Perkerasan Jalan Raya Lentur dan Kaku, metode Analisis dan Manual
ANGGOTA KELOMPOK :
DHANES PRABASWARA ( I 0112029)
AYU ISMOYO SOFIANA ( I 0113021)
MUHAMMAD BUDI SANTOSO( I 0113080)
RAKE ADIUTO ( I 0113105)
SITI DWI RAHAYU ( I 0113124)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Jalan Raya adalah suatu jalur tanah yang permukaannya dibentuk dengan kemiringan tertentu dan diberi perkerasan yang dipergunakan untuk lintasaan kendaraan maupun orang yang menghubungkan lalu lintas antara dua atau lebih tempat pemusatan kegiatan.
Perkerasan Jalan Raya Lentur dan Kaku, metode Analisis dan Manual
ANGGOTA KELOMPOK :
DHANES PRABASWARA ( I 0112029)
AYU ISMOYO SOFIANA ( I 0113021)
MUHAMMAD BUDI SANTOSO( I 0113080)
RAKE ADIUTO ( I 0113105)
SITI DWI RAHAYU ( I 0113124)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Jalan Raya adalah suatu jalur tanah yang permukaannya dibentuk dengan kemiringan tertentu dan diberi perkerasan yang dipergunakan untuk lintasaan kendaraan maupun orang yang menghubungkan lalu lintas antara dua atau lebih tempat pemusatan kegiatan.
MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK - Modul 5 - MANAJEMEN WAKTU PROYEKDEDE IRYAWAN
Waktu proyek atau biasa disebut umur proyek merupakan salah satu atribut proyek yang sangat penting dalam manajemen proyek. Kegagalan mengelola waktu proyek akan berakibat pada penyelesaian proyek yang tidak tepat waktu. Dari hasil studi pada tahun
1995, Standish Group CHAOS menemukan bahwa rata-rata penyelesaian proyek-proyek
IT molor hingga 222 persen dari waktu proyek yang direncanakan. Artinya bahwa satu proyek yang semestinya selesai pada tahun ini, baru selesai 2.2 tahun mendatang. Penyelesaian waktu proyek yang mundur dan kurangnya pengelolaan waktu proyek tentunya akan berakibat pada membengkaknya berbagai sumber daya proyek, khususnya biaya dan SDM proyek. Dengan demikian seorang manajer proyek dituntut untuk dapat mengelola waktu proyek sebaik-baiknya dalam rangka keberhasilan proyek. Dilihat dari fase proyek, penerapan manajemen waktu proyek lebih banyak diterapkan pada fase Planning dan selebihnya pada fase controlling. Kagiatan manajemen waktu proyek pada fase planning meliputi : Mendefinisikan Aktivitas, Pengurutan Aktivitas, Estimasi Lama Aktivitas, dan Penyusunan Jadwal Proyek. Sedangkan pada fase controlling kegiatannya adaah Pengendalian Jadwal Proyek.
Materi Unsur Pengembangan Profesi dan Unsur Penunjang Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa seperti
1. Penulisan Karya Tulis Ilmiah
2. Penyusunan Pentunjuk Teknis
3. Penerjemahan/Penyaduran Buku Barang/Jasa
Pengantar Penilaian Kinerja dan Standar Kualitas Hasil Kerja Kegiatan Tugas Jabatan Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa.
Menjelaskan penilaian angka kredit beda lintas jenjang.
Standar Kualitas Hasil Kerja (SKHK) Kegiatan Tugas Jabatan Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Ahli Madya.
Menjabarkan SKHK Jafung PBJ seperti Uraian Tugas, Kode Kegiatan, Hasil Kerja (Output), Bukti dukung, Satuan Hasil, dan Angka Kredit.
Standar Kualitas Hasil Kerja (SKHK) Kegiatan Pengembanngan Profesi dan Penunjang PPBJ.
Menjabarkan SKHK Jafung PBJ seperti Uraian Kegiatan, Bukti dukung, Satuan Hasil, dan Angka Kredit.
Merincikan Kegiatan Penunjang atau pelaksanaan tugas lain yang mendukung pelaksanaan tugas Pengelola PBJ
Menjelaskan tentang Cara Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa seperti pihak-pihak yang terlibat dan proses penilaian angka kredit.
Standar Kualitas Hasil Kerja (SKHK) Kegiatan Tugas Jabatan Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Ahli Muda.
Menjabarkan SKHK Jafung PBJ seperti Uraian Tugas, Kode Kegiatan, Hasil Kerja (Output), Bukti dukung, Satuan Hasil, dan Angka Kredit.
Standar Kualitas Hasil Kerja (SKHK) Kegiatan Tugas Jabatan Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Ahli Pertama.
Menjabarkan SKHK Jafung PBJ seperti Uraian Tugas, Kode Kegiatan, Hasil Kerja (Output), Bukti dukung, Satuan Hasil, dan Angka Kredit.
Soal try out Sertifikasi Pengadaan Barang Jasa Pemerintah tingkat Dasar v4Nurul Angreliany
Soal tryout sesuai Perpres Nomor 16 Tahun 2018 dan Perpres 12 Tahun 2021 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.
Soal ini dibuat versi 4 (bulan Agustus 2021)
Modul ini diharapkan dapat membantu para peserta pelatihan pengadaan
barang/jasa tingkat dasar dalam memahami Pengadaan Khusus. Modul pelatihan ini juga dapat digunakan para peserta yang kelak menjadi Pejabat Pembuat Komitmen atau Kelompok Kerja Pemilihan ketika melaksanakan perencanaan/persiapan pengadaan barang/jasa pemerintah, khususnya dalam konteks pengadaan khusus.
Isi Modul ini mengacu pada pengaturan pengadaan barang/jasa yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Modul ini disusun oleh Dharma Nursani dan Inamawati Mastuti Dewi.
Materi 8 pelaksanaan pbj melalui penyedia - versi 4 (1)Nurul Angreliany
Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para peserta pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah tingkat dasar.
Acuan yang dapat digunakan seluruh pihak yang terkait dengan Pengadaan Barang/Jasa untuk lebih memahami Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia. Materi dalam modul ini mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2021 tentang Perubahan Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan peraturan turunannya.
Modul ini disusun oleh Arif Rachman, ST.MT.MM
Materi 7 pelaksanaan pbj melalui swakelola versi 4Nurul Angreliany
Modul ini diharapkan dapat membantu para peserta diklat pengadaan barang/jasa tingkat dasar dalam memahami Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara Swakelola, mulai dari pengertian, latar belakang, tujuan, kriteria, tipologi, sampai proses pelaksanaannya.
Isi Modul ini mengacu pada pengaturan pengadaan barang/jasa yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengdaaan Barang/Jasa Pemerintah.
Modul ini disusun oleh Tatang Rustandar Wiraatmadja, Widyaiswara Ahli Utama di Pusdiklat PBJ LKPP.
Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para peserta Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah tingkat dasar.
Acuan yang dapat digunakan para peserta berkenaan dengan bagaimana seorang Pejabat Pembuat Komitmen dan Kelompok Kerja Pemilihan dalam melaksanakan persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Persiapan Pengadaan dalam modul ini dengan mengacu pengaturan Pengadaan Barang/Jasa yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2021 tentang Perubahan Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan peraturan turunannya.
Modul ini disusun oleh Ir. Hardi Afriansyah, M.Si dan Tri Susanto, S.Hut, M.E.
Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para peserta pelatihan dalam mempelajari tentang Perencanaan Pengadaan, dapat dijadikan sebagai media pembelajaran bagi peserta pelatihan agar mempunyai kesamaan pemahaman dalam perencanaan PBJ, dan menjadi referensi dalam menyusun perencanaan
PBJ.
Penyusunan modul ini, mengacu pengaturan Pengadaan Barang/Jasa yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2021 tentang Perubahan Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan peraturan turunannya.
Modul ini disusun oleh Hestri Rokayah dan Rakhma Kusuma Wardhani
Materi 4 pbj secara elektronik, sdm dan kelembagaan, pengawasan, pengaduan,...Nurul Angreliany
Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para peserta pelatihan pengadaan barang/jasa pemerintah tingkat dasar.
Acuan yang dapat digunakan para peserta berkenaan dengan bagaimana seorang Pelaku Pengadaan dapat mengimplementasikan Pengadaan Barang/Jasa secara Elektronik, memahami terkait dengan SDM dan Kelembagaan dalam Proses PBJ dan juga mekanisme terkait dengan pengawasan di dalam PBJ, pengaduan, penggunaan layanan penyelesaian sengketa, pengenaan sanksi serta pemberian pembinaan kepada Penyedia.
Isi modul ini dengan mengacu pengaturan pengadaan barang/jasa yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2021 tentang Perubahan Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengdaaan Barang/Jasa Pemerintah.
Modul ini disusun oleh Raden Ari Widianto dan Budi Bowo Laksono
Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para peserta pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah tingkat dasar.
Acuan yang dapat digunakan para peserta berkenaan dengan bagaimana seorang Pejabat Pembuat Komitmen dan Kelompok Kerja Pemilihan dalam melaksanakan persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Penyusunan modul ini, mengacu pengaturan Pengadaan Barang/Jasa yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2021 tentang Perubahan Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan peraturan turunannya.
Modul ini disusun oleh Vina Da’watul Aropah
Materi 2 tujuan, kebijakan, prinsip, dan etika pbj - versi 4Nurul Angreliany
Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para peserta pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah tingkat dasar. Acuan yang dapat digunakan seluruh pihak yang terkait dengan Pengadaan Barang/Jasa untuk lebih memahami Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika Pengadaan Barang/Jasa.
Materi dalam modul ini mengacu pada tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2021 tentang Perubahan Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan peraturan turunannya.
Modul ini disusun oleh Beta Romadiyanti, M.Sc
Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para peserta pelatihan dalam mempelajari tentang Ketentuan Umum PBJ, dapat dijadikan sebagai media pembelajaran bagi peserta pelatihan agar mempunyai kesamaan pemahaman dalam ketentuan umum PBJ.
Penyusunan modul ini, mengacu pengaturan Pengadaan Barang/Jasa yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan peraturan turunannya.
Modul ini disusun oleh Yosi Febriani
2. BAR CHART
Adalah sekumpulan daftar kegiatan yang
disusun dalam kolom arah vertikal, dan
kolom arah horizontal menunjukkan skala
waktu. Saat mulai dan akhir dari sebuah
kegiatan dapat terlihat dengan jelas
sedangkan durasi kegiatan digambarkan oleh
panjangnya diagram batang.
3. Barchart atau bagan balok
Barchart ditemukan oleh L. Gantt Chart dan Fredick W. Taylor
dalam bentuk bagan balok, panjang balok mempresentasikan sebagai
durasi setiap kegiatan.
Keuntungan dari bagan balok ini adalah imformatif, mudah dibaca
dan efektif untuk komunikasi serta dapat dibuat dengan mudah dan
sederhana.
Selain itu pada bagan balok ini juga dapat ditentukan milestone
sebagai bagian target yang harus diperhatikan guna kelancaran
produktifitas proyek secara keseluruhan
Pada proses updating, bagan balok dapat diperpendek atau
diperpanjang, yang menunjukkan bahwa durasi kegiatan akan
bertambah atau berkurang sesuai kebutuhan dalam proses perbaikan
jadwal
4. Kelemahan atau kekurangan barchart
Penyajian informasi bagan balok terbatas, maksudnya
hubungan antar kegiatan tidak jelas .
Lintasan kritis kegiatan proyek tidak dapat diketahui, karena
urutan kegiatan kurang terinci maka bila terjadi
keterlambatan proyek, prioritas kegiatan yang akan dikoreksi
menjadi sulit untuk dilakukan.
5. Contoh pembuatan bar chart
Diketahui: Pekerjaan proyek konstruksi yang terdiri dari
10 item kegiatan dengan biaya sebesar 45 juta rupiah yang
akan dilaksanakan selama 10 minggu. Pekerjaan proyek
tersebut meliputi: pekerjaan persiapan dengan biaya
pelaksanaan sebesar 1 juta dan berdurasi 2 minggu,
pekerjaan galian tanah 0.5 juta dan berdurasi 2 minggu,
pekerjaan pondasi 1.5 juta dan berdurasi 3 minggu,
pekerjaan beton bertulang 10 juta dengan durasi 2 minggu,
pekerjaan plesteran 2 juta dengan durasi 3 minggu, ,
pekerjaan pintu jendela 6 juta dengan durasi 2 minggu,
pekerjaan atap 7 juta dengan durasi 2 minggu, pekerjaan
plafon 2 juta dengan durasi 2 minggu, pekerjaan lantai 5
juta dengan durasi 2 minggu, dan pekerjaan finishing 10
juta dengan durasi 2 minggu,
6. penyelesaian
1. Membuat tabel yang berisi nomor kegiatan, deskripsi
kegiatan, nilai biaya (Rp), durasi, bobot (%) kegiatan,
posisi bar chart.
2. Menghitung nilai bobot (%) setiap kegiatan
Contoh:
(1/45) * 100 = 2.22
3. Menghitung nilai bobot tiap minggu
Contoh: 2.22/2 minggu = 1.11
7. lanjutan
4. Menghitung prestasi setiap minggu dengan cara
menjumlahkan setiap bobot kegiatan.
5. Membuat Kurva S
6. Menghitung prestasi kumulatif (100%)
9. Kesimpulan
1. Seorang pembuat barchart harus tahu langkah-langkah atau
urutan pekerjaan sipil.
2. Dapat mengalokasikan dana
3. Dapat mengatur waktunya.
10. Kurva S atau Hanumm Curve
Kurva S adalah sebuah grafik yang dikembangkan oleh Warren
T. Hanumm atas dasar pengamatan terhadap sejumlah besar
proyek sejak awal hingga akhir proyek.
Kurva S dapat menunjukkan kemajuan proyek berdasarkan
kegiatan, waktu dan bobot pekerjaan yang direpresentasikan
sebagai persentasi kumulatif dari seluruh kegiatan proyek.
Visualisasi kurva S dapat memberikan informasi mengenai
kemajuan proyek dengan membandingkannya terhadap jadwal
rencana. Dari sinilah diketahui apakah ada keterlambatan atau
percepatan jadwal proyek.
11. indikasi tersebut dapat menjadi informasi awal guna
melakukan tindakan koreksi dalam proses pengendalian
jadwal.
Kelemahan dari kurva S , informasi yang disampaikan tidak
detail dan hanya terbatas untuk menilai kemajuan proyek
namun untuk memperbaiki atau memperbaharui sumberdaya
ataupun waktu pada masing-masing kegiatan proyek
memerlukan metoda yang lain.
12. Pada pembuatan kurva S, jumlah persentasi komulatif bobot
masing-masing kegiatan pada suatu periode diantara durasi proyek
diplotkan terhadap sumbu vertikal sehingga bila hasilnya
dihubungkan dengan garis akan membentuk kurva S.
Filosofi Bentuk S terjadi karena volume kegiatan pada bagian wal
biasanya masih sedikit, kemudian pada pertengahan meningkat
dalam jumlah cukup besar lalu pada akhir proyek volume kegiatan
kembali mengecil atau sedikit.
Pada penentuan bobot pekerjaan, pendekatan yang dilakukan dapat
berupa perhitungan persentase berdasarkan biaya per item
pekerjaan dibagi total anggaran ataukan berdasarkan volume
rencana dari komponen kegiatan terhadap volume total kegiatan.
13. METODE PENJADWALAN LINIER
(DIAGRAM VEKTOR)
Metode ini biasanya sangat efektif dipakai untuk proyek
dengan jumlah kegiatan relatif sedikit dan banyak digunakan
untuk penjadwalan dengan kegiatan yang berulang seperti
pada proyek konstruksi jalan raya, runway bandar udara,
terowongan (tunnel) atau proyek industri manufaktur.
Metode ini sangat memuaskan untuk diterapkan pada proyek-
proyek tersebut karena menggunakan sumberdaya manusia
yang relatif lebih sedikit dan variasi keterampilan pada suatu
pekerjaan tidak sebanyak pada proyek konstruksi yang lain
14. Metode ini juga cukup efektif untuk digunakan pada proyek
bangunan gedung bertingkat dengan keragaman masing-
masing tingkat bangunan relatif sama.
contoh metode penjadwalan linier: durasi dipresentasikan
pada sumbu vertikal (x) dan satuannya dalam hari.Adapun
sumbuY mempresentasikan lokasi (STA). Garis linier
berdasarkan hari pelaksanaan proyek
15. Tugas
Sebutkan dan jelaskan macam-macam alat pengendali proyek
konstruksi
Sebutkan dan jelaskan simbol-simbol serta langkah-langkah
dalam pembuatan alat-alat pengendali proyek yang anda
ketahui.
Buatlah time schedule (bar chart) dan kurva S dari data sbb,
bila diketahui nilai pekerjaan persiapan Rp. 10.000.000,00;
pekerjaan tanah Rp. 14.000.000,00; pekerjaan pondasi Rp.
28.000.000,00. Jadi total nilai pekerjaan adalah Rp.
52.000.000,00.