2. Laporan Bacaan
Anita Woolfolk (2007). Educational Psychology
(ninth edition, International edition). Boston:
Pearson education, Inc. (p.205-240)
Paul Eggen and Don Kauchak (2004). Educational
Psychology: Windows on lassrooms (sixth
edition, international edition). New Jersey: Pearson
Prentice Hall. (p.194-231)
3. BEHAVIORSM
AND SOCIAL
COGNITIVE
1. Definisi belajar
2. Contiguity
3. Classical conditioning
4. Operant conditioning
5. Pelaksanaan/strategi pembelajaran berbasis teori behavioral
6. Teori social-cognitif dalam belajar
7. Learning observation
8. Self management
9. Self instruction
6. Tidak hanya di
ruang kelas
Mengarahkan
kepada hal-hal
baru
Sepanjang
hayat
Perubahan
relatif
permanen pada
pengetahuan
atau perilaku
individu
Disengaja atau
tanpa
disengaja, menj
adi lebih baik
atau lebih
buruk, benar
atau salah, dan
sadar atau
tidak sadar
(Hill, 2002).
7. Konsep Belajar para tokoh Behavior
Classical conditioning
• Percobaan pada anjing (S) daging, (R) air liur.
• Implikasi, melalui stimulus maka perilaku dapat dimodifikasi (rasa
takut menjadi rasa senang)
Behavioral Psychology
• Percobaan anak kecil Albert (11 bln) dihadapkan tikus putih sehingga
menghasilkan phobia.
• Implikasi, tiga kategori perilaku (reaksi spontan, reaksi
kebiasaan, reaksi emosi)
Operant Conditioning
• Skinner box (Tikus) melahirkan konsep Reinforcement dan
Punishment.
• Implikasi, perilaku dapat dibentuk apakah meningkat atau berkurang.
Pengembangan Classical Condition
• Percobaan pada kucing (Trial and Error)
• Implikasi, perilaku menyukai dan tidak menyukai suatu pelajaran
8. 2. Contiguity
CONTIGUOS
MIRIP
KONTRAS
• Prinsip Aristoteles yang
ketiga yakni, CONTIGUOS
merupakan sistem yang
menentukan tempat
penyimpanan suatu item
dalam otak berdasarkan
sifat-sifat yang dimilikinya.
• Misalnya, bentuk dan bunyi
sebuah kata menentukan
tempatnya dalam simpanan
ingatan jangka panjang.
Hal yang dapat diingat secara bersama-sama bila:
9. 3. Classical Conditioning
• Temuan Pavlov menjadi temuan penting dalam sejarah perkembangan psikologi.
• Peletak dasar-dasar Behavioral Psychology
• Modifikasi perilaku di bidang pendidikan, terapi medis, terapi phobia.
12. Reinforcment
(Reward)
Reward konkret (stiker, makanan, hadiah, piagam)
Reward kegiatan (waktu bebas, main puzzle, membaca bebas)
Reward ‘pembebasan’ (tidak ada PR, tidak ada ulangan mingguan)
Reward sosial (pujian, pengakuan)
Punishment
(Hukuman)
Denda (kehilangan poin, nilai, uang)
Tugas ekstra (PR, putaran lari tambahan, push-up)
Reinforcement
(perilaku meningkat)
Punishment
(perilaku berkurang)
Stimulus disajikan / menghadirkan
kejadian
Positive Reinforcement
Contoh: Reward ketika mendapatkan
nilai tinggi.
Positive punishment
Contoh: tidak boleh pulang terlambat
setelah sekolah usai.
Stimulus dihilangkan / ditahan
pemberiannya menghilangkan
kejadian
Negative Reinforcement
Contoh: Terbebas dari pekerjaan
rumah
Negative Punishment
Contoh: Tidak boleh nonton TV
selama seminggu.
Reinforcement dan punishment dapat disimpulkan dalam tabel berikut:
13. 5. Pelaksanaan/strategi pembelajaran
berbasis teori behavioral
Menciptakan
produktivitas
belajar
Mengaplikasikan
kegunaan
analisis perilaku
Langkah Pengaplikasian analisis
perilaku
• Identifikasi tujuan perubahan
perilaku.
• Menetapkan dasar bentuk-bentuk
perilaku yang diharapkan.
• Memilih penguatan atau hukuman
(jika dibutuhkan).
• Memberikan batasan/ukuran sasaran
perilaku.
• Mengurangi frekuensi penguat agar
terbiasa dan mandiri.
(Applied Behavior Analysis (ABA) Baldwin & Baldwin, 2001)
15. 6. Teori social-cognitif dalam belajar
Bandura (1986, 1987)
• Social cognitive theory, a theory of learning that focuses on changes
in behavior that result observing others, emerged from his work.
Mengapa sosial kognitif termasuk dalam bab Behavior?
• Here’s why: Social cognitive theory has its historical roots in
behaviorsm, but as the name implies, it has evolved over the years
into a more cognitive perspective (Ormrod 2004, Schunk, 2004)
• Mereka menyetujui bahwa pengalaman merupakan hal terpenting
dalam pembelajaran (Piaget dan Vygotsky)
• Mereka memasukkan konsep penguatan dan hukuman dalam
penjabaran perubahan perilaku.
• Mereka sepakat bahwa umpan balik merupakan hal terpenting
dalam pembelajaran.
16. Behaviorism and social cognitive theory
Behaviorist
• Perubahan pembelajar
dipengaruhi lingkungan
dengan adanya stimulus
tertentu (eksternal)
• Ada penguatan dan
hukuman.
• Hanya ada satu hubungan di
antara lingkungan dan
pembelajar.
Cognitivist
• Perubahan pembelajar
karena adanya proses mental
yang membentuk suatu
kapasitas (internal)
• Penguatan berlaku dalam
keadaan tertentu.
• Bersifat resiprokal
(Resiprocal causation) atau
timbal balik antara keadaan
ketergantungan terhadap
lingkungan, pembelajar, dan
faktor individu
17. 7. Learning Observation
Misalnya, siswa mempelajari jauh lebih banyak
tentang menggambar bentuk geometri (kubus
dan lingkaran). Kalau mereka mempunyai
kesempatan menggambar beberapa bentuk
tersebut maka mereka akan langsung bekerja
daripada menonton guru yang melakukannya.
Pembelajaran tidak dibentuk oleh
konsekuensi-
konsekuensinya, tetapi dipelajari
dengan lebih efisien secara
langsung dari teladan.
Perilaku
model
Pengaruh
perilaku
model
Proses
internal
belajar
Bandura dalam Slavin (2008:243)
18. 8. Self Management
Kesadaran dan
keterampilan
Mempengaruhi
perilaku individu
(stimulus)
Mampu mengatur
dan merespons
lingkungan atau
keadaan sekitar
• Self-management sebagai kontrol dari respon tertentu melalui stimulus
yang dihasilkan dari respon lain pada individu yang sama yaitu melalui
stimulus yang dibangkitkan oleh diri sendiri (Sydney W. Bijou, 1984).
• Self management dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi
belajar, mengontrol berat badan, mengurangi kebiasaan
merokok, kebiasaan belajar yang buruk, kecemasan, dan mengurangi
kebiasaan berkata jorok.
19. 9. Self Instruction
Tokoh : MEICHENBAUM (1977)
Ia terkenal dengan pengubahan perilaku
kognitif (cognitive behavior modification-CBM)
yang mempergunakan teknik menginstruksi
diri sendiri (self-intruction)
Seorang model dewasa menunjukkan kemampuan ketika berbicara kepada dirinya
sendiri dengan berteriak keras (pemodelan kognitif).
Anak menunjukkan kemampuan yang sama di bawah model instruksi langsung
(overt, bimbingan dari luar).
Anak menunjukkan kemampuan ketika menginstruksi diri mereka sendiri
(overt, bimbingan diri sendiri).
Anak membisikkan instruksi-isntruksi kepada diri mereka sendiri dengan
kemampuannya (model, overt self-guidance).
Anak menunjukkan kemampuan ketika pembimbingan diri sendiri melalui berbicara
dengan diri sendiri (covert self-intruction).
20. Dalam CBM, siswa berpikir langsung bagaimana menggunakan teknik
menginstruksi diri sendiri (Woolfolk, 2007 : 218-219)
Dialog dan interaksi antara guru dan para peserta didik, pemodelan, penemuan
yang dipandu, strategi motivasi, umpan balik, penentuan tugas disesuaikan dengan
perkembangan peserta didik, dan beberapa prinsip pengajaran yang baik.
Brenda Manning dan Beverly Payne (1996) mendaftar empat keterampilan yang
dapat meningkatkan belajar siswa, yaitu mendengarkan (listening), merencanakan
(palnning), melaksanakan (working), dan memeriksa (checking). Bagian kuat dari
proses ini adalah peserta didik terlibat dalam berpikir dan menciptakan bimbingan
mereka sendiri dan kerja sama.