PT Astra Honda Motor (AHM) didirikan pada 1971 dan merupakan produsen sepeda motor terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi 4,2 juta unit per tahun. Dokumen menjelaskan sejarah, visi, misi, dan manajemen risiko AHM terkait risiko kredit, regulasi, suku bunga, dan lainnya.
BE & GG, Syifa Khoirudin, Hapzi Ali, Risk Management, Universitas Mercu Buana, 2017
1. FORUM 8 BE & GG
RISK MANAGEMENT PERUSAHAAN MANUFAKTUR OTOMOTIF
(PT ASTRA HONDA MOTOR)
Sejarah Perusahaan
PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan
pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT Federal Motor, yang sahamnya secara mayoritas
dimiliki oleh PT Astra International. Saat itu, PT Federal Motor hanya merakit, sedangkan
komponennya diimpor dari Jepang dalam bentuk CKD (completely knock down).
Seiring dengan perkembangan kondisi ekonomi serta tumbuhnya pasar sepeda motor terjadi
perubahan komposisi kepemilikan saham di pabrikan sepeda motor Honda ini. Pada tahun 2000
PT Federal Motor dan beberapa anak perusahaan di merger menjadi satu dengan nama PT Astra
Honda Motor, yang komposisi kepemilikan sahamnya menjadi 50% milik PT Astra International
Tbk dan 50% milik Honda Motor Co. Japan.
Saat ini PT Astra Honda Motor memiliki 3 fasilitas pabrik perakitan, pabrik pertama berlokasi
Sunter, Jakarta Utara yang juga berfungsi sebagai kantor pusat. Pabrik ke dua berlokasi di
Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, serta pabrik ke 3 yang berlokasi di kawasan MM 2100
Cikarang Barat, Bekasi. Pabrik ke 3 ini merupakan fasilitas pabrik perakitan terbaru yang mulai
beroperasi sejak tahun 2005.
Dengan keseluruhan fasilitas ini PT Astra Honda Motor saat ini memiliki kapasitas produksi 4.2
juta unit sepeda motor per-tahunnya, untuk permintaan pasar sepeda motor di Indonesia yang
terus meningkat. Salah satu puncak prestasi yang berhasil diraih PT Astra Honda Motor adalah
pencapaian produksi ke 35 juta pada tahun 2012. Prestasi ini merupakan prestasi pertama yang
yang berhasil diraih oleh industri sepeda motor di Indonesia bahkan untuk tingkat ASEAN.
Industri sepeda motor saat ini merupakan suatu industri yang besar di Indonesia. Karyawan PT
Astra Honda Motor saja saat ini berjumlah sekitar 18.000 orang, ditambah ratusan vendor dan
supplier serta ribuan jaringan lainnya, yang kesemuanya ini memberikan dampak ekonomi
berantai yang luar biasa. Keseluruhan rantai ekonomi tersebut diperkirakan dapat memberikan
kesempatan kerja kepada sekitar setengah juta orang. PT Astra Honda Motor akan terus berkarya
2. menghasilkan sarana transportasi roda 2 yang menyenangkan, aman dan ekonomis sesuai
dengan harapan dan kebutuhan masyarakat Indonesia.
PT Astra Honda Motor, perusahaan yang menjalankan fungsi produksi, penjualan dan pelayanan
purna jual yang lengkap untuk kepuasan pelanggan dan memiliki:
Visi
To take a lead in Indonesian motorcycle market by making customers’ dream come true, creating
joy to customers and contribute to Indonesia society.
Misi
Creating mobility solution to society with best products and services.
PENDAHULUAN
Setiap perusahaan pasti memiliki risiko dalam menjalankan kinerja perusahaanya, salah satu
risiko yang akan dihadapi perusahaan adalah risiko kredit. Risiko kredit adalah risiko yang
dihadapi sebuah perusahaan karena pendanaan eksternal yang di usahakan oleh perusahaan.
Dalam pengukuran risiko kredit kita membagi ke dalam penilaian risiko kredit secara kualitatif,
dan penilaian risiko kredit secara kuantitatif. Penilaian kualitatif pada risiko kredit berkaitan
dengan penggunakan kerangka 3R dan 5C. Sedangkan penilaian kuantitatif pada risiko kredit
yaitu dengan menggunakan analisis kuantitatif untuk mengukur risiko kredit. Ada beberapa
metode penilaian kuantitatif, yaitu model scoring kredit, RAROC, yield income, mortality rate,
credit metrics, dan kerangka opsi.
Penilaian Kualitatif
Penggunaan penilaian kualitatif risiko kredit berdasarkan 3R dan 5C adalah sebuah usaha
pendekatan untuk mendapatkan nilai pengukuran risiko kredit yang dialami oleh perusahaan. .
Return;
Repayment Capacity;
Risk Bearing Ability.
Character;
Capacity;
3. Capital;
Collateral;
Condition.
Secara sederhana dapat kita simpulkan bahwa penilaian secara kualitatif ini di dasarkan pada
pencintraan terhadap perusahaan di dalam hal ini PT. Astra Honda Motor dalam perspektif 3R
ataupun 5C.
Pedoman 3R
1. Return (pendapatan) yaitu menilai apakah PT. Astra Honda Motor mempunyai
pendapatan yang memadai dalam mencukupi atau melunasi hutang dan bunganya.
2. Repayment Capacity (kemampuan mengembalikan pinjaman) yaitu menilai apakah PT.
Astra Honda Motor mempunyai kapasitas/kemampuan dalam mengembalikan pinjaman
dan bunganya pada saat jatuh tempo.
3. Risk-bearing Ability yaitu menilai kemampuan PT. Astra Honda Motor dalam menanggung
risiko kegagalan atau ketidakpastian yang berkaitan dengan penggunaan kredit.
Pedoman 5C
1. Character yaitu penilaian kualitatif atas kemauan peminjam untuk memenuhi kewajiban
hutangnya dan bunganya.
2. Capacity yaitu penilaian kualitatif atas peminjam untuk melunasi kewajiban hutangnya
melalu pengelolaan perusahaannya dengan efektif dan efisien.
3. Capital yaitu penilaian kualitatif posisi keuangan perusahaan (peminjam) secara
keseluruhan.
4. Collateral yaitu penilaian kualitatif aset yang dijaminkan (dijadikan agunan) untuk suatu
pinjaman.
5. Condition yaitu penilaian kualitatif tentang sejauh mana kondisi perekonomian akan
mempengaruhi kemampuan mengembalikan pinjaman.
Risiko Regulasi dan Hukum
Risiko ini dapat terjadi karena adanya perubahan regulasi atau hukum dari regulator atau
pemerintah yang dapat mengancam posisi kompetitif dan kemampuan perusahaan untuk
menjalankan bisnis secara efisien, demikian juga dengan kebijakan internal perusahaan yang
selalu berubah-ubah. Termasuk di dalamnya ketidakpatuhan dalam standar industri. Macam-
4. macam risiko regulasi dan hukum yang mungkin dihadapi oleh manajemen disajikan dalam tabel
berikut.
Risiko Dampak
Batasan-batasan dalam industri yang
menyebabkan kehilangan peluang dan
pendapatan
Besar
Perubahan regulasi pemerintah Besar
Kehilangan lisensi Sangat Besar
Sengketa dalam perjanjian kontrak Besar
Tindakan manajemen yang melanggar
aturan
Besar
Penjelasan:
1. Risiko pertama, batasan-batasan dalam industri yang menyebabkan kehilangan peluang
dan pendapatan dapat berdampak pada keuntungan yang dihasilkan dan strategi yang
diterapkan akan berubah. Risiko ini tidak dapat dihindari karena merupakan kebijakan
pemerintah dalam menentukan batasan-batasan industri sehingga manajemen harus
menyiapkan langkah antisipasinya.
2. Risiko kedua, perubahan regulasi pemerintah juga merupakan risiko yang tidak bisa
diprediksi. Risiko ini memiliki dampak yang cukup besar pada kemampuan perusahaan
untuk mendapatkan keuntungan sehingga ketika risiko ini terjadi, manajemen diharapkan
untuk menyesuaikan dengan regulasi yang baru secepatnya dan sebaiknya menyiapkan
strategi cadangan untuk berjaga-jaga apabila regulasi pemerintah berubah lagi.
3. Risiko ketiga, risiko kehilangan lisensi memiliki dampak yang sangat besar pada kinerja
perusahaan secara keseluruhan. Namun, risiko ini kecil kemungkinannya terjadi karena
biasanya perusahaan akan segera mendaftarkan lisensinya begitu usaha telah berjalan.
4. Risiko keempat, risiko ini memiliki dampak yang besar bagi perusahaan. Masalah
sengketa dalam perjanjian kontrak dengan pihak lain dalam bentuk kerjasama maupun
ijin penggunaan aset/lahan untuk mendirikan tower apabila tidak segera diselesaikan,
maka akan menimbulkan masalah berkepanjangan yang bisa menyebabkan kinerja
5. perusahaan menurun. Risiko ini dapat dicegah apabila kedua belah pihak dalam
perjanjian saling mematuhi aturan yang ada.
5. Risiko kelima, tindakan manajemen yang melanggar aturan akan menyebabkan
terganggunya kinerja perusahaan baik sebagian maupun secara keseluruhan. Risiko ini
dapat dicegah dengan selalu mematuhi peraturan yang ada dan tidak melakukan tindakan
yang dapat merugikan perusahaan.
Risiko Perubahan Tingkat Suku Bunga
Risiko Dampak
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
dapat memengaruhi tingkat suku bunga
Besar
Kebijakan internal perbankan tentang
tingkat suku bunga
Besar
Jangka waktu yang lama membuat
perubahan tingkat suku bunga semakin
sering
Besar
Timbul gap yang cukup besar antara
pendapatan bunga dan biaya bunga
akibat perubahan tingkat suku bunga
Besar
Risiko tingkat suku bunga ini merupakan risiko terkait dengan kesehatan finansial
perusahaan. Adanya risiko Tingkat Suku Bunga merupakan salah satu indikasi bahwa PT. Astra
Honda Motor menggunakan pendanaan atas investasi dan operasionalnya dengan modal yang
berasal dari luar (external capital). Dengan demikian akan merubah struktur modal dari
perusahaan. Indikasi yang dari modal yang didapatkan dari luar berupa hutang merupakan salah
satu sebab berubahnya struktur modal perusahaan. Dengan struktur modal yang berubah seiring
dengan bertambahnya utang perusahaan maka akan menambah biaya kebangkrutan
perusahaan walaupun taxshield nya bertambah. Biaya kebangkrutan merupakan salah satu
sebab perusahaan sedang mengalami financia distress.
Risiko Tingkat suku bunga ini dapat dilihat dengan mengetahui utang perusahaan dan
membandingkanya dengan modal sendiri perusahaan yang terhubung dalam struktur modal.
Dengan melihat perbandingan antara keduanya, maka kita bisa melihat bagaimana perusahaan
tersebut mempunyai risiko perubahan tingkat suku bunga yang besar atau rendah.
7. QUIZ 8 BE & GG
1. Risk Management / Manajemen Resiko adalah sebuah cara yang sistematis dalam
memandang sebuah resiko dan menentukan dengan tepat penanganan resiko tersebut. Ini
merupakan sebuah sarana untuk mengidentifikasi sumber dari resiko dan ketidakpastian, dan
memperkirakan dampak yang ditimbulkan dan mengembangkan respon yang harus dilakukan
untuk menanggapi resiko.
Tujuan Manajemen Risiko yang hendak dicapai adalah mencegah kegagalan perusahaan,
mengurangi pengeluaran, menaikkan keuntungan perusahaan, menekan biaya produksi dan lain
sebagainya.
2. Manfaat Risk Management :
1. Berguna untuk mengambil keputusan dalam menangani masalah-masalah yang rumit.
2. Memudahkan estimasi biaya.
3. Memberikan pendapat dan intuisi dalam pembuatan keputusan yang dihasilkan dalam
cara yang benar.
4. Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi resiko dan
ketidakpastian dalam keadaan yang nyata.
5. Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk memutuskan berapa banyak
informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah.
6. Meningkatkan pendekatan sistematis dan logika untuk membuat keputusan.
7. Menyediakan pedoman untuk membantu perumusan masalah.
8. Memungkinkan analisa yang cermat dari pilihan-pilihan alternatif.
.