Teknologi forensik merupakan aplikasi berbagai ilmu pengetahuan untuk membantu proses hukum dengan membuktikan bukti fisik. Terdiri dari berbagai bidang seperti kriminalistik, kedokteran forensik, antropologi forensik, dan digital forensik. Mekanismenya meliputi analisis DNA, sidik jari, jejak, dan bukti digital untuk mengungkap kasus pidana.
Teks tersebut membahas tentang bioteknologi lingkungan, termasuk pengertian, komponen, dan contoh-contoh aplikasinya seperti biogas dan biomassa. Teknologi-teknologi tersebut memanfaatkan mikroorganisme untuk meningkatkan lingkungan, seperti menghasilkan energi dari limbah atau membersihkan polusi.
Bioteknologi melibatkan manipulasi makhluk hidup untuk menghasilkan barang dan jasa. Bioteknologi konvensional menggunakan teknik sederhana sedangkan bioteknologi modern melibatkan rekayasa genetika untuk menghasilkan organisme dengan sifat baru. Aplikasi bioteknologi meliputi pertanian, kesehatan, dan industri namun juga memiliki dampak lingkungan, sosial ekonomi, dan etika yang perlu diperhatikan.
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala TimahUNESA
Pembuluh darah pada ekor ikan kepala timah terdiri dari arteri, arteriol, kapiler, venula, dan vena yang berbeda ukuran dan struktur. Arteri merupakan pembuluh terbesar yang memiliki dinding tebal dan mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh, sedangkan kapiler merupakan pembuluh terkecil.
Hewan transgenik adalah hewan yang diinjeksi dengan DNA dari hewan lain, sehingga mengandung gen asing dalam tubuhnya. Ada tiga cara membuat hewan transgenik yaitu mikroinjeksi DNA, transfer gen dengan retrovirus, dan transfer gen dengan sel cangkokan embrionik. Hewan transgenik memiliki dampak positif seperti manfaat ekonomi dan pengobatan, namun juga berpotensi dampak negatif seperti gangguan genetik dan ekologi. Conto
Teks tersebut membahas tentang bioteknologi lingkungan, termasuk pengertian, komponen, dan contoh-contoh aplikasinya seperti biogas dan biomassa. Teknologi-teknologi tersebut memanfaatkan mikroorganisme untuk meningkatkan lingkungan, seperti menghasilkan energi dari limbah atau membersihkan polusi.
Bioteknologi melibatkan manipulasi makhluk hidup untuk menghasilkan barang dan jasa. Bioteknologi konvensional menggunakan teknik sederhana sedangkan bioteknologi modern melibatkan rekayasa genetika untuk menghasilkan organisme dengan sifat baru. Aplikasi bioteknologi meliputi pertanian, kesehatan, dan industri namun juga memiliki dampak lingkungan, sosial ekonomi, dan etika yang perlu diperhatikan.
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala TimahUNESA
Pembuluh darah pada ekor ikan kepala timah terdiri dari arteri, arteriol, kapiler, venula, dan vena yang berbeda ukuran dan struktur. Arteri merupakan pembuluh terbesar yang memiliki dinding tebal dan mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh, sedangkan kapiler merupakan pembuluh terkecil.
Hewan transgenik adalah hewan yang diinjeksi dengan DNA dari hewan lain, sehingga mengandung gen asing dalam tubuhnya. Ada tiga cara membuat hewan transgenik yaitu mikroinjeksi DNA, transfer gen dengan retrovirus, dan transfer gen dengan sel cangkokan embrionik. Hewan transgenik memiliki dampak positif seperti manfaat ekonomi dan pengobatan, namun juga berpotensi dampak negatif seperti gangguan genetik dan ekologi. Conto
Laporan praktikum pembuatan tempe yang dilakukan oleh mahasiswa Trisnawati telah diverifikasi dan diterima oleh koordinator asisten dan asisten. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan tempe dan peran jamur Rhizopus oligosporus dalam proses fermentasi. Proses pembuatan tempe meliputi pencucian, perebusan, penambahan ragi, masukkan ke dalam plastik gula, dan pemeraman selama dua hari.
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIAKlara Tri Meiyana
Laporan praktikum biologi ini membahas tentang gerak refleks pada manusia. Melalui serangkaian percobaan seperti memukul lutut dan mengibaskan tangan di depan mata, ditemukan bahwa tubuh akan memberikan respon gerakan refleks seperti menendang atau mengedipkan mata secara otomatis akibat rangsangan saraf yang dikirimkan melalui sistem saraf tepi dan pusat. Gerakan refleks ini merupakan mekanisme pertahan
Tugas biologi (Pengeritan Individu, Populasi, dan komunitas)Ig Fandy Jayanto
Tugas biologi tersebut membahas empat konsep dasar biologi yaitu individu, populasi, komunitas, dan ekosistem. Individu adalah makhluk hidup tunggal, populasi adalah kumpulan individu sejenis, komunitas terdiri dari berbagai populasi yang saling berinteraksi, dan ekosistem adalah hubungan antara komunitas makhluk hidup dengan lingkungannya.
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepaNor Hidayati
Laporan praktikum ini membahas proses mitosis pada akar bawang bombay. Mahasiswa melakukan pengamatan untuk mengidentifikasi tahapan mitosis, namun hanya menemukan sel pada fase interfase. Hal ini diduga karena waktu pengambilan sampel tidak tepat untuk menangkap tahapan mitosis. Laporan ini juga menjelaskan proses dan tahapan mitosis serta manfaat dan alasan menggunakan akar bawang sebagai objek penelit
Materi tersebut membahas dua materi genetik utama yaitu DNA dan RNA. DNA menyimpan informasi genetik dalam bentuk kode basa nitrogen dan terdiri atas deoksiribosa, fosfat, serta basa nitrogen. RNA berperan sebagai perantara antara DNA dan protein dalam proses ekspresi genetik melalui transkripsi dan translasi.
Dokumen tersebut membahas tentang teori-teori evolusi, terutama teori Darwin. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa Darwin mengemukakan dua pokok pikiran tentang evolusi, yaitu bahwa spesies yang ada sekarang berasal dari spesies masa lalu, dan evolusi terjadi karena seleksi alam. Darwin memperoleh bukti evolusi dari pengamatannya terhadap fosil dan variasi antar individu.
Binatang menyusui atau mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang terutama dicirikan oleh adanya kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan susu sebagai sumber makanan anaknya; adanya rambut; dan tubuh yang endoterm atau "berdarah panas"
Bioteknologi modern memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah melalui penelitian untuk menghasilkan produk secara efektif dan efisien, tidak hanya di industri makanan tetapi juga bidang lain seperti rekayasa genetika, penanganan polusi, dan penciptaan sumber energi. Teknik rekayasa genetika seperti rekombinasi DNA, fusi sel, dan transfer inti memungkinkan pemindahan gen antar spesies untuk mendapatkan organisme bar
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan teori sel, dimulai dari penemuan mikroskop oleh para ilmuwan hingga pengembangan teori sel modern. Beberapa poin penting adalah penemuan "ruang-ruang kecil" oleh Robert Hooke, penemuan sel oleh Schleiden dan Schwann, serta slogan Virchow bahwa "semua sel berasal dari sel".
Dokumen tersebut membahas tentang menguji kandungan zat makanan seperti karbohidrat, protein, dan lemak dalam berbagai bahan makanan melalui serangkaian praktikum. Praktikum dilakukan untuk mengidentifikasi zat makanan yang terkandung dalam bahan makanan dan mengelompokkannya. Hasil pengamatan menunjukkan perubahan warna bahan makanan setelah ditetesi larutan tes yang menandakan kandungan zat makanan tertentu.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar.
Praktikum mengukur pengaruh aktivitas fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah. Mahasiswa mengukur parameter fisiologi pada aktivitas normal, ringan, dan berat, dan menganalisis hubungan antara aktivitas dan parameter tersebut.
Dokumen tersebut membahas proses transkripsi, translasi, dan replikasi DNA. Transkripsi adalah proses sintesis RNA dari DNA menggunakan enzim RNA polimerase. Translasi adalah proses penerjemahan kode genetik pada mRNA menjadi urutan asam amino. Replikasi DNA adalah proses penyalinan DNA selama proses pembelahan sel.
Proposal ini membahas penelitian mengenai penggunaan DNA sebagai media penyimpanan. Tujuannya adalah mengeksplorasi keuntungan DNA sebagai media penyimpanan yang lebih ramah lingkungan, mudah didapatkan, dan mampu menyimpan data dalam kapasitas yang jauh lebih besar dibandingkan media saat ini. Penelitian ini akan menganalisis karakteristik DNA dan prinsip kerjanya sebagai media penyimpanan melalui studi lapangan di labor
Dokumen tersebut membahas tentang DNA fingerprint yang merupakan teknik identifikasi forensik berdasarkan profil DNA unik setiap individu. Teknik ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1985 dan telah banyak digunakan untuk membuktikan kasus kriminal. Ada beberapa jenis analisis DNA yang dapat digunakan seperti RFLP, PCR, dan STR.
Laporan praktikum pembuatan tempe yang dilakukan oleh mahasiswa Trisnawati telah diverifikasi dan diterima oleh koordinator asisten dan asisten. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan tempe dan peran jamur Rhizopus oligosporus dalam proses fermentasi. Proses pembuatan tempe meliputi pencucian, perebusan, penambahan ragi, masukkan ke dalam plastik gula, dan pemeraman selama dua hari.
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIAKlara Tri Meiyana
Laporan praktikum biologi ini membahas tentang gerak refleks pada manusia. Melalui serangkaian percobaan seperti memukul lutut dan mengibaskan tangan di depan mata, ditemukan bahwa tubuh akan memberikan respon gerakan refleks seperti menendang atau mengedipkan mata secara otomatis akibat rangsangan saraf yang dikirimkan melalui sistem saraf tepi dan pusat. Gerakan refleks ini merupakan mekanisme pertahan
Tugas biologi (Pengeritan Individu, Populasi, dan komunitas)Ig Fandy Jayanto
Tugas biologi tersebut membahas empat konsep dasar biologi yaitu individu, populasi, komunitas, dan ekosistem. Individu adalah makhluk hidup tunggal, populasi adalah kumpulan individu sejenis, komunitas terdiri dari berbagai populasi yang saling berinteraksi, dan ekosistem adalah hubungan antara komunitas makhluk hidup dengan lingkungannya.
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepaNor Hidayati
Laporan praktikum ini membahas proses mitosis pada akar bawang bombay. Mahasiswa melakukan pengamatan untuk mengidentifikasi tahapan mitosis, namun hanya menemukan sel pada fase interfase. Hal ini diduga karena waktu pengambilan sampel tidak tepat untuk menangkap tahapan mitosis. Laporan ini juga menjelaskan proses dan tahapan mitosis serta manfaat dan alasan menggunakan akar bawang sebagai objek penelit
Materi tersebut membahas dua materi genetik utama yaitu DNA dan RNA. DNA menyimpan informasi genetik dalam bentuk kode basa nitrogen dan terdiri atas deoksiribosa, fosfat, serta basa nitrogen. RNA berperan sebagai perantara antara DNA dan protein dalam proses ekspresi genetik melalui transkripsi dan translasi.
Dokumen tersebut membahas tentang teori-teori evolusi, terutama teori Darwin. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa Darwin mengemukakan dua pokok pikiran tentang evolusi, yaitu bahwa spesies yang ada sekarang berasal dari spesies masa lalu, dan evolusi terjadi karena seleksi alam. Darwin memperoleh bukti evolusi dari pengamatannya terhadap fosil dan variasi antar individu.
Binatang menyusui atau mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang terutama dicirikan oleh adanya kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan susu sebagai sumber makanan anaknya; adanya rambut; dan tubuh yang endoterm atau "berdarah panas"
Bioteknologi modern memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah melalui penelitian untuk menghasilkan produk secara efektif dan efisien, tidak hanya di industri makanan tetapi juga bidang lain seperti rekayasa genetika, penanganan polusi, dan penciptaan sumber energi. Teknik rekayasa genetika seperti rekombinasi DNA, fusi sel, dan transfer inti memungkinkan pemindahan gen antar spesies untuk mendapatkan organisme bar
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan teori sel, dimulai dari penemuan mikroskop oleh para ilmuwan hingga pengembangan teori sel modern. Beberapa poin penting adalah penemuan "ruang-ruang kecil" oleh Robert Hooke, penemuan sel oleh Schleiden dan Schwann, serta slogan Virchow bahwa "semua sel berasal dari sel".
Dokumen tersebut membahas tentang menguji kandungan zat makanan seperti karbohidrat, protein, dan lemak dalam berbagai bahan makanan melalui serangkaian praktikum. Praktikum dilakukan untuk mengidentifikasi zat makanan yang terkandung dalam bahan makanan dan mengelompokkannya. Hasil pengamatan menunjukkan perubahan warna bahan makanan setelah ditetesi larutan tes yang menandakan kandungan zat makanan tertentu.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar.
Praktikum mengukur pengaruh aktivitas fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah. Mahasiswa mengukur parameter fisiologi pada aktivitas normal, ringan, dan berat, dan menganalisis hubungan antara aktivitas dan parameter tersebut.
Dokumen tersebut membahas proses transkripsi, translasi, dan replikasi DNA. Transkripsi adalah proses sintesis RNA dari DNA menggunakan enzim RNA polimerase. Translasi adalah proses penerjemahan kode genetik pada mRNA menjadi urutan asam amino. Replikasi DNA adalah proses penyalinan DNA selama proses pembelahan sel.
Proposal ini membahas penelitian mengenai penggunaan DNA sebagai media penyimpanan. Tujuannya adalah mengeksplorasi keuntungan DNA sebagai media penyimpanan yang lebih ramah lingkungan, mudah didapatkan, dan mampu menyimpan data dalam kapasitas yang jauh lebih besar dibandingkan media saat ini. Penelitian ini akan menganalisis karakteristik DNA dan prinsip kerjanya sebagai media penyimpanan melalui studi lapangan di labor
Dokumen tersebut membahas tentang DNA fingerprint yang merupakan teknik identifikasi forensik berdasarkan profil DNA unik setiap individu. Teknik ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1985 dan telah banyak digunakan untuk membuktikan kasus kriminal. Ada beberapa jenis analisis DNA yang dapat digunakan seperti RFLP, PCR, dan STR.
Barang bukti yang ditemukan pada korban kejahatan dapat membuktikan bersalahnya pelaku dengan membandingkan DNA pada barang bukti dan tersangka. Metode analisis DNA fingerprint menggunakan teknik yang sama untuk berbagai jenis barang bukti seperti rambut, kuku, dan lainnya.
Buku pedoman kk blok 2.6 tahun 2019 seri keterampilan sputum 2ihsanotriami
Dokumen tersebut merupakan buku panduan untuk kegiatan keterampilan klinik mahasiswa kedokteran yang mencakup pemeriksaan paru, hidung, dan sputum. Terdapat jadwal kegiatan, prosedur pemeriksaan, dan dasar teori yang relevan.
HUBUNGAN KUALITAS LINGKUNGAN TERHADAP PENULARAN TUBERKULOSIS (TB)Dina Puspita Sari
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut membahas sejarah penyakit tuberkulosis, penemuan basil tuberkulosis oleh Robert Koch pada tahun 1882, dan masalah tuberkulosis di Indonesia yang masih menjadi salah satu penyakit yang menimbulkan masalah kesehatan di masyarakat dengan jumlah kasus baru sekitar 539.000 pada tahun 2004 dan kematian sebanyak 101.000 orang.
Syarifudin, metode penelitian komunikasi 2Syarifudin Amq
Dokumen tersebut membahas tentang metode penelitian dakwah dan komunikasi. Terdapat penjelasan mengenai landasan filosofis penelitian, teori dakwah dan komunikasi, jenis penelitian, teknik analisis data, model analisis, peta dakwah dan komunikasi, serta teknik penulisan hasil penelitian.
Syarifudin, metode penelitian komunikasi 2Syarifudin Amq
Dokumen tersebut membahas tentang metode penelitian dakwah dan komunikasi. Terdapat penjelasan mengenai landasan filosofis penelitian, teori dakwah dan komunikasi, jenis penelitian, teknik analisis data, model analisis, peta dakwah dan komunikasi, serta teknik penulisan hasil penelitian.
Artikel Profilling DNA, tugas biologi dari guruku yang pas repot-repotnya try out malah nambah-nambahi beban, untungnya jadi :) mau view yang lebih menarik check out di ilmukudisekolah.blogspot.com jangan lupa share ke akun sosialmu dan beri 1+ ya :) :)
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian DNA, struktur dan karakteristik DNA, tes DNA, teknik tes DNA seperti RFLP, PCR, STR, mtDNA, dan CODIS. Juga memberikan contoh praktis isolasi DNA dari tulang yang melibatkan proses hancurkan, dekalsifikasi, dan ekstraksi DNA.
Buku ini membahas metode penelitian dakwah dan komunikasi, mulai dari latar belakang, landasan filosofis, teori, jenis penelitian, model analisis, peta dakwah dan komunikasi, hingga teknik penulisan. Buku ini bertujuan untuk memberikan panduan bagi peneliti dalam mengungkap masalah dakwah dan komunikasi secara ilmiah."
Buku ini membahas metode penelitian dakwah dan komunikasi, mulai dari latar belakang, landasan filosofis, teori, jenis penelitian, model analisis, peta dakwah dan komunikasi, hingga teknik penulisan. Buku ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi peneliti dalam mengungkapkan masalah dakwah dan komunikasi secara ilmiah."
1. The document discusses developing a biology teaching module focused on macrozoobenthic diversity as a bioindicator of water quality in the Metro River for junior high school students.
2. A survey of 58 students and 1 teacher found that while students agreed with their current biology learning process and materials, they still needed materials on environmental pollution topics based on problem-based learning.
3. The researcher will develop a biology teaching module using macrozoobenthic diversity as the bioindicator of water quality in the Metro River to help students apply their learning through practicums and address their need for materials on environmental pollution.
Laporan KKN Universitas Mulawarman 43 Tahun 2017Jessy Damayanti
Laporan ini memberikan ringkasan tentang program kerja KKN mahasiswa Universitas Mulawarman di Kelurahan Gunung Bahagia, Kota Balikpapan. Program-programnya meliputi peremajaan plang nama jalan, pengadaan spanduk halte sampah, seminar edukasi keuangan, sosialisasi pemilahan sampah, perayaan HUT RI, pentas seni, pembuatan pot hias, posyandu rutin, gotong royong, pembagian obat cacing dan vitamin A, rapat koordinasi, serta
Laporan ini membahas kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman di SMA Negeri 5 Samarinda. PPL bertujuan membentuk calon guru yang profesional dan memberikan pengalaman nyata tentang proses pembelajaran di sekolah. Kegiatan meliputi observasi, administrasi sekolah, mengajar, ujian PPL, serta penyusunan laporan akhir.
Dokumen tersebut merangkum fisiologi serangga, termasuk sistem pencernaan, pernapasan, ekskresi, sirkulasi, saraf, otot, dan reproduksi. Sistem pencernaan serangga terdiri dari saluran depan, tengah, dan belakang. Sistem pernapasan dilakukan secara pasif melalui spirakel dan trakea. Sistem ekskresi dan sirkulasi berperan dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh.
Laporan Praktikum Lapangan Botani Tingkat Rendah - Identifikasi Tumbuhan Ting...Jessy Damayanti
Laporan ini mendeskripsikan hasil pengamatan terhadap 17 jenis tumbuhan tingkat rendah yang terdapat di beberapa lokasi di Indonesia. Jenis-jenis tumbuhan yang diamati terdiri dari 13 jenis paku, 2 jenis lumut, dan 2 jenis jamur. Laporan ini berisi identifikasi dan gambaran singkat mengenai ciri-ciri morfologi dari masing-masing tumbuhan beserta foto-foto hasil pengamatan.
Pengertian entomologi, hubungan serangga dengan manusia, keanekaragaman serangga, karakteristik serangga, kerugian dan keuntungan yang ditimbulkan serangga, asal mula serangga.
2. i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dalam kesempatan yang berbahagia ini penyusun masih diberikan
kesempatan untuk menyelesaikan tugas Makalah Bioteknologi Forensik.
Dalam menyelesaikan tugas makalah ini, penyusun menggunakan buku
panduan dan internet. Penyusun makalah bermaksud untuk memperdalam
pemahaman sebagai seorang mahasiswa dan melatih kemandirian agar tidak
hanya menerima dari dosen, tetapi harus mengembangkan sendiri dengan cara
mencari informasi yang bersangkutan.
Penyusun menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan dan banyak kekurangan, untuk itu diharapkan adanya kritik
dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi siapa
saja yang membaca dan memerlukannya.
Samarinda, 02 Desember 2016
Penyusun
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Teknologi Forensik ..................................... 3
1. Criminalistics ............................................................................................ 4
2. Kedokteran Forensik................................................................................. 5
3. Forensic Anthropology ............................................................................. 6
4. Digital Forensic yang juga dikenal dengan nama Computer Forensic ..... 6
5. Forensic Enthomology.............................................................................. 6
6. Forensic Archaeology............................................................................... 7
7. Forensic Pathology.................................................................................... 7
8. Forensic Psychiatry dan Psychology ........................................................ 8
9. Forensic Toxicology ................................................................................. 8
B. Komponen yang Terdapat pada Teknologi Forensik..................................... 8
1. Tulang ..................................................................................................... 10
2. Jaringan................................................................................................... 11
3. Darah dan Bercak darah.......................................................................... 11
4. Sperma dan bercak sperma ..................................................................... 12
C. Mekanisme Teknologi Forensik .................................................................. 12
1. DNA Fingerprint..................................................................................... 12
a. Restriction Fragment Length Polymorphism (RFLP)......................... 15
b. Polymerase Chain Reaction (PCR)..................................................... 17
c. Short Tandem Repeats ........................................................................ 18
2. Analisa Hasil Tes DNA Fingerprint ....................................................... 19
a. Isolasi DNA......................................................................................... 20
4. iii
b. Memotong, mengukur dan mensortir.................................................. 21
c. Transfer DNA ke membran nilon ....................................................... 21
d. Probing................................................................................................ 21
BAB III PENUTUP............................................................................................... 22
A. Kesimpulan.................................................................................................. 22
B. Saran ............................................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA
5. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu forensik adalah sebuah penerapan dari berbagai ilmu pengetahuan
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang penting untuk sebuah sistem
hukum yang mana hal ini mungkin terkait dengan tindak pidana. Namun
disamping keterkaitannya dengan sistem hukum, forensik umumnya lebih
meliputi sesuatu atau metode-metode yang bersifat ilmiah (bersifat ilmu) dan
juga aturan-aturan yang dibentuk dari fakta-fakta berbagai kejadian, untuk
melakukan pengenalan terhadap bukti-bukti fisik (contohnya mayat, bangkai,
dan sebagainya).
Forensik biasanya selalu dikaitkan dengan tindak pidana. Dalam buku-
buku ilmu forensik pada umumnya ilmu forensik diartikan sebagai penerapan
dan pemanfaatan ilmu pengetahuan tertentu untuk kepentingan penegakan
hukum dan keadilan. Dalam penyidikan suatu kasus kejahatan, observasi
terhadap bukti fisik dan interpretasi dari hasil analisis (pengujian) barang bukti
merupakan alat utama dalam penyidikan tersebut.
Dalam perkembangan selanjutnya semakin banyak bidang ilmu yang
dilibatkan atau dimanfaatkan dalam penyidikan suatu kasus kriminal untuk
kepentingan hukum dan keadilan. Ilmu pengetahuan tersebut sering dikenal
dengan Ilmu Forensik. Ilmu Forensik dikatagorikan ke dalam ilmu
pengetahuan alam dan dibangun berdasarkan metode ilmu alam. Dalam
padangan ilmu alam sesuatu dianggap ilmiah jika didasarkan pada fakta atau
pengalaman, kebenaran ilmiah harus dapat dibuktikan oleh setiap orang
melalui indranya, analisis dan hasilnya mampu dituangkan secara masuk akal,
baik deduktif maupun induktif dalam struktur bahasa tertentu yang mempunyai
makna (logika) dan hasilnya dapat dikomunikasikan ke masyarakat luas
dengan tidak mudah atau tanpa tergoyahkan (kritik ilmu).
Ilmu Forensik adalah ilmu untuk melakukan pemeriksaan dan
pengumpulan bukti-bukti fisik yang ditemukan di tempat kejadian perkara dan
6. 2
kemudian dihadirkan di dalam sidang pengadilan pidana agar tercapai
kebenaran materiil.
Untuk mengidentifikasi individu, ilmuwan forensik meneliti 13 region
DNA yang berbeda setiap orang dan menggunakan data tersebut untuk
menciptakan suatu profil DNA individu tersebut, yang biasa disebut dengan
sidik jari DNA. Dan sangat kecil peluangnya bagi orang lain untuk mempunyai
profil DNA yang sama untuk region tertentu. Identifikasi organisme spesies
apa saja dapat dilakukan dengan pengujian urutan DNA. Teknologi DNA
sequencing sekarang ini lebih maju, yaitu dapat langsung mengindentifikasi
Segmen DNA yang sangat besar, dan bahkan untuk genomes utuh.
Hanya 0,1% DNA tunggal (sekitar 3 juta basa) berbeda pada setiap
orang. Ilmuwan menggunakan region variabel ini untuk menghasilkan suatu
profil DNA dari individu. Dalam perkara pidana, biasanya diperoleh sample
dari bukti TKP dan tersangka diambil DNAnya untuk analisa set DNA marker
yang spesifik, sample biasanya diambil dari darah, tulang, rambut, dan jaringan
lainya. Ilmuwan forensik membandingkan DNA profil untuk menentukan
apakah sample DNA tersangka sama dengan sample yang di dapat di TKP. Jika
dua DNA sample mirip pada empat atau lima region maka dapat disimpulkan
bahwa sample tersebut dari orang yang sama. Jika contoh profil DNA tidak
sama, maka orang tersebut tidak terlibat dalam peristiwa kejahatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Teknologi Forensik?
2. Apa saja komponen yang terdapat pada Teknologi Forensik?
3. Bagaimana mekanisme Teknologi Forensik?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan Teknologi Forensik.
2. Mengetahui komponen yang terdapat pada Teknologi Forensik.
3. Mengetahui mekanisme Teknologi Forensik.
7. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Teknologi Forensik
Forensik (berasal dari bahasa Latin forensis yang berarti “dari luar”, dan
serumpun dengan kata forum yang berarti “tempat umum”) adalah bidang ilmu
pengetahuan yang digunakan untuk membantu proses penegakan keadilan
melalui proses penerapan ilmu atau sains dan dapat digunakan untuk
membebaskan orang yang tidak bersalah. Contohnya diakhir tahun 1800,
ditemukan teknologi baru untuk memerangi tindak kejahatan yaitu adanya
fotografi, dimana dengan foto dapat menggambarkan secara jelas dan pasti
keakuratan gambar tahanan atau penjahat sebagai acuhan atau referensi
diskripsi.
Teknologi Forensik merupakan aplikasi dari disiplin ilmu kedokteran
maupun ilmu-ilmu lain yang terkait dalam suatu penyelidikan untuk
memperoleh data-data dalam mengungkap kasus kriminal baik itu data post
mortem berdasar pemeriksaan mayat maupun data dari pemeriksaan kasus
hidup seperti perkosaan, pelecehan seksual dan/ atau kekerasan dalam rumah
tangga. Ilmu forensik merupakan terapan berbagai ranah keilmuan (multi
disiplin) yang penting untuk menentukan identitas korban maupun pelaku,
tanda, sebab dan cara kematian, serta perkiraan waktu kematian. Produk yang
Gambar 1: Analisa forensik di bidang kedokteran
8. 4
dihasilkan merupakan bukti autentik dalam suatu proses peradilan hukum demi
menegakkan kebenaran. Produk tersebut dapat berupa laporan tertulis atau
dalam bentuk pengakuan lisan para ahli yang akan diberikan di pengadilan
pada tindak kriminal. Kasus non kriminal, aplikasi forensik sangat diperlukan
terutama untuk mengungkap identitas korban musibah masal seperti bencana
alam, jatuhnya pesawat, tenggelamnya kapal, kecelakaan kereta dan kebakaran.
Seringkali kita mendengar kabar temuan mayat tanpa identitas dan hanya
berselang kurang dari sebulan bahkan kurang dari seminggu pihak kepolisian
sudah mampu mengungkap identitasnya yang akan mengarahkan penyelidikan
pada sebab, waktu, serta perkiraan cara kematian. Paling penting dapat
digunakan sebagai petunjuk untuk mencari pelakunya jika itu merupakan suatu
tindak kriminal. Semakin pesatnya perkembangan teknologi memungkinkan
polisi mampu memecahkan suatu kasus lebih cepat, ini dikarenakan penerapan
teknologi DNA atau deoxyribonucleic acid merupakan asam nukleat yang
menyusun informasi genetis pada makhluk hidup. DNA terdapat sebagai rantai
ganda (double helix) yang sangat panjang, mengandung potongan-potongan
gen sebagai satuan terkecil pengendali sifat dan ciri morfologi seperti warna
kulit, jenis rambut, bentuk jari dan sifat-sifat khusus pada manusia.
Ilmu-ilmu yang menunjang ilmu forensik adalah ilmu kedokteran,
farmasi, kimia, biologi, fisika, dan psikologi. Sedangkan kriminalistik
merupakan cabang dari ilmu forensik. Cabang-cabang ilmu forensik lainnya
adalah: kedokteran forensik, toksikologi forensik, odontologi forensik, psikiatri
forensik, entomologi forensik, antrofologi forensik, balistik forensik, fotografi
forensik, dan serologi / biologi molekuler forensik. Biologi molekuler forensik
lebih dikenal dengan ” DNA-forensic”.
1. Criminalistics
Adalah subdivisi dari ilmu forensik yang menganalisa dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan bukti-bukti biologis, bukti
jejak, bukti cetakan (seperti sidik jari, jejak sepatu, dan jejak ban mobil),
controlled substances (zat-zat kimia yang dilarang oleh pemerintah karena
9. 5
bisa menimbulkan potensi penyalahgunaan atau ketagihan), ilmu balistik
(pemeriksaan senjata api) dan bukti-bukti lainnya yang ditemukan pada
TKP. Biasanya, bukti-bukti tersebut diproses didalam sebuah laboratorium
(crime lab).
Pakar kriminalistik adalah tentunya seorang ilmuwan forensik yang
bertanggung jawab terhadap pengujian (analisis) berbagai jenis bukti fisik,
dia melakukan indentifikasi kuantifikasi dan dokumentasi dari bukti-bukti
fisik. Dari hasil analisisnya kemudian dievaluasi, diinterpretasi dan dibuat
sebagai laporan (keterangan ahli) dalam atau untuk kepentingan hukum atau
peradilan (Eckert 1980).
Kriminalistik memiliki berbagai spesilisasi, seperti analisis
(pengujian) senjata api dan bahan peledak, pengujian perkakas (”toolmark
examination”), pemeriksaan dokumen,pemeriksaan biologis (termasuk
analisis serologi atau DNA), analisis fisika, analisiskimia, analisis tanah,
pemeriksaan sidik jari laten, analisis suara, analisis bukti impresidan
identifikasi.
2. Kedokteran Forensik
Kedokteran forensik adalah penerapan atau pemanfaatan ilmu
kedokteran untuk kepentingan penegakan hukum dan pengadilan.
Kedokteran forensik mempelajari halikhwal manusia atau organ manusia
dengan kaitannya peristiwa kejahatan.Di Inggris kedokteran forensik
pertama kali dikenal dengan ”Coroner ”. Seorang coroner adalah seorang
dokter yang bertugas melalukan pemeriksaan jenasah, melakukanotopsi
mediko legal apabila diperlukan, melakukan penyidikan dan penelitian
semua kematian yang terjadi karena kekerasan, kemudian melalukan
penyidikan untuk menentukan sifat kematian tersebut.
Dalam prakteknya kedokteran forensik tidak dapat dipisahkan dengan
bidang ilmu yang lainnya seperti toksikologi forensik, serologi / biologi
molekuler forensik, odontologi forensik dan juga dengan bidang ilmu
lainnya.
10. 6
3. Forensic Anthropology
Forensik Anthropology adalah subdivisi dari ilmu forensik yang
menerapkan ilmu antropologi fisik (yang mana dalam arti khusus adalah
bagian dari ilmu antropologi yang mencoba menelusuri pengertian tentang
sejarah terjadinya beraneka ragam manusia dipandang dari sudut ciri-ciri
tubuhnya) dan juga menerapkan ilmu osteologi (yang merupakan ilmu
anatomi dalam bidang kedokteran yang mempelajari tentang struktur dan
bentuk tulang khususnya anatomi tulang manusia) dalam menganalisa dan
melakukan pengenalan terhadap bukti-bukti yang ada (contoh penerapan
dari ilmu forensik ini adalah misalnya melakukan pengenalan terhadap
tubuh mayat yang sudah membusuk, terbakar, dimutilasi atau yang sudah
tidak dapat dikenali).
4. Digital Forensic yang juga dikenal dengan nama Computer Forensic
Digital forensik adalah salah satu subdivisi dari ilmu forensik yang
melakukan pemeriksaan dan menganalisa bukti legal yang ditemui pada
komputer dan media penyimpanan digital, misalnya seperti flash disk, hard
disk, CD-ROM, pesan email, gambar, atau bahkan sederetan paket atau
informasi yang berpindah dalam suatu jaringan komputer.
5. Forensic Enthomology
Forensik enthomology adalah aplikasi ilmu serangga untuk
kepentingan hal-hal kriminal terutama yang berkaitan dengan kasus
kematian. Entomologi forensik mengevaluasi aktifitas serangga dengan
berbagai teknik untuk membantu memperkirakan saat kematian dan
menentukan apakah jaringan tubuh atau mayat telah dipindah dari suatu
lokasi ke lokasi lain. Entomologi tidak hanya bergelut dengan biologi dan
histologi artropoda, namun saat ini entomologi dalam metode-metodenya
juga menggeluti ilmu lain seperti kimia dan genetika. Dengan penggunaan
pemeriksaan dan pengidentifikasi DNA pada tubuh serangga dalam
entomologi forensik, maka kemungkinan deteksi akan semakin besar seperti
11. 7
akan memungkinkan untuk mengidentifikasi jaringan tubuh atau mayat
seseorang melalui serangga yang ditemukan pada tempat kejadian perkara.
6. Forensic Archaeology
Forensic archeology adalah ilmu forensik yang merupakan aplikasi
dari prinsip-prinsip arkeologi, teknik-teknik dan juga metodologi-
metodologi yang legal / sah. Arkeolog biasanya dipekerjakan oleh polisi
atau lembaga-lembaga hukum yang ada untuk membantu menemukan,
menggali bukti-bukti yang sudah terkubur pada tempat kejadian perkara.
7. Forensic Pathology
Forensik patologi adalah cabang dari ilmu forensik yang berkaitan
dengan mencari penyebab kematian berdasarkan pemeriksaan pada mayat
(otopsi). Ahli patologi secara khusus memusatkan perhatian pada posisi
jenazah korban, bekas-bekas luka yang tampak, dan setiap bukti material
yang terdapat di sekitar korban, atau segala sesuatu yang mungkin bisa
memberikan petunjuk awal mengenai waktu dan sebab-sebab kematian.
Gambar 2. Forensik Enthomology
Gambar 3. Forensik Archaeology
12. 8
8. Forensic Psychiatry dan Psychology
Adalah ilmu forensik yang menyangkut keadaan mental tersangka
atau para pihak dalam perkara perdata. Ilmu forensik sangat dibutuhkan jika
di dalam suatu kasus kita menemukan orang yang pura-pura sakit, anti
sosial, pemerkosa, pembunuh, dan masalah yang menyangkut seksual
lainnya seperti homoseksual, waria, operasi ganti kelamin, pedofilia, dan
maniak.
9. Forensic Toxicology
Adalah penggunaan ilmu toksikologi dan ilmu-ilmu lainnya seperti
analisis kimia, ilmu farmasi dan kimia klinis untuk membantu penyelidikan
terhadap kasus kematian, keracunan, dan penggunaan obat-obat terlarang.
Fokus utama pada forensik toksikologi bukan pada hasil dari investigasi
toksikologi itu sendiri, melainkan teknologi atau teknik-teknik yang
digunakan untuk mendapatkan dan memperkirakan hasil tersebut.
B. Komponen yang Terdapat pada Teknologi Forensik
Dahulu kala, para peneliti menyatakan bahwa materi genetik berada di
dalam struktur yang disebut kromosom dalam inti sel (nukleus). Pada tahun
1927, Griffith dan Avery mengungkapkan bahwa bakteri memiliki suatu
senyawa mengekspresikan sifat-sifat yang berbeda tetapi belum mengetahui
dengan jelas penyebabnya. Penelitian lebih lanjut oleh Avery, MacLeod, dan
McCarthy pada tahun 1944 menunjukkan bahwa perbedaan ekspresi sifat
tersebut karena struktur seperti tangga, terdiri dari dua pita yang berlawanan
arah, yang akhirnya dikenal dengan DNA. Penemuan struktur DNA oleh James
Watson dan Francis Crick pada tahun 1953 merupakan temuan penting dalam
perkembangan genetika di dunia. Model struktur DNA hasil analisis Watson
dan Crick mampu menjelaskan bagaimana DNA membawa informasi genetis
sebagai cetak biru (blueprint) yang dapat dicopy dan diperbanyak saat sel
membelah sehingga sel-sel baru juga mengandung informasi genetis yang
13. 9
sama. Inilah mengapa sifat dan ciri fisik seseorang berasal dari pewarisan
orang tua dan nantinya akan diturunkan ke anak cucunya.
Terjadinya pewarisan sifat dari kedua orang tua, ayah dan ibu ke anak
turunannya adalah akibat terjadinya peleburan kromosom dari sel sperma dan
sel telur. Masing-masing sel kelamin memiliki 22 autosom dan satu gonosom
yaitu X atau Y. Peleburan dua set sel kelamin sekaligus menyatukan kromosom
pada sel sperma dan sel telur. Sel telur yang telah dibuahi, bakal calon anak
atau zigot, mengandung dua set gen dalam kromosom dengan demikian untuk
setiap pasangan kromosom yang bersesuaian, kita mewarisi satu kromosom
dari ayah dan satu kromosom dari ibu. Ini menjelaskan mengapa ada sifat dan
karakter tubuh kita yang mirip ayah dan di sisi lain ada sifat dan karakter tubuh
kita yang mirip ibu (Griffiths dkk., 1996). Sepanjang pita DNA berisi struktur
yang terdiri dari gula pentosa (deoksiribosa), gugus fosfat dan basa nitrogen,
bersusun membentuk rantai panjang dan berpasangan secara teratur seperti
terlihat pada gambar 2.
Semua kandungan DNA yang ada pada sel dinamakan genom. Genom
manusia terdiri dari genom inti sel (nukleus) dan genom mitokondria. Genom
mitokondria (ekstranuklear), mengandung lebih banyak kromosom, sehingga
jika pada kromosom inti, masing-masing hanya terdiri dari 2 copy, maka
kromosom mitokondria tersusun dari ribuan copy. Penyakit yang disebabkan
oleh mutasi pada gen di dalam mitokondria biasanya diwariskan dari ibu ke
Gambar 4. DNA double helix dan rantai tunggal DNA
14. 10
anak karena mitokondria seorang manusia adalah hasil pewarisan dari ibu. Hal
ini disebabkan mitokondria lebih banyak ditemukan di dalam sel telur daripada
sperma. Setelah fertilisasi mitokondria dari spermatozoa juga akan mati
sehingga hanya meninggalkan mitokondria dari sel telur.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sampel untuk analisis DNA
dapat diperoleh dari berbagai jaringan, seperti bagian tulang, darah, sperma,
dan sebagainya. Setiap jenis sampel yang berbeda mempunyai teknik
penyiapan sampel yang berbeda dan teknik isolasi DNA yang berbeda pula.
Beberapa teknik pengambilan sampel dan isolasi sebagai berikut:
1. Tulang
Pertama, hancurkan tulang sampai berupa bubukan halus dan mesin
bor dengan kecepatan tertentu sehingga diperoleh bubukan tulang berukuran
100 µm.
Gambar 5. Genom dan kromosom pada manusia
Gambar 6. Penghancuran tulang dengan mesin bor
15. 11
Dekalsifikasi 1gr bubuk tulang dengan 10 ml EDTA 0,5 M (pH 7,5),
selanjutnya divorteks, diinkubasi pada suhu 56ºC dalam alat ultrasonik
selama 2 jam. Proses tersebut dipantau dengan menambahkan larutan
amonium oksalat pH 3.0 jenuh dan proses dihentikan setelahlarutan jernih.
Kedua, DNA diisolasi dari tulang yang didekalsifikasi menggunakan 4
metode, yaitu metode Maxim (Silika/guanidium tiosianat), peranti DNAZol,
pirant Ready AMP, dan ekstraksi menggunakan garam dapur NaCl. ketiga,
dilakukan visualisasi DNA pada gel agarosa konvensional menggunakan
metode pengecatan perak dan perancangan primer menggunakan perangkat
lunak.
2. Jaringan
Sejumlah kecil contoh jaringan (=1.0-mm persegi) dimasukkan ke
dalam tabung Eppendorf yang berisi 500 larutan 5% chelex (berat/ vol dlm
H20) dan dihancurkan dengan ujung pipet. Sampel ini kemudian diputar
(divortex) selama 1 menit, dan diinkubasikan pada suhu 56C selama 15
menit. Vortex kembali selama 1 menit, dan panaskan pada suhu 95C selama
10 menit. Sekali lagi dilakukan pemusingan (vortex) selama1 menit, dan
disentrifus pada kecepatan 12,000g selama 3 menit. Supernatan yang
diperoleh (sekitar15 µl) siap digunakan untuk PCR.
3. Darah dan Bercak darah
Darah yang diambil adalah darah vena. Darah diambil minimal 2 ml
dengan menggunakan antikoagulan EDTA. EDTA akan menjaga agar DNA
tidak terjadi degradasikarena DNAse akan dinonaktifkan.
Tahapan isolasi DNA menggunakan darah adalah pemisahan sel darah
putih dengan darah yang memiliki komponen-komponen lengkap, tahap
purifikasi bertujuan untuk membersihkan sel darah putih dari zat-zat lainnya,
tahap selanjutnya dalah presipitasi dilakukan dengan cara meneteskan
larutan presipitasi protein dan kemudian divortex yang bertujuan untuk
16. 12
menghomogenkan larutan. Langkah akhirnya adalah pemberian tris-EDTA
yang bertujuan untuk melarutkan kembali DNA untuk dipreservasi.
4. Sperma dan bercak sperma
Salah satu cara pengambilan langsung sperma adalah dengan secara
fisik memisahkan sel-sel sperma pelaku dari sel-sel epitel korban. Sel-sel
sperma dapat dikumpulkan dalam partikel-partikel magnetik atau butiran-
butiran yang dapat dilapisi dengan antibodi khusus untuk protein sperma.
Butiran-butiran tersebut kemudian dibersihkan untuk menyingkirkan sel-sel
epitel korban. Akhirnya, sperma yang telah dimurnikan tersebut dimasukan
ke dalam reaksi PCR untuk menghasilkan profil DNA pelaku. Cara ini
sangat tergantung dari keutuhan sel sperma, yang sulit didapatkan pada
kasus dengan bukti kekerasan seksual yang sudah lama.
C. Mekanisme Teknologi Forensik
1. DNA Fingerprint
Kita tahu bahwa setiap manusia memiliki gen bawaan yang unik.
Struktur kimia DNA pada manusia selalu sama, tetapi pasangan basa
kromosomnya yang berbeda satu sama lain. Kita tahu bahwa setiap sel
mengandung duplikasi atau copy DNA yang mendefinisikan organisme
secara keseluruhan, meskipun setiap sel memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Ada dua aspek DNA yang digunakan dalam DNA fingerprint yaitu, didalam
satu individu terdapat DNA yang seragam dan variasi genetik terdapat di
antara individu dan membuat pembacaan sidik jari menjadi mungkin.
Karena setiap sel didalam tubuh membagi DNA yang sama.
Gambar 7. Sidik jari manusia
17. 13
DNA fingerprint adalah teknik untuk mengidentifikasi seseorang
berdasarkan pada profil DNA nya. DNA fingerprint yang merupakan
gambaran pola potongan DNA dari setiap individu karena setiap individu
mempunyai DNA fingerprint yang berbeda, maka dalam kasus forensik info
ini bisa digunakan sebagai bukti kuat kejahatan di sidang pengadilan.
DNA fingerprint adalah salah satu teknik biologi molekuler penanda
genetik yang dipakai untuk pengujian terhadap materi profil DNA, yaitu
sehimpunan data yang menggambarkan susunan DNA yang dianggap khas
untuk individu yang menjadi sampelnya.
DNA Fingerprint yang pertama kali diadopsi pada 1985 oleh Alec
Jeffreys dari Oxford University. Penemuan Jeffrey ini dapat memberikan
metode baru yang dapat mengungkap karakteristik dari masing-masing
orang, dengan penanda gennya karena dalam setiap tubuh manusia, binatang,
serta tanaman, dan mikroorganisme, terdapat sebuah struktur DNA yang
unik.
Penggunaan DNA untuk pembuktian kasus kriminal pertama kali
dilakukan pada tahun 1987, dalam sebuah kasus pemerkosaan di Inggris.Di
Indonesia, istilah DNA fingerprint mulai mencuat sebagai cara identifikasi
forensik setelah terjadi rentetan peristiwa peledakan bom di tanah air,
Gambar 8. DNA fingerprint
18. 14
seperti kasus bom Bali, bom JW Marriot, peledakan bom di depan Kedubes
Australia dan lain-lain.
DNA yang biasa digunakan dalam tes adalah DNA mitokondria dan
DNA inti sel. DNA yang paling akurat untuk tes adalah DNA inti sel karena
inti sel tidak bisa berubah sedangkan DNA dalam mitokondria dapat
berubah karena berasal dari garis keturunan ibu, yang dapat berubah seiring
dengan perkawinan keturunannya.
Kasus-kasus kriminal, penggunaan kedua tes DNA di atas, bergantung
pada barang bukti apa yang ditemukan di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Seperti jika ditemukan puntung rokok, maka yang diperiksa adalah DNA
inti sel yang terdapat dalam epitel bibir karena ketika rokok dihisap dalam
mulut, epitel dalam bibir ada yang tertinggal di puntung rokok. Epitel ini
masih menggandung unsur DNA yang dapat dilacak. Misalnya dalam kasus
korban ledakan bom, serpihan tubuh para korban yang sulit dikenali diambil
sekuens genetikanya. Bentuk sidik DNA berupa garis-garis yang mirip
seperti bar-code dikemasan makanan atau minuman. Membandingkan kode
garis-garis DNA, antara 30 sampai 100 sekuens rantai kode genetika,
dengan DNA anggota keluarga terdekatnya, biasanya ayah atau saudara
kandungnya, maka identifikasi korban forensik atau kecelakaan yang hancur
masih dapat dilacak. Untuk kasus pemerkosaan diperiksa spermanya tetapi
yang lebih utama adalah kepala spermatozoanya yang terdapat DNA inti sel
di dalamnya. Jika di TKP ditemukan satu helai rambut maka sampel ini
Gambar 9. DNA mitokondria (kiri) dan DNA inti sel (kanan)
19. 15
dapat diperiksa asal ada akarnya. Namun untuk DNA mitokondria tidak
harus ada akar, cukup potongan rambut karena diketahui bahwa pada ujung
rambut terdapat DNA mitokondria sedangkan akar rambut terdapat DNA
inti sel (Lutfig and Richey, 2000).
Teknologi DNA memiliki keunggulan mencolok dalam hal potensi
diskriminasinya dan sensitifitasnya maka tes sidik DNA menjadi pilihan
dalam penyelidikan kasus-kasus forensik dibanding teknologi konvensional
seperti serologi dan elektroforesis. Kedua tes ini hanya mampu menganalisis
perbedaan ekspresi protein dan membutuhkan sampel dengan jumlah relatif
besar. Tes sidik DNA sebaliknya hanya membutuhkan sampel yang relatif
sedikit. Metode Southern Blots misalnya sudah mampu menedeteksi loki
polimorfisme dengan materi DNA sekecil 60 nanogram, sedangkan metode
Polymerase Chain Reaction (PCR) hanya memerlukan DNA sejumlah
beberapa nanogram saja. Pada kasus kriminal dengan jumlah sampel barang
bukti yang diambil di TKP sangat kecil dan kemungkinan mengalami
degradasi maka metode yang cocok dan sensitif adalah PCR (Marks dkk.
1996). Adapun jenis-jenis analisa DNA yang dapat dilakukan pada tes DNA
fingerprint adalah sebagai berikut:
a. Restriction Fragment Length Polymorphism (RFLP)
Pada prinsipnya, RFLP merupakan semua mutasi yang
menghilangkan atau menciptakan sekuen rekognisi baru bagi enzim
restriksi. Penyisipan (inersi), penghilangan (delesi), maupun subtitusi
nukleotida yang terjadi pada daerahrekognisi suatu enzim restriksi
menyebabkan tidak lagi dikenalinya situspemotongan enzim restriksi dan
terjadinya perbedaan pola pemotogan DNA.
Teknik pertama yang digunakan analisa DNA dalam bidang
forensik adalah RFLP. Polimorfisme yang dinamakan Restriction
Fragment Leght Polymorphism (RFLP) adalah suatu polimorfisme DNA
yang terjadi akibat variasi panjang fragmen DNAsetelah dipotong dengan
enzim retriksi tertentu menjadi fragmen Variable Number OfTandem
20. 16
Repeat (VNTR). Teknik ini dilakukan dengan memanfaatkan suatu
enzim restriksi yang mampu mengenal urutan basa tertentu dan
memotong DNA (biasanya 4-6 urutan basa).
Enzim restriksi ini dihasilkan oleh bakteri dan dinamakan menurut
spesies bakteri yang menghasilkannya. Enzim yang berbeda memiliki
recognition sequence yang berbeda sehingga panjang segmen tersebut
bervariasi pada tiap orang, hal ini disebabkankarena titik potong enzim
yang berbeda dan panjang segmen antara titik potong juga berbeda.
Analisa yang dihasilkan adalah variasi pada panjang fragmen DNA
yang telah ditentukan. Setelah selesai, pola RFLP tampak seperti kode
batang (bar code) Saat membandingkan hasil analisa dua sampel, pola
batang pada autoradiograf dibandingkan untuk menentukan apakah kedua
sampel tersebut berasal dari sumber yang sama.
Gambar 10. Restriction Fragment Length Polymorphism (RFLP)
21. 17
Proses pada teknik RFLP diawali dengan proses pemotongan
dengan menggunakan enzim restriksi tertentu menjadi segmen-segmen
yang berbeda. Kemudian dengan menggunakan gel yang dialiri arus
listrik, potongan DNA diurutkan berdasarkan panjangnya. Proses ini
dinamakan electroforensis dan prinsip pada proses in adalah potongan
DNA yang lebih pendek bergerak lebih cepat daripada yang lebih
panjang.
Kemudian dengan menggunakan fragmen pendek DNA (DNA
probe) yang mengandung petanda radioaktif maka akan dideteksi DNA
yang berasal dari lokasi pada genome yang memiliki ciri yang jelas dan
sangat polimorfik. Pada proses ini DNA probe akan berikatan dengan
potongan DNA rantai tunggal dan membentuk DNA rantai ganda pada
bahan nilon. DNA probe yang tidak berikatan akan dicuci. Membran
nilon yang berisi potongan DNA yang telah ditandai dengan DNA probe
selanjutnya ditransfer pada selembar film X-ray. Pada proses ini akan
tampak hasil berupa kode batang yang disebut autorad. Pola inilah yang
dibandingkan untuk mengetahui apakah kedua sampel bersal dari sumber
yang sama.
b. Polymerase Chain Reaction (PCR)
Metode PCR adalah suatu metode untuk memperbanyak DNA
template tertentu dengan enzim polymerase DNA.
Gambar 11. Polymerase Chain Reaction (PCR)
22. 18
Reaksi teknik ini didesain seperti meniru penggandaan atau
replikasi DNA yang terjadi dalam makhluk hidup, hanya pada segmen
tertentu dengan bantuan enzim DNA polymerase sebanyak 20 hingga 40
siklus (umumnya 30 siklus), dengan tingkat akurasi yang tinggi. Proses
yang terjadi pada teknik ini serupa dengan cara DNA
memperbanyak jumlahnya dalam sel. Ada tiga tahap yang dilakukan di
laboratorium yaitu:
1) Denaturation
Denaturation yaitu dengan memanaskan segmen atau urutan
DNArantai ganda pada suhu 96º, sehingga DNA rantai ganda akan
memisah menjadi rantai tunggal.
2) Annealing atau Hybridization
Pada proses ini setiap rantai tunggal tersebut dipersiapkan dengan cara
mengikatkannya dengan DNA primer.Tahap ini dilakukan dengan
menurunkan suhu hingga ke kisaran 40-60ºC selama 20-40detik.
3) Extension atau Elongasi
Pada tahap ini, DNA polymerase ditambahkan dan dilakukan
peningkatan suhu ke kisaran suhu kerja optimum enzim DNA
polymerase, yaitu suhu 70-72ºC. Kemudian, DNA polymerase akan
memasangkan dNTP yang sesuai dengan pasangannya, dilanjutkan
dengan proses replikasi. Enzim akan memperpanjang rantai baru ini
hingga ke ujung dan lamanya waktu ekstensi bergantung pada panjang
daerah yang akan diamplifikasi.
c. Short Tandem Repeats
STRs (Short Tandem Repeat) adalah suatu istilah genetik yang
digunakan untuk menggambarkan urutan DNA pendek (2-5 pasangan
basa) yang diulang. Genome setiap manusia mengandung ratusan STRs.
Metode ini paling banyak dikembangkan karena metode ini cepat,
otomatis dan memiliki kekuatan diskriminasi yang tinggi. Dengan
metode STRs dapat memeriksa sampel DNA yang rusak atau dibawah
23. 19
standar karena ukuran fragmen DNA yang diperbanyak oleh PCR hanya
berkisar antara 200 - 500 pasangan basa.
Selain itu pada metode ini dapat dilakukan pemeriksaan pada setiap
lokus yang memiliki tingkat polimorfisme sedang dengan memeriksa
banyak lokus dalam waktu bersamaan. Teknik yang digunakan adalah
multiplexing yaitu dengan memeriksa banyak lokus dan berbeda pada
satu tabung. Dengan cara ini dapat menghemat waktu dan menghemat
sampel. Analisis pada teknik ini didasarkan pada perbedaan urutan basa
STRs dan perbedaan panjang atau pengulangan basa STRs.
2. Analisa Hasil Tes DNA Fingerprint
Analisis DNA untuk tes paternitas meliputi beberapa tahap yaitu tahap
pengambilan spesimen, tahap proses laboratorium, tahap perhitungan
statistik dan pengambilan kesimpulan. Untuk metode tes DNA di Indonesia,
masih memanfaatkan metode elektroforesis DNA. Intrepretasi hasilnya
adalah dengan cara menganalisa pola DNA menggunakan marka STR (short
tandem repeats). STR adalah lokus DNA yang tersusun atas pengulangan 2-
6 basa. Dalam genom manusia dapat ditemukan pengulangan basa yang
bervariasi jumlah dan jenisnya. Dengan menganalisa STR ini, maka DNA
tersebut dapat diprofilkan dan dibandingkan dengan sampel DNA terduga
lainnya.
Gambar 12. Short tandem repeats
24. 20
Ketika sampel DNA yang telah dimurnikan dimasukkan ke dalam
mesin PCR sebagai tahapan amplifikasi, maka hasil akhirnya berupa copy
urutan DNA lengkap dari DNA sampel. Selanjutnya copy urutan DNA ini
akan dikarakterisasi dengan elektroforesis untuk melihat pola pitanya.
Karena urutan DNA setiap orang berbeda, maka jumlah dan lokasi pita
DNA (pola elektroforesis) setiap individu akan berbeda juga. Pola pita
inilah yang disebut DNA sidik jari(DNA finger print) yang akan dianalisa
pola STR nya. Tahap terakhir adalah DNA berada dalamt ahapan typing,
proses ini dimaksudkan untuk memperoleh tipe DNA. Mesin PCR akan
membaca data-data DNA dan menampilkannya dalam bentuk angka-angka
dan gambar-gambar identifikasi DNA. Penetapan hasil tes DNA ini
dilakukan mencocokkan tipe DNA korban dengan tipe DNA pihak
tercurigai atau dengan tipe DNA yang telah tersedia dalam data base.Jika
dari pembacaan, diperoleh tingkat homolog melebihi ambang yang
ditetapkan (misal 90%),maka dapat dipastikan korban adalah kerabat pihak
tercurigai.
Adapun beberapa tahap analisa DNA fingerprint adalah sebagai
berikut:
a. Isolasi DNA
Sistematika ini dimulai dari proses pengambilan sampel. Setelah
sampel didapat dari bagian tubuh tertentu, DNA fingerprint dimulai
dengan isolasi DNA, kemudian sampel DNA diamplifikasi dengan
menggunakan PCR.
Gambar 13. Isolasi DNA
25. 21
Bahan kimia yang digunakan untuk isolasi adalah
Phenolchloroform dan Chilex. Phenolchloroform digunakan untuk isolasi
darah yang berbentuk cairan, sedangkan chilex digunakan untuk isolasi
barang bukti berupa rambut.
b. Memotong, mengukur dan mensortir
Enzim yang khusus disebut enzim restriksi digunakan untuk
memotong bagian-bagian tertentu. Misalnya enzim Eco Ri, yang
ditemukan dalam bakteri akan memotong DNA yang mempunyai sequen
GAATT. Potongan DNA disortir menurut ukuran dengan teknik
penyaringan disebut elektrophoresis. Potongan DNA dilewatkan gel yang
dibuat dari agarose Teknik ini untuk memisahkan pita-pita menurut berat
molekulnya.
c. Transfer DNA ke membran nilon
Distribusi potongan DNA ditransfer pada sehelai nylon dengan
menempatkan membran nylon diatas gel dan direndam selama 1 malam.
d. Probing
Dengan menambahkan radioaktif atau pewarna probe pada sehelai
membran nylon menghasilkan DNA fingerprint, Setiap probe seperti
batang pendek (pita) hanya 1 atau 2 tempat yang khas pada helaian
membran nylon tersebut.
26. 22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teknologi Forensik merupakan aplikasi dari disiplin ilmu kedokteran
maupun ilmu-ilmu lain yang terkait dalam suatu penyelidikan untuk
memperoleh data-data dalam mengungkap kasus kriminal baik itu data post
mortem berdasar pemeriksaan mayat maupun data dari pemeriksaan kasus
hidup seperti perkosaan, pelecehan seksual dan sebagainya.
Komponen yang terdapat dalam teknologi forensik ini adalah DNA.
DNA membawa informasi genetis sebagai cetak biru (blueprint) yang dapat
dicopy dan diperbanyak saat sel membelah sehingga sel-sel baru juga
mengandung informasi genetis yang sama. Sampel untuk analisis DNA dapat
diperoleh dari berbagai jaringan, seperti bagian tulang, darah, sperma, dan
sebagainya.
DNA fingerprint adalah teknik untuk mengidentifikasi seseorang
berdasarkan pada profil DNA nya yang merupakan gambaran pola potongan
DNA dari setiap individu karena setiap individu mempunyai DNA fingerprint
yang berbeda. Adapun jenis-jenis analisa DNA yang dapat dilakukan pada tes
DNA fingerprint adalah sebagai berikut:
1. Restriction Fragment Length Polymorphism (RFLP), merupakan semua
mutasi yang menghilangkan atau menciptakan sekuen rekognisi baru bagi
enzim restriksi
2. Polymerase Chain Reaction (PCR), adalah suatu metode
untuk memperbanyak DNA template tertentu dengan enzim polymerase
DNA.
3. STRs (Short Tandem Repeat) adalah suatu istilah genetik yang digunakan
untuk menggambarkan urutan DNA pendek (2-5 pasangan basa) yang
diulang.
27. 23
Analisis DNA untuk tes paternitas meliputi beberapa tahap yaitu tahap
pengambilan spesimen, tahap proses laboratorium, tahap perhitungan statistik
dan pengambilan kesimpulan.
Adapun beberapa tahap analisa DNA fingerprint adalah sebagai berikut:
1. Isolasi DNA
2. Memotong, mengukur dan mensortir
3. Transfer DNA ke membran nilon
4. Probing
B. Saran
Dengan adanya pemaparan mengenai teknologi forensik yang telah
diuraikan, diharapkan dapat lebih meningkatkan pengetahuan mengenai mata
kuliah Bioteknologi.
28. 24
DAFTAR PUSTAKA
Kartika Ratna Pertiwi dan Paramita Cahyaningrum. 2012. Buku ajar mata kuliah
Genetika. Yogyakarta. Jurdik Biologi FMIPA UNY
Munim, Abdul. 2008. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Kharisma.
Yeni W. Hartati, Iman P. Maksum. 2004. Amplifikasi 0,4 Kb Daerah D-Loop
DNA Mitokondria Dari Sel Epitel Rongga Mulut Untuk
Keperluan Forensik. Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas
Padjadjaran. Hasil Penelitian. Tidak dipublikasi
http://arisbio.blogspot.co.id/2008/10/bioteknologi-dalam-bidang-forensik.html
https://raldorasuh.wordpress.com/2013/03/18/bioteknologi-pertanian/
https://id.scribd.com/document/331155126/Mekanisme-teknologi-forensik