Dokumen tersebut membahas tentang etika bisnis dalam perspektif Al-Quran. Menurut Al-Quran, bisnis diperbolehkan asalkan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip etika seperti jujur, adil, dan tidak merugikan orang lain. Prinsip-prinsip etika bisnis menurut Al-Quran meliputi tauhid, keadilan, kebajikan, amanah, kerjasama, dan saling tolong menolong. Tujuan bisnis bukan hanya untuk ke
2. Walaupun umat Islam belum maju dalam bidang
perekonomian, tetapi kajian ekonomi dan bisnis dari
perspektif al-Qur’an belum banyak dilakukan. Penelitian ini
memilih bidang etika bisnis, dengan fokus masalah;
bagaimanakah pandangan al-Qur’an tentang bisnis dan
etika bisnis, prinsip-prinsip etika bisnis. Bisnis dalam al-Qur’an
disebut sebagai aktivitas yang bersifat material sekaligus
immaterial yang didalamnya terdapat nilai-nilai etika bisnis.
Suatu bisnis bernilai, bila telah memenuhi kebutuhan material
dan spiritual secara seimbang. Pada hakikatnya bisnis harus
terbebas dari kandungan kebatilan, kerusakan dan
kezaliman. Sebaliknya terisi dengan nilai kesatuan, kehendak
bebas, pertanggung-jawaban, kesetimbangan dan keadilan
serta kebenaran (kebajikan dan kejujuran). Dengan
padangan ini etika bisnis dapat diimplementasikan oleh
siapapun, kapanpun, dimanapun . Pada dasarnya semua
jenis bisnis dibolehkan, kecuali bertentangan dengan nilai
etika bisnis atau dilarang oleh Syari’at.
3. Etika merupakan pengkajian soal moralitas atau nilai tindakan
moral, istilah ini digunakan menunjukan sistem atau kode etik
yang dianut.
Etika dalam islam sering dikenal dengan akhlak (budi
pekerti), kata akhlak didalam QS.Al-qalam:4 yang
artinya”sesungguhnya engkau(muhammad)berada diatas budi
pekerti yang agung”
Kata akhlak juga ditemukan dalam hadits nabi. Yang paling
populer adalah innamaa buitstu liutammima makarimal akhlak
yang artinya”aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak
mulia”
Pengertian tersebut menjelaskan bahwa akhlak(etika)manusia
sangatlah beragam, antara lain adalah nilai kelakuan yang
berkaitan dengan baik buruk.
4. bisnis islami dapat diartikan sebagai serangkaian
aktivitas bisnis dalam berbagai bentuk yang tidak
dibatasi jumlah(kuantitas), kepemilikan
hartanya(barang dan jasa), termasuk
profitnya, namun dibatasi dalam cara perolehan
dan pendayagunaan hartanya(aturan halal dan
haram)
Maka dari itu perlu adanya campur tangan etika
(akhlak) yang berdasarkan syariat islam dalam
menjalankan suatu bisnis apapun.
Seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad
SAW dalam menjalan bisnisnya dengan akhlak yang
mulia, diantaranya:siddiq, amanah, tabligh, fatonah.
5. Menurut prespektif al-qur’an, tanggungjawab
individual sangat penting dalam sebuah transaksi
bisnis.
Setiap individual bertanggungjawab terhadap
semua transaksi yanng dilakunkannya tanpa
konsekuensi apapun.
Hal tersebut merupakan alat pencegah terjadinya
penyelewengan , karena setiap orang pasti akan
diminta pertanggungjawaban oleh Allah SWT, seperti
yang dijelaskan dalam QS.Al-jumu’ah : 9 yang
artinya”hai orang-orang yang beriman, apabila
diseru untuk shalat pada hari jum’at, maka segeralah
menuju zikrullah , dan tinggalkanlah jual beli. Itulah
yang baik bagi kamu, jika kamu mengetahui.
6. Ayat diatas menegaskan bahwa boleh melakukan
bisnis yang halal, akan tetapi kita tidak boleh lupa
berbisnis dengan Allah , yaitu melaksanakan
perintahnya untuk beribadah shalat jum’at,
sehingga segala macam interaksi dalam bentuk
apapun yang mempengaruhi shalat jum’at harus
ditinggalkan.
Hal ini menunjukan bahwa hubungan antara iman
dan bisnis bagaikan hubungan akar tumbuhan
dengan buahnya. Bahkan ditegaskan dalam
alquran , amal amal yang tidak disertai iman tidak
akan berarti disisiNya (bagaikan debu yang
berterbangan).
7. Berhubungan dengan ayat selanjutnya; “apabila telah
ditunaikan shalat, maka bertebaranlah di muka bumi ini dan
carilah sebagian dari karunia allah , dan ingatlah Allah
banyak-banyak agar kamu beruntung”(QS. Al-jumuah: 10)
Dapat diartikan bahwa manusia diperintahkan Allah SWT
untuk mencari rezeki bukan hanya untuk mencukupi
kebutuhannya, tetapi mencari kelebihan yang bersumber
dari Allah. Kelebihan tersebut dimaksudkan antara lain agar
yang memperoleh dapat melakukan ibadah secara
sempurna serta mengulurkan tangan bantuan kepada pihak
lain yang tidak berkecukupan/(infaq) sesuai dengan QS Al-
baqoroh : 195 yang artinya “dan infaqkanlah (hartamu)
dijalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan(diri sendiri)
kedalam kebinasaan dengan tangan sendiri dan berbuat
baiklah. Sungguh allah menyukai orang-orang yang berbuat
baik.”
8. 1. Melakukan bisnis dijalan Allah, yaitu melaksanakan
aturan-aturan agama yaitu tidak meninggalkan
shalat
2. Allah melarang curang dalam bisnis , melainkan
harus dengan
tauhid,adil,ihsan,amanah(jujur),ta’awun(kerjasama),
fatonah,tabligh,tolong menolong antar sesama.
3. Menghindari nilai-nilai negatif seperti
rakus, menimbun kekayaan,pelit, penindasan, dll
4. Bersaing agar terwujudnya bisnis islami profesional
yang kompetitif dalam dunia bisnis.