SlideShare a Scribd company logo
BERBISNIS BERSAMA ALLAH

                            Oleh: Muhsin Hariyanto

     Husain Syahatah (2005) -- mengutip sebuah hasil penelitian --
     menyatakan bahwa perusahaan yang memegang etika bisnis,
     mendapatkan keuntungannya rata-rata 11 persen per tahun, sedangkan
     perusahaan yang mengabaikan etika bisnis hanya mendapatkan
     keuntungannya berkisar enam persen . Kenapa? Karena, pada dasarnya,
     etika bisnis akan sangat berpengaruh terhadap perilaku bisnis para
     pelakunya. Etika bisnis yang tertuang menjadi perilaku para pelaku bisnis
     akan sangat menentukan untung-tidaknya bisnis yang akan, tengah dan
     telah dijalankan. Simpulan pentingnya adalah: "proses bisnis sebaik apa
     pun tidak akan menghasilkan out-put yang signifikan dengan in-putnya, bila
     tidak diiringi dengan perilaku-etis para pelaku bisnisnya." Inilah panduan
     Islam yang selalu mengedepanpan prinsip transendensi: "berbisnis
     bersama Allah".

       Berbisnis merupakan aktivitas yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam.
Bahkan, Rasulullah s.a.w. sendiri pun pernah menyatakan bahwa sembilan dari
sepuluh pintu rezeki adalah melalui pintu bisnis. Artinya, melalui jalan inilah
pintu-pintu rezeki akan dapat dibuka sehingga karunia Allah terpancar darinya.
Berbisnis – dalam bahasa fikih – adalah sesuatu yang "mubâh (diperbolehkan),
dengan catatan selama dilakukan dengan tidak keluar dari koridor syari'ah. Dan
oleh karenanya semua orang diperkenankan, bahkan dianjurkan untuk
melakukannya sebatas tidak menabrak rambu-rambu yang telah dutetapkan oleh
Allah dan Rasul-Nya.

        Satu ayat al-Quran yang yang menjadi pijakan awal dalam beretika bisnis
adalah QS al-Baqarah, 2: 275: "wa ahallâhu al-bai'a wa harrama ar-ribâ" (Allah
telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba). Ayat inilah yang kemudian
memberi inspirasi penting bagi Rasulullah s.a.w. untuk menetapkan larangan
"riba" secara tegas, yang elan-vitalnya adalah: "melarang umatnya untuk bersikap
zalim, dan sebaliknya memerintahkan untuk bersikap adil kepada siapa pun dalam
bentuk apa pun dalam berbisnis, termasuk kepada diri sendiri, "
        Berkaitan dengan masalah bisnis, al-Quran dan as-Sunnah sangat
menekankan artipentingnya peranan akad (transaksi) bisnis dalam menentukan
keabsahan suatu perjanjian bisnis. Setiap akan yang mengandung unsur "riba"
sekecil apa pun dalam berbagai macam bentunknya, dalam sebuah transaksi bisnis
akan mencederai keabsahannya. Dan oleh karenanya bisa dianggap haram.



                                         1
Sebagai salah satu contohnya adalah transaksi bisnis "utang-piutang" antara
kreditur dan debitur.
        Seorang kreditur, kapan pun diperbolehkan bertransaksi utang-piutang
dengan debitur dengan transaksi yang jujur, transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan, dengan asas "kerelaan" antarpihak yang bertransaksi.
Namun, harus juga diperhitungkan: apakah transaksi itu diniatkan untuk atau
berpeluang untuk mezalimi diri, mezalimi pihak lain, atau bahkan saling-mezalimi
atau tidak? Jika transaski itu diniatkan untuk atau berpeluang "mezalimi" semua
atau antar pihak yang bertransaksi, maka transaksi itu pun bisa disebut "riba", dan
oleh karenanya "diharamkan". Dan bila jawabnya: "tidak", maka transaksi itu pun
bisa disebut sebagai "al-bai'" (bisnis yang lazim), dan oleh karenya "dihalalkan".
Dalam utang-piutang yang mempersyaratkan "bunga" kepada debitur oleh
kreditur, yang bisa diprediksi (akan) berpotensi mezalimi setiap debitur yang
berpiutang, dan – sementara – berpotensi menguntungkan bagi setiap kreditur
yang berpiutang dengan cara mengambil keuntungan di atas kerugian pihak lain
(dalam hal ini kreditur terhadap debitur), berdasarkan hadis-hadis Rasulullah
s.a.w., ulama menyebutnya sebagai riba nasi'ah (penundaan pembayaraan yang
berpotensi mezalimi, karena adanya persyaratan penambahan pembayaran
melebihi apa yang seharusnya dibayar oleh para debitur kepada kreditur).
Ketentuan hukum ini pun bisa diterapkan, dengan prinsip qiyas -- dalam kasus
(transaksi) jual-beli kredit -- dengan logika bisnisnya
        Demikian juga pada kasus jual-beli kontan. Islam mempersyaratkan
transaksi antara penjual dan pembeli untuk memenuhi kualifikasi "kesepadanan",
baik (kesepadanan) dari sisi kuantitas maupun kualitas terhadap semua bentuk
komoditas yang diperjualbelikan. Komoditas apa pun yang diperjualbelikan dan
berapa marjin keuntungan yang disepakati, harus diawali, berjalan dan berakhir
dengan kerelaan antarpihak yang bertransaksi, dengan menghadiri motif untuk
mencari keuntungan di atas kerugian orang lain, membiarkan dirinya untuk
dirugikan oleh mitra bisnisnya, maupun upaya bisnis yang berpotensi untuk saling-
merugikan. Karena semua itu termasuk dalam kategori zhulm (kezaliman) dilarang
oleh Islam, dan dipandang sebagai "riba" dalam pengertian substantif, yang oleh
ulama, dengan berpijak pada hadis –hadis rasulullah s.a.w., disebut sebagai riba
fadhl.
        Oleh karenanya, Islam mengenalkan prinsip kejujuran, transparansi dan
etos-ta'âwun (saling-menolong) dalam setiap aktivitas transaksi bisnis. Sebab –
diasumsikan -- dengan berpijak pada prinsip kejujuran, transparansi dan dan etos-
ta'âwun (saling-menolong) antarpihak yang bertransaksi inilah berbagai bentuk
transaksi akan selalu berawal, berproses dan berakhir dengan kerelaan antarpihak,
sebab seluruhnhya berpotensi untuk "saling-menguntungkan". Dan sebaliknya
Islam melarang segala bentuk "dusta" (kebohongan) dalam segala bentuk transaksi
bisnis, yang pada akhirnya – cenderung – akan berawal, breproses dan berakhir



                                        2
dengan kertidak-relaan (kekecewaan) antarpihak yang bertransaksi, sebab secara
keseluruhan berpotensi untuk "saling-merugikan". Inilah, yang oleh para mufassir
(pakar tafsir) dijelaskan secara panjang lebar ketika mereka menginterpretasikan
rangkaian kalimat dalam firman Allah: "lâ tudhlimûn wa lâ tudhlamûn" (janganlah
kamu semua mezalimi dan membiarkan dirimu dizalimi) dalam QS al-Baqarah, 2:
279.
         Pengharaman "riba" dalam al-Quran maupun Hadis, menurut para faqih
(ulama fikih) dimaksudkan untuk memastikan terciptanya "keadilan" dalam
bertransaksi bisnis. Atau lebih tegasnya untuk menghilangkan semua bentuk
eksploitasi melalui aktivitas bisnis yang tidak adil. Dalam pandangan mereka, di
ketika Islam mengharamkan ketidakadilan (kezaliman), maka segala aktivitas
bisnis yang berpotensi untuk menciptakan ketidakadilan harus "diharamkan", tidak
terkecuali segala macam bentuk "riba", yang bisa berubah-ubah formatnya, tetapi
substansinya sama, yaitu: "segala macam tindakan yang berpotensi untuk
menciptakan ketidakadilan atau kezaliman".
          Karena potensinya untuk menciptakan berbagai bentuk ketidakadilan,
maka Rasulullah s.a.w. pun pernah mengingatkan bahwa seorang Muslim bisa
terlibat di dalam riba dalam berbagai cara, bahkan sangat samar, dengan sebuah
pernyataan: ”Tinggalkan yang menimbulkan keraguan di dalam pikiranmu menuju
apa yang tidak menimbulkan keraguan di dalamnya”. Hadis tersebut dikutip oleh
Ibnu Katsir di dalam tafsirnya ketika beliau menafsirkan QS al-Baqarah, 2: 275.
Dia menyatakan bahwa makna hadis itu mencakup larangan terhadap semua
bentuk transaksi bisnis yang mengarah pada ketidakadilan atau eksploitasi
terhadap orang lain. Ketidakadilan yang diakibatkan melalui proses transaksi yang
mengandung unsur "riba" – sebagaimana yang juga dijelaskan oleh para faqih
(ulama fikih) dalam kajian fikih kontemporernya, dapat juga terjadi dalam
berbagai bentuk transaksi bisnis, termasuk transaksi bisnis MLM dan "mata uang"
(valas), yang seringkali diawali dengan motivasi – semata-mata -- untuk mencari
keuntungan pribadi atau kelompok dengan cara "mezalimi" pihak lain.
         Untuk menghindari jatuhnya banyak korban, sebagai akibat dari berbagai
bentuk aktivitas bisnis yang tidak-etis, maka sudah saatnya setiap muslim
menghindari segala macam bentuk transaksi bisnis yang bermuatan "riba". Dan
untuk itu, diperlukan adanya kesadaran-etis yang memadai bagi para pelakunya.
"Jauhi semua praktik bisnis yang mengarah kepada eksploitasi oleh, untuk atau
antarpelaku bisnis. Seperti halnya Rasulullah s.a.w. dan para sahabat setianya telah
melakukannya, dan memberi contoh kongkret dalam wilayah praksis."

Penulis adalah: Dosen Tetap FAI-UMY dan Dosen Luar Biasa STIKES ‘Aisyiyah
Yogyakarta.




                                         3

More Related Content

Viewers also liked

Menyikapi kezaliman, apa sikap kita
Menyikapi kezaliman, apa sikap kitaMenyikapi kezaliman, apa sikap kita
Menyikapi kezaliman, apa sikap kita
Muhsin Hariyanto
 
Sekalai lagi menyikapi fenomena ruwaibidhah
Sekalai lagi menyikapi fenomena ruwaibidhahSekalai lagi menyikapi fenomena ruwaibidhah
Sekalai lagi menyikapi fenomena ruwaibidhahMuhsin Hariyanto
 
Sucikan hati, berantas korupsi
Sucikan hati, berantas korupsiSucikan hati, berantas korupsi
Sucikan hati, berantas korupsi
Muhsin Hariyanto
 
Jangan memandang rendah (revisi)
Jangan memandang rendah (revisi)Jangan memandang rendah (revisi)
Jangan memandang rendah (revisi)Muhsin Hariyanto
 
Berhala kekuasaan
Berhala kekuasaanBerhala kekuasaan
Berhala kekuasaan
Muhsin Hariyanto
 
Menyikapi fenomena gerhana 01
Menyikapi fenomena gerhana 01Menyikapi fenomena gerhana 01
Menyikapi fenomena gerhana 01Muhsin Hariyanto
 
Jadilah pemimpin dan bukan penguasa
Jadilah pemimpin dan bukan penguasaJadilah pemimpin dan bukan penguasa
Jadilah pemimpin dan bukan penguasa
Muhsin Hariyanto
 
Meneladani dengan spirit fastabiqul khairat
Meneladani dengan spirit fastabiqul khairatMeneladani dengan spirit fastabiqul khairat
Meneladani dengan spirit fastabiqul khairat
Muhsin Hariyanto
 
Fatwa 17 2007_shalat_iftitah (fatwa ppm majelis tarjih dan tajdid)
Fatwa 17 2007_shalat_iftitah (fatwa ppm majelis tarjih dan tajdid)Fatwa 17 2007_shalat_iftitah (fatwa ppm majelis tarjih dan tajdid)
Fatwa 17 2007_shalat_iftitah (fatwa ppm majelis tarjih dan tajdid)Muhsin Hariyanto
 
Doa agar cepat hamil lengkap
Doa agar cepat hamil lengkapDoa agar cepat hamil lengkap
Doa agar cepat hamil lengkapMuhsin Hariyanto
 
Kontekstualisasi konsep jihad
Kontekstualisasi konsep jihadKontekstualisasi konsep jihad
Kontekstualisasi konsep jihadMuhsin Hariyanto
 
Animation de communautés
Animation de communautésAnimation de communautés
Animation de communautés
Dujol Lionel
 
Quelle identité numérique professionnelle au sein de l’institution
Quelle identité numérique professionnelle au sein de  l’institution Quelle identité numérique professionnelle au sein de  l’institution
Quelle identité numérique professionnelle au sein de l’institution Dujol Lionel
 
Livre numérique en bibliothèque publique : s'engager ou se marginaliser
Livre numérique en bibliothèque publique : s'engager ou se marginaliserLivre numérique en bibliothèque publique : s'engager ou se marginaliser
Livre numérique en bibliothèque publique : s'engager ou se marginaliserDujol Lionel
 

Viewers also liked (20)

Menyikapi kezaliman, apa sikap kita
Menyikapi kezaliman, apa sikap kitaMenyikapi kezaliman, apa sikap kita
Menyikapi kezaliman, apa sikap kita
 
Sekalai lagi menyikapi fenomena ruwaibidhah
Sekalai lagi menyikapi fenomena ruwaibidhahSekalai lagi menyikapi fenomena ruwaibidhah
Sekalai lagi menyikapi fenomena ruwaibidhah
 
Salam dan senyum
Salam dan senyumSalam dan senyum
Salam dan senyum
 
Sucikan hati, berantas korupsi
Sucikan hati, berantas korupsiSucikan hati, berantas korupsi
Sucikan hati, berantas korupsi
 
Rihlah syar'iyyah
Rihlah syar'iyyahRihlah syar'iyyah
Rihlah syar'iyyah
 
Jangan memandang rendah (revisi)
Jangan memandang rendah (revisi)Jangan memandang rendah (revisi)
Jangan memandang rendah (revisi)
 
Berhala kekuasaan
Berhala kekuasaanBerhala kekuasaan
Berhala kekuasaan
 
Man jadda wajada
Man jadda wajadaMan jadda wajada
Man jadda wajada
 
Saatnya menjadi pemenang
Saatnya menjadi pemenangSaatnya menjadi pemenang
Saatnya menjadi pemenang
 
Menyikapi fenomena gerhana 01
Menyikapi fenomena gerhana 01Menyikapi fenomena gerhana 01
Menyikapi fenomena gerhana 01
 
Jadilah pemimpin dan bukan penguasa
Jadilah pemimpin dan bukan penguasaJadilah pemimpin dan bukan penguasa
Jadilah pemimpin dan bukan penguasa
 
Matematika sedekah
Matematika sedekahMatematika sedekah
Matematika sedekah
 
Meneladani dengan spirit fastabiqul khairat
Meneladani dengan spirit fastabiqul khairatMeneladani dengan spirit fastabiqul khairat
Meneladani dengan spirit fastabiqul khairat
 
Fatwa 17 2007_shalat_iftitah (fatwa ppm majelis tarjih dan tajdid)
Fatwa 17 2007_shalat_iftitah (fatwa ppm majelis tarjih dan tajdid)Fatwa 17 2007_shalat_iftitah (fatwa ppm majelis tarjih dan tajdid)
Fatwa 17 2007_shalat_iftitah (fatwa ppm majelis tarjih dan tajdid)
 
Doa agar cepat hamil lengkap
Doa agar cepat hamil lengkapDoa agar cepat hamil lengkap
Doa agar cepat hamil lengkap
 
Kontekstualisasi konsep jihad
Kontekstualisasi konsep jihadKontekstualisasi konsep jihad
Kontekstualisasi konsep jihad
 
Bahan ajar ushul fiqh
Bahan ajar ushul fiqhBahan ajar ushul fiqh
Bahan ajar ushul fiqh
 
Animation de communautés
Animation de communautésAnimation de communautés
Animation de communautés
 
Quelle identité numérique professionnelle au sein de l’institution
Quelle identité numérique professionnelle au sein de  l’institution Quelle identité numérique professionnelle au sein de  l’institution
Quelle identité numérique professionnelle au sein de l’institution
 
Livre numérique en bibliothèque publique : s'engager ou se marginaliser
Livre numérique en bibliothèque publique : s'engager ou se marginaliserLivre numérique en bibliothèque publique : s'engager ou se marginaliser
Livre numérique en bibliothèque publique : s'engager ou se marginaliser
 

Similar to Berbisnis bersama allah

Konsep Bisnis Dalam Islam
Konsep Bisnis Dalam IslamKonsep Bisnis Dalam Islam
Konsep Bisnis Dalam Islam
Rian Ramdani
 
Makalah perbedaan riba dengan bunga bank
Makalah perbedaan riba dengan bunga bankMakalah perbedaan riba dengan bunga bank
Makalah perbedaan riba dengan bunga bank
Heny Larasatii
 
Moral, etika dan bisnis
Moral, etika dan bisnisMoral, etika dan bisnis
Moral, etika dan bisnis
lianovia
 
Berdagang dalam islam
Berdagang dalam islamBerdagang dalam islam
Berdagang dalam islam
Helmon Chan
 
Penerapan nilai nilai islam dalam bisnis
Penerapan nilai nilai islam dalam bisnisPenerapan nilai nilai islam dalam bisnis
Penerapan nilai nilai islam dalam bisnis
A31114041
 
[Agama] Etika Berdagang Dalam Islam
[Agama] Etika Berdagang Dalam Islam[Agama] Etika Berdagang Dalam Islam
[Agama] Etika Berdagang Dalam Islam
Hana Medina
 
Transaksi ekonomi syariah
Transaksi ekonomi syariahTransaksi ekonomi syariah
Transaksi ekonomi syariah
YunitapujaLestari
 
Etika berbisnis dalam islam
Etika berbisnis dalam islamEtika berbisnis dalam islam
Etika berbisnis dalam islam
Agus Setia
 
Assignment fiqh muamalat
Assignment fiqh muamalatAssignment fiqh muamalat
Assignment fiqh muamalat
Junaida Abdul Aziz
 
kelompok 4 EBI.pptx
kelompok 4 EBI.pptxkelompok 4 EBI.pptx
kelompok 4 EBI.pptx
ALFINNAJID
 
1.Sistem Muamalat dalam Syariat Islam.pptx
1.Sistem Muamalat dalam Syariat Islam.pptx1.Sistem Muamalat dalam Syariat Islam.pptx
1.Sistem Muamalat dalam Syariat Islam.pptx
MUHAMADHAZWANBINHAMI
 
4, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; marketin...
4, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; marketin...4, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; marketin...
4, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; marketin...
petraaja
 
Peran etika bisnis_islam_dalam_ekonomi_pasar_bebas-1
Peran etika bisnis_islam_dalam_ekonomi_pasar_bebas-1Peran etika bisnis_islam_dalam_ekonomi_pasar_bebas-1
Peran etika bisnis_islam_dalam_ekonomi_pasar_bebas-1
UNIS Universitas Islam Syekh Yusuf, Tangerang
 
Etika bisnis dalam perspektif islam
Etika bisnis dalam perspektif islamEtika bisnis dalam perspektif islam
Etika bisnis dalam perspektif islam
lianovia
 
Bab1 falsafahperniagaanislam
Bab1 falsafahperniagaanislamBab1 falsafahperniagaanislam
Bab1 falsafahperniagaanislamIrwan Hakimi
 
Bab 1 Falsafah Perniagaan Islam
Bab 1   Falsafah Perniagaan IslamBab 1   Falsafah Perniagaan Islam
Bab 1 Falsafah Perniagaan Islam
WanBK Leo
 
Manajemen keuangan syariah
Manajemen keuangan syariahManajemen keuangan syariah
Manajemen keuangan syariah
Ridwan Munir
 
Transaksi Ekonomi Syariah
Transaksi Ekonomi SyariahTransaksi Ekonomi Syariah
Transaksi Ekonomi Syariah
YunitapujaLestari
 
Wirausaha dalam perspektif islami di indo
Wirausaha dalam perspektif islami di indoWirausaha dalam perspektif islami di indo
Wirausaha dalam perspektif islami di indo
hardipramanaputra
 

Similar to Berbisnis bersama allah (20)

Konsep Bisnis Dalam Islam
Konsep Bisnis Dalam IslamKonsep Bisnis Dalam Islam
Konsep Bisnis Dalam Islam
 
Makalah perbedaan riba dengan bunga bank
Makalah perbedaan riba dengan bunga bankMakalah perbedaan riba dengan bunga bank
Makalah perbedaan riba dengan bunga bank
 
Moral, etika dan bisnis
Moral, etika dan bisnisMoral, etika dan bisnis
Moral, etika dan bisnis
 
Berdagang dalam islam
Berdagang dalam islamBerdagang dalam islam
Berdagang dalam islam
 
Penerapan nilai nilai islam dalam bisnis
Penerapan nilai nilai islam dalam bisnisPenerapan nilai nilai islam dalam bisnis
Penerapan nilai nilai islam dalam bisnis
 
[Agama] Etika Berdagang Dalam Islam
[Agama] Etika Berdagang Dalam Islam[Agama] Etika Berdagang Dalam Islam
[Agama] Etika Berdagang Dalam Islam
 
Transaksi ekonomi syariah
Transaksi ekonomi syariahTransaksi ekonomi syariah
Transaksi ekonomi syariah
 
Keushawann islam
Keushawann islamKeushawann islam
Keushawann islam
 
Etika berbisnis dalam islam
Etika berbisnis dalam islamEtika berbisnis dalam islam
Etika berbisnis dalam islam
 
Assignment fiqh muamalat
Assignment fiqh muamalatAssignment fiqh muamalat
Assignment fiqh muamalat
 
kelompok 4 EBI.pptx
kelompok 4 EBI.pptxkelompok 4 EBI.pptx
kelompok 4 EBI.pptx
 
1.Sistem Muamalat dalam Syariat Islam.pptx
1.Sistem Muamalat dalam Syariat Islam.pptx1.Sistem Muamalat dalam Syariat Islam.pptx
1.Sistem Muamalat dalam Syariat Islam.pptx
 
4, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; marketin...
4, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; marketin...4, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; marketin...
4, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; marketin...
 
Peran etika bisnis_islam_dalam_ekonomi_pasar_bebas-1
Peran etika bisnis_islam_dalam_ekonomi_pasar_bebas-1Peran etika bisnis_islam_dalam_ekonomi_pasar_bebas-1
Peran etika bisnis_islam_dalam_ekonomi_pasar_bebas-1
 
Etika bisnis dalam perspektif islam
Etika bisnis dalam perspektif islamEtika bisnis dalam perspektif islam
Etika bisnis dalam perspektif islam
 
Bab1 falsafahperniagaanislam
Bab1 falsafahperniagaanislamBab1 falsafahperniagaanislam
Bab1 falsafahperniagaanislam
 
Bab 1 Falsafah Perniagaan Islam
Bab 1   Falsafah Perniagaan IslamBab 1   Falsafah Perniagaan Islam
Bab 1 Falsafah Perniagaan Islam
 
Manajemen keuangan syariah
Manajemen keuangan syariahManajemen keuangan syariah
Manajemen keuangan syariah
 
Transaksi Ekonomi Syariah
Transaksi Ekonomi SyariahTransaksi Ekonomi Syariah
Transaksi Ekonomi Syariah
 
Wirausaha dalam perspektif islami di indo
Wirausaha dalam perspektif islami di indoWirausaha dalam perspektif islami di indo
Wirausaha dalam perspektif islami di indo
 

More from Muhsin Hariyanto

Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
Muhsin Hariyanto
 
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahMuhsin Hariyanto
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Muhsin Hariyanto
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Muhsin Hariyanto
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
Muhsin Hariyanto
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMuhsin Hariyanto
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Muhsin Hariyanto
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabulMuhsin Hariyanto
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
Muhsin Hariyanto
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamMuhsin Hariyanto
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
Muhsin Hariyanto
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Muhsin Hariyanto
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
Muhsin Hariyanto
 

More from Muhsin Hariyanto (20)

Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
 
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
 
Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)
 
Strategi dakwah
Strategi dakwahStrategi dakwah
Strategi dakwah
 
Sukses karena kerja keras
Sukses karena kerja kerasSukses karena kerja keras
Sukses karena kerja keras
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
 
Ketika kita gagal
Ketika kita gagalKetika kita gagal
Ketika kita gagal
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
 
Gatotkaca winisuda
Gatotkaca winisudaGatotkaca winisuda
Gatotkaca winisuda
 

Berbisnis bersama allah

  • 1. BERBISNIS BERSAMA ALLAH Oleh: Muhsin Hariyanto Husain Syahatah (2005) -- mengutip sebuah hasil penelitian -- menyatakan bahwa perusahaan yang memegang etika bisnis, mendapatkan keuntungannya rata-rata 11 persen per tahun, sedangkan perusahaan yang mengabaikan etika bisnis hanya mendapatkan keuntungannya berkisar enam persen . Kenapa? Karena, pada dasarnya, etika bisnis akan sangat berpengaruh terhadap perilaku bisnis para pelakunya. Etika bisnis yang tertuang menjadi perilaku para pelaku bisnis akan sangat menentukan untung-tidaknya bisnis yang akan, tengah dan telah dijalankan. Simpulan pentingnya adalah: "proses bisnis sebaik apa pun tidak akan menghasilkan out-put yang signifikan dengan in-putnya, bila tidak diiringi dengan perilaku-etis para pelaku bisnisnya." Inilah panduan Islam yang selalu mengedepanpan prinsip transendensi: "berbisnis bersama Allah". Berbisnis merupakan aktivitas yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Bahkan, Rasulullah s.a.w. sendiri pun pernah menyatakan bahwa sembilan dari sepuluh pintu rezeki adalah melalui pintu bisnis. Artinya, melalui jalan inilah pintu-pintu rezeki akan dapat dibuka sehingga karunia Allah terpancar darinya. Berbisnis – dalam bahasa fikih – adalah sesuatu yang "mubâh (diperbolehkan), dengan catatan selama dilakukan dengan tidak keluar dari koridor syari'ah. Dan oleh karenanya semua orang diperkenankan, bahkan dianjurkan untuk melakukannya sebatas tidak menabrak rambu-rambu yang telah dutetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Satu ayat al-Quran yang yang menjadi pijakan awal dalam beretika bisnis adalah QS al-Baqarah, 2: 275: "wa ahallâhu al-bai'a wa harrama ar-ribâ" (Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba). Ayat inilah yang kemudian memberi inspirasi penting bagi Rasulullah s.a.w. untuk menetapkan larangan "riba" secara tegas, yang elan-vitalnya adalah: "melarang umatnya untuk bersikap zalim, dan sebaliknya memerintahkan untuk bersikap adil kepada siapa pun dalam bentuk apa pun dalam berbisnis, termasuk kepada diri sendiri, " Berkaitan dengan masalah bisnis, al-Quran dan as-Sunnah sangat menekankan artipentingnya peranan akad (transaksi) bisnis dalam menentukan keabsahan suatu perjanjian bisnis. Setiap akan yang mengandung unsur "riba" sekecil apa pun dalam berbagai macam bentunknya, dalam sebuah transaksi bisnis akan mencederai keabsahannya. Dan oleh karenanya bisa dianggap haram. 1
  • 2. Sebagai salah satu contohnya adalah transaksi bisnis "utang-piutang" antara kreditur dan debitur. Seorang kreditur, kapan pun diperbolehkan bertransaksi utang-piutang dengan debitur dengan transaksi yang jujur, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan, dengan asas "kerelaan" antarpihak yang bertransaksi. Namun, harus juga diperhitungkan: apakah transaksi itu diniatkan untuk atau berpeluang untuk mezalimi diri, mezalimi pihak lain, atau bahkan saling-mezalimi atau tidak? Jika transaski itu diniatkan untuk atau berpeluang "mezalimi" semua atau antar pihak yang bertransaksi, maka transaksi itu pun bisa disebut "riba", dan oleh karenanya "diharamkan". Dan bila jawabnya: "tidak", maka transaksi itu pun bisa disebut sebagai "al-bai'" (bisnis yang lazim), dan oleh karenya "dihalalkan". Dalam utang-piutang yang mempersyaratkan "bunga" kepada debitur oleh kreditur, yang bisa diprediksi (akan) berpotensi mezalimi setiap debitur yang berpiutang, dan – sementara – berpotensi menguntungkan bagi setiap kreditur yang berpiutang dengan cara mengambil keuntungan di atas kerugian pihak lain (dalam hal ini kreditur terhadap debitur), berdasarkan hadis-hadis Rasulullah s.a.w., ulama menyebutnya sebagai riba nasi'ah (penundaan pembayaraan yang berpotensi mezalimi, karena adanya persyaratan penambahan pembayaran melebihi apa yang seharusnya dibayar oleh para debitur kepada kreditur). Ketentuan hukum ini pun bisa diterapkan, dengan prinsip qiyas -- dalam kasus (transaksi) jual-beli kredit -- dengan logika bisnisnya Demikian juga pada kasus jual-beli kontan. Islam mempersyaratkan transaksi antara penjual dan pembeli untuk memenuhi kualifikasi "kesepadanan", baik (kesepadanan) dari sisi kuantitas maupun kualitas terhadap semua bentuk komoditas yang diperjualbelikan. Komoditas apa pun yang diperjualbelikan dan berapa marjin keuntungan yang disepakati, harus diawali, berjalan dan berakhir dengan kerelaan antarpihak yang bertransaksi, dengan menghadiri motif untuk mencari keuntungan di atas kerugian orang lain, membiarkan dirinya untuk dirugikan oleh mitra bisnisnya, maupun upaya bisnis yang berpotensi untuk saling- merugikan. Karena semua itu termasuk dalam kategori zhulm (kezaliman) dilarang oleh Islam, dan dipandang sebagai "riba" dalam pengertian substantif, yang oleh ulama, dengan berpijak pada hadis –hadis rasulullah s.a.w., disebut sebagai riba fadhl. Oleh karenanya, Islam mengenalkan prinsip kejujuran, transparansi dan etos-ta'âwun (saling-menolong) dalam setiap aktivitas transaksi bisnis. Sebab – diasumsikan -- dengan berpijak pada prinsip kejujuran, transparansi dan dan etos- ta'âwun (saling-menolong) antarpihak yang bertransaksi inilah berbagai bentuk transaksi akan selalu berawal, berproses dan berakhir dengan kerelaan antarpihak, sebab seluruhnhya berpotensi untuk "saling-menguntungkan". Dan sebaliknya Islam melarang segala bentuk "dusta" (kebohongan) dalam segala bentuk transaksi bisnis, yang pada akhirnya – cenderung – akan berawal, breproses dan berakhir 2
  • 3. dengan kertidak-relaan (kekecewaan) antarpihak yang bertransaksi, sebab secara keseluruhan berpotensi untuk "saling-merugikan". Inilah, yang oleh para mufassir (pakar tafsir) dijelaskan secara panjang lebar ketika mereka menginterpretasikan rangkaian kalimat dalam firman Allah: "lâ tudhlimûn wa lâ tudhlamûn" (janganlah kamu semua mezalimi dan membiarkan dirimu dizalimi) dalam QS al-Baqarah, 2: 279. Pengharaman "riba" dalam al-Quran maupun Hadis, menurut para faqih (ulama fikih) dimaksudkan untuk memastikan terciptanya "keadilan" dalam bertransaksi bisnis. Atau lebih tegasnya untuk menghilangkan semua bentuk eksploitasi melalui aktivitas bisnis yang tidak adil. Dalam pandangan mereka, di ketika Islam mengharamkan ketidakadilan (kezaliman), maka segala aktivitas bisnis yang berpotensi untuk menciptakan ketidakadilan harus "diharamkan", tidak terkecuali segala macam bentuk "riba", yang bisa berubah-ubah formatnya, tetapi substansinya sama, yaitu: "segala macam tindakan yang berpotensi untuk menciptakan ketidakadilan atau kezaliman". Karena potensinya untuk menciptakan berbagai bentuk ketidakadilan, maka Rasulullah s.a.w. pun pernah mengingatkan bahwa seorang Muslim bisa terlibat di dalam riba dalam berbagai cara, bahkan sangat samar, dengan sebuah pernyataan: ”Tinggalkan yang menimbulkan keraguan di dalam pikiranmu menuju apa yang tidak menimbulkan keraguan di dalamnya”. Hadis tersebut dikutip oleh Ibnu Katsir di dalam tafsirnya ketika beliau menafsirkan QS al-Baqarah, 2: 275. Dia menyatakan bahwa makna hadis itu mencakup larangan terhadap semua bentuk transaksi bisnis yang mengarah pada ketidakadilan atau eksploitasi terhadap orang lain. Ketidakadilan yang diakibatkan melalui proses transaksi yang mengandung unsur "riba" – sebagaimana yang juga dijelaskan oleh para faqih (ulama fikih) dalam kajian fikih kontemporernya, dapat juga terjadi dalam berbagai bentuk transaksi bisnis, termasuk transaksi bisnis MLM dan "mata uang" (valas), yang seringkali diawali dengan motivasi – semata-mata -- untuk mencari keuntungan pribadi atau kelompok dengan cara "mezalimi" pihak lain. Untuk menghindari jatuhnya banyak korban, sebagai akibat dari berbagai bentuk aktivitas bisnis yang tidak-etis, maka sudah saatnya setiap muslim menghindari segala macam bentuk transaksi bisnis yang bermuatan "riba". Dan untuk itu, diperlukan adanya kesadaran-etis yang memadai bagi para pelakunya. "Jauhi semua praktik bisnis yang mengarah kepada eksploitasi oleh, untuk atau antarpelaku bisnis. Seperti halnya Rasulullah s.a.w. dan para sahabat setianya telah melakukannya, dan memberi contoh kongkret dalam wilayah praksis." Penulis adalah: Dosen Tetap FAI-UMY dan Dosen Luar Biasa STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta. 3