DOWNLOAD MATERI BIOLOGI SISTEM PERNAPASAN KELAS X IPA GRATIS
JANGAN LUPA LIKE SHARE DAN KOMENTAR YA
DAPATKAN JUGA MATERI SBMPTN LAINNYA DENGAN JOIN KE BLOG KAMI ZONA-SBMPTN.BLOGSPOT.COM UNTUK UPDATE MATERI LAINNYA
SELAMAT BELAJAR DAN SEMANGAT !!!!
DOWNLOAD MATERI BIOLOGI SISTEM PERNAPASAN KELAS X IPA GRATIS
JANGAN LUPA LIKE SHARE DAN KOMENTAR YA
DAPATKAN JUGA MATERI SBMPTN LAINNYA DENGAN JOIN KE BLOG KAMI ZONA-SBMPTN.BLOGSPOT.COM UNTUK UPDATE MATERI LAINNYA
SELAMAT BELAJAR DAN SEMANGAT !!!!
materi IPA kls 9 SMP tentang sistem reproduksi pada manusia yang dibuat secara ringkas untuk materi pelengkap mengajar bagi bapak dan ibu guru, semoga berguna...
pencernaan adalah proses pengolahan bahan makanan menjadi zat-zat yang dibutuhkan tubuh dengan melibatkan organ-organ pencernaan, mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan berahir di saluran pembuangan.
LKPD Uji Kandungan Nutrisi Pada Bahan Makanan Secara SederhanaRully Novida
Panduan bagi peserta didik untuk melakukan praktikum uji kandungan karbohidrat dan lemak dalam bahan makanan dengan menggunakan bahan-bahan yang sederhana.
Dalam masa pandemi covid 19 saat ini. Kegiatan pembelajaran tentunya mendapat banyak tantangan. salah satu nya bagaimana mengadakan praktikum pembelajaran IPA jika peserta didik tidak bisa datang ke laboratorium sekolah. Nah LKPD ini dapat menjadi panduan bagi guru dan peserta didik, untuk tetap dapat melakukan praktikum pembelajaran ipa meskipun dalam keterbatasan karena harus #dirumahaja.
Tetap semangat mengajar wahai bapak ibu guru.
Tetap semangat belajar anak-anakku peserta didik.
Semoga pandemi ini lekas berlalu dan semua kembali normal yang sesungguhnya.
Powerpoint ini berisi tentang sistem pencernaan manusia. Mulai dari struktur, fungsi, anatomi, fisiologi, serta kelainan pada sistem pencernaan. Dilengkapi dengan gambar organ-organ 3d sehingga memudahkan untuk belajar.
materi IPA kls 9 SMP tentang sistem reproduksi pada manusia yang dibuat secara ringkas untuk materi pelengkap mengajar bagi bapak dan ibu guru, semoga berguna...
pencernaan adalah proses pengolahan bahan makanan menjadi zat-zat yang dibutuhkan tubuh dengan melibatkan organ-organ pencernaan, mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan berahir di saluran pembuangan.
LKPD Uji Kandungan Nutrisi Pada Bahan Makanan Secara SederhanaRully Novida
Panduan bagi peserta didik untuk melakukan praktikum uji kandungan karbohidrat dan lemak dalam bahan makanan dengan menggunakan bahan-bahan yang sederhana.
Dalam masa pandemi covid 19 saat ini. Kegiatan pembelajaran tentunya mendapat banyak tantangan. salah satu nya bagaimana mengadakan praktikum pembelajaran IPA jika peserta didik tidak bisa datang ke laboratorium sekolah. Nah LKPD ini dapat menjadi panduan bagi guru dan peserta didik, untuk tetap dapat melakukan praktikum pembelajaran ipa meskipun dalam keterbatasan karena harus #dirumahaja.
Tetap semangat mengajar wahai bapak ibu guru.
Tetap semangat belajar anak-anakku peserta didik.
Semoga pandemi ini lekas berlalu dan semua kembali normal yang sesungguhnya.
Powerpoint ini berisi tentang sistem pencernaan manusia. Mulai dari struktur, fungsi, anatomi, fisiologi, serta kelainan pada sistem pencernaan. Dilengkapi dengan gambar organ-organ 3d sehingga memudahkan untuk belajar.
Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan RhesusDewi Fitriani
pembelajaran transfusi darah..
materi pemeriksaan golongan darah dilakukan praktikan dengan menggunakan metode tabung.
dimana siswa melakukan pemeriksaan dengan menggunakan eritrosit pekat yang sudah dilakukan pengenceran yaitu 2% dan 5%.
untuk kemudian dilakukan tindakan selanjutnya sebagai tahap pencocokan tipe golongan darah transfusi.
Golongan darah adalah sistem klasifikasi yang mengkategorikan darah berdasarkan ada tidaknya antigen dan antibodi tertentu di dalam darah. Sistem golongan darah yang paling umum adalah ABO dan Rh. Sistem ABO mengklasifikasikan darah menjadi empat kelompok: A, B, AB, dan O, berdasarkan ada tidaknya dua antigen (A dan B) pada permukaan sel darah merah. Sistem Rh mengklasifikasikan darah sebagai Rh-positif atau Rh-negatif berdasarkan ada tidaknya antigen lain yang disebut D.
1. Anggota Kelompok 2 :
1. Atika Dwi Saputri (5)
2. Fadhli Shohibul Wafa (14)
3. Hilda Novia Mandasari (18)
4. Lola Audia Putri (21)
5. Mochamad Rolan (23)
6. Septian Nur Hidayat (30)
Kelas : XII IPA 6
Tanggal : Senin, 31 Januari 2022
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
GOLONGAN DARAH
Bacalah dengan seksama informasi berikut!
GOLONGAN DARAH
Golongan darah dikelompokan berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada
permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis
karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah tersebut. Dua jenis
penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan sistem ABO dan sistem Rhesus
(faktor Rh) yang ditemukan oleh Ilmuwan asal Austria, Karl Landsteiner. Kedua sistem ini dapat
sangat membantu jika Anda ingin melakukan transfusi darah.
Antigen yang menjadi pembeda golongan darah terletak pada permukaan membran sel darah
merah (Gambar 1). Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada
permukaan membran sel darah merah tersebut. Jika sel dengan antigen yang berlawanan masuk ke
dalam tubuh, maka sistem kekebalan tubuh akan memulai perlawanan terhadap sel yang dianggap
asing tersebut dengan memproduksi antibodi atau aglutinin.
Gambar 1. Struktur Antigen yang membedakan golongan darah A, B, AB, dan O pada sistem
ABO. (Sumber: http://www.thepipettepen.com/transforming-blood-transfusions/)
Karl Landsteiner berhasil menemukan 3 dari 4 golongan darah (yang kemudian disebut sistem
ABO) dengan cara memeriksa golongan darah beberapa teman sekerjanya. Percobaan sederhana itu
dilakukan dengan mereaksikan sel darah merah dengan serum dari para donor. Hasil percobaan itu
menghasilkan dua macam reaksi (menjadi dasar antigen A dan B, dikenal dengan golongan darah A
dan B), dan satu macam tanpa reaksi (tidak memiliki antigen, dikenal dengan golongan darah O).
Kesimpulannya, ada dua macam antigen A dan B di dalam sel darah merah yang disebut golongan A
dan B, atau sama sekali tidak ada reaksi yang disebut golongan O. Kemudian, Alfred Von
Decastello dan Adriano Sturli, kolega Landsteiner menemukan golongan darah AB. Pada golongan
darah AB, kedua antigen A dan B ditemukan secara bersamaan pada sel darah merah, sedangkan
pada serum tidak ditemukan antibodi.
2. Sistem golongan darah Rhesus ditemukan pada tahun 1939-1940 oleh K. Landsteiner dan A.S.
Wiener. Saat itu mereka melihat bahwa injeksi yang dilakukan dari monyet rhesus (Rhesus
macaccus) ke kelinci menyebabkan reaksi dengan sebagian besar sel darah merah manusia. Tidak
jauh dari sistem A B O, golongan darah Rhesus ini juga menggolongkan darah seseorang
berdasarkan adanya antigen tertentu dalam darah. Antigen yang digunakan untuk menggolongkan
darah berdasarkan Rhesus disebut sebagai antigen D. Sederhananya, jika seseorang memiliki
antigen D dalam darahnya, ia termasuk Rhesus positif (Rh+). Sebaliknya, jika seseorang tidak
memiliki antigen D, ia termasuk Rhesus negatif (Rh-).
Saat ini secara mudah golongan darah dapat diketahui melalui pengujian golongan darah
menggunakan serum anti-A, Anti-B, dan Anti-D (Rh+). Hasil pengujian didasarkan pada reaksi
antigen/agglutinogen dan antibodi yang sesuai. Jika keduanya bertemu maka akan terjadi reaksi
penggumpalan/aglutinasi sehingga menunjukkan perubahan terdapatnya gumpalan-gumpalan kecil
darah, sehingga terlihat berbintik-bintik secara visual seperti ditunjukkan pada gambar 2.
1
Terjadi Aglutinasi
2a 3a 4a
Tidak Terjadi Aglutinasi
2b 3b 4b
Gambar 2. Hasil reaksi antara sampel darah yang ditetesi dengan serum anti-A, anti-B, dan Anti-D
(Rh) (1 = darah tanpa penambahan serum; 2a = sampel darah yang menggumpal saat ditetesi serum
anti-A; 2b = sampel darah yang tidak menggumpal saat ditetesi serum anti-A; dst.)
3. AKTIVITAS-1: PREDIKSI HASIL UJI GOLONGAN DARAH
Berdasarkan informasi di atas, apabila dilakukan pengujian golongan darah dengan serum Anti-A,
Anti-B, dan Anti-D. Prediksilah reaksi yang terjadi setelah sampel darah ditetesi dengan ketiga serum
dengan menggambarkan ada tidaknya reaksi penggumpalan (aglutinasi) atau tidak pada tabel
berikut!
Tipe Golongan Darah
Sistem ABO
Tipe Golongan Darah
Sistem ABO
Setelah Penambahan serum
Anti-A Anti-B
A
B
AB
O
Tipe Golongan Darah
Sistem Rhesus
Setelah Penambahan serum Anti D (Rh)
Rhesus Positif Rhesus Negatif
4. AKTIVITAS-2
UJI GOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS
Petunjuk:
Pelajarilah simulasi golongan darah yang terdapat pada tautan berikut:
https://www.newpathonline.com/api_player/enus_54_6222/t4HLFZ/index.html
atau anda dapat mengaksesnya dengan mudah menggunakan gawai dengan cara memindai kode
barkode yang ada di sebelah kanan. Jelajahilah seluruh fitur yang tersedia pada simulasi tersebut.
Alat dan Bahan:
1. sampel darah siswa
2. serum anti-A
3. serum anti-B
4. serum anti-D / Anti Rh
5. kertas golongan darah
6. blood lanset
7. kapas
8. alkohol 70%
9. tusuk gigi
5. AMBIL DARAH
DARAH DITARUH DI KARTU UJI GOLONGAN DARAH
KARTU UJI A KARTU UJI B KARTU UJI Rh
BERI SERUM ANTI A BERI SERUM ANTI B BERI SERUM ANTI Rh
DIADUK DENGAN
TUSUK GIGI
DIADUK DENGAN
TUSUK GIGI
DIADUK DENGAN
TUSUK GIGI
HASIL
MENGGUMPAL / TIDAK MENGGUMPAL
Prosedur Pengujian Golongan Darah:
Berdasarkan informasi yang diberikan susunlah prosedur untuk pengujian golongan darahmu dan
teman-teman satu kelasmu menggunakan alat dan bahan yang tersedia. rancanglah prosedur uji
golongan darah yang akan kamu lakukan dalam bentuk diagram alir pada kolom berikut, kemudian
lakukanlah pengujian menggunakan alat dan bahan yang disediakan!
SUNTIK
KERINGKAN KERINGKAN
KERINGKAN
6. Hasil Pengujian Golongan Darah:
DONOR
PENERIMA
A
+
A
-
B
+
B
-
AB+ AB- O
+
O
-
A+
A-
B+
B-
AB
+
AB-
O+
O-
Donor Anti A Reshus Anti B Reshus Anti Rh Reshus
A+
Menggumpal + Tidak
Menggumpal
- Menggumpal +
A-
Menggumpal
+ Tidak
Menggumpal
- Tidak
Menggumpal
-
B+ Tidak
Menggumpal
- Menggumpal + Menggumpal +
B- Tidak
Menggumpal
- Menggumpal + Tidak
Menggumpal
-
AB+ Menggumpal
+ Menggumpal
+ +
AB-
Menggumpal + Menggumpal + Tidak
Menggumpal
-
O+ Tidak
Menggumpal
- Tidak
Menggumpal
- Menggumpal
+
O- Tidak
Menggumpal
- Tidak
Menggumpal
- Tidak
Menggumpal
-
7. Pertanyaan:
1. Apa yang menyebabkan terjadi reaksi penggumpalan/aglutinasi sampel darah saat ditetesi
dengan serum Anti-A, Anti-B, atau anti-D?
Reaksi penggumpalan darah dapat terjadi karena di dalam serum terdapat protein penggumpal
darah yang jika masuk ke tubuh akan bereaksi. Serum identik dengan aglutinin. Sehingga
pengujian golongan darah harus menggunakan serum yang berbeda/sebaliknya. Contohnya
untuk golongan darah B harus menggunakan serum anti-A agar tidak terjadi penggumpalan.
Apabila darah tersebut ditetesi serum anti-A dan dia menggumpal, maka darah tersebut adalah
golongan darah B, begiti juga sebaliknya. Sedangkan untuk rhesus, apabila darah ditetesi
serum anti-Rh dan menggumpal, maka darah tersebut memiliki rhesus positif (+), begitupun
sebaliknya.
2. Apakah semua sampel yang diberi reagen mengalami reaksi penggumpalan? Mengapa hal ini
dapat terjadi?
Tidak semua sampel yang diberi reagen (pereaksi) mengalami penggumpalan. Penggumpalan
terjadi pada antigen yang bereaksi dengan antibodi sejenis. Contohnya saat golongan darah A
diberi reagen anti-A, maka terjadi penggumpalan.
Sedangkan penggumapalan tidak terjadi jika antigen dan antibodi berbeda atau berlawanan
jenis diberikan reagen. Contohnya saat golongan darah A diberi reagen anti-B, maka tidak
terjadi penggumpalan.
3. Berdasarkan hasil pengujian golongan darah apakah sudah sesuai dengan prediksi kalian
sebelumnya? Jelaskan!
Hasil pengujian golongan darah yang dilakukan sudah sesuai dengan prediksi kami. Karena,
golongan darah dan rhesus pendonor dapat diketahui melalui serum anti-A, anti-B, serta serum
antiRh. Sedangkan untuk mengetahui golongan darah resipien yang cocok dapat dilihat melalui
tabel golongan darah.
4. Setelah melakukan pengujian golongan darah, dapatkah seseorang mendonorkan darahnya pada
orang lain? Apa sajakah yang harus diperhatikan agar seseorang dapat mendonorkan darahnya
pada orang lain dengan aman?
Iya bisa. seseorang dapat mendonorkan darahnya pada orang lain. Hal-hal yang harus
diperhatikan agar seseorang dapat mendonorkan darahnya pada orang lain dengan aman antara
lain adalah dengan mengetahui golongan darah pendonor serta resipien beserta rhesusnya. Hal
itu wajib dilakukan agar tidak terjadi aglutinasi pada darah.
Reaksi antara antigen dan antibodi dapat menyebabkan penggumpalan sehingga pada proses
transfusi darah, jenis golongan darah pendonor dan penerima harus cocok. Sehingga tidak
menyebabkan penggumpalan yang dapat menyebabkan kematian.
Selain itu pendonor harus dalam kondisi sehat, pada rentang usia 17-60 tahun, berat badan
minimal 45 kg, denyut nadi 50-100 kali /menit, tekanan darah 100-160 (sistolik) dan 70-100
(diastolik) serta kadar hemoglobin minimal 12 gr/dl (Wanita) dan 12.5 gr/dl (pria).
5. Dengan memperhatikan penggolongan darah sistem ABO dan sistem Rhesus, buatlah diagram
sederhana atau dalam bentuk tabel, agar mempermudah seseorang dengan golongan darah
tertentu dapat mengetahui kemungkinannya untuk dapat menjadi pendonor atau resipien
(penerima) darah dari atau ke orang lain!
8. DONOR
PENERIMA
A
+
A
-
B
+
B
-
AB+ AB- O
+
O
-
A+
A-
B+
B-
AB
+
AB-
O+
O-
Donor Anti A Reshus Anti B Reshus Anti Rh Reshus
A+
Menggumpal
+ Tidak
Menggumpal
- Menggumpal
+
A-
Menggumpal + Tidak
Menggumpal
- Tidak
Menggumpal
-
B+ Tidak
Menggumpal
- Menggumpal
+ Menggumpal
+
B- Tidak
Menggumpal
- Menggumpal
+ Tidak
Menggumpal
-
AB+ Menggumpal
+ Menggumpal
+ +
AB-
Menggumpal
+ Menggumpal
+ Tidak
Menggumpal
-
O+ Tidak
Menggumpal
- Tidak
Menggumpal
- Menggumpal +
O- Tidak
Menggumpal
- Tidak
Menggumpal
- Tidak
Menggumpal
-