Kerangka kerja analisis kemiskinan partisipatif Wildan Hakim
Presentasi ini membahas kerangka kerja Analisis Kemiskinan Partisipatif (AKP) dalam Prakarsa Pembaruan Tata Pemerintahan Daerah (P2TPD) yang mencakup 4 tahap utama yaitu persiapan, asesmen, penyusunan strategi, dan institusionalisasi strategi beserta rencana tindak pengurangan kemiskinan."
Brief 02, 2011: Peta Jalan Pendidikan Dasar GratisArticle33
1) Dokumen ini membahas rencana tahapan untuk mencapai alokasi anggaran pendidikan dasar yang gratis pada tahun 2014. Rencana ini mencakup peningkatan alokasi anggaran tahunan, perubahan skema pembiayaan, dan peningkatan akuntabilitas.
2) Saat ini alokasi anggaran pendidikan nasional telah mencapai 20% dari APBN, namun perlu diseimbangkan pembagian antara pemerintah pusat dan daerah.
The document describes a local transparency mechanism for the oil and gas industry in Blora District, Indonesia. It was established to address issues like a lack of revenue and CSR data sharing, and environmental impact information. The mechanism's objectives are to transparently share information on revenues, CSR programs, and environmental impacts. It consists of a multi-stakeholder team that collects, analyzes and publishes data quarterly. In its first years of operation, the team advocated for increased revenue sharing, participated in legal reviews, and mediated citizen issues. While building trust between groups, challenges remain in formalizing company involvement and improving revenue and impact policies.
[Ringkasan]
1. Perizinan pertambangan sub-nasional di Bangka dan Kutai Kartanegara mengalami banyak masalah, termasuk praktik pertambangan ilegal yang luas, pengawasan lingkungan dan sosial yang lemah, serta penghindaran pajak.
2. Pemerintah daerah mengalami korupsi dalam pemberian izin dan pengawasan yang lemah, sementara kerangka regulasi memiliki ketidakseragaman dan ruang diskresi yang besar.
3. Diperluk
Module for Managing Oil & Gas Revenue: Indonesia Sub-National ExperienceArticle33
Article 33 Indonesia in Blora-Bojonegoro
IKAT-US: Civil Societies Innovating Together
-A Southeast Asian Partnership for Better Governance in Extractive Industries
Kerangka kerja analisis kemiskinan partisipatif Wildan Hakim
Presentasi ini membahas kerangka kerja Analisis Kemiskinan Partisipatif (AKP) dalam Prakarsa Pembaruan Tata Pemerintahan Daerah (P2TPD) yang mencakup 4 tahap utama yaitu persiapan, asesmen, penyusunan strategi, dan institusionalisasi strategi beserta rencana tindak pengurangan kemiskinan."
Brief 02, 2011: Peta Jalan Pendidikan Dasar GratisArticle33
1) Dokumen ini membahas rencana tahapan untuk mencapai alokasi anggaran pendidikan dasar yang gratis pada tahun 2014. Rencana ini mencakup peningkatan alokasi anggaran tahunan, perubahan skema pembiayaan, dan peningkatan akuntabilitas.
2) Saat ini alokasi anggaran pendidikan nasional telah mencapai 20% dari APBN, namun perlu diseimbangkan pembagian antara pemerintah pusat dan daerah.
The document describes a local transparency mechanism for the oil and gas industry in Blora District, Indonesia. It was established to address issues like a lack of revenue and CSR data sharing, and environmental impact information. The mechanism's objectives are to transparently share information on revenues, CSR programs, and environmental impacts. It consists of a multi-stakeholder team that collects, analyzes and publishes data quarterly. In its first years of operation, the team advocated for increased revenue sharing, participated in legal reviews, and mediated citizen issues. While building trust between groups, challenges remain in formalizing company involvement and improving revenue and impact policies.
[Ringkasan]
1. Perizinan pertambangan sub-nasional di Bangka dan Kutai Kartanegara mengalami banyak masalah, termasuk praktik pertambangan ilegal yang luas, pengawasan lingkungan dan sosial yang lemah, serta penghindaran pajak.
2. Pemerintah daerah mengalami korupsi dalam pemberian izin dan pengawasan yang lemah, sementara kerangka regulasi memiliki ketidakseragaman dan ruang diskresi yang besar.
3. Diperluk
Module for Managing Oil & Gas Revenue: Indonesia Sub-National ExperienceArticle33
Article 33 Indonesia in Blora-Bojonegoro
IKAT-US: Civil Societies Innovating Together
-A Southeast Asian Partnership for Better Governance in Extractive Industries
Reformasi sistem perencanaan penganggaran indonesiaasyhab
Dokumen ini membahas perlunya reformasi sistem perencanaan penganggaran di Indonesia untuk meningkatkan efektivitas kebijakan pengeluaran anggaran. Beberapa masalah yang dihadapi meliputi keterbatasan sumber daya akibat defisit anggaran, belanja wajib, dan fleksibilitas fiskal pemerintah yang terbatas. Reformasi mencakup penyusunan anggaran tahunan terpadu (unified budget), anggaran berbasis kinerja (performance budget), dan perenc
Dokumen tersebut membahas pro dan kontra praktik penganggaran pemerintah Indonesia. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa penganggaran pemerintah Indonesia menganut asas Anggaran Berbasis Kinerja namun dalam pelaksanaannya masih ditemukan berbagai kendala seperti perencanaan kegiatan yang tidak sesuai kebutuhan, ketidaklengkapan data pendukung, dan salah penentuan akun anggaran.
Tiga prinsip utama pengelolaan dana APBN di perguruan tinggi adalah transparansi, akuntabilitas, dan efektivitas. Transparansi dan akuntabilitas diperlukan untuk meningkatkan kepercayaan stakeholder, sementara efektivitas bertujuan untuk memastikan pencapaian tujuan perguruan tinggi.
1. Studi ini bertujuan untuk menentukan biaya dan alokasi anggaran untuk setiap unit kerja secara efisien dan efektif sebagai acuan untuk program/kegiatan serupa serta memperoleh model analisis standar belanja sesuai karakteristik program/kegiatan di Kota Batu.
2. Studi ini menghasilkan 16 model analisis standar belanja keseluruhan pengeluaran SKPD. Dengan menggunakan ASB, pemerintah kota Batu dapat menent
Brief 01, 2011: Dana Alokasi Khusus Pendidikan Article33
1. Alokasi DAK Pendidikan masih jauh dari kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dasar, hanya memenuhi sekitar 16,6% kebutuhan pada tahun 2011. Kriteria penetapan daerah penerima DAK juga belum tepat karena tidak berkorelasi dengan tingkat kebutuhan. 2. Penentuan total alokasi dan pembagian DAK bersifat politis antara pemerintah dan DPR tanpa mempertimbangkan standar minimum pelayanan pendid
Dokumen tersebut membahas perbandingan antara anggaran tradisional dan pendekatan baru yaitu New Public Management dalam penganggaran sektor publik. Anggaran tradisional bersifat sentralistik, incremental, dan berfokus pada input sedangkan New Public Management lebih berorientasi pada kinerja dan hasil serta menekankan prinsip-prinsip seperti efisiensi, efektivitas, dan orientasi pada output dan outcome.
BE & GG, Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Ethics and Conflict Interest, U...Muh Agus Priyetno
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan tata kelola yang baik (good governance) di BPJS Ketenagakerjaan, mencakup latar belakang, tujuan, prinsip-prinsip, dan model penerapannya. Good governance dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja BPJS Ketenagakerjaan secara transparan dan akuntabel.
Balanced Scorecard (BSC) adalah alat pengukuran kinerja strategis yang seimbang yang mencakup empat perspektif, yaitu finansial, pelanggan, proses internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. BSC dikembangkan pada tahun 1990-an sebagai cara untuk mengukur kinerja perusahaan secara lebih komprehensif dibanding hanya menggunakan ukuran finansial. BSC memungkinkan perusahaan untuk menetapkan sasaran
Dokumen tersebut membahas tentang Balanced Scorecard (BSC) sebagai metode pengukuran kinerja organisasi secara komprehensif. Ia menjelaskan pengertian, sejarah, konsep dasar, dan langkah-langkah penerapan BSC serta keunggulannya dibanding sistem pengukuran tradisional yang hanya fokus pada perspektif keuangan. BSC dirancang untuk menerjemahkan strategi organisasi menjadi tujuan yang dapat di
Peran apip inspektorat jenderal dalam redesign sistem penganggaranDr. Zar Rdj
Dokumen ini membahas peran Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan dalam mendukung reformasi sistem penganggaran pemerintah berbasis kinerja. Beberapa poin kuncinya adalah memastikan rencana dan anggaran kementerian/lembaga sejalan dengan program prioritas nasional, mengawasi belanja barang dan modal, serta meningkatkan sinergi antar aparat pengawasan internal pemerintah dalam mendukung implementasi reformasi anggaran.
Comval BK: New EITI Standards, Philippine Candidacy and PH-EITI Work PlanArticle33
New EITI Standards, Philippine Candidacy
and PH-EITI Work Plan
Atty. Alessandra V. Ordenes
National Coordinator PH-EITI
Compostela Valley - Bantay Kita - Article 33 Indonesia
SUBNATIONAL CONFERENCE ON
EXTRACTIVE INDUSTRY TRANSPARENCY INITIATIVE
Davao City, The Philippines, August 22-23, 2013
Comval BK: Bojonegoro Social Innovation on Extractive Revenue Article33
Lesson Learn from Bojonegoro Social Innovation:
Transforming Extractive Revenue into Sustainable Development
Joko Purwanto, Bojonegoro Institute
Compostela Valley - Bantay Kita - Article 33 Indonesia
SUBNATIONAL CONFERENCE ON
EXTRACTIVE INDUSTRY TRANSPARENCY INITIATIVE
Davao City, The Philippines, August 22-23, 2013
More Related Content
Similar to Brief 03, 2011: Memperkuat Efektivitas dan Akuntabilitas Kebijakan Anggaran BOS
Reformasi sistem perencanaan penganggaran indonesiaasyhab
Dokumen ini membahas perlunya reformasi sistem perencanaan penganggaran di Indonesia untuk meningkatkan efektivitas kebijakan pengeluaran anggaran. Beberapa masalah yang dihadapi meliputi keterbatasan sumber daya akibat defisit anggaran, belanja wajib, dan fleksibilitas fiskal pemerintah yang terbatas. Reformasi mencakup penyusunan anggaran tahunan terpadu (unified budget), anggaran berbasis kinerja (performance budget), dan perenc
Dokumen tersebut membahas pro dan kontra praktik penganggaran pemerintah Indonesia. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa penganggaran pemerintah Indonesia menganut asas Anggaran Berbasis Kinerja namun dalam pelaksanaannya masih ditemukan berbagai kendala seperti perencanaan kegiatan yang tidak sesuai kebutuhan, ketidaklengkapan data pendukung, dan salah penentuan akun anggaran.
Tiga prinsip utama pengelolaan dana APBN di perguruan tinggi adalah transparansi, akuntabilitas, dan efektivitas. Transparansi dan akuntabilitas diperlukan untuk meningkatkan kepercayaan stakeholder, sementara efektivitas bertujuan untuk memastikan pencapaian tujuan perguruan tinggi.
1. Studi ini bertujuan untuk menentukan biaya dan alokasi anggaran untuk setiap unit kerja secara efisien dan efektif sebagai acuan untuk program/kegiatan serupa serta memperoleh model analisis standar belanja sesuai karakteristik program/kegiatan di Kota Batu.
2. Studi ini menghasilkan 16 model analisis standar belanja keseluruhan pengeluaran SKPD. Dengan menggunakan ASB, pemerintah kota Batu dapat menent
Brief 01, 2011: Dana Alokasi Khusus Pendidikan Article33
1. Alokasi DAK Pendidikan masih jauh dari kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dasar, hanya memenuhi sekitar 16,6% kebutuhan pada tahun 2011. Kriteria penetapan daerah penerima DAK juga belum tepat karena tidak berkorelasi dengan tingkat kebutuhan. 2. Penentuan total alokasi dan pembagian DAK bersifat politis antara pemerintah dan DPR tanpa mempertimbangkan standar minimum pelayanan pendid
Dokumen tersebut membahas perbandingan antara anggaran tradisional dan pendekatan baru yaitu New Public Management dalam penganggaran sektor publik. Anggaran tradisional bersifat sentralistik, incremental, dan berfokus pada input sedangkan New Public Management lebih berorientasi pada kinerja dan hasil serta menekankan prinsip-prinsip seperti efisiensi, efektivitas, dan orientasi pada output dan outcome.
BE & GG, Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Ethics and Conflict Interest, U...Muh Agus Priyetno
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan tata kelola yang baik (good governance) di BPJS Ketenagakerjaan, mencakup latar belakang, tujuan, prinsip-prinsip, dan model penerapannya. Good governance dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja BPJS Ketenagakerjaan secara transparan dan akuntabel.
Balanced Scorecard (BSC) adalah alat pengukuran kinerja strategis yang seimbang yang mencakup empat perspektif, yaitu finansial, pelanggan, proses internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. BSC dikembangkan pada tahun 1990-an sebagai cara untuk mengukur kinerja perusahaan secara lebih komprehensif dibanding hanya menggunakan ukuran finansial. BSC memungkinkan perusahaan untuk menetapkan sasaran
Dokumen tersebut membahas tentang Balanced Scorecard (BSC) sebagai metode pengukuran kinerja organisasi secara komprehensif. Ia menjelaskan pengertian, sejarah, konsep dasar, dan langkah-langkah penerapan BSC serta keunggulannya dibanding sistem pengukuran tradisional yang hanya fokus pada perspektif keuangan. BSC dirancang untuk menerjemahkan strategi organisasi menjadi tujuan yang dapat di
Peran apip inspektorat jenderal dalam redesign sistem penganggaranDr. Zar Rdj
Dokumen ini membahas peran Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan dalam mendukung reformasi sistem penganggaran pemerintah berbasis kinerja. Beberapa poin kuncinya adalah memastikan rencana dan anggaran kementerian/lembaga sejalan dengan program prioritas nasional, mengawasi belanja barang dan modal, serta meningkatkan sinergi antar aparat pengawasan internal pemerintah dalam mendukung implementasi reformasi anggaran.
Similar to Brief 03, 2011: Memperkuat Efektivitas dan Akuntabilitas Kebijakan Anggaran BOS (20)
Comval BK: New EITI Standards, Philippine Candidacy and PH-EITI Work PlanArticle33
New EITI Standards, Philippine Candidacy
and PH-EITI Work Plan
Atty. Alessandra V. Ordenes
National Coordinator PH-EITI
Compostela Valley - Bantay Kita - Article 33 Indonesia
SUBNATIONAL CONFERENCE ON
EXTRACTIVE INDUSTRY TRANSPARENCY INITIATIVE
Davao City, The Philippines, August 22-23, 2013
Comval BK: Bojonegoro Social Innovation on Extractive Revenue Article33
Lesson Learn from Bojonegoro Social Innovation:
Transforming Extractive Revenue into Sustainable Development
Joko Purwanto, Bojonegoro Institute
Compostela Valley - Bantay Kita - Article 33 Indonesia
SUBNATIONAL CONFERENCE ON
EXTRACTIVE INDUSTRY TRANSPARENCY INITIATIVE
Davao City, The Philippines, August 22-23, 2013
Comval BK: O&G Revenue for Sustainable Welfare in BojonegoroArticle33
The document discusses Bojonegoro Regency's efforts to ensure oil and gas revenues are used to promote sustainable welfare. It outlines 4 keys to success - technical, business, social, and legal aspects. Some experiments include aligning development plans with zoning, building water ponds to increase agriculture, and enacting regulations providing training/jobs for locals and prioritizing local businesses. The goal is to build long-term prosperity through participatory planning and investing in education, health, local enterprises, and endowment funds. Transparency regulations require open access to plans and budgets. The lesson is sustainability must be central to resource exploitation plans to optimize local capabilities and prosperity.
Comval BK: Indigenous People Transparency MechanismArticle33
This document summarizes a presentation on the lessons and challenges of implementing transparency mechanisms in Compostela Valley Province in the Philippines. It provides background on the province's indigenous populations and ancestral domains. It then discusses initiatives to review FPIC processes, facilitate compliance with memoranda of agreements between indigenous groups and investors, and review programs implemented by indigenous peoples' organizations. Key lessons identified include improved financial management and accountability. Challenges include ensuring strict implementation of laws by government agencies and companies' compliance with agreements. The province's indigenous councils also promulgated resolutions supporting EITI and ensuring transparency in decisions around natural resource extraction.
Comval BK: Compostela Valley Transparency InitiativeArticle33
The document outlines Compostela Valley's efforts towards improved governance and transparency in the extractive industry in the Philippines. It discusses the formation of a multi-stakeholder council and the development of reporting templates and a handbook to standardize disclosure of information like payments from mining companies to governments and indigenous groups, budgets and spending of revenues by local governments and indigenous groups, and details of free prior informed consent processes with indigenous peoples. The goal is to reconcile reports from different stakeholders and publicly disclose information to ensure transparency and accountability in mining industry activities and benefits.
Comval BK: Minahang Bayanihan: Small Scale Mining InitiativesArticle33
Minahang Bayanihan Program:
The South Cotabato Small Scale Mining Initiatives
Compostela Valley - Bantay Kita - Article 33 Indonesia
SUBNATIONAL CONFERENCE ON
EXTRACTIVE INDUSTRY TRANSPARENCY INITIATIVE
Davao City, The Philippines, August 22-23, 2013
A33 Position Note: Post-2015 Development AgendaArticle33
Incorporating Transparency and Accountability Issues into the Post-2015 Development Agenda
This note is an excerpt of a series of discussions coordinated by Article 33 Indonesia together with Publish What You Pay (PWYP) Indonesia coalition
PB 01, 2013: Encouraging Transparency of Forestry State RevenueArticle33
The document discusses transparency of forestry sector revenue in Indonesia. It finds that state losses from illegal logging are very high at Rp 30.3 trillion per year. Meanwhile, realized revenue from legal timber through the Forest Resource Rent Provision mechanism is only about 30% of its potential. The document proposes implementing the Extractive Industries Transparency Initiative (EITI) and Timber Legality Verification System (SVLK) schemes together to promote transparency of forestry sector revenue as an initial step to improve governance. Implementing EITI could help reconcile government revenue data with company payment data to ensure the state receives its full share of revenue from legal timber.
Kajian ini membahas ekstraksi sumber daya hutan di Indonesia dan potensi kehilangan penerimaan negara akibat illegal logging yang diperkirakan mencapai Rp30 triliun per tahun. Opsi transparansi seperti SVLK dan EITI dapat meminimalkan potensi kehilangan tersebut dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan termasuk masyarakat sipil.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang visi, misi, dan fokus penelitian serta advokasi kebijakan yang dilakukan oleh organisasi bernama Article 33. Organisasi ini berfokus pada penelitian dan advokasi untuk mendorong kebijakan-kebijakan progresif di Indonesia yang berlandaskan bukti-bukti, dengan melibatkan partisipasi masyarakat."
WP 03/2012 - Riko - Belantara Rente Hutan KayuArticle33
Article 33 Indonesia Working Paper memuat hasil, analisa, temuan atau rekomendasi riset kebijakan yang bersifat awal dan sementara. Working Paper ini disebarluaskan guna mendorong diskusi lebih luas dan dalam serta untuk membuka ruang bagi masukan atau kritik untuk isu-isu kebijakan yang menjadi perhatian Article 33 Indonesia. Isi Working Paper ini dapat berubah, direvisi, dan diterbitkan dalam bentuk lain. Kendati demikian, Working Paper ini telah memenuhi syarat untuk dijadikan sumber rujukan.
Saran pengutipan:
Wahyudi, Riko. 2012. “Memahami Belantara Rente Ekstraksi Sumber
Daya Hutan Kayu di Indonesia.” Article 33 Indonesia Working Paper
03/12. Jakarta. Oktober 2012.
Article 33 Indonesia Working Paper contains preliminary, temporary results, analyses, findings or recommendations on policy research. This Working Paper needs to be disseminated to encourage wider, in-depth discussions and to give a room for any input or criticism on policy issues of interest of Article 33 Indonesia. Contents of this Working Paper are subject to change, revision, and be published in any other form. Nevertheless, this Working Paper has been eligible to be used as a
reference.
Suggested citation:
Wahyudi, Riko. 2012. “Understanding Aspects of Economic Rent of
Extraction of Timber Forest Resources in Indonesia.” Article 33 Indonesia
Working Paper 03/12. Jakarta. October 2012.
Module for Multistakeholder Engagement for Extractive Industry Better GovernanceArticle33
Article 33 Indonesia in Compostela Valley Province of the Philippines
IKAT-US: Civil Societies Innovating Together
-A Southeast Asian Partnership for Better Governance in Extractive Industries
1. Article 33 Indonesia is a research-based advocacy NGO that focuses on social policy, extractive sector governance, and climate change.
2. Through its Article 33 Joint-Research Scheme (AJRS), it offers bachelor and graduate students the opportunity to conduct policy research for their thesis as guest researchers at the institute, with financial support.
3. The first batch of AJRS will support research in 2013, providing stipends, thesis writing support, and research grants to selected candidates who submit an application meeting the requirements, such as being a last-semester student and having English proficiency.
Berikut adalah ringkasan dari dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
Dokumen tersebut membandingkan pola pembangunan program jaminan kesehatan daerah di 7 daerah di Indonesia, yang dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu kelompok jamkesda inovatif, pemula, dan pra-jamkesda berdasarkan tingkat perkembangan dan keseragaman programnya. Ketiga kelompok tersebut berbeda dalam hal dasar hukum, cakupan layanan
This document summarizes the results of a community scorecard assessment of the environmental and CSR aspects of oil and gas mining activities by the Pertamina-Petrochina East Java company in Bojonegoro, Indonesia. The assessment engaged community members, local government, and the company and scored various environmental and social aspects. It provides the scoring results and recommendations from each group. The community recommended improvements like better emergency preparedness, community development programs, and transparency. An agreement was reached between parties on follow up actions. Lessons were learned about conducting such assessments.
Perencanaan partisipatif membantu membangun daerah Bojonegoro dan Blora berdasarkan pembangunan berkelanjutan dengan fokus pada sektor pendidikan, kesehatan, dan ekonomi lokal melalui anggaran yang didistribusikan secara merata ke seluruh kecamatan.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Panduan untuk memilih mata pelajaran pilihan yang akan dilaksanakan di jenjang SMK, yang mana sebagian besar sudah melakasanakan kurikulum merdeka. mata pelajaran pilihan bisa dipilih dari konsentrasi yang ada di sekolah, atau bisa juga memilih matqa pelajaran diluar konsentrasi keahlian yang dimiliki, dengan catatan sarana dan prasarana tersedia untuk melaksanakan pembelajaran.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Brief 03, 2011: Memperkuat Efektivitas dan Akuntabilitas Kebijakan Anggaran BOS
1. 4 Memperkuat Efektifitas dan Akuntabilitas Kebijakan Anggaran BOS
3
uang seragam sekolah Nasional
Uang seragam sekolah menjadi
POLICY BRIEF
salah satu out of pocket yang 2 Mendesentralisasi transfer
menjadi tanggungan orang tua, BOS, membenahi mekanisme
setiap tahun ajaran baru menjadi pengelolaan keuangan dan
item yang harus dibeli dari sekolah kapasitas perencanaan sekolah
dengan harga relatif mahal. Karena
bersifat seragam, maka lebih baik
Masalah utama keterlambatan
penyaluran adalah kesiapan Memperkuat Efektifitas
ditanggung BOS. penyusunan RKAS dan berbelitnya
pencairan kas daerah. Perbaikan dan Akuntabilitas Kebijakan
SERVICE DELIVERY
yang dilakukan adalah penyiapan
perencanaan sekolah yang lebih
Anggaran BOS
1. Perubahan mekanisme transfer awal serta perubahan secara
BOS kembali ke sentralisasi khusus untuk peraturan pencairan
BOS.
AKUNTABILITAS
Memperkuat akuntabilitas sosial
dalam pengawasan BOS
Akuntabilitas sosial berbasis pada
pengawasan masyarakat, dengan
memperkuat literasi terhadap
anggaran sekolah dan akses terhadap
informasi. Akuntabilitas sosial akan
PATTIRO Institute
menjadi penyeimbang akuntabilitas PATTIRO Institute adalah
Gedung CIKS Lt 3 No 316 tidak sejalan dengan kebijakan administratif yang rawan rekayasa lembaga yang didedikasikan
Jl. Cikini Raya No 84 - 86 untuk memperkuat kebijakan
Jakarta Pusat - Indonesia desentralisasi Menerapkan set of accountability lokal dan desentralisasi di
Tel: +62 21 3142 854
Fax: +62 21 3142 854 Menurut UU No.22 tahun 1999, dalam Juklak/Juknis BOS. Secara Indonesia. PATTIRO Institute
Email: pattiroinstitute@yahoo.com
www.pattiroinstitute.org bab IV pasal 7, pengelolaan definitif, dicantumkan tentang etik lahir sebagai lini difusi dari
bidang pendidikan dilakukan oleh good governance yang meliputi PATTIRO, sebuah organisasi
yang sejak 1998 telah
Executive Director daerah (desentralisasi), begitu transparansi, partisipasi dan
Dini Mentari
juga dalam UU No.32 tahun 2004 akuntabilitas sebagai kewajiban
mengakar dalam kerja-kerja
penguatan pemerintahan
Policy paper tentang efektivitas ANGGARAN
Senior Supervisor dan akuntabilitas anggaran BOS 1. Alokasi BOS selalu meningkat
tentang Pemerintahan Daerah, pengelola anggaran BOS. daerah dan masyarakat sipil
Ambarsari Dwi Cahyani
di puluhan wilayah Indonesia. ditulis untuk melakukan up-dating sejak dicanangkan 2005 dan
Chitra Retna S urusan pendidikan menjadi urusan
Kami berupaya memperkuat terhadap hasil study Pattiro Institute pada 2012 telah mencapai
Senior Program Manager daerah sehingga mere-sentralisasi ¹ Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI atas
Ermy Sri Ardhyanti
kerja-kerja itu melalui produksi terhadap Anggaran pendidikan dasar unit cost 100% dari Biaya
kebijakan mekanisme BOS Pengelolaan dan Pertanggungjawaban pengetahuan secara mendalam
gratis dalam Working Paper Mei Operasional Non-Personal
Senior Associate Researcher bertentangan dengan kebijakan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dengan mendorong perubahan
Sonny Mumbunan
kebijakan yang berlandaskan 2011 . Beberapa rekomendasi kepada Alokasi BOS 2012 memenuhi
tentang pemerintah daerah. dan Dana Pendidikan Dasar Lainnya (DPL)
Internal Manager bukti. pengambil kebijkaan telah dipenuhi alokasi dengan standar
Lukman Hakim Pendidikan dasar juga merupakan TA 2007 dan 2008. Dalam mengaudit hasil
seperti penambahan alokasi BOS. biaya operasional sesuai
bagian dari kewenangan laporan dana BOS dan dana pendidikan
Finance Manager Terdapat 3 hal yang ditinjau dalam PERMENDIKNAS No. 69 tahun
Erry Murni Pemerintah Daerah sehingga BOS lainnya, BPK RI mengambil uji sampling Kerja-kerja PATTIRO Institute
diperkuat oleh Board of anggaran dan kebijakan BOS yaitu : 2009 tentang Standar Biaya
Office Manager sebagai salah satu instrumen pada 4.127 sekolah di 62 kabupaten/kota
Cici Yusella Expert Associate, yang terdiri Anggaran (Alokasi), Service Delivery Operasi Non personalia Tahun
pemenuhan anggaran pendidikan dari kumpulan pakar yang dan Akuntabilitas yang berujung pada 2009 untuk Sekolah Dasar/
dasar merupakan urusan mendalami pengetahuan yang
Didukung oleh rekomendasi. Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI),
Pemerintah Pusat dan Daerah kami produksi.
(Pasal 11 ayat 2 UU No.20 tahun Sekolah Menengah Pertama/
2003 tentang Sistem Pendidikan Madrasah Tsanawiyah (SMP/
2. 2 Memperkuat Efektifitas dan Akuntabilitas Kebijakan Anggaran BOS Memperkuat Efektifitas dan Akuntabilitas Kebijakan Anggaran BOS
3
MTs), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Akhirnya pilihan yang diumumkan Menteri miliar untuk sekitar seluruh SD/SMP di Indonesia
Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah Kejuruan Pendidikan Nasional pada awal Oktober adalah
(SMK), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah opsi ke-2 yaitu mekanisme APBN-Provinsi- Pemerintah tidak meregulasi transparansi. Hingga
Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) dan sekolah. Walau diakui Mendiknas, tidak saat ini Pemerintah nampaknya belum mempunyai
SMALB. RAPBN 2012 Penyediaan dana BOS sejalan dengan semangat otonomi daerah. formula kebijakan yang tepat untuk memperbaiki
sebesar Rp. 23,6 triliun bagi seluruh siswa SD dan akuntabilitas penggunaan dana BOS (maupun dana-
SMP. Sebelumnya, alokasi BOS baru memenuhi dana lainnya) di tingkat sekolah. Sekolah menjadi
68,4 % untuk SD/MI dan 80,3 % untuk SMP/MTs AKUNTABILITAS tidak mempunyai insentif untuk transparan.
dari kebutuhan per siswa untuk Biaya Operasional Penyalahgunaan dan indikasi korupsi Dana BOS.
Non-Personal. Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI End-user dari BOS, yaitu siswa dan orang
2. Maksimal 30 % anggaran BOS masih digunakan atas Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Dana tua tidak dilibatkan dalam perancanaan hingga
untuk membayar honor guru Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Dana monitoring penggunaan BOS
Meskipun menurun dari Juklak tahun 2010 yang Pendidikan Dasar Lainnya (DPL) TA 2007 dan 2008.
membolehkan maksimal 40 %, namun dengan mengikat sehingga rawan penyelewengan. Dalam mengaudit hasil laporan dana BOS dan dana Orang tua siswa biasanya dilibatkan dalam
masih dimasukkannya komponen honor guru Tahun 2011 BOS ditransfer dari APBN ke pendidikan lainnya, BPK RI mengambil uji sampling penentuan besarnya uang gedung, namun belum
akan mengurangi alokasi untuk operasional APBD, APBD ke sekolah dengan mengikuti PP pada 4.127 sekolah di 62 kabupaten/kota. Sebanyak pada level perencanaan RKAS apalagi dalam
siswa. No.58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan 62,84% sekolah yang disampling¹ tidak mencantumkan memonitor penggunaannya.
3. Biaya personal siswa miskin kurang Daerah. Implementasi 2011 (hingga triwulan ke seluruh penerimaan dana BOS dan DPL dalam RAPBS
alokasi, angka putus sekolah tinggi 3) ditandai dengan keterlambatan transfer ke dengan nilai Rp 479,96 miliar [TA 2007] dan Rp 144,
Jumlah siswa miskin di Indonesia hampir sekolah. Paling parah ada pada triwulan 1, yang 23 miliar [TA 2008 semester I]. Padahal salah satu
mencapai 50 juta. Jumlah tersebut terdiri dari diidentifikasi karena keterlambatan penyusunan media perencanaan yang dipakai sekolah dalam
27,7 juta siswa di bangku tingkat SD, 10 juta RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah) pengelolaan keuangannya adalah Rencana Anggaran
siswa tingkat SMP, dan 7 juta siswa setingkat sebagai syarat pencairan anggaran. Hal ini terjadi Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). Salah satu
SMA. Dari jumlah itu, sedikitnya ada sekitar karena Juklak/Juknis BOS baru sampai ke Daerah akibatnya, masih terjadi pungutan di sekolah karena
2,7 juta siswa tingkat SD dan 2 juta siswa kurang dari 10 hari dari jadwal penetapan siswa dan orang tua tidak mengetahui RAPBS dan
setingkat SMP yang terancam putus sekolah. APBD (31 Desember). Sampai triwulan ke-3 menjadi obyek yang tanpa “reserve” bagi pungutan
keterlambatan ada di 6 daerah di Provinsi Papua yang dilakukan sekolah.
Biaya sekolah yang relatif mahal ditengarai dan 1 daerah di Provinsi Kepulauan Riau.
menjadi penyebab utama tidak berdayanya para Di samping itu kasus keterlambatan terjadi pada Temuan-temuan :
siswa miskin melanjutkan pendidikan ke tingkat sekolah swasta. Alokasi sekolah swasta ada 1. Dana BOS sebesar digunakan tidak sesuai
selanjutnya. Kesulitan ini semakin berat dengan pada Belanja Hibah sehingga menggunakan peruntukannya (indikasi korupsi). Kegiatan
adanya keharusan membayar uang pangkal, mekanisme pencairan dana hibah, dimana tersebut antara lain Biaya transportasi kegiatan
membeli buku tulis, seragam sekolah, dan buku seluruh sekolah swasta menyusun proposal dan rekreasi kepala sekolah dan guru, uang lelah REKOMENDASI
pelajaran. Hal-hal tersebut merupakan beberapa SPJ dan ditandatangani dalam Bupati/Walikota kepala sekolah, biaya pertemuan hari ulang
indikator pemicu biaya sekolah menjadi mahal. melalui SK. Satu saja sekolah yang terlambat tahun yayasan (biasa terjadi di sekolah swasta ANGGARAN
akan menghambat pencairan. yang dikelola yayasan).Dengan mengunakan uji 1. Menambah alokasi beasiswa bagi siswa miskin,
2. Kasus keterlambatan membuat Pemerintah sampling (uji petik) 4127 dari sekitar 200 ribu kekuranggannya dialokasikan oleh BOSDA
SERVICE DELIVERY Pusat mengubah kebijakan transfer BOS sekolah, maka dana BOS yang tidak digunakan Pada APBN-P 2011 beasiswa untuk siswa miskin
1. Mekanisme transfer BOS pada tahun 2011 menjadi lewat Provinsi sesuai peruntukan dalam operasional sekolah sebesar 2,9 T yang akan diberikan melalui
menggunakan mekanisme desentralisasi, Dirjen Pendidikan Dasar Kemendiknas mencapai Rp 1.4 triliun. bantuan khusus murid (BKM) itu diperuntukkan
ditandai dengan kasus keterlambatan mengadakan survey kepada Dinas Pendidikan di 2. Pembelian buku pelajaran tidak sesuai Juknis bagi 338.000 anak. Setiap anak akan memperoleh
Sebelumnya, BOS ditransfer dari APBN (Kas Kabupaten/Kota yang menanyakan tentang apa BOS Buku. Dari sampling 4127 SD/SMP di 62 Rp 780.000 per tahun atau Rp 65.000 per bulan.
Negara) ke rekening masing-masing sekolah. mekanisme transfer BOS 2012 yang menghasilkan kabupaten/kota, terdapa 134 sekolah di 14 Anggaran ini masih kurang karena jumlah siswa
Sehingga Dinas Pendidikan dan DPRD di lebih dari 80% mengatakan kembali ke mekanisme kabupaten/kota senilai Rp 562.4 juta yang miskin di pendidikan dasar sebesar 43 juta,
daerah Kabupaten/Kota tidak memiliki fungsi 2010. Opsi kebijakan yang dikeluarkan oleh menggunakan dana BOS buku untuk membeli dengan angka putus sekolah 4,7 juta.
dan wewenang pengawasan dan complain Mendiknas dan Menko Kesra adalah dari APBN buku-buku pelajaran yang tidak sesuai dengan 2. Mengeluarkan skema honor guru dari BOS ,
handling, sekolah memiliki kewenangan besar ke sekolah atau lewat APBN-Provinsi –sekolah juknis BOS buku. Secara statistik, angka honor guru dibayar Pemerintah Daerah
dan tidak ada kewajiban transparansi yang dengan mekanisme grant atau dana hibah. penyalahaan BOS buku ini setara dengan Rp 25 3. Menambahkan benefit basket BOS seperti