SlideShare a Scribd company logo
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN DAN KONSELING
A. Topik Permasalahan : Pelecehan seksual yang marak terjadi di kalangan remaja
B. Bidang Bimbingan : Pribadi, Sosial
C. Jenis Layanan : Bimbingan Kelompok
D. Fungsi Layanan : Pemahaman dan Pencegahan
E. Tujuan Layanan : Melatih individu bersosialisasi, berani mengungkapkan pendapat
dan berinteraksi dengan baik antar sebayanya, memberikan
informasi yang terkini.
F. Sasaran Layanan : Teman Sebaya
G. Uraian Kegiatan :
No Tahapan Kegiatan Pemimpin Kelompok
1. Pembentukan  Mengucapkan salam
 Menerima kehadiran AK secara terbuka dan mengucapkan terima kasih
 Memimpin berdoa
 Menjelaskan pengertian dan tujuan bimbingan kelompok
 Menjelaskan asas-asasbimbingan kelompok (kegiatan, kenormatifan,
kesukarelaan, keterbukaan, kekinian, kemandirian, dan keaktifan)
 Menjelaskan cara pelaksanaan bimbingan kelompok diantaranya
 Menyampaikan kesepakan waktu
 Perkenalan dilanjutkan Permainan untuk menghangatkan suasana agar saling
terbuka, saling percaya, saling menerima sehingga tercipta dinamika kelompok
2. Peralihan  Menjelaskan kembali pengertian dan tujuan Bimbingan Kelompok
 Menanyakan kesiapan Anggota Kelompok untuk melanjutkan kegiatan
Bimbingan Kelompok.
 Mengkondisikan anggota kelompok agar siap melanjutkan ketahap berikutnya
 Menjelaskan batasan topic yang akan dibahas
3. Kegiatan Topik Tugas
 Pembahasan topic
 Memberikan selingan
 Menyimpulan hasil dari topik yang telah dibahas
4. Pengakhiran  Menjelaskan bahwa kegiatan bimbingan kelompok akan segera di akhiri
 Penilaian segera dari kegiatan yang telah dilakukan:
1. Pemahaman yang sudah diperoleh oleh AK
2. Perasaan yang dialami selama kegiatan berlangsung
3. Aktivitas yang akan dilakukan setelah kegiatan berlangsung
 Kesan yang diperoleh selama kegiatan
 Membahas dan menanyakan tindak lanjut kegiatan Bkp
 Mengucapkan terima kasih
 Memimpin doa
 Mengucapkan salam
 Perpisahan
H. Materi layanan : Terlampir
I. Sumber Materi :
http://latifianazalati.blogs.uny.ac.id/2015/11/29/pelecehanseksualdan-peran-konselor/
J. Pelaksanaan Layanan :
 Waktu : 1 x 30 menit
 Tempat : Ruang Kelas
 Hari / Tanggal : Selasa, 7 Juni 2016
K. Metode : Diskusi, Tanya jawab, Permainan
L. Penyelenggara layanan : Komara Yusuf N.M.
M.Pihak yang disertakan dalam layanan dan perananya masing-masing :
 Teman sebaya
N. Rencana Penilaian :
1. Penilaian Proses : Dilaksanakan pada saat kegiatan berlangsung, dengan cara
mengamati keaktifan, kesungguhan dan keantusiasan anggota
kelompok selama kegiatan BKp berlangsung.
2. Penilaian Hasil : Dilaksanakan setelah kegiatan pemberian layanan selesai
dilaksanakan. (Laiseg, Laijapen, Laijapang).
O. Tindak Lanjut : Melakukan tindak lanjut bagi peserta didik yang memerlukan
bimbingan lanjutan secara individual.
Mengetahui, Tegal, 7 June 2016
Dosen Pembimbing Praktikan
Naning Dwi Setyo Astuti Komara Yusuf Nur Majid
LAISEG BK
PENILAIAN HASIL LAYANAN KONSELING
Pembahasan Topik atau Kegiatan
1. Topik atau kegiatan apakah yang telah dibahas melalui layanan bimbingan konseling?
Tuliskan dengan singkat:
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
2. Kapan, dengan cara apa dan oleh siapa pelayanan diberikan?
Tanggal layanan:.........................................................................
Jenis layanan:..............................................................................
Pemberi layanan:.........................................................................
3. Apa saja yang anda peroleh dari layanan tersebut? Jawablah dengan singkat
pertanyaan-pertanyaan beribut:
a. Hal-hal baru apa yang anda peroleh dari layanan yang telah diberikan?
..............................................................................................
..............................................................................................
b. Setelah mendapatkan layanan hal-hal apakah yang akan anda laksanakan untuk
mengembangkan diri anda?
..............................................................................................
..............................................................................................
c. Setelah mendapatkan layanan hal-hal apakah yang akan anda laksanakan untuk
pengembangkan diri anda?
4. Apakah layanan yang andaa ikuti berkaitan langsung dengan masalah yang sedang
anda alami?
a. Apabila Ya, keuntungan apakah yang anda peroleh?
..............................................................................................
..............................................................................................
b. Apabila TIDAK, keuntungan apakah yang anda peroleh?
..............................................................................................
..............................................................................................
5. Apa saran yang ingin anda sampaikan kepada pemberi layanan?
....................................................................................................
....................................................................................................
Nama Anggota Kelompok:.........................................................
NPM :.........................................................
Tegal, 2016
DAFTAR HADIR
PESERTA BIMBINGAN KELOMPOK
Hari / Tanggal : Selasa, 24 Mei 2016
Waktu : Pukul 14.00 – Selesai
Tempat : Ruang Kelas
NO NAMA TANDA TANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Mengetahui, Tegal, 31 Mei 2016
Dosen Pembimbing Praktikan
Naning Dwi Setyo Astuti Komara Yusuf Nur Majid
Pelecehan Seksual Di kalangan Remaja
A. Pengertian Pelecehan Seksual
Pelecehan dalam arti Kamus Bahasa Indonesia adalah suatu tindakan untuk
meremehkan atau merendahkan orang lain. Sedangkan definisi seksualitas yang dihasilkan
dari Konferensi APNET (Asia Pasific Network For Social Health) di Cebu, Filipina 1996
mengatakan seksualitas adalah ekspresi seksual seseorang yang secara sosial dianggap dapat
diterima serta mengandung aspek-aspek kepribadian yang luas dan mendalam. Seksualitas
merupakan gabungan dari perasaan dan perilaku seseorang yang tidak hanya didasarkan
pada ciri seks secara biologis, tetapi juga merupakan suatu aspek kehidupan manusia yang
tidak dapat dipisahkan dari aspek kehidupan yang lain.
Menurut jurnal N.K. Endah Triwijati (2007) Pelecehan seksual adalah perilaku atau
perhatian yang bersifat seksual yang tidak diinginkan dan tidak dikehendaki dan berakibat
mengganggu diri penerima pelecehan.Intinya pelecehan seksual merupakan suatu perbuatan
tidak senonoh yang menyangkut seks, dimana perbuatan ini juga merupakan kendala bagi
perkembangan kepribadian baik secara fisik maupun psikis, dan juga bisa mengancam jati
diri korban, membuat sulit berkonsentrasi dan tidak percaya diri. Dan sebagian korban
pelecehan seksual adalah para generasi bangsa kita, yaitu anak-anak.
Selain pengertian diatas, dalam skripsi berjudul Pelecehan Seksual terhadap Anak di
Bawah Umur dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif yang disusun oleh Desi
Anggreini (2009) pelecehan seksual merupakan suatu bentuk tindakan atau percakapan
seksual di mana seorang dewasa mencari kepuasan seksual dari seorang anak. Dan
pelecehan seksual pada anak dapat mencakup kontak atau interaksi antara anak dan orang
dewasa, dimana anak tersebut dipergunakan untuk stimulus seksual oleh pelaku atau orang
lain yang berada dalam posisi memiliki kekuatan atau kendali atas korban, termasuk di
dalamnya kontak fisik yang tidak pantas, membuat pornografi atau memperlihatkan alat
genital orang dewasa kepada anak.
Dari berbagai pengertian yang telah dikemukakan diatas, dapat kita tarik kesimpulan
bahwa pelecehan seksual adalah tindakan melecehkan atau merendahkan orang lain baik
secara verbal maupun non verbal untuk memenuhi kebutuhan seksual para pelaku sehingga
akibatnya adalah keresahan diri korban baik yang bersifat fisik maupun psikis karena adanya
pemaksaan yang tidak dapat diterima. Ada banyak bentuk pelecehan seksual terhadap anak
dan bisa kita ketahui semua dari berbagai berita di beberapa media dari mulai digerayangi,
dicabuli, digauli, sampai dengan diperkosa.Bahkan ada yang bentuknya memaksa seorang
anak untuk melihat tayangan pornografi sedangkan si pelaku cukup melakukan kegiatan
seksualnya secara mandiri tanpa melibatkan si anak secara fisik. Namun apapun bentuk
modus operan yang dilakukan, yang pasti kesemuanya merupakan bentuk kejahatan
terhadap anak dan menimbulkan trauma yang berkepanjangan
B. Pelaku dan Korban Pelecehan Seksual
Pelaku pelecehan adalah seorang yang melakukan tindakan pelecehan kepada orang
lain. Pelecehan seksual yang terjadi bersumber dari tindakan memaksa para pelaku yang
sangat pintar dalam memilih korbannya.Pelaku umumnya akan memilih korban yang lebih
muda, relatif pasif atau kurang asertif, naive, harga diri rendah, dan hal lain yang
membuatnya lebih rentan. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, anak-anak merupakan salah satu
target yang sangat diincar oleh para pelaku karena mereka adalah orang-orang polos yang
belum tahu banyak tentang dunia seks, namun para pelaku memanfaatkan mereka untuk
memenuhi kebutuhan seksnya.
Menurut N.K Endah Triwijati dalam jurnal tentang pelecehan seksual (berjudul
Pelecehan Seksual : Tinjauan Psikologis : 2007) ciri pelaku pelecehan seksual bervariasi.
Sekalipun perilaku dan motif bisa bervariasi antar pelaku, tetapi setidaknya ada 4 dimensi
yang disusun kelompok pendukung korban pelecehan seksual. Pertama, “public” vs
”private”. Mereka yang masuk dalam kategori “public” adalah mereka yang menunjukkan
perilaku/sikap melecehkan itu di hadapan orang lain, artinya, dia tergolong orang yang
“show off”. Mereka yang masuk dalam kategori “privat” umumnya sangat ingin tampil
konservatif dan baik, tetapi ketika mereka berada sendirian dengan sasaran korban, perilaku
mereka berubah sama sekali. Si “privat” sangat menikmati tipu muslihat dan ketidak
tampakan perilakunya ini. Kedua, si “untouchable” vs.”risk taker”.Si “untouchable” yaitu
mereka yang tidak menimbang konsekuensi dari perilakunya.Ia percaya bahwa ia
sepenuhnya mengendalikan situasi, bebas dari resiko. Ia orang yang narsistik, grandiose, dan
justru berlagak mempunyai relasi seksual dengan sasaran korban. Ia menikmatinya sebagai
challenge to the system. Tipe ke 2 adalah orang yang sadar bahwa apa yang ia lakukan
adalah sesuatu yang secara moral salah. Karenanya ia cenderung menyalahkan korban,
menyatakan korban sebagai orang yang mengambil keuntungan atas dirinya, dan
memposisikan dirinya sebagai korban. Ketiga, “seducer-demander” vs. ”Passive-Initiator”.
Tipe pertama adalah seorang yang lihai “memainkan kekuasaan”.Dialah yang secara
aktif merancang tindakannya dengan memanfaatkan posisinya. Tipe pertama yang “seducer”
menggunakan posisinya karena ia membutuhkan rasa diinginkan dan dicintai; “demander”
memakai posisinya untuk membuat target tahu “posisi dia yang se-mestinya”. Tipe kedua,
“passive -initiator” mengawali tindakan dengan “memuji” atau “menggoda”. Mereka
beranggapan bila korban “menjawab” (melakukan kontak seksual) maka apa yang terjadi
bukan kesalahan mereka. Mereka mengatakan korbanlah yang “meminta”. Keempat,
“obsessive” vs. ”Don Juan”. “Obsessive” adalah mereka yang merasa berkuasa, ingin
dihormati, menjadi pusat relasi; sebenarnya mereka adalah orang yang merasa “tidak
berhasil” di tempat kerja.“Don Juan” (“Juanita”) melakukan pelecehan pada banyak orang,
sering lupa wajah/nama korban, dan melakukan pelecehan itu atas dorongan untuk
“mengalahkan”.Berdasarkan ciri-ciri pelaku pelecehan seksual terhadap anak itu, contoh
nyata para pelaku pelecehan seksual yang ada di lapangan adalah orang tua atau keluarga,
kerabat, teman, guru, tetangga, para pegawai maupun dari berbagai lapisan masyarakat. Jadi
para pelaku bisa dari berbagai golongan baik itu yang paling dekat dengan korban bahkan
yang belum dikenal sama sekali.
Pelecehan seksual memang bisa terjadi pada siapapun.Kasus di mana wanita dan anak-
anak yang menjadi korban juga memang lebih banyak terjadi.Namun pada dasarnya, setiap
orang potensial menjadi korban pelecehan, baik itu laki-laki atau perempuan, anak-anak atau
orang dewasa, bahkan orang tua sekalipun.Contoh kasus menurut KPAI adalah kasus
pelecehan seksual yang dialami oleh salah satu murid Taman Kanak-Kanak (TK) Jakarta
Internasional School (JIS). Dia adalah salah satu contoh korban pelecehan seksual dari para
pelaku yang kejam karena tega melakukan hal itu terhadap anak-anak.
C. Penyebab terjadinya Pelecehan Seksual
Seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa pelecehan seksual bisa terjadi pada
siapapun, termasuk laki-laki, wanita yang mengenakan jilbab dan berpakaian serba tertutup,
atau wanita yang telah memiliki sejumlah anak, wanita mengandung, atau bahkan anak-
anak. Namun yang begitu menggelitik, mengapa anak-anak yang sangat sering dilecehkan?
Menurut Muhamad Choirudin dalam jurnal yang berjudul Urgensi Pendidikan Seks Sejak
Dini Dalam Belenggu Kekerasan Seksual Terhadap Anak (Sebuha upaya preventif dan
protektif), dalam beberapa kasus sering kita mendengar bahwa pelaku begitu mudah
melakukan kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak. Mereka melakukan tindakan
tersebut bahkan nyaris tanpa penolakan dan atau perlawanan sedikitpun ditambah lagi sang
anak diberi modal iming-iming beberapa lembar rupiah atau makanan ringan saja sudah
cukup.
Selain anak-anak, pelecehan sesksual juga sering terjadi pada wanita. Penyebab
pelecehan tersebut menururt Riyadi, Jeanny Maria Fatima dalam jurnal yang berjudul
(Harassement And Violence Against Women in SPFM RADIO Programs And Their
Impacts on Woman Listeners in Makassar City, 2012) terjadi karena wanita menggunakan
pakaian yang sangatmencolok mata orang yang memandangnya. Selain itu dari cara jalan
mereka juga bisa menimbulkan hasrat para pria untuk melakukan pelecehan, meskipun
adajuga yang tetap beranggapan bahwa laki-laki turut bersalah karena tidak menghargai
kaum perempuan. Ada yang mengatakan bahwa hal tersebut mutlak kesalahan dari si
perempuannya yang tidak menutup aurat dalam berpakaian sehingga membuat mata laki-laki
bebas melihat dan mengeskploitasi tubuh si perempuan tersebut. Disisi lain, adapula yang
mengatakan bahwa terjadinya pelecehan seksual itu adalah faktor takdir semata sebab
sekarang walaupun kaum perempuan berpakaian tertutup tapi kalau sudah takdir maka pasti
akan terjadi, inilah yang kemudian menjadi hal yang miris atau memprihatinkan.
Kedua sebab di atas jika dilihat dari sudut pandang yang lebih mengarah pada apa
yang membuat korban menarik. Selanjutnya adalah dari sudut pandang pelaku sendiri.
Mereka memiliki alasan mengapa melakukan pelecehan seksual, diantaranya adalah
pengalaman masa kecil pelaku yang juga pernah dilecehkan membuatnya ingin berganti
melecehkan saat sudah dewasa, selain itu terkadang pelaku memiliki hasrat seks yang tidak
bisa disalurkan dengan pasangan sehingga mencari orang lain untuk dijadikan alat pemuas
kebutuhan seksnya, kemudian karena suasana yang terkadang mendukung sehingga dapat
dimanfaatkan oleh sang pelaku, selanjutnya pelaku memiliki otoritas atas korban sehingga
dia bisa melakukan apa saja yang dia mau. Selain hal tersebut masih banyak penyebab
terjadinya pelecehan seksual.
D. Waktu dan Tempat terjadinya Pelecehan Seksual
Pelecehan seksual bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, seperti di sekolah, di bus,
kantor, pabrik, supermarket, taman, trotoar, baik siang maupun malam. Salah satu contohnya
adalah pelecehanyang terjadi di sekolah. Di lembaga pendidikan seperti sekolah biasanya
pelecehan dilakukan oleh guru kepada siswanya dengan modus kenaikan nilai atau kelulusan
mata pelajaran.Selain itu juga bisa dilakukan siswa dengan siswa atas dasar iseng atau yang
lainnya. Keadaan tersebut akan membuat siswanya ketakutan dan tidak nyaman dalam
belajar di sekolah karena adanya gangguan dari guru-guru nakal dan teman-teman yang
jahil. Selain di sekolah, tempat yang sering digunakan untuk melakukan pelecehan seksual
ada di tempat kerja. Disana seringkali terjadi pelecehan yang kemudian disertai dengan janji
imbalan pekerjaan atau kenaikan jabatan. Bahkan bisa disertai ancaman, baik secara terang-
terangan ataupun tidak. Kalau janji atau ajakan tidak diterima bisa kehilangan pekerjaan,
tidak dipromosikan, atau dipindahkan.
Pelecehan seksual bisa juga terjadi tanpa ada janji atau ancaman, namun dapat
membuat tempat kerja menjadi tidak tenang, ada permusuhan, dan penuh tekanan.
Bukan hanya dimana saja, pelecehan juga bisa terjadi kapan saja. Pagi, siang, sore maupun
malam. Suasana yang mendukung seperti misalnya saat berada di sekolah. Keadaan sekolah
yang sepi dan terasa aman kemudian ada korban yang menjadi incaran, maka sang pelaku
akan melancarkan aksinya saat itu juga. Pelaku pelecehan seksual anak-anak biasanya
melecehkan dengan cara menunjukkan alat kelaminnya pada sang korban, atau
mencabulinya. Selain di sekolah, saat berada di bus juga bisa terjadi pelecehan. Karena
semua orang berdesak-desakan, pelaku pelecehan sangat senang untuk memanfaatkan
kondisi tersebut untuk menempelkan alat kelaminnya terhadap korban, atau meraba-raba
bagian tubuh korban, dan sebagainya. Dalam melakukan aktivitas apapun, bisa terjadi
pelecehan seksual yang tidak diinginkan dengan tempat dan waktu yang tidak tentu.
E. Peran Orang tua, Guru BK/Konselor, dan Masayarakat dalam Menangani Masalah
Pelecehan Seksual
Untuk menangani masalah pelecehan seksual khususnya terhadap anak, orang tua,
guru dan masyarakat harus saling mendukung. Mulai dari orang tua yang merupakan dunia
pertama bagi anak-anak. Para orang tua bisa melakukan pencegahan agar anak-anak mereka
tidak mengalami pelecehan, baik itu jadi pelaku atau korban. Yang dapat dilakukan adalah :
1. Mengajarkan anak tentang sopan santun terhadap orang lain.
2. Mengajari anak-anak agar dapat waspada dengan orang lain yang dirasa mencurigakan.
3. Memberikan pendidikan seks secara sederhana agar anak-anak paham.
4. Mengontrol pergaulan anak-anak dengan teman-teman dan lingkungan mereka.
5. Ajak anak untuk selalu berkomunikasi sehingga dapat terbuka dengan orang tua.
6. Menerapkan pola asuh demokratis namun terkontrol menjadi upaya yang dapat
mendukung pengoptimalan tumbuh kembang anak.
7. Orang tua membuka komunikasi dan menjalin kedekatan emosi dengan anak-anak.
Dengan cara menyempatkan diri untuk bermain bersama anak-anak dan menemaninya di
setiap kesempatan yang ada.
8. Orang tua disarankan memberikan pengertian kepada anak-anak tentang tubuh mereka
dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh orang lainterhadap bagian tubuhnya.
Misalnya, anak diberi pengertian bahwa kalauada orang lain yang mencium misal di pipi
harus hati-hati karena itu tidak diperbolehkan, apalagi orang lain itu yang tidak dikenal.
9. Kenalkan kepada anak perbedaan antara orang asing, kenalan, teman,sahabat, dan
kerabat. Misalnya, orang asing adalah orang yang tidak dikenal sama sekali. Terhadap
mereka, si anak tak boleh terlalu ramah,akrab, atau langsung memercayai. Kerabat
adalah anggota keluarga yang dikenal dekat. Meski terhitung dekat, sebaiknya sarankan
kepada anak untuk menghindari situasi berduaan saja.
10. Jika sang anak sudah melewati usia balita, ajarkan bersikap malu bila telanjang. Dan,
bila sudah memiliki kamar sendiri, ajarkan pula untuk selalu menutup pintu dan jendela
bila tidur.
Konselor sekolah perlu juga menginformasikan pada orangtua siswa tentang program
pencegahan kekerasan seksual ini sehingga orangtua pun dapat seiring mengajarkan materi-
materi ini di rumah. Melalui semua program, baik pencegahan (preventif), penyembuhan
(kuratif), atau rehabilitatif (perbaikan) ini diharapkan kekerasan seksual pada anak yang
sangat tidak manusiawi ini tidak akan terjadi lagi. Selain upaya pencegahan, Ada beberapa
langkah pertama yang dapat dilakukan oleh guru BK ataupun Konselor dalam melakukan
identifikasi terhadap siswa yang diduga mengalami pelecehan dan tidak berani bercerita,
antara lain :
1. Memastikan anak tidak sakit atau dalam bahaya
2. Fungsi utama guru BK atau konselor adalah mendengarkan
3. Mencerminkan perasaan dan maknanya
4. Bersikap santai, tidak panic dan tidak shock dengan cerita yang didengarkan
5. Meminta persetujuan untuk memberitahukan pihak lain yang mungkin bisa
membantunya
6. Meyakinkan anak bahwa konselor akan melindungi
Peran lingkungan masyarakat dalam proses pencegahan dan pemulihan masalah
pelecehan seksual juga sangat dibutuhkan. Saat ini upaya mengatasi kasus pelecehan seksual
anak secara hukum telah ada undang-undang yang mengaturnya secara jelas.Yang masih
kurang adalah upaya pencegahan.Upaya pencegahan harus dilakukan secara komprehensif,
artinya tidak bisa hanya dilakukan oleh satu pihak (orang tua atau keluarga) saja, melainkan
harus terintegrasi dengan pemerintah, lembaga kemasyarakatan, sekolah, tenaga profesional,
dsb yang memang memiliki konsentrasi terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
Beberapa upaya pencegahan yang efektif adalah adalah sebagai berikut :
a. Memberikan pemahaman kepada anak mengenai jenis-jenis pelecehan seksual, dan
menjelaskan kepada anak bahwa pelecehan seksual dalam bentuk apapun merupakan
tindakan yang tidak baik dan melanggar peraturan. Serta, mengajarkan kepada anak
mengenai hal-hal yang harus mereka lakukan jika menemukan adanya tindakan
pelecehan seksual yang dilakukan oleh orang-orang di sekitar mereka (misalnya: segera
berlari ke tempat yang ramai, segera melpor pada guru atau kepala sekolah, dan
sebagainya). Poin a ini sebaiknya dilakukan oleh orang tua, sekolah, maupun pengajar di
tempat ibadah.
b. Melakukan seleksi dan rekrutmen yang lengkap dan dilakukan oleh tenaga ahli seperti
psikolog, untuk mencegah kemungkinan adanya pelaku pelecehan seksual yang
dipekerjakan di tempat-tempat yang banyak terdapat anak-anak (arena bermain, sekolah,
day care, dan sebagainya).
c. Memperlengkapi setiap sudut bangunan yang diperuntukkan bagi anak-anak, dengan
kamera CCTV yang selalu terpantau agar kasus-kasus pelecehan seksual dapat terdeteksi
dengan lebih cepat dan mudah.
Ketiga pihak yaitu orang tua, guru atau sekolah dan masyarakat adalah dunia anak-
anak. Mereka harus bisa berkolaborasi untuk menghindarkan anak dari hal-hal negative yang
tidak diinginkan, termasuk pelecehan seksual. Dengan upaya preventif dan akuratif oleh
pihak-pihak tersebut, diharapkan anak mampu untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik sesuai tugas perkembangan mereka.

More Related Content

What's hot

Rpl Bidang Pribadi
Rpl Bidang PribadiRpl Bidang Pribadi
Rpl Bidang Pribadi
Afy Luna
 
Pendekatan konseling client centered
Pendekatan konseling client centeredPendekatan konseling client centered
Pendekatan konseling client centeredmisbakhulfirdaus
 
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
Nur Arifaizal Basri
 
Pendekatan client centered
Pendekatan client centeredPendekatan client centered
Rpl Bidang Karir
Rpl Bidang KarirRpl Bidang Karir
Rpl Bidang Karir
Afy Luna
 
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOKKONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
Nur Arifaizal Basri
 
CONTOH RPL POP
CONTOH RPL POPCONTOH RPL POP
CONTOH RPL POP
Nur Arifaizal Basri
 
AUM PTSDL
AUM PTSDLAUM PTSDL
AUM PTSDL
Adri Hermawan
 
Modifikasi perilaku
Modifikasi perilakuModifikasi perilaku
Modifikasi perilakuAfra Balqis
 
6 organisasi-profesi-bk
6 organisasi-profesi-bk6 organisasi-profesi-bk
6 organisasi-profesi-bk
asm
 
CONTOH RPL K13 KONSELING KELOMPOK
CONTOH RPL K13 KONSELING KELOMPOKCONTOH RPL K13 KONSELING KELOMPOK
CONTOH RPL K13 KONSELING KELOMPOK
Nur Arifaizal Basri
 
Contoh lembar instrumen evaluasi bkp
Contoh lembar instrumen evaluasi bkpContoh lembar instrumen evaluasi bkp
Contoh lembar instrumen evaluasi bkp
Universitas Negeri Semarang
 
RPL BK Kesulitan Belajar Siswa
RPL BK Kesulitan Belajar SiswaRPL BK Kesulitan Belajar Siswa
RPL BK Kesulitan Belajar Siswa
NengAyu2
 
19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)
19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)
19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)
aji ali mabruri
 
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)
Nur Arifaizal Basri
 
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaSejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaNur Arifaizal Basri
 
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
yayuzuliantini25
 

What's hot (20)

Rpl Bidang Pribadi
Rpl Bidang PribadiRpl Bidang Pribadi
Rpl Bidang Pribadi
 
Pendekatan konseling client centered
Pendekatan konseling client centeredPendekatan konseling client centered
Pendekatan konseling client centered
 
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
 
Pendekatan client centered
Pendekatan client centeredPendekatan client centered
Pendekatan client centered
 
Rpl Bidang Karir
Rpl Bidang KarirRpl Bidang Karir
Rpl Bidang Karir
 
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOKKONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
 
CONTOH RPL POP
CONTOH RPL POPCONTOH RPL POP
CONTOH RPL POP
 
AUM PTSDL
AUM PTSDLAUM PTSDL
AUM PTSDL
 
Modifikasi perilaku
Modifikasi perilakuModifikasi perilaku
Modifikasi perilaku
 
6 organisasi-profesi-bk
6 organisasi-profesi-bk6 organisasi-profesi-bk
6 organisasi-profesi-bk
 
CONTOH RPL K13 KONSELING KELOMPOK
CONTOH RPL K13 KONSELING KELOMPOKCONTOH RPL K13 KONSELING KELOMPOK
CONTOH RPL K13 KONSELING KELOMPOK
 
Contoh lembar instrumen evaluasi bkp
Contoh lembar instrumen evaluasi bkpContoh lembar instrumen evaluasi bkp
Contoh lembar instrumen evaluasi bkp
 
RPL BK Kesulitan Belajar Siswa
RPL BK Kesulitan Belajar SiswaRPL BK Kesulitan Belajar Siswa
RPL BK Kesulitan Belajar Siswa
 
19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)
19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)
19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)
 
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)
 
Sosiometri 1
Sosiometri 1Sosiometri 1
Sosiometri 1
 
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaSejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
 
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
 
Peta Kognitif Client Centered
Peta Kognitif Client CenteredPeta Kognitif Client Centered
Peta Kognitif Client Centered
 
VERBATIM PADA KONSELING
VERBATIM PADA KONSELINGVERBATIM PADA KONSELING
VERBATIM PADA KONSELING
 

Similar to Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"

TABEL LAYANAN BK PRIBADI DAN SOSIAL
TABEL LAYANAN BK PRIBADI DAN SOSIALTABEL LAYANAN BK PRIBADI DAN SOSIAL
TABEL LAYANAN BK PRIBADI DAN SOSIAL
Nur Arifaizal Basri
 
PSIKOLOGI MASA "PROSOSIAL"
PSIKOLOGI MASA "PROSOSIAL"PSIKOLOGI MASA "PROSOSIAL"
PSIKOLOGI MASA "PROSOSIAL"
rara wibowo
 
Kespro Remaja : Perilaku Seksual Remaja
Kespro Remaja : Perilaku Seksual RemajaKespro Remaja : Perilaku Seksual Remaja
Kespro Remaja : Perilaku Seksual Remaja
Nuranisah D.
 
Proposal seminarsponsorship
Proposal seminarsponsorshipProposal seminarsponsorship
Proposal seminarsponsorship
Dhiimas Dhim
 
review jurnal keganasan rumah tangga
review jurnal keganasan rumah tanggareview jurnal keganasan rumah tangga
review jurnal keganasan rumah tangga
nur fara
 
Workshop pendidikan karakter henmaidi
Workshop pendidikan karakter henmaidiWorkshop pendidikan karakter henmaidi
Workshop pendidikan karakter henmaidi
Henmaidi Alfian
 
sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...
sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...
sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...
agyana_nadian
 
Uas.psi.rauf arrasyid wawancara
Uas.psi.rauf arrasyid wawancaraUas.psi.rauf arrasyid wawancara
Uas.psi.rauf arrasyid wawancara
RaufArrasyid
 
makalah konsep seksual - d3 keperawatan
makalah konsep seksual - d3 keperawatan makalah konsep seksual - d3 keperawatan
makalah konsep seksual - d3 keperawatan
siakadurban
 
RPL KENAKALAN REMAJA.docx
RPL KENAKALAN REMAJA.docxRPL KENAKALAN REMAJA.docx
RPL KENAKALAN REMAJA.docx
ArifPujiyanto2
 
Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadianSosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Cornelia Riasdita
 
Ppt ppd
Ppt ppdPpt ppd
Ppt ppd
aininazakiya
 
Ppt ppd
Ppt ppdPpt ppd
Ppt ppd
aininarahma
 
Ppt ppd
Ppt ppdPpt ppd
Ppt ppd
aininazakiya
 
Bab 4 sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Bab 4 sosialisasi dan pembentukan kepribadianBab 4 sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Bab 4 sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Robbie AkaChopa
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosial
muji3228
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosialtyaadhietz
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosialtyaadhietz
 
Persepsi sosial
Persepsi sosial Persepsi sosial
Persepsi sosial tyaadhietz
 
MATERI LPP 3.pptx
MATERI  LPP 3.pptxMATERI  LPP 3.pptx
MATERI LPP 3.pptx
ErniMesalinaHutauruk
 

Similar to Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual" (20)

TABEL LAYANAN BK PRIBADI DAN SOSIAL
TABEL LAYANAN BK PRIBADI DAN SOSIALTABEL LAYANAN BK PRIBADI DAN SOSIAL
TABEL LAYANAN BK PRIBADI DAN SOSIAL
 
PSIKOLOGI MASA "PROSOSIAL"
PSIKOLOGI MASA "PROSOSIAL"PSIKOLOGI MASA "PROSOSIAL"
PSIKOLOGI MASA "PROSOSIAL"
 
Kespro Remaja : Perilaku Seksual Remaja
Kespro Remaja : Perilaku Seksual RemajaKespro Remaja : Perilaku Seksual Remaja
Kespro Remaja : Perilaku Seksual Remaja
 
Proposal seminarsponsorship
Proposal seminarsponsorshipProposal seminarsponsorship
Proposal seminarsponsorship
 
review jurnal keganasan rumah tangga
review jurnal keganasan rumah tanggareview jurnal keganasan rumah tangga
review jurnal keganasan rumah tangga
 
Workshop pendidikan karakter henmaidi
Workshop pendidikan karakter henmaidiWorkshop pendidikan karakter henmaidi
Workshop pendidikan karakter henmaidi
 
sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...
sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...
sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...
 
Uas.psi.rauf arrasyid wawancara
Uas.psi.rauf arrasyid wawancaraUas.psi.rauf arrasyid wawancara
Uas.psi.rauf arrasyid wawancara
 
makalah konsep seksual - d3 keperawatan
makalah konsep seksual - d3 keperawatan makalah konsep seksual - d3 keperawatan
makalah konsep seksual - d3 keperawatan
 
RPL KENAKALAN REMAJA.docx
RPL KENAKALAN REMAJA.docxRPL KENAKALAN REMAJA.docx
RPL KENAKALAN REMAJA.docx
 
Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadianSosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
 
Ppt ppd
Ppt ppdPpt ppd
Ppt ppd
 
Ppt ppd
Ppt ppdPpt ppd
Ppt ppd
 
Ppt ppd
Ppt ppdPpt ppd
Ppt ppd
 
Bab 4 sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Bab 4 sosialisasi dan pembentukan kepribadianBab 4 sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Bab 4 sosialisasi dan pembentukan kepribadian
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosial
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosial
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosial
 
Persepsi sosial
Persepsi sosial Persepsi sosial
Persepsi sosial
 
MATERI LPP 3.pptx
MATERI  LPP 3.pptxMATERI  LPP 3.pptx
MATERI LPP 3.pptx
 

Recently uploaded

Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 

Recently uploaded (20)

Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 

Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"

  • 1. RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL) BIMBINGAN DAN KONSELING A. Topik Permasalahan : Pelecehan seksual yang marak terjadi di kalangan remaja B. Bidang Bimbingan : Pribadi, Sosial C. Jenis Layanan : Bimbingan Kelompok D. Fungsi Layanan : Pemahaman dan Pencegahan E. Tujuan Layanan : Melatih individu bersosialisasi, berani mengungkapkan pendapat dan berinteraksi dengan baik antar sebayanya, memberikan informasi yang terkini. F. Sasaran Layanan : Teman Sebaya G. Uraian Kegiatan : No Tahapan Kegiatan Pemimpin Kelompok 1. Pembentukan  Mengucapkan salam  Menerima kehadiran AK secara terbuka dan mengucapkan terima kasih  Memimpin berdoa  Menjelaskan pengertian dan tujuan bimbingan kelompok  Menjelaskan asas-asasbimbingan kelompok (kegiatan, kenormatifan, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian, kemandirian, dan keaktifan)  Menjelaskan cara pelaksanaan bimbingan kelompok diantaranya  Menyampaikan kesepakan waktu  Perkenalan dilanjutkan Permainan untuk menghangatkan suasana agar saling terbuka, saling percaya, saling menerima sehingga tercipta dinamika kelompok 2. Peralihan  Menjelaskan kembali pengertian dan tujuan Bimbingan Kelompok  Menanyakan kesiapan Anggota Kelompok untuk melanjutkan kegiatan Bimbingan Kelompok.  Mengkondisikan anggota kelompok agar siap melanjutkan ketahap berikutnya  Menjelaskan batasan topic yang akan dibahas 3. Kegiatan Topik Tugas  Pembahasan topic  Memberikan selingan  Menyimpulan hasil dari topik yang telah dibahas 4. Pengakhiran  Menjelaskan bahwa kegiatan bimbingan kelompok akan segera di akhiri  Penilaian segera dari kegiatan yang telah dilakukan: 1. Pemahaman yang sudah diperoleh oleh AK 2. Perasaan yang dialami selama kegiatan berlangsung 3. Aktivitas yang akan dilakukan setelah kegiatan berlangsung  Kesan yang diperoleh selama kegiatan  Membahas dan menanyakan tindak lanjut kegiatan Bkp  Mengucapkan terima kasih  Memimpin doa  Mengucapkan salam  Perpisahan
  • 2. H. Materi layanan : Terlampir I. Sumber Materi : http://latifianazalati.blogs.uny.ac.id/2015/11/29/pelecehanseksualdan-peran-konselor/ J. Pelaksanaan Layanan :  Waktu : 1 x 30 menit  Tempat : Ruang Kelas  Hari / Tanggal : Selasa, 7 Juni 2016 K. Metode : Diskusi, Tanya jawab, Permainan L. Penyelenggara layanan : Komara Yusuf N.M. M.Pihak yang disertakan dalam layanan dan perananya masing-masing :  Teman sebaya N. Rencana Penilaian : 1. Penilaian Proses : Dilaksanakan pada saat kegiatan berlangsung, dengan cara mengamati keaktifan, kesungguhan dan keantusiasan anggota kelompok selama kegiatan BKp berlangsung. 2. Penilaian Hasil : Dilaksanakan setelah kegiatan pemberian layanan selesai dilaksanakan. (Laiseg, Laijapen, Laijapang). O. Tindak Lanjut : Melakukan tindak lanjut bagi peserta didik yang memerlukan bimbingan lanjutan secara individual. Mengetahui, Tegal, 7 June 2016 Dosen Pembimbing Praktikan Naning Dwi Setyo Astuti Komara Yusuf Nur Majid
  • 3. LAISEG BK PENILAIAN HASIL LAYANAN KONSELING Pembahasan Topik atau Kegiatan 1. Topik atau kegiatan apakah yang telah dibahas melalui layanan bimbingan konseling? Tuliskan dengan singkat: .................................................................................................... .................................................................................................... .................................................................................................... 2. Kapan, dengan cara apa dan oleh siapa pelayanan diberikan? Tanggal layanan:......................................................................... Jenis layanan:.............................................................................. Pemberi layanan:......................................................................... 3. Apa saja yang anda peroleh dari layanan tersebut? Jawablah dengan singkat pertanyaan-pertanyaan beribut: a. Hal-hal baru apa yang anda peroleh dari layanan yang telah diberikan? .............................................................................................. .............................................................................................. b. Setelah mendapatkan layanan hal-hal apakah yang akan anda laksanakan untuk mengembangkan diri anda? .............................................................................................. .............................................................................................. c. Setelah mendapatkan layanan hal-hal apakah yang akan anda laksanakan untuk pengembangkan diri anda? 4. Apakah layanan yang andaa ikuti berkaitan langsung dengan masalah yang sedang anda alami? a. Apabila Ya, keuntungan apakah yang anda peroleh? .............................................................................................. .............................................................................................. b. Apabila TIDAK, keuntungan apakah yang anda peroleh? .............................................................................................. .............................................................................................. 5. Apa saran yang ingin anda sampaikan kepada pemberi layanan? .................................................................................................... .................................................................................................... Nama Anggota Kelompok:......................................................... NPM :......................................................... Tegal, 2016
  • 4. DAFTAR HADIR PESERTA BIMBINGAN KELOMPOK Hari / Tanggal : Selasa, 24 Mei 2016 Waktu : Pukul 14.00 – Selesai Tempat : Ruang Kelas NO NAMA TANDA TANGAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Mengetahui, Tegal, 31 Mei 2016 Dosen Pembimbing Praktikan Naning Dwi Setyo Astuti Komara Yusuf Nur Majid
  • 5. Pelecehan Seksual Di kalangan Remaja A. Pengertian Pelecehan Seksual Pelecehan dalam arti Kamus Bahasa Indonesia adalah suatu tindakan untuk meremehkan atau merendahkan orang lain. Sedangkan definisi seksualitas yang dihasilkan dari Konferensi APNET (Asia Pasific Network For Social Health) di Cebu, Filipina 1996 mengatakan seksualitas adalah ekspresi seksual seseorang yang secara sosial dianggap dapat diterima serta mengandung aspek-aspek kepribadian yang luas dan mendalam. Seksualitas merupakan gabungan dari perasaan dan perilaku seseorang yang tidak hanya didasarkan pada ciri seks secara biologis, tetapi juga merupakan suatu aspek kehidupan manusia yang tidak dapat dipisahkan dari aspek kehidupan yang lain. Menurut jurnal N.K. Endah Triwijati (2007) Pelecehan seksual adalah perilaku atau perhatian yang bersifat seksual yang tidak diinginkan dan tidak dikehendaki dan berakibat mengganggu diri penerima pelecehan.Intinya pelecehan seksual merupakan suatu perbuatan tidak senonoh yang menyangkut seks, dimana perbuatan ini juga merupakan kendala bagi perkembangan kepribadian baik secara fisik maupun psikis, dan juga bisa mengancam jati diri korban, membuat sulit berkonsentrasi dan tidak percaya diri. Dan sebagian korban pelecehan seksual adalah para generasi bangsa kita, yaitu anak-anak. Selain pengertian diatas, dalam skripsi berjudul Pelecehan Seksual terhadap Anak di Bawah Umur dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif yang disusun oleh Desi Anggreini (2009) pelecehan seksual merupakan suatu bentuk tindakan atau percakapan seksual di mana seorang dewasa mencari kepuasan seksual dari seorang anak. Dan pelecehan seksual pada anak dapat mencakup kontak atau interaksi antara anak dan orang dewasa, dimana anak tersebut dipergunakan untuk stimulus seksual oleh pelaku atau orang lain yang berada dalam posisi memiliki kekuatan atau kendali atas korban, termasuk di dalamnya kontak fisik yang tidak pantas, membuat pornografi atau memperlihatkan alat genital orang dewasa kepada anak. Dari berbagai pengertian yang telah dikemukakan diatas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa pelecehan seksual adalah tindakan melecehkan atau merendahkan orang lain baik secara verbal maupun non verbal untuk memenuhi kebutuhan seksual para pelaku sehingga akibatnya adalah keresahan diri korban baik yang bersifat fisik maupun psikis karena adanya pemaksaan yang tidak dapat diterima. Ada banyak bentuk pelecehan seksual terhadap anak dan bisa kita ketahui semua dari berbagai berita di beberapa media dari mulai digerayangi, dicabuli, digauli, sampai dengan diperkosa.Bahkan ada yang bentuknya memaksa seorang anak untuk melihat tayangan pornografi sedangkan si pelaku cukup melakukan kegiatan seksualnya secara mandiri tanpa melibatkan si anak secara fisik. Namun apapun bentuk modus operan yang dilakukan, yang pasti kesemuanya merupakan bentuk kejahatan terhadap anak dan menimbulkan trauma yang berkepanjangan
  • 6. B. Pelaku dan Korban Pelecehan Seksual Pelaku pelecehan adalah seorang yang melakukan tindakan pelecehan kepada orang lain. Pelecehan seksual yang terjadi bersumber dari tindakan memaksa para pelaku yang sangat pintar dalam memilih korbannya.Pelaku umumnya akan memilih korban yang lebih muda, relatif pasif atau kurang asertif, naive, harga diri rendah, dan hal lain yang membuatnya lebih rentan. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, anak-anak merupakan salah satu target yang sangat diincar oleh para pelaku karena mereka adalah orang-orang polos yang belum tahu banyak tentang dunia seks, namun para pelaku memanfaatkan mereka untuk memenuhi kebutuhan seksnya. Menurut N.K Endah Triwijati dalam jurnal tentang pelecehan seksual (berjudul Pelecehan Seksual : Tinjauan Psikologis : 2007) ciri pelaku pelecehan seksual bervariasi. Sekalipun perilaku dan motif bisa bervariasi antar pelaku, tetapi setidaknya ada 4 dimensi yang disusun kelompok pendukung korban pelecehan seksual. Pertama, “public” vs ”private”. Mereka yang masuk dalam kategori “public” adalah mereka yang menunjukkan perilaku/sikap melecehkan itu di hadapan orang lain, artinya, dia tergolong orang yang “show off”. Mereka yang masuk dalam kategori “privat” umumnya sangat ingin tampil konservatif dan baik, tetapi ketika mereka berada sendirian dengan sasaran korban, perilaku mereka berubah sama sekali. Si “privat” sangat menikmati tipu muslihat dan ketidak tampakan perilakunya ini. Kedua, si “untouchable” vs.”risk taker”.Si “untouchable” yaitu mereka yang tidak menimbang konsekuensi dari perilakunya.Ia percaya bahwa ia sepenuhnya mengendalikan situasi, bebas dari resiko. Ia orang yang narsistik, grandiose, dan justru berlagak mempunyai relasi seksual dengan sasaran korban. Ia menikmatinya sebagai challenge to the system. Tipe ke 2 adalah orang yang sadar bahwa apa yang ia lakukan adalah sesuatu yang secara moral salah. Karenanya ia cenderung menyalahkan korban, menyatakan korban sebagai orang yang mengambil keuntungan atas dirinya, dan memposisikan dirinya sebagai korban. Ketiga, “seducer-demander” vs. ”Passive-Initiator”. Tipe pertama adalah seorang yang lihai “memainkan kekuasaan”.Dialah yang secara aktif merancang tindakannya dengan memanfaatkan posisinya. Tipe pertama yang “seducer” menggunakan posisinya karena ia membutuhkan rasa diinginkan dan dicintai; “demander” memakai posisinya untuk membuat target tahu “posisi dia yang se-mestinya”. Tipe kedua, “passive -initiator” mengawali tindakan dengan “memuji” atau “menggoda”. Mereka beranggapan bila korban “menjawab” (melakukan kontak seksual) maka apa yang terjadi bukan kesalahan mereka. Mereka mengatakan korbanlah yang “meminta”. Keempat, “obsessive” vs. ”Don Juan”. “Obsessive” adalah mereka yang merasa berkuasa, ingin dihormati, menjadi pusat relasi; sebenarnya mereka adalah orang yang merasa “tidak berhasil” di tempat kerja.“Don Juan” (“Juanita”) melakukan pelecehan pada banyak orang, sering lupa wajah/nama korban, dan melakukan pelecehan itu atas dorongan untuk “mengalahkan”.Berdasarkan ciri-ciri pelaku pelecehan seksual terhadap anak itu, contoh nyata para pelaku pelecehan seksual yang ada di lapangan adalah orang tua atau keluarga,
  • 7. kerabat, teman, guru, tetangga, para pegawai maupun dari berbagai lapisan masyarakat. Jadi para pelaku bisa dari berbagai golongan baik itu yang paling dekat dengan korban bahkan yang belum dikenal sama sekali. Pelecehan seksual memang bisa terjadi pada siapapun.Kasus di mana wanita dan anak- anak yang menjadi korban juga memang lebih banyak terjadi.Namun pada dasarnya, setiap orang potensial menjadi korban pelecehan, baik itu laki-laki atau perempuan, anak-anak atau orang dewasa, bahkan orang tua sekalipun.Contoh kasus menurut KPAI adalah kasus pelecehan seksual yang dialami oleh salah satu murid Taman Kanak-Kanak (TK) Jakarta Internasional School (JIS). Dia adalah salah satu contoh korban pelecehan seksual dari para pelaku yang kejam karena tega melakukan hal itu terhadap anak-anak. C. Penyebab terjadinya Pelecehan Seksual Seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa pelecehan seksual bisa terjadi pada siapapun, termasuk laki-laki, wanita yang mengenakan jilbab dan berpakaian serba tertutup, atau wanita yang telah memiliki sejumlah anak, wanita mengandung, atau bahkan anak- anak. Namun yang begitu menggelitik, mengapa anak-anak yang sangat sering dilecehkan? Menurut Muhamad Choirudin dalam jurnal yang berjudul Urgensi Pendidikan Seks Sejak Dini Dalam Belenggu Kekerasan Seksual Terhadap Anak (Sebuha upaya preventif dan protektif), dalam beberapa kasus sering kita mendengar bahwa pelaku begitu mudah melakukan kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak. Mereka melakukan tindakan tersebut bahkan nyaris tanpa penolakan dan atau perlawanan sedikitpun ditambah lagi sang anak diberi modal iming-iming beberapa lembar rupiah atau makanan ringan saja sudah cukup. Selain anak-anak, pelecehan sesksual juga sering terjadi pada wanita. Penyebab pelecehan tersebut menururt Riyadi, Jeanny Maria Fatima dalam jurnal yang berjudul (Harassement And Violence Against Women in SPFM RADIO Programs And Their Impacts on Woman Listeners in Makassar City, 2012) terjadi karena wanita menggunakan pakaian yang sangatmencolok mata orang yang memandangnya. Selain itu dari cara jalan mereka juga bisa menimbulkan hasrat para pria untuk melakukan pelecehan, meskipun adajuga yang tetap beranggapan bahwa laki-laki turut bersalah karena tidak menghargai kaum perempuan. Ada yang mengatakan bahwa hal tersebut mutlak kesalahan dari si perempuannya yang tidak menutup aurat dalam berpakaian sehingga membuat mata laki-laki bebas melihat dan mengeskploitasi tubuh si perempuan tersebut. Disisi lain, adapula yang mengatakan bahwa terjadinya pelecehan seksual itu adalah faktor takdir semata sebab sekarang walaupun kaum perempuan berpakaian tertutup tapi kalau sudah takdir maka pasti akan terjadi, inilah yang kemudian menjadi hal yang miris atau memprihatinkan. Kedua sebab di atas jika dilihat dari sudut pandang yang lebih mengarah pada apa yang membuat korban menarik. Selanjutnya adalah dari sudut pandang pelaku sendiri. Mereka memiliki alasan mengapa melakukan pelecehan seksual, diantaranya adalah pengalaman masa kecil pelaku yang juga pernah dilecehkan membuatnya ingin berganti
  • 8. melecehkan saat sudah dewasa, selain itu terkadang pelaku memiliki hasrat seks yang tidak bisa disalurkan dengan pasangan sehingga mencari orang lain untuk dijadikan alat pemuas kebutuhan seksnya, kemudian karena suasana yang terkadang mendukung sehingga dapat dimanfaatkan oleh sang pelaku, selanjutnya pelaku memiliki otoritas atas korban sehingga dia bisa melakukan apa saja yang dia mau. Selain hal tersebut masih banyak penyebab terjadinya pelecehan seksual. D. Waktu dan Tempat terjadinya Pelecehan Seksual Pelecehan seksual bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, seperti di sekolah, di bus, kantor, pabrik, supermarket, taman, trotoar, baik siang maupun malam. Salah satu contohnya adalah pelecehanyang terjadi di sekolah. Di lembaga pendidikan seperti sekolah biasanya pelecehan dilakukan oleh guru kepada siswanya dengan modus kenaikan nilai atau kelulusan mata pelajaran.Selain itu juga bisa dilakukan siswa dengan siswa atas dasar iseng atau yang lainnya. Keadaan tersebut akan membuat siswanya ketakutan dan tidak nyaman dalam belajar di sekolah karena adanya gangguan dari guru-guru nakal dan teman-teman yang jahil. Selain di sekolah, tempat yang sering digunakan untuk melakukan pelecehan seksual ada di tempat kerja. Disana seringkali terjadi pelecehan yang kemudian disertai dengan janji imbalan pekerjaan atau kenaikan jabatan. Bahkan bisa disertai ancaman, baik secara terang- terangan ataupun tidak. Kalau janji atau ajakan tidak diterima bisa kehilangan pekerjaan, tidak dipromosikan, atau dipindahkan. Pelecehan seksual bisa juga terjadi tanpa ada janji atau ancaman, namun dapat membuat tempat kerja menjadi tidak tenang, ada permusuhan, dan penuh tekanan. Bukan hanya dimana saja, pelecehan juga bisa terjadi kapan saja. Pagi, siang, sore maupun malam. Suasana yang mendukung seperti misalnya saat berada di sekolah. Keadaan sekolah yang sepi dan terasa aman kemudian ada korban yang menjadi incaran, maka sang pelaku akan melancarkan aksinya saat itu juga. Pelaku pelecehan seksual anak-anak biasanya melecehkan dengan cara menunjukkan alat kelaminnya pada sang korban, atau mencabulinya. Selain di sekolah, saat berada di bus juga bisa terjadi pelecehan. Karena semua orang berdesak-desakan, pelaku pelecehan sangat senang untuk memanfaatkan kondisi tersebut untuk menempelkan alat kelaminnya terhadap korban, atau meraba-raba bagian tubuh korban, dan sebagainya. Dalam melakukan aktivitas apapun, bisa terjadi pelecehan seksual yang tidak diinginkan dengan tempat dan waktu yang tidak tentu. E. Peran Orang tua, Guru BK/Konselor, dan Masayarakat dalam Menangani Masalah Pelecehan Seksual Untuk menangani masalah pelecehan seksual khususnya terhadap anak, orang tua, guru dan masyarakat harus saling mendukung. Mulai dari orang tua yang merupakan dunia pertama bagi anak-anak. Para orang tua bisa melakukan pencegahan agar anak-anak mereka tidak mengalami pelecehan, baik itu jadi pelaku atau korban. Yang dapat dilakukan adalah : 1. Mengajarkan anak tentang sopan santun terhadap orang lain.
  • 9. 2. Mengajari anak-anak agar dapat waspada dengan orang lain yang dirasa mencurigakan. 3. Memberikan pendidikan seks secara sederhana agar anak-anak paham. 4. Mengontrol pergaulan anak-anak dengan teman-teman dan lingkungan mereka. 5. Ajak anak untuk selalu berkomunikasi sehingga dapat terbuka dengan orang tua. 6. Menerapkan pola asuh demokratis namun terkontrol menjadi upaya yang dapat mendukung pengoptimalan tumbuh kembang anak. 7. Orang tua membuka komunikasi dan menjalin kedekatan emosi dengan anak-anak. Dengan cara menyempatkan diri untuk bermain bersama anak-anak dan menemaninya di setiap kesempatan yang ada. 8. Orang tua disarankan memberikan pengertian kepada anak-anak tentang tubuh mereka dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh orang lainterhadap bagian tubuhnya. Misalnya, anak diberi pengertian bahwa kalauada orang lain yang mencium misal di pipi harus hati-hati karena itu tidak diperbolehkan, apalagi orang lain itu yang tidak dikenal. 9. Kenalkan kepada anak perbedaan antara orang asing, kenalan, teman,sahabat, dan kerabat. Misalnya, orang asing adalah orang yang tidak dikenal sama sekali. Terhadap mereka, si anak tak boleh terlalu ramah,akrab, atau langsung memercayai. Kerabat adalah anggota keluarga yang dikenal dekat. Meski terhitung dekat, sebaiknya sarankan kepada anak untuk menghindari situasi berduaan saja. 10. Jika sang anak sudah melewati usia balita, ajarkan bersikap malu bila telanjang. Dan, bila sudah memiliki kamar sendiri, ajarkan pula untuk selalu menutup pintu dan jendela bila tidur. Konselor sekolah perlu juga menginformasikan pada orangtua siswa tentang program pencegahan kekerasan seksual ini sehingga orangtua pun dapat seiring mengajarkan materi- materi ini di rumah. Melalui semua program, baik pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif), atau rehabilitatif (perbaikan) ini diharapkan kekerasan seksual pada anak yang sangat tidak manusiawi ini tidak akan terjadi lagi. Selain upaya pencegahan, Ada beberapa langkah pertama yang dapat dilakukan oleh guru BK ataupun Konselor dalam melakukan identifikasi terhadap siswa yang diduga mengalami pelecehan dan tidak berani bercerita, antara lain : 1. Memastikan anak tidak sakit atau dalam bahaya 2. Fungsi utama guru BK atau konselor adalah mendengarkan 3. Mencerminkan perasaan dan maknanya 4. Bersikap santai, tidak panic dan tidak shock dengan cerita yang didengarkan 5. Meminta persetujuan untuk memberitahukan pihak lain yang mungkin bisa membantunya 6. Meyakinkan anak bahwa konselor akan melindungi Peran lingkungan masyarakat dalam proses pencegahan dan pemulihan masalah pelecehan seksual juga sangat dibutuhkan. Saat ini upaya mengatasi kasus pelecehan seksual
  • 10. anak secara hukum telah ada undang-undang yang mengaturnya secara jelas.Yang masih kurang adalah upaya pencegahan.Upaya pencegahan harus dilakukan secara komprehensif, artinya tidak bisa hanya dilakukan oleh satu pihak (orang tua atau keluarga) saja, melainkan harus terintegrasi dengan pemerintah, lembaga kemasyarakatan, sekolah, tenaga profesional, dsb yang memang memiliki konsentrasi terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Beberapa upaya pencegahan yang efektif adalah adalah sebagai berikut : a. Memberikan pemahaman kepada anak mengenai jenis-jenis pelecehan seksual, dan menjelaskan kepada anak bahwa pelecehan seksual dalam bentuk apapun merupakan tindakan yang tidak baik dan melanggar peraturan. Serta, mengajarkan kepada anak mengenai hal-hal yang harus mereka lakukan jika menemukan adanya tindakan pelecehan seksual yang dilakukan oleh orang-orang di sekitar mereka (misalnya: segera berlari ke tempat yang ramai, segera melpor pada guru atau kepala sekolah, dan sebagainya). Poin a ini sebaiknya dilakukan oleh orang tua, sekolah, maupun pengajar di tempat ibadah. b. Melakukan seleksi dan rekrutmen yang lengkap dan dilakukan oleh tenaga ahli seperti psikolog, untuk mencegah kemungkinan adanya pelaku pelecehan seksual yang dipekerjakan di tempat-tempat yang banyak terdapat anak-anak (arena bermain, sekolah, day care, dan sebagainya). c. Memperlengkapi setiap sudut bangunan yang diperuntukkan bagi anak-anak, dengan kamera CCTV yang selalu terpantau agar kasus-kasus pelecehan seksual dapat terdeteksi dengan lebih cepat dan mudah. Ketiga pihak yaitu orang tua, guru atau sekolah dan masyarakat adalah dunia anak- anak. Mereka harus bisa berkolaborasi untuk menghindarkan anak dari hal-hal negative yang tidak diinginkan, termasuk pelecehan seksual. Dengan upaya preventif dan akuratif oleh pihak-pihak tersebut, diharapkan anak mampu untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai tugas perkembangan mereka.