Dokumen tersebut membahas upaya pencegahan bullying di sekolah, meliputi pengertian dan jenis bullying, dampaknya, penyebabnya, serta langkah-langkah yang dapat dilakukan guru dan sekolah untuk mencegah bullying seperti membangun iklim sekolah yang positif dan menerapkan pembelajaran sosial emosional.
3. Outline
1. Memahami masalah perundungan
2. Upaya mencegah perundungan
3. Membangun iklim sekolah yang positif
4. Angka Perundungan di Indonesia
Murid di Indonesia mengaku pernah
mengalami perundungan
Riset Programme for International Students
Assessment (PISA) pada Tahun 2018 oleh
Organisation of Economic Co-operation and
Development (OECD)
41.1%
5
5. Penelitian di 27 Kota/Kab di Jabar (2019)
Pernah dipukul
anak lain di
sekolah
52.5%
Dipanggil dengan nama
yang buruk oleh teman
sekolah
60.6%
Dikucilkan anak
lain di kelas
49.6%
Oleh 22.616 responden anak usia 8-12 tahun
Children’s Worlds Survey di Indonesia (Ihsana Sabriani Borualogo, Erlang Gumilang). 2019
6. KPAI mencatat dalam kurun waktu 9 tahun, dari 2011 sampai 2019, ada 37.381 pengaduan
kekerasan terhadap anak. Untuk Bullying baik di pendidikan maupun sosial media, angkanya
mencapai 2.473 laporan dan trennya terus meningkat.
“Data pengaduan anak kepada KPAI bagai fenomena gunung es, masih banyak yang tidak
dilaporkan, hampir di setiap sekolah ada kasus bullying”
8. Definisi
Bullying
(Penindasan, perisakan,
perundungan)
Segala bentuk
penindasan/kekerasan
yang dilakukan dengan
sengaja oleh satu /
sekelompok orang yang
lebih kuat / berkuasa
terhadap orang lain,
dengan tujuan untuk
menyakiti dan dilakukan
secara terus menerus.
School Bullying
Perilaku agresif yang
dilakukan berulang-
ulang oleh seorang /
sekelompok siswa
yang memiliki
kekuasaan, terhadap
siswa/siswi lain
yang lebih lemah,
dengan
tujuanmenyakiti
orang tersebut.
3 Kata kunci:
• Ketidakseimbangan kekuatan
• Bertujuan menyakiti
• Berulang
9. Kategori Bullying
Kontak Fisik
Memukul, mendorong,
merusak barang,
mengunci seseorang
di ruangan
Kontak Verbal
Mengancam,
mempermalukan
, memberi
panggilan nama,
menyebar gosip
Non verbal – langsung
Melihat dengan sinis,
menampilkan ekspresi yang
merendahkan
Non verbal – tidak
langsung
Mendiamkan seseorang,
memanipulasi
persahabatan sehingga
retak
Cyber Bullying
Dengan media elektonik
(video intimidasi,
pencemaran nama baik
di medsos, ancaman)
Pelecehan seksual
Dapat berupa agresi
fisik/verbal
10. Cyber-bullying
• Dapat menyakiti korban secara
publik atau privat, dapat
dilakukan secara anonym
• Melalui chat, aplikasi media
sosial, grup, atau platform game
online
• Dapat berupa rumor, ancaman,
memberi panggilan nama,
hingga mengirim gambar
eksplisit, atau menyebar gambar
korban ke orang lain
• Cyberbullying terjadi 24/7 dan
membuat korban merasa tidak
bisa menghindarinya
11. Perkembangan Neurobiologi
Hasil observasi menjelaskan hubungan antara perundungan
di masa anak & remaja terhadap perkembangan masalah
kesehatan jiwa selanjutnya.
1. Pengalaman buruk awal (intimidasi perundungan)
yang terjadi selama periode rentan perkembangan
menyebabkan perubahan neurobiologis atau
inflamasi penyebab kondisi gangguan jiwa di
kemudian hari.
2. Paparan berulang (sering) korban perundungan
memberatnya masalah Kesehatan Jiwa
mengobati sendiri distressnya/emosi negatif
dengan alkohol, obat-obatan terlarang, obat-
obatan, tembakau atau berhenti dari sekolah.
12. DAMPAK PERUNDUNGAN PADA KORBAN
Dampak fisik
kecacatan meninggal
Dampak
Psikologis
Self image buruk
Sosial withdrawal
Self esteem rendah
Psikosomatik
Depresi
Kecemasan
Bunuh diri
Berkelanjutan
dapat sampai
usia dewasa
Ggn kepribadian
Self harm
Psikotik
• Sophie E, Rosana E, Norman, Consequences of bullying victimization in childhood and adolescence: A systematic review and meta-analysis. World J Psychiatr 2017 March 22; 7(1): 60-76
• Boulton, Michael J. & Underwood, Kerry (1993). Bully/Victim Problems Among Middle School Children. European Education, 25:3, 18-37
Nansel, T. R., Overpeck, M., Pilla, R. S., Ruan, W. J., Simons-Morton, B., & Scheidt, P. (2001). Bullying Behaviors Among US Youth: Prevalence and Association With Psychosocial Adjustment. Journal of
American Medical Association, April 25, 2001 – Vol. 285, No. 16
13.
14. Penyebab Bullying
Keluarga yg permisif
terhadap kekerasan,
orangtua bertengkar
di depan anak
Keluarga
Kurang perhatian di
rumah, ingin memiliki
kuasa atau
mendominasi teman
Mencari
perhatian
Oleh orangtua, saudara,
atau orang lain. Muncul
sikap menyerang
sebelum diserang,
kurang empati
Pernah menjadi
korban bully
Adegan kekerasan di
media massa, film,
game online, atau
media sosial
Media
Lingkungan dan interaksi
antar siswa, manajemen
dan pengawasan disiplin
di sekolah
Sekolah
Pelaku bully merasa
lebih kuat, baik dari
segi fisik, kekayaan,
usia, dll
Ketidakseimbangan
kekuatan
15. Kenali Anak yang Rentan Menjadi Korban Bully
• Anak yang cenderung sulit bersosialisasi (sedikit teman)
• Anak yang fisiknya berbeda dengan anak lain (kulit hitam,
gemuk)
• Anak yang cenderung berbeda dengan anak lain (berasal
dari keluarga kaya, sangat kurang dalam pelajaran
tertentu)
• Perhatikan : Anak yang pemurung, ada luka/memar/baju
kotor robek tanpa alasan jelas, sering tidak masuk sekolah
16. Dampak Bullying terhadap Kesehatan Mental Siswa
Korban Pelaku Bystanders
Depresi
Rasa percaya diri tinggi, memiliki
kebutuhan kuat untuk mendominasi
Merasa ketidakpastian,
menganggap bullying wajar
Kecemasan (terutama setiap
akan ke sekolah)
Pro terhadap kekerasan, agresif Ketakutan, merasa bersalah
Rasa percaya diri rendah Empati kurang, toleransi rendah Kecemasan
Sulit tidur Mudah marah, impulsif
Ingin bunuh diri, self-harm
Jangka Panjang: risiko penyalahgunaan
obat, kepribadian anti-sosial
17. Efek Jangka Panjang Bullying
Gangguan kecemasan menyeluruh, depresi,
hingga risiko bunuh diri
Gg. Internalisasi
Risiko gg kepribadian borderline, psikotik
(halusinasi, delusi), agoraphobia
Gg. Mental lainnya
Menghindari sekolah, kurang fokus saat
belajar
Prestasi menurun
Sulit percaya dengan orang lain, tidak
percaya diri, senang menyendiri, sensitif
Gg. sosial
Sakit kepala, sakit perut, sulit tidur (dapat
karena mimpi buruk), lemah
Gg. somatik
18. 8 Faktor pada peristiwa Bullying
Kalau kamu biasanya berperan sebagai apa ?
1) Korban
2) Pelaku asisten Bully
3) Pro Bully
4) Kontra Bully
5) Defender
6) Bomat
24. Dasar Hukum
UUD 1945
Pasal 28B ayat (2)
Setiap anak berhak atas
kelangsungan hidup, tumbuh dan
berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi
Pasal 9 UU no.35 th 2014 ttg
Perlindungan Anak dalam ayat 1(a)
Setiap anak berhak mendapatkan
perlindungan di satuan pendidikan
dari kejahatan seksual dan kekerasan
yang dilakukan oleh pendidik, tenaga
kependidikan, sesama peserta didik,
dan atau pihak lain.
25. Apa yang harus dilakukan ketika seorang siswa
memberi tahu bahwa dia di-bully?
• Tanggapi kejadian itu dengan serius, tunjukkan empati.
• Hargai dan berterima kasihlah pada siswa tersebut karena telah melapor kepada Anda.
• Yakinkan bahwa itu bukan salahnya.
• Bantu siswa yang di-bully untuk membela dirinya sendiri – bahwa dia bisa mengatakan tidak suka jika dikerjai
oleh temannya.
• Tanyakan kepada siswa tentang apa yang dapat dilakukan untuk membuat dia merasa aman.
• Bicaralah dengan setiap siswa yang terlibat dalam situasi ini secara terpisah. Ambil tindakan kepada pelaku
bullying.
• Pertimbangkan peran atau pengaruh 'kelompok sebaya’.
• Tindak lanjuti secara teratur dengan siswa tersebut mengenai kemajuan yang dibuat mengenai masalah ini
sesudahnya.
• Jika perlu, carilah bantuan dari pihak eksternal.
26. Bagaimana cara menghadapi anak yang menjadi
pelaku bullying?
• Dengarkan cerita versi mereka. Bantu mereka dengan memahami alasan di balik
perilaku bullying mereka
• Soroti perilaku yang tidak pantas dan tidak dapat diterima
• Tunjukkan empati dan kasih sayang dengan membagikan perasaan anak yang di-bully.
• Terapkan konsekuensi tertentu untuk membantu mereka belajar dari situasi ini.
• Ajarkan anak untuk memperbaiki kesalahan. Contoh: meminta maaf
• Menghargai dan mengenali segala perubahan perilaku yang positif, termasuk mengakui
kesalahan.
• Bicaralah kepada orangtua mereka dan kesepakatan agar berbuat baik.
27. Di dalam kelas, apa yang dapat guru lakukan untuk
mencegah bullying dan kekerasan pada teman sebaya?
• Membangun pedoman dan kesepakatan yang tegas dan jelas
terhadap bullying secara partisipatif dengan siswa
• Ciptakan suasana yang hangat, hubungan yang saling mendukung, iklim
positif, dan pelibatan semua siswa di ruang kelas Anda.
• Perhatikan siswa yang lebih rentan terhadap bullying dan berikan
dorongan ke mereka untuk berinteraksi lebih aktif
• Ingatkan teman-temannya untuk membantu teman yang kesulitan atau
dikucilkan.
• Yakinkan siswa Anda bahwa Anda bersedia membantu mereka jika dan
ketika mereka di-bully.
28. Pencegahan Bullying Melalui Sekolah
Tingkatkan kesadaran di antara siswa.
• Merancang dan membuat desain program pencegahan yang
berisikan pesan kepada siswa bahwa perilaku bully tidak
diterima di sekolah dan membuat kebijakan “anti bullying”
• Diskusi dan ceramah mengenai perilaku bully di sekolah
• Tekankan perilaku yang baik, empati, dan capaian prestasi
bersama di sekolah.
Membangun komunikasi efektif antara guru, siswa, dan orang
tua/komite
• Sediakan bantuan kepada siswa yang menjadi korban bully.
• Latihlah guru dan staf sekolah tentang bagaimana
mengatasi bullying.
• Libatkan orangtua & siswa dalam meningkatkan kesadaran dan
cara mengambil tindakan yang disepakati terhadap bullying
dalam pertemuan berkala
29. Strategi Menghadapi Bullying di sekolah adalah:
Ajarkan anak kita untuk menyembunyikan
kemarahan atau kesedihannya. Bila ia
tampak bereaksi si bullying akan senang
Ajarkan anak berani memandang mata si
bullying
Ajarkan anak berdiri tegak, kepala
ditegakkan dalam menghadapi bullying
Tidak berjalan sendirian
Tetap tenang dalam situasi apapun
Bila dalam bahaya segera menyingkir.
32. “Iklim Positif” di Sekolah
Siswa merasa nyaman dan aman saat di sekolah Dapat dirasakan dari
kehadiran siswa, kerja sama, interaksi, keterbukaan, dan respek antar civitas
di sekolah
Norma sosial dan pembangunan karakter yang ditekankan di sekolah,
tujuan akademik yg dijunjung tinggi. Aturan, tata tertib, dan kedisiplinan
yang diterapkan di sekolah serta konsekuensi
Dimulai dari guru sebagai pemimpin dan contoh bagi siswa. Keputusan
pimpinan dibuat kolaboratif, fasilitas pendidikan dan kesempatan belajar
adil dan merata, guru tidak melabeli siswa di dalam kelas.
33. Social and Emotional Learning (SEL)
Mengajarkan mawas diri, manajemen diri, kepedulian social, tanggung jawab,
dan manajemen hubungan. Pahami bahwa pubertas mempengaruhi emosi
dan hubungan sosial
Jika siswa memiliki kemampuan untuk mengenali emosi dan kontrol diri
yang baik, mengerti rasa empati dan kepedulian sosial maka akan
mencegah terjadinya bullying
Guru yang mempelajari SEL juga dapat menunjukkan emosi yang positif
saat mengajar, mengatur kelas dengan lebih baik, dan lebih memahami dan
menghargai perasaan siswa
34. Tips Membangun Iklim Positif di Sekolah
Buat tujuan dan tata tertib yang jelas
Sehingga siswa paham mana yang baik dan buruk. Terapkan dalam
pembelajaran sehari-hari. Gunakan metode belajar yang melatih problem-
solving, mengambil keputusan, tanggung jawab, kerja sama
Tunjukkan hal yang positif
Dengarkan siswa untuk membuka komunikasi terbuka. Beri feedback yang
baik jika ada siswa yang menunjukkan sikap yang positif sehingga memberi
contoh ke siswa lain.
Sekolah tidak sendiri
Libatkan seluruh civitas sekolah, staff, petugas kantin, petugas kebersihan,
dll. Keluarga dan lingkungan (media) juga berperan. Sehingga sampaikan
visi dan misi anti-bullying ini kepada orangtua siswa di awal tahun
pembelajaran
01
02
03