearson/Benjamin Cummings; 2012.
Gambar 1.20 Badan Meissner 1
AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 22
C1 Histologi Sistem Saraf

More Related Content

What's hot

SISTEM REPRODUKSI PRIA
SISTEM REPRODUKSI PRIASISTEM REPRODUKSI PRIA
Sistem Saraf (pptx version)
Sistem Saraf (pptx version)Sistem Saraf (pptx version)
Sistem Saraf (pptx version)
Agung Anggoro
 
fungsi-neuroendokrin
fungsi-neuroendokrinfungsi-neuroendokrin
fungsi-neuroendokrin
Ramadhani Rahayu
 
Diferensiasi
DiferensiasiDiferensiasi
Diferensiasif' yagami
 
Kelenjar
KelenjarKelenjar
Kelenjar
dewisetiyana52
 
Sistem Integumen
Sistem IntegumenSistem Integumen
Sistem Integumen
Gita Kostania
 
C2 Embriogenesis Sistem Saraf
C2 Embriogenesis Sistem SarafC2 Embriogenesis Sistem Saraf
C2 Embriogenesis Sistem Saraf
Catatan Medis
 
Jaringan epitel dan Jaringan Ikat
Jaringan epitel dan Jaringan IkatJaringan epitel dan Jaringan Ikat
Jaringan epitel dan Jaringan Ikat
Mira Pribadi
 
Hormon
HormonHormon
Hormon
Sirod Judin
 
Medula spinalis
Medula spinalisMedula spinalis
Medula spinaliselmakrufi
 
Anatomi fisiologi sistem integumen
Anatomi fisiologi sistem integumenAnatomi fisiologi sistem integumen
Anatomi fisiologi sistem integumen
Viliansyah Viliansyah
 
Sinus otak
Sinus otakSinus otak
Sinus otak
Syscha Lumempouw
 
Sistem integumen
Sistem integumenSistem integumen
Sistem integumenEva Utami
 
histologi mata (modul organ sensoris)
histologi mata (modul organ sensoris)histologi mata (modul organ sensoris)
histologi mata (modul organ sensoris)
fikri asyura
 
Struktur Histologi Rongga Mulut
Struktur Histologi Rongga Mulut Struktur Histologi Rongga Mulut
Struktur Histologi Rongga Mulut
wayan sugiritama
 
Sistem Indra Pada Manusia
Sistem Indra Pada ManusiaSistem Indra Pada Manusia
Sistem Indra Pada Manusia
ahmad arif
 

What's hot (20)

SISTEM REPRODUKSI PRIA
SISTEM REPRODUKSI PRIASISTEM REPRODUKSI PRIA
SISTEM REPRODUKSI PRIA
 
Sistem Saraf (pptx version)
Sistem Saraf (pptx version)Sistem Saraf (pptx version)
Sistem Saraf (pptx version)
 
fungsi-neuroendokrin
fungsi-neuroendokrinfungsi-neuroendokrin
fungsi-neuroendokrin
 
Diferensiasi
DiferensiasiDiferensiasi
Diferensiasi
 
Sistem syaraf
Sistem syarafSistem syaraf
Sistem syaraf
 
Kelenjar
KelenjarKelenjar
Kelenjar
 
Sistem Integumen
Sistem IntegumenSistem Integumen
Sistem Integumen
 
Gastrula
GastrulaGastrula
Gastrula
 
Nama latin organ tubuh manusia
Nama latin organ tubuh manusiaNama latin organ tubuh manusia
Nama latin organ tubuh manusia
 
C2 Embriogenesis Sistem Saraf
C2 Embriogenesis Sistem SarafC2 Embriogenesis Sistem Saraf
C2 Embriogenesis Sistem Saraf
 
Jaringan epitel dan Jaringan Ikat
Jaringan epitel dan Jaringan IkatJaringan epitel dan Jaringan Ikat
Jaringan epitel dan Jaringan Ikat
 
Hormon
HormonHormon
Hormon
 
Medula spinalis
Medula spinalisMedula spinalis
Medula spinalis
 
Anatomi fisiologi sistem integumen
Anatomi fisiologi sistem integumenAnatomi fisiologi sistem integumen
Anatomi fisiologi sistem integumen
 
Sinus otak
Sinus otakSinus otak
Sinus otak
 
Sistem kardiovaskular
Sistem kardiovaskularSistem kardiovaskular
Sistem kardiovaskular
 
Sistem integumen
Sistem integumenSistem integumen
Sistem integumen
 
histologi mata (modul organ sensoris)
histologi mata (modul organ sensoris)histologi mata (modul organ sensoris)
histologi mata (modul organ sensoris)
 
Struktur Histologi Rongga Mulut
Struktur Histologi Rongga Mulut Struktur Histologi Rongga Mulut
Struktur Histologi Rongga Mulut
 
Sistem Indra Pada Manusia
Sistem Indra Pada ManusiaSistem Indra Pada Manusia
Sistem Indra Pada Manusia
 

Viewers also liked

Meningen dan sistem saraf pusat
Meningen dan sistem saraf pusatMeningen dan sistem saraf pusat
Meningen dan sistem saraf pusat
fikri asyura
 
Sistem saraf pusat anatomi faal
Sistem saraf pusat anatomi faalSistem saraf pusat anatomi faal
Sistem saraf pusat anatomi faalIjal Mustofa
 
C8 Fisiologi Sistem Saraf Tepi
C8 Fisiologi Sistem Saraf TepiC8 Fisiologi Sistem Saraf Tepi
C8 Fisiologi Sistem Saraf Tepi
Catatan Medis
 
SISTEM SARAF
SISTEM SARAFSISTEM SARAF
SISTEM SARAF
dewisetiyana52
 
C5 Neurofisiologi Dasar
C5 Neurofisiologi DasarC5 Neurofisiologi Dasar
C5 Neurofisiologi Dasar
Catatan Medis
 
Palpitations (dr. j dwight)
Palpitations (dr. j dwight)Palpitations (dr. j dwight)
Palpitations (dr. j dwight)Phchevalier
 
Susunan Saraf Pusat
Susunan Saraf PusatSusunan Saraf Pusat
Susunan Saraf Pusat
novaangelia125
 
Praktikum Histologi Blok Neurologi
Praktikum Histologi Blok NeurologiPraktikum Histologi Blok Neurologi
Praktikum Histologi Blok Neurologi
Syscha Lumempouw
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrinfkgprima
 
Ibadah menyehatkan otak (harian republika ahad-4 desember 2016)
Ibadah menyehatkan otak (harian republika ahad-4 desember 2016)Ibadah menyehatkan otak (harian republika ahad-4 desember 2016)
Ibadah menyehatkan otak (harian republika ahad-4 desember 2016)
Taruna Ikrar
 
02 Perjalanan Hidup Dr Taruna Ikrar
02 Perjalanan Hidup Dr Taruna Ikrar02 Perjalanan Hidup Dr Taruna Ikrar
02 Perjalanan Hidup Dr Taruna Ikrar
Taruna Ikrar
 
Terapi panas
Terapi panasTerapi panas
Terapi panas
Cahya
 
C10 Transmisi Humoral Sistem Saraf
C10 Transmisi Humoral Sistem SarafC10 Transmisi Humoral Sistem Saraf
C10 Transmisi Humoral Sistem Saraf
Catatan Medis
 
How To Master Your Mind
How To Master Your MindHow To Master Your Mind
How To Master Your Mind
Kidzrio
 
Struktur, fungsi, histologi sistem integumen
Struktur, fungsi, histologi sistem integumenStruktur, fungsi, histologi sistem integumen
Struktur, fungsi, histologi sistem integumenocto zulkarnain
 
C4 Biolistrik
C4 BiolistrikC4 Biolistrik
C4 Biolistrik
Catatan Medis
 
Sistem saraf
Sistem saraf Sistem saraf
Sistem saraf BPG
 
C7 Fisiologi Sistem Saraf Pusat
C7 Fisiologi Sistem Saraf PusatC7 Fisiologi Sistem Saraf Pusat
C7 Fisiologi Sistem Saraf Pusat
Catatan Medis
 
Palpitations
PalpitationsPalpitations
Palpitations
Ruhul Amin
 

Viewers also liked (20)

Meningen dan sistem saraf pusat
Meningen dan sistem saraf pusatMeningen dan sistem saraf pusat
Meningen dan sistem saraf pusat
 
Sistem saraf pusat anatomi faal
Sistem saraf pusat anatomi faalSistem saraf pusat anatomi faal
Sistem saraf pusat anatomi faal
 
C8 Fisiologi Sistem Saraf Tepi
C8 Fisiologi Sistem Saraf TepiC8 Fisiologi Sistem Saraf Tepi
C8 Fisiologi Sistem Saraf Tepi
 
SISTEM SARAF
SISTEM SARAFSISTEM SARAF
SISTEM SARAF
 
C5 Neurofisiologi Dasar
C5 Neurofisiologi DasarC5 Neurofisiologi Dasar
C5 Neurofisiologi Dasar
 
Palpitations (dr. j dwight)
Palpitations (dr. j dwight)Palpitations (dr. j dwight)
Palpitations (dr. j dwight)
 
Susunan Saraf Pusat
Susunan Saraf PusatSusunan Saraf Pusat
Susunan Saraf Pusat
 
Praktikum Histologi Blok Neurologi
Praktikum Histologi Blok NeurologiPraktikum Histologi Blok Neurologi
Praktikum Histologi Blok Neurologi
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Ibadah menyehatkan otak (harian republika ahad-4 desember 2016)
Ibadah menyehatkan otak (harian republika ahad-4 desember 2016)Ibadah menyehatkan otak (harian republika ahad-4 desember 2016)
Ibadah menyehatkan otak (harian republika ahad-4 desember 2016)
 
02 Perjalanan Hidup Dr Taruna Ikrar
02 Perjalanan Hidup Dr Taruna Ikrar02 Perjalanan Hidup Dr Taruna Ikrar
02 Perjalanan Hidup Dr Taruna Ikrar
 
Terapi panas
Terapi panasTerapi panas
Terapi panas
 
C10 Transmisi Humoral Sistem Saraf
C10 Transmisi Humoral Sistem SarafC10 Transmisi Humoral Sistem Saraf
C10 Transmisi Humoral Sistem Saraf
 
How To Master Your Mind
How To Master Your MindHow To Master Your Mind
How To Master Your Mind
 
Struktur, fungsi, histologi sistem integumen
Struktur, fungsi, histologi sistem integumenStruktur, fungsi, histologi sistem integumen
Struktur, fungsi, histologi sistem integumen
 
C4 Biolistrik
C4 BiolistrikC4 Biolistrik
C4 Biolistrik
 
Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem saraf
 
Sistem saraf
Sistem saraf Sistem saraf
Sistem saraf
 
C7 Fisiologi Sistem Saraf Pusat
C7 Fisiologi Sistem Saraf PusatC7 Fisiologi Sistem Saraf Pusat
C7 Fisiologi Sistem Saraf Pusat
 
Palpitations
PalpitationsPalpitations
Palpitations
 

Similar to C1 Histologi Sistem Saraf

Makalah saraf
Makalah sarafMakalah saraf
Makalah saraf
Septian Muna Barakati
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1 Pertemuan 1
Pertemuan 1
Cendikia As'ari
 
SISTEM SARAF (NURHALIZA-105441101421).pptx
SISTEM SARAF (NURHALIZA-105441101421).pptxSISTEM SARAF (NURHALIZA-105441101421).pptx
SISTEM SARAF (NURHALIZA-105441101421).pptx
NavantryRosyida
 
sistem perkembangan hewan
sistem perkembangan hewansistem perkembangan hewan
sistem perkembangan hewan
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
 
Jaringan hewan
Jaringan hewanJaringan hewan
Jaringan hewan
Yosia Adi Setiawan
 
SISTEM SARAF.pptx
SISTEM SARAF.pptxSISTEM SARAF.pptx
SISTEM SARAF.pptx
DestiAyu9
 
Anatomi fisiologi-sistem-saraf
Anatomi fisiologi-sistem-sarafAnatomi fisiologi-sistem-saraf
Anatomi fisiologi-sistem-saraf
sardiantidwitirta
 
Sistem koordinasi manusia ppsx
Sistem koordinasi manusia ppsxSistem koordinasi manusia ppsx
Sistem koordinasi manusia ppsx
Gusty Aditya
 
SISTEM KOORDINASI.pptx
SISTEM KOORDINASI.pptxSISTEM KOORDINASI.pptx
SISTEM KOORDINASI.pptx
ssusera169c01
 
Sist koordinasi
Sist koordinasiSist koordinasi
Sist koordinasi
En Jamilah
 
BAB 9 sistem koordinasi.pptx
BAB 9 sistem koordinasi.pptxBAB 9 sistem koordinasi.pptx
BAB 9 sistem koordinasi.pptx
icuntaribiya
 
Sistem koordinasi
Sistem koordinasiSistem koordinasi
Sistem koordinasi
Fizziilmi Dhahila
 
SISTEM SARAF.pdf
SISTEM SARAF.pdfSISTEM SARAF.pdf
SISTEM SARAF.pdf
NanangCahyana1
 
SISTEM KOORDIASI
SISTEM KOORDIASISISTEM KOORDIASI
SISTEM KOORDIASI
Laurenzia Ayu Laura
 
Fisiologi persarafan
Fisiologi persarafanFisiologi persarafan
Fisiologi persarafanADRYAN LANGIT
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarapModul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarapsuher lambang
 

Similar to C1 Histologi Sistem Saraf (20)

Makalah saraf
Makalah sarafMakalah saraf
Makalah saraf
 
Makalah saraf
Makalah sarafMakalah saraf
Makalah saraf
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1 Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
SISTEM SARAF (NURHALIZA-105441101421).pptx
SISTEM SARAF (NURHALIZA-105441101421).pptxSISTEM SARAF (NURHALIZA-105441101421).pptx
SISTEM SARAF (NURHALIZA-105441101421).pptx
 
sistem saraf
sistem sarafsistem saraf
sistem saraf
 
sistem perkembangan hewan
sistem perkembangan hewansistem perkembangan hewan
sistem perkembangan hewan
 
Jaringan hewan
Jaringan hewanJaringan hewan
Jaringan hewan
 
SISTEM SARAF.pptx
SISTEM SARAF.pptxSISTEM SARAF.pptx
SISTEM SARAF.pptx
 
Anatomi fisiologi-sistem-saraf
Anatomi fisiologi-sistem-sarafAnatomi fisiologi-sistem-saraf
Anatomi fisiologi-sistem-saraf
 
Sistem koordinasi manusia ppsx
Sistem koordinasi manusia ppsxSistem koordinasi manusia ppsx
Sistem koordinasi manusia ppsx
 
Anatomi dan fisiologi sistem persyarafan
Anatomi dan fisiologi sistem persyarafanAnatomi dan fisiologi sistem persyarafan
Anatomi dan fisiologi sistem persyarafan
 
SISTEM KOORDINASI.pptx
SISTEM KOORDINASI.pptxSISTEM KOORDINASI.pptx
SISTEM KOORDINASI.pptx
 
Sist koordinasi
Sist koordinasiSist koordinasi
Sist koordinasi
 
BAB 9 sistem koordinasi.pptx
BAB 9 sistem koordinasi.pptxBAB 9 sistem koordinasi.pptx
BAB 9 sistem koordinasi.pptx
 
Sistem koordinasi
Sistem koordinasiSistem koordinasi
Sistem koordinasi
 
SISTEM SARAF.pdf
SISTEM SARAF.pdfSISTEM SARAF.pdf
SISTEM SARAF.pdf
 
SISTEM KOORDIASI
SISTEM KOORDIASISISTEM KOORDIASI
SISTEM KOORDIASI
 
Fisiologi persarafan
Fisiologi persarafanFisiologi persarafan
Fisiologi persarafan
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarapModul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
 
sistem saraf manusia
sistem saraf manusiasistem saraf manusia
sistem saraf manusia
 

More from Catatan Medis

Lecture Notes 2 Histologi Tumbuh Kembang Empat Jaringan Dasar
Lecture Notes 2 Histologi Tumbuh Kembang Empat Jaringan DasarLecture Notes 2 Histologi Tumbuh Kembang Empat Jaringan Dasar
Lecture Notes 2 Histologi Tumbuh Kembang Empat Jaringan Dasar
Catatan Medis
 
Lecture Notes 1 Perkembangan Embrionik Awal
Lecture Notes 1 Perkembangan Embrionik AwalLecture Notes 1 Perkembangan Embrionik Awal
Lecture Notes 1 Perkembangan Embrionik Awal
Catatan Medis
 
C3 Anatomi Sistem Saraf 1
C3 Anatomi Sistem Saraf 1C3 Anatomi Sistem Saraf 1
C3 Anatomi Sistem Saraf 1
Catatan Medis
 
C9 Autonomik Farmakologi
C9 Autonomik FarmakologiC9 Autonomik Farmakologi
C9 Autonomik Farmakologi
Catatan Medis
 
Discussion Notes 6 - Autoimun
Discussion Notes 6 - AutoimunDiscussion Notes 6 - Autoimun
Discussion Notes 6 - Autoimun
Catatan Medis
 
Discussion Notes 5 Immunodefisiensi Didapat
Discussion Notes 5 Immunodefisiensi DidapatDiscussion Notes 5 Immunodefisiensi Didapat
Discussion Notes 5 Immunodefisiensi Didapat
Catatan Medis
 
Discussion Notes 4 Immunodefisiensi Kongenital
Discussion Notes 4 Immunodefisiensi KongenitalDiscussion Notes 4 Immunodefisiensi Kongenital
Discussion Notes 4 Immunodefisiensi Kongenital
Catatan Medis
 
QBD 3 Hipersensitivitas
QBD 3 HipersensitivitasQBD 3 Hipersensitivitas
QBD 3 Hipersensitivitas
Catatan Medis
 
Discussion Notes 2 : Respon Imun Adaptif
Discussion Notes 2 : Respon Imun AdaptifDiscussion Notes 2 : Respon Imun Adaptif
Discussion Notes 2 : Respon Imun Adaptif
Catatan Medis
 
Discussion Notes 1 : Respon Imun Bawaan Seluler
Discussion Notes 1 : Respon Imun Bawaan SelulerDiscussion Notes 1 : Respon Imun Bawaan Seluler
Discussion Notes 1 : Respon Imun Bawaan Seluler
Catatan Medis
 
Lecture Notes 1 : Overview of Immunology
Lecture Notes 1 :  Overview of ImmunologyLecture Notes 1 :  Overview of Immunology
Lecture Notes 1 : Overview of Immunology
Catatan Medis
 
C14 Mikrobiologi Dasar
C14 Mikrobiologi DasarC14 Mikrobiologi Dasar
C14 Mikrobiologi Dasar
Catatan Medis
 
C18 Regulasi Ekspresi Gen
C18 Regulasi Ekspresi GenC18 Regulasi Ekspresi Gen
C18 Regulasi Ekspresi Gen
Catatan Medis
 
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
Catatan Medis
 
C19 Mutasi dan Polimorfisme
C19 Mutasi dan PolimorfismeC19 Mutasi dan Polimorfisme
C19 Mutasi dan Polimorfisme
Catatan Medis
 
C21 Mekanisme Kerja Obat
C21 Mekanisme Kerja ObatC21 Mekanisme Kerja Obat
C21 Mekanisme Kerja Obat
Catatan Medis
 
C13 Sintesis Protein dan Protein Targetting
C13 Sintesis Protein dan Protein TargettingC13 Sintesis Protein dan Protein Targetting
C13 Sintesis Protein dan Protein Targetting
Catatan Medis
 
C18 Gene Rearrangement
C18 Gene RearrangementC18 Gene Rearrangement
C18 Gene Rearrangement
Catatan Medis
 
C20 Pengantar Farmakologi
C20 Pengantar FarmakologiC20 Pengantar Farmakologi
C20 Pengantar Farmakologi
Catatan Medis
 
C17 Terapi Gen
C17 Terapi GenC17 Terapi Gen
C17 Terapi Gen
Catatan Medis
 

More from Catatan Medis (20)

Lecture Notes 2 Histologi Tumbuh Kembang Empat Jaringan Dasar
Lecture Notes 2 Histologi Tumbuh Kembang Empat Jaringan DasarLecture Notes 2 Histologi Tumbuh Kembang Empat Jaringan Dasar
Lecture Notes 2 Histologi Tumbuh Kembang Empat Jaringan Dasar
 
Lecture Notes 1 Perkembangan Embrionik Awal
Lecture Notes 1 Perkembangan Embrionik AwalLecture Notes 1 Perkembangan Embrionik Awal
Lecture Notes 1 Perkembangan Embrionik Awal
 
C3 Anatomi Sistem Saraf 1
C3 Anatomi Sistem Saraf 1C3 Anatomi Sistem Saraf 1
C3 Anatomi Sistem Saraf 1
 
C9 Autonomik Farmakologi
C9 Autonomik FarmakologiC9 Autonomik Farmakologi
C9 Autonomik Farmakologi
 
Discussion Notes 6 - Autoimun
Discussion Notes 6 - AutoimunDiscussion Notes 6 - Autoimun
Discussion Notes 6 - Autoimun
 
Discussion Notes 5 Immunodefisiensi Didapat
Discussion Notes 5 Immunodefisiensi DidapatDiscussion Notes 5 Immunodefisiensi Didapat
Discussion Notes 5 Immunodefisiensi Didapat
 
Discussion Notes 4 Immunodefisiensi Kongenital
Discussion Notes 4 Immunodefisiensi KongenitalDiscussion Notes 4 Immunodefisiensi Kongenital
Discussion Notes 4 Immunodefisiensi Kongenital
 
QBD 3 Hipersensitivitas
QBD 3 HipersensitivitasQBD 3 Hipersensitivitas
QBD 3 Hipersensitivitas
 
Discussion Notes 2 : Respon Imun Adaptif
Discussion Notes 2 : Respon Imun AdaptifDiscussion Notes 2 : Respon Imun Adaptif
Discussion Notes 2 : Respon Imun Adaptif
 
Discussion Notes 1 : Respon Imun Bawaan Seluler
Discussion Notes 1 : Respon Imun Bawaan SelulerDiscussion Notes 1 : Respon Imun Bawaan Seluler
Discussion Notes 1 : Respon Imun Bawaan Seluler
 
Lecture Notes 1 : Overview of Immunology
Lecture Notes 1 :  Overview of ImmunologyLecture Notes 1 :  Overview of Immunology
Lecture Notes 1 : Overview of Immunology
 
C14 Mikrobiologi Dasar
C14 Mikrobiologi DasarC14 Mikrobiologi Dasar
C14 Mikrobiologi Dasar
 
C18 Regulasi Ekspresi Gen
C18 Regulasi Ekspresi GenC18 Regulasi Ekspresi Gen
C18 Regulasi Ekspresi Gen
 
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
 
C19 Mutasi dan Polimorfisme
C19 Mutasi dan PolimorfismeC19 Mutasi dan Polimorfisme
C19 Mutasi dan Polimorfisme
 
C21 Mekanisme Kerja Obat
C21 Mekanisme Kerja ObatC21 Mekanisme Kerja Obat
C21 Mekanisme Kerja Obat
 
C13 Sintesis Protein dan Protein Targetting
C13 Sintesis Protein dan Protein TargettingC13 Sintesis Protein dan Protein Targetting
C13 Sintesis Protein dan Protein Targetting
 
C18 Gene Rearrangement
C18 Gene RearrangementC18 Gene Rearrangement
C18 Gene Rearrangement
 
C20 Pengantar Farmakologi
C20 Pengantar FarmakologiC20 Pengantar Farmakologi
C20 Pengantar Farmakologi
 
C17 Terapi Gen
C17 Terapi GenC17 Terapi Gen
C17 Terapi Gen
 

Recently uploaded

Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
rrherningputriganisw
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 

Recently uploaded (20)

Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 

C1 Histologi Sistem Saraf

  • 1.
  • 2. AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 1 C1 Histologi Sistem Saraf Lecture Notes : Neurosains Theme : Struktur Mikroskopik Sistem Saraf Oleh : dr. H. Ahmad Aulia Jusuf, AHK, PhD A. Pendahuluan Aktivitas selama sehari-hari merupakan hasil kontrol dan kerja dari jaringan saraf. Di mana dari proses berhitung kecil sampai melakukan hal-hal yang memerlukan emosi dikontrol oleh sistem saraf. Gangguan pada sistem saraf akan berefek pada seluruh tubuh. B. Struktur Mikroskopik, Histofisiolagis, dan Histodinamika Jaringan Saraf Jaringan saraf merupakan salah satu dari empat jaringan dasar tubuh. Di mana jaringan saraf hanya disusun oleh dua macam sel yaitu neuron dan neuroglia. Fungsi utamanya adalah untuk komunikasi. Berikut klasifikasi sistem saraf : 1. Anatomi - Saraf Pusat Merupakan susunan jaringan saraf yang disusun oleh otak serta medulla spinalis. Pelindung sistem saraf pusat adalah tulang tengkorak dan vertebra. - Saraf Tepi Merupakan susunan jaringan saraf yang terletak di luar dari sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi disusun oleh 12 pasang saraf kranial serta 31 pasang saraf spinal. Selain itu, ada sistem saraf otonom yang dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :  Saraf Simpatis Akan muncul dari segmen torakolumbalis  Saraf Parasimpatis Akan muncul dari segmen kraniosakralis 2. Fungsional - Komponen Sensoris Susunan saraf pusat akan menerima segala rangsang yang dibawa oleh saraf dari luar tubuh (eksteroseptif) maupun dalam tubuh (interoseptif). Dari komponen sensoris ini akan dibagi menjadi dua kelompok, antara lain:  Somatosensoris Bagian ini akan menerima impuls dari luar tubuh
  • 3. AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 2 C1 Histologi Sistem Saraf  Viseralsensoris Bagian ini akan menerima rangsang dari dalam tubuh - Komponen Motoris Komponen ini akan menyampaikan impuls dari sistem saraf pusat menuju jaringan atau efektor. Komponen motoris ini akan dibagi menjadi dua kelompok, antara lain :  Somatomotoris Mensarafi derivat somit-somit embrio antara lain otot, tulang, dan kulit.  Viseralmotoris Mensarafi organ dalam yang disusun oleh otot polos, otot jantung, serta kelenjar-kelenjar tubuh. Secara embriologis, sistem saraf akan berkembang saat minggu ke-3 di mana terjadi proses pembentukan neural plate, neural fold, neural groove, dan terakhir neural tube. Neural tube akan berkembang menjadi tiga vesikel otak yang antara lain prosencephalon, mesencephalon, dan rhombencephalon. Kemudian, bagian ektoderm yang memisah dari neural tube (disebut neural crest) akan berkembang membentuk saraf tepi. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari lecture notes mengenai embriogenesis sistem saraf. Jaringan saraf memiliki dua komponen antara lain neuron dan neuroglia. Berikut penjelasannya : 1. Neuron - Telah berdiferensiasi maksimal sehingga tidak bisa membelah lagi - Memiliki badan sel (perikarion) - Memiliki juluran atau prosesus yang dibedakan menjadi dua yaitu akson dan dendrit - Berikut bagian-bagian dari neuron : Gambar 1.1 Struktur Motor Neuron1 Akson dapat dibedakan menjadi dua macam, antara lain : 1. Akson Bermielin Memiliki selubung mielin yang dibuat dari oligodendrosit (di SSP) dan sel Schwann (di SST). Satu sel oligodendrosit dapat menyelubungi beberapa akson, namun satu sel Schwann hanya menyelebungi satu akson. Di mana akan ada celah dari tiap selubung mielin yang disebut nodus Ranvier. 2. Akson Tidak Bermielin Akson ini tidak bermielin namun pada saraf tepi hanya diselubungi sel Schwann dan di saraf pusat dikelilingi oleh jaringan ikat. Dalam hal ini satu sel Schwann dapat menyelubungi banyak akson. Mielin ini tersusun atas lipid dan neurokeratin. Selubung mielin ini berwarna putih sehingga menyusun substansia alba. Untuk melihat mielin di mikroskop dapat diwarnai dengan pulasan hitam osmium tetraoksida. Selain itu, bisa juga dengan hematoksilin jika mielin sudah difiksasi dengan bikromat. Proses pembentukan mielin dimulai dari invaginasi serat saraf ke dalam sitoplasma sel Schwann. Kemudian kedua ujung sitoplasma dari sel Schwann menyatu (tempat penyatuannya disebut mesaxon interna) dan membungkus serat saraf. Selanjutnya, mesaxon interna meluas ke dalam membentuk lamela sitoplasma sel Schwann. Selanjutnya terjadi penghilangan sitoplasma sel Schwann diikuti dengan penyatuan membran sitoplasma sehingga terbentuklah garis perioda. Selanjutnya pembentukan garis in
  • 4. AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 3 C1 Histologi Sistem Saraf  Badan Sel (Perikarion) Bentuknya bulat lonjong, di tengahnya terdapat inti sel (bentuknya seperti mata burung hantu atau owl eyes), kemudian disusun oleh sitoplasma. Nukleus ini akan berwarna pucat, vesikuler dengan nukleolus yang menonjol.  Sitoplasma  Organel a) Sitoskeleton Tersusun atas neurofilamen sebagai penyokong dan mikrotubulus sebagai transporter zat b) Aparatus Golgi Letaknya paranuklear serta tersusun oleh gelembung-gelembung agranuler. Fungsi utama dari aparatus Golgi adalah untuk membentuk glikoprotein. Gelembung- gelembung kecil yang terdapat di aparatus Golgi merupakan sumber synaptic vesicles yang ditemukan pada terminal akson. c) Mitokondria Banyak meusun sel saraf karena memiliki metabolisme yang tinggi, di mana sistem saraf hanya dapat menggunakan glukosa sebagai sumber energi. d) RE Kasar (Badan Nissl) Disusun oleh substansia tigroid (bisa terlihat pada pasien yang memiliki kulit berpanu). Badan Nissil ini penting untuk menghasilkan protein. e) Sentriol Akan hilang setelah lahir karena fungsinya untuk pembelahan sel, sehingga saat dewasa manusia tidak dapat meregenerasi sel saraf.  Juluran Saraf a) Akson Akson tidak memiliki badan Nissl atau subsansi trigoid. Selain itu ada akson yang menjorok ke interperioda dari pendekatan membran ekstrasel dari sitoplasma sel Schwann. Akhirnya terjadi pembentukan mesaxon eksternal akibat penyatuan dinding sitoplasma sel Schwann untuk kedua kalinya. Namun masih ada sitoplasma di antara selubung mielin akibat kegagalan pendekatan, struktur ini disebut celah atau insisura Schmidt Lanterman. Fungsi dari selubung mielin ini adalah insulator listrik sehingga tidak terjadi kebocoran ion di neuron dan menyebabkan aliran listrik pada pensinyalan di neuron semakin cepat. Selain selubung mielin, akson pada saraf perifer akan disusun oleh selubung sel Schwann jika akson tersebut tidak bermielin. Selubung ini disebut dengan neurilema. Saraf perifer juga dibungkus oleh beberapa lapisan, antara lain :  Epineurium (paling luar) yang disusun oleh jaringan ikat fibrosa  Perineurium yang disusun oleh jaringan ikat kolagen di mana lapisan ini membungkus satu fasikulus  Endoneurium disusun oleh sel fibroblast gepeng, kolagen, dan serat retikulin halus di mana akan menyelubungi satu serat saraf dan sangat berhubungan dengan neurilema
  • 5. AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 4 C1 Histologi Sistem Saraf badan sel dan struktur ini disebut axon hillock. Akson hanya ada satu. Memiliki telodendria di bagian ujung. Di ujung telodendria terdapat buotons terminaux yang mengandung neurotransmitter. Karena akson tidak memiliki badan Nissl, maka tidak mampu membentuk protein sendiri sehingga harus melakukan transportasi aksonal (mengirim protein dari badan sel) di mana membutuhkan mikrotubulus, protein penggerak, dan vesikel transport. Berikut penjelasan masing-masing :  Mikrotubulus disusun oleh subunit tubulin berbentuk globular. Di mana terjadi polimersiasi. Ada dua jenis tubulin alfa dan beta di mana yang alfa yang akan menjauhi badan sel namun beta akan mendekati badan sel.  Protein penggerak ada dua macam yaitu kinesin dan dinein  Vesikel akan membawa materi-materi yang dibutuhkan oleh akson Secara arahnya, dibagi dua, antara lain :  Anterograd  Berjalan dari badan sel ke ujung akson  Di mana protein penggerak yang terlibat adalah protein kinesin  Berdasarkan pengangkutannya dibagi dua yaitu :  Fast Anterograd Dengan cepat (50-400 mm/hari) di mana cara ini akan membawa materi yang sangat diperlukan antara lain glikoprotein, glikolipid, protein membran vesikel sinaps, bahan-bahan untuk sintesis neurotransmitter.  Slow Anterograd Dengan lambat (1-4 mm/hari) di mana cara ini akan membawa aktin, klatrin, kalmodulin, enolase, neurofilamen, dan tubulin Protein penggerak : a) Kinesin - Memiliki aktivitas ATPase - Menggunakan energi hasil hidrolisis ATP - Menggerakan vesikel di sepanjang lintasan mikrotubulus dari (-) di ujung perikarion sampai (+) di ujung akson b) Dinein - Memiliki aktivitas ATPase - Menggunakan energi hasil hidrolisis ATP - Bergerak sepanjang lintasan mikrotubulus dari (+) ke (-) Gambar 1.2 Lapisan Sel Saraf Perifer1
  • 6. AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 5 C1 Histologi Sistem Saraf  Retrograd  Berjalan dari ujung akson ke badan sel  Protein penggerak yang berperan adalah protein dinein  Materi-materi yang diangkut antara lain adalah sisa-sisa membran vesikel sinaps, faktor pertumbuhan untuk sel saraf, zat-zat sisa, dan zat-zat ekstrasel termasuk toksin dan virus  Kerugiannya adalah jalur ini akan membawa virus dan toksin. Contohnya adalah penyakit tetanus akibat tertusuk paku sampai-sampai tetanus dapat menyerang otak. b) Dendrit Di mana dendrit ini memiliki badan Nissl dan jumlahnya banyak. Memiliki duri atau tonjolan yang disebut spike atau gemullae.  Badan Inklusi Merupakan struktur yang disusun oleh vesikel dan granula. Granula pada badan inklusi ini diisi oleh hormon, pigmen, lipofuscin, besi, tetes lemak, dan glikogen. 2. Sel Glia Merupakan perekat neuron yang sangat banyak sekitar 70- 80% yang ada di SSP. Jenisnya antara lain : a) Astrosit Berasal dari ektoderm di mana dibagi dua macam yaitu astrosit protoplasmatik (pendek, gemuk, biasa disebut astrosit lumut, dan mengisi substansi grisea) dan astrosit fibrosa (panjang, kurus, tidak bercabang, dan mengisi substansi alba). Fungsinya antara lain :  Menyerap kelebihan ion Ca2+  Berperan dalam transportasi zat-zat metabolisme  Berperan dalam pembentukan jaringan parut di SSP  Membentuk komponen sawar darah otak (kakinya melekat ke dinding pembuluh darah dan membungkus pembuluh darah sehingga darah tidak sembarang Gambar 1.3 Astrosit Protoplasmatik1 Gambar 1.4 Astrosit Fibrosa1
  • 7. AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 6 C1 Histologi Sistem Saraf masuk ke otak) di mana tempat tautannya disebut end- feet astrosit Stem cell akan bergerak dari gyrus hippocampus dan ventrikel menuju ke jaringan saraf yang rusak. b) Oligodendrosit Merupakan sel glia yang memiliki cabang sedikit dan gambarannya mirip dengan astrosit. Namun, jumlahnya lebih sedikit. Dapat dibedakan dengan astrosit di mana bagian tengah dari oligodendrosit warnanya pucat dan disebut mata gareng. Fungsinya adalah membentuk milein di sistem saraf pusat. c) Mikroglia Berfungsi sebagai makrofag yang akan melakukan fagositosis. Sangat sulit untuk ditemukan karena jumlahnya sedikit. Memiliki cabang utama dan di cabang utama akan ada cabang sekunder. Cabang-cabang tersebut akan saling tegak lurus. d) Sel Ependimal Melapisi ventrikel otak dan canalis centralis di medulla spinalis. Ependimal ini berbentuk kuboid dan memiliki silia di mana sel ini membentuk epitel plexus choroideus (struktur yang membentuk cairan serebrospinal) yang merupakan tonjolan dari pia mater menuju ventrikel. Gambar 1.8 Macam-Macam Neuroglia 2 Gambar 1.5 Oligodendrosit1 Gambar 1.6 Mikroglia1 Gambar 1.7 Sel-Sel Ependimal1
  • 8. AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 7 C1 Histologi Sistem Saraf C. Klasifikasi Neuron Berdasarkan jumlah juluran saraf, neuron dapat dibedakan menjadi empat macam, antara lain : 1. Neuron unipolar Hanya memiliki satu juluran yang biasanya ada pada masa embrio. 2. Neuron bipolar Merupakan neuron dengan dua juluran yang masing-masing keluar dari ujung suatu badan sel saraf. Contoh dari neuron bipolar ini adalah ganglion vestibular dan koklear di telinga tepatnya neuron olfactory di regio olfaktoria hidung. 3. Neuron pseudo-unipolar Bentuknya oval serta awalnya dimulai dengan bentuk bipolar, namun selama perkembangan akan terjadi penggabungan kedua prosesus akibat terjadi penggeseran yang mengitari badan sel saraf dari satu prosesus. Contohnya adalah ganglia kraniospinal. 4. Neuron multipolar Bentuknya poligonal serta memiliki banyak prosesus. Bentuk ini merupakan bentuk terbanyak di tubuh. Contohnya adalah neuron motorik di cornu anterior medulla spinalis, dan struktur sistem saraf pusat lainnya. D. Fungsi Neuron 1. Komunikasi 2. Sifat khas neuron : - Iritabilitas (rangsang fisik dan kimiawi) - Konduktivitas (penyampaiannya sama dengan penerimaannya) Gambar 1.9 Macam-Macam Neuron 3
  • 9. AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 8 C1 Histologi Sistem Saraf 3. Mengeluarkan sekret neural berisi hormon vasopresin dan oksitosin yang berasal dari neuron di hipotalamus E. Sinaps Sinaps ini merupakan tempat terjadinya transmisi impuls saraf dari satu neuron ke neuron lain atau dari neuron ke reseptor perifer. Impuls saraf berdasarkan jalurnya akan dibedakan menjadi dua macam, antara lain : 1. Kimiawi Penerusan impuls saraf lewat senyawa kimia (neurotransmiter) yang biasanya terjadi dari neuron ke otot. 2. Listrik Penerusan impuls saraf melalui ion-ion yang melintas bebas melalui saluran-saluran pada gap junction. Di mana hal ini terjadi jarang pada sistem saraf pusat mamalia dan ditemukan di beberapa tempat di batang otak, retina, dan korteks serebrum. Sinaps akan disusun oleh serabut pra sinaps (suatu bouton sinaps) dan serabut pasca sinaps (dendrit). Di antara pra sinaps dan pasca sinaps ada sebuah celah yang merupakan sinaps ekstrasel (celahnya sempit). Di dalam serabut pra sinaps terdapat banyak vesikel yang mengandung neurotransmitter (asetilkolin, norepinefrin, epinefrin, serotonin, enfekalin, endorphin, gamma aminobutyric acid (GABA), dan lain-lain). Mekanisme pelepasan neurotransmiter akan dijelaskan sebagai berikut : Gambar 1.10 Taut Neuromuskular 4
  • 10. AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 9 C1 Histologi Sistem Saraf Sinaps dapat dibedakan menjadi lima macam, antara lain : 1. Akso-dendritik 2. Akso-somatik 3. Akso-aksonik 4. Dendro-dendritik 5. Akson-serat otok Suatu akson akan bersinaps dengan akson lain yang tidak bermielin pada bagian axon hillock serta bagian ujung akson yang disebut end bulb regions. Zat yang dikeluarkan dari prasinaps yang berada di dalam vesikel adalah neurotransmitter. Neurotransmitter ini akan dibentuk karena adanya potensial aksi yang menyebabkan kanal ion Ca2+ terbuka sehingga terjadi influks ion Ca2+ . Influks Ca2+ ini akan diikuti oleh influks Na+ yang membawa senyawa kolin serta aseat ke dalam akson melalui pompa natrium. Asetat tadi akan dibawa dengan mekanisme transpor aksonal fast anterograd menuju akson. Saat di Gambar 1.11 Macam-Macam Sinaps 2
  • 11. AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 10 C1 Histologi Sistem Saraf akson, asetet akan diaktivasi oleh mitokondria menjadi asetil Co-A. Selanjutnya, kolin juga dibawa melalui transpor aksonal fast anterograd dan dibentuk menjadi asetilkolin dengan bantuan asetil Co-A dan enzim kolin asetil transferase. Setelah dibentuk asetilkolin, asetilkolin akan melakukan proses endositosis ke dalam vesikel. Vesikel bergerak ke terminal akson dan berfusi dengan membran sel. Fusi ini difasilitasi oleh ion Ca2+ yang masuk melalui kanal ion Ca2+ . Selain itu, proses ini juga dibantu oleh protein synapsin I. Kemudian, neurotransmitter akan keluar dari buoton terminux tadi melalui proses ekositosis. Asetilkolin ini akan berikatan ke reseptor asetilkolin di membran post-sinaps. Hasilnya adalah pembukaan kanal ion dan terjadi potensial aksi kembali. Kerja asetilkolin akan berhenti jika muncul enzim asetilkolin esterase. F. Susunan Saraf Pusat Susunan saraf pusat ini akan dibagi menjadi substansi alba dan substansi grisea. Perbedaannya adalah penyusunnya, di mana substansi alba akan disusun oleh akson bermielin, sementara substansi grisea akan disusun oleh badan sel. Secara histologis, susunan saraf pusat akan disusun oleh beberapa komponen, antara lain : 1. Neuron Jika dilihat dari penampang medulla spinalis, neuron akan berada di bagian berbentuk kupu-kupu yang merupakan substansia grisea. Jika di otak akan terletak pada korteks cerebral yang merupakan substansia grisea. 2. Neuroglia Sel-sel yang menyokong sel saraf (neuron). 3. Serat Saraf Serat saraf ini merupakan akson tanpa mielin dan sangat panjang. Serat saraf ini akan membentuk ikatan yang disebut traktus. 4. Struktur Tambahan Struktur tambahan ini akan melindungi sistem saraf pusat yang antara lain adalah cairan serebrospinal, meningen, pembuluh darah, dan lain sebagainya. Berikut penjelasan secara histologis dari masing-masing struktur yang ada pada sistem saraf pusat :
  • 12. AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 11 C1 Histologi Sistem Saraf 1. Medulla Spinalis - Bagian luar disusun oleh substansia alba dan bagian dalam disusun oleh substansia grisea - Di tengah substansia grisea terdapat canalis centralis - Subsansi alba ini akan disusun oleh akson yang memiliki fungsi motorik maupun sensorik dan struktur tersebut akan disebut funikulus (ada tiga yaitu dorsal, ventral, dan lateral) a) Funikulus Dorsal  Tergolong traktus ascendens yang tersusun atas fasikulus gracilis dan cuneatus  Fungsinya untuk membawa informasi propioseptif, vibrasi, dan diskriminasi taktil (lebih jelas di buku basic neural pathway) b) Funikulus Ventral  Funikulus ini akan disusun oleh beberapa traktus desenden, antara lain : o Traktus Spinothalamicus Anterior (berperan dalam gerakan volunter) o Traktus Vestibulospinal (berperan dalam kontrol tonus otot) o Traktus Tektospinal (berperan dalam gerakan tangan dan kepala) o Traktus Retikuloinal (berperan dalam fungsi motorik)  Selain itu, juga ada traktus lainnya yaitu traktus intersegmen anterior (penghubung medulla spinalis kiri dan kanan) c) Funikulus Lateral  Termasuk ke traktus asenden maupun desenden  Disusun oleh beberapa traktus asenden, antara lain: o Traktus Spinocerebellar Posterior (berperan dalam rangsang propioseptif, rasa sentuh, serta rasa tekan) o Traktus Spinocerebellar Anterior (berperan dalam rangsang propioseptif, rasa sentuh, dan rasa tekan) o Traktus Spinothalamicus Lateral (berperan dalam sensibilitas nyeri dan suhu) o Traktus Spinotectal (berperan dalam refleks spinovisual) o Traktus Posterolateral / Lissauer
  • 13. AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 12 C1 Histologi Sistem Saraf o Traktus Spinoretikular o Traktus Spinoolivary  Disusun oleh beberapa traktus desenden, antara lain : o Traktus Kortikospinal Lateral (berperan dalam gerakan volunter) o Traktur Rubrospinal (berperan dalam aktivitas otot) o Traktus Retikulospinal Lateral (berperan dalam aktivitas muskular) o Traktus Autonomik Desenden (berperan dalam fungsi viseral) o Traktus Olivospinal (berperan dalam aktivitas muskular) - Funikulus ini disusun oleh kumpulan serat saraf yang lebih kecil dan disebut dengan fasikulus (traktus) - Neuron multipolar bersifat motorik banyak terdapat di cornu anterior medulla spinalis yang berbentuk sayap gemuk 2. Otak Dalam pembahasan otak, akan dibagi menjadi otak besar, otak kecil, dan batang otak. Berikut penjelasan lebih detil : a) Cerebrum Gambar 1.12 Lapisan pada Korteks Cerebral1
  • 14. AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 13 C1 Histologi Sistem Saraf Korteks cerebral ini akan memiliki beberapa lapisan, antara lain :  Lapisan molekuler  Lapisan granular luar  Lapisan piramid luar  Lapisan granular dalam  Lapisan piramid dalam  Lapisan multiform Antara masing-masing lapisan akan dibatasi dengan jelas dan berisi neuroglia. Substansia alba disusun oleh gabungan serat saraf yang bermielin di mana serat saraf tersebut menyebar secara menyeluruh. Serat-serat saraf tersebut akan disokong oleh neuroglia. Serat-serat saraf tersebut akan dibedakan menjadi tiga kelompok, antara lain:  Serat Asosiasi Penghubung bagian korteks dalam satu hemisfer.  Serat Komisura Penghubung korteks hemisfer antara kiri dan kanan.  Serat Proyeksi Penghubung korteks cerebral dengan nukleus. b) Cerebellum Cerebellum disusun oleh dua hemisfer yang diperantarai oleh vermis. Permukaan dari cerebellum ini berlipat-lipat dan strukturnya disebut dengan folia. Korteks cerebellum ini akan dibagi menjadi tiga lapisan dari luar ke dalam, antara lain : Gambar 1.13 Lapisan-Lapisan di Korteks Cerebellum1
  • 15. AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 14 C1 Histologi Sistem Saraf  Lapisan Molekuler  Lapisan Purkinje  Lapisan Granular c) Meninges, Cairan Serebrospinal, Plexus Choroideus, dan Sawar Darah Otak  Meninges Merupakan lapisan yang membantu kranial dan vertebra untuk melindungi sistem saraf pusat. Selubung ini akan diisi oleh tiga lapisan, antara lain :  Duramater Merupakan lapisan paling luar di mana penyusunnya beda antara otak dan medulla spinalis. Di medulla spinalis, permukaan dalam ruang vertebranya dilapisi duramater periosteum sementara yang membungkus medulla spinalis secara terpisah dan longgar adalah lapisan duramater fibrosa. Selanjutnya, di antara duramater periosteum dan fibrosa ini ada ruang yang disebut rongga epidural yang diisi oleh jaringan ikat longgar, sel lemak, dan pleksus venosa epidural. Permukaan dari duramater ini diisi oleh sel gepeng selapis yang berhubungan dengan medulla spinalis melalui ligamentum dentikula. Kemudian, jika pada otak, lapisan terluarnya adalah duramater periosteum yang melapisi endosteum (tengkorak) di mana tersusun oleh jaringan ikat padat dan banyak pembuluh darah. Di dalamnya ada lapisan fibrosa yang mengandung Gambar 1.14 Meninges 4
  • 16. AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 15 C1 Histologi Sistem Saraf pembuluh darah serta bagian permukaannya disusun oleh epitel skuamosa selapis yang asal muasalnya dari mesoderm. Kemudian, lapisan fibrosa ini membentuk atap fosa hipofiseal atau biasa disebut diafragma sela.  Arachnoid mater Tersusun dari membran tipis yang halus tak berpembuluh darah. Akan keluar trabekula jaringan ikat yang menuju ke piamater dab nelintasi ruangan yang diisi oleh banyak trabekula. Ruang tersebut akan disebut dengan ruang subarakhnoid di mana ruangan ini diisi oleh cairan cerebrospinal. Ada bagian dari araknoid yang menembus duramater dan disebut villi arachnoid yang berfungsi menyalurkan cairan cerebrospinal menuju sinus venosus. Jika terjadi trauma pada kepala yang menyebabkan pembuluh darah di pia mater dan di dalam otak pecah akan terkumpul di ruang subaraknoid ini. Perdarahan yang terjadi ini disebut dengan perdarahan subdural.  Piamater Merupakan membran halus yang lembut dan berada di paling dalam. Piamater ini akan meluas dan masuk ke dalam sulcus cerebri. Pia mater ada dua laisan yag disusun oleh serat kolagen serta yang disusun oleh anyaman serat terikular dan elastin.  Cairan Serebrospinal Cairan ini akan berada di dalam ruang subarakhnoid, ventrikel otak, serta canalis centralis Gambar 1.15 Perdarahan Subdural dan Epidural 2
  • 17. AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 16 C1 Histologi Sistem Saraf medulla spinalis. Cairan ini dihasilkan oleh plekxus choroideus. Aliran cairan cerebrospinal ini akan dimulai dari ventrikel lateral menuju ventrikulus tertius melalui foramen interventrikular. Setelah itu, menuju ventrikulus quartus melalui aqueductus cerebri / mecencephali / Sylvii. Kemudian, masuk ke ruang subarakhnoid melalui foramen Magendie dan foramina Luschka. Selanjutnya, menuju sinus venosus di kranial melalui vili arakhnoid. Di dalam cairan cerebrospinal ini terkandung air, glukosa, asam amino, vitamin C, vitamin B, dan asam folat. Bahan-bahan yang sangat dibutuhkan seperti glukosa dan asam amino akan masuk dengan cara difusi terfasilitasi, sementara bahan-bahan seperti vitamin C, vitamin B, dan asam folat bergerak dengan transpor aktif. Cairan serebrospinal ini akan disekresi sebanyak 350 mikroliter per menit di mana dalam satu hari bisa dihasilkan 500 mL cairan serebrospinal. Fungsi dari cairan cerebrospinal sendiri adalah untuk mempertahankan lingkungan cairan sesuai untuk otak dan memberi perlindungan terhadap benturan ringan dan luka mekanik lainnya.  Plexus Choroideus Disusun oleh sel-sel ependima yang menempel di permukaan luar lapisan pia mater dan membentuk lipatan-lipatan yang menonjol ke dalam lumen ventrikel. Fungsi dari plexus choroideus ini adalah untuk menghasilkan cairan cerebrospinal. Sel-sel ependima yang menyusun plexus choroideus ini memiliki pompa natrium untuk masuknya air serta garam-garam ke dalam cairan cerebrospinal.  Sawar Darah Otak Merupakan lapisan yang menyortir zat-zat apa saja yang bisa masuk ke dalam parenkim otak. Sawar darah otak ini akan disusun oleh tiga komponen antara lain dindin sel endotel, lamina basalis sel endotel, dan kaki perivaskular astrosit. Fungsi utama dari sawar darah otak adalah melindungi sistem saraf pusat dari perubahan konsenterasi ion yang terjadi secara tiba-tiba di CES dan mencegah masuknya molekul-molekul dari sirkulasi ke
  • 18. AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 17 C1 Histologi Sistem Saraf dalam cairan cerebrospinal yang bisa mengganggu homeostasis neuron di dalam sistem saraf pusat. G. Susunan Saraf Tepi Sistem saraf tepi ini akan disusun oleh kumpulan neuron yang disebut ganglion. Ganglion ini akan dibagi menjadi dua macam, yaitu ganglion kraniospinal (sensorik) serta ganglion atutonom (motorik). Berikut penjelasan lebih detil dari susunan saraf tepi : 1. Susunan Saraf Otonom Susunan saraf otonom ini merupakan bagian susunan saraf tepi namun memiliki fungsi yang berbeda dan dipengaruhi oleh sistem saraf pusat. Fungsi utama dari sistem saraf otonom ini antara lain untuk sekresi kelenjar, mengatur kontraksi dan kecepatan denyut otot jantung, mengatur kontraksi dan kecepatan kontraksi otot polos, dan mengatur sistem sirkulasi darah. Pusat koordinasi dari sistem otonom berada di hipotalamus. Sistem saraf otonom memiliki dua buah neuron motorik yang berada di dalam substansia grisea medulla spinalis atau batang otak yang disebut neuron preganglion sementara satu lagi di luar sistem saraf pusat (di dalam ganglia) yang disebut neuron postganglion. Sistem saraf otonom ini akan dibagi dua kelompok yaitu sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis. Gambar 1.16 Serabut Saraf Otonom 4
  • 19. AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 18 C1 Histologi Sistem Saraf a) Saraf Simpatis o Neuron preganglionnya dimulai dari thoraks 1 menuju ke lumbal 3 (thorakolumbalis) o Serat preganglionnya bermielin dan meninggalkan medula spinalis melalui radiks ventral nervus spinalis o Selanjutnya serat saraf tadi akan bersinaps ke neuron postganglion di dalam ganglia, di mana neuron postganglionik ini akan dibedakan menjadi tiga macam, antara lain :  Ganglion Paravertebra Terletak di antero-lateral medulla spinalis. Ganglion ini terjulur dari cervikal 1 sampai sacral akhir yang membentuk trunkus simpatis. Memiliki hubungan antara yang kiri dan kanan. Ganglion ini akan memberikan cabang postganglionar sehingga sistem sirkulasi darah dan kelenjar yang ada di seluruh tubuh dapat diregulasi oleh persarafan simpatis.  Ganglio Prevertebra Terletak pada daerah anterior columna vertebralis yang membentuk pleksus abdominalis. Terdapat tiga macam ganglion prevertebral, antara lain :  Celiac ganglion  Ganglion mesenterika superior  Ganglion mesenterika inferior Serat saraf preganglion akan keluar dari medulla spinalis melalui radix ventral menuju ke ganglion prevertebral dan melintasi trunkus simpatis yang telah dibentuk oleh ganglion paravertebralis.  Ganglion Terminal Terletak paling samping dan sangat dekat ke organ yang disarafi. Kedua serat saraf postganglion dari ganglion prevertebral dan terminalis akan mensarafi otot polos secara keseluruhan dari tubuh. o Sampai akhirnya, serat postganglion menuju ke organ efektor Gambar 1.17 Sel Ganglion Simpatis1
  • 20. AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 19 C1 Histologi Sistem Saraf o Intinya semua saraf postganglion merupakan serat saraf tidak bermielin b) Saraf Parasimpatis Dalam sistem parasimpatis, ada beberapa aspek yang berbeda dengan sistem saraf simpatis, antara lain:  Saraf preganglion berjalan dari SSP melalui nervus kranialis II, VII, IX, dan X yang keluar dari otak tengah dan batang otak bersama dengan nervus sacralis 2,3, dan 4 sehingga saraf simpatis disebut divisi kraniosakralis  Memiliki serat preganglion panjang (terjulur dari otak atau saraf spinal sakralis menuju ganglion terminal yang dekat ke organ efektor)  Ganglion parasimpatis tidak tersusun atas trunkus karena hanya disusun oleh kumpulan sel saraf yang bergabung serta tersebar bersama kapsul atau simpai di antara jaringan dari suatu organ H. Respon Neuron terhadap Luka Neuron merupakan sel yang telah terdiferensasi sempurna sehingga jika ada kerusakan, tidak dapat terjadi proliferasi kembali maka dari itu sel saraf yang ada di SSP jika terjadi kerusakan, maka akan rusak permanen. Namun jika ada luka atau terpotong, sel saraf akan memperbaiki kerusakan dengan regenerasi juluran saraf yang rusak yaitu memperbaharui fungsi dengan menstimulasi proses metabolisme dan proses struktural yang disebut reaksi akson. Reaksi akson dibedakan menjadi tiga macam reaksi berdasarkan letaknya, antara lain : 1. Reaksi Lokal Terjadi pada tempat terjadinya trauma 2. Reaksi Anterograd Reaksi ini terjadi pada ujung dari tempat trauma 3. Reaksi Retrograd Reaksi terjadi pada bagian yang dekat dari tempat terjadinya trauma. I. Ujung Saraf Ujung saraf ada tiga kelompok, antara lain : 1. Berakhir pada otot skelet
  • 21. AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 20 C1 Histologi Sistem Saraf Dalam hal ini contohnya adalah motor end plate. 2. Berakhir pada epitel Dalam hal ini contohnya adalah ujung akhir saraf bebas yang bersifat sensoris. 3. Berakhir ke jaringan ikat a) Badan Vater Pacini Merupakan badan khusus yang bersifat sensorik di mana reseptor berkapsul yang terbesar. Disusun oleh lapisan fibroblast seerta ruangan berisi cairan jaringan yang disusun oleh saraf tak bermielin. Fungsi utamanya adalah untuk reseptor tekanan dan getaran (mekanoreseptor). Gambar 1.18 Motor End Plate 1 Gambar 1.19 Badan Vater Paccini 1
  • 22. AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 21 C1 Histologi Sistem Saraf b) Badan Meissner Badan ini disusun oleh ujung serat saraf sensoris yang diselubungi sel Schwann dan disusun dari horizontal dan melingkar ke ujung. Fungsi dari badan Meissner adalah sebagai reseptor rabaan halus (mekanoreseptor). c) Badan Ruffini Fungsi dari badan Rufini adalah untuk reseptor rabaan dan tekanan. Menurut kuliah dr. Sophie badan Ruffini ini tidak berperan dalam termoreseptor. d) Badan Krausse Fungsi dari badan Krausse sendiri dalam kuliah dr. Sophie juga mekanoreseptor bukan termoreseptor. e) Badan Golgi-Mazzoni Bentuknya mirip korpus Paccini yang reseptornya bercabang-cabang serta di bagian ujungnya terdapat perluasan. Fungsinya masih kurang jelas. Bagian ini terdapat di jaringan subkutan tangan dan permukaan tendon. Daftar Acuan 1. Jusuf A. Histologi sistem saraf. Lecture presented at; 2016; Depok. 2. Snell R. Clinical neuroanatomy 7th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer Health/Lippincott Williams & Wilkins; 2010. 3. Sadler TLangman J. Langman's medical embryology 13th ed. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins; 2013. 4. Marieb E. Essentials of human anatomy & physiology. San Francisco: Pearson/Benjamin Cummings; 2012. Gambar 1.20 Badan Meissner 1
  • 23. AUTHORED BY : IQBAL TAUFIQQURRACHMAN 22 C1 Histologi Sistem Saraf