SlideShare a Scribd company logo
Man Jadda Wajada

                         Oleh: Muhsin Hariyanto

        Berkali-kali ketika penulis masih menjadi santri di Madrasah
Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta mendengar ucapan kalimat ini dan
mengucapkannya. Tetapi, waktu itu penulis belum bisa menangkap
sepenuhnya ‘spirit’ (ruh/semangat) yang terkandung di dalamnya. Baru
setelah penulis bergumul dengan realitas dakwah yang cukup menantang,
kalimat itu terasa sangat indah dan memberikan motivasi kuat untuk
melakukan sesuatu yang terbaik, apa pun risiko yang yang harus penulis
hadapi. Apalagi setelah beberapa kali menyaksikan film “Sang Pencerah”,
nyali penulis semakin kuat untuk ‘berani’ melangkah, dengan kata hati:
“hanya orang yang bersungguh-sungguhlah yang pada akhirnya mendapat
yang terbaik”.

         Setahun yang lalu, sahabat karib saya mengirimkan sebuah buku
yang berjudul “Membumikan Al-Quran Jilid 2”. Sebuah buku kumpulan
tulisan ‘Guru Penulis’, Prof.Dr.HM. Quraish Shihab, M.A., yang tentu saja
penulis sambut dengan suka-cita. Dan segera penulis sampaikan ucapan
terima kasih, karena kiriman buku inilah yang kemudian memicu diri
penulis untuk segera menulis beberapa buah tulisan, sebagai ‘kado’ untuk
sahabat saya. Ucapan salah seorang sahabat saya – Mas Dr, Haedar Nashir,
M.Si – yang sempat terlontar beberapa kali bagi diri penulis pun semakin
menjadikan diri penulis semakin bersemangat untuk menulis. “Segera
selesaikan disertasinya”, katanya! Itulah ‘ucapan yang paling indah dan
berkesan’ yang sampai saat ini masih penulis ingat. Cuma, sayangnya,
hingga saat itu apa yang dipesankan Mas Haedar itu belum benar-benar
terwujud. Padahal ‘etos-kemajuan’ yang telah dipertunjukkan olehnya
seharusnya menjadi pemicu diri penulis untuk segera berbuat dan
menyelesaikan pekerjaan penting itu!

        Berkaitan dengan pesan penting para sahabat penulis itu, malam
Jumat (kurang lebih jam 23.00 WIB), ketika penulis membaca sebuah ayat al-
Quran (QS al-‘Ankabût, 29: 69): “walladzîna jâhadû fînâ lanahdiyannahum
subulanâ, wa innallâha lama’al muhsinîn (Dan orang-orang yang berjihad untuk


                                     1
[mencari keridhaan] Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-
jalan kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat
baik), penulis segera tersadar dan berkata dalam hati: “Saatnya kumulai, dan
sekali kumulai tak boleh ada kata berhenti!” Itulah komitmen penulis untuk
segera berkarya dan dan tak bolah ada ‘kata’ putus asa!

         Berkali-kali penulis ingat kata Mas Haedar dan beberapa sahabat
sejati penulis, yang penulis maknai sebagai rangkaian kata motivasi bahwa
bagi seorang mujahid yang tengah berjuang menuju ridha ilahi, tiada tempat
baginya untuk berhenti berkarya. Sekali memilih untuk menjadi seorang
muslim, di saat itu pulalah kita berserah diri kepadaNya (Allah) untuk
berbuat sesuatu yang terbaik. ‘Jalan lempang (ash-shirâth al-mustaqîm)’ telah
disediakan oleh Allah bagi siapa pun yang telah membangun komitmen
untuk beislam (berserah diri) kepadaNya. Dan jalan itulah satu-satu jalan
yang pantas dan harus dilalui, bila kita tak mau menjadi hamba Allah yang
dimurkai olehNya dan tersesat dari jalann yang diridhai olehNya. Bahkan
dalam shalat istikharah pun penulis yakin bahwa “Allahlah sebaik-baik
pemilih keputusan, Dan ketika kita sudah berazam, segala keputusan ada di
tanganNya. Selanjutnya yang kita perlukan hanyalah: “kerja keras dengan
sikap sabar dan tawakal”. Hanya saja, pemahaman kita terhadap konsep
sabar dan tawakal perlu kita selaraskan dengan konteks di mana dan kapan
kita bekerja.

       Kerja -- seperti apapun dalam kehidupan di muka bumi -- harus
dilihat dan dijalankan dalam suatu keseimbangan. Nabi s.a.w. selalu
menekankan arti penting pentingnya proporsionalitas. Layak diperhatikan
bagaimana seseorang seharusnya berproses dan menuai hasil yang
diperolehnya, semuanya kembali kepada seberapa besar usaha kita untuk
memperoleh hasil itu. Allah telah meletakkan di dalam prinsip-prinsip
penciptaanNya, bahwa bekerja dan berusaha merupakan ‘daya’ rahasia
kemajuan, dan bahkan alam pun telah mengajarkan kepada diri kita bahwa
segala yang ada selalu didapatkan melalui sunnatullah, proses yang telah
dirancang oleh Allah.
      Dikisahkan bahwa pada suatu hari Rasulullah s.a.w.. berjumpa
dengan Sa’ad bin Mu’adz al-Anshari. Ketika itu beliau melihat tangan Sa’ad
melepuh, kulitnya ‘gosong’ kehitam-hitaman seperti terpanggang matahari.
Melihat kondisi Sa’ad itu, baliau pun bertanya: “Kenapa tanganmu? Hai

                                       2
Sa’ad!”. Sa’ad pun menjawab: “Wahai Rasullullah, tanganku seperti ini
karena aku mengolah tanah dengan cangkul iini untuk mencari nafkah
keluarga yang menjadi tanggunganku”. Seketika itu – mendengar jawaban
Sa’ad -- beliau pun menggapai tangan Sa’ad dan menciumnya, seraya
berkata, “Inilah tangan yang tidak akan pernah tersentuh api neraka”.
       Apa pesan moral sabda Rasulullah s.a.w. itu? Terkait dengan
pengalaman penulis, sebagaimana terurai dalam rangkaian kalimat di atas,
penulis yakin untuk mengatakan: “Sebaik apa pun kualitas ‘cangkul’ (baca:
potensi) yang kita miliki, tak akan pernah memberi manfaat apa-apa ketika
tak kita gunakan secara proporsional. Dan itulah sikap syukur yang ‘benar’.
Dan berkaitan dengan konsep sabar dan tawakal yang menjadi tawaran al-
Quran dan as-Sunnah, yang kita perlukan adalah “kemauan” dan (juga)
“kemampuan” untuk menggunakan ‘cangkul’ yang kita miliki dengan
dengan ‘etos-kemajuan’ yang ada dalam hati sanubari kita. “Kita
(selamanya) tak boleh diam dan membiarkan potensi kita untuk bermanja-
manja dengan kemalasan dan kedunguan kita. Saatnya kita gunakan
seluruh potensi kita dengan kerja keras, cerdas dan ikhlas untuk
mewujudkan cita-cita kita, termasuk – di dalamnya -- membangun
peradaban utama: “baldatun thayyibatun wa rabbun ghafûr”.
       Dan sekali lagi yang perlu kita ingat, bahwa tak ada tempat bagi
‘sang pemalas”. “Man jadda wajada”. Hanya ‘pekerja keras, cerdas dan
ikhlas’-lah yang akan menuai hasil yang terbaik.
Penulis adalah Dosen Tetap FAI-UMY dan Dosen Luar Biasa STIKES
'Aisyiyah Yogyakarta




                                     3

More Related Content

What's hot

La tahzan aidh al-qarni
La tahzan   aidh al-qarniLa tahzan   aidh al-qarni
La tahzan aidh al-qarni
Pristiadi Utomo
 
La tahzan (jangan bersedih)
La tahzan (jangan bersedih)La tahzan (jangan bersedih)
La tahzan (jangan bersedih)
Afif Tracal
 
Ebook ringkasan kitab hadist shahih imam bukhari
Ebook   ringkasan kitab hadist shahih imam bukhariEbook   ringkasan kitab hadist shahih imam bukhari
Ebook ringkasan kitab hadist shahih imam bukhari
Ari Khozin
 
Mudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMuhsin Hariyanto
 
Makalah Hadits Tarbawi
Makalah Hadits TarbawiMakalah Hadits Tarbawi
Makalah Hadits Tarbawi
ade rosita
 

What's hot (7)

La tahzan
La tahzanLa tahzan
La tahzan
 
La tahzan aidh al-qarni
La tahzan   aidh al-qarniLa tahzan   aidh al-qarni
La tahzan aidh al-qarni
 
La tahzan (jangan bersedih)
La tahzan (jangan bersedih)La tahzan (jangan bersedih)
La tahzan (jangan bersedih)
 
Makkiyah
MakkiyahMakkiyah
Makkiyah
 
Ebook ringkasan kitab hadist shahih imam bukhari
Ebook   ringkasan kitab hadist shahih imam bukhariEbook   ringkasan kitab hadist shahih imam bukhari
Ebook ringkasan kitab hadist shahih imam bukhari
 
Mudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkah
 
Makalah Hadits Tarbawi
Makalah Hadits TarbawiMakalah Hadits Tarbawi
Makalah Hadits Tarbawi
 

Viewers also liked

Syahadat sempurna felix siauw
Syahadat sempurna felix siauwSyahadat sempurna felix siauw
Syahadat sempurna felix siauw
Ilham Hilmi Mutaqin
 
Pentingnya Bahasa by Ust. Felix Siauw
Pentingnya Bahasa by Ust. Felix SiauwPentingnya Bahasa by Ust. Felix Siauw
Pentingnya Bahasa by Ust. Felix Siauw
Azka Napsiyana
 
Man Jadda Wajada
Man Jadda Wajada Man Jadda Wajada
Mencintai Karena Allah by Ust. Felix Y Siauw
Mencintai Karena Allah by Ust. Felix Y SiauwMencintai Karena Allah by Ust. Felix Y Siauw
Mencintai Karena Allah by Ust. Felix Y Siauw
Azka Napsiyana
 
Man Jadda wa Jada
Man Jadda wa JadaMan Jadda wa Jada
Man Jadda wa Jada
shofichofifah
 

Viewers also liked (6)

Syahadat sempurna felix siauw
Syahadat sempurna felix siauwSyahadat sempurna felix siauw
Syahadat sempurna felix siauw
 
Pentingnya Bahasa by Ust. Felix Siauw
Pentingnya Bahasa by Ust. Felix SiauwPentingnya Bahasa by Ust. Felix Siauw
Pentingnya Bahasa by Ust. Felix Siauw
 
Man Jadda Wajada
Man Jadda Wajada Man Jadda Wajada
Man Jadda Wajada
 
Buku mentoring 13
Buku mentoring  13Buku mentoring  13
Buku mentoring 13
 
Mencintai Karena Allah by Ust. Felix Y Siauw
Mencintai Karena Allah by Ust. Felix Y SiauwMencintai Karena Allah by Ust. Felix Y Siauw
Mencintai Karena Allah by Ust. Felix Y Siauw
 
Man Jadda wa Jada
Man Jadda wa JadaMan Jadda wa Jada
Man Jadda wa Jada
 

Similar to Man jadda wajada

Islam dan etos pemberdayaan
Islam dan etos pemberdayaanIslam dan etos pemberdayaan
Islam dan etos pemberdayaanMuhsin Hariyanto
 
mmmmmmmmmjjjjjjjmmmmminspiring words.ppt
mmmmmmmmmjjjjjjjmmmmminspiring words.pptmmmmmmmmmjjjjjjjmmmmminspiring words.ppt
mmmmmmmmmjjjjjjjmmmmminspiring words.ppt
MuhammadNizar75
 
La tahzan jgn bersedih
La tahzan jgn bersedihLa tahzan jgn bersedih
La tahzan jgn bersedihtengkiu
 
Aidh al qorni - la tahzan
Aidh al qorni - la tahzanAidh al qorni - la tahzan
Aidh al qorni - la tahzanRobby Mukhtar
 
Aidh al qarni - la tahzan
Aidh al qarni - la tahzanAidh al qarni - la tahzan
Aidh al qarni - la tahzankusumahardi
 
La tahzan
La tahzanLa tahzan
La tahzan
Fauzi Rakhman
 
Rahsia ilmu kaum muqarrabin
Rahsia ilmu kaum muqarrabinRahsia ilmu kaum muqarrabin
Rahsia ilmu kaum muqarrabin
Aegis Malaysia
 
Latahzan jgn bersedih
Latahzan jgn bersedihLatahzan jgn bersedih
Latahzan jgn bersedih
temanna #LABEDDU
 
Aidh al qarni--_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00-05
Aidh al qarni--_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00-05Aidh al qarni--_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00-05
Aidh al qarni--_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00-05
Phitiw Chikidaw
 
La tahzan (jangan bersedih) aidh al-qarni
La tahzan (jangan bersedih)   aidh al-qarniLa tahzan (jangan bersedih)   aidh al-qarni
La tahzan (jangan bersedih) aidh al-qarni
WSKT
 
Latahzan jgn bersedih
Latahzan jgn bersedihLatahzan jgn bersedih
Latahzan jgn bersedih
SIGITHERIYANTO
 
La tahzan - Jangan Bersedih
La tahzan - Jangan BersedihLa tahzan - Jangan Bersedih
La tahzan - Jangan Bersedih
Asep Nurdin
 
Dasistalovers wordpress-com-la-tahzan
Dasistalovers wordpress-com-la-tahzanDasistalovers wordpress-com-la-tahzan
Dasistalovers wordpress-com-la-tahzan
Mhd Siregar
 
Laa tahzan
Laa tahzanLaa tahzan
Laa tahzan
swirawan
 
La Tahzan
La TahzanLa Tahzan
La Tahzan (Jangan Bersedih) Aidh al-Qarni - Ebook
La Tahzan (Jangan Bersedih)   Aidh al-Qarni - EbookLa Tahzan (Jangan Bersedih)   Aidh al-Qarni - Ebook
La Tahzan (Jangan Bersedih) Aidh al-Qarni - EbookLAZNas Chevron
 
! La tahzan dr. aidh al-qarni
! La tahzan   dr. aidh al-qarni! La tahzan   dr. aidh al-qarni
! La tahzan dr. aidh al-qarni
Nano Nani
 
La tahzan
La tahzanLa tahzan
La tahzan
Raden Ozan
 
Suryadi Saputera - Inspiring Words For Writer
Suryadi Saputera - Inspiring Words For WriterSuryadi Saputera - Inspiring Words For Writer
Suryadi Saputera - Inspiring Words For Writer
Suryadi Saputera
 
Jalan terindah
Jalan terindahJalan terindah
Jalan terindah
Muhammad Khoirul Anam
 

Similar to Man jadda wajada (20)

Islam dan etos pemberdayaan
Islam dan etos pemberdayaanIslam dan etos pemberdayaan
Islam dan etos pemberdayaan
 
mmmmmmmmmjjjjjjjmmmmminspiring words.ppt
mmmmmmmmmjjjjjjjmmmmminspiring words.pptmmmmmmmmmjjjjjjjmmmmminspiring words.ppt
mmmmmmmmmjjjjjjjmmmmminspiring words.ppt
 
La tahzan jgn bersedih
La tahzan jgn bersedihLa tahzan jgn bersedih
La tahzan jgn bersedih
 
Aidh al qorni - la tahzan
Aidh al qorni - la tahzanAidh al qorni - la tahzan
Aidh al qorni - la tahzan
 
Aidh al qarni - la tahzan
Aidh al qarni - la tahzanAidh al qarni - la tahzan
Aidh al qarni - la tahzan
 
La tahzan
La tahzanLa tahzan
La tahzan
 
Rahsia ilmu kaum muqarrabin
Rahsia ilmu kaum muqarrabinRahsia ilmu kaum muqarrabin
Rahsia ilmu kaum muqarrabin
 
Latahzan jgn bersedih
Latahzan jgn bersedihLatahzan jgn bersedih
Latahzan jgn bersedih
 
Aidh al qarni--_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00-05
Aidh al qarni--_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00-05Aidh al qarni--_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00-05
Aidh al qarni--_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00-05
 
La tahzan (jangan bersedih) aidh al-qarni
La tahzan (jangan bersedih)   aidh al-qarniLa tahzan (jangan bersedih)   aidh al-qarni
La tahzan (jangan bersedih) aidh al-qarni
 
Latahzan jgn bersedih
Latahzan jgn bersedihLatahzan jgn bersedih
Latahzan jgn bersedih
 
La tahzan - Jangan Bersedih
La tahzan - Jangan BersedihLa tahzan - Jangan Bersedih
La tahzan - Jangan Bersedih
 
Dasistalovers wordpress-com-la-tahzan
Dasistalovers wordpress-com-la-tahzanDasistalovers wordpress-com-la-tahzan
Dasistalovers wordpress-com-la-tahzan
 
Laa tahzan
Laa tahzanLaa tahzan
Laa tahzan
 
La Tahzan
La TahzanLa Tahzan
La Tahzan
 
La Tahzan (Jangan Bersedih) Aidh al-Qarni - Ebook
La Tahzan (Jangan Bersedih)   Aidh al-Qarni - EbookLa Tahzan (Jangan Bersedih)   Aidh al-Qarni - Ebook
La Tahzan (Jangan Bersedih) Aidh al-Qarni - Ebook
 
! La tahzan dr. aidh al-qarni
! La tahzan   dr. aidh al-qarni! La tahzan   dr. aidh al-qarni
! La tahzan dr. aidh al-qarni
 
La tahzan
La tahzanLa tahzan
La tahzan
 
Suryadi Saputera - Inspiring Words For Writer
Suryadi Saputera - Inspiring Words For WriterSuryadi Saputera - Inspiring Words For Writer
Suryadi Saputera - Inspiring Words For Writer
 
Jalan terindah
Jalan terindahJalan terindah
Jalan terindah
 

More from Muhsin Hariyanto

Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
Muhsin Hariyanto
 
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahMuhsin Hariyanto
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Muhsin Hariyanto
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Muhsin Hariyanto
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
Muhsin Hariyanto
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMuhsin Hariyanto
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Muhsin Hariyanto
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabulMuhsin Hariyanto
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
Muhsin Hariyanto
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamMuhsin Hariyanto
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
Muhsin Hariyanto
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Muhsin Hariyanto
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
Muhsin Hariyanto
 

More from Muhsin Hariyanto (20)

Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
 
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
 
Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)
 
Strategi dakwah
Strategi dakwahStrategi dakwah
Strategi dakwah
 
Sukses karena kerja keras
Sukses karena kerja kerasSukses karena kerja keras
Sukses karena kerja keras
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
 
Ketika kita gagal
Ketika kita gagalKetika kita gagal
Ketika kita gagal
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
 
Gatotkaca winisuda
Gatotkaca winisudaGatotkaca winisuda
Gatotkaca winisuda
 

Man jadda wajada

  • 1. Man Jadda Wajada Oleh: Muhsin Hariyanto Berkali-kali ketika penulis masih menjadi santri di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta mendengar ucapan kalimat ini dan mengucapkannya. Tetapi, waktu itu penulis belum bisa menangkap sepenuhnya ‘spirit’ (ruh/semangat) yang terkandung di dalamnya. Baru setelah penulis bergumul dengan realitas dakwah yang cukup menantang, kalimat itu terasa sangat indah dan memberikan motivasi kuat untuk melakukan sesuatu yang terbaik, apa pun risiko yang yang harus penulis hadapi. Apalagi setelah beberapa kali menyaksikan film “Sang Pencerah”, nyali penulis semakin kuat untuk ‘berani’ melangkah, dengan kata hati: “hanya orang yang bersungguh-sungguhlah yang pada akhirnya mendapat yang terbaik”. Setahun yang lalu, sahabat karib saya mengirimkan sebuah buku yang berjudul “Membumikan Al-Quran Jilid 2”. Sebuah buku kumpulan tulisan ‘Guru Penulis’, Prof.Dr.HM. Quraish Shihab, M.A., yang tentu saja penulis sambut dengan suka-cita. Dan segera penulis sampaikan ucapan terima kasih, karena kiriman buku inilah yang kemudian memicu diri penulis untuk segera menulis beberapa buah tulisan, sebagai ‘kado’ untuk sahabat saya. Ucapan salah seorang sahabat saya – Mas Dr, Haedar Nashir, M.Si – yang sempat terlontar beberapa kali bagi diri penulis pun semakin menjadikan diri penulis semakin bersemangat untuk menulis. “Segera selesaikan disertasinya”, katanya! Itulah ‘ucapan yang paling indah dan berkesan’ yang sampai saat ini masih penulis ingat. Cuma, sayangnya, hingga saat itu apa yang dipesankan Mas Haedar itu belum benar-benar terwujud. Padahal ‘etos-kemajuan’ yang telah dipertunjukkan olehnya seharusnya menjadi pemicu diri penulis untuk segera berbuat dan menyelesaikan pekerjaan penting itu! Berkaitan dengan pesan penting para sahabat penulis itu, malam Jumat (kurang lebih jam 23.00 WIB), ketika penulis membaca sebuah ayat al- Quran (QS al-‘Ankabût, 29: 69): “walladzîna jâhadû fînâ lanahdiyannahum subulanâ, wa innallâha lama’al muhsinîn (Dan orang-orang yang berjihad untuk 1
  • 2. [mencari keridhaan] Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan- jalan kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik), penulis segera tersadar dan berkata dalam hati: “Saatnya kumulai, dan sekali kumulai tak boleh ada kata berhenti!” Itulah komitmen penulis untuk segera berkarya dan dan tak bolah ada ‘kata’ putus asa! Berkali-kali penulis ingat kata Mas Haedar dan beberapa sahabat sejati penulis, yang penulis maknai sebagai rangkaian kata motivasi bahwa bagi seorang mujahid yang tengah berjuang menuju ridha ilahi, tiada tempat baginya untuk berhenti berkarya. Sekali memilih untuk menjadi seorang muslim, di saat itu pulalah kita berserah diri kepadaNya (Allah) untuk berbuat sesuatu yang terbaik. ‘Jalan lempang (ash-shirâth al-mustaqîm)’ telah disediakan oleh Allah bagi siapa pun yang telah membangun komitmen untuk beislam (berserah diri) kepadaNya. Dan jalan itulah satu-satu jalan yang pantas dan harus dilalui, bila kita tak mau menjadi hamba Allah yang dimurkai olehNya dan tersesat dari jalann yang diridhai olehNya. Bahkan dalam shalat istikharah pun penulis yakin bahwa “Allahlah sebaik-baik pemilih keputusan, Dan ketika kita sudah berazam, segala keputusan ada di tanganNya. Selanjutnya yang kita perlukan hanyalah: “kerja keras dengan sikap sabar dan tawakal”. Hanya saja, pemahaman kita terhadap konsep sabar dan tawakal perlu kita selaraskan dengan konteks di mana dan kapan kita bekerja. Kerja -- seperti apapun dalam kehidupan di muka bumi -- harus dilihat dan dijalankan dalam suatu keseimbangan. Nabi s.a.w. selalu menekankan arti penting pentingnya proporsionalitas. Layak diperhatikan bagaimana seseorang seharusnya berproses dan menuai hasil yang diperolehnya, semuanya kembali kepada seberapa besar usaha kita untuk memperoleh hasil itu. Allah telah meletakkan di dalam prinsip-prinsip penciptaanNya, bahwa bekerja dan berusaha merupakan ‘daya’ rahasia kemajuan, dan bahkan alam pun telah mengajarkan kepada diri kita bahwa segala yang ada selalu didapatkan melalui sunnatullah, proses yang telah dirancang oleh Allah. Dikisahkan bahwa pada suatu hari Rasulullah s.a.w.. berjumpa dengan Sa’ad bin Mu’adz al-Anshari. Ketika itu beliau melihat tangan Sa’ad melepuh, kulitnya ‘gosong’ kehitam-hitaman seperti terpanggang matahari. Melihat kondisi Sa’ad itu, baliau pun bertanya: “Kenapa tanganmu? Hai 2
  • 3. Sa’ad!”. Sa’ad pun menjawab: “Wahai Rasullullah, tanganku seperti ini karena aku mengolah tanah dengan cangkul iini untuk mencari nafkah keluarga yang menjadi tanggunganku”. Seketika itu – mendengar jawaban Sa’ad -- beliau pun menggapai tangan Sa’ad dan menciumnya, seraya berkata, “Inilah tangan yang tidak akan pernah tersentuh api neraka”. Apa pesan moral sabda Rasulullah s.a.w. itu? Terkait dengan pengalaman penulis, sebagaimana terurai dalam rangkaian kalimat di atas, penulis yakin untuk mengatakan: “Sebaik apa pun kualitas ‘cangkul’ (baca: potensi) yang kita miliki, tak akan pernah memberi manfaat apa-apa ketika tak kita gunakan secara proporsional. Dan itulah sikap syukur yang ‘benar’. Dan berkaitan dengan konsep sabar dan tawakal yang menjadi tawaran al- Quran dan as-Sunnah, yang kita perlukan adalah “kemauan” dan (juga) “kemampuan” untuk menggunakan ‘cangkul’ yang kita miliki dengan dengan ‘etos-kemajuan’ yang ada dalam hati sanubari kita. “Kita (selamanya) tak boleh diam dan membiarkan potensi kita untuk bermanja- manja dengan kemalasan dan kedunguan kita. Saatnya kita gunakan seluruh potensi kita dengan kerja keras, cerdas dan ikhlas untuk mewujudkan cita-cita kita, termasuk – di dalamnya -- membangun peradaban utama: “baldatun thayyibatun wa rabbun ghafûr”. Dan sekali lagi yang perlu kita ingat, bahwa tak ada tempat bagi ‘sang pemalas”. “Man jadda wajada”. Hanya ‘pekerja keras, cerdas dan ikhlas’-lah yang akan menuai hasil yang terbaik. Penulis adalah Dosen Tetap FAI-UMY dan Dosen Luar Biasa STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta 3